Time To Remember (till Ch

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Time To Remember (till Ch as PDF for free.

More details

  • Words: 5,929
  • Pages: 21
TIME TO REMEMBER Author e-mail pairing genre inspiration

: nade : [email protected] : haitsu , ken, yukki : little bit shonen-ai : perhiasan yang dipake’ tetsu baru2 ini hehehehe.... TIME TO REMEMBER

Tiriiiriririiit – tiririiiririit – KLIK. “ah, kenchan.” “tetchan ya? Aku sudah dapat pesanmu.” Ucap ken dari balik telepon “lalu bagaimana? Bisa khan? Atau...kau masih ingin mengurus solomu lebih lama lagi?” ucap tetsu lirih “mau kok!! Jangan kuatir, aku masih bisa menjalankan soloku sambil juga mengurus bandmu.” Seru ken “ah? Band~~~........” ucap tetsu pelan. Untuk beberapa waktu suaranya menghilang dan hanya kesunyian saja yang ada. “tetchan?kau masih disana kah? Ada apa kok tiba-tiba diam?” tanya ken “........ken, itu tadi......” “ada apa?” “.......tidak! tidak ada apa-apa,kenchan!. Kalau begitu...kita ketemu di studio besok ya.” Ucap tetsu dengan cepat “okey, kita ketemu distudio.” “bye.” “bye,tetchan.” KLIK!! Tetsu masih menggenggam erat gagang teleponnya yang hanya mengeluarkan suara dengungan panjang. Tapi tak lama kemudian, tetsu sudah mulai menekan tombol-tombol angka yang ada dibadan telepon. Tiriririttt-tiriririiiit-tiriiriirit – KLIK. “hallo, takarai disini.”

“eh...haido, ini aku tetsu.” “oh,tetchan. Maaf aku tidak mengenali nomor teleponmu ini.” Ucap hyde. Tetsu dapat mendengar hyde mengeluarkan suara tawa kecil. “tidak apa-apa. Eee...ini tentang e-mail ku waktu itu, apa kau sudah membacanya?” “sudah, aku sudah membacanya.” “lalu.....bagaimana jawabanmu?” “kenchan dan yukki? Apa kata mereka?” “mereka berdua bersedia datang kestudio besok pagi.” “hemm, jadi mereka setuju ya?” “haido, kau......tidak setuju?” “masalahnya bukan karena setuju atau tidak setuju lagi khan?” “hah?” “ini pekerjaan,tetchan!! Aku khan bukan orang yang suka lari dari pekerjaanku.” “.......jadi tidak masalah kalau besok kau datang kestudio ?” “tentu. Aku akan mengatur jadwalku.” “...............ne,haido....” “he? Apa?” “apa...apa aku menganggumu?” “apa yang kau katakan,tetchan? Kau tidak menggangguku sama sekali.” “begitukah? Karena kelihatannya kau seperti terpaksa begitu.” “sudah kukatakan khan? Ini hanya pekerjaan!. Percayalah,tetchan, aku besok pasti datang. Kau tidak perlu kuatir seperti itu.” “....ya, kau benar! Aku memang terlalu kuatir ya?” “sudahlah. Besok kita bicara lagi okey?!....maaf aku harus menutup telepon nya, aku masih ada sesi wawancara dengan majalah.” “ehm, tidak apa-apa. Sampai ketemu besok,ya?!” seru tetsu

“iya, bye.” Seru hyde yang langsung menutup teleponnya. Tetsu pun meletakkan gagang telepon kebadan telepon. Kedua belah matanya masih menatap lurus kearah dinding putih yang ada dihadapannya. “kelihatannya sudah pada batasnya ya?” ucap tetsu lirih sambil memeluk kedua lututnya dengan erat “yukki hanya membalas e-mail dengan satu kata OK, lalu kenchan....dia setuju tetapi.....” “mengurus bandmu.” “sejak kapan kenchan merasa bahwa ini bukan band bersama lagi?” “ini hanya pekerjaan.” “haido juga......hanya menganggap ini sebuah pekerjaan.” Tetsu merebahkan tubuhnya diatas sofa panjang yang empuk dan terasa hangat. Tetapi ia tidak merasakan kehangatan itu, hanya rasa dingin yang menusuk-nusuk jantungnya. “aneh.....aku sendiri pun semakin tidak perduli dengan semua ini. Sepertinya ada yang salah, tetapi aku tidak tahu apa yang salah.” “apa mungkin......aku sudah kelelahan?......apa mungkin....aku sendiripun mengharapkan band ini tidak perlu diteruskan?” “besok......apa menjadi akhir dari LARUKU?” ucap tetsu pelan – bagaikan berbicara dengan dirinya sendiri Dari arah tetsu merebah, sepasang mata tetsu masih dapat melihat keluar jendela dan melihat rembulan yang bersinar dengan sempurna. “apa semua yang telah kulakukan harus berakhir seperti ini? Kenapa tidak terasa menyenangkan lagi? Kenapa aku tidak merasa bahagia dengan semua ini? Apa yang salah? Padahal kita berhasil membuat band yang besar, memiliki banyak fans, menghasilkan banyak uang juga popularitas......tetapi kenapa aku tetap tidak merasa senang?” pikir tetsu sambil masih terus menatap bulan dari balik jendelanya. “jika saja ..... aku ingat..... apa itu kebahagiaan.....jika...saja......in—ngat....” ucap tetsu lirih , kedua matanya sedikit demi sedikit tertutup. Tetsu merasa mengantuk dan kelelahan, ia memutuskan untuk menutup matanya dan tidak memikirkan apapun lagi. Biarkan semuanya ia putuskan besok saja – saat kembali berhadapan dengan ken,hyde, dan yukki. Wajahnya yang terlihat tegang dan sedih sedikit demi sedikit terlihat tenang, nafasnya mulai terdengar teratur dan damai. Sinar rembulan yang bersinar terang sedikit mengenai sisi wajah tetsu dan menyebabkan kulitnya yang putih semakin bersinar. Sinar rembulan bagaikan menyelubungi tubuh kecil tetsu yang kelelahan – bukan menimbulkan rasa dingin yang mengiris tetapi rasa hangat bagaikan dalam pelukan seorang ibu. --------------------------------------------------------------------------------------------

