MUKADIMAH
"Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia tidak mengadakan keraguan di dalamnya; sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal soleh/Kebajikan, bahawa mereka akan mendapat pembalasan yang baik, mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya." ( Al Kahfi: 1-3) Selawat serta salam bagi junjungan besar Nabi yang mu'jizatnya Al Qur'an, imamnya Al Qur'an, akhlaknya Al Qur'an, dan penghias dadanya, cahaya hatinya juga penghilang kesedihannya adalah Al Qur'an: Nabi Muhammad bin Abdullah, dan keluarganya serta para sahabatnya, yang beriman dengannya, mendukung dan membantunya, serta mengikuti cahaya yang diturunkan kepadaanya, mereka adalah orang-orang yang beruntung, dan seluruh orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat. Amma ba'du: PENDAHULUAN Al Qur’an terdapat seratus empat belas surah ( 114 ). Seluruhnya dimulai dengan (bismillahirrahmanirrahim). Kecuali satu surah saja, aitu surah At Taubah. Ia tidak dimulai dengan basmalah. Dan tidak ada seorang pun yang berani untuk menambahkan basmalah ini pada surah at Taubah, baik dengan tulisan atau bacaan. Kerana, dalam masalah Al Qur'an ini, tidak ada tempat bagi akal untuk campur tangan. اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران
1
Perhatian kaum muslimin terhadap Al Qur’an sedemikian besarnya, hingga mereka juga mengira ayat-ayatnya, serta kata-katanya, dan malah huruf-hurufnya. Maka bagaimana mungkin seseorang dapat menambah atau mengurangi suatu kitab yang dikaji kata-kata dan huruf-hurufnya itu?! Tidak ada di dunia ini suatu kitab yang dihafal oleh ribuan dan puluhan ribu orang, di dalam hati mereka, kecuali Al Qur'an ini, yang telah dimudahkan oleh Allah SWT untuk diingat dan dihafal bagi mereka yang benar-benar beriman. Maka tidak aneh jika kita menemukan hafiz dan hafizah. Ia juga dihafal oleh anak-anak kecil Muslimin, dan mereka tidak akan mengurangi satu huruf pun dari Al Qur'an itu. Demikian juga dilakukan oleh banyak orang Arab. Dan salah seorang dari mereka, jika Anda tanya: "siapa namamu?" dengan bahasa Arab nescaya ramai yang tidak dapat menjawab! (Kerana tidak faham bahasa Arab!.). Mereka menghafal Kitab Suci Rabbnya semata untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, meskipun ia tidak memahami apa yang ia baca dan ia hafal, karena ia tertulis dengan bukan bahasanya. ISTILAH DAN BAHASA AL-QURAN
Al-Quran (Qiyamah : 17 – 18) Sesungguhnya kami yang akan mengumpul Al-Quran dan membacakannya,Apabila selesai kami ( Malaikat ) membacanya maka ikutlah bacaan itu. Adalah kalam (Firman) Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Melalui malaikat Jibril dengan menggunakan bahasa اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران
2
Arab (yusuf :2;38:29;41:3;42:7;43:3-4;44:58;46:12) Sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia, penjelasan dari petunjuk dan perbezaan (AlBaqarah:185)
rujukan (Ali Imran : 7 ; 11 : 1 ; 39 : 23) a. Muhkamaat ayat-ayat yang terang dan tegas maksudnya, dapat difahami dengan mudah b.
Mutasyabihaat
1) Ayat – ayat yang mengandung beberapa pengertian dan tidak dapat ditentukan erti yang dimaksudkan kecuali setelah diselidiki secara mendalam. 2) Ayat-ayat yang pengertiannya hanya Allah yang mengetahui, misalnya ayat-ayat yang berhubung dengan ayat-ayat ghaib seperti ayat-ayat mengenai syurga, neraka, qiamat dsb. Rabb kita telah memberikan kemuliaan kepada kita,sebagai Muslimin dengan menganugerahkan kitab suci yang terbaik yang diturunkan kepada manusia. Rabb kita juga, telah memuliakan kita dengan mengutus nabi yang terbaik yang pernah diutus kepada manusia. Sesuai firman Allah SWT:
"Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab ( Al Quran ) yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران
3
Maka apakah kamu tiada memahaminya?" (Al Anbiyaa: 10). Kitalah, kaum muslimin, satu-satunya umat manusia yang memiliki Al Quran yang paling autentik, yang mengandung firman-firman Allah SWT yang terakhir, yang diberikan untuk menjadi petunjuk bagi umat manusia. Dan anugerah itu terus terpelihara dari perubahan dan pemalsuan kata maupun makna. Kerana Allah SWT. telah menjamin untuk memeliharanya, dan tidak dibebankan tugas itu kepada sesiapapun dari sekalian makhluk-Nya:
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Qur'an, sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (Al Hijr: 9).
