Tutorial 5 Gds

  • Uploaded by: H O N E Y
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tutorial 5 Gds as PDF for free.

More details

  • Words: 3,378
  • Pages: 55
Tutorial A1

Pleno Pakar Pemicu 5 blok growth & development

Pemicu 

 

Susi remaja putri berusia 16 tahun sedang dalam perawatan di bangsal remaja karena percobaan membunuh diri. Keadaan umum Susi saat ini sudah stabil. Orang tua meminta untuk dapat dilakukan konseling kepada dokter sehubungan dengan usaha membunuh diri yang dilakukannya. Susi terlihat diam, murung, menolak jika diperiksa atau didekati oleh orang laki-laki dan mengeluh sering sakit kepala, tidak bisa tidur dan tidak selera makan, padahal menurut ibu dulu biasanya Susi makan sangat lahap, dan ini terlihat dari tubuh Susi yang sangat gemuk. Ibu juga mengatakan sudah satu bulan ini Susi mengeluh sakit ketika buang air kecil dan mengalami keputihan, Pemeriksaan antropometri diperoleh TB:160cm, BB:90kg Apa yang terjadi pada Susi?

More Info 

 



Dari hasil konseling pada pertemuan pertama, hasil wawancara langsung dengan Susi, ketika dokter bertanya “Apakah ada suatu hal yang tidak menyenangkan terjadi padamu dan ingin kamu sampaikan? Susi mengatakan bahwa dia adalah wanita jelek, dan gembrot. Susi berkata ; “Aku benci kepada semua laki-laki, semua laki-laki adalah pembohong, tidak ada laki-laki yang bisa dipercaya. Ketika dokter bertanya mengapa?, Susi tidak menjawab, tapi malahan bertanya ; Siapa orang yang bisa menjadi temanku? Ibu tidak mau bicara denganku, ayah apalagi sama saja, semua sibuk. Cuma om Andi yang mau, tapi dia rupanya pembohong juga. Dari hasil pemeriksaan: status pubertas, Susi saat ini A2P3M3 Dokter yang merawat Susi meminta pemeriksaan urin rutin dan kultur dari cairan vagina(keputihan). Hasil pemeriksaan didapati kesimpulan bahawa Susi terkena infeksi mikroorganisme Gonorrhea. Bagaimana pendapat anda sekarang mengenai kasus Susi?

Identifikasi Masalah  







Percobaan membunuh diri Diam, murung, menolak jika diperiksa atau didekati oleh orang laki-laki dan mengeluh sering sakit kepala, tidak bisa tidur Tidak selera makan, padahal menurut ibu dulu biasanya Susi makan sangat lahap sakit ketika buang air kecil dan mengalami keputihan TB:160cm, BB:90kg

Hipotesa    

Alami gangguan psikologi Obese Child abuse (sexually) Terkena infeksi

Learning Issues  

    

Perkembangan mental dan emosi anak Faktor yang mempengaruhi mental dan emosi anak serta faktor menyebabkan depresi Tanda-tanda anak depresi dan tatalaksana Sexual abuse Tanda-tanda anak masuk pubertas Kaitan obese dan pubertas Gonorrhea

PERKEMBANGAN MENTAL DAN EMOSI ANAK

Perkembangan Psikoseksual 

1. Fase Oral : lahir-1,5 tahun 



Adlh fase paling awal yg memenuhi kebutuhan bayi dan pusat pemuasan di daerah mulut, bibir, lidah dan daerah oral lainnya. Rangsang pd daerah tsb, mis papilla mammae atau dot susu botol akan menimbulkan sensasi yg menyebabkan anak mengisap dan menimbulkan kesenangan.



2. Fase Anal : 1-3 tahun 

Ditandai dari maturasi kontrol neuromuskular thd spinkter terutama spinkter anal yg memungkinkan lbh mengendalikan dlm menahan&mengeluarkan feses.

3. Fase Uretral : 3-5 tahun Suatu transisi antara fase anal dan fase phalik. Pd fase uretral adanya uretral erotism berupa kepuasan dlm menahan dan mengeluarkan urine.



