Tugas Kero-kero

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Kero-kero as PDF for free.

More details

  • Words: 1,339
  • Pages: 8
50405340 MPEG Layer 3 Disingkat dengan MP3. Sebuah format rekaman audio digital terkompresi. Format MP3 disusun berdasarkan algoritma yang dikembangkan oleh Karlheinz Brandenburg dari Universitas Fraunhover, Jerman. Teknologi ini memungkinkan format rekaman audio digital dengan kualitas mendekati CD memiliki ukuran yang relatif kecil sehingga dapat didistribusikan dan di-download via internet. Format suara yang terkenal saat ini berbeda dengan MIDI yang hanya instrument, MP3 merekam seluruh suara termasuk suara penyanyinya. Kualitas suara MP3 akan berbanding dengan ukuran penyimpannya. Kualitas yang banyak di gunakan untuk merekam musik adalah standar CD-ROM (44,2 KHz, 16 bit, stereo), sementara kualitas terendah adalah kualitas seperti telepon (5 KHz, 8 bit, mono). MP3 merupakan format portable pertama yang dapat diterima dikhalayak umum. MP3 merupakan kepanjangan dari MPEG-1 Layer III yang dulu disalah artikan sebagai MPG-3. Format ini pertama dikembangkan oleh Fraunhofer Gesellschaft. Seperti yang telah disebutkan diatas, MP3 merupakan format pertama, yang menyebabkan format ini yang paling popular. MP3: (+)Hampir semua audio player support, tagging gampang (+)Banyak pemutar Player yang sudah mendukung file ini (-)File size lebih besar, suara butut di low bitrate OGG Vorbis Format ini merupakan kompresi yang termasuk dalam katagori open source dan geratis oleh Xiph.org. yangmerupakan organisasi non-profit yang didirikan oleh Christ Montgomery. Kadang orang menyebut OGG Vorbis sebagai OGG. Format ini berkembang sejak September 1998. Ogg dan Ogg Vorbis : Ogg adalah format multimedia gratisan yang dirancang untuk streaming dan penyimpanan yang effiesien. Format ini dikembangkan oleh Xiph.org Foundation. Begitu pula Vorbis yang merupakan codec audio gratisan. Vorbis biasanya dipasang bersama Ogg, sehingga muncullah yang namanya Ogg Vorbis. Peluncuran format dan codec ini sebenarnya respon atas rencana pemilik MP3 pada tahun 1998 yang hendak mengenakan biaya lisensi untuk format MP3. OggVorbis sangat populer dikalangan open source, karena kualitas dan sifatnya yang gratis. Namun hingga saat ini walaupun gratis, masih sedikit player yang mendukung format ini, salah satu yang terkenal adalah winamp yang ikut mendukung format Ogg Vorbis http://www.vorbis.com/. OGG (+)Ukuran File Lebih Kecil Dari MP3 (+)Suara Bagus Bila Di Low Bitrate (-)Terdapat Noise Jika Di Convert sampai Super Low Bitrate (-) Banyak Pemutar Media Player Yang belum Support WAV WAV (WAVE-form) : adalah standar audio yang dikembangkan oleh Microsoft dan IBM, WAV ini adalah format utama untuk menyimpan data audio mentah pada Windows dan

menggunakan metode yang sama dengan AIFF Apple untuk menyimpan data. WAV menggunakan teknik pulse-code modulation (PCM) yang tidak dikompres. Dengan cara ini , detil tidak hilang ketika audio analog didigitalkan dan disimpan. Ini membuat format WAV (menggunakan PCM) menjadi pilihan untuk mengedit audio high-fidelity. Akan tetapi untuk keperluan mengoleksi musik, transfer via internet dan memainkan diplayer portable, format ini kurang popular dibandingkan dengan MP3, Ogg Vorbis dan VMA yang dikarenakan ukuran file yang sangat besar. WAV (+)WAV masih lebih unggul dalam hal kualitas (-)Ukuran File Yang Begitu Besar Sample Test Software Audio Media Monkey

Convert Tracks

MPEG-1 Layer 3 File Name Size

: Masih Ada-Ello : 3,6Mb

Bitrate Sample Rate Format Channels Duration

: 128kbps : 44.100kHz : MPEG-1 Layer 3(Original File) : Joint Stereo : 3:54

MPEG-1 Layer 3 To WAV(Default) Size : 39,4Mb[3,6Mb>>39,4Mb] Bitrate : 1411kbps Sample Rate : 44.100kHz Format : WAV Channels : Stereo Duration : 3:54 Sample Size : 16 bit Convert Time : 2 Second MPEG-1 Layer 3 To Wav(Custom) Size : 19,5Mb[3,6Mb>>19,5Mb] Bitrate : 705kbps Sample Rate : 22050Hz Format : WAV Channels : Stereo Duration : 3:54 Sample Size : 16 bit Convert Time : 2 Second

MPEG-1 Layer 3 To OGG Size : 3,6Mb[3,6Mb>>3,6Mb] Bitrate : 128kbps Sample Rate : 44100Hz Format : OGG Channels : Stereo Duration : 3:54

Convert Time

: 3 Second

MPEG-1 Layer 3 To OGG(Custom) Size : 932Kb[3,6Mb>>932Kb] Bitrate : 32kbps Sample Rate : 44100Hz Format : OGG Channels : Stereo Duration : 3:54 Convert Time : 15 Second OGG To WAV Size Bitrate Sample Rate Format Channels Duration Sample Size Convert Time

: 39,4Mb[3,6Mb >>39,4Mb] : 1411kbps : 44.100kHz : WAV : Stereo : 3:54 : 16 bit : 2 Second

WAV To OGG Size Bitrate Sample Rate Format Channels Duration Convert Time

: 3,74Mb[39,4Mb Mb >>3,74Mb] : 128kbps : 44.100kHz : OGG : Stereo : 3:54 : 13 Second

WAV To MP3 Size Bitrate Sample Rate Format Channels Duration Convert Time

: 3,57Mb[39,4Mb Mb >>3,57Mb] : 128kbps : 44.100kHz : MP3 : Stereo : 3:54 : 14 Second

Sample More Result Lame Pada bit rate 64 Kbps, terlihat format MP3 hanya menyediakan bandwidth sekitar 11,5 kHz saja. WMA lebih memberikan toleransi bandwidth sampai 13 kHz. Format yang terasa sangat unggul pada bit rate ini adalah OGG. Ia mampu menyediakan bandwidth sampai dengan 16 kHz.

