Tugas Metpel Sri Widodo

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Metpel Sri Widodo as PDF for free.

More details

  • Words: 3,631
  • Pages: 19
TUGAS MATA KULIAH METODE PENELITIAN Dosen : Prof. Dr. Ir. Supriharyono, M. Sc. PROPOSAL PENELITIAN ANALISIS KETAHANAN BETON ASPAL TERHADAP ALIRAN AIR HUJAN

Oleh : Sri Widodo NIM : L5A009022

NOVEMBER 2009 DOKTOR TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO Jalan Hayam Wuruk No. 5-7 Semarang, Indonesia, Phone/Fax. (024)8311946/8311802 E-mail : [email protected], Website : www.dts-undip.org

PRAKATA

Bismillahir-rahmanir-rahim Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas perkenan Nya tugas mata kuliah Metode Penelitian berupa proposal penelitian yang berjudul “ANALISIS KETAHANAN BETON ASPAL TERHADAP ALIRAN AIR HUJAN” dapat diselesaikan. Dengan selesainya proposal penelitian ini selaku mahasiswa kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Dr. Ir. Supriharyon, M.Sc, selaku dosen mata kuliah Metode Penelitian pada Program Doktor Teknik Sipil UNDIP yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta wawasan baru mengenai Metode Penelitian kepada kami. 2.

Program Doktor Teknik Sipil UNDIP, institusi yang telah memberi

kesempatan kepada kami untuk dapat kuliah menempuh jenjang studi S3. 3. Universitas Muhammadiyah Surakarta, instansi tempat kami bekerja yang telah memberi ijin dan biaya untuk kuliah di Program Doktor Teknik Sipil UNDIP. 4. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah ikut memberikan bantuannya sehingga tugas mata kuliah ini dapat berlangsung dengan lancar. Akhirnya kami harapkan semoga proposal penelitian ini dapat memenuhi syarat sebagai bahan evaluasi pada mata kuliah Metode Penelitian pada Program Doktor Teknik Sipil UNDIP.

Semarang, 20 November 2009 Sri Widodo___ NIM : L5A009022

DAFTAR ISI halaman PRAKATA

i

DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN

ii 1

BAB II.

1.1.Latar belakang masalah

1

1.2.Identifikasi masalah

2

1.3.Perumusan masalah

2

1.4.Maksud dan tujuan penelitian

3

1.5.Manfaat penelitian

3

1.6.Pembatasan masalah

4

1.7.Sistematika penulisan

4

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR

5

2.1.Beton aspal

5

2.2.Pengaruh banjir terhadap perkerasan jalan

6

2.3.Bahan additive paa campuran bahan perkerasan jalan

7

2.4.Kerangka berfikir

9

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1.Perancangan alat uji rendaman dan gerusan air hujan pada