4. Fase Phalik : 3-5 tahun 

Adanya minat sexual,stimulasi dan adanya kesenangan pada area genital.

5. Fase Laten : 5-6 tahun s/d 11-13 tahun Inaktifasi dlm dorongan sexual. Minat sexual mereda dan pada fase ini terjadi suatu afilasi homosexual baik pada anak laki2 dan anak perempuan (bermain sesama jenis)

Teori perkembangan Psikososial (Erik H Erickson ) a.

Trust vs mistrust -- bayi (lahir – 18 bulan) Indikator positif : belajar percaya pada orang lain Indikator negatif : tidak percaya, menarik diri dari lingkungan masyarakat, pengasingan. Pemenuhan kepuasan untuk makan dan mengisap, rasa hangat dan nyaman, cinta dan rasa aman ---menghasilkan kepercayaan. Pada saat kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara adekuat --- bayi menjadi curiga, penuh rasa takut, dan tidak percaya. Hal ini ditandai dengan perilaku makan, tidur dan eliminasi yang buruk.

b. Otonomi vs ragu-ragu dan malu (autonomy vs shame & doubt) -- todler (18 bln -3 tahun)  Indikator positif : kontrol diri tanpa kehilangan harga diri  Indikator negatif : terpaksa membatasi diri atau terpaksa mengalah  Anak mulai mengembangkan kemandirian membuka dan memakai baju, berjalan, mengambil, makan sendiri, dan ke toilet. Mulai terbentuk kontrol diri.  Jika kemandirian todler tidak didukung oleh orang tua, mungkin anak memiliki kepribadian yang raguragu  jika anak dibuat merasa buruk pada saat melakukan kegagalan, anak akan menjadi pemalu.

c. Inisiatif vs merasa bersalah (initiative vs guilt) -- pra sekolah ( 3-5 tahun) 





  

Indikator positif : mempelajari tingkat ketegasan dan tujuan mempengaruhi lingkungan. Mulai mengevaluasi kebiasaan (perilaku) diri sendiri. Indikator negatif : kurang percaya diri, pesimis, takut salah. Pembatasan dan kontrol yang berlebihan terhadap aktivitas pribadi Inisiatif, mencoba hal-hal baru, perilaku kuat, imajinatif dan intrusif, perkembangan perasaan bersalah dan identifikasi dengan orang tua yang berjenis kelamin sama. Pembatasan --- mencegah anak dari perkembangan inisiatif. Rasa bersalah mungkin muncul pada saat melakukan aktivitas yang berlawanan dengan orang tua. Anak perlu belajar untuk memulai aktivitas tanpa merusak hakhak orang lain.

d. Industri vs inferior (industry vs inferiority) -- usia sekolah (5-13 tahun)   

 



Indikator positif : mulai kreatif, berkembang, manipulasi. Membangun rasa bersaing dan ketekunan. Indikator negatif : hilang harapan, merasa cukup, menarik diri dari sekolah dan teman sebaya. Anak mendapatkan pengenalan melalui demonstrasi ketrampilan dan produksi benda-benda serta mengembangkan harga diri melalui pencapaian Anak dipengaruhi oleh guru dan sekolah. Perasaan inferior --- terjadi pada saat orang dewasa memandang usaha anak untuk belajar bagaimana sesuatu bekerja melalui menipulasi adalah sesuatu yang bodoh atau merupakan masalah. Perasaaan inferior --- ketidaksuksesan di sekolah, ketidaksuksesan dalam perkembangan ketrampilan fisik dan mencari teman.

e. Identitas vs bingung peran (identity vs role confusion) -- remaja (13 - 21 tahun)     

Indikator positif : menghubungkan sesuatu dengan perasaan diri, merencanakan aktualisasi diri Indikator negatif : kebingungan, ragu-ragu, dan tidak mampu menemukan identitas diri Individu mengembangkan penyatuan rasa “ diri sendiri”. Teman sebaya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku. Kegagalan untuk mengembangkan rasa identitas --kebingungan peran, yang sering muncul dari perasaan tidak adekuat, isolasi dan keragu-raguan.

f.

