STRUKTUR, PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD
Amir Lukum, MSA
1
STRUKTUR APBD APBD Pendapatan Daerah
Belanja Daerah
Pembiayaan Daerah
• Dana Perimbangan
• Klasifikasi belanja menurut organisasi
• Penerimaan Pembiayaan
• Lain-lain pendapatan daerah yang sah
• Klasifikasi belanja menurut fungsi
• Pengeluaran Pembiayaan
• PAD
• Klasifikasi belanja menurut program dan kegiatan • Klasifikasi belanja menurut jenis belanja 2
SURPLUS DAN DEFISIT DLM APBD Selisih antara anggaran pendapatan dengan anggaran belanja dlm APBD mmengakibatkan Surplus atau Defisit Dikatakan Surplus jika Anggaran Pendapatan melebihi anggaran Belanja daerah Sedangkan Defisit Anggaran terjadi bila Anggaran Belanja lebih besar daripada Anggaran Pendapatan Daerah
3
PEMANFAATAN ANGARAN SURPLUS Apabila APBD suatu derah mengalami surplus, maka dapat digunakan untuk: 1. Transfer ke rek. Dana Cadangan 2. Penyertaan Modal (investasi)BUMD dll 3. Pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo 4. Pemberian Pinjaman 5. Sisa lebih anggaran (SILPA) th berjalan
4
PEMANFAATAN ANGARAN DEFISIT Namun jika APBD suatu derah mengalami Defisit, maka dapat digunakan dana dari: 1. Silpa Tahun Lalu 2. Penggunaan Dana Cadangan 3. Penerimaan Pinjaman 4. Hasil Penjualan kekayaan daerah yg dipisahkan 5. Penerimaan kembali pemberian Pinjaman
5
STRUKTUR PENDAPATAN Dalam APBD
6
I.PENDAPATAN DAERAH Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan Daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan daerah tersebut merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan.
7
STRUKTUR PENDAPATAN A. Pendapatan Asli Daerah: 1. Pajak Daerah 2. Retribusi Derah 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 4. Lain-lain PAD yang sah B. Dana Perimbangan: 1. Dana Bagi Hasil 2. Dana Alokasi Umum 3. Dana Alokasi Khusus C. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah: 1. Hibah 2. Dana Darurat 3. Dana Bagi Hasil pajak dari Provnsi dan Pemerintah Daerah lainnya 4. Dana Penyesuaian & Dana OTSUS 5. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda lainnya 8
DANA PERIMBANGAN kelompok pendapatan dana perimbangan dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri atas: • Dana Bagi Hasil: terdiri dari bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak yg meliputi: DBH PPh 21, 25,29, DBH Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri, DBH pertambangan Panas Bumi dan Dana Reboisasi • Dana Alokasi Umum; formulasinya berdasarkan kebutuhan dan potensi daerah artinya daerah yang kebutuhan fiskalnya kecil namun potensi fiskalnya besar akan mendapatkan DAU lebih kecil dari daerah dg karakter sebaliknya • Dana Alokasi Khusus.
9
BEERAPA CONTOH PROSENTASE DANA PERIMBANGAN OBYEK
PUSAT
PROP.
DAERAH
PPh Persorangan
80%
20%
PBB
10%
90%
BPHTB
20%
80%
Iuran Hak Pengusahaan hutan
20%
16%
64%
Iuran pertambangan umum
20%
16%
64%
Pertambangan minyak dan gas alam
70%
6%
Penghasil 12% dan daerah lain 12%
Sektor perikanan
85%
3%
Penghasil 6% dan daerah lain 6% 10
DAU Prosentase DAU sekurang-kurangnya 25% dari elemen penerimaan APBN Dengan pembagian 10% propinsi dan 90 kabupaten dengan pertimbangan: 1. Potensi daerah 2. Kebutuhan pembiayaan 3. Tersedianya APBN
11
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH Kelompok lain-lain pendapatan daerah yang sah dibagi menurut jenis pendapatan yang mencakup: hibah berasal dari pemerintah, pemerintah daerah lainnya, badan/lembaga/ organisasi swasta dalam negeri, kelompok masyarakat/perorangan, dan lembaga luar negeri yang tidak mengikat; dana darurat dari pemerintah dalam rangka penanggulangan korban/kerusakan akibat bencana alam; dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kabupaten/kota; dana penyesuaian dan dana otonomi khusus yang ditetapkan oleh pemerintah; dan bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya. 12
BELANJA DAERAH DALAM APBD
13
B. BELANJA DAERAH Belanja daerah merupakan perkiraan beban pengeluaran daerah yang dialokasikan secara adil dan merata agar relatif dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi, khususnya dalam pemberian pelayanan umum. Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah2. Belanja daerah dapat dibedakan menurut : a) fungsi, b) organisasi, c) program, d) kegiatan, e) kelompok, dan f) Jenis Belanja
14
Belanja daerah menurut fungsi/ urusan pemerintahan dibedakan atas; (a). belanja urusan wajib dan (b). belanja urusan pilihan. Menurut organisasi, belanja daerah dibedakan berdasarkan susunan organisasi pemerintahan daerah. Belanja kepala daerah, wakil, DPRD dan SKPD di lingkungan pemda Sementara itu, belanja daerah menurut program dan kegiatan ditetapkan sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjad kewenangan daerah. Kegiatan dan program dapat di lakukan oleh beberapa SKPD. Contoh : program pemberantasan buta aksara
15
KLASIFIKASI BELANJA MNURUT URUSAN WAJIB (PELAKS DESENTRALISASI): 1) 3). 5). 7). 9). 10). 12). 14). 16). 18). 19). 21). 23).
