Sustainability Report (ekonomi Dan Lingkungan).docx

  • Uploaded by: Sayyid Fahrudin
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sustainability Report (ekonomi Dan Lingkungan).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,187
  • Pages: 10
Nama : Andrian Ubaidilah Aziz NPM : 120110150057

Prinsip-prinsip pelaporan dan pengukuran standar PT Indocement Tunggal Prakarsa (Ekonomi dan Lingkungan) No 1

PENGUNGKAPAN STANDAR UMUM PENDEKATAN G4-DMA 1. JENIS MANAGEMEN PENGUNGKAPAN YANG BERBEDA MENGENAI PENDEKATAN MANAJEMEN 2. PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN GENERIK KINERJA EKONOMI G4-EC1 NILAI EKONOMI LANGSUNG YANG DIHASILKAN DAN DIDISTRIBUSIKAN

G4-EC2

IMPLIKASI FINANSIAL DAN RISIKO SERTA PELUANG LAINNYA KEPADA KEGIATAN ORGANISASI KARENA PERUBAHAN IKLIM

G4-EC3

CAKUPAN KEWAJIBAN

NASKAH SUSTAINABILITY REPORT Terlampir di hal 70, 38, 48, 32, 44

Hingga akhir 2015, total pendapatan neto Indocement sebesar Rp17.798,1 miliar, turun 11% dibandingkan 2014 sebesar Rp19.996,3 miliar. Adapun perolehan laba tahun berjalan sebesar Rp4.365,7 miliar, menurun 17,7% dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak Rp5.293,4 miliar. (Terlampir di hal 63) Isu perubahan iklim secara global mendorong Indocement untuk lebih berpartisipasi dalam Program CDM melalui Proyek Semen Campuran dan Proyek Bahan Bakar Alternatif. Upaya ini telah mendatangkan manfaat ekonomi bagi Indocement atas perolehan Emisi Reduksi yang Disertifikasi (Certified Emission Reductions/CER). Indocement adalah perusahaan pertama di Asia Tenggara yang menerima CER untuk proyek mekanisme pambangunan bersih di bawah UNFCCC. (Terlampir di hal 70-71) Karyawan yang terdaftar dalam Perjanjian Kerja

Sesuai

KETERANGAN Perusahaan telah memiliki pendekatan managemen yang matang di setiap sektornya

Sesuai

Perusahaan sudah memaparkan hasil nilai ekonomi langsung secara terperinci dan membandingkannya dengan tahun sebelumnya

Sesuai

Perusahaan telah mencari alternatif solusi yang mendatangkan manfaat diakibatkan oleh perubahan iklim

Sesuai

Perusahaan telah memiliki skema

ORGANISASI ATAS PROGRAM IMBALAN PASTI

G4-EC4 KEBERADAAN DI PASAR

G4-EC5

G4-EC6

DAMPAK EKONOMI TIDAK LANGSUNG

G4-EC7

BANTUAN FINANSIAL YANG DITERIMA DARI PEMERINTAH RASIO UPAH STANDAR PEGAWAI PEMULA (ENTRY LEVEL) MENURUT GENDER DIBANDINGKAN DENGAN UPAH MINIMUM REGIONAL DI LOKASI-LOKASI OPERASIONAL YANG SIGNIFIKAN PERBANDINGAN MANAJEMEN SENIOR YANG DIPEKERJAKAN DARI MASYARAKAT LOKAL DI LOKASI OPERASI YANG SIGNIFIKAN PEMBANGUNAN DAN DAMPAK DARI INVESTASI INFRASTRUKTUR DAN JASA YANG DIBERIKAN

Bersama (PKB) Indocement mencapai 77,86% dari total karyawan. Mereka memiliki kebebasan untuk masuk dalam Serikat Pekerja Indocement Tunggal Prakarsa (SP ITP) di seluruh unit kerja dan tunduk pada PKB yang disahkan pada 24 Juni 2014 untuk masa dua tahun.

penggajian yang jelas bagi karyawannya

Terkait kesejahteraan karyawan, Indocement memberikan imbal jasa pekerjaan melampaui upah minimum yang ditetapkan Pemerintah. Indocement juga menyelenggarakan program pensiun sebagai jaminan hari tua karyawan, yang dananya diperoleh dari 5% gaji pokok dan 10% ditanggung Perseroan. (Halaman 26)

Sesuai

Perusahaan telah memperhatikan kesejahteraan karyawannya dengan memberi gaji di atas UMR dan juga menyiapkan dana pensiun bagi karyawannya

Sekolah binaan Indocement, yakni SMP Yasmen Bantarjati mendapat apresiasi dari Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional pada 14 Desember 2015.

