Teori-teori Masuknya Islam Di Indonesia.docx

  • Uploaded by: FIRDAUS MARVELOUS
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Teori-teori Masuknya Islam Di Indonesia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,272
  • Pages: 9
Nama : 1. Jalaluddin Rahmat

(17)

2. Muhammad Firdaus

(26)

Kelas : XII MIA 2

I.

Teori-Teori Masuknya Islam di Indonesia a.

Teori masuknya Islam di Indonesia 1. Teori Persia

Masuknya Islam ke Indonesia menurut teori Persia. Pencetus teori Persia ini adalah Hoesein Djajaningrat. Teori Persia lebih menitikberatkan tinjauannya pada aspek kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam Indonesia yang dianggap mempunyai persamaan dengan Persia.

2. Teori India Teori Gujarat ini dipopulerkan oleh seorang orientalis Belanda yang meneliti tentang Islam di Indonesia bernama Snouck Hurgronje. Ia menyatakan bahwa agama Islam baru masuk ke Nusantara pada abad ke-13 Masehi yang dibawa oleh para pedagang dari Cambay, Gujarat, India. Memang sebagian besar Sejarahwan asal Belanda, memegang teori bahwa Islam di Indonesia berasal dari Anak Benua India. Salah seorang ilmuwan Barat tersebut adalah Pijnappel yang mengkaitkan asal mula Islam di Indonesia dengan daerah Gujarat dan Malabar. Menurutnya, orang-orang Arab bermadzhab Syafi’i yang bermigrasi dan menetap di wilayah India yang membawa Islam ke Nusantara. Snouck Hurgronje kemudian mengembangkan teori ini, dia berpendapat bahwa ketika Islam tiba di beberapa kota pelabuhan Anak Benua India, banyak di antara penduduknya yang beragama Islam dan tinggal di sana sebagai pedagang perantara dalam perdagangan Timur Tengah dengan Nusantara. Lalu mereka datang ke dunia Melayu (Indonesia) sebagai para penyebar Islam pertama, setelah itu disusul oleh orang-orang Arab. Dia mengatakan bahwa abad ke-12 sebagai periode paling mungkin dari permulaan penyebaran Islam di Nusantara. Jan Pijnappel adalah seorang orientalisdari Universitas Leiden Belanda yang fokus pada manuskrip Melayu. Orientalis

yang wafat tahun 1901 itu menyatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara lewat pedagang dari Gujarat.

3. Teori Arab Teori Arab dalam sejarah masuknya Islam ke Indonesia mengatakan bahwa Islam datang ke Indonesia secara langsung dari Arab, tidak melalui perantara bangsa lain. Beberapa bukti sejarah dikemukakan untuk menguatkan teori ini. Teori ini mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Makkah (Arab) sebagai pusat agama Islam sejak abad ke-7. Salah satu Sejarahwan yang mendukung teori ini ialah Prof. Hamka. Dia menyatakan bahwa Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriah (abad ke 7-8 M) langsung dari Arab dengan bukti jalur perdagangan yang ramai dan bersifat internasional sudah dimulai melalui selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di China (Asia timur), Sriwijaya di Asia Tenggara, dan Bani Umayyah di Asia Barat. Menurutnya, motivasi awal kedatangan orang Arab tidak dilandasi oleh nilai-nilai ekonomi, melainkan didorong oleh motivasi spirit penyebaran agama Islam. Dalam pandangan Hamka, jalur perdagangan antara Indonesia dengan Arab telah berlangsung jauh sebelum tarikh Masehi.

4. Teori China Menurut teori China, proses kedatangan Islam ke Indonesia (khususnya di Jawa) berasal dari para perantau China. Menurut teori ini, orang China telah berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha, etnis China atau Tiongkok telah berbaur dengan penduduk Indonesia terutama melalui kontak dagang. Bahkan, ajaran Islam telah sampai di China pada abad ke-7 M, masa di mana agama ini baru berkembang. Sumanto al-Qurtuby dalam bukunya Arus China-Islam-Jawa menyatakan, menurut kronik (sumber luar negeri) pada masa Dinasti Tang (618-960) di daerah Kanton, Zhang-zhao, Quanzhou, dan pesisir China bagian selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman Islam. b.

