Tugas Putri Senin 02 April 2018.docx

  • Uploaded by: Laboratorium Rumkit Putri Hijau
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Putri Senin 02 April 2018.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,040
  • Pages: 10
MAKALAH LINGKUNGAN SOSIAL DAN BUDAYA

DISUSUN OLEH NIKY MENTARI ANNISYAH FITRI PUTRI MUSTIKA SARI HRP NELLA LUMBAN TOBING BUNGARIA SIHOTANG

STIE IBMI MEDAN 2018

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Lingkungan sosial budaya adalah hubungan timbal balik atau interaksi antara

masyarakat dengan lingkungan. Manusia yang dalam hal ini adalah terdiri dari orang-orang secara individual maupun kelompok dan terbentuk menjadi sebuah masyarakat mempunyai hubungan yang sangat erat dengan lingkungan sekitar. Keduanya saling mempengaruhi. Pengaruh alam terhadap manusia lebih bersifat pasif, sedangkan pengaruh manusia terhadap alam lebih bersifat aktif. Karena, manusia mempunyai kemampuan untuk mengeksploitasi alam sehingga mampu mengubah alam sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Semakin tinggi kebudayaan manusia, maka akan semakin beranekaragam kebutuhan hidupnya. Hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap perhatian manusia terhadap lingkungan alam. Meskipun, alam tidak memiliki keinginan dan kemampuan aktifuntuk melakukan eksploitasi, namun secara tidak langsung akan terasa pengaruhnya bagi lingkungan dan kehidupan manusia. Lingkungan sosial budaya terdiri dari pola interaksi antara budaya, teknologi dan organisasi sosial, termasuk di dalamnya jumlah penduduk dan perilakunya yang terdapat dalam lingkungansosial tertentu. Lingkungan sosial budaya terbentuk mengikuti keberadaan manusia di muka bumi. Dalam hal Ini berarti, bahwa lingkungan sosial budaya sudah ada sejak manusia atau homo sapiens ini ada atau diciptakan. Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis) seiring perkembangan manusia itu sendiri, oleh karenanya tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-perubahan. Berdasarkan sifatnya, perubahan yang terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan, namun dapat juga menuju ke arah kemunduran. Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat turut mempengaruhi kehidupan masyarakat. Perubahan itu dapat terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, tingkah laku termasuk pada hidupnya. Di dalam masyarakat akan terlihat dengan jelas masyarakat yang mendapat pengaruh perubahan sosial budaya dan masyarakat yang tidak mendapat pengaruh.Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan

dan wewenang interaksi sosial. Seperti, contoh sederhana yang dapat kita lihat secara langsung akibat dari perubahan tekhnologi. Sekarang ini sudah jarang sekali kita temukan orang berinteraksi dalam jarak jauh menggunakan via surat, akan tetapi, saat ini yang kita temui adalah semua masyarakat sudah membudaya menggunakan telepon seluler (HP) untuk menjalin komunikasi. Semua kalangan mulai dari yang anak kecil samapai kakek-nenek menggunakan gadget, akibatnya banyak juga bermunculan dampak negative penyalahgunaan gadget. Berbagai masalah sosial sesungguhnya telah terwujud jika masyarakat yang bersangkutan berada dalam suatu proses perubahan sosial dan kebudayaan yang cepat, yang khususnya adalah disebabkan oleh perubahan tekhnologi. Suatu hal dikatakan sebagai masalah sosial, biasanya dirasakan oleh masyarakatmasyarakat yang sedang berkembang atau masyarakat-masyarakat yang sudah maju atau kompleks. Masyarakat umum dan masyarakat Indonesia pada khususnya, hendaknya menyikapi perubahan apapun yang terjadi secara selektif. Masyarakat Indonesia harus mampu mempertimbangkan kekurangan dan kelebihan setiap perubahan sosial dan budaya. Perubahan tersebut harus diantisipasi dengan perilaku-perilaku yang positif. Jangan sampai pada saat terjadi perubahan sosial dan budaya, masyarakat Indonesia belum punya pegangan nilai dan norma yang kokoh, sehingga terjadi keadaan anomie. Selain itu, masyarakat Indonesia hendaknya jangan terlalu bersikap apriori terhadap perubahan sosial dan budaya, hingga tidak ingin

menerima

perubahan

sama

sekali.