Sesuai

Peusahaan telah memiliki investasi pada infrastruktur yang bermanfaat bagi lingkungan

Warga sekolah (murid, guru, komite sekolah) memiliki tanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik. Mereka mendukung pembangunan berkelanjutan dengan menciptakan kesadaran (awareness), pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan keterampilan/keahlian (skill), partisipasi (participation) ke seluruh aktivitas sekolah. Kegiatan sekolah yang sudah dilakukan antara lain: • Kegiatan “Rabu bersih”. • Lomba kelas bersih serta pembentukan satgas

G4-EC8

3

PRAKTIK PENGADAAN

G4-EC9

BAHAN

G4-EN1

G4-EN2

ENERGI

G4-EN3

DAMPAK EKONOMI TIDAK LANGSUNG YANG SIGNIFIKAN, TERMASUK BESARNYA DAMPAK PERBANDINGAN PEMBELIAN DARI PEMASOK LOKAL DI LOKASI OPERASIONAL YANG SIGNIFIKAN BAHAN YANG DIGUNAKAN BERDASARKAN BERAT ATAU VOLUME PERSENTASE BAHAN YANG DIGUNAKAN YANG MERUPAKAN BAHAN INPUT DAUR ULANG KONSUMSI ENERGI DALAM ORGANISASI

SABILI (Sahabat Bina Lingkungan). • Gerakan membuat lubang biopori di lingkungan sekolah dan di masyarakat sekitar sekolah. • Menanam taman tamanan obat keluarga dan produk olahannya. • Halaman sekolah ditata secara ekologis sebagai wahana pembelajaran bagi seluruh warga sekolah. • Sosialisasi kegiatan Adiwiyata ke orang tua siswa dilakukan oleh SABILI. • Kebijakan mengurangi sampah dengan: - Siswa sekolah membawa alat makan sendiri - Kantin dilarang mempergunakan styrofoam untuk tempat makan dan minum - Memilah sampah non-organik dan organik - Bank sampah sekolah dan produk kerajinan (Halaman 64) (Terlampir di hal 33, 46, 51, 64, 65, 67)

Sesuai

Perusahaan telah memiliki skema dalam penanggulangan dampak tidak langsung yang diakibatkan perusahaan ke lingkungan

(Terlampir di hal 32, 33, 38, 39)

Sesuai

Perusahaan telah memiliki berbagai bahan alternatif yang dapat digunakan dalam proses produksi

Perseroan memanfaatkan energi dari sumber primer berupa batubara, gas alam dan bahan bakar minyak (BBM) untuk memroduksi semen. Batubara dan gas alam digunakan untuk bahan bakar, sementara

Sesuai

Perusahaan telah memanfaatkan sumber energi alternatif dalam operasional perusahaan sebagai antisipasi habisnya sumber energi utama

BBM dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan penambangan bahan baku. Selain itu, Perseroan menggunakan energi tidak langsung berupa listrik untuk menjalankan mesin mesin maupun peralatan penunjang produksi dan aktivitas penambangan.

G4-EN4 G4-EN5

AIR

KONSUMSI ENERGI DI LUAR ORGANISASI INTENSITAS ENERGI

Perseroan juga memanfaatkan limbah B3 maupun limbah non-B3 sebagai sumber energi alternatif, baik yang berasal dari dalam Indocement (internal) maupun industri lain (eksternal). Jenis limbah B3 yang digunakan antara lain: oil sludge, paint sludge, paper sludge dan contaminated goods (plastic waste, textile waste). Adapun limbah non-B3 terdiri dari biomassa (sekam padi, cangkang kelapa sawit, serbuk gergaji, dan tanaman energi) dan non-biomassa (sampah domestik tersortir). (Hal 38, 41) (Terlampir di hal 42)

Sesuai

(Terlampir di hal 43)

Sesuai

G4-EN6

PENGURANGAN KONSUMSI ENERGI

(Terlampir di hal 33, 34, 38, 40)

Sesuai

G4-EN7

PENGURANGAN KEBUTUHAN ENERGI PADA PRODUK DAN JASA TOTAL PENGAMBILAN AIR BERDASARKAN SUMBER SUMBER AIR YANG SECARA SIGNIFIKAN DIPENGARUHI OLEH PENGAMBILAN AIR PERSENTASE DAN TOTAL VOLUME AIR YANG DIDAUR ULANG DAN DIGUNAKAN KEMBALI