“TOK-TOK-TOK!!!TOK-TOK-TOK!!” Kedua mata tetsu langsung terbuka lebar saat mendengar suara ketukan pintu. Sesekali dia mengerjapkan matanya walaupun sama sekali belum mau bergerak dari tempat ia berbaring saat ini. “TETCHAN!!!TETCHAN!!! ayo bangun!! Ini sudah hampir siang lhooo!!” teriak seseorang dari balik pintu “haido, tanyakan sekalian dimana dia menyimpan gitarku.” Ucap seseorang lagi dari balik pintu “apa tidak bisa diurus nanti saja,kenchan?! Sekarang kita harus membangunkan tetchan dulu.” Seru nya yang ternyata adalah hyde “haido dan kenchan? Apa yang sedang mereka lakukan dirumahku?” pikir tetsu. Tubuh tetsu terasa sangat lemas sehingga tetsu sama sekali belum punya niat untuk bangkit dari tidurnya “tetchan!! Ayo bangun!! Nanti kita terlambat ke studio. Kamu tahu khan betapa berharganya waktu itu? Kalau sampai terlambat , artinya kita rugi besar.” Seru hyde yang masih menggedorgedor pintu kamar tetsu “apa sih yang sedang haido maksudkan? Bukannya kamu yang belum bangun dan masih ngelantur dengan ucapan aneh macam begitu?” ucap tetsu lirih dan mulai sedikit kesal karena tidurnya terganggu “tetchan, gitarku kamu taruh mana sih?” seru ken “AAA-berisik kalian!! Dari tadi ngomong sewa studio dan gitar....aku gak paham kalian ngomong apaan.” Ucap tetsu yang mulai bangkit dan terduduk diatas futonnya. “hehehehe....dia bangun,kenchan!!” ucap hyde sambil tertawa “berarti caraku lebih berhasil daripada lengkingan anehmu.” Ucap ken “apa maksudmu,ken!!!!” teriak hyde keras “aduuuhh mereka berisik sekali sih!!” seru tetsu kesal dan siap bangun untuk mendamprat kedua temannya yang bertengkar dari balik pintu kamarnya. Tapi tiba-tiba tetsu sadar akan sesuatu hal. Ada yang berbeda dan tetsu berusaha memikirkannya dengan otaknya yang masih baru saja melakukan pemanasan selama 5 detik lamanya. “bukannya...aku tadi malam tidur di sofa ku yang ada diruang keluarga? Bagaimana caranya aku pindah kesini?” pikir tetsu

“heh? Sejak kapan aku tidur dengan memakai futon ?” tanya tetsu pada dirinya sendiri, ia menundukkan kepalanya untuk melihat lebih jelas bahwa yang ia tiduri memang sebuah futon – dan bukan hanya kain sprei atau selimut tebal saja. Saat tetsu menundukkan kepalanya, saat itu pula tetsu merasakan sesuatu jatuh dari pundaknya dan menggelitik kedua sisi pipinya, bahkan sebagian berhasil menutupi pandangannya. Tetsu memegangnya dan menatapnya dengan nanar. Tatapannya pun semakin lama semakin melebar – begitu juga dengan bibirnya yang mulai terbuka lebar. Lalu kemudian...... “KKYYAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!” -------------------------------------------------------------------------------------

Ch. 2 “huwaaa...tunggu duluuuu!!!!” “satu – dua – tigaaaa!!!” “BRAAKKK!!!!” Pintu kamar tetsu langsung terbuka lebar dan hampir rubuh, sedangkan ken yang menerjang masuk langsung jatuh terjerebab ditengah ruang kamar tetsu. Hyde yang muncul belakangan langsung berjalan cepat-masuk kedalam kamar tetsu. “ada apa,tetchan? Apa ada maling?” tanya hyde cepat dengan nada penuh kekuatiran “hei,haido!! Tanya keadaanku dulu donk!!” seru ken sambil mencoba duduk dan memegang lengannya yang terasa sakit “untuk apa aku menanyaimu? Bukannya yang teriak tadi tetchan – bukan kamu?” ucap hyde dingin “iya tapi KAMU YANG MEMAKAI KU JADI TAMENG UNTUK MENDORONG PINTU KAMAR DAN MEMBUATKU BABAK BELUR SEPERTI INI KHAN???” teriak ken sangat marah “maaf,kenchan! Tapi badanmu yang panjang dan kelihatannya kuat sebagai alat membuka pintu ini.” Ucap hyde santai “emangnya aku kunci?!?!” teriak ken yang semakin sebal “sudahlah, jangan cengeng begitu! Sekarang yang perlu kita kuatirkan adalah tet....” ucap hyde yang terputus saat melihat sesuatu bayangan hitam melesat cepat kearah ken. Ken menjadi terkejut luar biasa saat melihat bayangan itu melesat kearahnya. Ia merasakan sepasang tangan melingkar dilehernya . ken sudah siap menghentakkan bayangan itu agar

menjauh darinya tetapi dengan cepat pula ia batalkan karena ia tersadar apa bayangan itu sebenarnya. “te....tetchan?” ucap ken yang masih setengah terkejut Saat ini tetsu terlihat memeluk erat tubuh ken, kepala tetsu bersandar di dada ken. Ken tidak dapat melihat raut wajah tetsu karena tersembunyi sangat dalam diantara untaian rambutnya, tapi ken dapat mendengar isak tangis tetsu. “tetchan, ada apa? Kenapa kau menangis?” tanya ken bingung “keeennnnn!!! Tolong akuuu!! Ini pasti mimpi buruk – tolong aku ,ken!!!” seru tetsu diantara isak tangisnya yang makin keras “aduuh, ngomong yang jelas donk!! Kamu kenapa? Mimpi apa?” tanya ken makin bingung “aku tidak tahu!! Kenapa kalau mimpi buruk – aku tidak bangun juga?? Aku tidak mau terus beginiiii. Aku harus bangun!!” ucap tetsu yang masih menangis “a-anoo,tetchan.......” ucap ken sambil meringis “ini masalah besar!! Aku dalam kesulitan besar!! Apa yang harus kulakukan??” ucap tetsu yang belum juga menghentikan deru tangisannya “tetapi tetchan....anooo...rasanya...aku yang bakal dalam kesulitan besar kalau kau masih memelukku seperti ini.” Ucap ken yang meringis ketakutan saat matanya melihat sosok hyde yang sudah penuh aura kemarahan yang membara “kenchaaannn...tolong aku donk!!” ucap tetsu yang makin mempererat pelukannya “huwaaa.....buat apa itu?” seru ken ketakutan saat melihat hyde sudah mengangkat kursi kayu dengan kedua tangannya dan siap dilemparnya kearah ken. “tung-tunggu dulu...tunggu sebentar!!” seru ken cepat sambil melepaskan pelukan tetsu. “ngomongnya begini saja.” Ucap ken sambil membuat tetsu duduk tepat dihadapannya “sebenarnya ada apa? Masalah apa yang kau maksud,tetchan?” tanya ken dengan nada yang lebih tenang Tetsu membuka matanya yang penuh air mata secara perlahan dan menatap nanar rambutnya yang berwarna merah. “rambutku panjang.” Ucap tetsu “............................... hah?” ucap ken dan hyde bersamaan “apa kalian tidak melihatnya?? Rambutku menjadi panjang!!” seru tetsu sambil memegang rambutnya yang panjang sepunggung

