Sistem Pengendalian Manajemen Dosen : Retno Indah Hernawatise, M.Si
Materi 01 Hasil Pengendalian 02 Kelaziman Pengendalian Hasil 03 Pengendalian Hasil dan Masalah Pengendalian
04 Elemen Pengedalian Hasil 05 Kondisi yang Menentukan Efektivitas Pengendalian Hasil
Kelompok 2 Nama Anggota : 1. Dikha Satria
(B12.2016.03223)
2. Febry Almabrury
(B12.2016.03077)
3. Fandy Hidayat
(B12.2016.03224)
4. Nur Amin Hidayah
(B12.2016.03206)
5. Ishmat Huwaidi
(B12.2014.02797)
Hasil Pengendalian
Hasil Pengendalian
Jenis
pengendalian
hasil yang sering digunakan
adalah
pembayaran
untuk
kinerja yang mana melibatkan pemberian
imbalan
karyawan
untuk
hasil
pada yang
bagus. Namun, sebagai akibat dari krisis keuangan Geither berpendapat bahwa kompensasi seharusnya
kinerja
dikaitkan
dengan
menghubungkan eksekutif
dan
tujuan
pada
untuk
insentif
dari
karyawan
lain
dengan nilai jangka penjang
yang di ciptakan, bukan sekadar sistem
untuk
budaya bonus.
memperoleh
Pada intinya, sistem pengendalian hasil
yang didesain dengan baik dapat membantu mendapatkan hasil yang di inginkan. Akan tetapi, pengendalian hasil tidak dapat digunakan untuk setiap situasi.
Kelaziman Pengendalian Hasil
Pengendalian hasil bersifat konsisten dan membutuhkan implementasi dari bentuk desentralisasi organisasi dengan perluasan perwujudan otonomi atau pusat pertanggung jawaban. Dengan kata lain, desentralisasi mencoba untuk mereplika “Model Enterpreneural” dalam tipe perusahaan yang lebih besar, tempat seluruh manajer diberi kekuasaan untuk memutuskan kemudian mempertanggung jawabkan hasilnya. Pada kondisi bisnis yang fluktuatif, manajer diperlukan untuk bertindak dengan sikap wirausaha agar berhasil dalam lingkungan yang kompetitif ketika mereka menjanjikan imbalan yang sepadan untuk risiko yang dihadapi. Pengendalian hasil
tidak hanya dibutuhkan pada level manajemen saja, tetapi dapat juga diterapkan pada level yang lebih bawah dalam organisasi.
Meskipun desentralisasi adalah cara efektif
untuk memberdayakan karyawan dalam konteks pengendalian hasil, tetapi masih terdapat beberapa kelemahan
untuk pemberdayaan pada konteks tertentu. Sebagai contoh, ketika Carrefour memberdayakan manajer lokal untuk bertanggung jawab terhadap hampir semua aspek, terjadi korupsi yang sistematis pada semua tingkatan manajemen.
Pengendalian Hasil dan Masalah Pengendalian
Hasil yang didefinisikan dengan baik akan memberikan informasi pada karyawan mengenai apa yang di harapkan dari mereka dan mendorong
mereka melakukan tindakan sesuai hasil yang diinginkan. Demikian, pengendalian hasil mengurangi potensi kurangnya pengarahan dan menjadi cara efektif
terkait masalah motivasi. Akhirnya, pengendalian hasil juga dapat mengurangi keterbatasan individual.
Pengukuran kinerja sebagai bagian dari pengendalian hasil juga menyediakan beberapa halnonmotivasi, tipe-deteksi pengendalian manfaat dari feedback
yang alami. Pengukuran hasil membantu organisasi menjawab pertanyaan tentangbagaimana berbagai strategi, entitas organisasi, dan karyawan
bertindak. Jika kinerja gagal dan tidak sesuai yang diharapkan,organisasi dapat mengganti strukturnya.
Pengendalian Hasil Merupakan
Pengendalian yang bersifat preventif dalam mengatasi berbagai masalah yaitu : 1. Pemahaman Karyawan mengenai apa yang harus mereka kerjakan dan hasilkan. 2. Motivasi Karyawan. 3. Keterbatasan Individu. 4. Feedback atas pengendalian yang sedang dijalani untuk menilai strategi, organisasi, dan karyawan.
