Stress datang untuk kita atasi..bukan untuk kita hindari Nopember 18, 2008 Diarsipkan di bawah: umum — gedbinlink @ 10:56 am Tags: stress
stress Rasanya hampir tak ada orang yang dapat terhindar dari stress. Perasaan takut, khawatir, kecewa, putus asa, merupakan beberapa pemicu munculnya stress. Jika sudah stress, berbagai penyakit pun mudah menyerang tubuh. Akibatnya, kita harus sering berobat yang tentu saja mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Sebenarnya, ada resep jitu yang dapat Anda gunakan agar terbebas dari rasa stress. Uniknya, Anda tak perlu mengeluarkan sepeser uang pun untuk mendapatkan resep ini, alias gratis. Ia tidak tersedia di apotik terdekat, melainkan di hati kita masing-masing. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Hindari buruk sangka, sebab selalu berpikir positif akan membuat pikiran tenang. Jika sahabat Anda hari ini diam seribu bahasa, tak mau menyapa Anda, jangan langsung berpikir, “Wah, jangan-jangan dia benci padaku. Apa ya, salahku? Apakah dia punya niat untuk memusuhiku?” Stop! Pikiran seperti ini hanya membuat Anda stress, padahal belum tentu terjadi. Lebih baik berpikiran positif, “O, mungkin dia sedang puasa bicara.” Dua S, yakni Sabar dan Syukur. Ketika mendapat cobaan, bersabarlah. Jangan kecewa atau putus asa. Cobaan, kegagalan, dan hal-hal pahit lainnya merupakan hal biasa dalam hidup ini. Sikapilah ia dengan dewasa dan pikiran tenang. Lantas ketika anda mendapat kebahagiaan, bersyukurlah. Jangan sombong atau merasa hebat. Sebab kebahagiaan yang Anda dapatkan tak ada dapat terwujud tanpa bantuan orang lain. Banyak-banyaklah berterima kasih. Bahagia melihat kebahagiaan orang lain. Bila tetangga Anda membeli mobil baru, ikutlah berbahagia. Ini akan lebih baik daripada Anda iri lalu menduga yang macam-macam. “Dari mana ya, datangnya uang untuk membeli mobil itu?” Pikiran seperti ini hanya akan merugikan kesehatan bathin Anda sendiri. Bekerja keras, lalu tawakkal. Berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai sesuatu merupakan kewajiban setiap orang. Namun, itu bukan jaminan bahwa anda akan selalu sukses. Biasakanlah untuk tawakkal atas apapun hasil kerja keras Anda, sebab kerja keras tersebut sudah merupakan prestasi tersendiri yang patut Anda banggakan. Kegagalan menandangan bahwa kerja keras tersebut sia-sia? Siapa bilang? Justru dari kejadian yang paling menyakitkan pun anda bisa mendapat banyak pelajaran berharga. Jadi, tak ada yang sia-sia dalam hidup ini, bukan? Kebal terhadap gosip. Anda mungkin dicap sebagai orang yang tak tahu diri, merasa paling benar, bahkan difitnah sebagai koruptor. Padahal semua itu tidak benar. Lantas, Anda akan stress? Oh, jangan sama sekali. Ucapkan saja di dalam hati, ”Allah Maha Mengetahui dan Dia paling tahu mengenai diriku yang sebenarnya.” Setelah itu, tarik nafas dalam-dalam dan tenangkan diri Anda. Ikhlas. Anda sudah membantu banyak orang tapi tak ada yang memuji? Atau Anda justru dituduh pura-pura berbuat baik demi menjilat atasan? Tenang! Jika Anda melakukan semua pekerjaan dengan ikhlas, hanya Demi Allah, maka tanggapan-tanggapan seperti itu sama sekali tidak penting. Anda justru akan tertawa geli mendengarnya.