“ta-tapi tetchan...rambutmu memang panjang khan?” ucap hyde sambil menggaruk-garuk kulit kepalanya “apa yang kalian katakan?? Rambutku khan pendek!! “ seru tetsu sambil menatap tajam kearah ken dan juga hyde Mata tetsu kembali terbelalak dan bibir tetsu kembali menganga lebar. Ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat dihadapannya saat ini. “ken..kenchan....kenapa wajahmu kembali menjadi orang lugu dan bodoh?” ucap tetsu dengan suara bergetar Hyde langsung tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan tetsu sedangkan ken seperti orang yang terpaku karena terkena tegangan listrik berdaya tinggi “te-tetchan....sebenarnya aku ingin marah padamu tetapi melihat kau mengatakan ini dengan suara seperti itu, aku jadi bingung apa yang harus kulakukan.” Ucap ken yang berusaha menahan rasa kesalnya atas ucapan tetsu barusan “lalu kau haido...” ucap tetsu yang menatap nanar kearah hyde “kenapa denganku, tetchan? Kau menyadari ketampananku sekarang?” ucap hyde sambil tersenyum “kenapa rambutmu sepanjang itu? Kenapa kau kembali menjadi banci kaleng?” ucap tetsu yang semakin kebingungan melihat wujud hyde yang memiliki rambut panjang bergelombang sepinggang. Kali ini ken lah yang tertawa terbahak-bahak , sedangkan hyde berubah mengeras dan tidak bergerak lagi. “apa yang terjadi? Kenapa kalian berpenampilan seperti dulu lagi? Kenapa rambutku juga menjadi panjang seperti jaman dulu?” ucap tetsu dengan cepat . kepala tetsu berputar kekanan dan kekiri, saat menemukan sebuah cermin yang tersandar disudut ruangan, tetsu dengan cepat merangkak menuju cermin dan melihat wajahnya saat itu. “heee...jadi batu nih.” Ucap ken sambil menyentuh pundak hyde yang mengeras dan kaku “ada apa ini? Kenapa wajahku juga seperti dulu? Ini pasti mimpi..ini pasti mimpi buruk...tapi kenapa aku tidak bangun-bangun juga??” seru tetsu yang makin cepat dan bingung. Segala ucapan tetsu yang berantakan tidak terdengar oleh ken yang sibuk memasang dupa tepat didepan tubuh hyde yang sudah menjadi tugu batu. “apa....apa aku terlalu kelelahan hingga sampai berhalusinasi? Apa aku terlalu stres sehingga aku bermimpi seperti ini? Ada apa sebenarnya??” ucap tetsu ketakutan. Tetsu langsung menoleh dan kembali menatap kearah kedua temannya yang dari tadi tidak menjawab pertanyaannya. Matanya menatap hyde yang sibuk memasukkan secara paksa dupa kemulut ken, dan ken yang kelabakan untuk mempertahankan nyawanya yang tinggal 1/3nya lagi.

“aku mungkin sudah matiiiiii....huwaaaaaa!!!!” ucap tetsu yang kembali menangis sekeraskerasnya . tangisan yang berhasil menarik perhatian ken dan hyde dari aksi pertarungan “santap dupa”. ------------------------------------------------------------“tetchan, tenanglah....aku rasa kau hanya sedang mengalami kelelahan.” Ucap hyde dengan lembut “ya,tetchan! Kamu hanya kelelahan karena harus mengurus kepindahan kita semua ke tokyo.” Ucap ken yang juga ingin membuat suasana hati tetsu tenang Saat ini ken dan hyde masing-masing duduk dikedua sisi tetsu, sesekali jemari mereka mengelus pundak dan rambut tetsu yang panjang. Sedangkan tetsu masih memeluk kedua lututnya dan memandang nanar kearah lantai kamarnya. “mungkin saja..kau bermimpi kalau kau memotong rambutmu pendek dan itu membuatmu shock berat. Tapi lihatlah tetchan...rambutmu masih panjang dan indah.” Ucap hyde “begini saja,tetchan....bagaimana kalau kepindahan kita ke tokyo – biar aku dan hyde saja yang mengurusnya? Kau istirahat saja.” Ucap ken disambut anggukan setuju dari hyde “ya, kenchan benar,tetchan!! Biar kami saja yang mengurusnya, kau juga tidak perlu kuatir dengan latihan kita hari ini, kita dapat membatalkannya kok...ya, walau uang sewa studionya juga bakal hilang tapi...sekali-kali gak masalah sih.” Tetsu hanya terus memeluk kedua lututnya dengan erat. Ia yakin ia tidak merasa salah, ia yakin ia tidak merasa bermimpi rambutnya menjadi pendek, IA YAKIN KALAU IA MEMANG BERAMBUT PENDEK. Ia yakin kalau ia hidup ditahun 2007 dan bukannya ditahun 1993, dimana dia dan lainnya akan bermigrasi ke tokyo dan menemui sakura. Ia yakin kalau band nya sudah menjadi band ternama dan dikenal oleh seluruh dunia – bukanlah sebuah band yang masih indies dan sibuk mencari uang untuk menyewa studio murahan. “OKEY!!!” seru ken membuat tetsu tersadar dari lamunannya dan dengan cepat memandang kearah ken yang ternyata sudah berdiri didepan tetsu “bagaimana kalau kita bersenang-senang saja hari ini? Besok khan kita sudah sibuk beresberes barang yang mau kita bawa ke tokyo, jadi hari ini kita pesta sepuas-puasnya.” Ucap ken “boleh juga tuh! Anggap saja kalau kita sedang mengucapkan salam perpisahan untuk kampung halaman kita ini. Bagaimana,tetchan? Kau setuju khan?” seru hyde sambil menatap tetsu dengan penuh kelembutan “.....terserah kalian saja.” Ucap tetsu lirih disambut sorak gembira dari ken dan hyde