Elemen Pengendalian Hasil
Mendefinisikan Dimensi Kinerja Mendefinisikan dimensi kinerja melibatkan keseimbangan tanggung jawab organisasi pada semua pemegang kepentingan. Sama pentingnya dengan pemilihan pengukuran kinerja yang sebangun atau selaras dengan dimensi kinerja yang dipilih karena tujuan yang ditentukan dan pengukuran yang dibuat akan membentuk pandangan karyawan men
genai hal yang dianggap penting. Dengan kata lain, apa yang diukur itulah yang didapat. Kemudian muncul pandangan bahwa karyawan akan menin gkatkan pengukuran kinerja tanpa memperhatikan apakah berkontribusi atau tidak terhadap kinerja yang dibutuhkan.Pada kesimpulannya, bukan
hanya perusahaan yang perlu menentukan apa yang diinginkan,tetapi karyawan juga harus memastikan bahwa pengukurannya mengenai dimensi kinerja yangdiinginkan sesuai dengan mereka
Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja biasanya bervariasi pada seluruh level organisasi. Pada level yang lebih tinggi, sebagian besar hasil yang penting didefinisikan dalam dimensi keuangan. Pada tingkatan yang lebih rendah, biasanya akan dievaluasi dari pengukuran operasional. Variasi keduanya menciptakan sebuah ketergantungan dalam hierarki manajemen.Tujuan
utama manajer adalah mendefinisikan dengan pengukuran keuangan untukmengkomunikasikan dengan para atasannya terutama dalam hal keuangan, serta bawahan dalamhal operasional. Jika manajer mengidentifikasikan lebih dari satu ukuran hasil yang diberikankepada
karyawan, mereka harus memberi bobot pada masing-masing pengukuran sehingga penilaian mengenai kinerja dlaam tiap-tiap hasil dapat dikumpulkan dalam evaluasi menyeluruh
Pengaturan Target Kinerja Target kinerja mempengaruhi tindkaan dalam dua cara. Pertama, meningkatkan motivasi denganmenyediakan tujuan yang jelas bagi
karyawan untuk dicapai. Kedua, target kinerja membuatkaryawan dapat menilai kinerja mereka sendiri. Target membedakan kinerja yang baik
dan buruk. Kegagalan dalam mencapainya menjadi sinyal perlunya perbaikan
Pemberian Imbalan Termasuk imbalan dalam perjanjian insentif adalah yang bernilai bagi karyawan, sepertikenaikan gaji, bonus, promosi, keamanan kerja, penugasan, kesempatan pelatihan,kebebasan, pengenalan, dan kekuasaan. Hukuma
n adalah kebalikannya. Organisasi dapat mendorong nilaiya ng memotivasi dari berbagai hubungan imbalan sebagai bentuk penilaian hasil yang diperoleh yang dapat
mempengaruhi karyawan.
Pemberian Imbalan Kekuatan motivasi dari imbalan yang bersifat ekstrinsik maupun intrinsic dapat dipahami dari beberapa hal teori motivasi seperti teori pengharapan. Teori pengharapan mendalilkan bahwakekuatan motivasi
individu adalah suatu fungsi dari (1) angka harapan atau kepercayaan bahwahasil tertentu akan diperoleh dari tindakan mereka, dan (2) valensi atau kekuatan preferensi
mereka terhadap hasil, tetapi bukan selalu terbatas pada uang tetapi mungkin juga status.
KONDISI YANG MENENTUKAN EFEKTIVITAS
PENGENDALIAN HASIL
Pengetahuan dari Hasil yang Diinginkan Agar pengendalian hasil dapat digunakan, perusahaan harus tahu hasil apa yang diinginkandalam wilayah yang diharapkan dapat dikendalikan, juga mengkomunikasikan efektivitas hasilyang diinginkan dari pekerjaan karyawan.
Terdapat tiga area hasil yaitu kualitas, biaya, dan penjadwalan yang mana ketiganya seringkali berlawan an satu sama lain dan tujuan organisasisecara keseluruhan adalah untuk memaksimalkan nilai pemegang saham yang
tidak banyakmemberi petunjuk dalam pembuatan pengorbanan
Kemampuan Mempengaruhi Hasil yang Diinginkan (Pengendalian) Prinsip pengendalian adalah salah satu prinsip utama akuntansi
pertanggung jawaban. Dasar pemikirannya adalah bahwa pengukuran hasil berdaya guna hanya pada batasan jika informasimengenai tindakan yang diinginkan atau keputusan yang dapat diambil telah tersedia.Pada
sebagian besar situasi organisasi, sejumlah faktor yang tidak terkendali atau sebagian faktoryang tidak terkendali berpengaruh terhadap pengukuran yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja. Namun, ketika banyak pengaruh besar yang tidak
terkontrol mempengaruhi ketersediaan pengukuran hasil, pengendalian hasil menjadi tidak efektif
Kemampuan untuk Mengukur Efektivitas Hasil yang Dapat Dikendalikan Sering kali, hasil yang dapat dikendalikan dari keinginan organisasi dan karyawan terkait dapat berpengaruh, tetapi tidak dapat diukur secara efektif. Kriteria penting yang seharusnyadigunakan untuk menilai
efektivitas pengukuran hasil, yaitu selaras dengan bidang hasil yang diinginkan adalah kemampuan untuk membangkitkan perilaku yang diinginkan. Untukmembangkitkan perilaku yang benar, sebagai tambahan adar menjadi selaras dan terkendali, pegendalian hasil harus tepat, obiektif, tempat waktu, dan dapat dipahami.
Thank You Insert the Sub Title of Your Presentation