BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pembangunan sarana dan prasarana perhubungan baik darat, laut maupun udara merupakan upaya mewujudkan dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa pemerataan hasil-hasil pembangunan
serta
keseluruh wilayah Indonesia demi tercapainya
wawasan nusantara dan ketahanan nasional. Sub sektor perhubungan udara memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kondisi tersebut. Dilihat dari jangkauan dan kemampuan secara ekonomis dan cepat ke berbagai daerah pada kondisi geografis yang terdiri atas pulau-pulau. Upaya membangun dan mengembangkan bandar udara merupakan upaya menyediakan sarana dan prasarana yang mampu menampung semua kegiatan operasional bandar udara. Peranan bandar udara semakin meningkat karena pengembangan sektor lain yang akan semakin memerlukan dukungan dari keberadaan
bandar udara, peningkatan prasarana
diwujudkan dalam kegiatan pembangunan di bandar udara, yang harus ditindaklanjuti dengan pengawasan pekerjaan sesuai dengan quantity dan quality berdasar gambar dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan. 1.2
Maksud dan Tujuan Pekerjaan yang harus dilaksanakan merupakan pekerjaan pengawasan konstruksi fasilitas sisi udara di bandar udara. Maksud pelaksanaan pekerjaan pengawasan adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan pekerjaan fisik di suatu bandar udara sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan. Tujuan pelaksanaan pekerjaan pengawasan ini adalah agar kegiatan pembangunan fasilitas sisi udara di bandar udara dapat terlaksana dengan baik, memenuhi persyaratan keselamatan operasi penerbangan, dan mutu atau kualitas telah sesuai dengan persyaratan teknik.
1.3
Sasaran Sasaran yang ingin dicapai pada Pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Fasilitas Sisi Udara Bandar Udara adalah a)
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi dapat terawasi dengan baik dan dilaksanakan sesuai dengan dokumen RKS dan gambar.
b)
Kualitas pekerjaan konstruksi telah sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, sehingga umur konstruksi dapat lebih optimal.
c)
Hasil pembangunan prasarana dan sarana Fasilita Sisi Udara dapat menjadi lebih memadai.
1.4 Gambaran Umum dan Kondisi Eksisting Bandar Udara Nama Bandar Udara
:
Lokasi
:
Koordinat
:
Ketinggian
:
Azimuth
:
Runway
:
Type Pesawat
:
PCN
:
Pararel Taxiway
:
Apron
:
Kapasitas Apron
:
Luas Terminal
:
Navigasi
:
Pagar
:
Runway Strip
:
1.5 Dasar / Acuan Peraturan Perundang-Undangan Dasar / Acuan peraturan perundang-undangan dalam pekerjaan pengawasan pembangunan / peningkatan Fasilitas Sisi Udara di Bandar Udara mengacu pada : a.
Undang – Undang 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. 2. Undang-undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
b.
Peraturan Pemerintah 1. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan ( Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4075 ) 2. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan ( Lembaran Negara Tahun 2001 tentang 2001 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4146 ) 3. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah beserta perubahan – perubahannya. 4. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
c.
Keputusan Menteri dan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara 1. Keputusan Menteri Perhubungan nomor 44 Tahun 2002, tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional. 2. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 47 Tahun 2002, tentang Sertifikasi Operasi Bandar Udara. 3. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 48 Tahun 2002, tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum. 4. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 22 Tahun 2002, tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil ( CASR ). 5. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/161/IX/03 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan / Perancangan Landasan Pacu, Taxiway, Apron pada Bandar Udara. 6. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/347/XII/1999 tentang Standar
Rancang Bangun dan / atau Rekayasa Fasilitas dan Peralatan
Bandar Udara. 7. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP 003/I/2005 tentang Pedoman Teknis Perancangan Rinci Konstruksi Landas Pacu, Landas Hubung, Landas Parkir pada bandar Udara di Indonesia. 8. Standar dan Spesifikasi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan RI yang relevan. 9. Standar Nasional Indonesia ( SNI ). 10.
Standar
Industri
Indonesia
( SII ). 11.
