Fu Yong Hai<付勇海> Fu yong hai adalah masakan Tionghoa yang dibuat dari telur yang didadar dengan campuran berupa sayuran, dan/atau ayam, makanan laut berupa kepiting, dan lain-lain dan disiram dengan saus asam manis yang biasanya terbuat dari tomat dan kacang polong tetapi ada juga saus yang disertai dengan potongan nanas di dalamnya.
Cap Cai<雜碎>
Cap cai (Hanzi: 雜碎, hanyu pinyin: za sui) adalah dialek Hokkian yang berarti harfiah "aneka ragam sayur". Cap cai adalah nama hidangan khas Tionghoa yang populer yang khas karena dimasak dari banyak macam sayuran. Jumlah sayuran tidak tentu, namun banyak yang salah kaprah mengira bahwa cap cai harus mengandung 10 macam sayuran karena secara harfiah adalah berarti "sepuluh sayur". Cap di dalam dialek Hokkian juga berarti "sepuluh", dan cai berarti sayur.
Ifu Mie Ifu mie adalah sejenis makanan Tionghoa. Makanan ini berbentuk bakmie yang telah direbus lalu digoreng lagi sampai garing berbentuk sarang. Kemudian di atasnya disiram dengan tumisan sayuran, biasanya cap cay.
Nasi Ayam Hainan
Nasi ayam Hainan merupakan masakan Tionghoa yang sering dikaitkan dengan masakan Malaysia atau Singapura, dan juga ditemui di negara berjiran Thailand, serta juga di wilayah Hainan, China. Nasi ayam Hainan yang dinamakan sedemikian karena asal-usulnya dalam makanan Hainan dan pengamalannya oleh populasi orang Tionghoa perantauan bersuku Hainan dalam kawasan Nanyang, versi makanan ini yang didapati di Malaysia/Singapura menggabungkan unsur-unsur masakan Hainan dan Kantonis ditambah lagi dengan citarasa masakan di Asia Tenggara.
Penyediaan Daging ayam disediakan melalui kaedah tradisional Hainan yaitu merebus seluruh seekor ayam dalam pati tulang ayam atau khinzir, menggunakan air rebusan sebanyaknya dan hanya mengisi semula dengan air jika perlu, segalanya menurut citarasa orang Cina terhadap penghasilan "pati asal". Pati ini tidak digunakan untuk penyediaan nasi, yang sebaliknya melibatkan pati ayam yang dihasilkan khususnya untuk tujuan tersebut, maka hasilnya nasi yang berminyak dan berperisa yang kadang-kadang diberi nama "nasi minyak". setengah tukang masak membumbui santan kelapa ke dalam nasi, meniru gaya penyediaan nasi lemak. Orang Hainan lebih gemar ayam yang matang dan gempal untuk memaksimumkan amaun minyak yang diekstrak, maka keluarnya sajian yang lebih kuat rasanya. Lama-kelamaan, sajian ini mulai menerapkan unsur-unsur gaya pemasakan Kantonis seperti menggunakan ayam yang lebih muda untuk daging yang lebih lembut. Dalam satu variasi yang lain, ayam dicelup dalam es setelah dimasak untuk menghasilkan kulit selicin jeli, iaitu Báijī (白鸡) atau "ayam putih", dibanding dengan Lǔjī (|卤鸡, "ayam pati") yang lebih tradisional, juga dikenali sebagai Shāojī (烧鸡) atau "ayam panggang". Di Singapura, di mana arus pemodenan menyukarkan pengekalan dan penyimpanan pati asal jangka masa panjang, daging dimasak melalui perebusan dalam air berperisa bawang putih dan halia, kemudian pati yang dihasilkan digunakan dalam penyediaan nasi dan juga dalam sup yang mengiringinya. Sajian ini sering dihidangkan beserta cecahan, termasuk saus cili dan serbuk halia. Di Hainan juga sering dihidangkan saus ketiga yang berbumbu saus tiram bercampur dengan bawang putih, manakala kicap pekat lebih diutamakan di Singapura. Versi Singapura bagi cili lebih pedas, mencerminkan pengaruh Asia Tenggara, dan boleh juga melibatkan campuran cili dengan bawang putih. Kebanyakan hidangan nasi ayam ini disajikan dengan irisan timun, yaitu bayangan bagi citarasa orang Cina yang gemar keberbagaian untuk sajian yang lebih lengkap.
Ayam Kung Pao
Ayam Kung Pao (tradisional: 宮保雞丁 / 宮爆雞丁; sederhana: 宮保鸡丁 / 宫爆鸡丁; pinyin: gōngbǎo jīdīng / gōngbào jīdīng; juga dieja ayam Kung Po) adalah makanan yang berasal dari provinsi Sichuan, RRC. Nama makanan ini berasal dari nama gelar pejabat Dinasti Qing, Ding Baozhen (1820–1886). Ding merupakan kepala propinsi Shandong, dan kemudian gubernur propinsi Sichuan, dan gelarnya, Gōng Bǎo (宮保), atau penjaga istana, adalah asal nama "Kung Pao".