Intimasi vs isolasi (intimacy vs isolation) – dewasa muda (21 sampai 40 tahun) indikator positif : berhubungan intim dengan orang lain. Mempunyai komitmen dalam bekerja dan berhubungan dengan orang lain. Indikator negatif : menghindari suatu hubungan, komitmen gaya hidup atau karir Individu mengembangkan kedekatan dan berbagi hubungan dengan orang lain, yang mungkin termasuk pasangan seksual. Ketidakpastian individu mengenai diri sendiri akan mempunyai kesulitan mengembangkan keintiman. Seseorang tidak bersedia atau tidak mampu berbagi mengenai diri sendiri, akan merasa sendiri.

g. Generativitas vs stagnasi atau absorpsi diri – dewasa tengah (40 – 60 tahun)   

 

indikator positif : kreatifitas, produktivitas dan perhatian dengan orang lain indikator negatif : perhatian terhadap diri sendiri, kurang merasa nyaman Orang dewasa --- bimbingan untuk generasi selanjutnya, mengekspresikan kepedulian pada dunia di masa yang akan datang Absorpsi diri orang dewasa akan direnungkan dengan kesejahteraan pribadi dan peningkatan materi Perenungan diri sendiri mengarah pada stagnasi kehidupan.

h. Integritas ego vs putus asa -- dewasa akhir (60 tahun keatas) 

  

indikator positif : penerimaan kehidupan pribadi sebagai sesuatu yang berharga dan unik. Siap menerima kematian indikator negatif : perasaan kehilangan, jijik terhadap orang lain. Masa lansia dapat melihat ke belakang dengan rasa puas dan penerimaan hidup dan kematian Resolusi (pencapaian) yang tidak berhasil dalam krisis ini bisa menghasilkan perasaan putus asa karena individu melihat kehidupan sebagai bagian dari ketidakberuntungan, kekecewaan dan kegagalan.

Teori perkembangan Kognitif Piaget (1952)

a. fase sensorimotor (lahir – 2 tahun)  tahap 1 : Penggunaan aktivitas refleks (lahir – 1 bulan)  tahap 2 : reaksi sirkular primer (1-4 bulan)  tahap 3 : reaksi sirkular sekunder (4-8 bulan)  tahap 4 : koordinasi dari skema sekunder (8-12 bulan)  tahap 5 : reaksi sirkular tersier (12-18 bulan)  tahap 6 : intervensi dari arti baru (18-24 bulan)

b. fase preoperasional (2-7 tahun)  simbol seperti kata untuk mewakili manusia, benda dan tempat.  kemampuan berfokus hanya pada satu aspek pada satu waktu, dan pemikiran sering terlihat tidak logis  mobil menabrak anjing karena anak laki-laki marah pada anjing tersebut - tahap pre konseptual (2-4 tahun) sangat egosentris, “saya”, Perkembangan bahasa, kata-kata dengan objek - tahap intuituf (4-7 tahun) Egosentris anak mulai berkurang, Klasifikasi sesuatu dengan satu atribut biasanya warna atau bentuk

c. fase konkret operasional (7-11 tahun)  memecahkan masalah konkret  mulai mengerti tentang suatu hubungan misalnya ukuran, mengerti kanan dan kiri  Anak dapat membuat alasan mengenai apa itu, tapi tidak dapat membuat hipotesa mengenai apa kemungkinannya dan dengan demikian tidak dapat berpikir mengenai masalah ke depan d. Fase formal operasional (11-15 tahun)  pemikiran rasional, bersifat keakanan  kemampuan untuk berperilaku yang abstrak, dan muncul pemikiran ilmiah  menyadari masalah moral dan politik dari berbagai pandangan yang ada

Teori perkembangan moral a.Kohlberg Tingkat premoral(1968) (prekonvensional) : lahir sampai 9 tahun     

kewaspadaan terhadap moral yang bisa diterima secara sosial Kontrol didapatkan dari luar. Anak menggabungkan label baik dan buruk, benar dan salah dalam perilaku tawar menawar, pembagian yang seimbang dan kejujuran menjadi muncul Hidup dinilai dengan bagaimana anak dapat memuaskan kebutuhan dari orang lain.