Peraturan dan Standar lain yang
relevan. d. Standar Internasional 1. ICAO Annex 14. 2. Aerodome Desaign manual ( Doc 9157 ), terdiri dari : a. Part 1 – Runways b. Part 2 – Taxiways, Aprons and Holding Bays c. Part 3 – Pavements 3. FAA Advisory Circular Nomor 159/5320-6C, ”Airport Pavement Desaign and Evaluation”. 4. FAA Advisory Circular Nomor 150/5320-5B, ”Airport Drainage”. 5. American Standard Testing Material ( ASTM ). 6. ASHTO 7. Dan Standard lainnya yang relevan dengan jenis pekerjaan.
1.6 Nama dan Organisasi Pengguna Jasa Pengguna
Barang
/
Jasa
adalah
Pejabat
Pembuat
Komitmen
–
Satuan
Kerja ........................................Bandar Udara ...................................yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan. 1.7 Sumber Dana Sumber
dana
yang
akan
digunakan
sebagai
pembiyaan
pekerjaan
ini
berasal
dari ......................................................Tahun Anggaran.............................................., melalui DIPA Nomor :...............................................tanggal......................................................
BAB II LINGKUP PEKERJAAN 2.1 Lingkup Pekerjaan Lingkup kegiatan pekerjaan pengawasan konstruksi Fasilitas Sisi Udara di Bandar Udara mencakup hal-hal sebagai berikut : a. Inventarisasi data dan Informasi terkait, meliputi : 1.
Berita Acara Aanwijzing Pekerjaan Konstruksi Kontraktor.
2.
Spesifikasi Teknis Bandar Udara Fasilitas Sisi Udara.
3.
Data temperatur dan kelembaban udara tiap bulan dalam satu tahun penuh dari BMG.
4.
Harga satuan barang dan jasa setempat.
5.
Dan data-data lainnya yang diperlukan.
b. Pekerjaan pengawasan konstruksi fasilitas sisi udara, mencakup hal-hal sebagai berikut : 1.
Pekerjaan persiapan
2.
Pembuatan program kerja
3.
Pengawasan pekerjaan pengukuran awal, pelaksanaan, dan pengukuran akhir
4.
Pekerjaan pengetesan material / test pendahuluan
5.
Pekerjaan Pengawasan konstruksi di lapangan
6.
Pekerjaan
Pengawasan
pengetesan
lapangan
/
laboratorium
hasil
pelaksanaan konstruksi di lapangan 7.
Evaluasi akhir pekerjaan
c. Sistem pelaporan : 1.
Laporan bulanan yang berisi laporan mingguan
2.
Laporan quality control / kualitas pekerjaan
3.
Laporan akhir pekerjaan
4.
Gambar shop drawing dan as built drawing
2.2 Hasil yang diharapkan Hasil yang diharapkan dari kegiatan pekerjaan pengawasan fasilitas sisi udara adalah sebagai berikut : a.
Tercapainya hasil pelaksanaan pekerjaan konstruksi Fasilitas Sisi Udara telah sesuai dengan persyaratan teknis.
b.
Tersedianya laporan kualitas pekerjaan.
c.
Tersedianya laporan akhir pekerjaaan pengawasan
d.
Meningkatkan daya dukung fasilitas sisi udara untuk kebutuhan operasi penerbangan.
BAB III PELAKSANAAN PEKERJAAN 3.1 Pendekatan terhadap Permasalahan Bandar udara merupakan prasarana angkutan udara untuk melayani pergerakan arus penumpang dan barang secara lancar, aman dan cepat. Dalam upaya penyediaan prasarana angkutan udara ( bandar udara ) tersebut. Konsultan Pengawas perlu memperhatikan persyaratan teknis yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam perencanaan, perancangan / rekayasa dan pembangunan / peningkatan fasilitas sisi udara bandar udara termasuk dalam pembuatan gambar detail desain sehingga pengawasan pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan dengan baik dan benar. 3.2 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan teknis dan administrasi harus dilakukan oleh Konsultan Pengawas sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, meliputi langkah-langkah yang akan dilakukan berupa penyusunan rencana kerja yang mencakup : a.