Pendidikan 2). Kesehatan Pekerjaan umum 4). Perumahan rakyat Penataan ruang 6). Perencanaan pembangunan Perhubungan 8). Lingkungan hidup Pertanahan 9). Kependudukan dan cacatan sipil K B dan Keluarga sejahtera 11). Sosial Tenaga kerja 13). Koperasi dan UKM Penanaman Modal 15). Kebudayaan Pemuda dan Oahraga 17). Kesbang dan Politik dlm Negari Otoda, pemrt.Umum, Adm.Keuangan Daerah, kepegawaian dan pengamanan Ketahanan pangan 20). Pemberdayaan masyarakat dan Desa Statistik 22). Kearsipan Komunikasi dan Informatika 24). perpustakaan
16
KLASIFIKASI BELANJA MENURUT URUSAN PILIHAN Belanja kategori ini mencakup: 1). Pertanian 2). Kehutanan 3). Pariwisata 4). Perdagangan 5). Industri 6). Transmigrasi 7). Energi dan Sumber Daya Minera 8). Kelautan dan Perikanan 17
KLASIFIKASI BELANJA MENURUT FUNGSINYA DIBEDAKAN ATAS: 1) pelayanan umum, 2) ketertiban dan keamanan, 3) ekonomi,
4) lingkungan hidup, 5) perumahan dan fasilitas umum, 6) kesehatan,
7) pariwisata dan budaya, 8) agama, 9) pendidikan, dan 10) perlindungan sosial. 18
KELOMPOK BELANJA LANGSUNG DAN BELANJA TDK LANGSUNG • Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 membedakan Belanja Daerah menjadi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. • Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, • Belanja Tidak Langsung adalah belanja yang dianggarkan tidak terkait langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
19
KARAKTERISTIK DAN JENIS BL Karakteristik BL adalah: a). Dianggarkan untuk stiap program yg di usulkan oleh masing2 SKPD b). Jumlah anggaran suatu program/kegiatan dpt di ukur/dibandingkan dengan output program c). Variabilitas jumlah setiap jenis belanja dpt dipengaruhi oleh target/tk pencapaian dr program tsb Belanja Langsung terdiri dari 1. belanja pegawaiupah, honor terkait program/kegiatan 2. belanja barang dan jasa, dan 3. belanja modal. 20
KARAKTERISTIK DAN JENIS BTL Karakteristik BTL: a). Dianggarkan setiap bulan atau satu tahun anggaran b). Jumlah anggaran BTL sulit di ukur target dan ouputnya Belanja Tidak Langsung diklasifikasikan menjadi: 1) belanja pegawai gaji 2) bunga, 3) subsidi, 4) hibah, 5) bantuan sosial, 6) belanja bagi hasil, 7) bantuan keuangan, dan 8) belanja tak terduga penanganan bencana alam 21
PEMBIAYAAN DALAM APBD
22
Pembiayaan daerah adalah seluruh komponen penerimaan yg harus di bayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun berjalan atau tahun berikutnya. Pembiayaan daerah terdiri dari: a). Penerimaan Pembiayaan dan b). Pengeluaran Pembiayaan
23
A). PENERIMAAN PEMBIAYAAN Penerimaan pembiayaan mencakup: a) SILPA Anggaran tahun sebelumnya b) Penggunaan dana cadangan c) Penerimaan kembali pemberian pinjaman d) Hasil pengelolaan/penjualan kekayaan daerah yg dipisahkan
24
B). PENGELUARAN PEMBIAYAAN Pengeluaran pembiayaan bersumber dari: 1. Transfer ke dana cadangan 2. Penyertaan modal pemerintah 3. Pembayaran pokok utang 4. Pemberian pinjaman 5. Silpa th berjalan
25
PENYUSUNAN RANCANGAN APBD Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Kebijakan Umum APBD
Prioritas Plafon Anggaran Sementara
Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD)
Rancangan Perda APBD
Perda APBD 26
SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Perencanaan RPJMD
Pelaksanaan Rancangan DPA-SKPD
RKPD KUA/PPAS
Nota Kesepakatan
Verifikasi
DPA-SKPD
Pelaksanaan APBD Pedoman Penyusunan RKA-SKPD RKA-SKPD
Pendapatan
APBD
• Bendahara penerimaan wajib menyetor penerimaannya ke rekening kas umum daerah selambatlambatnya 1 hari kerja
Penatausahaan Belanja • Penerbitan SPM-UP, SPM-GU, SPM-TU dan SPM-LS oleh Kepala SKPD • Penerbitan SP2D oleh PPKD
Penatausahaan Pembiayaan
Pembiayaan
