Terapi Oksigen (herliana Sumardin).docx

  • Uploaded by: muhalwan
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Terapi Oksigen (herliana Sumardin).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 896
  • Pages: 3
Nama

: Herliana Sumardin

Nim

: C051171008 ANALISA TINDAKAN

1.

Tindakan Keperawatan yang Dilakukan : Pemberian Oksigen dengan terpasang Nasal Canul 3 Lpm.

2.

Identitas Klien : -

Nama Klien

: Ny. N

-

Diagnosa Medis

-

Tanggal Dilakukan

-

Diagnosa Keperawatan :

: Efusi Plura : Kamis, 3 Mei 2018

1) 00032 Ketidakefektifan pola nafas (NANDA, Domain 4, Kelas 4, Hal. 74) 2) 00030 Gangguan pertukaran gas (NANDA, Domain 3, Kelas 4, Hal. 73) 3) 00029 Penurunan Curah Jantung (NANDA, Domain 4, Kelas 4, Hal. 74) 3.

Tujuan Tindakan : - Mengatasi keadaan hipoksemia - Memenuhi kekurangan oksigen - Membantu kelancaran metabolisme sebagai tindakan pengobatan .

4.

Prinsip dan Rasional Tindakan : NO. 1.

Prinsip-prinsip Tindakan Mengucapkan perkenal

diri,

salam

pada

jelaskan

Rasional klien, Menerapkan etika keperawatan

prosedur,

tujuannya, persetujuan klien, kontrak waktu 2.

Cuci tangan

Mencegah transmisi mikroorganisme

3.

Tabung oksigen dibuka dan diperiksa Agar bisa mengetahui bahwa tabung isinya

oksigen yang mau kita bawa kepasien itu betul-betul ada isinya dan bukan hanya sekedar tabung kosong yang didalamnya tidak memiliki oksigen

4.

Mengisi air bersih di humidifier Melembabkan sampai

batas

yang

ada

udara

yang

masuk

pada kedalam tubuh

humidifier 5.

Pasang humidifier ke Tabung oksigen Melihat berapa liter oksigen yang akan dan mengecek apakah humidifier diberikan ke pasien berfungsi atau tidak

6.

Hubungkan nasal kanul dengan selang Supaya nasal kanul yang di pasangkan oksigen ke hemodifier

ke pasien itu ada oksigen yg masuk ke tubuh pasien

7.

Kepala pasien sedikit ditinggikan 15o- Maximal oksigen akan masuk kedalam 30o

tubuh dengan posisi seperti itu

8.

Pakai sarung tangan (handscoon) Mencegah transmisi mikroorganisme bersih

9.

Membersihkan lubang hidung pasien Mencegah transmisi mikroorganisme sebelum di pasangkan nasal kanul ke hidungnya

10.

Pasang nasal kanul ke hidung pasien Memenuhi kebutuhan oksigen si pasien dan

eratkan

sesuai

dengan

kenyamanan pasien 11.

Atur aliran oksigen sesuai kebutuhan

Supaya oksigen yang masuk kedalam tubuh pasien tidak kekurangan ataupun kelebihan

tetapi

sesuai

dengan

kebutuhan oksigen si pasien itu sendiri 12.

Mengakhiri tindakan, evaluasi pasien

13.

Merapikan pasien dan membereskan Supaya pasien tampak rapi dan nyaman alat

14.

Menerapkan etika keperawatan

kembali

Mengucapkan salam saat mengakhiri Menerapkan nilai islami pertemuan dengan pasien

15.

