Treatment Sequence Perawatan Mahkota Tiruan Pasak
OS : Nandar Darmawan (Laki-laki, 29 tahun) OP : Marsha Anjani – 1006667390 Gigi : 22
Tinggi servikooklusal : 9,5 mm Ketebalan labiopalatal : 7 mm Lebar span: -
Sisa jaringan terhadap kamar pulpa di mesial 2 mm dan di distal 1,5 mm
-
Jarak dari alveolar crest ke CEJ 2,5 mm
-
Kontak oklusi 22 dengan 32 33 tidak ada
-
Panjang kerja PSA 23 mm dengan KGU nomor 50
-
Panjang akar radiografis mm 17 mm
-
Panjang mahkota klinis mm 9,5 mm
-
Panjang kerja pasak = 2/3 panjang akar gigi + panjang mahkota klinis hasil preparasi
Diagnosis : Bentuk kasus kehilangan sebagian besar mahkota gigi 22 pasca perawatan endodontic yang memerlukan rehabilitasi dengan mahkota tiruan tipe partly veneered metal porcelain detached dowel crown dengan pre-fabricated fiber post dan partial composite core.
Kunjungan 1 1. Kontrol PSA = tidak ada keluhan subyektif, perkusi (-), palpasi (-), tidak ada fistula, eksudat dan tanda inflamasi ataupun sensitifitas pada apical gigi. 2. Anamnesis dan pengisian rekam medik khusus prostodonsia 3. Pencetakan model studi dengan alginate dan pengecoran denan dental stone. Model studi di reproduksi tiga kali untuk latihan preparasi, wax-up dan pembuatan mahkota tiruan sementara
Kunjungan 2 1. Buka tumpatan sementara, evaluasi kerapatan basis pada kavitas, ukur besar orifis dan ketebalan dinding yan tersisa, bandingkan dengan radiograf. Hitung banyaknya dinding yang dapat diambil saat preparasi agar mendapatkan retensi yang optimal. 2. Preparasi mahkota : a. Proksimal
Buat pedoman pengasahan di permukaan labial dengan jarak 1mm dari titik terluar distal gigi dengan ensil
Letakkan bur pointed tapered cylindrical diamond sejajar sumbu gigi dengan ujung bur setinggi gingival vrest pada pertengahan antara titik terluar dan garis pedoman lalu dilakukan pengasahan dari arah labial ke palatal
Evaluasi periksa dengan sonde ada tidaknya kecembungan atau undercut, sonde harus dapat melewati daerah proksimal tanpa hambatan
b. Insisal
Lakukan pengasahan insisal dengan hanya meratakan atau menghaluskan bagian yang tajam dengan bur straight cylindrical diamond.
Evaluasi hasil pengasahan sejajar dengan garis insisal semula. Periksa dengan sonde bidang preparasi harus rata dan halus.
c. Labial
Buat pedoman pengasahan berupa groove sedalam 1 mm yang berjarak 0,5 mm dari tepi servikal gigi menggunakan bur straight cylindrical diamond¸groove pada 1/3 tengah yang tersisa dibuat sesuai kontur antomis gigi.
Pengasahan dilakukan hingga dasar grove dengan bur round end cylindrical diamond dengan mengikuti pedoman preparasi.
Evaluasi periksa ada tidaknya undercut dengan sonde halfmoon.
d. Palatal
Buat pedoman pengasahan berupa groove sedalam 0,5 mm yang berjarak 0,5 mm dari tepi servikal gigi menggunakan bur straight cylindrical diamond.
Pengasahan dilakukan hingga dasar groove, dari singulum ke arah servikal dengan bur pointed tapered cylindrical diamond sejajar dengan sumbu gigi. Dari singulum kearah insisal dengan bur flame cylindrical diamond lakukan pengasahan sesuai dengan anatomis gigi dan mempertahankan bentuk singulum.
