Spo Asuhan Antenatal.docx

  • Uploaded by: Muhammad Fikrie
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Spo Asuhan Antenatal.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,063
  • Pages: 8
ASUHAN ANTENATAL No. Dokumen No. Revisi Tgl. Terbit Halaman

RS PRATAMA TALISAYAN KABUPATEN BERAU

PENGERTIAN

TUJUAN

: : : :1–8

Standar Prosedur Operasional

DIREKTUR RSPT

Drg.Nursyamsi PenataTK.I/IIId NIP.19770201.200501.2.001

Pelyanan berkesinambungan yang terdiri atas edukasi, deteksi dini, pencegahan, pengobatan, yang bertujuan untuk upaya preventif dilaksanakan pada ibu hamil melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin seama kehamila . 1. Memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat 2. Mendeteksi dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil dan melakukan intervensi secepat mungkin. Anjuran kunjungan antenatal komprehensif berkualitas minimal 4x (termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami/pasangan atau anggota keluarga) dengan waktu kunjungan sebagai berikut: trimester pertama (<16 minggu) 1x, trimester kedua (24-28 minggu) 1x, dan trimester ketiga 2x (antara minggu 30-32 dan antara minggu 36-38)

KEBIJAKAN

1. Seluruh pelayanan keperawatan dan kebidanan di Instalasi Rawat Bersalin berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien 2. Keputusan Menteri Kesehatan No 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

PROSEDUR

1. Persiapan a. Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan b. Mempersiapkan bumil untuk mengosongkan kandung kemih c. Petugas mencuci tangan sesuai SPO 2. Pelaksanaan a. Anamnesis  Pada kunjungan pertama, lengkapi riwayat medis ibu meliputi identitas, riwayat kehamilan sekarang, riwayat obstetri lalu, riwayat kontrasepsi, riwayat medis lainnya, riwayat sosial ekonomi (lihat pada tabel di bawah) serta keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil  Pada kunjungan berikutnya, selain memperhatikan catatan

pada kunjungan sebelumnya, tanyakan keluhan yang dialami ibu selama kehamilan berlangsung  Untuk memantau kehamilan ibu, gunakan buku KIA. Buku diisi setiap kali ibu melakukan kunjungan antenatal, lalu berikan kepada ibu untuk disimpan dan dibawa kembali pada kunjungan berikutnya  Berikan informasi mengenai perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) kepada ibu  Anjurkan ibu mengikuti kelas ibu/kelas antenatal Identitas  Nama  Usia  Nama suami (jika ada)  Alamat  No. Telepon  Tahun menikah (jika sudah menikah)  Agama  Suku

Riwayat Kontrasepsi  Riwayat kontrasepsi terdahulu  Riwayat kontrasepsi terakhir sebelum kehamilan ini Riwayat Obstetri Lalu  Jumlah kehamilan  Jumlah persalinan  Jumlah persalinan cukup bulan  Jumlah persalinan prematur  Jumlah anak hidup, berat lahir, serta jenis kelamin  Cara persalinan  Jumlah keguguran  Jumlah aborsi  Perdarahan pada kehamilan, persalinan, dan nifas terdahulu  Adanya hipertensi dalam kehamilan pada kehamilan terdahulu  Riwayat berat bayi <2,5 kg atau >4 kg  Riwayat kehamilan sungsang

Riwayat Kehamilan Sekarang  HPHT, siklus haid  Taksiran waktu persalinan  Perdarahan pervaginam  Keputihan  Mual dan muntah  Masalah/kelainan pada hamil ini  Pemakaian obat dan jamu-jamuan  Keluhan lainnya Riwayat Medis Lainnya  Penyakit jantung  Hipertensi  DM  Penyakit hati seperti hepatitis  HIV  Infeksi menular seksual (IMS)  Tuberkulosis (TB)  Alergi obat/makanan  Penyakit ginjal kronik  Thalassemia dan gangguan hematologi lainnya  Malaria  Asma  Epilepsi  Alergi (obat, makanan)  Riwayat penyakit kejiwaan  Riwayat operasi  Obat yang rutin dikonsumsi  Status imunisasi tetanus  Riwayat transfusi darah  Golongan darah  Riwayat penyakit di keluarga: DM, HT, kehamilan ganda, dan

 Riwayat kehamilan ganda  Riwayat pertumbuhan janin terhambat  Riwayat penyakit dan kematian perinatal, neonatal, dan kematian janin  Adanya masalah lain selama kehamilan, persalinan dan nifas terdahulu Riwayat Sosial Ekonomi  Usia ibu saat pertama kali menikah  Status perkawinan, berapa kali menikah dan lama pernikahan  Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan dan kesiapan persalinan  Jumlah keluarga di rumah yang membantu  Siapa pembuat keputusan dalam keluarga  Kebiasaan atau pola makan minum  Kondisi rumah, sanitasi, listrik, dan alat masak

kelainan kongenital  Riwayat kecelakaan (trauma)