Cuci tangan

Mencegah transmisi mikroorganisme

5. Analisa Tindakan yang Dilakukan Pada tindakan yang dilakukan perawat kepada Ny. N yaitu pemberian oksigen dengan menggunakan Nasal kanul 3 Lpm dengan konsenterasi 32%. Pada tindakan perawat yang saya lihat perawat tidak membersihkan sekresi lubang hidung dengan bola kapas lembab, sedangkan yang saya pelajari kita sebagai perawat harus membersihkan sekresi lubang hidung pasien dengan bola kapas lembab agar tidak ada sumbatan saat memasukkan kanula hidung yang bercabang ke dalam lubang hidung klien dan mencegah transmisi mikroorganisme. Perawat tidak memberikan jelly pada kanula hidung yang bercabang sedangkan yang saya pelajari kita harus menggunakan jelly sebagai pelumas agar memudahkan perawat untuk memasukkan kanula hidung yang bercabang tersebut ke hidung pasien, dan perawat tidak meletakkan kasa antara tulang pipi pasien dengan selang nasal kanul, sedangkan yang saya pelajari pada saat CSL terapi oksigen kita harus meletakkan kasa antara tulang pipi pasien dengan selang agar tidak terjadi iritasi pada kulit pasien.

6.

Avidance Based : Dalam Jurnal Keperawatan yang berjudul “PENCEGAHAN IRITASI MUKOSA HIDUNG PADA PASIEN YANG MENDAPATKAN OKSIGEN NASAL” Yang di tulis oleh Ninuk Dian Kurniawati dan Abu Bakar dari Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya mengemukakan bahwa Terapi oksigen merupakan pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari yang ditemukan dalam atmosfir lingkungan (Smeltzer dan Bare, 2008). Pemberian oksigen yang berasal dari sumbernya tidak dapat digunakan langsung oleh pasien karena dibutuhkan alat

penurun aliran dan humidifier (Smeltzer dan Bare, 2008). Humidifier merupakan suatu alat untuk melembabkan oksigen sebelum diterima oleh pasien (Pavlovic, 2000). Penggunaan humidifier penting pada terapi oksigen, tetapi hasil penelitian Nafisah (2007) menemukan bahwa pemakaian humidifier selama lebih dari 24 jam sudah mulai ditumbuhi bakteri. Bakar (2009) menemukan pemakaian humidifier 12 jam sudah ditumbuhi bakteri. Kondisi tersebut sangat berisiko terjadinya infeksi pada pasien, tetapi Perry dan Potter (2006) menyebutkan bahwa terapi oksigen yang menggunakan nasal kanul dengan kecepatan aliran oksigen kurang dari 4 LPM tidak perlu memakai humidifier. Terapi oksigen yang tidak memakai humidifier diistilahkan dengan non humidifier. Hilton (2004) menyebutkan bahwa pemberian non humidifier tidak boleh lebih dari 4 jam. Namun penelitian Nakamura, Mori, Takizawa, dan Kawakami (1996) menunjukkan bahwa pemakaian non humidifier selama 8 jam tidak merusak mukosa hidung. Terapi oksigen nasal kanul dengan non-humidifier di salah satu Rumah Sakit swasta di Surabaya ditemukan di setiap ruang perawatan. Pemakaian non-humidifier ditemukan hampir disetiap ruang perawatan sekitar 25% pasien. Lama penggunaan oksigen rata-rata selama 1–14 hari. Penggunaan non- humidifier di ruang perawatan, selama ini tidak ditemukan adanya dokumentasi khusus atau yang dilaporkan berkaitan efek samping. Penggunaan nonhumidifier perlu dicermati, karena sesuai teori penggunaan non-humidifier untuk terapi oksigen dapat dilakukan bila kurang dari 5 LPM (Kenji, 2004). Keadaan ini secara teori masih memungkinkan tubuh untuk mengkompensasi. Kondisi ini menjadi alasan perawat untuk mengadakan penelitian guna mengetahui kemampuan tubuh untuk mengetahui kemampuan tubuh pasien untuk mengkompensasi terhadap terapi oksigen dengan non-humidifier. Pemberian oksigen dengan non-humidifier ditakutkan menyebabkan iritasi mukosa hidung. Perawat yang harus selalu melakukan pelayanan profesional dan penelitian. Pendekatan yang digunakan yaitu teori keperawatan dari Maslow untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien salah satunya oksigen dan dipadu dengan teori keperawatan yang diungkapkan oleh Kolcaba tentang kewajiban perawat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, maka peneliti melakukan penelitian tentang penggunaan non humidifier yang aman (lebih dari 8 jam).

Pembimbing

(

)

Related Documents


More Documents from "Hikari Sota"

Jawaban.docx
October 2019 6