dan
"(Inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta
dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu." (Huud: 1)
"Dan sesungguhnya Al Qur'an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al Qur'an) kebatilan baik dari depan mahu pun اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران
4
dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji." ( Fush-shilat: 41-42) Tidak ada di dunia ini, suatu kitab, baik kitab itu agama atau kitab biasa, yang terjaga dari perubahan dan pemalsuan, kecuali Al Qur'an. Tidak ada seorang pun yang dapat menambah atau mengurangi satu huruf pun darinya. Al Qur'an tidak semata-mata dijaga makna-makna, kalimat-kalimat serta lafaz-lafaznya saja, namun juga cara membaca dan makhraj huruf-hurufnya. Seperti kata mana yang harus madd (panjang), mana yang harus ghunnah (dengung), izhhar (jelas), idgham (digabungkan), ikhfa (disamarkan) dan iqlab (ditebal). Atau seperti yang dipelajari oleh suatu ilmu khusus yang dikenal dengan "ilmu tajwid Al Qur'an". Hingga resam (metode penulisan) Al Qur'an, masih tetap tertulis dan tercetak hingga saat ini, seperti tertulis pada era khalifah Utsman bin Affan r.a., meskipun metode dan kaidah penulisan telah berkembang jauh. Hingga saat ini, tidak ada suatu pemerintah muslim atau suatu organisasi ilmiah pun, yang berani mengubah Pada penulisan Al Qur'an itu, dan menerapkan kaedah-kaedah penulisan yang berlaku bagi seluruh buku, media cetak, surat khabar dan lainnya yang ditulis dan dicetak, bagi Al Qur'an. Allah SWT menurunkan Al Qur'an untuk memberikan kepada manusia tujuan yang paling mulia, dan jalan yang paling lurus.
"Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan)
yang lebih lurus." (Al Israa: 9)
اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران
5
"Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus." ( Al Maaidah: 15-16)
Al Qur'an adalah "cahaya" yang dianugerahkan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya, di samping cahaya fitrah dan akal:
اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران
6
"Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis)telah diperintahkan Allah,untuk memuliakan dan menyebut nama Allah.Disana bertasbih (menyucikan ) namanya pagi dan petang" (An Nuur: 35). Dan Al Qur'an mendeskripsikan dirinya sendiri sebagai cahaya, dalam banyak ayat.Seperti dalam firman Allah SWT:
"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran
dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mu'jizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur'an)." (An Nisaa: 174)
"Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران
7
cahaya (Al Qur'an) yang telah Kami turunkan." (At Taghaabun: 8). Dan berfirman kepada para sahabat Rasulullah Saw dengan firmanNya:
"Dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an)." (Al A'raaf: 157)
Di antara cahaya adalah: Dirinya sendiri telah jelas, kemudian ia memperjelas yang lain. Ia membuka hal-hal yang samar, menjelaskan hakikat-hakikat, membongkar kebatilan-kebatilan, menolak syubhat (kesamaran), menunjukkan jalan bagi orang-orang yang sedang kebingungan saat mereka buntu dalam mencari jalan atau tidak memiliki petunjuk jalan, serta menambah jelas dan menambah petunjuk bagi orang yang telah mendapatkan petunjuk. Dan jika Al Qur'an mendeskripsikan dirinya sebagai "cahaya", dan dia adalah "cahaya yang istimewa", ia juga mendeskripsikan Taurat dengan kata yang lain: "Di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)." Seperti dalam firman Allah SWT:
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)". (Al Maaidah: 44) Demikian juga mendeskripsikan Injil , seperti dalam firman Allah SWT اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران
8
tentang Nabi 'Isa:
"Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi) ." (Al Maidah: 46) Perbezaan dalam dua ungkapan itu menunjukkan perbezaan antara Al Qur'an dengan kitab-kitab suci lainnya. Seperti diungkapkan oleh Al Bushiry dalam Lamiah-nya: "Maha Besar Allah, sesungguhnya agama Muhammad Dan kitab sucinya adalah kitab suci yang paling lurus dan paling teguh Jangan sebut kitab-kitab suci lainnya di depannya Kerana, saat mentari pagi telah bersinar, ia akan memadamkan pelita-pelita". Hal itu kerana Al Qur'an ini datang untuk membenarkan kitab-kitab suci yang telah turun sebelumnya. iaitu yang berkaitan dengan aqidah dan akhlak, sebelum kitab-kitab itu dipalsukan dan diubah oleh tangan manusia. Al Qur'an juga mengungguli kitab-kitab suci sebelumnya, iaitu dengan membetulkan dan meluruskan tambahantambahan dan perubahan-perubahan yang telah diselitkan oleh manusia dalam kitab-kitab itu. Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, iaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan bantu ujian terhadap kitab-kitab
اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران
9
yang lain itu." (Al Maaidah: 48)
Al Qur'an sebagaimana ia diturunkan oleh Allah SWT mempunyai keunggulan-keunggulan yang membuatnya istimewa dibanding kitab suci lainnya. Ia adalah kitab Ilahi, kitab suci yang menjadi mukjizat, kitab yang memberikan penjelasan dan dimudahkan untuk difahami, kitab suci yang dijamin pemeliharaan ketulenannya, kitab suci bagi agama seluruhnya, kitab bagi seluruh zaman, dan kitab suci bagi seluruh manusia. Al Qur'an juga mempunyai maksud dan tujuan yang sampaikan, di antaranya: meluruskan kepercayaan-kepercayaan dan pandangan manusia tentang Tuhan, kenabian, dan balasan atas amal perbuatan, serta meluruskan pandangan tentang manusia, kemuliaannya dan menjaga hak-haknya, terutama bagi kalangan yang lemah dan tidak berpunya. Ia juga bertujuan untuk menghubungkan manusia dengan Rabbnya( Allah ), agar manusia hanya menyembah-Nya semata dan bertaqwa kepada-Nya dalam seluruh urusannya. Al Qur'an juga bertujuan untuk membersihkan jiwa manusia, yang jika jiwa itu telah bersih nescaya bersih dan baiklah seluruh masyarakat. Dan jika jiwa manusia itu rosak, nescaya rosaklah masyarakat seluruhnya. Ia juga berusaha membentuk keluarga yang kemudian menjadi rujukan manusia seisi alam. Juga mengajarkan sikap adil terhadap kalangan perempuan, yang merupakan pokok utama dalam bangunan keluarga. Al Qur'an juga membangun umat yang soleh, yang dianugerahkan amanah untuk menjadi saksi bagi manusia, yang diciptakan untuk memberikan manfaat bagi manusia dan memberikan petunjuk bagi mereka.
اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران
10
Setelah itu, mengajak untuk menciptakan dunia manusia yang saling kenal mengenal dan tidak saling memetingkan diri, saling memberi maaf dan tidak saling membenci sesama manusia, serta untuk bekerja sama dalam kebaikan dan ketaqwaan, bukan dalam kejahatan dan permusuhan. Kita berkewajiban untuk memperlakukan Al Qur'an ini secara baik: dengan menghafal dan mengingatnya, membaca dan mendengarkannya, serta mentadabbur dan merenungkannya. Kita juga berkewajiban untuk berlaku baik terhadapnya dengan memahami dan menafsirkannya. Tidak ada yang lebih baik dari usaha kita untuk mengetahui kehendak Allah SWT terhadap kita. Dan Allah SWT menurunkan kitab-Nya agar kita mentadabburnya, memahami rahsia-rahsianya, serta mengeksplorasi mutiara-mutiara terpendam yang ada dalamnya. Dan setiap orang berusaha sesuai dengan kadar kemampuannya.