(Terlampir di hal 40)

Sesuai

G4-EN8 G4-EN9

G4-EN10

Perusahaan telah memiliki pemsok energi dari luar perusahaan Perusahaan telah menggunakan energi bagi operasional perusahaan secara efektif Perusahaan telah mengurangi penggunaan bahan bakar yang berasal dari sumber energi yang tidak dapat diperbaharui dengan alternatif energi lain Perusahaan telah mendistribusikan kebutuhan energi pada berbagai sektor dengan efisien

KEANEKARAGAMA N HAYATI

G4-EN11

G4-EN12

G4-EN13

LOKASI-LOKASI OPERASIONAL YANG DIMILIKI, DISEWA, DIKELOLA DI DALAM, ATAU YANG BERDEKATAN DENGAN, KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN DENGAN NILAI KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGGI DI LUAR KAWASAN LINDUNG URAIAN DAMPAK SIGNIFIKAN KEGIATAN, PRODUK, DAN JASA TERHADAP KEANEKARAGAMAN HAYATI DI KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN DENGAN NILAI KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGGI DI LUAR KAWASAN LINDUNG HABITAT YANG DILINDUNGI DAN DIPULIHKAN

Indocement telah mengidentifikasi status seluruh kawasan penambangan yang termasuk dalam area konservasi dankeanekaragaman hayati di dalamnya. Hasil penelitian burung di Pabrik Citeureup menunjukkan 41 spesies dengan kelimpahan mencapai 3.545 individu atau 71,96 inividu per jam. Metode pengamatan yang digunakan adalah point count pada periode April-Desember 2015. Keberadaan populasi burung ini merupakan indikato rkualitas ekosistem dan pemeliharaan lingkungan. (Halaman 48)

Sesuai

Perusahaan bisa menjaga kelangsungan ekosistem dari wilayah yang menjadi sasaran penambangan

(Terlampir di hal 48)

Sesuai

Perusahaan bisa melestarikan berbagai kenakeragaman hayati di kawasan yang menjadi area penambangan

Melalui Program Flora Energy Crops, Indocement merehabilitasi sebagian dari areal bekas penambangan di Kompleks Pabrik Citeureup melalui penanaman pohon yang bernilai ekonomi dan mampu menyerap emisi CO. Beberapa jenis tanaman energi yang telah ditanam di wilayah operasi Indocement, diantaranya: jarak pagar (Jatropha curcas), Jati (Unggul Nusantara/JUN), Nyamplung (Calophyllum inophyllum), Kemiri Sunan (Aleurites trisperma).

Sesuai

Perusahaan telah merehabilitasi dan mengembalikan areal bekas penambangan menjadi baik kembali

Program Flora Energy Crops ini telah berhasil memadukan usaha konservasi lingkungan dan program pembangunan masyarakat sekitar pabrik. Masyarakat diberikan peluang bekerja di perkebunan atau menanam pohon energi sendiri.

G4-EN14

EMISI

G4-EN15

G4-EN16

G4-EN17

G4-EN18

JUMLAH TOTAL SPESIES DALAM IUCN RED LIST DAN SPESIES DALAM DAFTAR SPESIES YANG DILINDUNGI NASIONAL DENGAN HABITAT DI TEMPAT YANG DIPENGARUHI OPERASIONAL, BERDASARKAN TINGKAT RISIKO KEPUNAHAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) LANGSUNG (CAKUPAN 1) EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) ENERGI TIDAK LANGSUNG (CAKUPAN 2)

EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) TIDAK LANGSUNG LAINNYA (CAKUPAN 3) INTENSITAS EMISI GAS RUMAH KACA (GRK)

G4-EN19

PENGURANGAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK)

G4-EN20

EMISI BAHAN

Kepedulian Indocement ini membuahkan penghargaan “Indonesia Green Awards 2015” kategori Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. (Halaman 49, 50) (Terlampir di hal 48)

Sesuai

Perusahaan bisa menjamin kelangsungan hidup dari spesies di tempat operasional perusahaan

(Terlampir di hal 35)

Sesuai

Perusahaan telah melakukan pengukuran rutin emisi gas rumah kaca untuk memantau perkembangannya

Perseroan menggunakan metode faktor emisi dari IPCC untuk melakukan pengukuran dan pemantauan emisi gas rumah kaca CO2. Total emisi CO pada 2015 sebesar 656,6 ton Gg CO2 -eq/ton produksi, naik dibandingkan tahun 2014 sebesar 649,4 ton Gg CO -eq/ton produksi. (Halaman 35)