“kalau begitu kita siap-siap untuk berpes.....HUWAA!!!” pekik ken mendadak – membuat tetsu dan hyde ikut terkejut dan memandang nanar kearah ken yang wajahnya berubah menjadi pucat pasi. “ada apa,kenchan?” tanya hyde “i-i-ii....ii-iituu...itu...” ucap ken sambil menunjuk gemetar kearah salah satu sudut kamar tetsu. Hyde dan tetsu langsung dengan cepat pula memutar kepalanya dan mengikuti arah yang ditunjuk oleh ken. Dengan wajah penuh ketegangan mereka berdua mencoba melihat apa yang membuat ken terkejut seperti itu. “ii—ituu...itu gitarnya!!!! Itu gitarku!!!” seru ken yang langsung berlari kesudut ruangan dan memeluk sebuah gitar berwarna hitam dengan wajah penuh riang. Hyde dan tetsu hanya melongo melihat bagaimana ken mengelus ketiap sisi gitar hitam itu. Lalu tetsu dikejutkan dengan berdirinya hyde, tetsu terus mengikuti arah kemana hyde melangkah. Hyde mendekati ken dan mengambil dengan paksa gitar yang dipeluk oleh ken. “aaa—gitarku!! Haido, kembalikan gitarku!!” seru ken “dasar sableng, bikin orang kaget aja.” Ucap hyde kesal “apaan sih? Kok dari tadi marah-marah terus? Nanti tambah kayak banci kaleng lho.” Ucap ken sambil nyengir seperti kuda lumping. Tapi cengiran ken berubah menjadi raut wajah ketakutan saat melihat hyde membuka jendela kamar tetsu dan siap melempar gitar ken keluar dari jendela “hwaaa...gitarnya jangan dibuang!! Itu khan belinya dengan cucuran keringat dan darah.” Seru ken sambil memegang pundak hyde “kalau begitu tidak masalah khan? Kalau belinya dengan uang, baru patut disayangkan.” Ucap hyde dengan dingin “haidoooo, kasihanilah gitaris yang miskin tetapi tampan ini!! Aku dan gitarku ini sudah bagaikan belahan jiwa, tidak mungkin terpisahkan!! Jika kau membuangnya – maka hidupku sudah tidak akan berarti lagi.” Seru ken yang berusaha sesedih mungkin “...kau benar juga.” Ucap hyde lirih membuat ken menjadi lega “kalau begitu....kau ikut kulempar saja dari sini!!” Ucap hyde yang menarik tubuh ken untuk keluar dari jendela kamar tetsu “huwaaa!!! Pembunuhan!! Penyiksaan!! Penganiayaan!! Pencabulan!!!!” teriak ken ketakutan. Kedua tangannya memegang erat sisi jendela agar ia tidak terjatuh dan keluar dari jendela. “katanya sehidup semati khan?!” seru hyde sambil tersenyum penuh kelicikan

“buang gitarnya deh!! Buang!!! Dia rela mati buat aku kok!! Aku rela hidup demi dia!!” seru ken membuat hyde semakin ingin menjahili ken dengan terus mendorongnya dan itu semakin membuat ken histeris. Tetsu yang hanya memandang dari tadi lama-lama tersenyum juga. Ia terus memandang kearah kedua temannya yang saat ini masih melakukan hal konyol. “pemandangan ini...... aku merindukan kekonyolan ini.” Ucap tetsu dalam hatinya --------------------------------------------------------------------

Ch. 3 Akhirnya mereka bertiga mengambil hari itu sebagai hari libur mereka sebelum berangkat ke tokyo. Hyde dan ken berlari kesana kemari sedangkan tetsu hanya melihat tingkah laku kekanak-kanakan kedua temannya itu. Sesekali hyde menarik tetsu untuk ikut berlari bersama nya – masuk sebuah taman bermain – keluar dari taman bermain – masuk ke sebuah toko musik – keluar dari toko musik – masuk ke sebuah toko pakaian yang dijual secara obral – keluar dari toko pakaian. Hingga mereka bertiga kelelahan dan bersepakat untuk mengisi perut di sebuah restoran cepat saji. Ken memilihkan tempat untuk mereka bertiga disisi yang tidak jauh dari pintu masuk restoran. “aku lapaaaarrrr.....enaknya makan apa nih?” tanya ken dengan semangat sambil menatap menu yang terpampang di dinding ruangan. “kenchan!! Pesannya ingat-ingat modal!!” seru hyde “hah?kenapa?” tanya ken berlagak lugu “kita tidak punya uang banyak sekarang! Jadi berhematlah sedikit, jangan seperti minggu lalu – kau habiskan uang untuk sewa studio selama 1 minggu hanya untuk makanan yang habis dalam 15 menit saja.” Sungut hyde “cerewet!! Kamu jadi mirip istri nya yakuza.” Ucap ken “mau aku kasih makan asbak hah?” ucap hyde kesal sambil jemarinya mengambil asbak yang ada diatas meja. “aaa – aku kan Cuma bercanda. Apalagi, kenapa sih kamu terus marahnya ke aku?” “karena kalau bukan aku, tidak ada lagi yang memperingatkan tentang sifat easy going mu itu. Tetchan juga tidak pernah memarahimu – jika kamu melakukan kesalahan , dia Cuma tersenyum dan memaafkanmu , lalu dalam sekejap tetchan sudah tertawa lagi melihat semua kekonyolanmu – apa sih yang lucu dari kamu ini? Padahal kalau kita nilai secara keseluruhan , aku ini sudah pasti lebih menarik darimu , aku ini lebih manis dan tampan darimu, aku ini lebih seksi darimu, aku ini lebih .......”