Membuat program kerja yang berisi uraian kegiatan pekerjaan, Jadwal pelaksanaan ( Time Schedulle ), Susunan tenaga ahli yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan pekerjaan, Perlengkapan / peralatan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
b.
Pengumpulan data dan informasi sekunder.
3.3 Pendekatan Teknik Dalam melaksanakan kegiatan pekerjaan pengawasan konstruksi fasilitas sisi udara, penyedia jasa perlu melakukan pendekatan teknis yang membutuhkan integrasi di berbagai bidang dan tingkat keahlian yang benar - benar berkualitas. 3.4 Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Fasilitas Sisi Udara Pekerjaan pengawasan yang dilaksanakan meliputi : 1.
Test Laboratorium / Penelitian Pendahuluan
2.
Pengawasan Pekerjaan Tanah
3.
Pengawasan Pekerjaan Tanah Sub Grade
4.
Pengawasan Pekerjaan Subbase / Compacted Sand
5.
Pengawasan Pekerjaan Agregrat Base
6.
Test Pendahuluan Material Hotmix ( Agregrat, Aspal dan JMF )
7.
Pengecekan Peralatan AMP
8.
Pengawasan Pekerjaan Hotmix
9.
Pengawasan Pekerjaan Aspal Penetrasi
10. Pengawasan Pekerjaan Aspal Kolakan 11. Pengawasan Pekerjaan Cat Marking 12. Pengawasan Pekerjaan Beton 13. Pengawasan Pekerjaan Rigid Pavement 14. Pengawasan Geotekstil Woven 15. Pengawasan Geotekstil Non Woven 16. Pengawasan PVD
TABEL PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
TABEL 1 : TEST LABORATORIUM / PENELITIAN PENDAHULUAN NO I
JENIS PEKERJAAN
PERSYARATAN TEST
FREKWENSI
PEKERJAAN TANAH 1 Analisa Saringan
Sesuai Spefikasi
2 Klasifikasi Tanah
GW, GP, GM, GC, SW, SP, SM - Batas cair : 0 – 45% - Batas Plastis : - Plastis Indeks :6%
3 Atterberg Limit 4 Modified Proctor 5 CBR Laboratorium - 100 % d max - 95 % d max II
PEKERJAAN SUB BASE 1 Analisa Saringan
Sesuai spesifikasi Ø maks 3 ”
2 Modified Proctor 3 Sand Equivalent
> 95 %
4 Kotoran Organik
< 8%
5 Percobaan Homogenitas campuran pasir & batu pecah III
60 % pasir 40 % batu pecah
PEKERJAAN BASE COURSE 1 Bentuk Agregrate ( Visual )
2 Analisa Saringan 3 Soundness 4 Abration Test ( LA )
75 % terhadap berat mempunyai 2 bidang pecah, 100 % mempunyai 1 bidang pecah Sesuai spesifikasi Ø maks 3 ” < 12 % < 45 %
1 Test / Quary
KET
IV
PEK. ASPAL PENETRASI 1 Analisa Saringan 2 Sand Equivalent 3 Bentuk Batuan ( Visual )
Agregrate mempunyai permukaan pecah minimum 3 sisi, tidak berbentuk panjang ataupun gepeng
4 Soundness
<9%
5 Abration Test / LA
< 45 %
6 Kotoran Organik
<8%
7 Asphalt Properties - Penetrasi - Titik Lembek - Titik Nyala - Daktilitas - Berat Jenis - Kelarutan dalam C2HCL3 - Kehilangan Berat TFOT - Kadar Parafin V
Sesuai spesifikasi Ø maks 3/4 ” > 95 %
60 – 70 mm 48 – 56 °C > 232 °C > 100 cm 1,01 – 1,06 > 99 % < 0,2 % <2%
