Taman Kota.docx

  • Uploaded by: elvira nadila
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Taman Kota.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,654
  • Pages: 25
2.5 Taman Kota 2.5.1 Pengertian Taman Kota RTH taman kota adalah taman yang ditujukan untuk melayani penduduk suatu kota atau bagian wilayah kota. Taman ini melayani minimal 480.000 penduduk dengan standar minimal 0,3 m2 per penduduk kota, dengan luas taman minimal 144.000 m2. Taman ini dapat berbentuk sebagai RTH (lapangan hijau), yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi dan olah raga, dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 80% - 90%. Semua fasilitas tersebut terbuka untuk umum. Jenis vegetasi yang dipilih berupa pohon tahunan, perdu, dan semak ditanam secara berkelompok atau menyebar berfungsi sebagai pohon pencipta iklim mikro atau sebagai pembatas antar kegiatan.

Tabel 1 Contoh Kelengkapan Fasilitas Pada Taman Kota Koefisien Daerah Hijau

Fasilitas

Vegetasi

(KDH) 70-80%

1. Lapangan terbuka 2. Unit lapangan basket (14x26 m)

1. 150 Pohon (Pohon sedang dan kecil) 2. Semak

3. Unit lapangan volley 3. Perdu (15x24m)

4. Penutup tanah

4. Trek lari, lebar 7m, panjang 400m 5. Wc umum 6. Parkir

kendaraan

termasuk sarana kios (Jika diperlukan) 7. Panggung terbuka 8. Area bermain anak 9. Prasarana

tertentu,

kolam retensi untuk

pengendalian

air

larian 10. Kursi Menurut Permen PU No.5/PRT/M, 2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan

2.5.2 Karakteristik Taman Kota Beberapa karakteristik dari taman kota, antara lain (Suharto, 1994): a.

Vegetasi pada taman kota umumnya beragam, mulai dari rumput, semak, perdu, dan pohon.

b.

Mudah dijangkau oleh penduduk kota dan dapat memenuhi fungsi perlindungan dan regulatifnya, seperti kelestarian tanah, tata air, mengurangi polusi udara, mengurangi kebisingan, dan sebagainya.

c.

Ekosistem yang berada di dalam taman kota dipengaruhi oleh beberapa faktor abiotik, antara lain suhu, intensitas sinar matahari, air, tanah, ketinggian, kangin, dan garis lintang.

d.

Hanya memiliki sedikit komunitas biotik, umumnya hanya berupa serangga yang memakan daun tumbuhan.

Karakter dan kenyamanan kota banyak dipengaruhi oleh keadaan dan susunan RTH. Menurut Simonds (1983) yang disadur oleh Suharto, RTH dapat berupa: a.

Waterfront (pantai, tepi danau atau tepi sungai),

b.

Blueways (sungai, selokan, dan dataran banjir),

c.

Greenways (jalan umum, jalan taman, koridor jalan, jalur pejalan kaki, jalur lari, dan jalur sepeda),

d.

Taman kota dan areal rekreasi,

e.

Ruang terbuka hijau lainnya: hutan kota, kebun, dan persemaian di tengah Idealnya, RTH

satu sama lain saling berhubungan sehingga membentuk bingkai hijau di dalam dan di sekitar kota. 2.5.3 Fungsi Taman Kota Berbagai fungsi taman yang dapat dirasakan manfaatnya adalah sebagai Berikut (Suharto, 1994)

a. Fungsi untuk kesehatan Untuk fungsi ini taman dianalogikan dengan paru-paru manusia bagi sebuah lingkungan. Sebagai unsur utama penghijauan, taman dapat mengatur serta membersihkan udara. Tanaman pada taman tersebut pada siang hari melangsungkan proses respirasi yang menghasilkan oksigen yang mengakibatkan adanya simbiose mutualistis dengan manusia. Proses pernafasan manusia diperlukan bagi proses asimilasi pada tanaman, begitu pula sebaliknya. b. Fungsi untuk keindahan Taman yang ditata dengan baik dan dirancang dengan tepat dapat memberikan kesan asri, tenang, nyaman dan menyejukkan. Hal ini diperlukan manusia (terutama di kota-kota besar) sebagai kompensasi dari kesibukan kerja sehari-hari, untuk menggairahkan semangat baru bagi kegiatan selanjutnya. c. Taman sebagai daya tarik Taman yang ditata di lingkungan sebuah bangunan dengan penataan yang menarik akan merupakan daya tarik dan ciri khas dari bangunan tersebut. d. Taman sebagai penunjuk arah Penempatan tanaman tertentu pada taman sedemikian rupa dapat menjadi penunjuk arah dan dapat mengarahkan gerak kegiatan di sebuah lingkungan semisal deretan pohon palem raja di kiri kanan jalan di lingkungan pabrik, deretan cemara lilin di kiri kanan jalan masuk (entrance) bangunan. e. Taman sebagai penyaring debu Bagi pabrik, kilang minyak atau sektor industri lain yang mempunyai kontribusi pada pencemaran udara dari cerobong asapnya, pohon-pohon tinggi dapat membantu memperkecil polusi di luar lingkungan. f. Taman sebagai peredam suara Taman juga berfungsi sebagai peredam suara, baik dalam lingkungan ke luar atau sebaliknya dapat dibantu dengan menggunakan bukitan kecil yang ditanami dengan tanaman semak atau perdu sehingga getaran suara dapat diredam secara alamiah. g. Taman sebagai peneduh Penataan taman dengan menggunakan pohon-pohon rindang akan bermanfaat sebagai peneduh untuk areal terbuka seperti tempat parkir, koridor tempat rekreasi, tempat istirahat dan sebagainya.