Evaluasi periksa ada tidaknya undercut dengan sonde halfmoon
e. Servikal
Retraksi gingiva dengan benang retraksi (dalam keadaan lembab)
Bentuk chamfer pada servikolabial dengan batas pengasahan setinggi gingiva dengan bur round end tapered cylindrical diamond, agar ketebahalan bahan restorasi optimal dan batas hasil pengasahan jelas. Posisi bur sejajar sumbu gigi dan mengelilingi servikal. Pada servikopalatal bentuk preparasi knife-edge.
Buat efek ferrule menyisakan minimal 2 mm dari gingiva
Evaluasi batas hasil pengasahan jelas
f. Finishing
Bulatkan sudur pertemuan dari 2-3 bidang yang diasah dengan finishing bur
3. Pemasangan mahokta tiruan sementara. Pembuatan MTS dapat dilakukan dengan teknik direct dan indirect. Tahap pembuatan mahkota tiruan sementara dengan teknik direct: a. Mengembalikan bentuk anatomi mahkota gigi pada model studi dengan lilin (wax up) b. Lakukan pencetakkan model studi yang sudah di wax-up menggunakan alginate untuk mendapatkan cetakan negatif c. Aplikasikan vaselin pada gigi yang telah dipreparasi. Manipulasi self-curing acrylic resin dan masukkan ke dalam cetakan negative alginate dicetakkan pada gigi yang telah dipreparasi. d. Lepaskan alginate dan buang kelebihan resin akrilik. Setelah polimerisasi sempuran, lepaskan mahkota tiruan sementara dari gigi yang telah dipreparasi, evaluasi bagian servikal, titik kontak, oklusi dan artikluasi. Mahkota tiruan sementara harus memiliki retensi, batas tepi, titik kontak, oklusi serta artikulasi yang baik.
Kunjungan 3 1. Penghitungan panjang kerja Panjang mahkota klinis : panjang akar klinis = panjang mahkota radiografis : panjang akar radiografis Panjang kerja pasak = 2/3 panjang akar klinis + mahkota klinis hasil preprasi 2. Preparasi saluran akar a. Keluarkan gutta percha dengan gated glidden drill (GGD) sesuai batas panjang kerja, bersi stopper sesuai panjanag kerja pada GGD. Gunakan nomor 1 dengan diameter 0,6 mm. mata bur diarakan di tengah saluran akar dan searah dengan sumbur akar gigi atau pengisian saluran akar. b. Preparasi saluran akar dengan menggunakan peasoreamer dimulai dari nomor terkeccil sesuai dengan panjang kerja sampai nomor c. Tujuan ; menghaluskan dinding saluran akar, menghilangkan undercut, mebuang sisa bahan pengisi tetapi tidak membesarkan saluran akar d. Bentuk preparasi kearah apical harus sesuai dengan bentuk anatomis akar, mengecil ke apical sesuai anatomi akar e. Bevel sudut-sudut yang tajam pada permukaan servikal dan mulut lubang preparasi saluran akar serta permukaan insisal f. Evaluasi pencobaan fiber post yang disesuaikan dengan diameter akar dan foto dental radiograf.