Tidak selayaknya umat zaman Al Qur'an mengalami hal yang sama yang pernah terjadi dengan umat zaman Taurat, yang diungkapkan oleh Al Qur'an dalam firman-Nya:
"Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keldai yang membawa kitab-kitab yang tebal." (Al Jumu'ah: 5). Kita juga harus berlaku baik terhadap Al Qur'an dengan mengikuti petunjuknya, mengerjakan ajarannya, menghukum dengan syari'atnya serta mengajak manusia mengikuti petunjuknya. Ia adalah manhaj bagi kehidupan individu, undang-undang bagi aturan politik, serta petunjuk dalam berdakwah kepada Allah SWT. اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران
11
Umat kita pada abad-abad pertama - yang merupakan abad-abad yang paling utama telah berinteraksi dengan baik terhadap Al Qur'an. Mereka berlaku baik dalam memahaminya, mengetahui tujuantujuannya, berlaku baik dalam mengimplementasikannya secara bersungguh-sungguh dalam kehidupan mereka, dalam bidang-bidang kehidupan yang beragama, serta berlaku baik pula dalam mendakwahkannya. Contoh terbaik hal itu adalah para sahabat. Kehidupan mereka telah diubah oleh Al Qur’an dengan amat drastic dan revolusioner. Al Qur'an telah merubah mereka dari perilakuperilaku jahiliyah menuju kesucian Islam, dan mengeluarkan mereka dari kegelapan ke dalam cahaya. Kemudian mereka diikuti oleh muridmurid mereka dengan baik, untuk selanjutnya murid-murid generasi berikutnya mengikuti murid-murid para sahabat itu dengan baik pula. Melalui mereka itulah Allah SWT memberikan petunjuk kepada manusia, membebaskan negeri-negeri, memberikan kedudukan bagi mereka di atas bumi, sehingga mereka kemudian mendirikan negara yang adil dan baik, serta peradaban ilmu dan iman. Kemudian datang generasi-generasi berikutnya, yang menjadikan Al Qur'an hiasan, mereka menghafal huruf-hurufnya, namun tidak memperhatikan ajaran-ajarannya. Mereka tidak mampu berinteraksi secara benar dengannya, tidak mempraktikkan apa yang menjadi pertunjuk/ajaran Al Qur'an, tidak menganggap besar apa yang dinilai besar oleh Al Qur'an serta tidak menganggap kecil apa yang dinilai kecil oleh Al Qur'an. Di antara mereka ada yang beriman dengan sebahagiannya, namun kafir dengan sebagiannya lagi, seperti yang dilakukan oleh Bani Israel sebelum mereka terhadap kitab suci mereka. Mereka tidak mampu berinteraksi secara baik dengan Al Qur'an, seperti yang dikehendaki oleh Allah SWT. Meskipun mereka mengambil berkat dengan membawanya serta menghias dindingdinding rumah mereka dengan ayat-ayat Al Qur'an, namun mereka lupa bahawa keberkatan itu terdapat dalam mengikut dan menjalankan hukum-hukumnya. Seperti difirmankan oleh Allah SWT:
اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران
12
Penutup
Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat." (Al An'aam: 155) Tidak ada jalan untuk membangkitkan umat dari kelemahan, ketinggalan dan berpecah-belah mereka selain dari kembali kepada Al Qur'an ini. Dengan menjadikannya sebagai anutan dan imam yang diikuti. Dan cukuplah Al Qur'an sebagai petunjuk: "Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?." (An Nisaa: 122)
والله أعلم Rujukan: - Al Qur'an - Buku berinteraksi dengan Alquran.Penulis: Dr. Yusuf al Qaradhawi - Penerjemah: Abdul Hayyie al Kattani
Tanda-tanda kebenaran Al-Quran 1. JAMINAN KEBENARAN AL QUR’AN SECARA HAKIKI. 1.1. Datangnya dari Allah yang ayat-ayatnya tidak mungkin bertentangan (QS.4:82) 1.2. Turunnya disaksikan oleh Allah dan Malaikat (QS. 4 : 166)
اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران
13
1.3. Diturunkan dengan kebenaran (QS. 17 : 106) 1.4. Kitab yang sempurna (QS. 46 : 30 ; 5 : 48) 1.5. Al-Quran bukan permainan (QS. 86 : 13-14) 1.6. Tidak akan didatangi kebatilan (QS. 41 : 41-42 ; 10 : 32) 1.7. Dijamin keselamatannya oleh Allah (QS. 15 : 9 ; 18 : 17) 1.8. Perkataan yang paling baik (QS. 39 : 23) 2. KEBENARAN KISAH SEJARAH. 2.1. Peristiwa penemuan mumi Fir’aun (QS. 10 : 92) 2.3. Kemenangan bangsa romawi dalam peperangan melawan Persia (QS.30:3–5) 2.4. Agama Nasrani terpecah belah (QS. 5 : 14) 3.