h. Taman sebagai pelestari ekosistem Dengan hadirnya taman di sekitar bangunan yang terdiri dari berbagai tanaman dan pepohonan akan mengundang serangga atau burung sebagai penyebar bibit, penyilang jenis tanaman, penyerbuk dan sebagainya yang akan berperan sebagai pelestari lingkungan. i. Taman sebagai pencegah erosi Materi taman berupa tanaman, terutama tanaman penutup tanah seperti rerumputan dapat mencegah pengikisan tanah atau erosi 2.5.4 Kriteria Taman Kota 1. Letak yang Strategis Letaknya strategis (berada di pusat kota) sehingga mudah diakses semua kalangan masyarakat dan didesain dengan desain universal termasuk memperhatikan kebutuhan khusus kaum difable. Fasilitas untuk kaum difable diantaranya jalur pejalan kaki dengan keramik berukir, jalur kursi roda dan wc difable. 2. Memiliki fungsi ekologi, sosial ekonomi dan kesehatan Fungsi ekologi berkaitan dengan lingkungan alam berfungsi untuk (meningkatkan resapan air, membangun jejaring habitat kehidupan satwa, menurunkan tingkat polusi udara, berfungsi sebagai paru-paru kota). Fungsi sosial ekonomi karena taman kota sering digunakan sebagai tempat rekreasi dan interaksi warga. Selain itu taman kota dapat digunakan sebagai objek pendidikan, pelatihan dan penelitian dalam mempelajari alam, dengan adanya taman kota dapat meningkatkan pendapatan dan interaksi social. Fungsi kesehatan dapat meningkatkan gaya hidup sehat di kalangan masyarakat. Taman kota dilengkapi dengan fasilitas olahraga yang baik akan mengundang masyarakat untuk sering berolahraga. 3. Memiliki nilai estetis Taman kota berkontribusi pada estetika kota dan dapat dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi yang nyaman bagi seluruh kalangan masyarakat. Adanya taman kota dapat memperindah lingkungan/tata kota. Taman kota juga dapat menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun dan tidak terbangun.

4. Terdapat fasilitas / elemen taman kota yang lengkap Fasilitas / elemen taman kota diantaranya : a. Vegetasi Jenis vegetasi yang dapat dipilih untuk ditanam kota yaitu pohon tahunan, perdu dan semak ditanam secara berkelompok atau menyebar. Vegetasi ini berfungsi sebagai pencipta iklim mikro atau pembatas antar kegiatan. Kriteria vegetasi untuk taman kota diantaranya tidak berduri, tidak beracun, dan tidak mudah patah, perakaran tidak menganggu pondasi, indah, tahan terhadap hama penyakit dan mampu menyerap polusi. Contoh pohonnya seperti kamboja merah, bunga sakura dan bunga kupu-kupu. b. Jalur Pedestrian Jalur pedestrian atau jalur pejalan kaki perlu disediakan di kanan-kiri jalan dan di dalam taman adanya jalur pedestrian akan memudahkan warga untuk berjalan-jalan mengelilingi taman. c. Tempat Duduk Warga yang datang ke taman memiliki tujuan untuk menikmati suasana di taman, sebaiknya disediakan tempat duduk berupa kursi taman agar masyarakat lebih nyaman ketika bersantai di taman. d. Penerangan yang Cukup Ketika hari mulai gelap, area taman tentunya membutuhkan penerangan berupa lampu taman. Pencahayaan yang cukup dapat membuat pengunjung lebih nyaman bersantai di taman. Keadaan taman yang cukup terang dapat menghindarkan dari tindak kejahatan. e. Arena Bermain Anak Arena bermain anak merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh anak-anak untuk bermain. Misalnya ayunan, perosotan, jungkat-jungkit dan sebagainya. Peralatan permainan anak yang lengkap tentunya dapat menjadi daya tarik bagi anak-anak untuk bermain di taman. f. Arena Olahraga Suasana taman cocok dijadikan sebagai tempat berolahraga. Fasilitas olahraga yang banyak diminati pengunjung antara lain jogging track, lapangan basket/ tenis dan peralatan fitness sederhana seperti pull up bar. g. Fasilitas lain yang harus ada di taman kota Fasilitas untuk kaum difable, toilet, area kuliner dan tempat parkir, pos keamanan, sarana yang dapat menampung aktivitas yang menjadi kebiasaan warga kota (misalnya, tempat bermain

skateboard,

tempat

melakukan

yoga,

tempat

jajanan

tradisional,

dll).

https://filmaria.co.id/kriteria-taman-kota-yang-baik/

2.1.11 Peranan Ruang Terbuka Hijau Kota Terhadap Kehidupan Kota Ruang terbuka hijau kota berperan memelihara ekosistem dan dapat mengurangi tekanan populasi penghuni kota secara langsung dan tidak langsung dalam fungsi ekosistem menghasilkan oksigen dan mengurangi emisi karbondioksida, mencegah polusi udara dan air, mengurangi polusi suara, melindungi tanah dan air, memelihara keanekaragaman kehidupan dan dapat dijadikan area rekreasi, budaya dan nilai sosial. Selain fungsi memperbaiki lingkungan kota, area hijau kota juga berperan dalam memelihara kesejahteraan dan meningkatkan kualitas kehidupan penghuni kota. Manfaat dari keberadaan area hijau kota dapat dilihat dari sudut manfaat ekonomi yaitu dapat mengurangi biaya energi dan air, dari sudut manfaat sosial area hijau berguna untuk rekreasi, olahraga/permaianan dan istirahat. Dari sudut manfaat psikologi area hijau bahwa tempat-tempat ini dapat memberikan manfaat dalam aspek bersosialisasi, memupuk keakraban dan kesetiakawanan, belajar bersama, memberika kesempatan untuk mengekspresikan pribadi dan nilai social dan memberikan kebebasan. (Hakim,2012) 2.1.12 Peranan Ruang Terbuka Hijau Kota Terhadap Kualitas Lingkungan Kota Penataan ruang terbuka hijau secara tepat akan mampu berperan meningkatkan kualitas atmosfer kota, penyegaran udara, menurunkan suhu kota, menyapu debu permukaan kota, menurunkan kadar polusi udara, meredam kebisingan. Pada umumnya ruang terbuka hijau didominasi oleh tanaman dan tumbuhan, dimana unsure ini banyak berpengaruh terhadap kualitas udara kota. Tanaman dapat menciptakan iklim mikro, yaitu adanya penurunan suhu sekitar, kelembaban yang cukup dan kadar O2 yang bertambah. Hal ini dikarenakan adanya proses asimilasi dan evapotranspirasi dari tanaman. Di samping itu, tanaman juga dapat menyerap/mengurangi Co2 di udara yang di hasilkan oleh berbagai kegiatan seperti industry, kendaraan bermotor. Satu hektar ruang terbuka hijau dapat menghasilkan 0,6 ton oksigen untuk konsumsi 1.500 orang perhari.