Kunjungan 4 1. Sementasi Fiber Post Bila hasil adaptasi post sudah baik (terlihat dari evaluasi radiograf), maka dilakukan sementasi post dengan menggunakan self-adhesive cement. Bila adaptasi belum baik, maka dilakukan build up pada 1/3 servial saluran akar dengan menggunakan resin komposit 2. Pembuatan partial composite core Permbuatan core dengan resin komposit yang sesuai dengan bentuk hasil preparasi. Perhatikan besar inklinasi dan posisi saar oklusi dan artikulasi sehingga diperkirakan akan memberikan ruang yang cukup untuk syarat fungsi, estetis dan mekanis bagi mahkota tiruannya. 3. Pencetakkan model kerja a. Pecetakkan dengan teknik double impression. Bahan cetak heavy body diaduk kemudian dimasukkan pada sendok cetak sebagian dan segera bungkus dengan plastic wrap b. Lakukan pencetakan ke mulut pasien. Setelah keras, keluarkan dari mulut pasien dan lepaskan plastiv wrap. c. Aduk bahan light body, letkkan pada cetakan heavy body di area gigi yang di preparasi. d. Lakukan kembali pencetakan ke mlut pasien, setelah itu dikeluarkan dari mulut pasien, tunggu bahan cetak mengeras selama 1 jam, kemudian cor. 4. Pemasangan di articulator a. Lakukan fiksasi kedudukan rahang atas dan rahang bawah menggunakan batang korek api kemudian rekatkan dengan malam perekat b. Siapkan articulator dan letakkan model atas bawah yang terfiksasi dengan bantuan plastisin sehingga bidang oklusi model sejajar dengan garis sejajar lengan articulator yang ditarik dari tengah lengan bertikal (sesuai tanda) sisi kiri dan kanan. Sedangkan insisal pin berjarak 1-2 mm dari permukaan insisal diantara gigi insisivus 1 atas. c. Fiksasi model terhadap lengan atas articulator dengan gips putih. Setelah gips keras, articulator dibalik dan plastisin dibuang, lalu dengan gips putih, model difiksasi terhadap lengan bawah articulator. d. Rapihkan permukaan gips bila sudah mengeras, kemudian semua fiksasi karet dan malam perekat dibuang sehingga model kerja siap untuk pembuatan malam dowel crown. *pembuatan pola malam mahkota, pengecoran logam dan penyelesaian dikerjakan oleh dental laboratorium.
Kunjungan 5 1. Pencobaan backing dengan evaluasi a. Self-retention b. Adaptasi marginal (apakah ada margin gingival yang pucat)
c. Ruang untuk facing 2. Tentukan warna facing
Kunjungan 6 1. Pencobaan facing Evaluasi sebelum pemasangan adalah emmeprhatikan hal-hal yang dilakukan pada backing disertai penilaian terhadap stabilitas dan adaptasi terhadap mukosa serta estetisnya (bentuk, ukuran dan warna) 2. Pemasangan sementara
Kunjungan 7 1. Evaluasi pemasangan sementara a. Keluhan subjektif b. Adaptasi dengan mukosa dan jaringan sekitar (ketepatan gigi tiruan) cek dengan sonde halfmood apakah ada bagian yang open atau adanya gingival yang memucat. c. Kontak proksimal dengan gigi tetangga (cek denan dental floss, harus ada hambatan tanpa merobek dental floss) d. Estetis (bentuk, ukuran dan warna) e. Cek stabilitas ( tidak goyang saat ditekan pada salah satu sisi) f. Penyesuaian oklusi dan artikulasi (dengan articulating paper) 2. Pemasangan tetap a. Tindakan persiapan: -
Pembersihan gigi tiruan bagian dalam dengan alcohol 70% supaya lemak, kotorn hilang, lalu keringkan dengan air spray.
-
Keringkan gigi yang akan dipasang dowel crown. Blokir daerah pemasangan dengan gulungan kapas pada bagian vestibulum untuk mencegah kontaminasi saliva dan pasang saliva ejector.
b. Tahapan sementasi: -
Lakukan pengadukan semen (GIC tipe 1) dengan jumlah powder, liquid, cara dan lama pengadukan sesuai petunjuk pabrik. Kemudian oleskan selapis adonan semen dengan cara merata ke dalam dowel.
-
Letakkan gigi tiruan pada posisi benar, tekan perlahan untuk memberikan kesempatan adonan semen mengalir dan mencegah terjadinya jebakan udara. Ditekan sampai dapat fitness yang benar, lihat kedudukan ketika oklusi, apakah sesuai dengan sebelum pemasangan, jika tidak segera dibuka lagi.
-
Setelah baik kedudukannya gigi tiruan ditekan dengan jari secara merata sampai setting time selesai
-
Pengambilan kelebihan semen dilakukan dengan sonde atau ekskavator kecil, sedang sisa pada interdental dengan menggerakan dental floss yang sudah diletakkan sebelumnya.
Kunjungan 8 Kontrol Periksa : keluhan subjektif, kegagalan sementasi, kegoyangan dan adanya poket, peradangan gingival, kondisi gigi tiruan, retensi makanan.