Tugas Gslc-rekonsiliasi Fiskal.docx

  • Uploaded by: Echaa
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Gslc-rekonsiliasi Fiskal.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 520
  • Pages: 2
Nama :Brigitta Vriddhi Olivia NIM :2201817344 Jurusan : Akuntansi Tugas GSLC – Rekonsiliasi Fiskal 1. Jelaskan apa itu rekonsiliasi fiskal dan mengapa perlu dilakukan rekonsiliasi fiskal pada laporan keuangan komersil Jawab: Rekonsiliasi fiskal adalah proses penyesuaian atas laba komersial yang berbeda dengan ketentuan fiskal untuk menghasilkan penghasilan neto/laba yang sesuai dengan ketentuan pajak. Perlu dilakukan rekonsiliati fiskal agar dapat menyesuaikan transaksi menurut Sistem Akuntasi Keuangan dan menurut ketentuan fiskal/pajak (UU Perpajakan) yang berlaku.

2. Apa yang dimaksud dengan Beda Permanen dan Beda Temporer berikan contohnya dan apa dampaknya bagi laporan keuangan fiskal maupun laporan keuangan komersil? Jawab: Beda Tetap adalah perbedaan pengakuan pendapatan dan beban berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku dengan Standar Akuntansi Keuangan yang bersifat permanen. Artinya penghasilan atau biaya yang demikian tidak akan diakui untuk selamanya dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak. Contoh: pemberian kenikmatan/ natura kepada karyawan, sumbangan, biaya jamuan makan,pendapatan bunga. Beda temporer adalah perbedaan pengakuan pendapatan dan beban tertentu menurut Standar Akuntansi Keuangan dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Perbedaan ini menyebabkan pergeseran. Pengakuan pendapatan atau beban antara satu tahun pajak ke tahun pajak lainnya. Contoh : penyusutan aktiva tetap, pengakuan terhadap piutang dan persediaan.

3. Jelaskan mengenai perbedaan koreksi fiskal positif dan koreksi fiskal negatif serta berikan contohnya? Jawab: Koreksi positif dilakukan apabila : 1. Pendapatan menurut fiskal lebih besar daripada menurut akuntansi atau suatu penghasilan diakui menurut fiskal tetapi tidak diakui menurut akuntansi. 2. Biaya menurut fiskal lebih kecil daripada menurut akuntansi atau suatu biaya tidak diakui menurut fiskal tetapi diakui menurut akuntansi.

Koreksi negatif apabila: 1. Pendapatan menurut fiskal lebih kecil daripada menurut akuntansi atau suatu penghasilan tidak diakui menurut fiskal tetapi diakui menurut akuntansi. 2. Biaya menurut fiskal lebih besar daripada menurut akuntansi atau suatu biaya diakui menurut fiskal tetapi tidak dapat diakui menurut akuntansi. 3. Suatu pendapatan telah dikenakan pajak penghasilan bersifat final.

4. Apa yang dimaksud dengan Non deductible expense dan deductible expense, berikan contohnya? Jawab: Deductible expenses adalah biaya-biaya yang dapat dikurangkan sebagai pengurang pajak. Contohnya : piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat yang berlaku, iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan,beban usaha. Non Deductible expenses adalah biaya-biaya yang tidak dapat dikurangkan sebagai pengurang pajak. Contohnya: Deviden, Prive, premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi.

5. Jelaskan perbedaan antara metode depresiasi secara fiskal dan komersil? Dan apa dampaknya? Jawab: Akuntansi menentukan umur aktiva berdasarkan umur sebenarnya walaupun penentuan umur tersebut tidak terlepas dari tafsiran judgement. Akuntansi komersial memiliki beberapa metode penyusutan yaitu: a. Metode garis lurus (Straight line method) yang menghasilkan pembebanan yang tetap selama umur manfaat aset jika dinilai residunya tidak berubah. b. Metode Saldo Menurun (diminishing balance method) yang menghasilkan pembebanan menurun selama umur manfaat aset. c. Metode Jumlah Unit (sum of the unit method) yang menghasilkan pembebanan yang menurun selama umur manfaat aset (IAI,2007). Sedangkan pada akuntansi fiskal dengan merujuk ketentuan perpajakan hanya menetapkan dua metode penyusutan yang harus dilaksanakan wajib pajak berdasarkan pasal UU No. 36 tahun 2008 pasal 11 tentang Pajak Penghasilan yaitu berdasarkan metode garis lurus dan metode saldo menurun yang dilaksanakan secara konsisten

Related Documents

Tugas
October 2019 88
Tugas
October 2019 74
Tugas
June 2020 46
Tugas
May 2020 48
Tugas
June 2020 45
Tugas
August 2019 86

More Documents from "Luci xyy"