PEK. ASPAL KOLAKAN 1 Analisa Saringan 2 Sand Equivalent 3 Bentuk Batuan
4 Soundness
Sesuai spesifikasi Ø maks 3/4 ” > 95 % Agregrate mempunyai permukaan pecah minimum 3 sisi, tidak berbentuk panjang ataupun gepeng <9%
5 Abration Test / LA
< 25 %
6 Kotoran Organik
<8%
7 Asphalt Properties - Penetrasi - Titik Lembek - Titik Nyala - Daktilitas - Berat Jenis - Kelarutan dalam C2HCL3 - Kehilangan Berat TFOT - Kadar Parafin 8 Mix Design dengan Metode
60 – 70 mm 48 – 56 °C > 232 °C > 100 cm 1,01 – 1,06 > 99 % < 0,2 % <2%
Marshall VI
PEK.ATB & AC 1 Analisa Saringan 2 Sand Equivalent 3 Bentuk Batuan (visual)
Sesuai spesifikasi ATB Ø maks 1 ” WC Ø maks 3/4 ” > 95 % Agregrate mempunyai permukaan pecah minimum 3 sisi, tidak berbentuk panjang ataupun gepeng
4 Soundness
<9%
5 Abration Test / LA
< 25 %
6 Kotoran Organik
<8%
7 Asphalt Properties - Penetrasi - Titik Lembek - Titik Nyala - Daktilitas - Berat Jenis - Kelarutan dalam C2HCL3 - Kehilangan Berat TFOT - Kadar Parafin 8
Kelekatan aspal dengan batuan
9
Mix Design dengan Metode
60 – 70 mm 48 – 56 °C > 232 °C > 100 cm 1,01 – 1,06 > 99 % < 0,2 % <2%
Marshall VII
PEK. RIGID PAVEMET
1 Analisa Saringan
Sesuai Spesifikasi
2 Sand Equivalent
> 95 %
3 Bentuk Batuan (visual)
4 Soundness
Agregrate mempunyai permukaan pecah minimum 3 sisi, tidak berbentuk panjang ataupun gepeng <9%
5 Kotoran Organik 6 Abration Test / LA 7 Mutu Semen
< 25 %
8 Mutu Air 9 Mix Design Beton
TABEL 2 PENGAWASAN PEKERJAAN TANAH NO I
JENIS PEKERJAAN
PERSYARATAN TEST
FREKWENSI
KET
PENELITIAN PENDAHULUAN/ TEST LABORATORIUM 1 Klasifikasi Tanah
1 Test/Quary
2 Analisa Saringan s/d Hidrometer
1 Test/Quary
3 Atterberg Limit
PI > 6% LL < 25 %,
4 Modified Proctor 5 CBR Laboratorium - 100 % d max - 95 % d max
II
PENGAWASAN LAPANGAN 1 Asal Quary
Harian
2 Kepadatan Lapangan
> 95 %
3 Proof Rolling ( 12 T )
Visual
4 Kerataan Permukaan
12 mm/3m
2000 m2
Untuk Borrow
TABEL 3 PENGAWASAN PEKERJAAN TANAH SUB GRADE NO I
JENIS PEKERJAAN
PERSYARATAN TEST
FREKWENSI
GW, GP, GM, GC, SW, SP, SM PI > 6 % LL < 25 % -
1 Test / Quary
KET
PENELITIAN PENDAHULUAN / TEST LABORATORIUM 1 Klasifikasi Tanah 2 Analisa Atterberg Limit 3 Modified Proctor 4 CBR Laboratorium - 100 % d max - 95 % d max
II
1 Test / Quary 1 Test / Quary 1 Test / Quary
PENGAWASAN LAPANGAN 1 Kepadatan cone)
Lapangan
2 CBR Lapangan 3 Proof Rolling (12 T) 4 Ketinggian Peil Permukaan 5 Kerataan Permukaan
(sand
Kedalaman : 0 – 0,3 m > 100% 0,3 m - 1 m > 95% 6%
2000M²/Layer 2000 M²/Layer
Visual Sesuai Gambar Desain 12 mm / 3 m
-
TABEL 4 PENGAWASAN PEKERJAAN SUB BASE / COMPACTED SAND NO I
JENIS PEKERJAAN
PERSYARATAN TEST
FREKWENSI
1 Analisa Saringan
Max 3 ”
1 Test / Quary