Sesuai

Perusahaan telah melakukan pengukuran rutin emisi gas rumah kaca untuk memantau perkembangannya

Perseroan menggunakan metode faktor emisi dari IPCC untuk melakukan pengukuran dan pemantauan emisi gas rumah kaca CO2. Total emisi CO pada 2015 sebesar 656,6 ton Gg CO2 -eq/ton produksi, naik dibandingkan tahun 2014 sebesar 649,4 ton Gg CO -eq/ton produksi. (Halaman 35) (Terlampir di Hal 32, 33, 34, 35, 71)

Sesuai

Perusahaan telah melakukan pengukuran rutin emisi gas rumah kaca untuk memantau perkembangannya

Sesuai

Indocement memastikan emisi SO2, NO dan

Sesuai

Perusahaan telah melakukan pengurangan emisi CO2 dan menggantinya dengan alternatif lain dalam produksi semen Perusahaan telah melakukan

PERUSAK OZON (BPO)

EFLUEN DAN LIMBAH

G4-EN21

NOX, SOX, DAN EMISI UDARA SIGNIFIKAN LAINNYA

G4-EN22

TOTAL AIR YANG DIBUANG BERDASARKAN KUALITAS DAN TUJUAN

G4-EN23

BOBOT TOTAL LIMBAH BERDASARKAN JENIS DAN METODE PEMBUANGAN

G4-EN24

JUMLAH DAN VOLUME TOTAL TUMPAHAN SIGNIFIKAN

partikulat (debu) berada di bawah ketentuan baku mutu yang ditetapkan Pemerintah. Indocement melakukan pengukuran dan pemantauan secara kontinu menggunakan metode electrochemical dan untuk emisi debu menggunakan metode light extinction. (Terlampir di Hal 36) Indocement memastikan emisi SO2, NO dan partikulat (debu) berada di bawah ketentuan baku mutu yang ditetapkan Pemerintah. Indocement melakukan pengukuran dan pemantauan secara kontinu menggunakan metode electrochemical dan untuk emisi debu menggunakan metode light extinction. (Terlampir di Hal 36) Indocement melakukan pengukuran kualitas air bekas pakai secara berkala di instalasi pengolahan air limbah pabrik dan lokasi tambang. Hasil pengukuran yang melibatkan laboratorium independen menunjukkan kualitas air bekas pakai memenuhi baku mutu. Hal ini didukung dengan tidak adanya pengaduan laporan, maupun sanksi yang diterima sepajang 2015 terkait dugaan pencemaran yang mengganggu keanekaragaman hayati di badan air. (Terlampir di Hal 47) Proses pengelolaan limbah memerhatikan sifat fisik limbah, yaitu berupa padat dan cair, serta materi di dalamnya, yaitu bahan berbahaya dan beracun (B3) dan non-B3. Limbah yang tidak dapat dikelola diserahkan ke pihak ketiga berizin melalui proses penawaran. Proses pengangkutan limbah B3 dan non-B3 beserta pengamanannya menjadi tanggung jawab pihak ketiga sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perseroan memastikan tidak ada kebocoran maupun tumpahan limbah B3 yang berpotensi membahayakan lingkungan hidup. (Terlampir di Hal 44, 45, 46) Proses pengelolaan limbah memerhatikan sifat fisik limbah, yaitu berupa padat dan cair, serta materi di dalamnya, yaitu bahan berbahaya dan beracun (B3) dan non-B3. Limbah yang tidak dapat dikelola diserahkan ke pihak ketiga berizin melalui proses penawaran. Proses pengangkutan

pemantauan secara berkala untuk mengawasi emisi berada di bawah ketentuan baku mutu

Sesuai

Perusahaan telah melakukan pemantauan secara berkala untuk mengawasi emisi berada di bawah ketentuan baku mutu

Sesuai

Perusahaan melakukan pengukuran air terlebih dahulu sebelum air limbah dibuang

Sesuai

Perusahaan melakukan penyeleksian dalam pengolahan limbah pabrik, dan limbah yang tidak dapat dikelola diserahkan kepada pihak ke 3

Sesuai

Perusahaan telah memastikan bahwa tidak ada tumpahan limbah yang bocor yang dapat meusak lingkungan