RAMALAN ILMIAH 3.1. Proses penciptaan alam semesta (QS. 32 : 4-5 ; 21 : 30 ; 41 : 9-12 ; 50 : 38) 3.2. Ekspansi dan kontraksi kosmos (QS. 21 : 104 ; 51 : 47) 3.3. Planet/kawahib (QS. 24 : 35 ; 37 : 6) 3.4. Orbit benda-benda langit (QS. 51 : 7 ; 27 : 33) 3.5. Pergerakan Gunung-gunung (QS. 27 : 88) 3.6. Adanya kehidupan di luar Bumi (QS. 65 : 12 ; 16 : 49 ; 26 : 29) 3.7. Tidak akan ada yang menandingi (QS. 17 : 88)
Hal-hal yang wajib diimani berhubungan dengan kitab-kitab Allah SWT. 1.
Beriman kepada kitab-kitab tersebut benar-benar diturunkan oleh Allah SWT.
2. Beriman kepada kitab-kitab yang sudah kita kenal namanya seperti shuhuf Ibrahim dan Musa, zabur, Taurat, Injil dan Al-Quran. 3.
Membenarkan seluruh berita-berita yang terdapat dalam Al-Quran, juga berita-berita
اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران
14
dalam kitab terdahulu yang belum diganti dan diselewengkan. 4. Mengerjakan seluruh hukum dalam kitab-kitab tersebut yang belum di nasakh oleh AlQuran serta rela dan tunduk pada hukum tersebut baik memahami hikmahnya maupun tidak (QS. 2 : 97 ; 5 : 48)
Dalil-dalil yang mewajibkan kepada kitab-kitab Allah. Firman Allah SWT dalam Al-Quran, ” Hai orang-orang yang beriman tetaplah beriman kepada Allah, rasul rasul Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat Nya, kitab kitab Nya, rasul rasul Nya dan hari akhirat maka sesungguhnya orang tersebut telah sesat sejauhjauhnya”. (QS.4:134). Begitu juga dengan ayat-ayat yang lain seperti (QS 2:1-4,90,91,136,285) Kitab-kitab samawi yang disebutkan dalam Al-Quran 1.
Shuhuf Ibrahim (QS. 87 : 14 – 19 ; 53 : 36 – 42)
2.
Shuhuf Musa (QS. 87 : 14 – 19 ; 53 : 36 – 42)
3.
Taurat (QS. 2 : 53 ; 3 : 3 ; 5 : 44 ; 6 : 91)
4.
Zabur (QS. 4 : 164 ; 18 : 55 ; 21 : 105)
5.
Injil (QS. 3 : 3 ; 5 : 46)
6.
Al-Quran (QS. 2 : 2 ; 12 : 2 ; 18 : 1 ; 25 : 1 ; 68 : 51-52)
والله ألم وسالم
Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada kitab terdahulu Penyimpangan (tahrif) dalam kitab-kitab terdahulu dapat kita ketahui dari ungkapan Al-Quran serta kenyataan sekarang ini. Bentuk-bentuk penyimpangan yang terjadi:
اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران
15
1.
Mengubah arti dari lafadz (QS. 3 : 75, 181, 182 ; 4 : 160,161 ; 5 : 64)
2.
Mengubah dan menambah (QS. 2 : 79 ; 3 : 79,80 ; 5 : 116-117)
3.
Menyembunyikan kebenaran (QS.2:89,90,109,146;3:71,72;61:6)
4. Contoh seperti yang dilakukan oleh kaum Yahudi dan Nasrani terhadap kitab mereka (QS.2:75; 3:78;4:46;5:14,41)
Al-Quran menashkan kitab-kitab sebelumnya. Seluruh kitab terdahulu telah dinashkan oleh Al-Quran (QS.5:48,49,50,68;3:19,85 Nama – Nama lain Al-Quran 1.