 Kebiasaan merokok, menggunakan obat-obatan, dan alkohol  Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari  Pekerjaan pasangan  Pendidikan  Penghasilan  Kehidupan seksual dan riwayat seksual pasangan  Kekerasan dalam rumah tangga  Pilihan tempat untuk melahirkan  Pilihan pemberian makaan bayi

b. Pemeriksaan  Pemeriksaan fisik umum − Kunjungan pertama meliputi: tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh), berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, muka (edema, anemis, ikterik) dan status generalis umum lengkap meliputi kepala, mata, higiene mulut dan gigi, karies, tiroid, jantung, paru, payudara (apakah terdapat benjolan, bekas operasi di daerah areola, kondisi puting), abdomen (terutama bekas operasi terkait uterus), tulang belakang, ekstremitas (edema, varises, refleks patella), serta kebersihan kulit − Kunjungan berikutnya meliputi: tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh), berat badan, edema, dan pemeriksaan terkait masalah yang telah teridentifikasi pada kunjungan sebelumnya  Pemeriksaan fisik obstetri − Kunjungan pertama meliputi: tinggi fundus uteri (menggunakan pita ukur bila usia kehamilan >20 minggu), vulva/perineum (periksa adanya varises, kondiloma, edema, hemoroid, atau kelainan lainnya, pemeriksaan dalam (menilai serviks, uterus, adneksa, kelenjar bartholin, kelenjar skene, dan uretra bila usia

kehamilan <12 minggu), pemeriksaan inspekulo (menilai serviks, tanda-tanda infeksi, dan cairan dari ostium uteri) − Kunjungan berikutnya meliputi pemantauan tumbuh kembang janin dengan mengukur tinggi fundus uteri (lihat panduan gravidogram atau menggunakan rumus usia kehamilan (mg) + 2cm jika usia kehamilan 20-36 minggu), palpasi abdomen dengan menggunakan manuver Leopold I-IV, dan auskultasi denyut jantung janin menggunakan fetoskop atau doppler (jika usia kehamilan >16 minggu)  Tata cara melakukan pemeriksaan Leopold − Leopold 1  Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus kebawah (jika diperlukan, fiksasi uterus basah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas simfisis)  Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap kebagian kepala ibu  Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian − Leopold 2  Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu sejajar dan pada ketinggian yang sama  Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan telapak tangan kiri dan kanan kemudian geser kearah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memenjang (punggung) atau bagaian yang kecil (ekstremitas) − Leopold 3  Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki ibu  Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara lembut bersamaan atau bergantian untuk menentukan bagian bawah bayi (bagian keras, bulat dan hampir homogen adalah kepala, sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong) − Leopold 4

 Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada dinding lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujungujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis  Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari-jari tangan kanan yang meraba dinding bawah uterus  Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan (konvergen/divergen)  Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan memegang bagian kepala didekat leher dan bila presentasi bokong, upayakan untuk memegang pinggang bayi)  Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul, kemudian letakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul c. Pemeriksaan Penunjang  Laboratorium rutin untuk semua ibu hamil pada kunjungan pertama, meliputi: kadar hemoglobin, golongan darah ABO dan rhesus, tes HIV, dan Hepatitis B  Laboratorium sesuai indikasi meliputi urinalisis (terutama protein urin pada trimester kedua dan ketiga jika terdapat hipertensi), kadar hemoglobin pada trimester ketiga terutama jika dicurigai anemia, pemeriksaan sputum bakteri tahan asam/BTA (untuk ibu dengan riwayat defisiensi imun, batuk >2 minggu atau LILA <23,5 cm), tes sifilis, gula darah puasa  Pemeriksaan USG direkomendasikan pada trimester pertama 8-12 minggu (menentukan usia gestasi, viabilitas janin, letak dan jumlah janin, serta deteksi abnormalitas janin berat), trimester kedua 18-22 minggu (memastikan jumlah kehamilan, viabilitas janin, parameter pertumbuhan, deteksi anomali janin, menilai struktur dan letak plasenta, dan menilai cairan ketuban), serta trimester ketiga 28-32 minggu (perencanaan persalinan, yang lainnya sama seperti trimester kedua). Pemeriksaan USG lainnya dilakukan hanya jika ada indikasi medis

Pemeriksaan dan Tindakan Anamnesis  Riwayat medis lengkap (lihat tabel di atas)