2.1.13 Peranan Ruang Terbuka Hijau Kota Terhadap Kelestarian Lingkungan Pengembangan ruang terbuka hijau mempunyai kemampuan untuk memperbaiki kondisi tanah itu sendiri secara alamiah. Sehingga perlu adanya program-program perbaikan tanah kritis, pencegahan erosi, peningkatan kualitas lingkungan (permukiman, industri, jalur transportasi). Dengan adanya pengembangan ruang terbuka hijau maka diharapkan dapat diterapkan program penghijauan pada ruang-ruang terbuka kota. Hal ini memungkinkan adanya penerapan berbagai jenis tanaman yang dapat memberikan keanekaragaman hayati. Dengan demikian ruang terbuka hijau dapat berfungsi sebagai tempat keanekaragaman jenis flora dan fauna dalam upaya pelestarian. (Hakim,2012) 2.1.3 Ruang Terbuka dan Lingkungan Hidup Ruang terbuka dalam lingkungan kehidupan (lingkungan alam dan manusia) dapat dikelompokan sebagai berikut : a. Ruang terbuka sebagai sumber produksi antara lain berupa daerah hutan, daerah pertanian, daerah produksi mineral, daerah peternakan, daerah perairan (reservoir, energi), daerah perikanan dan lainnya. b. Ruang terbuka sebagai perlindungan terhadap kekayaan sumber alam dan manusia antara lain berupa cagar alam, cagar budaya, suaka marga satwa dan taman nasional. c. Ruang terbuka untuk kesehatan, kesejahteraan dan kenyamanan yaitu antara lain melindungi kualitas air tanah, pengaturan dan pengelolaan limbah, mempertahankan dan memperbaiki kualitas udara, daerah rekreasi dan daerah taman lingkungan. 2.1.9 Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan yang selanjutnya disingkat RTHK Padalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika. (Pemendagri No.1, 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Di Wilayah Perkotaan). Ruang terbuka hijau kota dapat diklasifikasi, baik dalam tata letak dan fungsinya. Berdasarkan tata letak, ruang terbuka hijau kota bisa berwujud ruang terbuka kawasan pantai (Coastal Open Space), dataran banjir sungai (River Flood Plain), ruang terbuka pengaman jalan bebas hambatan (Greenways) dan ruang terbuka pengaman kawasan bahaya kecelakaan di ujung

landasan bandar udara. Ruang terbuka hijau kota meliputi : a. Ruang terbuka hijau makro seperti kawasan pertanian, perikanan, hutan lindung, hutan kota dan landasan pengaman udara b. Ruang terbuka hijau medium c. Ruang terbuka hijau mikro lahan terbuka yang ada disetiap kawasan permukiman yang disediakan dalam bentuk fasilitas umum seperti taman bermain (Play Ground), taman lingkungan (Community Park) (Hakim,2012)

2.1.10 Sistem Ruang Terbuka Hijau Kota Secara sistem, ruang terbuka hijau kota adalah bagian dari kota yang tidak terbangun yang berfungsi menunjang kenyamanan, kesejahteraan, peningkatan kualitas lingkungan dan pelestarian alam. Umumnya terdiri dari ruang pergerakan linier atau koridor. Ruang terbuka kota banyak menentukan pola bentuk dan tatanan ruang kota untuk tujuan kesehatan, kenyamanan, keamanan dan peningkatan kualitas lingkungan serta pelestarian alam. Secara rinci sistem ruang terbuka kota dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Ruang terbuka untuk kaitan produksi terdiri dari lahan untuk kehutanan, pertanian, produksi mineral, sumber air, komersil dan rekreasi. 2. Ruang terbuka untuk preservasi sumber daya alam dan manusia terdiri dari rawa untuk habitat tertentu, hutan sebagai kehidupan satwa, tempat-tempat bersejarah dan pendidikan. 3. Ruang terbuka untuk kesehatan dan kesejahteraan umum terdiri dari lahan untuk melindungi kualitas air, ruang untuk penimbun sampah buangan, ruang untuk memperbaiki kualitas udara, area rekreasi, area untuk menyajikan efek visual yang menarik (bukit, lembah, danau dan pantai) 4. Ruang terbuka untuk keamanan umum terdiri dari waduk pencegah banjir kanal, lapangan terbang. 5. Ruang terbuka sebagai koridor terdiri dari koridor kabel tegangan tinggi, koridor jaringan pipa, bantaran sungai, jaringan transportasi kereta api. (Hakim,2012)

