Triesna Priastuti 170720180003 Teori-teori perubahan sosial, pembangunan dan Globalisasi
Gentrification and Global Development Issues
Gentrifikasi dalam prosesnya menimbulkan perubahan sosial budaya di wilayah yang tercipta akibat penduduk kaya membeli properti perumahan di permukiman yang kurang makmur. Akibat gentrifikasi, pendapatan rata-rata meningkat dan ukuran keluarga rata-rata berkurang di masyarakat yang dapat mengakibatkan pengusiran ekonomi secara tidak resmi terhadap penduduk berpendapatan rendah karena harga sewa, rumah, dan pajak properti meningkat. Jenis perubahan penduduk ini mengurangi penggunaan lahan industri karena dipakai untuk pembangunan komersial dan perumahan. Selain itu, bisnis baru yang melayani basis konsumen kaya akan pindah ke kawasan yang dulunya makmur, sehingga meningkatkan kemungkinan perpindahan penduduk kaya dan mengurangi aksesibilitas terhadap warga asli yang kurang makmur. Gentrifikasi sering mengubah karakter suatu masyarakat yang heterogen menjadi sebuah masyarakat yang homogen secara ekonomi yang dianggap memiliki karakter pinggiran kota. Proses ini diintervensi oleh
investasi swasta dalam hal pembangunan
perumahan, dukungan pemerintah yang memperbaiki infrastruktur daerah tersebut melalui pembayaran pajak tunggakan dan insentif keuangan bagi pemilik perumahan sewa yang tidak terawat. Setelah diterapkan, tindakan perkembangan ekonomi ini bertujuan untuk mengurangi adanya penyimpangan dalam hal properti setempat, meningkatkan nilai properti dan harganya dan nantinya akan meningkatkan pendapatan pajak. Tindakan politik, untuk mendukung atau menentang gentrifikasi, sering menjadi respon masyarakat terhadap pengusiran ekonomi yang tidak diharapkan disebabkan oleh harga sewa naik yang membuat penghunian lanjutan di kawasan tersebut tidak layak lagi. Peningkatan nilai properti ini menyebabkan pajak properti berdasarkan nilai properti
meningkat, pemilik hunian yang tidak mmapu membayar pajak terpaksa menjual hunian mereka dan pindah ke kawasan permukiman yang lebih murah. Sebagai salah satu fenomena perkotaan, gentrifikasi tetaplah memiliki dampak positif dan negatif bagi kawasan perkotaan yang mesti bisa disiasati pemerintah atau bahkan ahli perencana. Dampak negatif terjadi pada kota atau daerah yang ditinggalkan atau ter-gentrified karena memiliki kemungkinan kehilangan penduduknya dan tak memiliki kegiatan perkotaan sebagaimana mestinya. Sedangkan dampak positifnya justru terjadi pada kota-kota tujuan dari gentrifikasi karena bisa berkembang lebih jauh dengan kedatangan penduduk-penduduk baru.(Kompas.com, 5 Oktober 2016) Gentrifikasi yang terjadi di Malaysia menyebabkan meningkatnya harga properti maupun barang-barang lain yang beredar di Kuala Lumpur, bahkan kopi yang dijual di kafe pun lebih mahal setelah terjadi gentrifikasi. The debate surrounding gentrification is of course, people who have lived in the area all their lives can no longer afford to live there. The living cost of a particular area has risen significantly. In one way, it is unfair to both parties. It’s unfair for the old to have to move out because they cannot cope with the rising cost. It is also unfair for the young, who have paid a hefty price for their condominiums to enjoy the benefits of the newly “gentrified” area — the safety, the convenience of having Cold Storage or Jaya Grocers around the corner. They would also deserve the profits from the investment of purchasing their house if they ever think of selling it in five years’ time. Some quick searches have also tried to prove my thoughts of gentrification being a problem wrong. It might yield more benefits, and is not causing the emigration of the lower-income group, some would say. Or, others would also say it’s the rising cost of living and price of properties that are causing gentrification. It’s not gentrification that is causing the rising cost of properties. Gentrification also creates safer homes and reduces crime rates.(New Straits Times, 2015) Gentrifikasi menyebabkan orang-orang yang sebelumnya tinggal di daerah tersebut menjaditidak berkemampuan untuk tetap tinggal di sana terkait dengan kenaikan hargaharga. Namun gentrifikasi juga memiliki dampak yang positif, diantaranya bisa menciptakan lingkungan rumah yang lebih aman dan nyaman serta bisa,engurangi tingkat kriminalitas. Gentrifikasi di kota Yangon, Myanmar membawa perubahan positif terhadap kota Yangon yang sebelumnya miskin dalam hal infrastruktur. Peningkatan aktivitas perekonomian juga membuat kota tersebut menjadi lebih hidup. Sebelumnya bangunanbangunan pemerintahan pun ditinggalkan sampai menjadi bangunan yang tidak terawat.