9 9

beton aspal 3.2.Pembuatan alat uji rendaman dan gerusan air hujan pada

10

beton aspal 3.3.Perancangan campuran beton aspal

10

3.4.Pengujian benda uji terhadap rendaman dan gerusan air

10

3.5.Proses penelitian

11

DAFTAR PUSTAKA

14

1. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah

Jalan raya dengan perkerasan aspal merupakan sebagian besar prasarana transportasi darat di Indonesia. Hampir semua jalan raya tersebut jika hujan deras akan mengalami kebanjiran dan tergenang untuk beberapa saat sampai beberapa hari tergantung dari kemampuan daerah tersebut menampung dan mengalirkan air hujan. Menurunnya daya tampung air hujan disebabkan antara lain semakin berkurangnya daerah-daerah tampungan seperti misalnya persawahan yang menjadi lahan hunian dan juga semakin besarnya perbandingan antara luas bangunan dan tanah yang digunakan untuk mendirikan bangunan. Penyebab banjir yang lain juga diakibatan semakin gundulnya daerah hulu sungai sehingga air hujan dengan cepat masuk ke sungai. Dengan meningkatnya kecepatan air hujan masuk ke sungai mengakibatkan debit sungai naik melebihi daya tampungnya yang akhirmnya sungai meluap menyebabkan banjir. Sebagai akibat naiknya permukaan air sungai maka drainase perkotaan yang akan membuang air ke sungai tertahan sehingga akhirnya juga meluap menyebabkan banjir. Mengapa banjir menyebabkan kerusakan jalan ? Banjir akan menyebabkan kerusakan jalan disebabkan oleh dua hal. (1). Banjir akan meyebabkan berubahnya fungsinya jalan sebagai prasarana transportasi menjadi prasarana untuk menampung dan mengalirkan air. Tergantung dengan kemiringannya, semakin miring suatu alinyemen jalan raya air yang mengalir di atas jalan raya semakin cepat . Sejumlah air yang cukup besar dengan kecepatan aliran yang tinggi akan dapat menyebabkan jalan tergerus dan pada bagian-bagian yang lemah ikatannya akan terbentuk kerusakan lubang. (2) Dengan adanya banjir perkerasan jalan akan menjadi jenuh. Perkerasan jalan yang jenuh baik itu yang berupa bahan agregat maupun bahan dengan bahan ikat aspal akan menurun kekuatannya (Quensland Government, 2009). Proses untuk mengeringkan kembali bahan perkerasan ini akan memakan waktu yang lama. Pada saat jalan dalam kondisi jenuh dan harus menerima beban secara penuh, maka kerusakan jalan akan mudah terjadi. Idealnya pada saat jalan dalam kondisi jenuh beban lalulintas dikurangi, tetapi hal ini tidak mungkin karena akan mengganggu kelancaran lalulintas. Sebetulnya dalam perancangan beton aspal yang sering digunakan untuk bahan permukaan jalan pengaruh akibat genangan air sudah diperhitungkan.

Dalam spesifikasi beton aspal yang dikeluarkan oleh Bina Marga (1998) disyaratkan bahwa stabilitas beton aspal yang direndam selama 4 hari stabilitas sisanya tidak boleh kurang dari 75 %. Tetapi yang menjadi masalah adalah bahwa perendaman yang dilakukan dengan kondisi air diam, sehingga hal ini tidak mewakili kondisi banjir di lapangan yang mana air yang merendam perkerasan dalam kondisi mengalir. Dengan demikian maka perancangan dan pembuatan alat yang dapat mensimulasikan kondisi banjir di lapangan penting untuk dilakukan. Selanjutnya karena beton aspal yang digunakan di lapangan saat ini mudah rusak jika kena banjir, maka perancangan beton aspal yang akan tahan terhadap genangan dan gerusan air hujan juga penting untuk dilakukan 1.2.Identifikasi masalah Pada saat musim hujan banyak jalan raya yang berubah fungsi sebagai saluran air hujan karena ketidak mampuan saluran drainase jalan menampung aliran air hujan. Sebagai akibat alih fungsi ini, banyak jalan raya setelah mengalami kebanjiran lapisan permukaan yang terbuat dari beton aspal mengalami kerusakan. Sebagian besar kerusakan akibat gerusan aliran air hujan adalah jenis kerusakan lubang. Sehingga dengan demikian perlu adanya alat untuk menguji ketahanan beton aspal terhadap gerusan air hujan dan perancangan campuran beton aspal yang tahan terhadap gerusan air hujan. 1.3.Perumusan masalah Berdasarkan

identifikasi masalah tersebut di atas, dirumuskan

permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1) Bagaimanakah alat uji ketahanan beton aspal terhadap aliran air hujan yang dapat mensimulasikan genangan dan aliran air hujan di atas jalan raya? 2) Bagaimanakah karakteristik bahan perkerasan jalan raya yang ada di Kabupaten Sukoharjo dan Kota Surakarta ? 3) Seperti apakah karakteristik campuran beton aspal berdurabilitas tinggi yang tahan terhadap gerusan aliran air hujan ?

1.4.Maksud dan tujuan penelitian Maksud penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh aliran air hujan terhadap penurunan kualitas permukaan jalan raya yang terbuat dari beton aspal. Hal ini mengingat banyak permukaan jalan yang rusak setelah terendam air hujan. Akan tetapi terlebih dahulu harus dibuat alat untuk menguji beton aspal dari pengaruh aliran air hujan. Pengujian ketahanan beton aspal terhadap air hujan saat ini hanya berupa perendaman selama 1 sampai 4bhari. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Membuat alat uji ketahanan beton aspal terhadap aliran air hujan. Alat uji dibuat untuk mensimulasikan air hujan yang menggenangi dan mengalir diatas jalan raya saat hujan. Mengingat alinemen jalan raya sangat bervariasi maka alat uji juga harus diatur kemiringannya yang akan mempengaruhi kecepatan aliran air yang terjadi di atas beton aspal. Proses pengaliran dibuat secara menerus dan waktunya dapat diatur sesuai yang dikehendaki. 2) Dengan tersedianya alat uji ketahanan beton aspal terhadap aliran air, kemudian dilakukan pengambilan sampel bahan perkerasan jalan raya yang ada di Kabupaten Sukoharjo dan Kota Surakarta untuk diketahui karakteristik dan ketahanannya terhadap gerusan aliran air hujan. 3) Merancang campuran beton aspal berdurabilitas tinggi yang tahan terhadap gerusan aliran air hujan. Karakteristik beton aspal