Sikap

apriori

ini

menyebabkan

ketertinggalan kebudayaan. Kita sadari bahwa perubahan sosial dan budaya akan terjadi dalam masyarakat selama masyarakat itu masih ada. Sikap terbaik kita adalah haros selektif dalam menerima perubahan, kita harus mampu memilih yang sesuai dengan norma dan nilai yang ada dalam kehidupan masyarakat.

B.

Rumusan Masalah 1. Apa saja aspek dasar budaya? 2. Bagaimana pendekatan analitis faktor-faktor budaya? 3. Bagaimana lingkungan sosial dan budaya : pengaruh pemasaran produk industri? 4. Bagaimana lingkungan sosial dan budaya : pengaruh pemasaran produk konsumen?

5. Bagaimana komplikasi lintas budaya dan saran pemecahannya?

C.

Tujuan 1. Untuk mengetahui apa saja aspek dasar budaya. 2. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan analitis faktor-faktor budaya? 3. Untuk mengetahui bagaimana lingkungan sosial dan budaya : pengaruh pemasaran produk industri? 4. Untuk mengetahui bagaimana lingkungan sosial dan budaya : pengaruh pemasaran produk konsumen? 5. Untuk

mengetahui

pemecahannya?

bagaimana

komplikasi

lintas

budaya

dan

saran

BAB II PEMBAHASAN

A.

Aspek Dasar Budaya Bagi ahli antropologi dan sosiologi, budaya adalah “cara hidup” yang dibentuk

oleh sekelompok manusia yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Budaya termasuk kesadaran dan ketidaksadaran akan nilai, ide, sikap, dan simbol yang membentuk perilaku manusia dan diteruskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Seperti didefinisikan oleh seorang ahli antropologi organisasi Geert Hofstede, budaya adalah “tatanan kolektif dari pikiran yang membedakan anggota tersebut dari satu kategori orang dengan orang lainnya.” 1. Pandangan Ahli Antropologi Seperti diutarakan oleh Ruth Benedict dalam karya klasiknya berjudul The Chrysanthemum and the Sword, tidak peduli betapa aneh tindakan atau pendapat seseorang , cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak mempunyai hubungan dengan pengalamannnya di dunia ini. Tidak masalah jika tindakan dan opini dirasakan sebagai gagasan yang aneh oleh orang lain. Pemasar global yang berhasil harus memahami pengalaman manusia dari sudut pandang lokal dan menjadi orang dalam melalui proses empati budaya. 2. Budaya Konteks Tinggi dan Rendah Edward T. Hall menyarankan konsep konteks tinggi dan rendah sebagai salah satu cara untuk memahami orientasi budaya yang berbeda. Dalam budaya konteks rendah, pesan nyata; kata-kata membawa sebagian besar informasi dalam komunikasi. Dalam budaya konteks tinggi, tidak terlalu banyak informasi berada dalam pesan verbal. Jepang, Saudi Arabia, dan budaya konteks tinggi lainnya sangat menekankan pada nilai dan posisi atau kedudukan seseorang di masyarakat. Dalam budaya ini, pinjaman dari bank lebih mungkin didasarkan pada siapa Anda daripada analisis formal laporan keuangan. Dalam budaya konteks rendah seperti Amerika Serikat, Swis, atau Jerman, persetujuan dibuat dengan informasi yang jauh lebih sedikit mengenai karakter, latar belakang, dan nilai-nilai. Keputusan lebih didasarkan pada fakta dan angka dalam permintaan pinjaman.

3. Komunikasi dan Negosiasi Jika bahasa dan budaya berubah, ada tantangan tambahan dalam komunikasi. Misalnya, “ya” dan “tidak” dipergunakan dengan cara yang berbeda antara Negara Jepang dan Negara barat. Hal ini menyebabkan kebingungan dan kesalahpahaman. Dalam bahasa inggris jawaban “ya” atau “tidak” atas sebuah pertanyaan didasarkan pada apakah jawabannya mengiyakan atau menolak. Dalam bahasa Jepang, tidak demikian. Jawaban “ya” atau “tidak” dapat dipergunakan untuk jawaban yang membenarkan atau menolak pertanyaan tadi. 4. Perilaku Sosial Ada sejumlah perilaku sosial dan sebutan yang mempunyai arti yang berbeda-beda di dalam budaya lain. Sebagai contoh, orang Amerika umumnya menganggap tidak sopan jika makanan di atas piring membubung, membuat keributan ketika sedang makan, dan bersendawa. Namun sejumlah masyarakat Cina merasa bahwa merupakan hal yang sopan jika mengambil setiap porsi makanan yang dihidangkan dan menunjukkan kepuasannya dengan bersendawa. Perilaku sosial lainnya, jika tidak diketahui, akan merugikan bagi pelancong internasional. Sebagai contoh, di Arab Saudi, merupakan penghinaan jika menanyakan kepada pemilik rumah tentang kesehatan suami/istri. 5. Sosialisasi Antar-Budaya Memahami suatu budaya berarti memahami kebiasaan, tindakan, dan alasan-alasan di balik perilaku-perilaku yang ada. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, bak mandi dan toilet mungkin berada dalam ruang yang sama. Orang Amerika mengasumsikan bahwa ini adalah norma yang berlaku di dunia. Namun, dalam beberapa budaya seperti Jepang, menganggap itu tidak higienis. Bahkan budaya lain menganggap duduk di atas toilet duduk itu tidak higienis. Di banyak budaya, penggunaan tisu toilet bukanlah norma mereka. 6. Lingkungan Budaya Tiap-tiap bangsa mempunyai nilai, adat istiadat dan tabu sendiri sendiri.