2.2.3 Penyediaan RTH Berdasarkan Kebutuhan Fungsi Tertentu Fungsi RTH pada kategori ini adalah untuk perlindungan atau pengamanaan, sarana dan prasarana misalnya melindungi kelestarian sumber daya alam, pengaman pejalan kaki atau membatasi perkembangan penggunaan lahan agar fungsi utamanya tidak teganggu. RTH kategori ini meliputi: jalur hijau sempadan rel kereta api, jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi, RTH kawasan perlindungan setempat berupa RTH sempadan sungai, RTH sempadan pantai, dan RTH pengamanan sumber air baku/mata air. Menurut Permen PU No.5/PRT/M, 2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan 2.10 Taman Kota Berdasarkan Konsep Kota Layak Anak Taman kota berdasarkan konsep kota layak anak adalah taman kota yang menerapkan prinsip-prinsip kota layak anak dalam menjalankan fungsinya. Untuk menentukan taman kota berdasarkan konsep kota layak anak dilakukan persilangan teori antara taman kota dengan konsep kota layak anak. Komponen taman kota yang harus sesuai dengan konsep kota layak anak meliputi aksesibilitas, sarana rekreatif, sarana olahraga, fasilitas pendukung dan vegetasi. Selanjutnya setiap komponen ditentukan indikator berdasar teori. Dalam memenuhi kriteria taman kota harus dapat dijangkau oleh seluruh anak di Kota Pontianak. Sebagai sarana rekreatif taman kota harus mengoptimalkan fungsinya sebagai ruang rekreatif dan sosial bagi anak. Taman kota sebagai sarana olahraga harus mampu memenuhi kebutuhan anak untuk berolahraga dan beraktivitas aktif melalui penyediaan fasilitas olahraga. Untuk mewujudkan taman kota berdasarkan konsep kota layak anak penyediaan fasilitas pendukung dan vegetasi menjadi faktor yang penting. Dengan fasilitas yang lengkap taman dapat menjadi ruang bermain yang aman dan nyaman bagi anak. Manfaat keberadaan vegetasi adalah taman menjadi tempat yang sejuk dan teduh sehingga anak-anak dapat dengan nyaman berada di taman. dalam Widyastuti,dkk (2017 : 196) 2.4.4 Jenis Sarana Berdasarkan Standar Nasional Indonesia Pelayanannya terhadap sejumlah penduduk. Keseluruhan jenis ruang terbuka hijau tersebut adalah :

a. Setiap unit RT ≈ kawasan berpenduduk 250 jiwa dibutuhkan minimal 1 untuk taman yang dapat memberikan kesegaran pada kota, baik udara segar maupun cahaya matahari, sekaligus tempat bermain anak-anak b. Setiap unit RW ≈ kawasan berpenduduk 2.500 jiwa diperlukan sekurang-kurangnya satu daerah terbuka berupa taman, di samping daerah-daerah terbuka yang telah ada pada tiap kelompok 250 penduduk sebaiknya, yang berfungsi sebagai taman tempat main anakanak dan lapangan olah raga kegiatan olah raga c. Setiap unit Kelurahan ≈ kawasan berpenduduk 30.000 jiwa diperlukan taman dan lapangan olahraga untuk melayani kebutuhan kegiatan penduduk di area terbuka, seperti pertandingan olah raga, upacara serta kegiatan lainnya d. Setiap unit Kecamatan ≈ kawasan berpenduduk 120.000 jiwa, harus memiliki sekurangkurangnya 1 (satu) lapangan hijau terbuka yang berfungsi sebagai tempat pertandingan olah raga (tenis lapangan, bola basket dan lain-lain), upacara serta kegiatan lainnya yang membutuhkan tempat yang luas dan terbuka e. Setiap unit Kecamatan ≈ kawasan berpenduduk 120.000 jiwa, harus memiliki sekurangkurangnya1 (satu) ruang terbuka yang berfungsi sebagai kuburan/pemakaman umum f. Selain taman dan lapangan olah raga terbuka, harus disediakan jalur-jalur hijau sebagai cadangan/sumber-sumber alam, sekaligus berfungsi sebagai filter dari polusi yang dihasilkan oleh industri, dengan lokasi menyebar. g. Diperlukan penyediaan jalur hijau sebagai jalur pengaman lintasan kereta api, dan jalur pengaman bagi penempatan utilitas kota, dengan lokasi menyebar h. Pada kasus tertentu, mengembangkan pemanfaatan bantaran sungai sebagai ruang terbuka hijau atau ruang interaksi sosial (river walk) dan olahraga. 2.4.5 Kebutuhan Lahan Berdasarkan Standar Nasional Indonesia Kebutuhan luas lahan ruang terbuka hijau berdasarkan kapasitas pelayanan sesuai jumlah penduduk, dengan standar 1 m2 /penduduk. Kebutuhan lahan tersebut adalah : a. Taman untuk unit RT ≈ 250 penduduk, sekurang-kurangnya diperlukan 250 m2 atau dengan standar 1 m2/penduduk. b. Taman untuk unit RW ≈ 2.500 penduduk, dibutuhkan minimal 1.250 m2 atau dengan standar 0,5 m2/penduduk yang lokasinya dapat disatukan dengan pusat kegiatan RW lainnya, seperti balai pertemuan, pos hansip dan sebagainya.

c. Taman dan lapangan olah raga untuk unit Kelurahan ≈ 30.000 penduduk, diperlukan lahan seluas 9.000 m2 atau dengan standar 0,3 m2/penduduk. d. Taman dan lapangan olah raga untuk unit Kecamatan ≈ 120.000 penduduk, diperlukan lahan seluas 24.000 m2 (2,4 hektar) atau dengan standar 0,2 m2/penduduk. e. Dibutuhkan jalur hijau seluas 15m2 / penduduk yang lokasinya menyebar f. Besarnya lahan kuburan/pemakaman umum tergantung dari sistem penyempurnaan yang dianut sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Acuan perhitungan luasan berdasarkan angka kematian setempat dan/atau sistem penyempurnaan. 2.9 Konsep Kota Layak Anak Berdasarkan UNICEF (2004) definisi kota layak anak adalah kota yang melalui pemerintah lokalnya berkomitmen untuk memenuhi hak-hak anak, meliputi hak untuk memengaruhi keputusan tentang kotanya, menyatakan pendapatnya sesuai dengan kemauan dan kebutuhan mereka, berpartisipasi aktif dalam keluarga, komunitas dan masyarakat, memeroleh pelayanan dasar seperti kesehatan, pendidikan dan tempat tinggal, dapat mengonsumsi air yang aman dan mampu mengakses sanitasi yang layak, dilindungi dari eksploitasi, kekerasan dan perlakuan kejam, dapat berjalan dengan aman di jalan, bertemu teman dan bermain, memiliki ruang hijau dengan tumbuhan dan hewan didalamnya, tinggal dilingkungan yang bebas polusi, berpartisipasi di event atau kegiatan sosial dan budaya serta memeiliki hak yang sama untuk mengakses setiap pelayanan dasar, tanpa memerhatikan ras, agama, pendapatan, gender dan disabilitas. Salah satu kualifikasi yang harus dipenuhi oleh suatu kota dalam mewujudkan kota layak anak menurut Subiyakto (2012) adalah keberadaan ruang terbuka hijau seperti taman kota untuk tempat bermain dan berkreasi anak yang aman dan nyaman. Dalam penyediaan ruang bermain harus di design untuk anak-anak sehingga anak-anak mampu menjelajah lingkungannya dengan bebas, bertemu teman dan bermain (Riggio, 2002). Dalam perencanaannya anak diminta mengemukakan pendapatnya tentang fasilitas pendukung taman, tanaman (seperti keberadaan pohon besar, pohon kecil dan bunga di taman). dan fasilitas bermain (Omid et al, 2007). Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui keinginan anak tentang taman bermain seperti apa yang mereka inginkan, adalah melalui kegiatan menggambar peta taman bermain oleh anakanak. dalam Widyastuti,dkk (2017 : 196)

