Tugas Taman Siswa Yudhii.docx

  • Uploaded by: RiskiPrayudi Tkr
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Taman Siswa Yudhii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,007
  • Pages: 5
TUGAS MATA KULIAH KETAMANSISWAAN DOSEN PENGAMPU : Enggar Kartikasari, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH: NAMA

:TRI WAHYUDIONO

NIM

: 2018006064

KELAS

: PTM 1 C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA 2018

1. Nasehat dan ajaran-ajaran Ki Hadjar Dewantara di Tamansiswa serta masa perjuangannya, serta nilai-nilai terkandung yang dapat saya petik di dalam film dokumenter Ki Hadjar Dewantara adalah sebagai berikut:

Ki Hadjar Dewantara terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat lahir di yogyakarta pada tanggal 2 mei 1889 terlahir dari lingkungan keluarga keraton yogjakarta saat genap berusia 40 tahun menurut hitungan tahan saka mengganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara saat itu, dia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini bermaksud agar ia bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hati nya.

Tiga serangkai yaitu pimpinan pusat dari indische partij bersama Douwes Dekker (Dr. Danurdirdja Setyabudhi) dan Dr. Cipto Mangoenkoesoemo, ia mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) pada tanggal 25 desember 1912 yang bertujuan Indonesia merdeka.

Mereka bersaha mendaftarkan organisasi ini untuk memperoleh status badan hukum pada pemerintah kolonial belanda tetapi pemerintah kolonial belanda melalui gubernur jendral Idenburg berusaha menghalangi kehadiran partai ini dengan menolak pendaftaran itu pada tanggal 11 maret 1913 sebelum nya ada himpunan partai yaitu sarikat islam tetapi belum ada yang berani menunjukan diri nya sebagai gerakan politik.

Kemudian, setelah ditolak nya pendaftaran status badan hukum indische partij, ia pun ikut membentuk komite bumi poetra pada november 1913. komite itu sekaligus sebagai komite tandingan dari komite perayaan 100 tahun kemerdekaan bangsa belanda. Komite bumi koerta bermaksud menggagalkan perayaan 100 tahun bebas nya negri belanda dari penjajahan prancis dengan menarik uang dari rakyat jajahan untuk membiayai pesta perayaan tersebut. Oleh sebab itu kita harus menggagalkan meaksud belanda itu, sebab ini suatu penghinan bangsa kita terhadap kehormatan nasional kita.

Komite bumi poetra menerbitkan brosur yang terkenal yakni Als Ik Eens Nederlander Was yang artinya Seandai Aku Seorang Belanda. Dalam brosur itu Ki Hadjar menerangkan dan menyatakan bahwa maksud belanda untuk merayakan hari kemerdekaannya di indonesia suatu

tindakan yang tidak sopan dan di dalam brosur itu menuntut ada nya parlemen tapi hal ini sudah dianggap perbuatan politik yang tidak dapat diperbolehkan. Setelah itu Ki Hadjar di tangkap karna penertiban brosur itu kemudian dr. Cipto menulis karangan yang berjudul Een voor Allen maar Ook Allen voor Een artinya Satu untuk Semua, Semua untuk Satu juga dan dengan cara nya yang unik dr. Cipto memakimaki tentang apa yang diperbuat oleh belanda dengan segara dr. Cipto di tangkap lalu dr. Douwes Dekker menerbitkan karangan yang artinya Pahlawan-pahlawan kita, sebab dr. Douwes Dekker memandang kita berdua (Ki Hadjar dan dr. Cipto) sebagai pahlawan dan dari 3 serangkai tersebut ditangakap dan di asingkan. Ki Hadjar diasingkan di pulau Bangka, Douwes Dekker diasingkan di Kupang sedangkan dr. Cipto diasingkan di pulau Banda. Tetapi Ki Hadjar menolaknya dan meminta diasingkan ke negeri Belanda agar tetap dapat melaksanakan aksi mereka. Akhirnya mereka diijinkan ke Negeri Belanda dan pada tanggal 6 September 1913 mereka menuju ke Belanda.