- tahap orientasi hukuman dan kepatuhan (lahir - 6 tahun) : Peraturan diikuti untuk menghindari hukuman - tahap orientasi egoistik secara sederhana (6-9 tahun) : Anak menyesuaikan minat diri sendiri dengan aturan, berasumsi bahwa penghargaan atau bantuan akan diterima.

b. Tingkat moralitas konvensional : 9-13 tahun  Usaha dilakukan untuk menyenangkan orang lain.  Kontrol didapat dari dalam  Anak setia dan peduli pemeliharaan dan pengharapan keluarga tanpa memperhatikan konsekuensinya - tahap “ anak laki-laki yang baik, anak perempuan yang manis” (9-10 tahun)  Keinginan untuk menyenangkan dan membantu orang lain merupakan hal yang paling sering.  Anak menyesuaikan diri untuk menghindari penolakan  Hidup dinilai dari seberapa bagus hubungan interpersonal dengan mengidentifikasi kepentingan individu secara emosional. - tahap autoritas memeprtahankan moralitas (10-13 tahun)  Anak melakukan kewajiban untuk menghindari kritik oleh yang berwenang  Identifikasi pergeseran pada agama atau institusi sosial seperti sekolah

c. Tingkat moralitas pasca konvensional : 13 tahun sampai meninggal  individu memperoleh nilai moral yang benar  kontrol adalah dari dalam  Pencapaian nilai moral yang benar terjadi setelah dicapai formal operasional  Tidak semua orang mencapai tingkat ini - orientasi kontraktual dan legalistik Individu memilih prinsip moral untuk mematuhi atau meninggalkan aturan Individu berhati-hati untuk tidak melanggar hak-hak dan kehendak orang lain Terjadi konflik pandangan moral dan legal Orang akan bekerja untuk mengubah aturan. - orientasi prinsip etis yang universal Individu bersikap dalam cara yang menghargai martabat. Tahapan ini jarang dicapai. Jika rancangan pemikiran dari dalam diganggu, akan muncul rasa bersalah.

Depresi

Menurut Carlson, depresi terbagi atas: 

Depresi primer 



Bila tidak ada gangguan sebelumnya

Depresi sekunder 



Gangguan saat ini berhubungan dengan gangguan psikiatri sebelumnya Biasanya bisa jadi lebuh berat (lbh kacau, agresig, lbh mudah tersinggung, putus asa, problem tidur, penurunan prestasi sekolah, tidak patuh, rendah diri, mempunyai ide bunuh diri)

Faktor resiko 

     

Genetik ( berhubungan dengan ketidakseimbangan biokimia dalam otak ) Kehamilan anak kembar monozigot Lingkungan Perasaan kehilangan Toksin Gizi kurang Penyalah gunaan obat

Gambaran klinis      

 

Labil dan mudah tersinggung Pubertas terlambat ; terutama depresi yg disertai dengan kehilangan berat badan dan anoreksia Rendah diri Perilaku antisosial Penyalahgunaan NAPZA Perilaku seksual yg tidak menunjukkan minat dalam mengadakan interaksi heteroseksual atau malah menjalani pergaulan bebas sebagai tindakan defensif untuk melawan depresinya Kesehatan fisik ( pucat, lelah, tidak bergembira, banyak mengeluhkan sakit fisik, nnafsu makan berkurang, BB turun) Perilaku bunuh diri

Tanda-tanda anak depresi Diagnosa depresi minimum 2 mgg mempunyai simtom depresi. Penyebab dipresi tidak diketahui tetapi berkaitan dengan penurunan serotonin di otak. Kriteria Mendiagnosa Depresi & Tanda2 : A) 5 / lebih ciri perlu ada untuk mendiagnosa depresi & hadir dlm waktu 2 mgg yg sama.  1)Depresi sepanjang hari (sedih,murung,menangis)  2)Berkurangnya minat melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu yg disukai  3) Penurunan atau pertambahan BB / Nafsu makan  4)Insomnia/ hypersomnia  5)Retardasi Psychomotor  6)Fatigue / hilang energi & cepat letih  7)Rasa rendah diri / bersalah (bkn disebabkan sakit)  8)Penurunan konsentrasi / kebolehan berfikir  9)Rasa ingin bunuh diri. Berfikir untuk bunuh diri / tidak takut mati 