Definisi Operasional (DO) untuk kelompok umur anak : 

Bayi adalah anak yang berumur dibawah 1 tahun atau sebelum mencapai hari ulang tahun yang pertama. Jadi anak yang berusia tepat 1 tahun tidak termasuk dalam kelompok bayi tetapi sudah termasuk ke dalam kelompok balita / anak balita.



Balita adalah anak yang berumur 5 tahun atau sebelum mencapai hari ulang tahun yang kelima. Anak yang berusia tepat 5 tahun tidak termasuk dalam kelompok balita tetapi sudah masuk ke dalam kelompok anak pra sekolah. Sedangkan yang di sebut balita adalah kelompok anak yang berumur 1 sampai 5 tahun. Anak yang berusia tepat 5 tahun sudah masuk ke dalam kelompok anak pra sekolah.



Anak pra sekolah adalah kelompok anak yang berumur antara 5 sampai 6 tahun kurang 1 hari. Anak yang berusia tepat 6 tahun masuk ke dalam kelompok anak usia sekolah.



Anak usia sekolah adalah anak yang berumur 6 sampai 18 tahun. Anak yang berusia tepat 18 tahun sudah masuk kedalam kelompok dewasa.



Anak pra remaja adalah kelompok anak yang berumur 10 - < 13 tahun.



Anak remaja adalah anak yang berumur 13 - < 18 tahun.

1. Bayi : Umur 0- < 1 Tahun 2. Balita : Umur 0- < 5 Tahun 3. Anak Pra Sekolah : Umur 5- < 6 Tahun 4. Anak Remaja : Umur 10-18 Tahun, di bagi menjadi Pra Remaja (10- < 13 Tahun) dan Remaja (13- < 18 Tahun) 5. Anak Usia Sekolah : Umur 6- < 18 Tahun Karakteristik berdasarkan umur yakni sebagai berikut : Tabel Kategori umur menurut Depkes RI Tahun 2009 No.

Kategori Umur

Umur (Tahun)

1.

Masa Balita

0-5

2.

Masa Kanak-Kanak

5-11

3.

Masa Remaja Awal

12-16

4.

Masa Remaja Akhir

17-25

5.

Masa Dewasa Awal

26-35

6.

Masa Dewasa Akhir

36-45

7.

Masa Lansia Awal

46-55

8.

Masa Lansia Akhir

56-65

9.

Manula

65 – Sampai Atas

Sumber: Depkes RI Tahun 2009 Berdasarkan tabel kategori umur menurut departemen kesehatan RI tahun 2009 diatas dapat dilihat bahwa kategori umur terbagi menjadi 9 kategori yaitu masa balita, masa kanak-kanak, masa remaja awal, masa remaja akhir, masa dewasa awal, masa dewasa akhir, masa lansia awal, masa lansia akhir, dan manula. Tabel Kategori umur menurut Depkes RI Tahun 2009 No.

Kategori Umur

Umur (Tahun)

1.

Masa Balita

0-5

2.

Masa Kanak-Kanak

5-11

3.

Masa Remaja Awal

12-16

4.

Masa Remaja Akhir

17-25

5.

Masa Dewasa Awal

26-35

6.

Masa Dewasa Akhir

36-45

7.

Masa Lansia Awal

46-55

8.

Masa Lansia Akhir

56-65

9.

Manula

65 – Sampai Atas

Sumber: Depkes RI Tahun 2009 Pada tabel di atas terdapat 9 (Sembilan) kategori umur menurut dinas kesehatan yaitu masa balita dari umur 0-5 tahun, masa kanak-kanak dari umur 5-11 tahun, masa remaja awal dari umur 12-16 tahun, masa remaja akhir dari umur 17-25 tahun, masa dewasa awal dari umur 26-35 tahun, masa remaja akhir dari umur 36-45 tahun, masa lansia awal dari umur 46-55 tahun, masa lansia akhir dari tahun 56-65 tahun, manula dari tahun 65-sampai atas. No. a.

Variabel Letak yang strategis

b.

Sarana olahraga

Sub Variabel Indikator Lokasi taman yang mudah di jangkau Fasilitas olahraga Ketersedian fasilitas olahraga berupa lapangan yang dapat

digunakan masyarakat dalam berkelompok. Seperti lapangan basket, skateboard. c.

Lingkungan hidup

d.

Kenyamanan dan keamanan

Lingkungan yang nyaman, bersih, indah dan segar  Pos keamanan  Tempat parkir  Fasilitas kebersihan 

e.

Terdapat fasilitas/ elemen kota

   

f.

Kebutuhan rekreatif

g.