Pengusaha

asing,

jika

ingin

berhasil,

harus

menanggalkan

enosentrisme mereka dan mencoba memahami kultur dan kebiasaan bisnis

di negara tuan rumah, yang seringkali berbeda konsep waktu, ruang dan tata caranya.

B. Pendekatan Analitis Faktor-Faktor Budaya Alasan mengapa faktor-faktor budaya merupakan tantangan bagi pemasar global adalah bahwa semua ini tidak mudah terlihat. Budaya merupakan tingkah laku yang mudah dipelajari, yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, sulit bagi seseorang keluar dari kalangan yang tidak berpengalaman atau tidak terlatih untuk memahaminya Dalam mencari budaya yang universal, suatu teori yang amat berguna mengenai motivasi manusia dikembangkan oleh Maslow. Maslow membuat hipotesis bahwa keinginan manusia dapat tersusun menjadi kebutuhan potensi relatif berjenjang. Setelah kebutuhan “yang lebih rendah” terpenuhi, kebutuhan lain atau yang lebih tinggi akan segera muncul untuk mendominasi individu tersebut. Ada beberapa pedoman yang akan meningkatkan kemampuan untuk belajar tentang budaya lain: 1. Awal dari kebijakan adalah menerima bahwa kita tidak akan pernah benarbenar memahami diri kita sendiri atau orang lain. 2. Sistem persepsi kita amat terbatas. Artinya sistem pengendali saraf kita hanya bekerja jika ada sinyal masukan yang berbeda dari apa yang kita harapkan. 3. Kita menghabiskan sebagian besar energi untuk mengelola masukan persepsi. 4. Ketika kita tidak memahami keyakinan dan nilai-nilai sistem budaya tertentu dan masyarakat, hal-hal yang kita amati dan pengalaman mungkin tampak "aneh." 5. Jika kita ingin menjadi efektif dalam budaya asing, kita harus berusaha untuk memahami

bahwa

keyakinan

budaya

itu,

motif,

dan

nilai-nilai.

Ini

membutuhkan sikap terbuka yang memungkinkan kita untuk mengatasi keterbatasan persepsi berdasarkan budaya kita sendiri.

C. Lingkungan Sosial dan Budaya : Pengaruh Pemasaran Produk Industri Berbagai faktor budaya mempunyai pengaruh penting pada pemasaran produk industry dan harus dikenali dalam merumuskan rencana pemasaran

internasional. Perbedaan perjanjian yang menyangkut spesifikasi merupakan variabel penting secara internasional. Salah satu persyaratan utama dari kesuksesan usaha pemasaran adalah kegigihan Berbagai faktor budaya yang telah dijelaskan sebelumnya mempunyai pengaruh penting pada pemasaran produk industri di seluruh dunia dan harus dikenali dalam merumuskan rencana pemasaran global. Beberapa produk industri dapat menunjukkann sensitivitas lingkungan yang rendah, seperti dalam kasus chip komputer, misalnya, atau tingkat tinggi, seperti dalam kasus generator turbin yang mana kebijakan pemerintah untuk “pembelian nasional” menunjukkan bahwa tawaran dari penawar asing itu tidak menguntungkan.

