Tugas Individu Dosen : Dr. Ir. Murshal Manaf, MT. Mata Kuliah : Etika Keruangan
Etika Keruangan Vs Perspektif Perencanaan
OLEH : HARMANSYAL (MPW 4513030)
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA PASCASARJANA UNIVERSITAS 45 MAKASSAR TAHUN 2014
A. Latar Belakang Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Yang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional. Demikian defenisi penataan ruang dan tujuannya, sebagaimana yang termaktup dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Jika kita menelaah lebih dalam tentang pengertian penataan ruang di atas, maka kita dapat mengatakan bahwa penatan ruang merupakan suatu kegiatan atau aktifitas yang di dalamnya terjadi suatu gerak dan tindakan-tindakan yang tertata secara harmonis sesuai pedoman yang telah ditetapkan. Manusia adalah mahluk pencari kebenaran. Manusia hadir dimuka bumi ini tak lain untuk memaksimalkan gerak perbuatan dan tindakan-tindakannya dalam mencapai nilai-nilai kebenaran yang diyakininya. Dalam perspektif penataan ruang, manusia adalah perencana ruang. Untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan, maka manusia (perencana) melakukan suatu proses perencanaan tata ruang yang baik. Olehnya itu perencanaan dan perencana merupakan hal yang mendasar yang perlu dipahami, karena perencanaan dan perencana merupakan satu kesatuan gerak yang tidak dapat dipisahkan, sekalipun dapat dibedakan. Perencanaan dalam perkembangan gerak atau aktifitasnya sangat dipengaruhi oleh teori-teori yang melatarbelakangi pembentukannya. Sedangkan perencana dalam perkembangan gerak atau aktifitasnya sangat dipengaruhi oleh hukum-hukum berfikir manusia tersebut. Perencanaan dan perencana, masing-masing menganut pedoman atau azas-azas (etika). Titik temu atau interaksi antara perencanaan dan perencana disebut sebagai proses perencanaan, yang selanjutnya menghasilkan produk rencana. Produk rencana inilah yang kemudian dimanfaatkan dan dikendalikan oleh masyarakat, pemerintah, pihak swasta dan perencana itu sendiri. B. Pengertian Umum 1. Deskripsi Umum Sarana perdagangan dan niaga ini tidak selalu berdiri dan terpisah dengan bangunan sarana yang lain. Dasar penyediaan selain berdasarkan jumlah penduduk yang akan dilayaninya, juga mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan grup bangunan/ blok yang nanntinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya. Sedangkan penempatan penyediaaan fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untukmelayani pada area tertentu. 2. Definisi Perdagangan Perdagangan memiliki banyak sekali definisi diantaranya ialah merupakan suatu kegiatan usaha yang menempatkan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat pada orang (konsumen) yang tepat dengan waktu, tempat dan promosi yang tepat. (Assouri, Sofjan, SE. MBA ; Manajemen Pemasaran, 1: 4). Selain itu menurut American Marketing Association , menerangkan bahwa perdagangan adalah suatu proses bertemunya produsen dan konsumen dan berpindahnya barang dari produsen ke konsumen, (Principle of Manajemen, Philip Korter, Gary Amstrong Jilid 2; 1:4) 3. Jenis sarana Menurut skala pelayanan, penggolongan jenis sarana perdagangan dan niaga adalah: a) Toko/warung (skala pelayanan unit RT~250 penduduk), yang menjual barang-barang keebutuhan sehari-hari. b) Pertokoan (skala pelayanan 6.000 penduduk), yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-haari yang lebih lengkap dan pelayanan jasa seperti Wartel, fotocopy, dan sebagainya; c) Pusat pertokoan dan atau pasaar lingkungan (skala pelayanan unit kelurahan ~ 30.000
penduduk), yang menjual keperluan sehari-hari termasuk sayur, daging, ikan, buahbuahan, beras, tepung, bahan –bahan, pakaian, barang-barang kelontong, alat-alat pendidikan, alat-alat rumah tangga, serta pelayanan jasa seperti Warnet, Wartel, dan sebagainya; d) Pusat pembelanjaan dan niaga (skala pelayanan unit kecamatan ~ 120.000 penduduk), yang selain menjual kebutuhan sehari-hari, pakaian, barang kelontong, elektronik, juga untuk pelayanan jasa perbengkelan, reparasi, unit-unit produksi yang tidak menimbulkan polusi, tempat hiburan serta kegiatan niaga lainnya seperti kantorkantor, bank, industri kecil dan lain-lain 4. Pasar Menurut Luas Jangkauan Pasar Daerah Pasar Daerah membeli dan menjual produk dalam satu daerah produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar daerah melayani permintaan dan penawaran dalam satu daerah. Pasar Lokal Pasar Lokal membeli dan menjual produk dalam satu kota tempat produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar lokal melayani permintaan dan penawaran dalam satu kota. Pasar Nasiona Pasar Nasional membeli dan menjual produk dalam satu negara tempat produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar nasional melayani permintaan dan penjualan dari dalam negeri. Pasar Internasional Pasar Internasional membeli dan menjual produk dari beberapa negara. Bisa juga dikatakan Luas jangkauannya di seluruh dunia. B. Gambaran Wilayah Study Perkembangan sistem perdagangan dikecamatan wajo sangatlah