result_of_stress Nah, sekarang pikiran anda sudah tenang, tidak stress lagi? Bersyukurlah, karena Anda kini dapat hidup lebih tenang dan damai tanpa harus dibayang-bayangi oleh hal-hal yang tidak semestinya
2.3. Keselamatan Kerja Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur (Mangkunegara, 2002, p.163). Menurut Sumam’mur (2001, p.104), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Penanganan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan bagian dari perlindungan tenaga kerja yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan tenaga kerja agar mendapatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin, baik fisik, mental amupun sosial untuk mendapatkan efisiensi dan produktivitas kerja setinggi mungkin Mangkunegara (2002, p.163). Megginson dalam Mangkunegara (2002) menyatakan bahwa keselamatan mencakup dua istilah resiko keselamatan dan resiko kesehatan. Dalam bidang kepegawaian, kedua istilah tersebut dibedakan. Keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di
Page 7 Universitas Kristen Petra 13 tempat kerja. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan, dan pendengaran. Menurut Mangkunegara (2002, p.165) bahwa tujuan dan keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut: a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis. b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin. c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya. d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai. e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja. f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja. g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. Pendekatan sistem pada manajemen keselamatan kerja dimulai dengan mempertimbangkan tujuan keselamatan kerja, tehnik, dan peralatan yang digunakan, proses produk, dan perencanaan tempat kerja. Tujuan keselamatan kerja harus integral dengan bagian dari setiap manajemen dan pengawasan kerja. Begitu pula peranan bagian kepegawaian sangat penting dalam mengaplikasikan pendekatan sistem pada keselamatan perusahaan (Mangkunegara, 2002, p. 166). Menurut Mangkunegara (2002, p.170), bahwa indikator penyebab keselamatan kerja adalah:
a) Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi: 1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya. 2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak 3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya. b) Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi: 1. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak Page 8 Universitas Kristen Petra 14 2. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik Pengaturan penerangan. Menurut Bagyono (2005, p.66), pada Departement Food and Beverage dalam bidang perhotelan faktor utama keselamatan kerja adalah sebagai berikut: a. Memakai pakaian yang aman Apabila anda seorang petugas di bagian Food and Beverage, pakailah sepatu bertumit rendah, berlapis karet, tak ada perhiasan yang lepas atau longgar, menggunakan pakaian seragam yang nyaman dan aman, leluasa untuk bergerak, dan rambut diatur agar rapi (bagi yang berambut panjang). Tidak mengenakan dasi, tidak ada korek api atau rokok ataupun barang-barang lain di dalam kantong kecil atas yang mungkin bisa jatuh ke dalam makanan. Jagalah tangan agar selalu bersih. Cucilah tangan setelah memegang benda kotor. b. Memeriksa peralatan pelindung keselamatan kerja Alat-alat pelindung keselamatan kerja harus dalam kondisi baik. Periksalah peralatan tersebut sebelum digunakan. Peralatan kerja juga harus diperiksa secara reguler untuk memastikan bahwa alat tersebut layak pakai. Menurut Bagyono (2005, p.4) penyebab kecelakaan kerja adalah sebagai berikut: a. Tersandung kabel listrik b. Tersandung ujung sapu atau nampan yang tertinggal c. Tergelincir di lantai yang basah d. Sikap terburu-buru e. Mengangkat sesuatu dengan cara yang keliru f. Tidak ada sikap perhatian terhadap lingkungan atau keadaan sekitarnya 2.4. Kesehatan Kerja Kesehatan kerja pada prinsipnya sebagai spesialisasi dari ilmu kesehatan dan prakteknya yang bertujuan agar pekerjaan dan masyarakat memperoleh fisik maupun mental melalui usaha-usaha pencegahan terhadap penyakit atau gangguan yang diakibatkan faktor pekerjaan dan lingkungan pekerjaan. Page 9 Universitas Kristen Petra 15 Kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja (Mangkunegara, 2002, p.169). Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja karyawan antara lain: a. Pengaturan udara. 1. Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor berdebu, pengap, panas, dan berbau tidak enak). 2. Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya. b. Kondisi fisik pegawai. 1. Kerusakan alat indera, stamina pegawai yang tidak sehat.
2. Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, dan cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap pegawai yang ceroboh, kurang cermat, dan kurang pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa resiko berbahaya. 3. Adanya program jaminan kesehatan. c. Pengaturan pencahayaan dan penerangan Adanya pencahayaan dan penerangan yang cukup dalam ruang yang digunakan untuk bekerja. Menurut Bagyono (2005, p.5), tujuan kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja dalam bidang perhotelan adalah sebagai berikut: a. Melindungi pekerja dari kemungkinan-kemungkinan buruk yang mungkin terjadi akibat kecerobohan pekerja. b. Memelihara kesehatan para pekerja untuk memperoleh hasil pekerjaan yang optimal. c. Mengurangi angka sakit atau angka kematian di antara pekerja. d. Mencegah timbulnya penyakit menular dan penyakit-penyakit lain yang diakibatkan oleh sesama pekerja. e. Membina dan meningkatkan kesehatan fisik maupun mental. Page 10 Universitas Kristen Petra 16 Usaha-usaha (Bagyono, 2005, p.6) kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja dalam bidang perhotelan antara lain: a. Mengadakan seleksi dari calon pegawai b. Pemeriksaan kesehatan secara rutin terhadap pegawai c. Meningkatkan kesejahteraan dan megusahakan suasana, serta cara hidup para pekerja seoptimal mungkin. d. Imunisasi berskala terhadap penyakit-penyakit khusus. e. Pencahayaan dan penerangan tempat kerja yang cukup