2 Sand Equivalent
> 95 %
1 Test / Quary
3 Kotoran Organik
<8%
PENELITIAN PENDAHULUAN / TEST LABORATORIUM
4 Percobaan Homogenitas Campuran Pasir / Batu II
60 % pasir 40 % batu pecah
1 Test / Quary
PENGAWASAN LAPANGAN 1 Asal Quary
Harian
2 CBR Lapangan
> 25 %
3 Proof Rolling (12T)
Visual
4 Tebal Konstruksi
Sesuai Gambar
5 Kerataan Permukaan
12 mm / 3 m
6 Kepadatan Lapangan
> 95 %
7 Ketinggian Peil Permukaan
Sesuai Gambar Desain
2000 M² / Layer
Harian
2000 M² / Layer
KET
TABEL 5 PENGAWASAN PEKERJAAN BASE COURSE NO I
JENIS PEKERJAAN
PERSYARATAN TEST
FREKWENSI
Agregrate mempunyai permukaan pecah minimum 3 sisi, tidak berbentuk panjang ataupun gepeng
1 Test / Quary
KET
PENELITIAN PENDAHULUAN / TEST LABORATORIUM 1 Bentuk Batuan ( Visual )
2 Analisa Saringan
II
Ukuran saringan : - 3” : 100 - 1,5” : 80-100 - 3/4” : 60-100 - 3/8” : 45-60 - No.4 : 30-50 - No.8 : 20-40 - No.40 : 10-30 - No.200 : 0-10
1 Test / Quary
3 LA Abration Test
< 45 %
1 Test / Quary
4 Soundness Test
< 12 %
1 Test / Quary
PENGAWASAN LAPANGAN 1 Asal Quary
Harian
2 Kepadatan Lapangan
> 100 %
1500 M²
3 CBR Lapangan
> 80 %
1500 M²
Sesuai Gambar Desain
Harian
4 Tebal Lapisan 5 Kerataan Permukaan
10 mm / 3 m
Khusus untuk borrow material
TABEL 6 TEST PENDAHULUAN MATERIAL HOTMIX ( AGREGRATE, ASPAL dan JMF ) NO I
JENIS PEKERJAAN
PERSYARATAN TEST
FREKWENSI
PENELITIAN PENDAHULUAN / TEST LABORATORIUM
A
Agregrate
1 Analisa Batuan Kasar : - Soundness Test - LA Abration Test - Analisa Saringan - Kotoran Organik 2 Bentuk Agregrate ( Visual )
B
<9% < 25 % Sesuai Spesifikasi <8% 75 % terhadap berat mempunyai 2 bidang pecah, 100 % mempunyai 1 bidang pecah
1 Test / Quary
ASPAL
1 Aspal AC 60/70 (Aspal Properties) - Penetrasi - Titik Lembek - Titik Nyala - Daktilitas - Berat Jenis - Kelarutan dalam C2HCL3 - Kehilangan Berat TFOT - Kadar Parafin
60 – 70 mm 48 – 56 °C > 232 °C > 100 cm 1,01 – 1,06 > 99 % < 0,2 % <2%
2 Kelekatan Aspal pada Batuan C
JOB MIX FORMULA (JMF)
1 Grading Limit
Sesuai Spesifikasi
2 Mix Desain Aspal beton dengan Metode marshall test
Sesuai Spesifikasi
Memenuhi
KET
TABEL 7 PENGECEKAN PERALATAN AMP NO I
JENIS PEKERJAAN
2 Percobaan
Sesuai Sertifikasi
Cek pada permulaan pemasangan AMP dan setiap perubahan AMP
KET
Menentukan bukaan Coldbin dan Perbandingan Berat di Hotbin
PEMERIKSAAN AMP 1 Bukaan Coldbin Feeder
Sedapat mungkin di segel
Harian
2 Temperatur Agregrate
Ada Indikator Suhu
Harian
3 Temperatur Aspal
Ada Indikator Suhu
Harian
Cek saat Aspal Beton keluar dari Pugmil
Setiap Truck
Satu kali / hari produksi setiap gerakan
1 Test/115 T
4 Temperatur Campuran / Aspal Beton III
FREKWENSI
PERSIAPAN PEKERJAAN 1 Kalibrasi AMP
II
PERSYARATAN TEST