B) Simtom menyebabkan depresi klinis iaitu gangguan pada sosial, pekerjaan & gangguan2 yg lain. C) Simtom bkn disebabkan oleh masalah fisiologis seperti efek obat (drug abuse), atau masalah kesihatan (Hypothyroidism) Penatalaksanaan -Konseling

SEXUAL ABUSE Sexual abuse: setiap aktivitas pada anak, dimana umur belum mencukupi izin hukum, yg digunakan utk sumber kepuasan seksual org dewasa anak yg sgt lebih tua. ETIOLOGI  Pornografi dpt digunakan utk memulai aktivitas seksual dgn anak.  Kebutuhan ayah utk aktivitas seksual & kebutuhan ank wanita pada kasih sayang dpt membawa pd incest.  Anak yg psuedomature cendrung jd korban  Anak yg cacat mental, fisik, tdk dicintai, tdk diinginkan, rentan terhadap seksual abuse 

MANIFESTASI KLINIS    



    

Nyeri vagina, penis, atau rektum, eritema, perdarahan Disuria kronik, enuresis Pubertas prematur pada wanita Prilaku spesifik akibat seksual abuse, temasuk aktivitas sexual dgn org yg sebaya, dan pengetahuan serta keingin tahuan seksual yg tdk sesuai umur Prilaku nonspesifik: langkah bunuh diri, rasa takut pada suatu individu, gangguan tidur, mimpi buruk, serta depresi. Lubang himen > 1 cm Danya granulasi dr dinding vagina Robekan perianal Adanya trauma Luka akut pada himen

Diagnosis dan pemeriksaan lab 



Diagnosis Bergantung dari riwayat yg diberikan korban(anamnesis) Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, penemuan lab, pemeriksaan genital.

Pemariksaan lab:    

Dilakukan uji sperma Uji rektum dan darah Biakan GO, clamidia(dilakukan dr mulut, anus, & genitalia) Dilakukan jg pembesarn dgn kolposkop

Pengobatan 

 



Pengobatan yg tepat seksual abuse bervariasi, bergantung pada tipe kajahatan, faktor umur, fisik dan resiko pada korban. Terapi psikologi Pemberian antibiotik, untuk pencegahan penyakit infeksi seksual, jk terinfeksi Pengobatan untuk mencegah kehamilan

Tanda-tanda Anak Pubertas

1.

Pembesaran payudara, penebalan dan menghitamnya kulit jaringan payudara (areola) dan terdapat tonjolan di tengahnya (putting susu). Digunakan skala Tanner untuk melihat perkembangan payudara perempuan dalam masa pubertas yang dikembangkan oleh dr. James Tanner, ada 5 tahap yaitu :









 • • •

Tahap 1: Pubertas; belum tampaknya jaringan payudara Tahap 2: Tahap bakal payudara; gundukan kecil jaringan payudara dibawah putting susu, pertumbuhan areola sedikit yang bisa diabaikan ( 11.7 (+ 1.2) tahun ) Tahap 3: Selama pembesaran payudara dan areola tapi tidak terpisah dari strukturnya ( 12.4 (+ 1.1) tahun )

Tahap 4: Bentuk areola dan putting susu sedikit terpisah diatas posisi payudara ( 12.9 (+ 1.05) tahun ) Tahap 5: Pematangan sempurna payudara dewasa dengan hanya proyeksi putting susu diatas posisi payudara (14.4 (+ 1.1) tahun )

2.