Al Furqon
: pemisah yang Haq dan bathil (QS. 25 : 1)
2.
At Tanzi
: (QS. 26 : 192, 193)
3.
Az Zikru
: pengingat (QS. 15 : 9)
4.
Al Kitab
: tulisan yang lengkap (QS. 2 : 2 ; 44 : 1-3)
5.
Al mauidzoh
6.
Asy Syifa
7.
Al Huda
: Petunjuk (QS. 72 : 13)
8.
Al Hikmah
: Kebijaksanaan (QS. 17 : 39)
9.
Al Hukmu
: Keputusan (QS. 13 : 37)
: nasihat (QS 10 : 57) : obat (QS. 10 : 57)
10.
Al Khoir
: Kebaikan (QS. 3 : 103)
11.
Ar Ruh
: ruh, semangat (QS. 42 : 52)
12.
Al Muthohharoh
: yang di sucikan (QS. 80 : 14)
13.
Al Quran
: yang di baca (QS. 17 : 9)
Sifat-sifat Al-Quran 1.
Nur (QS. 4 : 173)
اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران
16
2.
Mubin (QS. 4 : 173)
3.
Huda (QS. 10 : 57)
4.
Syifa (QS. 10 : 57)
5.
Rahman (QS. 10 : 57)
6.
Mau’idzoh (QS. 10 : 57)
7.
Basyir (QS. 2 : 119)
8.
Nazir (QS. 2 : 119)
9.
Mubaroq (QS. 38 : 29)
Penjagaan Allah terhadap Al-Quran dan Sarana Penunjangnya. 1.
Firman Allah dalam Al-Quran (QS. 15 : 9)
2.
Allah menciptakan bagi Al-Quran ummat yang kuat hafalannya.
3.
Adanya kemudahan dalam menghafal Al-Quran (QS.54:17,22,32,40)
4.
Para sahabat belajar (talaqqi) dari Nabi Muhammad SAW.
5. Rasulullah selalu mengulangi dan mengecek hafalannya kepada jibril setiap tahun sekali dan pada tahun terakhir dua kali. 6. Para sahabat yang belajar langsung pada Rasulullah SAW selalu mengecek hapalan mereka kepada Rasulullah SAW atau kepada sesama mereka. 7. hafal
Pembukuan Al-Quran pertama kali dipimpin oleh para sahabat yang betul-betul talaqqi dan
8.
Setiap ada usaha pencetakan atau penerbitan Al-Quran pasti ada lajnah pentashhihnya
9.
Adanya ketenangan hati sewaktu membaca Al-Quran
10.
Al-Quran selalu cocok dengan setiap disiplin ilmu.
Kedudukan Al-Quran dihati kaum muslimin 1.
Al-Quran sebagai manhaj tarbiyah islamiyah
2.
Al-Quran sebagai kitab Syariah
اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران
17
3.
Al-Quran adalah petunjuk jalan dalam menjalani hidup ini.
4. Al-Quran adalah penyeru kepada penghayatan (tadabbur) ayat-ayat Allah dalam Al-Quran atau alam ini 5.
Al-Quran adalah masdar ma’rifah (referensi) sejarah yang mulia.
konsekuensi Iman kepada kitab-kitab Allah Sebagai Muslim dituntut: 1.
Hidup bersama Al-Quran, dengan tilawah, tahfidz dan tadabbur
2.
Mentarbiyah diri dan keluarga berdasarkan Al-Quran
3.
Merealisasikan kehendak Al-Quran dalam kehidupannya sehari-hari.
Hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah. 1. Mengetahui perhatian Allah kepada Hamba – hamba Nya sehingga menurunkan kitab yang menjadi hidayah bagi setiap Muslim. 2. Mengetahui Hikmah Allah dalam syara’ atau hukumnya sehingga menetapkan hukum sesuai dengan tabiat dan keadaan setiap ummat (QS. 5 : 48) 3.
Meyakinkan kita bahwa Islam adalah risalah seluruh Nabi dan Rasul.
4. Menyadarkan kita akan kasih sayang Allah SWT sehingga kita harus mensyukuri segala nikmat yang telah dianugerahkan Nya kepada kita.
اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران
18