diuji dan

dibandingkan antara yang sebelum dan sesudah mengalami pengaliran air. Karakteristik yang diuji antara lain stabilitas , kelelehan, rongga dalam campuran, kepadatan, kadar aspal dan jumlah material yang tergerus aliran air. 1.5.Manfaat penelitian 1) Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan karena ditemukannya alat baru yang dapat menguji ketahanan beton aspal terhadap gerusan air hujan. 2) Selain itu hasil penelitian ini juga bermanfaat bagi pembangunan, karena akan diperolehnya rancangan beton aspal yang tahan terhadap genangan dan gerusan air hujan. Rancangan campuran beton aspal ini akan sangat bermanfaat bagi pembangunan jalan raya.

1.6.Pembatasan masalah Mengingat peralatan yang tersedia di laboratorium untuk menguji karakteristik beton aspal adalah alat Marshall, maka karakteristik beton aspal yang akan diuji terbatas hanya : 1) Stabilitas, yaitu untuk mengetahui kemampuan beton aspal menahan beban sampai pada kelelehan yang maksimum. 2) Kelelehan, yaitu kemampuan beton aspal berdeformasi tanpa mengalami keruntuhan ketika menahan beban lalulintas yang terjadi. 3) Jumlah rongga dalam campuran, yaitu untuk mengetahui rongga yang masih tersedia dalam campuran beton aspal untuk memberi kesempatan kepada agregat bergerak saat perkerasan menerima beban lalulintas dan aspal meleleh saat suhu perkerasan menjadi tinggi di waktu siang hari. 4) Rongga terisi aspal, yaitu untuk mengetahui sejauh mana aspal mengisi rongga yang ada diantara agregat atau yang berfungsi untuk mengikat campuran agregat. 5) Kerapatan, yaitu untuk mengetahui berat beton aspal per satuan volume yang akan digunakan untuk mengendalikan pekerjaan pemadatan di lapangan. 1.7.Sistematika penulisan Penulisan proposal penelitian ini dibagi dalam 3 bab, yaitu : Bab 1 berisi tentang pendahuluan yang menceritakan tentang latar belakang masalahh, identifikasi masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan, manfaat, dan ruang lingkup penelitian. Pada pendahuluan ini akan terlihat potret kondisi lapangan berkaitan dengan kerusakan jalan akibat gerusan air hujan yang melatar belakangi pengambilan judul penelitian. Selain itu pada bab 1 ini juga terlihat target-target yang diharapkan akan dicapai pada penelitian ini dan sasaran penerima manfaat dari penelitian ini. Bab 2 berisi kajian pustaka dan kerangka berfikir yang membahas tentang perkembangan penelitian dan ilmu pengetahuan mutakhir yang berkaitan dengan topik penelitian, serta teori-teori yang akan mendukung pencapaian tujuan penelitian. Selain itu pada bab 2 ini juga akan disampaikan kerangka berfikir yang menggambarkan

desain

penelitian

yang

menjelaskan

mengenai

konsep

pemecahan masalah, konsep analisis dan konsep faktor-faktor yang ditinjau untuk evaluasi. Bab 3 berisi tentang metode penelitian yang menguraikan secara singkat, detail dan jelas mengenai metode yang akan digunakan untuk mencapai setiap tujuan penelitian. Pada bab 3 ini juga akan digambarkan langkah-langkah yang akan ditempuh sejak dimulainya penelitian sampai dengan berakhirnya penelitian ini. 2. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR

2.1.Beton aspal Beton aspal adalah bahan perkerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat dengan bahan pengikat aspal. Jika aspal yang digunakan sebagai bahan pengikat berupa sapal cair, maka disebut sebagai campuran dingin (cold mix). Sebaliknya jika aspal yang digunakan sebagai bahan pengikat berupa aspal keras, maka disebut campuran panas (hot mix) karena untuk pencampurannya memerlukan pemanasan agar aspal dalam kondisi cair ketika dicampur. Beton aspal yang sering digunakan di lapangan adalah Hot Rolled Sheet (HRS), Asphalt Concrete (AC) dan Asphalt Treated Base (ATB). Karakteristik dari ketiga macam beton aspal tersebut seperti terlihat pada Tabel 5.1. Dari ketiga macam beton aspal ini setelah direndam selama 24 jam stabilitas tersisanya tidak boleh kurang dari 75 %. Jika stabilitas tersisanya kurang dari 75 %, maka beton aspal dianggap kurang durabel (awet). Tetapi perendaman di sini tidak dapat mewakili jalan yang kebanjiran. Jalan yang kebanjiran selain terendam juga mengalami gerusan air hujan yang mengalir yang dapat membuat lapisan permukaan jalan terkelupas. HRS mempunyai gradasi terbuka biasa digunakan sebagai lapis aus. HRS mengandung cukup banyak aspal sehingga sifatnya sangat fleksibel dan bisa mengikuti lendutan jalan tanpa adanya retak, tetapi stabilitasnya sangat rendah . AC merupakan beton aspal bergradasi rapat yang dipergunakan untuk lapis permukaan perkerasan jalan. Karena gradasinya yang rapat AC hanya memerlukan kandungan aspal yang relatif sedikit sehingga sifatnya lebih kaku dibandingkan dengan HRS. Dengan sifatnya yang kaku ini AC mempunyai stabilitas yang tinggi. ATB merupakan bahan fondasi perkerasan jalan yang diberi bahan pengikat aspal. ATB biasa digunakan untuk konstruksi jalan bertahap, yang pada tahap awal ATB ini digunakan sebagai lapis permukaan jalan. Tetapi jika kemudian volume lalulintasnya naik sehingga perkerasan dipandang tidak mampu lagi menahan beban lalulintas, maka kemudian lapis permukaan dari jenis AC dihamparkan di atasnya. Tabel 5.1 : Persyaratan karakteristik campuran aspal panas Sifat Campuran

HRS

AC

ATB

Kadar aspal efektif Kadar penyerapan aspal Kadar aspal total (terhadap berat total) Kadar rongga udara campuran padat ( % terhadap volume total campuran) Persen rongga terisi aspal

min. mak. min.

6,8 1,7 7,3

1,7 4,3

5.5 1,7 6,0

min.

4

3

4

mak.

6

6

8

min. mak. min. mak. min. mak.

-

-

4,0 450 850

75 82 1,8 5,0 750 850

1,8 5,0 750 -

75

75

75

Marshall Quotient (KN/mm) Stabilitas Marshall (Kg) Stabilitas tersisa setelah perendaman selama 24 jam min. pada 60o (% terhadap stabilitas semula) Sumber : Bina Marga (1998)

2.2. Pengaruh banjir terhadap perkerasan jalan Banjir dapat menyebabkan kerusakan yang luas pada jalan. Untuk keamanan pengguna jalan, dan untuk melindungi aset jalan, penutupan jalan-jalan diperlukan saat air menutupi jalan-jalan tersebut. Saat jalan kebanjiran, khususnya pada jangka waktu yang cukup lama, bahan perkerasan jalan menjadi jenuh. Hal ini akan menurunkan kekuatannya. Jalan yang telah jenuh harus secara hati-hati dikelola untuk mengurangi kerusakan yang diakibatkan olehnya. Untuk mengerjakan hal ini jalan bisa ditutup untuk sementara, diakukan pembatasan beban dan melakukan manajemen lalulintas. (Queensland government, 2009). Sekali perkerasan jalan menjadi jenuh, hal ini memerlukan waktu yang lama

untuk

mengeringkannya

agar

kekuatanya

pulih

kembali

seperti

semula.Pembatasan beban kendaraan selama proses pengeringan kembali diperlukan untuk menjaga aset masarakat yang sangat penting ini.Berdasarkan data teknik pengurangan beban sebesar 20 % akan mengurangi dampak kekrusakan pada bahan perkerasan jalan sebesar 50 %. Pengalaman menunjukkan bahwa jalan satu arah dengan beban kendaraan penuh dapat menyebabkan kerusakan permanen terhadap bahan perkerasan jalan, dan menyebabkan biaya perbaikan

yang

mahal

dan

menyebabkan

terganggunya

kelancaran

lalulintas.Pembatasan beban yang dilakukan oleh pemerintah Queenland dilakukan secara bertahap adalah sebagai berikut : (1)

Untuk akses lokal perumahan dan pelayanan kendaraan gawat darurat beban as dibatasi maksimum 5 ton.