“pendek dan bodoh.” Ucap ken singkat tapi berhasil membuat hyde mengambil asbak yang ada dihadapannya dan siap melemparnya kewajah ken. “hahahahaha...bercanda,haido!! Bercanda!!” seru ken sambil menutupi sebagian wajahnya dengan salah satu tangannya, tapi senyum lebar masih menghiasi wajah ken Walau masih sebal, hyde kembali duduk dengan tenang. Ia kembali teringat tetsu yang duduk disebelahnya. “tetchan...apa kau tidak apa-apa? Daritadi kau diam terus.” Ucap hyde penuh nada kuatir Tetsu yang daritadi menundukkan kepalanya, secara perlahan mengangkat wajahnya dan menatap penuh makna kearah hyde. Tatapan mendalam ini membuat wajah hyde berubah menjadi merah. “ke-kenapa kau menatapku seperti itu,tetchan?” tanya hyde gugup “haido, apa aku saat ini terlihat sangat menjijikkan?” tanya tetsu “hah?tentu saja tidak!! Kau terlihat sangat cantik,tetchan.” Seru hyde cepat “sungguh? Apa kau tidak merasa aku ini....aneh?” tanya tetsu “kau tidak aneh, sama sekali tidak aneh!! Malah....kau terlihat seperti malaikat ,tetchan.” Ucap hyde “kau tidak berbohong khan,haido? Menurutmu ... apakah aku sangat menarik?” tanya tetsu yang semakin membuat hyde semakin memerah. Ken yang sedang asyik mencatat pesanannya hanya melihat diam bagaimana hyde berubah menjadi tomat. “aaayyyaaa...kenapa tiba-tiba tetchan menanyakan hal seperti itu kepadaku? Aku khan tidak tahan mendengar dia berkata seperti itu. Tanpa dia bertanya pun – aku selalu memperhatikan penampilannya – dan dia selalu terlihat cantik sekali dimataku.” Pikir hyde Tetsu menatap sendiri apa yang saat ini sedang dia pakai, kaos berlengan panjang yang berukuran besar - terlihat terlalu besar bagi tubuhnya yang sangat kurus, lalu celananya yang juga sepertinya super besar – membuat dia seperti orang gemuk yang tak mengurus penampilannya. “bagaimana mungkin aku baru sadar kalau penampilanku dijaman dulu seperti ini?... aku terlihat sangat aneh dengan pakaian serba kebesaran begini. Pasti banyak orang yang melihatku dan tertawa dibelakangku. Kenapa tidak ada yang menghentikanku untuk memakai pakaian tolol begini?” pikir tetsu “ah, jangan-jangan tetchan ingin memastikan apa yang kurasakan sebenarnya tentang dirinya? Ya, bisa jadi karena itu. Kalau begitu, mungkin ini bisa jadi kesempatan bagiku untuk lebih ‘dekat’ dengan tetchan. Jika memang ternyata ini adalah hari dimana aku dapat memilikinya maka...maka itu artinya nanti malam adalah malam aku dan tetchan saling...saling...saling...” pikir hyde yang semakin dalam dan semakin berkelana didunia imajinasinya sendiri.

“kenchan!!” seru tetsu sambil menatap tajam kearah ken yang duduk didepannya “apa?” jawab ken santai “kau harus berjanji padaku!! Jika – jika aku sudah kembali seperti semula – ee maksudku jika aku yang dulu kembali ada dalam tubuh ini, kau harus berjanji untuk terus melarangnya memakai pakaian kedodoran seperti ini. Ini JELEK tahu!!!” seru tetsu dengan serius “hah? Kamu ini ngomong apaan sih,tetchan?” tanya ken “sudah, berjanji saja!! Pokoknya kau akan terus meminta ku untuk memakai pakaian yang cocok untuk diriku, kalau bisa suruh diriku ini memakai pakaian bermerk yang mahal dan bagus, paham?!?!” ucap tetsu “aku tidak bisa melakukan itu.” “kenapa?” “tepatnya – aku tidak mungkin melakukan hal itu. Tetchan, kau ini otaknya bebal banget! Kalau disuruh ini – disuruh itu dan itu semua tidak sesuai dengan keinginanmu – maka sampai dunia kiamat atau neraka membeku pun , kau tidak akan mungkin mau melakukannya.” “kalau begitu suruh dia untuk tidak berotak bebal!!” “kamu ini seperti membicarakan orang lain saja.” Ucap ken meringis “aku memang sedang membicarakan diriku yang lainnya.” Ucap tetsu tegas “jangan-jangan karena kelaparan – otakmu tinggal setengah ya,tetchan?” “aku ini serius,kenchan!!” “haaa iya-iya-iya deh! Pusing kepalaku kalau mikirin apa yang terjadi denganmu!. Haido, urus pasangan jiwa.....heh?!” pekik ken yang terhenti saat pandangannya berpindah kearah hyde. Tetsu yang ikut memandang kearah hyde langsung ikut terdiam membisu. Mereka berdua saat ini melihat sosok hyde yang duduk terdiam dikursinya, pandangannya terlihat kedepan tapi hampa, lalu sebuah senyum lebar terus bermain-main diwajahnya yang sudah benar-benar memerah. Kadang-kadang jemari tangannya menutupi bibirnya dan mulai terdengar suara cekikikan yang genit. “kenapa dengan haido?” tanya tetsu heran “kelihatannya sedang mengkhayal nih anak.” Ucap ken “fuufufufu....ufufufufufufuu.....” terdengar tawa dari bibir hyde “kenapa dia tertawa seperti itu?” tanya tetsu “mungkin mengkhayal nonton sirkus?” ucap ken

“fufufufuffuu...kau milikku fufufufufuu..milikku...malam ini fufuufufufuu....dua menjadi satu hihihihi....pasti nikmat sekali fufufufufufu....” ucap hyde disela-sela tawanya yang genit “kelihatannya bicara tentang makanan,kenchan.” Ucap tetsu “.....hehehehe, mesum tuh!! Lagi mesum.” Ucap ken sambil tertawa kecil “hah?siapa yang mesum?” tanya tetsu “si haido lha!! Lihat aja mukanya sampai memerah begitu.” Ucap ken “huhuhuhuhu.....kalau sentuh yang itu , bagaimana rasanya yaa? Fufufufuuffufuu..” ucap hyde “huwaa!! Beneran deh!! Mesum banget!! Pikiran kotor disiang bolong!!!” seru ken dengan membuat seperti orang yang ketakutan “haido!! Haido, sadarlah!! HAIDO!!” pekik tetsu hampir mendekati telinga hyde dan membuat hyde terkejut luar biasa. Hyde menggeser sedikit badannya kesamping dan langsung menoleh kearah tetsu dengan tatapan kaget. “te-tetchan...bukannya kamu tadi sudah telanjang bulat?” ucap hyde spontan Satu detik kemudian, hyde langsung menutup mulutnya dengan kedua jemari tangannya. Sedangkan tetsu hanya membelalakkan matanya lebar sekali – merasa tidak percaya dengan apa yang telah dikatakan oleh hyde barusan. “a-ap-apa...” desis tetsu “HAHAHAHAHAHAHAHAAA....ternyata tetchan yang ada dalam imajinasi liarmu ya? Hahahahahaha...... kamu jadi kayak kakek hentai hahahahahaha...” ucap ken sambil tertawa terbahak-bahak. “te..tec...tetchan..ituu..akuuu..” ucap hyde gugup “HAIDOOOO!!!!!” teriak tetsu marah membuat hyde menutup kedua telinganya rapat-rapat. Seluruh pengunjung restoran pun langsung menoleh kearah tetsu yang memandang marah hyde. “APA YANG SEBENARNYA SEDANG KAU PIKIRKAN, BODOH?!?! APA KAU TIDAK SADAR INI SIANG HARI DAN INI TEMPAT UMUM?! APA TIDAK BISA TENANG SEDIKIT?! DAN BAGAIMANA KAU BISA BERPIKIRAN KOTOR SEPERTI ITU HAH?! KAU SEHARUSNYA MALU KARENA SAMPAI MEMBAYANGKAN HAL MESUM SEPERTI ITU!!” teriak tetsu marah “tetchan, kamu juga tenang donk...gak enak dilihat orang.” Ucap ken yang sudah merasa tidak nyaman dilihat oleh seluruh pengunjung restoran

