Tempurung

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tempurung as PDF for free.

More details

  • Words: 955
  • Pages: 9
TEMPURUNG

SERBUK TEMPURUNG KELAPA , SEBUAH PELUANG USAHA YANG TERLUPAKAN!

I.

PERMINTAAN PRODUK TEMPURUNG A. Pengolahan Tempurung ARANG PIROLISIS

TEMPURUNG

SERBUK

BRIKET

LIQUID SMOKE

KARBON AKTIF

PENGAWET

BAHAN INDUSTRI

KERAJINAN

B. Serbuk Tempurung Permintaan akan serbuk tempurung terus meningkat dari waktu ke waktu, baik dari luar negeri maupun untuk kebutuhan dalam negeri. Untuk kebutuhan dalam negeri saja, diperkirakan kekurangan tidak kurang dari 1.200 ton/bulan. Permintaan dalam negeri antara lain untuk Industri Obat Nyamuk di Surabaya, Semarang, Tegal dan Jabotabek.

TEMPURUNG

II.

POTENSI KELAPA Indonesia memiliki hamparan perkebunan Kelapa terluas di dunia – bersaing dengan Philipina. Namun dari sisi perolehan devisa, Indonesia kalah jauh dari Philipina maupun Negara-negara lain. Hal itu terjadi karena sebagian besar hasil sumberdaya ala mini belum diolah secara maksimal. Bahkan beberapa Negara mengambil mentah bahan Kelapa dari Indonesia untuk diolah menjadi produk lanjut dengan value added yang tinggi, untuk diekspor kembali termasuk ke Indonesia. Bahkan karena nilai ekonomi yang rendah, maka sebagian besar tanaman kelapa di Indonesia tidak tersentuh perhatian yang memadai, dari masyarakat maupun Pemerintah. Tidak cukup ada rehabilitasi, peremajaan maupun antisipasi terhadap hama tanaman. Di Pulau Jawa, dimana jumlah penduduk seimbang dengan sumberdya kelapa, memang harga kelapa segar relatif tinggi, untuk konsumsi langsung.

TEMPURUNG

Namun di daerah-daerah yang potensi kelapanya jauh lebih besar dibanding

penduduk,

kelapa

diolah

menjadi

kopra

dengan

teknik

tradisional. Di sebagian tempat bahkan hasil kelapa dibiarkan jatuh membusuk. Karena nilai tambah yang diperoleh dari kopra tidak cukup menarik secara ekonomi. III.

POTENSI TEMPURUNG Di basis-basis Petani Kopra – mulai dari Halmahera sampai Natuna dan Aceh – hasil samping dari industri Kopra, yakni Tempurung, kebanyakan tidak ada pengolahan lanjut. Hanya di beberapa tempat, tempurung diolah menjadi Arang dengan teknik tradisional dengan nilai tambah yang rendah. Di berbagai tempat, Tempurung itu bertumpuk bertahun-tahun, kalau tidak dibakar begitu saja hanya sekedar untuk membersihkan. Setiap tahun tidak kurang ada 2.600.000 ton tempurung dari perkebunan rakyat; sedangkan dari Perkebunan Negara dan Swasta 60.000 ton. Pada saat yang sama, volume ekspor Arang Tempurung 9.500 ton.

TEMPURUNG

Hal itu menunjukkan bahwa dari sisi ketersediaan bahan baku, Industri Pengolahan Tempurung bias dikembangkan secara massif di berbagai tempat di Indonesia, untuk menciptakan lapangan kerja maupun untuk meraih nilai tambah yang tinggi. Sedangkan dari sisi pasar, semua tahu bahwa krisis energi yang terjadi di seluruh dunia ( yang terlanjur dimanjakan oleh bahan bakar mineral) akan dengan sendirinya membuka peluang bagi Bahan Bakar Nabati ( BBN ) dalam berbagai bentuk. IV.

RENCANA USAHA Usaha

yang

direncanakan

adalah

mendirikan

Industri

Pengolahan

Tempurung dengan skala produksi yang ekonomis, di berbagai tempat. Skala yang dinilai ekonomis ( terutama dari sisi kedekatan dengan bahan baku ) adalah 2 ton – 5 ton/perhari. Untuk skala 2 ton/hari, diperlukan Investasi Rp 370 juta dengan proyeksi keuntungan bersih/tahun Rp 260 juta. Dengan demikian, payback periode akan tercapai tidak sampai 2 tahun.