Tokoh-tokoh yang meneliti tentang masuknya Islam di Indonesia

1. Teori Persia : Hoesein Djajaningrat. 2. Teori India : Snouck Hurgronje, Jan Pijnappel, Moquette, Morisson, Thomas W. Arnold, dan Crawford. 3. Teori Arab : Hamka, Salomon Keijzer, Niemann, dan de Hollander. 4. Teori China : Sumanto Al Qurtuby.

c. Dasar-dasar yang digunakan oleh para tokoh untuk memperkuat teorinya

1.

Teori Persia :

a) Adanya kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Indonesia (peringatan 10 Muharam/Asyura, Tabut, pembuatan bubur Syura). b) Kesamaan ajaran sufi yang dianut Syaikh Siti Jenar dengan sufi dari Iran yaitu Al Hallaj. c) Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda bunyi. d) Adanya kesamaan seni kaligrafi pahat pada batu-batu nisan.

2.

Teori India :

a)

Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama terjalin melalui jalur Indonesia -Cambay - Timur Tengah - Eropa.

b) Adanya batu nisan sultan Samudra Pasai yaitu Sultan Malik Al Saleh tahun 1297 M danmakam Maulana Malik Ibrahim yang wafat pada tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur,memiliki bentuk yang sama dengan batu nisan yang terdapat di Cambay, India. c)

Catatan Marco Polo bahwa di Perlak sudah banyak yang memeluk Islam dan banyakpedagang Islam India yang menyebarkan Agama Islam.

3.

Teori Arab (Makkah) :

a)

Pada abad ke-7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam (Arab) dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita Cina. b) Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. Sedangkan Gujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi. c) Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut berasaldari Mesir. Pendukung teori Arab (Makkah) ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperanbesar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri. 4.

Teori China :

a)

Nama dan gelar raja-raja Demak beserta leluhurnya ditulis dengan menggunakan istilah China, seperti “Cek Ko Po”, “Jin Bun”, “Cek Ban Cun”, “Cun Ceh”, serta “Cu-Cu”. b) Masjid-masjid tua yang bernilai arsitektur Tiongkok yang didirikan oleh komunitas China di berbagai tempat, terutama di pulau Jawa. c) Pelabuhan penting sepanjang abad ke-15 seperti Gresik, misalnya,menurut catatan-catatan China, diduduki pertama kali oleh para pelaut dan pedagang China. d.

Kesimpulan hasil seminar nasional tentang masuknya Islam di Indonesia.

Berdasarkan hasil seminar nasional masuknya Islam di Indonesia yang diadakan tahun 1969 dan tahun 1978, mereka menyimpulkan bahwa agama Islam masuk di Indonesia pada abad ke-7 Masehi dan langsung dari tanah Arab. Daerah yang pertama kali disinggahi adalah pesisir Sumatera. Agama Islam disebarkan oleh para saudagar muslim yang juga bertindak sebagai muballigh, dan dilakukan dengan cara damai.

II. Proses Masuknya Islam di Indonesia Jalur Masuknya Islam ke Indonesia

1. Perdagangan 2. Perkawinan 3. Pendidikan 4. Tasawuf 5. Kesenian 6. Politik 7. Sosial

Strategi masuknya Islam ke Indonesia

1. Ekonomi Pada tahap awal, saluran yang dipergunakan dalam proses Islamisasi di indoneisa adalah perdagangan. Hal itu dapat diketahui melalui adanya kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 M hingga abad ke-16 M. Aktivitas perdagangan di negeri negeri bagian Barat, Tenggara, dan Timur benua Asia. Saluran Islamisasi melalui jalur perdagangan ini sangat menguntungkan, karena para raja dan bangsawan turut serta dalam aktivitas perdagangan tersebut. Bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham perdagangan itu. Fakta sejarah ini dapat diketahui berdasarkan data dan informasi penting yang dicatat Tome' Pires bahwa para pedagang muslim banyak yang bermukim di pesisir pulau Jawa yang ketika itu penduduknya masih kafir. Mereka berhasil mendirikan masjid masjid dan mendatangkan mullah mullah dari luar, sehingga jumlah mereka semakin bertambah banyak. Dalam perkembangan selanjutnya, anak keturunan mereka menjadi penduduk muslim yang kaya raya.

