Suara Merdeka Edisi Cetak_19feb09_b_j_korban Longsor Bertahan Di Tenda

  • Uploaded by: lp3y.org
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Suara Merdeka Edisi Cetak_19feb09_b_j_korban Longsor Bertahan Di Tenda as PDF for free.

More details

  • Words: 321
  • Pages: 1
Suara Merdeka Edisi Cetak

1 of 1

http://suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detail...

LINTAS KEDU-BANYUMAS 19 Februari 2009

Korban Longsor Bertahan di Tenda KARANGPUCUNG- Hingga kini, korban bencana tanah longsor Dusun Bunter, Desa Pamulihan, Kecamatan Karangpucung masih bertahan di tenda-tenda pengungsian. Rumah mereka tidak bisa ditinggali lagi karena kondisi tanah labil. Sementara itu, para pengungsi tidak punya tempat lain untuk pindah. Kondisi memprihatinkan tersebut terlihat jelas saat tim dari Dinsos Kabupaten Cilacap mengunjungi lokasi bencana di Desa Pamulihan, kemarin. Setidaknya, 446 jiwa dalam 141 keluarga di dusun itu kini bertahan di bawah tenda-tenda pengungsi. Dalam satu tenda yang berukuran sekitar 4x8 meter, bisa diisi dua keluarga dengan 10 anggota. Dari data yang diperoleh, sebanyak 215 jiwa dalam 56 keluarga di antaranya berasal dari RT3 RW4, 210 jiwa dalam 66 keluarga dari RT4 RW4, dan 21 jiwa dalam 9 keluarga dari RT1 RW4 Desa Pamulihan. Setidaknya, 88 unit rumah tidak bisa ditempati lagi. Dengan demikian, separo warga dusun itu harus direlokasi ke tempat yang lebih aman. “Di sini, tanahnya sudah merekah sangat dalam. Bahkan, beberapa rumah warga sudah terbelah. Tidak ada yang berani tinggal di lokasi itu lagi,” kata Kepala Desa Pamulihan, Kusnan. Lokasi Aman Hendi (50), seorang pengungsi, berharap bisa pindah ke lokasi yang lebih aman. Namun, dia tidak mempunyai tanah lain untuk didirikan rumah. Dia menceritakan, separo warga dusun itu bahkan telah pindah hingga empat kali karena terkena tanah longsor. Relokasi terakhir dilakukan sekitar 1995. “Sejak 1968 tinggal di lokasi itu, kami sudah pindah empat kali. Kalau nanti dipindah lagi berarti sudah lima kali. Tapi kalau memang harus pindah, kami harap jangan terlalu jauh,” katanya. Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cilacap, Kiswoyo mengatakan, saat ini pihaknya berusaha untuk memulihkan kondisi masyarakat dari dampak sosial. Hal itu dilakukan dengan meringankan beban pengungsi melalui bantuan bahan makanan, pakaian pantas pakai, dan pendukung lainnya. Dalam kesempatan itu, pihaknya menurunkan 1 ton beras, beberapa dus mi instan, sarden, minyak goreng, hingga pakaian pantas pakai. (J11-75)

2/20/2009 11:51 AM

Related Documents