Tifus Abdominalis.docx

  • Uploaded by: ukm
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tifus Abdominalis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 471
  • Pages: 2
TIFUS ABDOMINALIS Kompetensi : 4 Laporan Penyakit : 23

ICD X : A.01

Definisi Demam Tifoid atau tifus abdominalis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhii yang ditularkan melalui makanan yang tercemar oleh tinja dan urine penderita.

Penyebab Bakteri Salmonella typhii

Gambaran Klinis Gambaran klinis bervariasi dari sangat ringan sampai berat dengan komplikasi yanga sangat berbahaya 1. Biasanya gejala mulai timbul secara bertahap dalam wakatu 8 – 14 hari setelah terinfeksi. 2. Gejalanya bisa berupa demam intermitten (pagi lebih rendah dibanding sore hari), sakit kepala, nyeri sendi, sakit tenggorokan, bibir kering dan pecah, lidah kotor tertutup oleh selaput putih, sembelit, penurunan nafsu makan dan nyeri perut. 3. Kadang penderita merasakan nyeri ketika berkemih dan terjadi batuk serta perdarahan dari hidung. Jika pengobatan tidak dimulai maka suhu tubuh secara perlahan akan meningkat dalam waktu 2 – 3 hari, yaitu mencapai 39,4 – 40°C selama 10 – 14 hari. Panas mulai turun secara bertahap pada akhir minggu ke-3 dan kembali normal pada minggu ke-4. Demam seringkali disertai oleh denyut jantung yang lambat dan kelelahan yang luar biasa. Pada kasus yang berat bisa terjadi delirium, stupor atau koma. 4. Pada sekitar 10% penderita timbul sekelompok bintik-bintik kecil berwarna merah muda di dada dan perut pada minggu kedua dan berlangsung selama 2 – 5 hari. Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan biakan darah, tinja, air kemih atau jaringan tubuh lainnya guna menemukan bakteri penyebabnya.

Penatalaksanaan Tirah baring, dilaksanakan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Diet harus mengandung kalori dan protein yang cukup sebaiknya rendah serat, makanan lunak. Pengobatan Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita dapat disembuhkan. Antibiotik untuk penderita tifoid : 1. Kloramfenikol a. Dewasa : 4 x 500 mg selama 14 hari b. Anak : 50-100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari 2. Tiamfenikol, a. Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas panas. b. Anak : 50 mg/kgBB 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas panas. 3. Ampisilin a. Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 10 – 14 hari. Anak : 50 – 100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari. 4. Terapi simtomatik (anti piretik, anti emetik) 5. Roburansia 6. Terapi cairan, kadang makanan diberikan melalui infus sampai penderita dapat mencerna makanan. 7. Jika terjadi perforasi usus berikan antibiotik berspektrum dan mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki atau mengangkat bagian usus yang mengalami perforasi Pencegahan 1. Pencegahan terhadap carier dan kasus relaps. 2. Perbaikan snitasi lingkungan. 3. Perbaikan hygiene makanan,hygiene perorangan 4. Imunisasi a. Vaksin tifus per-oral (ditelan) vaksin ini diberikan kepada orang-orang yang telah terpapar oleh bakteri Salmonella typhii dan orang-orang yang memiliki resiko tinggi (termasuk petugas laboratorium dan para pelancong). 5. Sebaiknya menghindari makan sayuran mentah dan makanan lainnya yang disajikan atau disimpan di dalam suhu ruangan.

Related Documents

Patof Tifus Dl 3.docx
October 2019 7

More Documents from "Dita Nugrahaning Urfi"