(2)

Pembatasan beban 80 % dari beban as legal untuk kendaraan angkutan seperti pada Tabel 5.2.

(3)

Penghapusan pembatasan beban

Tabel 5.2. Pembatasan beban 80 % Axle Group

Legal Load

80% Load

Steer axle

varies

no reduction

Single 4 tyre

9.0 t

7.2 t

Tandem 8 tyre

16.5 t

13.2 t

Tri 12 tyre

20.0 t

16.0 t

Sumber : Transport Operations Regulation in Quensland (2005) 2.3. Bahan additive pada campuran bahan perkerasan jalan Jalan dari beton aspal sering terlihat bekas jejak roda (rutting), retak dan aus yang disebabkan oleh arus lalulintas, perubahan suhu dan erosi yang disebabkan oleh air hujan. Kerh at al (2005) telah melaksanakan serangkaian penelitian untuk menguji keefektifan filler sebagai bahan anti striping (aus). Filler yang digunakan adalah abu batu dengan 1 % kapur dan abu batu dengan 1 % semen yang dicampurkan dalam beton aspal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa abu batu dengan 1 % filler kapur mempunyai kinerja yang lebih baik dalam hal stabilitas, flow kekuatan sisa, penyelimutan aspal pada butiran, modulus resilient, stabilitas dinamik dan laju pembentukan jejak roda. Dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa filler ini dapat menambah ketahanan beton aspal terhadap terjadinya rutting dan pengelupasan pada permukaan jalan dan juga menambah keawetan. Li at al (2007) telah meneliti penggunaan Fly ash sebagai bahan stabilisasi Recycled Pavement Material (RPM) pada pelaksanaan perkerasan

fleksibel di Waseca Madison, USA. Pada proyek tersebut lapis permukaan yang terbuat dari campuran aspal panas dan pondasi dgemburkan sampai kedalaman 30 cm untuk membentuk RPM. RPM ini kemudian dicampur dengan Fly ash sebesar 10 % dari berat kering RPM dan air. RPM sendiri dan yang telah distabilisisasi dengan Fly ash ini kemudian diuji California Bearing Ratio (CBR), Resilient Modulus (Mr) dan Unconfined Compression (qu). Pengujian di lakukan di laboratorium dan lapangan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan Fly ash terhadap penambahan kekuatan dan kekakuan material. Setelah perawatan benda uji selama 7 hari RPM yang telah distabilisasi dengan Fly ash mempunyai CBR antara 70 dan 94 %, Mr antara 78 dan 119 Mpa dan qu antara 284 dan 454 kPa. Sedangkan RPM yang tidak distabilisasi dengan Fly ash mempunyai nilai CBR antara 3 dan 17 %, Mr antara 46 dan 50 %. Sedang untuk RPM + Fly ash yang dicampur di lapangan mempunyai nilai CBR, Mr dan qu lebih rendah jika dibandingkan dengan yang dicampur di laboratorium ( 64 % untuk CBR, 25 % untuk Mr dan 50 % untuk qu). Pengujian Falling Weight Deflectometer setelah berumur 1 tahun menunjukkan tidak ada degradasi pada modulus RPM yang telah distabilisasi dengan Fly ash. Widodo dan Riyanto (2008) telah menguji campuran dingin dengan aspal emulsi bergradasi rapat yang ditambah dengan filler semen.