Bit rate 64 Kbps: MP3 terlalu cepat memotong frekuensi tinggi, disusul oleh WMA. Format OGG unggul mutlak dengan titik potong yang jauh lebih tinggi. Pada bit rate 96 Kbps, MP3 mulai mengejar WMA. Perbedaan keduanya termasuk tipis dengan keunggulan yang masih berada di tangan WMA. Kedua format ini mengakhiri frekuensi tinggi pada titik sekitar 16 kHz. OGG kembali tampil superior dengan memotong paling akhir, yaitu sekitar 17 kHz.

Bit rate 96 Kbps: Pada bit rate ini, MP3 mulai menyaingi format WMA. OGG kembali tetap tidak tergusur dengan titik potong yang sedikit di atas MP3/WMA. mengakhiri sesi pengujian dengan uji dengar ketiga format dengan bit rate rendah ini. MP3 64 Kbps memiliki kualitas suara yang paling buruk. Perbedaannya terdengar sangat signifikan dibandingkan dengan WMA, apalagi jika dibandingkan dengan OGG. Anda tidak membutuhkan sistem yang bagus atau telinga yang sensitif untuk menyimpulkan bahwa MP3 64 Kbps sangatlah tidak layak untuk didengar. Pada bit rate 96 Kbps, ketiganya bersuara cukup mirip. MP3 dan WMA memiliki kualitas yang sangat mirip dan sukar untuk dibedakan. Pada nada-nada tinggi masih cukup terdengar keunggulan format OGG yang memberikan bandwidth lebar. Parameter »MP3

tersembunyi tanpa

dalam pemotongan

encoder

lame frekuensi

Encoder LAME sebenarnya menyediakan sebuah parameter tambahan “-k” yang fungsinya untuk “mencengah” pemotongan frekuensi tinggi.

Bonus: Penggunaan parameter “-k” akan melebarkan bandwidth file MP3. menggunakan parameter “-k” ini dan hasilnya adalah file output dengan kualitas yang lebih baik (lihat gambar di samping). Jadi sebaiknya, selalu gunakan tambahan parameter “-k” ini untuk meng-encode dengan LAME. Parameternya adalah sebagai berikut: LAME -b128 -h -k asal.wav tujuan.mp3 Know »Mengenal

Teknik

Kompresi

how Audio

Dunia kompresi mengenal dua jenis metode, yaitu lossy compression dan lossless compression. Prinsip lossy compression adalah memampatkan data dengan mengurangi bagian-bagian yang dianggap kurang/tidak penting. Lossless compression menggunakan prinsip yang berlawanan, yaitu memampatkan data tanpa ada data yang dihilangkan. Contoh prinsip kerja lossy compression adalah pada kompresi file JPEG, sementara lossless compression bisa dijumpai pada kompresi file, seperti ZIP ataupun RAR. Kompresi jenis lossy lebih populer digunakan dalam dunia portable audio karena ukuran filenya jauh lebih kecil dibandingkan penggunaan kompresi lossless. Kompresi lossy akan menghilangkan bagian audio yang kurang penting (kurang audible) di telinga manusia. Hasil akhirnya adalah ukuran file audio terkompresi yang jauh lebih kecil. Satu file audio standar 5 menit yang berukuran 50 MB (WAV, uncompressed) bisa diubah menjadi sebuah file MP3 dengan ukuran sekitar 5 MB saja (dengan kualitas “mendekati” kualitas aslinya). Format MP3, OOG Vorbis, dan WMA merupakan contoh format dengan kompresi jenis lossy. Bagi Anda yang tidak ingin kehilangan kualitas asli, para peneliti juga mengembangkan kompresi lossless pada audio. Namun, ukuran file terkompresi lossless hanya mengecil sekitar 50-75% saja. Beberapa contoh kompresi lossless populer untuk audio adalah FLAC dan Monkey Audio (APE). KESIMPULAN

Setelah mengamati peta persaingan yang sedemikian ketat, maka kesimpulan yang dapat diambil sebenarnya sederhana saja. Format OGG menjadi pemenang mutlak untuk berbagai jenis bit rate. Perbedaannya memang tidak terlalu signifikan pada bit rate tinggi, namun cukup signifikan pada bit rate yang rendah. Pada bit rate yang sangat rendah (64 Kbps khususnya), format OGG sangat membantu Anda yang “kikir” dalam hal kapasitas penyimpanan, namun masih menginginkan kualitas yang “memadai”. Tampaknya memang tidak ada pilihan selain format OGG untuk bit rate rendah. Bagi Anda yang tidak ingin repot, format MP3 tampaknya masih sangat layak dijadikan pilihan (terlebih dengan “algoritma khusus” - baca boks di atas). Selain itu, MP3 tetap menjadi format audio yang paling populer dan paling kompatibel, walaupun dukungan untuk format WMA dan OGG juga sudah semakin banyak.

Related Documents

Tugas
October 2019 88
Tugas
October 2019 74
Tugas
June 2020 46
Tugas
May 2020 48
Tugas
June 2020 45
Tugas
August 2019 86