D. Lingkungan Sosial dan Budaya : Pengaruh Pemasaran Produk Konsumen Pengamatan dan studi menunjukkan bahwa tanpa tergantung pada kelas sosial dan pendapatan, budaya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku konsumsi, penggunaan media, dan kepemilikan barang yang tahan lama. Produk konsumen mungkin lebih peka terhadap perbedaan budaya daripada produk industri. Rasa lapar merupakan suatu kebutuhan fisiologis dasar dalam hirarki Maslow semua orang butuh makan, tapi apa yang akan kita makan sangat dipengaruhi oleh budaya. Produk konsumen mungkin lebih sensitif terhadap perbedaan budaya daripada produk industri. Pengamatan dan studi membearkan bahwa tanpa tergantung pada kelas sosial dan pendapatan, budaya mempunyai pengaruh yang signifikan pada tingkah laku konsumsi, penggunaan media, dan kepemilikan barang yang tahan lama.

E. KOMPLIKASI LINTAS BUDAYA DAN SARAN PEMECAHANNYA Kegiatan pemasaran Global dilaksanakan dalam lingkungan yang selalu berubah oleh bauran ekonomi, budaya, dan tekanan sosial. Hubungan bisnis antara pihak-pihak yang terlibat dengan budaya dan/atau kebangsaan yang berbeda dapat dipengaruhi oleh tantangan tambahan. Pihak-pihak dari Negara yang berbeda mungkin mengalami kesulitan mencapai kesepakatan persyaratan kontrak karena perbedaan hukum yang mengatur kegiatan masing-masing dan masalah-masalah yang timbul karena melintasi batas-batas internasional.

Pemahaman yang berbeda dari kewajiban masing-masing pihak dalam transaksi komersial seringkali terjadi bahkan ketika semua pihak termasuk dalam masyarakat konteks rendah yang sama dan transaksi itu menyatu dalam dokumen legal, yang jarang dapat mengantisipasi semua hal-hal tidak terduga. Negosiasi lebih lanjut diantara pihak-pihak yang melakukan kontrak seringkali diperlukan, dan pertimbangan praktis biasanya diberi bobot lebih banyak dari pada interpretasi yang hanya berdasar kan pada legalitas karena hanya penyelesaian secara hukum yang benarbenar menang kalau terdapat perselisihan bisnis

F. PELATIHAN DAN KOMPETENSI LINTAS BUDAYA Kompetensi Bahasa dan hubungan pribadi yang tak ternilai bagi pelaku bisnis internasional. Semakin banyak program MBA mengharuskan mahasiswa untuk mempelajari satu atau bahkan dua bahasa asing. Secara informal, banyak transaksi bisnis internasional adalah hasil dari hubungan yang dibentuk oleh mahasiswa asing saat menghadiri sekolah di negara lain. Pendekatan lainnya yang digunakan secara luas untuk mencapai kepekaan adalah dengan lokakarya, yang dilengkapi dengan studi kasus, bermain peran, dan berbagai latihan lainnya yang dirancang untuk menghadapkan para peserta dengan situasi yang relevan, merenungkan apa pemikiran dan tindakan mereka sendiri dalam situasi seperti itu, dan menganalisis serta belajar dari hasilnya. Peserta harus mampu memahami dan mengevaluasi motivasi dan pendekatan mereka. Menjadi seorang yang ahli secara internasional dan budaya harus menjadi tujuan dari setiap profesional yang bercita-cita untuk menjalankan bisnis di luar negeri. Secara umum ini berarti usaha-usaha yang dilakukan secara sadar melalui pelatihan dan pengembangan profesional oleh organisasi.

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan Lingkungan sosial budaya yaitu interaksi yang dilakukan antara manusia

dengan lingkungan. Keduanya saling memberikan pengaruh, di mana pengaruh manusia terhadap alam lebih bersifat aktif sedangkan pengaruh lingkungan terhadap manusia lebih bersifat pasif, karena alam lebih tergantung terhadap kehendak manusia. Dalam lingkungan sosial, terdapat dua jenis yaitu lingkungan sosial primer dan lingkungan sosial sekunder. Lingkungan sosial primer adalah lingkungan yang terdiri dari suatu masyarakat yang memiliki hubungan baik dalam masyarakatnya, dan masih menjunjung tinggi nilai-nilai sosial seperti nilai kekeluargaan, nilai kesopanan, gotong royong, dll. Sedangkan lingkungan sosial sekunder adalah lingkungan yang keadaannya berkebalikan dengan lingkungan primer. Mayarakat lingkungan sekunder lebih bersifat individualis.

Related Documents

Tugas V-class Putri
May 2020 31
April 02
April 2020 6
Putri
June 2020 47
Putri
December 2019 50

More Documents from "mushaddiq saleh"