2. Perkawinan Dari aspek ekonomi, pada pedagang muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan penduduk pribumi. Hal ini menyebabkan banyak penduduk pribumi, terutama para wanita, yang tertarik untuk menjadi isteri isteri pada sauudagar muslim. Hanya saja ada ketentuan hukum islam, bahwa para wanita yang akan dinikahi harus diislamkan terlebih dahulu. Para wanita dan keluarga mereka tidak merasa keberatan, karena proses pengislaman hanya dengan mengucapkan dua kalimah syahadat, tanpa upacara atau ritual yang rumit. Setelah itu, mereka menjadi komunitas muslim di lingkungannya sendiri. Keislaman mereka menempatkan diri dan keluarganya berada dalam status sosial dan ekonomi cukup tinggi, Sebab, mereka menjadi muslim indonesia yang kaya dan berstatus sosial terhormat. Kemudian setelah mereka memiliki keturunan, lingkungan mereka semakin luas, Akhirnya timbul kampung kampung dan pusat pusat kekuasaan islam. Dalam perkembangan berikutnya, ada pula para wanita muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan lokal. Hanya saja, anak anak para bangsawan tersebut harus di Islamkan terlebih dahulu. Dengan demikian, mereka menjadi keluarga muslim dengan status sosial ekonomi dan politik penting di masyarakat. Jalur perkawinan ini lebih menguntungkan lagi apabila terjadi antara saudagar muslim dengan anak bangsawan atau anak raja atau anak adipati. Karena raja, atau bangsawan itu memiliki posisi penting di dalam masyarakatnya, sehingga mempercepat proses Islamisasi.

3. Pendidikan

Proses Islamisasi di Indonesia juga dilakukan melalui media pendidikan. Para ulama banyak yang mendirikan lembaga pendidikan islam, berupa pesantren. Pada lembaga inilah, para ulama memberikan pengajaran ilmu keiislaman memlalui berbagai pendekatan sampai kemudian para santri mampu menyerap pengetahuan keagamaan dengan baik. Setelah mereka dianggap mampu, mereka kembali ke kampung halaman untuk mengembangkan agama islam dan membuka lembaga yang sama. Dengan demikian, semakin hari lembaga pendidikan pesantren mengalami perkembangan, baik dari segi jumlah maupun mutunya. Lembaga pendidikan islam tidak membedakan status sosial dan kelas, siapa saja yang berkeinginan mempelajari atau memperdalam pengetahuan islam, di perbolehkan memasuki lembaga pendidikan ini. Dengan demikian, pesantren pesantren dadn para ulamanya teah memainkan peran yang cukup penting di dalam proses pencerdasan kehidupan masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang kemudian tertarik memeluk islam.

4. Tasawuf Jalur lain yang juga tidak kalah pentingnya dalam proses Islamisasi di Indonesia adalah Tasawuf. Salah satu sifat khas dari ajaran ini adalah akomodasi terhadap budaya lokal, sehingga menyebabkan banyak masyarakat indonesia yang tertarik menerima ajaratan tersebut. Pada umumnya, para pengajar tasawuf atau para sufi adalah guru guru pengembara, dengan sukarela mereka menghayati kemiskinan, juga seringkali berhubungan dengan perdagangan, mereka mengajarkan teosofi yang telah bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas masyarakat indonesia. Mereka mahir dalam hal magis dan memiliki kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka ada juga yang menikahi para gadis gadis para bangsawan setempat. Dengannya tasawuf, bentuk islam yang diajarkan kepada para penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya memeluk agama Hindu sehingga ajaran islam dengan mudah diterima mereka. Di antara para sufi yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran indonesia Pra-Islam adalah Hamzah Fansuri dari Aceh, Syeikh Lemah Abang, dan Sunan Pangggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini terus di anut hingga sekarang.

5. Kesenian Saluran Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah melalui pertunjukkan wayang. Seperti diketahui bahwa sunan Kalijagaa adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia atidak pernah meminta upah materi dalam setiap pertunjukkan yang dilakukannya. Sunan kalia jaga hanya meminta kepada para penonton untuk mengikutinya mengucapkan dua kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih diambil dari cerita RAmayana dan Mahabbrata, tetapi muatannya berisi ajaran islam dan nama nama pahlawan Islam.

6. Politik Seorang raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar dan memegang peranan penting dalam proses Islamisasi. Jika raja sebuah kerajaan memeluk agama Islam, otomatis rakyatnya akan berbondong - bondong memeluk agama Islam. Karena, masyarakat Indonesia memiliki kepatuhan yang tinggi dan raja selalu menjadi panutan rakyatnya. Jika raja dan rakyat memeluk agama Islam, pastinya demi kepentingan politik maka akan diadakannya perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti dengan penyebaran agama Islam.