TEMPURUNG

Agar bisa dilakukan efisiensi lebih lanjut, akan lebih baik jika secara simultan usaha ini didirikan di beberapa tempat yang jalur angkutan antar pulaunya bisa disatukan. Karena itu direncanakan untuk mendirikan 10 (sepuluh) unit Industri di 2 kawasan; 5 unit di Pulau Natuna dan 5 unit di Sulawesi Selatan. Ke-10 unit tersebut bisa dibangun secara simultan dengan koordinasi di Jakarta. Untuk Pemasaran, ada 2 sasaran utama yang dalam posisi ‘mencari’ produk, yakni pasar dalam negeri (Surabaya, Semarang, Jabotabek) dan permintaan dari Australia. V.

PILIHAN LOKASI USAHA 1. Natuna Kelarik di Kecamatan Bunguran Utara Natuna Kepri. 2. Natuna Jemaga di Kecamatan Bunguran Selatan Natuna Kepri. 3. Natuna Tanjung di Kecamatan Bunguran Timur Natuna Kepri. 4. Natuna Seluan di Kecamatan Bunguran Utara Natuna Kepri. 5. Natuna Midai di Kecamatan Midai Natuna Kepri.

TEMPURUNG

6. Pinrang Batulapa di Kabupaten Pinrang Sulsel 7.

Pekabata di Kabupaten Polewali Mandar Sulbar

8. Pinrang Duampanua di Kabupaten Pinrang Sulsel 9.

Luwu di Kabupaten Luwu Sulsel.

10. Majene

di Kabupaten Majene Sulsel

ANALISA KELAYAKAN Per-Unit Produksi Skala 2.000 kg / hari; rendemen 75 % A.

BIAYA PRODUKSI

Rp 1.200.000,-

1. Pembelian Bahan

(2.000 kg X Rp 400,-) Rp 800.000,-

2. BBM

( 20 ltr X Rp 8.000,- ) Rp 160.000,-

TEMPURUNG

3. Tenaga Kerja

( 6 org X Rp 40.000,-) Rp 240.000,-

B.

BEBAN PEMASARAN

C.

TOTAL BIAYA

D.

PENJUALAN

Rp 3.600.000,-

E.

MARGIN BERSIH

Rp 1.650.000,-

Rp

750.000,-

( 1.500 kg X Rp 500,- )

Rp 1.950.000,(1.500 kg X Rp 2400,-)

ANALISA KELAYAKAN Per-Unit Pabrik Skala 2.000 kg/hari; rendemen 75 %; 25 hari/bulan. a.

BIAYA PRODUKSI 1. Pembelian Bahan 2. BBM 3. Tenaga Kerja

b.

MANAJEMEN

Rp 30.000.000,(25 X 2.000 kg X Rp 400,-) (25 X 20 ltr X Rp 8.000,- ) (25 X 6 X Rp 40.000,- )

Rp 20.000.000,Rp 4.000.000,-

Rp 6.000.000,-

Rp 15.000.000,-

TEMPURUNG

c.

PENYUSUTAN ( 3 tahun )

d.

BEBAN PEMASARAN

e.

TOTAL BIAYA

f.

PENJUALAN

g.

MARGIN BERSIH

Rp 4.500.000,Rp 18.750.000,-

( 37.500 kg X Rp 500,- )

Rp 68.250.000,Rp 90.000.000,-

( 37.500 kg X Rp 2400,-)

Rp 21.500.000,-

(23,9%)

USAHA PRODUKSI SERBUK TEMPURUNG KELAPA A. Pra-Investasi 1. Survei dan penentuan lokasi 2. Kelembagaan usaha

Rp 17.000.000,Rp 12.000.000,Rp 5.000.000,-

B. Investasi 1. 2. 3. 4. 5.

Lahan ( 2.000m X Rp 10.000,- ) Bangunan ( 100m X Rp 500.000,- ) Alat Produksi umur teknis 3 th Kendaraan Pabrik ( 3 X Rp 17.000.000,- ) Sarana Manajemen meubelair, komputer,dll

Rp 230.000.000,Rp Rp Rp Rp Rp

20.000.000,50.000.000,89.000.000,51.000.000,20.000.000,-

TEMPURUNG

C. Modal Kerja

Rp 117.000.000,-

1. Pengadaan Bahan ( 3 X Rp 20.000.000,- ) 2. Naker dan BBM ( 3 X Rp 4.000.000,- ) 3. Manajemen ( 3 X Rp 15.000.000,- )

Rp 60.000.000,Rp 12.000.000,Rp 45.000.000,-

TOTAL

Rp 364.000.000,-

D. Profit Making 1. 2. 3. 4.

Target Produksi/th 12 X 37.500 kg = 450.000 kg Biaya Pokok Produksi/th* (12 X Rp68.250.000,-) Penjualan/th (12 X Rp90.000.000,-) Margin/th

Rp 819.000.000,Rp 1.080.000.000,Rp 261.000.000,-

* sudah memperhitungkan penyusutan alat produksi, kendaraan dan sarana lain. Keterangan lebih lanjut, hubungi kami di 0812 2729 1898

Related Documents