“KEN , KALAU KAU MEMANG INGIN IKUT MENDAPATKAN SEBAGIAN KECIL DARI KEMARAHANKU – MAKA DENGAN SENANG HATI AKU AKAN MEMBERIKANNYA PADAMU. TETAPI JIKA TIDAK MAU – MAKA DIAM SAJA DISANA, PAHAM?!” seru tetsu membuat ken langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat dan menundukkan kepalanya sangat dalam Lalu dengan cepat tetsu menoleh kearah tiap pengunjung yang sedang menjadikannya tontonan, tetapi saat mereka bertabrakan pandang dengan tetsu, dengan sekejab pula mereka menundukkan kepala mereka dan tidak ada yang berani lagi memandang kearah tetsu dan kedua temannya yang sedang gemetar ketakutan. Tetsu kembali menatap hyde yang masih menundukkan kepalanya sangat dalam, bahkan terlihat tubuhnya bergetar halus karena ketakutan. Melihat itu membuat tetsu tidak tega untuk memarahi vokalisnya ini. Tetsu hanya bisa menghembuskan nafasnya panjang – panjang dan memandang kearah luar jendela etalase restoran yang berukuran besar. “apa yang sedang kulakukan? Padahal sudah lama sekali aku tidak pernah memarahi haido juga kenchan. Ya...sudah sangat lama sekali aku tidak pernah memarahi mereka lagi dan membiarkan mereka melakukan apapun sesuka hati mereka.” Pikir tetsu Tiba-tiba kedua belah mata tetsu menangkap sesuatu yang ada di sisi jalan raya. Tepatnya ia melihat sosok yang ia kenal sedang duduk santai disebuah restoran yang berdiri tepat didepan restoran dimana tetsu saat ini berada. Dengan cepat tetsu berdiri dari duduknya dan siap melangkah keluar dari restoran. “tetchan?” seru hyde dan ken hampir bersamaan “kalian tetap disini saja!! Jangan kemana-mana!” perintah tetsu yang sudah berlari keluar dari restoran – meninggalkan hyde dan ken yang hanya bisa saling berpandangan penuh heran. ----------------------------------------------------------

Ch. 4 Tetsu langsung memasuki pintu sebuah restoran yang menyajikan masakan jepang. Pemilik restoran langsung menyambut tetsu dengan senyum yang lebar, tetsu hanya menganggukkan kepalanya dan kembali mencari sosok yang ia kenali. Tak perlu waktu lama, tetsu sudah menemukan sosok itu, seorang pemuda berambut sangat pendek sedang duduk di dekat jendela restoran. Sosok pemuda bertubuh kecil yang sedang asyik membaca sebuah buku berukuran cukup tebal. Secara perlahan tetsu berjalan mendekati pemuda itu, semakin dekat – dan tetsu semakin bingung apa yang harus dia ucapkan. Pemuda itu masih asyik dengan bukunya dan tidak menyadari keberadaan tetsu yang tinggal selangkah lagi sudah ada dihadapan nya. “.......yukki......” ucap tetsu lirih

Seruan tetsu yang lirih ternyata berhasil menarik perhatian yukki. Dengan matanya yang sipit, yukki menengadahkan kepalanya dan menatap heran kearah tetsu yang masih berdiri kaku – tidak jauh dari yukki duduk. “...maaf, apa kau memanggilku?” tanya yukki dengan suara yang pelan dan dalam “ah....iya! , kamu.....kamu yukihiro-kun khan?” tanya tetsu dengan cepat sambil tersenyum cukup dipaksakan “ya, apa aku mengenalmu?” tanya yukki “eh, tidak....tepatnya kau...belum mengenalku....” ucap tetsu lirih sambil menundukkan kepalanya “bodohnya aku!! Ini khan tahun 93, sudah pasti yukki belum mengenalku – bagaimana mungkin aku langsung berlari kesini dan bersikap sudah berteman dengannya 10 tahun lebih.” Pikir tetsu “apa kau ada perlu denganku?” tanya yukki membuat tetsu kembali menatap yukki “......aku fans beratmu!” celetuk tetsu dengan cepat membuat wajah yukki tiba-tiba berubah memerah “eee...f-f-fans?” tanya yukki dengan wajah merahnya. Raut muka yukki membuat tetsu sedikit mengulum senyum dibibirnya yang tipis. Tetsu sudah lama tidak melihat yukki menampakkan wajah pemalu seperti ini. Semenjak yukki sudah dapat berdiri dengan solo karirnya – saat itu pula yukki tidak lagi menjadi sosok yang pemalu. Tetsu ..... merindukan wajah pemalu yukki, karena semua itu tidak pernah gagal membuat tetsu tersenyum. “ya, aku fans beratmu,yukihiro-kun! Aku suka melihat permainan drum mu.” Ucap tetsu yang berinisiatif sendiri untuk duduk dibangku yang ada dihadapan yukki , semakin membuat tetsu dapat melihat wajah memerah yukki. “aku...apa yang harus kuucapkan ya? Eee... terima kasih...” ucap yukki lirih membuat tetsu semakin tersenyum lebar “kau selalu bermain bagus dan juga fantastis, gebukanmu selalu keras dan dengan kecepatan yang luar biasa , lalu permainanmu juga selalu menciptakan suasana baru ditiap lagu, sehingga kita tidak pernah bosan mendengarnya, lalu....” cerocos tetsu “aaa...sebentar-sebentar!, kata-katamu terlalu berlebihan dan ...dan aku tidak pernah menerima pujian seperti itu ...jadi, aku tidak tahu apa yang harus kukatakan.” Ucap yukki dengan gugup “...katakan kalau kau tidak akan menyerah.” Ucap tetsu “hah?” seru yukki yang kebingungan “yukihiro-kun.....mungkin suatu saat nanti, kau akan merasa untuk menyerah , merasa melupakan sesuatu yang penting tentang musik – sehingga yang ada dalam pikiranmu hanyalah bagaimana bermain musik juga dapat menghasilkan banyak uang. ....mungkin kau akan menganggap bermusik ...hanya menjadi sebuah pekerjaan yang kau ikuti karena itu satu-