berkembang, mulai dari pasar modern dan tradisional. Untuk pasar modern terletak di central/ Makassar mall, sistem perdagangan dikawasan ini sangatlah maju pesat, sehingga menimbulkan usahausaha lainnya, seperti berdirinya ruko-ruko, pelayanan jasa, serta kuliner. Banyaknya pengunjung menambah jumlah permintaan dan pemasokan barang dari luar daerah seperti pulau Jawa, kebetulan kacamatan ini jarknya cukup dekat dai pelabuhan, sehingga memudahkan proses pendistribusian barang dari luar Makassar. Selain itu berkembang juga tempat-tempat penginapan atau hotel, wisma dan lain-lain. Dikecamatan ini juga tersedia sarana pendidikan, pemerintahan, perindustrian, kesehatan, dan lain-lain. Transportasi di daerah ini cukup padat. Banyaknya angkutan umum yang menuju lokasi ini termasuk truk-truk pengangkat barang dari luar daerah. .Terkait dengan hal tersebut,tingkat aksebilitas di kecamatan Wajo cukup tinggi.hal ini dapat dilihat dari : 1) Jarak,dimana jarak antar pusat perdagangan satu dengan lainnya cukup dekat 2) Kondisi prasarana perhubungan,yaitu tersedianya berbagai jalur jalan untuk mengakses kawasan pusat perdagangan 3) Sarana penghubung,yaitu tersedianya berbagai angkutan umum dari berbagai arah menuju Makassar Mall/ sentral, dan sekitarnya. Perkembangan sektor perdagangan di kecamatan Wajo ,terutama di pasar central dan Butung. mendorong tumbuh kembangnya sektor yang lain seperti jasa, niaga, perhotelan/wisma,komersial/bisnis, industri, dan lain-lain. Di lokasi ini juga terdapat sarana kesehatan seperti apotik, rumah bersalin, dokter praktek. Sarana pendidikan,perkantoran dan pemerintahan. Pasar sentral merupakan pasar yang bersifat konsentris,bangunan dipasar ini ada yang bergaya vertikal dan horizontal, perdagangan dipusatkan diarea tersebut dan saling berdampingan, ada banyak jenis usaha dagang pada daerah ini, mulai dari penjualan pakaian, pecah belah, elektronik, sembako/ aneka makanan,aneka kiliner dan lain-lain. Pola pasar yang bersifat konsentris akan memudahkan para konsumen untuk memilih dan membeli barang yang mereka butuhkan. Seperti banyaknya penjual kain, maka konsumen dapat berpindah-pindah dari toko kain yang lain. Tidak mengharuskan lagi untuk
menggunakan kendaraan untuk mencapai toko berikutnya. Sedangkan, pada pasar Butung tredapat banyak penjual pakaian baik secara grosir maupun eceran, lokasi antara penjual yang satu dengan yang lainnya juga berdampingan, hal ini akan memudahkan para konsumen untuk membeli pakaian yang mereka inginkan, selain itu memungkinkan terjadinya aktivitas tawar- menawar dengan harga yang relativ lebih murah terutama membeli dalam jumlah besar atau grosiran, dan kedua pasar berfungsi secara regional yakni melayani seluruh daerah atau jangkauannya cukup luas,melayani baik masyarakat Makassar itu sendri maupun dari luar daerah seperti Maros, Pangkep, Takalar, Gowa, Bantaeng,Bulukumba, dan lain-lain sebagainya. Permasalahan yang dialami kedua pasar tersebut adalah masalah perparkiran, perparkiran tidak lagi memenuhi kapasitas, jumlah kendaraan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah konsumen yang berkunjung pada kedua pasar tersebut. Lokasi Pasar central dan Butung dekat dengan pelabuhan sehingga memudahkan pendistribusian barang, sehingga banyak tersedia penginapan,sarana kesehatan,pemerintahan. Jumlah pengunjung yang datang juga lumayan banyak,dari dalam daerah maupun dari luar daerah. Pasar Butung merupakan pasar berskala regional, artinya radius pelayanannya adalah melayani seluruh masyarakat baik pendududk Makassar maupun luar daerah.Butung merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya tranksaksi penjual dan pembeli secara langsung. Pasar butung kini lebih modern dengan Bangunanya terdiri dari lima lantai, memiliki tiga pintu gerbang yaitu, pintu utama terletak di butung, pintu dua tembus dijalan sulawesi, dan pintu tiga terletak dijalan Kalimantan. Pasar Butung terletak dari kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Dengan harga yang relatif murah, adanya transaksi proses tawar menawar dan lokasi yang dekat dengan perumahan merupakan keunggulan Pasar Butung. Sedangkan di pasar central/ Makassar mall merupakan kawasan yang multinuklei. Skala pelayanannya regional, bukan hanya masyarakat setempat, tapi juga dari daerah lain. Pasar sentral melayani banyak kebutuhan , mulai dari sembako, pakaian, testil, barang elektronik, supermarket, restaurant, warung-warung makan, dan banyak lagi kegiatan perdagangan lainnya. Pasar ini dapat dijangkau sekitar 500 m-1 km dari pusat kota, baik itu menggunakan taksi maupun kendaraan umum( pete’-pete’). Pasar ini juga jaraknya cukup dekat dari pelabuhan, sehingga memudahkan pendistribusian barang dari luar kota/provinsi seperti Jawa, Bali, Kalimantan, Batam, dan Sumatra. Di pasar sentral juga banyak terdapat pedagang kaki lima(PKL), tempat-tempat servis, menawarkan jasa seperti tukang jahit( sepatu dan pakaian), bias dikatakan kondisi dipasar ini lumayan padat, dipadati oleh pengunjung dan transportasi umum maupun milik pribadi.