Nilai estetika

Pengelola taman Vegetasi Jalur pedestrian Penerangan yang cukup Terdapat ruang interaksi



Penjaga keamanan



Tersedianya tempat parkir untuk pengunjung taman Tersedianya tempat sampah Terdapat petugas kebersihan

   

Pengelola ruang baca

Ketersediaan vegetasi Tersedianya jalur pejalan kaki atau trotoar di sekitar taman Terdapat lampu di taman    

Arena bermain anak dan remaja Terdapat tempat duduk Tempat beristirahat Tempat bersantai

Keindahan Visual

2.3 Taman Bermain Anak Taman bermain anak (Children Playground) adalah tempat yang dirancang bagi anak-anak untuk melakukan aktivitas bermain dengan bebas untuk memperoleh keriangan, kesenangan dan kegembiraan serta sebagai sarana mengembangkan kemampuan kognitif,sosial, fisik, serta kemampuan emosinya. Untuk menciptakan sebuah taman bermain dibutuhkan perencanaan dan perancangan yang matang sehingga kegiatan bermain dapat memberikan kesenangan dan kebahagiaan selain perkembangan fisik dan mental yang baik. Taman bermain anak dilengkapi beberapa peralatan permainan beserta sarana pendukung lainnya diantaranya ayunan, seluncuran, panjatan, jungkat-jungkit, area permainan, hamparan pasir, permainan air muncrat, serta fasilitas

bermain yang berorientasi pada sensor indera penglihatan, peraba, pendengaran dan penciuman. Taman bermain tidak harus dikembangkan dengan semua permainan tetapi disesuaikan dengan kondisi setempat dan tingkatan permainan yang diinginkan dengan selalu mengacu pada keselamatan (safety) pemakainya. (Baskara,2011)

Piaget Menurut Piaget Perkembangan Koginitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Dengan makin bertambahnya umur seseorang maka makin komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya. Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat, yaitu : 1. Tahap Sensorimotor (umur 0-2 Tahun) : Tahap sensorimotor menurut piaget dimulai sejak umur 0-2 Tahun. Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatatan motorik dan persepsinya yang sederhana. Pada fase ini bayi tidak berdaya dan sangat tergantung pada lingkungannya. Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan dan dilakukan langkah demi langkah. Kemampuan yang dimiliki antara lain : 1. Melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dengan objek di sekitarnya. 2. Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara. 3. Suka memperhatikan sesuatu lebih lama. 4. Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya. 5. Memperhatikan objek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah tempatnya. 2.

Tahap preoperasional (umur 2 - 7/8 tahun) : Menurut Piaget mengatakan tahap ini antara usia 2 - 7/8 tahun. Ciri pokok perkembangan

pada tahap ini adalah pada penggunaan simbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi dua yaitu fungsi simbolik dan intuitif : 

Fungsi Simbolik (umur 2-4 tahun), anak telah mampu menggunakan bahasa dalam mengembangkan konsepnya, walaupun masih sangat sederhana. Maka sering terjadi kesalahan dalam memahami objek. Anak-anak kecil menggunakan coretan-coretan untuk mempresentasikan manusia, rumah, mobil, awan, dan sebagainya. Mereka mulai

menggunakan bahasa dan terlibat dalam permainan pura-pura. Meskipun di dalam tahap ini anak-anak kecil sudah membuat kemajuan yang berarti pemikiran mereka masih terbatas. 

Tahap intuitif (umur 4 - 7 atau 8 tahun)

Anak telah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstraks. Dalam menarik kesimpulan sering tidak diungkapkan dengan kata-kata. Oleh sebab itu, pada usia ini, anak telah dapat mengungkapkan isi hatinya secara simbolik terutama bagi mereka yang memiliki pengalaman yang luas. Pada tahap ini, anak-anak mulai menggunakan penalaran dan ingin mengetahui jawaban terhadap segala jenis pertanyaan. Anak-anak pada tahapan ini mulai mengembangkan idenya sendiri mengenai dimana ia tinggal, idenya masih sederhana, dan ia belum terlalu baik dalam menyelesaikan masalah. Ia memiliki kesulitan dalam memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi namun tidak dapat dilihatnya. Fantasinya kurang memiliki kaitan dengan realitas. Ia belum mampu menjawab pertanyaan, ia hanya memiliki gagasan yang samar mengenai apa yang akan terjadi. Tahapan ini disebut tahapan intuitif karena anak-anak kecil tampaknya demikian yakin terhadap pengetahuannya dan pemahamannya meskipun mereka belum menyadari bagaimana mereka mengetahui hal-hal yang mereka ketahui itu. Kesimpulannya, anak-anak mengetahui sesuatu namun mengetahuinya tanpa pemikiran rasional atau keterbatasan pemikiran. Pada tahap ini belum memahami dan belum dapat memikirkan dua aspek atau lebih secara bersamaan. 3. Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 tahun) Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturanaturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan

berpikir

logis,

akan

tetapi

hanya

dengan

benda-benda

yang

bersifat

konkret. Operation adalah suatu tipe tindakan untuk memanipulasi objek atau gambaran yang ada di dalam dirinya. Karenanya kegiatan ini memerlukan proses transformasi informasi ke dalam dirinya sehingga tindakannya lebih efektif. Anak sudah tidak perlu coba-coba dan membuat kesalahan, karena anak sudah dapat berpikir dengan menggunakan model "kemungkinan" dalam melakukan kegiatan tertentu. Ia dapat menggunakan hasil yang telah dicapai sebelumnya. Anak mampu menangani sistem klasifikasi. Namun anak telah dapat melakukan pengklasifikasian, pengelompokan dan pengaturan masalah (ordering problems) ia tidak sepenuhnya menyadari adanya prinsip-prinsip yang terkandung di

dalamnya.

Namun taraf berpikirnya sudah dapat dikatakan maju. Untuk menghindari

keterbatasan berpikir anak perlu diberi gambaran konkret, sehingga ia mampu menelaah persoalan. Dengan demikian anak usia 7-11 tahun masih memiliki masalah mengenai berpikir abstrak. 4. Tahap operasional formal (umur 12-17 tahun juga sampai dewasa) : Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan lebih logis dengan menggunakan pola berpikir. Model berpikir ilmiah sudah mulai dimiliki remaja, dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa. Dalam aspek memecahkan masalah, mereka dapat

bekerja secara lebih sistematis dengan

mengembangkan hipotesis mengenai mengapa sesuatu terjadi seperti itu kemudian menguji hipotesis tersebut. Dalam menyelesaikan persoalan, para pemikir formal ini akan lebih sistematis dan menggunakan pemikiran logis. Pada tahap ini kondisi berpikir anak sudah dapat : a. Bekerja secara efektif dan sistematis. b. Menganalisis secara kombinasi. Dengan demikian telah diberikan dua kemungkinan penyebabnya, C1 dan C2 menghasilkan R, anak

dapat merumuskan beberapa

kemungkinan. c. Berpikir secara proporsional, yakni menentukan macam-macam proporsional tentang C1, C2 dan R misalnya.