satunya caramu hidup.” Ucap tetsu sambil memandang keluar jendela. Yukki masih menatap wujud tetsu yang duduk dihadapannya. Yukki dapat merasakan betapa rapuhnya pemuda yang saat ini menatap sedih keluar jendela ini. -----------------------------------------------------------------“kenchan, siapa pemuda sipit itu?” tanya hyde yang terus melihat kearah dimana tetsu dan yukki duduk saling berhadapan “mungkin teman lama tetchan.” Ucap ken sambil memasukkan makanan kemulutnya “kau khan teman sejak kecilnya, masa’ tidak kenal siapa saja teman tetchan?” ucap hyde kesal “aku ini teman masa kecil tetchan – bukan pengawal tetchan yang selalu mengikutinya dan mengawasi siapa saja temannya.” Seru ken “aaa...tetchan tersenyum!! Dia tersenyum kearah pemuda culun itu!!” ucap hyde yang makin mendekatkan wajahnya dan sudah menempel ke jendela restoran “jadi dugaanku bertambah kalau pemuda itu pasti lebih dekat dari seorang teman saja.” Ucap ken santai tapi membuat hyde langsung menatap tajam kearah ken “jangan memancing ku, kenchan!! Selera tetchan itu seperti aku ini, bukan seperti pemuda kutu buku seperti itu.” Ucap hyde dengan aura hitam sudah mengelilingi tubuhnya “tapi melihat keanehan tetchan seharian ini, sepertinya semua kemungkinan bisa terjadi khan?” ucap ken yang mulutnya masih disibukkan memakan menu mie yang sudah terpampang dihadapannya. “tidak...itu tidak mungkin...aku tidak terima...” ucap hyde lirih “berjuanglah, haido!! Kata pepatah orang tua , orang yang berjuang keras maka akan mendapatkan pantat yang lebih besar.” Ucap ken “hah?” “ atau kau lebih suka pepatah berakit-rakit kehulu – berenang renang ketepian , bersakit-sakit dahulu , kemudian matilah sendirian ?!” ucap ken “aku pilih yang pertama saja.” Kata hyde dengan cepat dan tegas ---------------------------------------------------------------------------“yukihiro-kun.....apa kau tahu tentang kebahagiaan dalam bermusik?” tanya tetsu sambil menatap mata yukki Tatapan itu membuat yukki terkejut dan langsung menundukkan kepalanya dengan cepat. Wajah yukki terlihat kembali gugup. “maaf...pertanyaanku mengejutkanmu ya? Lupakan saja.” Ucap tetsu lembut

“aku suka makan coklat.” Seru yukki cepat “......hah?” “aku suka sekali makan coklat. Memang banyak yang bilang makanan itu tidak baik untuk gigiku tetapi aku menyukainya...selain itu aku juga suka sekali dengan coke.” Ucap yukki “a-aa..iya, iya yukihiro-kun menyukainya.” Ucap tetsu sambil menganggukkan kepalanya, walaupun air muka tetsu memperlihatkan bagaimana dia begitu kebingungan dengan kata-kata yukki yang mendadak aneh. “aku suka sekali hingga membuatku seperti orang tua yang keras kepala, tidak mendengarkan omongan orang lain . aku juga sering dianggap pria yang bodoh karena tidak mau tahu tentang kesehatan diriku sendiri.” “ya...yukihiro-kun memang keras kepala kalau sudah berhubungan dengan coklat.” Ucap tetsu sambil tersenyum – mengingat bagaimana dia dulu sampai memberikan rekomendasi dokter gigi untuk yukki karena masalah gigi dan keinginan makan coklatnya yang berlebihan. “sama dengan musik.” Seru yukki, membuat tetsu menatap kembali yukki dengan mata terbuka lebar. Tetsu tidak mengatakan sepatah katapun – ia hanya bisa menatap yukki yang mengulum sebuah senyum yang hangat. “aku suka sekali musik – hidupku hanya untuk musik. Walaupun banyak orang yang akan menyudutkanku – aku akan tetap menyukai musik.” “yukihiro...kun...” “aku ini pemalu dan aku menyadarinya, aku bukan orang yang bisa mengatakan apa yang ada dalam pikiranku dengan mudah. Tapi...musik membantu ku untuk itu. Disaat kau sedih , maka musik yang kita mainkan pun akan memperlihatkan kalau kau sedih, begitu juga saat kau senang ataupun marah.” “tapi suatu hari nanti kau tidak akan membutuhkan musik untuk mengatakan apa yang kau rasakan lagi.” Ucap tetsu “ya, mungkin saja. Mungkin suatu saat nanti – aku sudah punya kekuatan dan rasa percaya diri untuk mengatakan apa isi hatiku tanpa melalui musik.” “jadi apabila saat itu tiba....” kata tetsu lirih “tapi bukankah musik itu bukan hanya untuk kita berikan kepada orang lain saja?” “...a-apa?” “musik itu...juga bisa untuk diri kita sendiri khan? Musik yang seperti apa yang ingin kita dengar – musik yang seperti apa yang ingin kita ciptakan - .......” ucap yukki tegas, lalu sedetik kemudian yukki mengangkat wajahnya dan menatap kearah tetsu