7. Sosial Kedatangan para pedagang muslim dari Gujarat, Persia, Arab, dan negara lainnya di Nusantara mengakibatkan berdirinya sejumlah pemukiman penduduk dan tempat beribadah. Pada abad ke-7, telah ada pemukiman muslim di pantai barat laut Sumatra dan Palembang, bahkan beberapa abad kemudian terdapat juga pemukiman muslim di pesisir timur Sumatera, pesisir Utara Jawa, dan Maluku. Berdirinya pemukiman penduduk muslim ini membuka kesempatan terjalinnya hubungan timbal balik antara pedagang muslim mancanegara dengan penduduk asli Nusantara. Hubungan ini melingkupi ekonomi, sosial, budaya, dan agama. Melalui hubungan timbal balik inilah masyarakat pribumi lambat laun mengenal nilai-nilai dan ajaran agama Islam.

Contoh Strategi masuknya Islam ke Indonesia

1. Ekonomi Pada abad ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang Islam dari Gujarat/India, Persia, dan Bangsa Arab. Mereka telah ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Hal ini konsekuensi logisnya menimbulkan jalinan hubungan dagang antara masyarakat Indonesia dan para pedagang Islam. Di samping berdagang, sebagai seorang muslim juga mempunyai kewajiban berdakwah maka para pedagang Islam juga menyampaikan dan mengajarkan agama dan kebudayaan Islam kepada orang lain.

2. Perkawinan Beberapa contoh yang dapat dikemukakan di sini adalah , perkawinan antara raden rahmat atau sunan ngampel dengan nyai manila, antara sunan gunung jati dengan puteri Kawunganten, Brawijaya dengan Puteri Campa, orangtua Raden Patah, raja kerajaan islam Demak dan lain lain.

3. Pendidikan Di antara lembaga pendidikan pesantren yang tumbuh pada masa awal islam di Jawa adalah pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel Denta. Kemudian pesantren Giri yang didirikan oleh Sunan Giri, popularitasnya melampaui batas pulau jawa hingga ke maluku. Masyarakat yang mendiami pulau Maluku, terutama Hitu, banyak yang berdatangan ke pesantren sunan giri untuk belajar ilmu agama islam.

4. Tasawuf Seorang Sufi biasa dikenal dengan hidup dalam keserhanaan, mereka selalu menghayati kehidupan masyarakatnya yang hidup bersama di tengah – tengah masyarakatnya. Para Sufi biasanya memiliki keahlian yang membantu masyarakat dan menyebarkan agama Islam. Para Sufi pada masa itu diantaranya Hamzah Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung Jawa.

5. Kesenian Jelungan Meski tidak ada relevansinya dengan unsur dakwah, jelungan sangat membantu Wali Songo, dalam hal ini Sunan Giri, dalam mendekati masyarakat setempat sebelum menyampaikan ajaran Islam atau berdakwah, di samping jamuran dan cublek suweng. Prinsip permainan jelungan adalah pemenang bersembunyi, sementara pemain kalah atau berusaha mencari pemain lain tanpa harus meninggalkan terlalu jauh di pangkalan atau bahan pohon yang sudah ditentukan sebagai tempat bermain. Filosofinya, seorang yang sedang berpegang teguh pada tauhid Islam, ia akan selamat dari ajakan setan atau iblis yang dilambangkan sebagai pemburu. Wayang dan Gamelan Seni pewayangan dan gamelan juga media yang digunakan Sunan Bonang dalam berdakwah. Musik gamelan yang terdiri atas alat musik, seperti demung, gong, kenong, slentem, bonang, peking, gender, dan beberapa instrumen lainnya saling bersautan dengan mem bentuk sebuah nada pentatonis. Sekarang gamelan yang alatnya kebanyakan terbuat dari bahan logam ini sering dipentaskan masyarakat Jawa ketika ada acara khitanan atau pernikahan.

6. Politik

Misalnya Sultan Demak yang mengirimkan pasukan di bawah komandi Fatahillah untuk menguasai wilayah Jawa Barat dan menyebarkan Islam di wilayah tersebut.

7. Sosial Cara-cara berdakwah Sunan Drajat banyak dilakukan melalui kegiatan sosial seperti kegotongroyongan dan santunan.

Related Documents


More Documents from "Dika Candra"