Menurut Piaget, perkembangan kognitif ramaja mempunyai empat aspek, yaitu 1. Kematangan Kematangan sistem syaraf menjadi penting karena memungkinkan anak memperoleh manfaat secara maksimum dari pengalaman fisik. Kematangan membuka kemungkinan untuk perkembangan susunan syaraf sedangkan kalau kurang hal itu akan membatasi secara luas prestasi secara kognitif. Perkembangan berlangsung dengan kecepatan yang berlainan tergantung pada sifat kontak dengan lingkungan dan kegiatan belajar sendiri. 2. Pengalaman Hubungan timbal balik anatara organisme dengan dunianya, interaksi antara individu dan dunia luar merupakan sumber pengetahuan baru, tetapi kontak dengan dunia fisik itu tidak cukup

untuk mengembangkan pengetahuan kecuali jika intelegensi individu dapat memanfaatkan pengalaman tersebut. 3. Interaksi sosial Pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan sosial Lingkungan sosial termasuk peran bahasa dan pendidikan, pengalaman fisik dapat memacu atau menghambat perkembangan struktur kognitif. 4. Ekuilibrasi Adanya

kemampuan

atau

sistem

mengatur

dalam

diri

organisme

agar

selalu

mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Proses pengaturan diri dan pengoreksi diri (ekuilibrasi), mengatur interaksi spesifik dari individu dengan lingkungan maupun pengalaman fisik, pengalaman sosial dan perkembangan jasmani yang menyebabkan perkembangan kognitif berjalan secara terpadu dan tersusun baik. Kelengkapan Fasilitas

Fasilitas Bermain

Fasilitas Olahraga Fasilitas Penunjang Fungsi Taman

Fungsi Ekologis

Fungsi Sosial

Fungsi Ekonomi Fungsi Estetika Jenis Taman

Taman Aktif

Bermain perosotan, Jungkat-jungkit, ayunan, panjatan. Lapangan basket. Skate board Toilet, perpustakaan

 Jenis Vegetasi  Pengatur Iklim Mikro  Tempat Bermain  Tempat Komunikasi Sosial  Tempat Rekreasi Kios Parkir Lampu Taman Air mancur Fasilitas : Lapangan terbuka

Taman Pasif

Menganalisis persepsi masyarakat terhadap taman layak anak di Kota Pontianak.

Karakteristik Pola Kunjungan

Lokasi

Tujuan kunjungan Teman seperjalanan Lama waktu kunjungan Waktu berkunjung Besar pengeluaran Keselamatan

Kesehatan

Kenyamanan

Kemudahan

Trek lari Lapangan Basket Parkir Kendaraan Kursi-Kursi Taman Kios Wc umum Sirkulasi jalur pejalan kaki Wc umum Kios Kursi-kursi taman Parkir Kendaraan

 Bermain  Bersantai  Teman  Keluarga  1-2 jam  2-3 jam  > 3 jam  Hari  Jam  Parkir  Jajan Tidak menimbulkan bahaya atau mengancam keselamatan anakanak Tidak ditempatkan pada area polusi udara, air, bunyi dan penciuman (bau) Mempunyai iklim mikro yang nyaman dengan memanfaatkan area ternaungi oleh vegetasi/struktur bangunan  Lokasi taman bermain mudah dijangkau  Sistem informasi

Keamanan Keindahan

Tata letak

Keselamatan Kenyamanan

menuju lokasi dan gerbang taman bermain mudah terlihat dan dikenali Terlindungi dengan pagar Memperhatikan keindahan lingkungan sekitar sehingga anakanak merasa nyaman secara visual Peletakan fasilitasfasilitas permainan  Anak bebas memilih jenis permainan  Bebas bergerak  Pembagian permainan yang ternaungi dan terbuka sehingga terkena sinar matahari  Tersedianya fasilitas rest area.  Tersedia

fasilitas berlindung saat terjadi kondisi hujan dan gangguan alam Kemudahan

 Sarana sirkulasi yang mudah dilalui semua anak-anak baik yang datar maupun naik turun.  Sistem informasi didalam taman bermain mudah terlihat dan dikenali.

Keamanan

Keindahan

Peralatan Permainan

Keselamatan

Kenyamanan

Kemudahan

Keindahan

Konstruksi

Keselamatan

Mudah dalam pengawasan, pemisahan zonasi aktivitas, kelompok umur dan jenis permainan. Titik tertentu taman bermain dapat menikmati pemandangan yang indah di dalam maupun diluar kawasan taman Area peralatan permainan dengan bahan yang mampu meminimalkan benturan saat anak terjatuh dari peralatan permainan Peralatan permainan harus mampu digunakan dengan nyaman oleh semua anakanak sehingga disediakan fasilitas tambahan bagi anak-anak dengan keterbatasan fisik. Peralatan permainan harus dengan mudah dimengerti dan digunakan oleh semua anak  Mempunyai bentuk yang mampu mengeksplorasi daya imajinasi anak-anak.  Peralatan menyesuaikan kondisi fisik lingkungan Konstruksi taman

Keindahan

Material Bahan

atau

Keselamatan

Kesehatan

Kenyamanan

Jenis Permainan

Permainan Fisik

Permainan Kreatif

bermain harus memenuhi ketentuan kekuatan berdasarkan standar SNI seperti beban, rangka, pondasi, dan ketinggian Desain struktur harus diperhitungkan sehingga tercipta kesatuan estetika dengan fasilitas taman lainnya serta lingkungan wilayah sekitar. Bahan pegangan tangan tidak bersifat licin serta berdimensi yang memudahkan tangan berpegang secara kuat. Tidak mengandung racun bagi tubuh anakanak Mempunyai daya tahan tinggi, higienis dan mudah secara pemeliharaan