Kesempatan itu dipergunakan untuk mendalami masalah pendidikan dan pengajaran, sehingga Ki Hadjar memperoleh Europeesche Akte. Kemudian ia kembali ke Tanah Air pada tahun 1919,dan kemudian Ki Hadjar di tangkap kemudian di jebloskan ke penjara Semarang karna didakwa menghina Mahkama Agung dari Belanda pada saat itu ia mencurahkan dan berfokus di bidang pendidikan sebagai bagian dari alat perjuangan meraih kemerdekaan. Kemudian ia pun mendirikan sebuah perguruan bersama rekan seperjuangannya yang bercorak nasional yaitu NATIONAL ONDERWIJS INSTITUT TAMANSISWA (Perguruan Tamansiswa Nasional) pada tanggal 3 Juli 1922. perguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan.

Pada saat Ki Hadjar Dewantara duduk santai ada seorang murid yang ingin mengetahaui riwayat Ki Hadjar Dewantara, dan Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa jika menceritakan riwayat diri sendiri itu sedikit cukup susah, dan akhirnya Ki HAdjar Dewantara menceritikan riwayat hidupnya namun dengan singkat. Ki hadjar Menceritakan banyak hal, diantaranya ialah tentang Tiga serangkai, perhimpunan rakyat yang biasa di panggil serikat islam tapi belum ada yang berani menunjukkannya sebagai partai politik.

Kesimpulan yang dapat saya petik dari film dokumenter Ki Hadjar Dewantara adalah Tuntutlah ilmu setinggi mungkin jangan mudah menyerah sebagaimana yang telah di

korbankan oleh Pahlawan Pendidikan kita yaitu Ki Hadjar Dewantara, jangan mudah putus asah teruskanlah pengorbanan Ki Hadjar dewantara. 2. Isi dan pemahaman yang dapat saya rangkum dalam salah satu kritikan pedas Ki Hadjar Dewantara yang sangat berani dalam tulisan yang berjudul “Andaikan Aku Seorang Belanda” ialah sebagai berikut :

Als ik een Nederlander was ( Andai aku seorang belanda) potongan sepenggal isi tulisannya yang mempunyai arti "sekiranya aku orang belanda(kalau aku orang belanda) aku tidak akan merayakan pesta" di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya" intinya beliau pada saat itu menyindir dan mengkritik dengan sangat tajam terhadap pemerintahan

kolonial belanda, yang dimana saat itu belanda sedang merayakan hari

kemerdekaan, tetapi belanda masih saja menjajah indonesia dan merayakan kemerdekaan belanda/ nederland di negeri indonesia, dan mereka meminta uang kepada orang indonesiia untuk biaya hari kemerdekaan nederland

Isi dan keritikan pedas KI HADJAR DEWANTARA yang sangat berani adalah tulisan yang berjudul “Andaikan Aku seorang Belanda” adalah saat itu hindia belanda berniat mengumpulkan sumbangan dari pribumi untuk merayakan kemerdekaan belanda dari perancis pada tahun 1913. Namun pengutipan tersebut menimbulkan reaksi dan pertentangan keras dari kalangan aktifis, termasuk KI HADJAR DEWANTARA. Ia menulis sebuh kolom yang terkenal yang berjudul “Andai Aku Seorang Belanda” yang berisi tentang mengkritik dengan pedas sikap pejabat hindia belanda yang berbunyi “ sekiranya aku adalah seorang belanda, aku tak akan membuat pesta kemerdekaan di negeri yang telah ku rampas sendiri kemerdekaan merekanya. Sejalan dengan pikiran tersebut, bukan saja tak adil, tapi juga tak pantas untuk menyuruh para pribumi untuk memberikan sumbangan untuk dana pesta tersebut. Ide pesta itu saja sudah menghuna mereka sendiri dan sekarang kita rampok pula kantong mereka. Terus kan saja penghinaan itu! Andai saja aku seorang belanda, hal yang paling menyinggung perasaan ku dan kawan sebangsaku ialah kenyataan bahwa pribumi, diharuskan ikut membayar pesta yang mereka tidak punya kepentingan apapun bagi mereka.

Related Documents

Tugas Siswa Di Sekolah.docx
October 2019 16
Taman Sari.docx
October 2019 29
Taman Kota.docx
April 2020 15
Taman Kota
June 2020 20
Peremajaan Taman
October 2019 34

More Documents from "Alfareno Putra"