Hasil

penelitian di laboratorium dan penghamparan di lapangan menunjukkan bahwa rancangan campuran kerja Dense Graded Emulsion Mix (DGEM) dengan kadar aspal emulsi 9,8 % dan filler semen 3 % dapat digunakan sebagai bahan perkerasan menggantikan campuran aspal panas yang mempunyai sifat cepat stabil dan berstabilitas tinggi. Pengujian setelah bahan direndam 4 hari tidak menurunkan stabilitasnya, tetapi bahkan menaikkan stabilitasnya. 2.4. Kerangka berfikir Kerusakan jalan pada musim hujan diakibatkan oleh genangan dan gerusan aliran air hujan pada bahan perkerasan jalan. Genangan air hujan membuat kondisi perkerasan melemah kuat dukungnya, sedangkan gaya gerusan air hujan akan melepaskan butiran-butiran agregat yang ikatannya kurang kuat. Untuk meneliti fenomena ini perlu dibuat alat laboratorium yang dapat

mensimulasikan genangan dan gerusan aliran air hujan. Alat yang digunakan juga dapat diatur kemiringannya sehingga adapat mewakili alinyemen vertikal suatu jalan dan kemiringan aliran yang terjadi di lapangan. Untuk mencegah terlepasnya agregat akibat gerusan air hujan, perlu dibuat campuran beton aspal yang rapat dan ikatan yang kuat yang dapat menahan gerusan air hujan. Untuk memperoleh campuran yang rapat dan kuat ikatannya antara butiran agregat dapat menggunakan bahan pengisi (filler) dan juga bahan pengikat aspal yang lebih banyak. Dengan demikian maka perlu dirancang campuran beton aspal yangvolume rongga antara agregatnya besar agar dapat menampung aspal lebih banyak sehingga ikatan antar butiran agregat menjadi lebih kuat 3.METODE PENELITIAN 3.1.Perancangan alat uji rendaman dan gerusan air hujan pada beton aspal Perancangan alat uji rendaman dan gerusan diusahakan dapat mewakili keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan. Alat dirancang mempunyai sifatsifat sebagai berikut : (1) Kemiringan alirannya dapat diubah-ubah sehingga kecepatan alirannya bervariasi sesuai dengan alinyemen jalan yang ada di lapangan. (2) Perendam dan pengaliran dapat dilakukan secara menerus sehingga lama perendaman dan penggerusan dapat dirancang sesuai kondisi di lapangan. (3) Benda uji dalam posisi terendam menerima tekanan gerusan dibagian permukaannya seperti halnya lapis permukaan jalan yang ada di lapangan. 3.2.Pembuatan alat uji rendaman dan gerusan air hujan pada beton aspal Pembuatan alat bekerja sama dengan Unit Layanan Industri yang ada di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UMS. Alat dinyatakan dapat diterima jika dapat bekerja sesuai dengan kriteria-kriteria perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. 3.3. Perancangan campuran beton aspal Perancangan campuran beton aspal dimulai dengan menguji kualitas bahan dasar yang terdiri dari agregat dan aspal sebagai bahan perekat. Pembuatan

benda uji menggunakan metode Marshall sesuai dengan AASHTO T245-74. Benda uji-benda uji yang telah dibuat kemudian dicari kadar aspal optimumnya. Kadar aspal optimum dicari dengan memperhatikan beberapa aspek karakteristik beton aspal ynag harus dipenuhi seperti pada Tabel 5.1. Dengan kadar aspal optimum ini selanjutnya dibuat benda uji-benda uji yang akan diuji ketahanannya terhadap rendaman dan gerusan air. Benda uji antara lain dari beton aspal jenis HRS, AC, ATB dan DGEM. 3.4. Pengujian benda uji terhadap rendaman dan gerusan air Pengujian dilakukan dengan cara meletakkan benda uji didalam alat yang telah dibuat. Selanjutnya benda uji diberikan aliran air yang sekaligus akan merendam

dan menggerus benda uji tersebut. Mengingat bahwa alinyemen

vertikal jalan yang diijinkan maksimum 10 %, maka kemiringan aliran dibuat 5 variasi dengan nilai kemiringan maksimum 10 %. Demikian pula sangat jarang jalan ternedam secara terus menerus selama lebih 4 hari, maka lama pengaliran air juga dilkukan dengan 4 variasi dengan maksimum lama pengaliran adalah 4 hari. Satu macam variasi minimal dibuat 3 benda uji. Setelah mengalami uji perendaman dan penggerusan selanjutkan benda uji di uji karakteristiknya antara lain : stabilitas, kepadatan, rongga udara dan kadar aspal. Karakteristik benda uji setelah perendaman dan penggerusan dibandingkan dengan yang tanpa perendaman dan penggerusan. Dari hasil perbandingan ini akan diketahui pengaruh rendaman dan gerusan terhadap karakteristik beton aspal. Pada tahun kedua kembali dibuat benda uji dengan menggunakan bahan additive semen dan kapur.Semen dan kapur ini akan berfungsi sebagai filler yang akan membuat beton aspal lebih rapat dan tahan terhadap pengelupasan seperti pada hasil penelitian Kerh,Wang and Lin (2005) yang dilakukan di Taiwan. Proses pengujian ketahanan terhadap rendaman dan gerusan air seperti yang dilakukan pada penelitian tahun ke satu. Pada Gambar 3.1. menggambarkan bagan alir penelitian pada tahap ke 1 sedang pada Gambar 3.2. merupakan bagan alir penelitian pada tahap ke 2.