• Dilakukan oleh PPKD
Kekayaan dan Kewajiban daerah
Laporan Realisasi Semester Pertama
Perubahan APBD
Pertgjwban
Pemeriksaan
Penatausahaan Pendapatan
Belanja
RAPBD Evaluasi Raperda APBD oleh Gubernur/ Mendagri
Penatausahaan
• • • • • •
Kas Umum Piutang Investasi Barang Dana Cadangan Utang
Disusun Sesuai SAP
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah • • • •
LRA Neraca Lap. Arus Kas CaLK
Laporan Keuangan diperiksa oleh BPK
Raperda Pertanggungjawaban APBD
Akuntansi Keuangan Daerah 27
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) RPJMD
dokumen perencanaan untuk periode 5 tahun
Penjabaran
Pedoman
Memperhatikan
Jangka Waktu Penetapan
visi, misi, dan program kepala daerah
RPJP Daerah
RPJM Nasional & SPM yang ditetapkan Pemerintah
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah kepala daerah dilantik 28
MEKANISME PENYUSUNAN APBD (UU NO.17/2003) Rencana Kerja Pemerintah Daerah
PEMDA
Kebijakan Umum APBD dan PPAS
DPRD
kesepakatan
SE Penyusunan RKASKPD
Rencana Kerja dan Anggaran
Prestasi kerja yg akan dicapai & prakiraan belanja
Satuan Kerja Perangkat Daerah Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Rancangan Peraturan Daerah (RPD) tentang RAPBD 29
RENCANA KERJA PEMERINTAHAN DAERAH (RKPD) Rencana Pembangunan Tahunan Daerah atau disebut dengan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah
dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun
Memuat : Rancangan kerangka ekonomi daerah Prioritas pembangunan dan kewajiban daerah Rencana kerja yang terukur dan pendanaannya
Ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
30
KUA DAN PPAS KEBIJAKAN UMUM APBD (KUA) “ Adalah “ dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun
Kebijakan Umum APBD memuat kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan APBD, kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah, kebijakan pembiayaan daerah, dan strategi pencapaiannya. Strategi pencapaian memuat langkah-langkah kongkrit dalam pencapaian target
31
PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS)
adalah
program prioritas dan patokan batas maksimum anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD - Prioritas disusun berdasarkan urusan pemerintahan yang menjadi kewajiban daerah berupa prioritas pembangunan daerah, SKPD yang melaksanakan dan program/kegiatan yang terkait. - Prioritas disusun berdasarkan rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan. - Prioritas belanja diuraikan menurut prioritas pembangunan daerah, sasaran, SKPD yang melaksanakan.
- Plafon anggaran sementara diuraikan berdasarkan urusan dan SKPD, program dan kegiatan, belanja tidak langsung (belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan 32 keuangan dan belanja tidak terduga).
SURAT EDARAN KEPALA DAERAH Tentang Pedoman Penyusunan RKA-SKPD/RKA PPKD (Permendagri Nomor 59/2007, Pasal 89)
SE Memuat hal-hal sebagai berikut a. prioritas pembangunan daerah dan program/ kegiatan yang terkait; b. alokasi plafon anggaran sementara untuk setiap program/kegiatan SKPD; c. batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD; d. dokumen sebagai lampiran surat edaran meliputi KUA, PPAS, analisis standar belanja dan standar satuan harga. 33
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RKA SKPD)
adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja (belanja tidak langsung dan belanja langsung) program dan kegiatan SKPD sebagai dasar penyusunan RAPBD RKA-SKPD memuat rencana pendapatan, belanja untuk masing-masing program dan kegiatan menurut fungsi untuk tahun yang direncanakan, dirinci sampai dengan rincian objek pendapatan dan belanja, serta prakiraan maju untuk tahun berikutnya.