PEMERIKSAAN LAB Marshall Test : - Aspal Content - Stability - Flow - Void Filled with Bitumen - Void in Total Mix - Gradasi Agregrate
Sampling dengan System Quartile langsung dari produksi AMP
TABEL 8 PENGAWASAN PEKERJAAN ASPAL BETON NO
JENIS PEKERJAAN
PERSYARATAN TEST
FREKWENSI
KET
1 Percobaan Produksi Hotmix di 1. Marshall Test AMP 2.Kepadatan Lapangan Trial Mix : -Penentuan Tebal Penggelaran Sesuai Trial Mix -Penentuaan Jumlah Lintasan Sesuai Trial Mix Pemadatan -Penentuan Suhu Lintasan Sesuai Trial Mix
Secukupnya 1000 M²
Produksi AMP, 1 Coredrill
2 Temperatur Aspal Beton diatas Dump Truck
> 150 ° C
Setiap Truck
3 Kadar Aspal prime Coat
2 Kg/m²
Harian
4 Kadar Aspal Tack Coat
1 Kg/m²
Harian
5 Temperatur Penggelaran
Sesuai Trial Mix
Setiap Gelaran
6 Temperatur dan jumlah Lintasan
Sesuai Trial Mix
Setiap Gelaran
7 Tebal Hamparan Beton/Lepas
Sesuai Trial Mix
Check Random
Coredrill
Sesuai Tebal Rencana
Check Random
Coredrill
> 98 %
Check Random
Laboratorium dan Lapangan
3 mm / 3 m
Secukupnya
Aspal
8 Tebal padat Aspal Beton 9 Kepadatan Lapangan
10 Kerataan Lapangan 11 Pengawasan Pengukuran Awal & Akhir
Sesuai data Lapangan
12 Pengawasan Penggambaran as built drawing
Sesuai Hasil Lapangan
TABEL 9 PENGAWASAN PEKERJAAN ASPAL PENETRASI NO I
JENIS PEKERJAAN
PERSYARATAN TEST
FREKWENSI
PENELITIAN PENDAHULUAN / TEST LABORATORIUM 1 Analisa Batuan Kasar - Soundness Test - LA Abration Test - Analisa Saringan - Kotoran Organik
II
<9% < 45 % Sesuai Spesifikasi <8%
PEKERJAAN PENGAWASAN 1 Aspal 2 Perbandingan Campuran Agregrate 3 Kebersihan dan Kepadatan Lapisan sebelum Konstruksi 4 Jumlah Kadar Aspal untuk Prime Coat 5 Tebal Lapisan 6 Kerataan Permukaan
Sesuai Spesifikasi
Harian
-
Harian
Visual
Harian
2 Kg / M²
Harian
Sesuai gambar desain
Harian
10 mm / 3 M
Pada setiap titik
KET
TABEL 10 PENGAWASAN PEKERJAAN ASPAL KOLAKAN NO I
JENIS PEKERJAAN
PERSYARATAN TEST
FREKWENSI
PENELITIAN PENDAHULUAN / TEST LABORATORIUM 1 Analisa Batuan Kasar - Soundness Test - LA Abration Test - Analisa Saringan - Kotoran Organik
II
<9% < 25 % Sesuai Spesifikasi <8%
PEKERJAAN PENGAWASAN 1 Aspal 2 Perbandingan Campuran Agregrate 3 Kebersihan dan Kepadatan Lapisan sebelum Konstruksi 4 Jumlah Kadar Aspal untuk Tack Coat 5 Tebal Lapisan 6 Kerataan Permukaan
Sesuai Spesifikasi
Harian
Sesuai gradasi agregrat
Harian
Visual
Harian
1 Kg / M²
Harian
Sesuai gambar desain
Harian
Max 10mm / 3m
Pada setiap titik
KET
Tabel 11 Spesifikasi cat marka bandar udara Uraian
Keterangan
Type of Paint /Tipe Cat
Synthetic Emulsion
Viscosity/Kekentalan
90-95 KU (25˚C)
Specific Gravity/Berat Jenis
1.5 ± 0.03
Dilution
Water
Dilution Ratio
5 % (with brush)
Standard Coverage/Daya Tutup
2-3 m²/Kg