Mulai

Perancangan alat uji rendaman dan gerusan air hujan

Agrgegat

Pembuatan alat uji rendaman & gerusan

Uji coba alat

Pemeriksaan sifat fisik

Syarat agregat

Pemeriksaan sifat fisik

tidak

Syarat aspal tidak

tidak ya

baik

Aspal semen/emulsi

ya

desain campuran dengan metode Marshall Uji Bandingkan Karakteristik rendamandengan dan benda gerusan yang uji Syarat Coating Syarat sifat Komposisi Pemeriksaan Agregat campuran kasar, sifat Gambar Gambar 6.1.Bagan 3.1.Bagan Alir alir Penelitian penelitian tahap ke ke11Pemeriksaan tanpa setelah rendaman benda perendaman uji & gerusan dan Tahun Rancangan Pemadatan Kadar Kadar Tes Coating Cold karakteristik Cold aspal filler Marshall campuran mix optimum dan mix optimum test 2 camp kerja Pembuatan Variasi Variasi Kadar Kadar benda Jumlah Kadar Variasi Aspal aspal kadar kadar aspal uji air aspal kadar emulsi emulsi optimum aspal filler optimum emulsi air semen emulsi tetap agregat >air 75% aspal tidak Analisis tidak tidak medium,halus agrgegat fisik ya fisik ya431curing ya penggerusan

Alat uji rendaman dan gerusan telah teruji dan siap dioperasikan Selesai

Mulai

Bahan addtive semen/kapur

Agrgegat Pemeriksaan sifat fisik

Pemeriksaan sifat fisik

Syarat additive

Aspal semen/emulsi

Syarat agregat

Pemeriksaan sifat fisik

tidak

Syarat aspal

tidak ya

baik

Uji Bandingkan Karakteristik rendamandengan dan benda gerusan yang uji tanpa setelah rendaman benda perendaman uji & gerusan dan penggerusan

ya

desain campuran dengan metode Marshall Pembuatan benda uji

Design campuran beton aspal berdurabilitas tinggi Selesai

Gambar 3.2.Bagan alir penelitian tahap ke 2 4. Daftar pustaka AASHTO, 1974, Standard Spesifications for Transportation Materials and Methods of Sampling and Testing Part II Method of Sampling and Testing, The American Association of State Highway and Transportation Officials. Departemen Pekerjaan Umum, 1998, Spesifikasi Umum Proyek Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Propinsi DIY, Direktorat Bina Teknik Dirrektorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum. Department of Main Road Queensland Government, 2009, Flooding and Road Pavement, www.mainroads.qld.gov tanggal16 November 2009. Kerh, T., Wang, Y.M and Lin, Y., 2005, Experimental Evaluation of Anti-stripping Additives Mixing,in Road Surface Pavement Materials, American Journal of Applied Sciences, 2 (10): 1427-1433

Li, L., Benson C.H., Tuncer B. Edil , T.B. and Hatipoglu,B., 2008, Sustainable Construction Case History: Fly Ash Stabilization of Recycled Asphalt Pavement Material, Geotechnical and Geological Engineering Journal, 26 (2) :177-187 Widodo, S.,2007,Addition of Cold Asphalt Mixture Stability Using Cement Filler, Jurnal Teknik Gelagar, 18 (02) : 119-125 Widodo, S., Riyanto, A., 2008, Percepatan dan Penambahan Stabilitas Campuran Aspal Dingin dengan Filler Semen, Laporan penelitian Hibah Bersaing DP2M Dikti.

Related Documents

Widodo
May 2020 10
Widodo
May 2020 15
Sri Sri
November 2019 49
Tugas Bu Sri 1.docx
June 2020 3