 







Tumbuh rambut pada daerah lipatan lengan dan daerah alat kelamin. Digunakan juga skala Tanner untuk mengetahui perkembangan luasnya rambut pubis, yaitu : Tahap 1: Tidak ada rambut pubis Tahap 2: Pertumbuhan tipis, rambut hitam, tegang/keriting, dan disepanjang vagina luar ( 11.7 (+ 1.2) tahun ) Tahap 3: Rambut lebih hitam dan lebih keriting dan sekarang penyebarnnya secara tipis di atas simpisis pubis ( 12.4 (+ 1.1) tahun ) Tahap 4: Rambut lebih tebal dan terlihat seperti orang dewasa, tapi menutupi sebagian besar daerah (12.9 (+ 1.05) tahun ) Tahap 5: Rambut dewasa baik dalam jumlah dan jenisnya, menyebar diseluruh daerah segitiga, atas dan bawah (14.4 (+ 1.1) tahun )

3. Kulit menjadi lembab dan berminyak seiring dengan aktifnya kelenjar minyak 4. Selera makan serta berat badan cenderung meningkat 5. Jerawat yang sering tumbuh pada awal pubertas dan terjadi sepanjang masa remaja ( 10 tahun ) 6. Tangan dan kaki tumbuh lebih besar 7. Lendir vagina mulai keluar 6 bulan hingga setahun sebelum mulai menstruasi

8. 9.

Lemak tubuhnya meningkat Bau yang baru di daerah aksila dan tempat-tempat lainnya pada tubuh mungkin berkembang ( keringat ) 10. Suara anak perempuan mungkin sedikit berat 11. Selama pubertas orang-orang muda merasa lebih sensitif, mudah tersinggung, sering merasa sedih dan kadang-kadang depresi 12. Selama pubertas lebih peduli terhadap lawan jenisnya dan merasa perasaan seksual yang lebih ( ditandai dengan basahnya daerah vagina )

Kaitan obesitas dgn pubertas  



Obesitas  keadaan patologis, penimbunan lemak yg berlebihan Menurut gejala klinisnya obesitas dibagi menjadi : - kelainan endrokin/ hormonal - kelainan somatodismorfik - kelainan hipotalamus/ hipofisis Masukan energi tinggi karena : - gangguan emosional - kelainan pd otak - gaya hidup masa kini - kelebihan insulin

Anak Obesitas  BB lebih berat dr anak seusianya, lbh cepat matang pertumbuhan tulangnya. Anak obesitas  relatif lbh tinggi pd masa remaja awal, tapi pertumbuhan memanjangnya cepat selesai, sehingga TB relatif lebih pendek dari anak sebayanya. Anak obes  cepat mencapai pubertas

Pd kasus, Kelainan hipotalamus/ hipofisis

Obesitas

Pubertas terlambat

hipogonadrotopik hipoganidsm

MORFOLOGI 





Tidak mempunyai kapsul polisakarida ttp mempunyai beberapa serotype bergantung kpd antigenisitas protein pilusnya Terdapat variasi antigenik yg nyata pd pili sbg akibat dr penyusunan kromosom (>100 serotype) Terdiri dr 3 lapisan luar protein membran (protein I, II & III). Protein II berperan utk perlekatan organisma dgn sel





 

Merupakan bakteri gram negatif dan mempunyai endotoksin (lipooligosakarida) pd membran luarnya Pertumbuhan dihambat oleh logam bersisa toksik dan asam lemak yg dijumpai pd beberapa media kultur Dikultur pd agar coklat yg mengandungi darah yg dipanaskan pd 80°C utk menginaktivasi inhibitor Oksidase (+) krn mempunyai enzim cytochrome c. Merupakan ciri diagnostik lab yg penting krn apb koloni dipaparkan kpd phenylenediamine, akan menjadi hitam akibat dr oksidasi reagen oleh enzim tersebut

DIAGNOSA LABORATORIUM 



Bergantung dgn pewarnaan gram dan kultur dr discharge Pewarnaan gram pd spesimen serviks bisa memberikan hasil yg false (+) krn : o o



Kehadiran diplococci gram (-) dlm flora normal Tidak dpt melihat jumlah gonococci yg sedikit apb menggunakan lensa immersi minyak

Kultur juga harus digunakan utk mendiagnosa kemungkinan pharyngitis/infeksi anorektal