Kebijakan gentrifikasi ini membawa pengaruh positif terhadap kota Yangon di Myanmar.(Myanmar Times, 2018) Gentrifikasi di Istanbul, Turki ditandai dengan adanya pembangunan kota secara besar-besaran. Pada bulan April 2016, Dewan Kota Metropolitan menyetujui rencana untuk membangun sekitar 50.000 tempat tinggal di tujuh menara di beberapa tempat tersisa di dekat pusat kota Istanbul, menurut kantor berita harian The Daily Sabah. Area seluas 93,6 juta kaki persegi itu pernah menjadi zona militer. Pembangunan ini juga akan menampilkan pusat perbelanjaan, garasi parkir bawah tanah seluas 6.200 tempat parkir, taman seluas 26,9 juta kaki persegi, bioskop, arena es, dan bandara yang diklaim sebagai yang terbesar di dunia. Gentrifikasi mempunyai dua sisi pengaruh dalam prosesnya, Seperti dua sisi dari mata uang. Pengaruh positif gentrifikasi adalah terjadinya peningkatan kualitas hidup di daerah yang menjadi tujuan gentrifikasi. Sedangkan dampak negatifnya adalah warga yang sebelumnya menjadi penghuni daerah tersebut menjadi terpinggirkan dan tidak bisa menikmati fasilitas tersebut. Adanya ketidakmerataan dalam hal tingkat kesejahteraan menyebabkan adanya rasa ketidakadilan di masyarakat. Terkait dengan agenda Sustainable Development Goals (SDGs), permasalahan gentrifikasi sangat erat kaitannya dengan beberapa agenda SDGs, dalam hal menciptakan pertumbuhan ekonomi yang merata, pengembangan industri dan pembangunan infrastruktur, kemudian dalam hal menciptakan kota dan komunitas yang baik sehingga bisa membuat warga masyarakat bisa merasa aman dan nyaman untuk tinggal di daerah tersebut. Khususnya untuk warga yang terpinggirkan atau melakukan perpindahan ke daerah lain karena adanya proses gentrifikasi. Pemerintah sebagai pihak yang membuat kebijakan, diharapkan bisa menjadi penengah dalam hal menciptakan rasa keadilan dalammasyarakat dengan membuat kebiijakan yang bisa dirasakan adil oleh smeua pihak, Diantaranya pemerintah bisa menerapkan strategi kebijakan migrasi dimana di dalamnya terdapat upaya-upaya untuk menjalin komunikasi dnegan penduduk dari kedua daerah gentrifikasi, memberikan fasilitas yang lebih baik di tempat tinggal yang baru kepada penduduk yang terpaksa harus pindah
karena daerahnya mengallami gentrifikasi, menciptakan keseimbangan ekonomi, melakukan pemerataan pembangunan kemudian menciptakan lapangan kerja dengan cara membuat usaha-usaha yang padat karya yang bisa menyerap banyak tenaga kerja.
Referensi Rowland Atkinson, Gentrification in a Global Context : The new Urban Colonialism, 2004