Recommended Dry Film Thickness
60~70µ ( 1 coat )
Drying Time/Waktu Kering (30ºC) : Set to touch
30 minutes
Dry Hard
2 hours
Over Coating
after 2 hours
Totally Dry
8 hours
TABEL 12 BATASAN PROPORSI TAKARAN CAMPURAN BETON Kelas Beton
K 125
K 175
K 250
K 300
K 350
K 400
K 450
K 500
K 600
Mutu Beton ƒc’ (Mpa)
10
15
20
25
30
35
38
45
50
37
37
37
37
37
37
37
37
37
25
25
25
25
25
25
25
25
25
19
19
19
19
19
19
19
19
19
Maks 5
Maks 5
Maks 5
5.0 +/2.5
5.0 +/2.5
5.0 +/2.5
5.0 +/2.5
5.0 +/2.5
5.0 +/2.5
0,70
0,60
0,55
0,50
0,475
0,45
0,425
0,4
0,35
0,70
0,60
0,55
0,50
0,475
0,45
0,425
0,4
O,35
0,70
0,60
0,55
0,50
0,475
0,45
0,425
0,4
0,35
225
265
290
315
335
350
370
395
245
290
315
345
365
385
405
430
260
305
335
365
385
405
430
455
22
22
39
39
39
60
60
60
60
17
17
34
34
34
55
55
55
55
45
45
45
-
-
-
-
-
-
Ukuran Maksimum Agregat Kasar (mm)
Kekentalan/slump (cm)
Maksimum Air semen W/C (%)
MaksimumKadar Semen kg/ m3
Kuat tekan Minimum 28hari,dengan silinder tes Kg/cm2 Kekuatan lentur minimum28hari,Kg/cm2
450
TABEL 13 PENGAWASAN PEKERJAAN RIGID PAVEMENT ( PENELITIAN PENDAHULUAN TERHADAP MATERIAL ) NO
JENIS PEKERJAAN MATERIAL
PERSYARATAN TEST
FREKWENSI
KETERANGAN
1 Abrasi Los Angeles
< 25 %
1 Test / Quary
2 Kotoran Organik
<8%
1 Test / Quary
3 Bahan Lolos Saringan N 200
ASTM C 117 - 69
1 Test / Quary
4 PH Air
AASTHO T 26 - 70 ASTM C 56 - 67
1 Test / Quary
Sesuai Kebutuhan
7 Berat Jenis Cement Portland
ASTM C 39 - 71 ASTM C 192 - 69 ASTM C 167 - 71 ASTM 114 - 69 ASTM C 188 - 44
1 Test / Quary
8 Kehalusan Cement Portland
ASTM 184 - 66
1 Test / Quary
9 Konsistensi Portland
ASTM 187 - 71
1 Test / Quary
ASTM C 191 - 71
Sesuai Kebutuhan
PA 0201 - 76
Sesuai Kebutuhan Setiap 20 M3/ 3 Sample
5 Kadar Air Agregrat 6 Kekuatan Tekan Beton
Normal
Cement
10 Waktu Pengikatan Permukaan dengan Alat Vitcat 11 Kekuatan Tarik Baja 12 Slump Test ( Max 5 cm )
ASTM C 143 - 71
1 Test / Quary
Untuk Test 3 hari, 7 hari, 28 hari berlaku untuk test kekuatan beton
TABEL 14 SPESIFIKASI GEOTEKSTIL WOVEN No 1 2 3
SPESIFIKASI Lebar Gulungan Panjang Gulungan Ketebalan
SATUAN
PERSYARATAN
m m mm
3.85 or 4.00 150 0.76
METODE PENGUJIAN ASTM D 5190
No 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14 15
SPESIFIKASI Bahan Mentah Warna Kuat Tarik - Searah Mesin (Warp) - Tegak Lurus Mesin (Weft) Kemuluran - Searah Mesin (Warp) - Tegak Lurus Mesin (Weft) Kuat Tarik Trapezoidal - Searah Mesin (Warp) - Tegak Lurus Mesin (Weft) Mullen Burst Ketahanan Jebol CBR Index Puncture Resistance Ukuran Bukaan Permeabilitas Permittivity Kapasitas Pengairan
METODE
SATUAN
PERSYARATAN
-
Polypropylene Hitam
PENGUJIAN -
KN/m -
55 51
ASTM D 4595 -
% -
14 9
ASTM D 4595 -