“...dan musik seperti apa yang akan memberi kita kebahagiaan.” Ucap yukki dengan suara yang pelan tetapi terdengar lembut ditelinga tetsu “sekali-kali.... tidak ada salahnya membahagiakan dirimu sendiri dengan musik yang kau inginkan...iya khan?” “tapi keadaan tidak akan memberikan hal semudah itu pada kita.” Ucap tetsu “seperti yang kukatakan tentang makanan kesukaanku, aku juga mengatakan hal yang sama tentang musik. Keadaan yang terasa menyesakkan karena kita membiarkan keadaan itu memenuhi ruangan disini.” Ucap yukki sambil menunjuk kearah dadanya sendiri “tetapi saat kau merasa tidak perduli dan berjalan dengan langkahmu sendiri – berusaha untuk bahagia dengan caramu sendiri – kau pikir keadaan itu akan terus mendesakmu? Mereka akan mundur karena kau melangkah dengan keyakinan penuh bahwa kau akan berhasil membawa dirimu ke arah kebahagiaan dan semua orang yang ada disekitarmu pun akan merasakan kebahagiaan yang kau ciptakan itu.” Ucap yukki Tetsu terus menatap yukihiro dengan tatapan tak percaya. Beberapa detik kemudian, sebuah senyum mengulas diwajah tetsu, tak ketinggalan kedua belah mata tetsu berkaca-kaca karena terharu dengan apa yang barusan diucapkan yukki. “tak kusangka , yukihiro-kun ternyata bisa bicara sepanjang ini ya?” ucap tetsu sambil senyumnya makin melebar. Yukki yang kelihatannya baru tersadar langsung membelalakkan matanya, rona merah kembali menghias kedua pipinya dan terus menyebar keseluruh wajah dan lehernya. Dengan cepat yukki menundukkan kepalanya dan kali ini makin dalam. “aa-aku..aku tidak tahu kenapa aku bisa bicara banyak denganmu.” Ucap yukki gugup “terima kasih,yukihiro-kun!...kau sudah menyadarkanku. Band yang memilikimu sebagai drummer – adalah band yang paling beruntung didunia ini.” Ucap tetsu “hah?eeee...tidak.....tidak mungkin seperti itu, aku hanya drummer biasa.” Ucap yukki “kau tahu, yukihiro-kun? Bahkan aku bisa memastikan bahwa...beberapa tahun lagi, kau akan berada disebuah band yang akan membawamu kepuncak popularitas – yang akan membantumu untuk menemukan rasa kepercayaan dirimu.” “ha?..jangan-jangan kau seorang peramal ya?” tanya yukki membuat tetsu tertawa kecil “katakan saja aku tahu sedikit tentang masa depan.” Ucap tetsu yang berdiri dari duduknya “terima kasih,yukihiro-kun! Aku lega..bertemu denganmu disini.” Ucap tetsu sambil membungkukkan kepalanya sebagai hormat dan kemudian membalikkan badannya untuk pergi. “tunggu...aku belum tahu namamu.” Seru yukki membuat tetsu memutar badannya dan kembali bertatapan dengan yukki

“jangan kuatir, kita pasti bertemu lagi nantinya....dan saat itu tiba, aku pasti akan memberitahukan namaku padamu.” Ucap tetsu lembut Tetsu melangkah keluar dari restoran jepang itu. Sesaat kakinya menapak di jalanan trotoar, tetsu terdiam sesaat dan hanya menatap kearah jalanan yang ramai dengan lalu lalang manusia. “kebahagiaan untuk diri sendiri ya?....hmm, bagaimana aku bisa lupa dengan hal-hal yang membuatku bahagia? Aku pasti bodoh sekali.” Ucap tetsu dalam hatinya. Tetsu memutuskan untuk kembali melangkah menuju restoran dimana dia meninggalkan kedua temannya. Saat tetsu sudah memasuki pintu restoran dan melemparkan pandangannya kearah tempat dimana ken dan hyde berada. “APA-APAAN INI??” seru tetsu saat melihat tumpukan piring dan mangkok diatas meja ken dan hyde. Sedangkan kedua temannya sedang merebahkan badannya dipunggung kursi – sambil terus mengelus perut mereka yang terlihat buncit. “tetchan kelamaan sih! Kami jadi kelaparan.” Ucap ken santai “tetchan enak-enakkan ama cowok sipit itu , aku khan jadi kesal , dan kalau aku kesal larinya pasti ke makanan.” Seru hyde “kamu masih lapar,tetchan? Pesan aja.” Ucap ken “lalu uang siapa yang akan dipakai untuk membayar semua ini?” tanya tetsu dingin “yaaaa....terpaksa kita memakai uang sewa studio kita dulu.” Ucap hyde sambil mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompetnya. Tiba-tiba tetsu menyambar cepat uang dari tangan hyde dan memasukkan uang itu kedalam kantong celana nya. “mau kau apakan uang itu, tetchan?” tanya hyde “akan kupakai untuk sewa studio.” Ucap tetsu singkat “ lalu makanan ini bagaimana?” tanya ken “PELAYAN!!” teriak tetsu sambil menatap kearah seorang pelayan wanita yang berdiri disudut ruangan. Pelayan tersebut langsung berjalan cepat mendekati tetsu. “apa ada yang ingin dipesan lagi?” tanya pelayan itu dengan nada yang sangat sopan “katakan pada manajer restoran ini, dia akan mendapatkan 2 pelayan baru untuk membantunya kerja hari ini.” Ucap tetsu “HAH?” seru pelayan itu , hampir bersamaan dengan seruan ken dan hyde

“kalian akan membayar makanan ini dengan bekerja di restoran ini, kalian akan mencuci piring , mengepel lantai, membersihkan sampah, atau apapun itu.” “tapi tetchan...” seru hyde yang langsung terputus saat wajah tetsu tiba-tiba mendekat kearahnya – sangat dekat hingga kedua hidung mereka langsung sempat bertabrakan “tanggung jawab adalah segalanya! , jadi kau harus menanggung resiko – apapun yang telah kau kerjakan – se simple atau sesusah apapun itu. Kau memahaminya khan, DO-I-HA-Chan?” ucap tetsu dengan nada mengintimidasi “...do..doi..ha..chan??” ucap hyde “dan kau, ken-ponchi!!” seru tetsu sambil menoleh kearah ken dengan cepat “...kenponchi??” ucap ken “seperti biasa kau paling tua diantara juniormu ini. Maka warga osaka yang tetsu

yang mengawali semua masalah makanan ini khan? Dan sebagai orang kita semua, kau harus memberikan bimbingan yang baik kepada adik-adik mulailah melakukan itu dengan memenuhi kewajibanmu sebagai seorang baik --- jika tidak bisa membayar, maka bayarlah dengan tubuhmu.” Ucap

“kau menyuruhku menjadi gigolo?” tanya ken “jika itu memang mau mu...aku tidak akan melarangmu. Selamat bersenang-senang!! Aku akan menunggu kalian dikost-kostan.” Ucap tetsu sambil melangkah pergi meninggalkan hyde dan ken yang masih bengong “tetchan benar-benar berubah menjadi aneeeh.” Seru ken keras “dia memanggilku doihachan......nama apa lagi itu?” ucap hyde lirih “baiklah, kalian bisa mulai bekerja.” Seru pelayan wanita itu “HAAAH??SERIUS NIH?!?!” teriak ken dan hyde bersamaan.

Tbc......................(

to chap. 5 )

Related Documents

Time To Remember (till Ch
November 2019 3
Time To Remember(ch
November 2019 20
A Time To Remember Work
November 2019 14
Good To Remember
December 2019 13
Remember
November 2019 22
Yoo!! Aniketh Remember To!!
November 2019 12