34
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (RKA PPKD)
adalah Rencana kerja dan anggaran badan/dinas/biro keuangan/bagian keuangan selaku Bendahara Umum Daerah
a. RKA-SKPD memuat rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan yang direncanakan, dirinci sampai dengan rincian objek pendapatan, belanja, dan pembiayaan. b. Untuk pendapatan, memuat dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah; c. Untuk belanja, memuat belanja bunga, hibah, bantuan keuangan, bantuan sosial, belanja tak terduga; d. Pembiayaan, meliputi penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan 35
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RKA SKPD) berdasarkan dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan SKPD serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya
Pedoman Penyusunan RKASKPD
Kepala SKPD
menyusun
RKA-SKPD
Pendekatan penyusunan 1. Kerangka pengeluaran jangka menengah daerah 2. Penganggaran terpadu 3. Penganggaran berdasarkan prestasi kerja
memuat rencana pendapatan, belanja untuk masing-masing program dan kegiatan menurut fungsi untuk tahun yang direncanakan, dirinci sampai dengan rincian objek pendapatan dan belanj, serta prakiraan maju untuk tahun berikutnya
36
BAGAN ALIR PENGERJAAN RKA-SKPD
RKA SKPD 1 RKA SKPD 2.1
RKA RKA RKA RKA SKPD 5 SKPD SKPD SKPD55
2.2.1
RKA SKPD 2.2
RKA SKPD
Kode
Nama Formulir
RKA-SKPD
Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja SKPD
RKA-SKPD 1
Rincian Anggaran Pendapatan SKPD
RKA-SKPD 2.1
Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung SKPD
RKA-SKPD 2.2
Rekapitulasi Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Prog. dan Keg. SKPD
RKA-SKPD 2.2.1
Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Per Kegiatan SKPD 37
BAGAN ALIR RKA-PPKD Kode
RKA PPKD 1 RKA PPKD 2.1
RKA PPKD RKA PPKD 3.1 RKA PPKD 3.2
Nama Formulir
RKA-PPKD
Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan PPKD
RKA-PPKD. 1
Rincian Anggaran Pendapatan PPKD selaku BUD
RKA-PPKD 2.1 RKA-PPKD 3.1
RKA-PPKD 3.2
Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung PPKD selaku BUD Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah PPKD selaku BUD Rincian Pengeluaran Pembiayaan Daerah PPKD selaku BUD
38
PENYIAPAN RAPERDA APBD Kepala SKPD/SKPKD
PPKD
(Satuan Kerja Perangkat Daerah)
(Pejabat Pengelola Keuangan Daerah)
RKA-SKPD/ RKA-PPKD
Disampaikan
RKASKPD/RKAPPKD
RKA-SKPD/PPKD yang telah ditelaah
Raperda tentang APBD
dokumen pendukung
Nota Keuangan
Rancangan APBD
Tim Anggaran Pemerintah Daerah
RKASKPD/ PPKD
Dibahas
penelaahan kesesuaian dengan ● kebijakan umum APBD ● prioritas dan plafon anggaran sementara ● prakiraan maju yang telah disetujui tahun anggaran sebelumnya ● dokumen perencanaan lainnya ● capaian kinerja ● indikator kinerja ● analisis standar belanja ● standar satuan harga ● standar pelayanan minimal 39
PENYAMPAIAN & PEMBAHASAN RAPERDA APBD Raperda tentang APBD menyampaikan
Kepala Daerah
Penjelasan
minggu pertama Oktober tahun sebelumnya kepada
DPRD
Dokumen Pendukung
dibahas dalam rangka memperoleh persetujuan bersama Menitikberatkan pada kesesuaian antara KUA serta PPAS dengan program dan kegiatan yang diusulkan dalam Raperda tentang APBD 40
PENETAPAN RAPERDA TENTANG APBD DAN PERATURAN KEPALA DAERAH TENTANG PENJABARAN RAPBD Kepala Daerah menetapkan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran RAPBD
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD yang telah dievaluasi menjadi
selambat-lambatnya 31 Desember
Peraturan Daerah tentang APBD
Provinsi Mendagri
Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran RAPBD
Disampaikan selambatlambatnya 7 hari kerja setelah ditetapkan
Kabupaten/Kota Gubernur 41
EVALUASI 1. Jelaskan struktur APBD? 2. Jelaskan proses penyusunan Rancangan APBD? 3. Jelaskan tahapan penetapan APBD?
42