Turun Untuk Sujud

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Turun Untuk Sujud as PDF for free.

More details

  • Words: 581
  • Pages: 2
Turun untuk sujud, Apakah lutut atau tangan dulu?.. Posted by: fery achmad on: 2 Agustus 2009 Para ulama bersepakat bahwa kedua cara untuk turun sujud, mendahulukan kedua lutut atas kedua telapak tangan atau sebaliknya adalah diperbolehkan. Namun mereka berbeda pendapat dalam masalah afdhaliyyah (mana yang lebih utama). Berkata Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah:

‫أما الصلة بكليهما فجائزة بإتفاق العلماء إن شاء المصلى يضع ركبتيه قبل يديه وإن شاء وضع‬ ‫يديه ثم ركبتيه وصلته صحيحة فى الحالتين بإتفاق العلماء ولكن تنازعوا فى الفضل‬ “Adapun shalat dengan kedua cara tersebut maka diperbolehkan dengan kesepakatan ulama, kalau dia mau maka meletakkan kedua lutut sebelum kedua telapak tangan, dan kalau mau maka meletakkan kedua telapak tangan sebelum kedua lutur, dan shalatnya sah pada kedua keadaan dengan kesepakatan para ulama. Hanya saja mereka berselisih pendapat tentang yang afdhal” (Majmu’ Al-Fatawa 22/449). Dan yang lebih utama wallahu a’lam adalah mendahulukan tangan dari pada lutut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ذا سجد أحدكم فل يبرك كما يبرك البعير وليضع يديه قبل ركبتيه‬ “Apabila salah seorang sujud maka janganlah dia menderum seperti menderumnya unta, dan hendaklah dia meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzy, dan An-Nasa’I, sanadnya dibaguskan oleh An-Nawawy di AlMajmu’ 3/396, dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albany di Al-Irwa 2/78) Para ahli bahasa menyebutkan bahwa rukbah ( lutut) unta berada di tangannya, Adapun sendi yang berada belakang itu dinamakan ‘urqub (‫)عرقوب‬. (Lihat Al-Ain 5/362, Lisanul Arab 3/ 1715, Tahdzibullughah 10/216, Al-Muhkam wal Muhith Al-A’dzom 7/15) Dalam hadist ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita turun untuk sujud seperti unta yang mau menderum. Yang demikian karena unta menderum dengan bertumpu pada kedua lututnya yang berada di kedua tangannya. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh kita untuk meletakkan kedua telapak tangan dahulu sebelum kedua lutut. Berkata Ath-Thahawy:

ْ‫ َوكَذَلِكَ ُكلّ ذِي أَرْ َبعٍ مِنْ ا ْلحَ َيوَانِ وَبَنُو آدَمَ ِبخِلَفِ ذَلِكَ ؛ لَِنّ ُركَ َب ُهم‬، ِ‫وَذَلِكَ أَنّ الْ َبعِيرَ ُركْبَتَاهُ فِي يَدَ ْيه‬ ‫فِي أَ ْرجُ ِل ِهمْ لَ فِي أَيْدِيهِمْ فَ َنهَى َرسُولُ الِّ صَلّى الُّ عَلَ ْيهِ َوسَّلمَ فِي هَذَا ا ْلحَدِيثِ ا ْلمُصَلّيَ أَنْ َيخِرّ عَلَى‬ ‫سجُودِهِ عَلَى‬ ُ ‫ وَ َلكِنْ َيخِرّ ِل‬، ِ‫علَى ُركْبَتَ ْيهِ اللّتَيْنِ فِي يَدَ ْيه‬ َ ُ‫ُركْبَتَ ْيهِ اللّتَيْنِ فِي ِرجْلَ ْيهِ َكمَا َيخِرّ الْ َبعِير‬ ‫علَى يَدَ ْيهِ اللّتَيْنِ فِي ِهمَا‬ َ ُ‫علَى يَدَ ْيهِ اللّتَيْنِ لَيْسَ فِي ِهمَا ُركْبَتَاهُ ِبخِلَفِ مَا َيخِرّ الْ َبعِير‬ َ ّ‫خِلَفِ ذَِلكَ فَ َيخِر‬ ُ‫ُركْبَتَاه‬

“Dan yang demikian itu karena kedua lutut unta ada di kedua tangannya (kaki depan), demikian pula semua hewan yang memiliki 4 kaki. Sedangkan anak Adam sebaliknya, lutut-lutut mereka ada di kaki, bukan di tangan. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang orang yang shalat –di dalam hadist ini- dari turun sujud dengan bertumpu pada kedua lutut yang ada di kakinya seperti unta yang mau turun menderum dengan bertumpu pada kedua lutut yang ada di kedua tangannya. Akan tetapi hendaknya turun sujud bukan dengan cara seperti itu, yaitu hendaknya turun sujud dengan bertumpu pada kedua tangan, dimana kedua tangan (manusia) tidak ada lututnya. Ini berbeda dengan unta , dimana dia turun dengan bertumpu pada kedua tangan yang ada lututnya ” (Syarh Musykil Al-Atsar 1/169, Mu’assatur Risalah ) Dari Abdullah bin Umar bahwasanya beliau meletakkan kedua telapak tangannya sebelum kedua lututnya, kemudian beliau berkata:

‫كان النبي صلى ال عليه وسلم يفعل ذلك‬ “Dahulu nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya” (Dikeluarkan oleh AthThahawy dalam Syarh Ma’ani Al-Atsar, Ad-Daruquthny, Al-Hakim (beliau menshahihkannya dan disetujui oleh Adz-Dzahaby), dan dishahihkan Syeikh Al-Albany di Al-Irwa’ 2/77). Wallahu a’lam. sumber: tanyajawabagamaislam.blogspot.com

Related Documents

Turun Untuk Sujud
May 2020 5
Hikmah Sujud
July 2020 21
Sujud Sahwi
May 2020 26
Sujud Syukur.docx
December 2019 25