I √

II III

 Catatan pada kunjungan sebelumnya  Keluhan yang mungkin dialami selama hamil Pemeriksaan fisik umum  Pemeriksaan fisik umum lengkap  Keadaaan umum  Tekanan darah  Suhu tubuh  Tinggi badan  Berat badan  LILA  Gejala anemia (pucat, nadi cepat)  Edema  Tanda bahaya lainnya (sesak, perdarahan, dll)  Pemeriksaan terkait masalah yang ditemukan pada kunjungan sebelumnya Pemeriksaan fisik obstetrik  Vulva/perineum  Pemeriksaan inspekulo  Tinggi fundus  Pemeriksaan obstetri dengan manuve Leopold  Denyut jantung janin Pemeriksaan penunjang  Golongan darah ABO dan rhesus  Kadar glukosa darah  Kadar Hb  Kadar protein urin  Tes BTA  Tes HIV  Tes malaria  Tes sifilis  USG Imunisasi  Skrining status TT dan vaksinasi sesuai status  Zat besi dan asam folat  Aspirin  Kalsium  KIE

√ √

√ √

√ √ √

√ √ √





√ √ √ √

√ √ √ √

√ √ √

√ √ √

√ * √ * * √* √* * *

* * * * * * * *

* √ * * * * * *

√ √ * * √

√ * * √

√ * * √

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

√ √

d. Penatalaksanaan  Beri ibu 60 mg zat besi elemental (~320 mg sulfas ferosus) segera setelah mual/muntah berkurang dan 400 µg asam folat 1x/hari sesegera mungkin selama kehamilan atau 2 bulan sebelum hamil  Di area dengan asupan kalsium rendah, suplementasi kalsium 1,5-2 g/hari dianjurkan untuk pencegahan preeklampsia bagi semua ibu hamil, terutama yang memiliki risiko tinggi (riwayat preeklampsia di kehamilan sebelumnya, diabetes, hipertensi kronik, penyakit ginjal, penyakit autoimun, atau kehamilan ganda)  Pemberian 75 mg aspirin tiap hari dianjurkan untuk

pencegahan preeklampsia bagi ibu dengan risiko tinggi, dimulai dari usia kehamilan 20 minggu  Beri ibu vaksin tetanus toksoid (TT) sesuai status imunisasinya. Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai interval (selang waktu) maksimal, hanya terdapat interval minimal antar dosis TT  Jika ibu belum pernah imunisasi atau status imunisasinya tidak diketahui, berikan dosis vaksin (0,5 ml IM di lengan atas) sesuai tabel berikut: Pemberian Selang Waktu Minimal TT1 Saat kunjungan pertama (sedini mungkin selama kehamilan) TT2 4 minggu setelah TT1 (pada kehamilan) TT3 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan jika selang waktu minimal terpenuhi) TT4 1 tahun setelah TT3 TT5 1 tahun setelah TT4 e. Konseling, Informasi, dan Edukasi  Semua ibu hamil wajib memiliki Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), hasil pemeriksaan dicantumkan pada buku tersebut oleh petugas kesehatan  Pastikan bahwa ibu memahami hal-hal berikut: − Persiapan persalinan, termasuk siapa yang akan menolong persalinan, dimana akan melahirkan, siapa yang akan membantu dan menemani dalam persalinan, kemungkinan kesiapan donor darah bila timbul permasalahan, metode transportasi bila diperlukan rujukan, dan dukungan biaya − Pentingnya peran suami atau pasangan dan keluarga selama kehamilan dan persalinan − Tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai meliputi sakit kepala lebih dari biasa, perdarahan per vaginam, gangguan penglihatan, pembengkakan pada wajah/tangan, nyeri abdomen (epigastrium), mual dan muntah berlebihan, demam, janin tidak bergerak sebanyak biasanya − Pemberian makanan bayi, air susu ibu (ASI) eksklusif, dan inisiasi menyusu dini (IMD). Konseling pemberian makanan bayi sebaiknya dimulai sejak usia kehamilan 12 minggu dan dimantapkan sebelum kehamilan 34 minggu − Penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin, misalnya hipertensi, TBC, HIV, serta infeksi menular seksual lainnya − Hentikan kebiasaan yang berisiko bagi kesehatan, seperti merokok dan minum alkohol − Program KB terutama penggunaan kontrasepsi pascasalin

− Informasi terkait kekerasan terhadap perempuan − Kesehatan ibu termasuk kebersihan, aktivitas, dan nutrisi, menjaga kebersihan tubuh dengan mandi teratur dua kali sehari, mengganti pakaian dalam yang bersih dan kering, dan membasuh vagina, minum cukup cairan peningkatan tambahan konsumsi makanan hingga 300 kalori/hari dari menu seimbang, latihan fisik normal tidak berlebihan, istirahat jika lelah, hubungan suamiistri boleh dilanjutkan selama kehamilan (dianjurkan memakai kondom) f. Akhir pemeriksaan  Buat kesimpulan hasil pemeriksaan  Buat prognosis dan rencana penatalaksanaan  Catat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan status pasien  Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu hamil  Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang  Jelaskan rencana asuhan antenatal yang berkaitan dengan hasil pemeriksaan  Jelaskan pentingnya imunisasi UNIT TERKAIT REFERENSI

Jelaskan menjadi akseptor KB setelah melahirkan Poliklinik Kebidanan, Kamar Bersalin

Related Documents


More Documents from "Siti Rahmah Sugesti"