Permainan aktivitas motorik seperti :  melompat  berlari  merangkak  merayap  memanjat atau gelantungan  meluncur (perosotan)  berayun (ayunan) Imajinasi dan khayalan. Material yang

Permainan Sosial Permainan Indra (sensorik)

Permainan dalam ketenangan

1.

dapat dibentuk seperti : pasir atau lempung  Kejar-kejaran  Bersembunyi  Permainan tim Elemen yang didesain permainan menggunakan indra :  peraba  pendengaran  penciuman  penglihatan Untuk bermain sendiri dengan suasana tenang

Fasilitas bermain apa yang sering di mainkan pada anak-anak ? a. Ayunan b. Jungkat-jungkit c. Perosotan d. Bermain dengan teman e. Lainnya......................................................................................................................................................

Di tempat bermain perlunya mempertimbangkan aksesbilitas, kenyamanan, keindahan, keamanan, fasilitas bermain dan fasilitas pendukung terhadap anak, dengan mempertimbangkan pengamanan dan pengawasan. Komponen yang diatur di dalam pengendalian perancangan taman bermain anak diantaranya adalah lokasi disini penempatan lokasi taman bermain anak, tata letak mengatur tata letak fasilitas permainan, peralatan permainan komponen yang paling penting dikendalikan, karena kecelakaan di area bermain sebagian besar terjadi di lokasi peralatan permainan, konstruksi merupakan kekuatan peralatan sehingga mampu menahan beban kegiatan bermain anak dan material yang digunakan didasari pada persoalan sensivitas tubuh anak-anak terhadap bahan dan material aman sekalipun bagi orang dewasa. Material yang digunakan pada taman bermain akan banyak bersentuhan langsung dengan anak-anak baik melalui indera peraba, penglihatan dan penciuman. B.Hurlock, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan Manusia.Yogyakarta: Psikosain 𝑛=

𝑋 𝑥 𝑁1 𝑁

Keterangan : n = Jumlah sampel yang diinginkan setiap kecamatan N = Jumlah seluruh populasi Kota Pontianak X = Jumlah populasi perkecamatan N1 = Sampel Berikut hasil dari sampel setiap taman yaitu : 94.249

Kecamatan Pontianak Selatan 𝑛 = 627.021 𝑥 100 = 15 sampel 50.737

Kecamatan Pontianak Tenggara 𝑛 = 627.021 𝑥 100 = 8 sampel 93.112

Kecamatan Pontianak Timur 𝑛 = 627.021 𝑥 100 = 15 sampel 138.715

Kecamatan Pontianak Barat 𝑛 = 627.021 𝑥 100 = 22 sampel 123.823

Kecamatan Pontianak Kota 𝑛 = 627.021 𝑥 100 = 20 sampel 126.385

Kecamatan Pontianak Utara 𝑛 = 627.021 𝑥 100 = 20 sampel Sehingga dari keseluruhan tersebut 100 Sampel a.

Hutan Kota Tujuan penyelenggaraan hutan kota adalah sebagai penyangga lingkungan kota yang

berfungsi untuk memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika, meresap air, menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota serta mendukung pelestarain dan perlindungan keanekaragaman hayati. Hutan Kota dapat berbentuk bergerombol dengan minimal tersedia 100 pohon atau menyebar dengan luas minmal 2.500 m. Luas area yang ditanami tanaman seluas 90-100% dari luas hutan kota. b.

RTH Lapangan Olahraga Lapangan Olahraga yang tidak diperkeras, bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik

yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam dapat dikategorikan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH). c.

RTH Jalur Hijau Jalur hijau adalah jalur penempatan tanaman serta elemen lansekap lainnya yang terletak di

dalam ruang milik jalan (RUMIJA) maupun di dalam ruang pengawasan jalan (RUWASJA). Sering disebut jalur hijau karena dominasi elemen lansekapnya adalah tanaman yang pada umumnya berwarna hijau.

RTH Jalur Hijau Jalan dapat meliputi Pulau jalan dan median jalan, jalur pejalan kaki dan Jalur Hijau Jaringan Listrik Tegangan Tinggi, RTH Sempadan Sungai, Pemakaman, RTH Sepanjang Jalur SUTT. Setiap jiwa membutuhkan jalur hijau dengan luas 15 m2 yang letaknya menyebar. Jalur hijau berfungsi sebagai cadangan atau sumber-sumber alam sekaligus sebagai filter dari polusi yang dihasilkan oleh industri. Diperlukan penyedia jalur hijau sebagai jalur pengaman bagi penempatan utilitas kota dengan lokasi menyebar. Selain itu perlu pengembangan bantaran sungai sebagai ruang terbuka hijau atau ruang interaksi social (river walk) dan olahraga. d.

Tempat Pemakaman Umum Setiap unit kecamatan/kota harus memiliki sekurang satu ruang terbuka yang

berfungsi sebagai kuburan atau pemakaman umum. Besarnya lahan perkuburan atau pemakaman umum tergantung dari sistem penyempurnaan yang dianut sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Pertimbangan radius pencapaian dan area yang dilayani. Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Kota Pontianak dialokasikan secara komunal dalam beberapa lokasi. Secara umum tidak ada patokan khusus mengenai kebutuhan ruang bagi TPU dan perkembangannya disesuaikan dengan kebutuhannya.

Related Documents

Taman Sari.docx
October 2019 29
Taman Kota.docx
April 2020 15
Taman Kota
June 2020 20
Peremajaan Taman
October 2019 34
Taman Kanak.docx
December 2019 22

More Documents from "Joel Arung Dandiri"

Rth.docx
May 2020 4
Taman Kota.docx
April 2020 15
Dasar Dasar Akuntansi.docx
December 2019 41
Makalah Gout.docx
December 2019 35