Spesimen dr bagian mukosa dikultur pd medium Thayer-Martin yaitu agar coklat yg mengandungi antibiotik (vancomycin, colistin, trimetoprim & nystatin) utk mengsupresi flora normal Identifikasi spesifik adlh dgn fermentasi glukosanya (bukan maltosa)/pewarnaan fuorescent-Ab Spesimen yg diambil dr tempat yg steril bisa dikultur pd agar coklat tanpa antibiotik krn tidak terdapat flora normal







Terdapat 2 tes yg digunakan utk mendeteksi kehadiran asam nukleik gonococcal pd spesimen. Sensitivitas dan spesifisitas tes ini adlh tinggi Pd 1 tes, asam nukleik tersebut diamplifikasi (tes amplifikasi) manakala yg 1 lg tidak diamplifikasi Tes serologik tidak digunakan utk menentukan kehadiran Ab terhadap gonococci

Gejala klinis      

Infeksi pada lelaki – uretritis Wanita – biasanya asimptomatik, dan tidak dirawat Tidak dirawat penyakit inflamasi panggul(PID) infertiliti atau kehamilan ektopik Biasanya infeksi lokal di genital dan mukosa serviks, farinks dan anorektum, tetapi boleh menyebar Infeksi menyebar artritis septik + ruam hemorragic pustules and papules Neonatus buta, sepsis(jarang)

Patogenesis 

 





Perlengketan N.Gonorrhea pada sel epithelial dimulai dengan pili panjang Berikatan dengan CD 46 Rekombinasi homologous antara silent loci dan expression loci Mencampurkan gene bervariasi pada complete loci Ekspresi loci protein yang baru







 

Bakteria melengket pada sel epithelial kolumnar Dikelilingi oleh mikrovilli(dibawakan ke permukaan sel mukosa) Membran sel mukosa menyingkirkan vakuol berisi bakteria Vakuol ditransportasikan ke basal sel Bakteria dilepaskan di tisu subepithelial (melalui eksositosis)







 

Melekat dan menginvasi sel epithelial tidak bersilia di tempat masuknya(nasofarinks, uretra, serviks) Persistensi bakteria dan invasi bergantung kepada pertahanan imunitas tubuh Surface protein of Nesseria, yang melekat kepada sel hos, akan melalui variasi antigenik N.Gonorrhea ada 3-4 gen pada protein OPA Protein OPA  Berada di luar membran luar bakteria  Meningkatkan pengikatan Nesseria pada sel epitelial dan promote kemasukan bakteria ke dalam sel

PENATALAKSANAAN 





Treatment of choice bg infeksi gonococcal yg ringan  ceftriaxone Jika pasien alergi terhadap penisilin  spectinomycin/ciprofloxacin Selalu dijumpai bersamaan dgn C. trachomatis  tetrasiklin. Slps 1 mggu, kultur dilakukan lg utk melihat samada gonococci masih ada/tidak







Pertengahan tahun 1950, semua gonococci sensitif terhadap penisilin  isolasi menunjukkan tingkat resistensi rendah terhadap penisilin dan antibiotika lain (tetrasiklin & kloramfenikol). Resistensi ini dikode oleh kromosom bakteri dan disebabkan oleh pengambilan obat yg berkurang/alterasi binding site 1976 – dijumpai strain PPNG yg mempunyai resistensi tinggi. Penicillinase ini dikode oleh plasmid. Resisten juga terhadap fluoroquinolone Pencegahan - Memakai kondom

Obese

Rendah diri

Depresi

Orang tua sibuk

Tiada teman

Didekati om Andi

Sex abuse

Percaya Dibohongi

Kesimpulan 

Susi mengalami obese dan sexual abuse sehingga menyebabkan depresi dan terkena infeksi gonorrhea.

Related Documents

Tutorial 5 Gds
June 2020 5
Jan Gds
October 2019 11
Assurance Gds
July 2020 11
Tutorial 5
May 2020 17
Tutorial 5
November 2019 20
Tutorial 5
June 2020 11

More Documents from ""

Tutorial 5 Gds
June 2020 5
June 2020 0
Pimusv1.pdf
June 2020 0