N KN/m² N N Mm Cm/sec Sec-1 lm²/min
880 730 6500 6500 870 0.340 0.04 0.48 1200
ASTM D 4533 ASTM D 3788 ASTM D 6241 ASTM D 4833 ASTM D 4751 ASTM D 4491 ASTM D 4491 ASTM D 4491
TABEL 15 GEOTEKSTIL NON WOVEN NO
SPESIFIKASI
SATUAN
PERSYARATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Lebar Gulungan Panjang Gulungan Ketebalan Berat Bahan Kuat Tarik Tensile Elogation Performance Energy CBR Puncture strenght Effective opening size Vertical water flow 50 mm head Horizontal water flow 20 kPa 200 kPa Grab strenght Grab elogation
m m mm g/m2 KN/m % kN/m N mm l/m2/s l/m.h l/m.h N %
4.00 90-225 1-3,2 105-400 Polypropylene 7,5-28 75/35 - 80/40 2,2-8,2 1175-4250 0,08-013 50-130 2-20 0,7-4 475/420-1770/1650 75/40
13 14
TEST STANDAR ISO 9863 ISO 9864 ISO 10319 ISO 10319 ISO 12236 ISO 12956 ISO 11058 ISO 12958 ISO 12958 ASTM D 4632 ASTM D 4632
NO 15 16 17
SPESIFIKASI
SATUAN
PERSYARATAN
N Mm S-1
215-800 0,15-0,31 1,7-3,5
Rod Puncture resistance Apparent opening size Permittivity
TEST STANDAR ASTM D 4833 ASTM D 4751 ASTM D 4491
TABEL 16 PREFABRICATED VERTIKAL DRAIN URAIAN
SATUAN
PERSYARATA N
Core (inti) Material
Continuous plastic drain core Dibungkus/selubung dengan geotekstil non -woven
Filter
Lebar Ketebalan Koefisien Permeabilitas Discharge capacity of drain Discharge capacity of drain dalam kondisi tertekuk Opening size O95 Kuat Tarik dari Kering filter Basah Elongation Dimensi
KETERANGAN
mm mm M/S M3/s
95 - 100 3.7 - 7 > 1 x 10-4 > 40 x 10-6
M3/s
> 20 x 10-6
Microns Kg/cm Kg/cm %
< 75 .> 2.5 > 2.5 < 15
ASTM ASTM ASTM ASTM
D 5199 D 4491 4716 4176
ASTM ASTM ASTM ASTM
D 4751 D 4595 D 4595 4595
BAB IV KETENTUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN 4.1 Struktur Organisasi Pengawas Penyedia Jasa harus memperhatikan substansi Kerangka Acuan Kerja, maksud dan tujuan pekerjaan serta tugas dan wewenang yang akan diberikan. Penyedia Jasa juga membuat struktur organisasi pengawas yang terdiri dari tenaga profesional yang terdiri dari berbagai bidang keahlian serta tenaga pendukung yang merupakan kesatuan tim kerja. 4.2 Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli Penyedia Jasa harus menguraikan tugas, tanggung jawab tenaga ahli yang diusulkan dalam penyusunan kegiatan ini, jadwal penugasan personil dan sistem pelaporan. 4.3 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Pekerjaan
pengawasan
konstruksi
fasilitas
sisi
udara
ini
dilaksanakan
dalam
waktu..........................................hari kalender. Masa pemeliharaan pekerjaan 6 bulan. 4.4 Lain - Lain Ketentuan-ketentuan lain yang belum tercakup dalam ketentuan ini, apabila diperlukan akan diberikan kepada Konsultan Pengawas sebagai pelengkap / tambahan.