G4-EN25

G4-EN26

PRODUK DAN JASA

G4-EN27

G4-EN28

KEPATUHAN

G4-EN29

limbah B3 dan non-B3 beserta pengamanannya menjadi tanggung jawab pihak ketiga sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perseroan memastikan tidak ada kebocoran maupun tumpahan limbah B3 yang berpotensi membahayakan lingkungan hidup. (Terlampir di Hal 44, 45, 46, 54) BOBOT LIMBAH YANG Proses pengelolaan limbah memerhatikan sifat DIANGGAP fisik limbah, yaitu berupa padat dan cair, serta BERBAHAYA MENURUT materi di dalamnya, yaitu bahan berbahaya dan KETENTUAN beracun (B3) dan non-B3. Limbah yang tidak KONVENSI BASEL dapat dikelola diserahkan ke pihak ketiga berizin melalui proses penawaran. Proses pengangkutan limbah B3 dan non-B3 beserta pengamanannya LAMPIRAN I, II, III, menjadi tanggung jawab pihak ketiga sesuai DAN VIII YANG dengan peraturan yang berlaku. Perseroan DIANGKUT, DIIMPOR, memastikan tidak ada kebocoran maupun DIEKSPOR, ATAU tumpahan limbah B3 yang berpotensi DIOLAH, DAN membahayakan lingkungan hidup. (Halaman 44) PERSENTASELIMBAH YANG DIANGKUT UNTUK PENGIRIMAN INTERNASIONAL IDENTITAS, UKURAN, STATUS LINDUNG, DAN NILAI KEANEKARAGAMAN HAYATI DARI BADAN AIR DAN HABITAT TERKAIT YANG SECARA SIGNIFIKAN TERKENA DAMPAK DARI AIR BUANGAN DAN LIMPASAN DARI ORGANISASI TINGKAT MITIGASI DAMPAK TERHADAP DAMPAK LINGUNGAN PRODUK DAN JASA PERSENTASE PRODUK YANG TERJUAL DAN KEMASANNYA YANG DIREKLAMASI MENURUT KATEGORI NILAI MONETER DENDA SIGNIFIKAN

Sesuai

Perusahaan memiliki ketentuan pembagian pembungan limbah menurut kategorinya

TRANSPORTASI

G4-EN30

LAIN-LAIN

G4-EN31

ASESMEN PEMASOK ATAS LINGKUNGAN

G4-EN32

G4-EN33

MEKANISME PENGADUAN MASALAH LINGKUNGAN

G4-EN34

DAN JUMLAH TOTAL SANKSI NONMONETER KARENA KETIDAKPATUHAN TERHADAP UNDANGUNDANG DAN PERATURAN LINGKUNGAN DAMPAK LINGKUNGAN SIGNIFIKAN DARI PENGANGKUTAN PRODUK DAN BARANG LAIN SERTA BAHAN UNTUK OPERASIONAL ORGANISASI, DAN PENGANGKUTAN TENAGA KERJA

TOTAL PENGELUARAN DAN INVESTASI PERLINDUNGAN LINGKUNGAN BERDASARKAN JENIS PERSENTASE PENAPISAN PEMASOK BARU MENGGUNAKAN KRITERIA LINGKUNGAN DAMPAK LINGKUNGAN NEGATIF SIGNIFIKAN AKTUAL DAN POTENSIAL DALAM RANTAI PASOKAN DAN TINDAKAN YANG DIAMBIL JUMLAH PENGADUAN TENTANG DAMPAK LINGKUNGAN YANG DIAJUKAN,

Pengendalian dampak negatif terhadap lingkungan terkait pengangkutan bahan baku maupun produk dilakukan sebagai berikut: 1. Pengaturan jam operasional kendaraan pengangkut, dengan menghindari jam sibuk sehingga terhindar dari kemacetan dan lebih menghemat penggunaan bahan bakar. 2. Melakukan pengujian berkala termasuk uji emisi untuk kendaraan pengangkut produk, untuk memastikan kualitas gas buang kendaraan telah memenuhi baku mutu yang ditetapkan pihak berwenang. 3. Penggunaan ban berjalan untuk pengiriman bahan baku dari lokasi tambang ke pabrik. (Halaman 53)

Sesuai

Perusahaan telah memiliki skema pengendalian negatif terhadap lingkungan terkait pengangkutan bahan baku maupun produk yang berbahaya bagi lingkungan

DITANGANI, DAN DISELESAIKAN MELALUI MEKANISME PENGADUAN RESMI

Related Documents


More Documents from "SugarcaneBlog"