SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
A. SPESIFIKASI TEKNIS I.
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1.
MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
1.1.1. Umum Yang dimaksud dengan mobilisasi adalah pengangkutan peralatan dan personil sesuai yang tercantum dalam kontrak, dari tempat aslinya kelokasi pekerjaan dimana akan digunakan. Sedangkan yang dimaksud dengan demobilisasi adalah pengangkutan kembali, peralatan dan personil dari lapangan pekerjaan ketempat semula. 1.1.2. CaraPelaksanaan a. Penyediaan Peralatan dan Personil -
Penyedia jasa harus menyediakan peralatan dan personil sesuai kebutuhan kontrak yang diperlukan untuk meyelesaikan pekerjaan.
-
Sebelum mobilisasi dilaksanakan, maka penyedia jasa harus segera melaporkan kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan, dan bila dipandang perlu, direksi dapat meminta tambahan peralatan, maupun personil atas tanggungan penyedia jasa.
b. Program dan Pemberitahuan -
Penyedia jasa harus membuat schedule mobilisasi peralatan dan personil yang dilengkapi dengan keterangan akan jenis, kapasitas yang akan didatangkan.
-
Penyedia jasa harus membuat pemberitahuan tertulis kepada direksi perihal kedatangan maupun pengangkutan kembali peralatan dan personil.
-
Penyedia jasa harus meminta persetujuan direksi atas setiap perubahan jadwal peralatan dan penyediaan personil.
-
Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila sudah tidak diperlukan, dapat dipindahkan dari areal pekerjaan dengan seijin Direksi.
1.1.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran a. Pengukuran pembayaran dilakukan sebagai berikut: -
Dibayar 50 % (lima puluh persen) apabila peralatan dan personil telah berada seluruhnya dilapangan dan diterima baik oleh direksi.
150
-
Dibayar 50 % (lima puluh persen)
sisanya setelah pekerjaan
demobilisasi telah selesai seluruhnya dan diterima baik oleh direksi. -
Pembayaran didasarkan atas satuan Lump Sum(LS) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
1.2.
PENGUKURAN MC.0% DAN MC.100%.
1.2.1. Umum Pengukuran adalah suatu pekerjaan pengukuran dengan alat ukur, untuk mendapatkan data topografi pada lokasi pekerjaan yang telah ditentukan, yang mana data ini merupakan data pendukung perhitungan MC-0 dan MC-100. Sedangkan Setting out adalah suatu pekerjaan pengukuran dengan makna meletakkan patok-patok profil seluruh/bangunan sebelum pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi. 1.2.2. Cara Pelaksanaan a. Penyedia Jasa harus menyerahkan data pengukuran dan perhitungan tentang letak, posisi, dimensi, dan lain-lain untuk semua item pekerjaan sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai kepada Pengguna Jasa. b. Penyedia Jasa harus membuat titik-titik referensi/BM sementara untuk kepentingan Penyedia Jasa sendiri dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi setiap titik BM sementara harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa. Setiap titik BM sementara harus berpangkal pada BM yang ditetapkan pemilik di lapangan. c. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab penuh atas kebenaran / SETTING OUT di lapangan. d. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan ukur, termasuk pekerja, patokpatok,
serta
peralatan
lainnya
yang
diperlukan
untuk
setting
out/pengukuran. Penyedia Jasa harus menggunakan alat ukur yang mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi untuk setting out dan mengontrol pekerjaan. e.
Penyedia Jasa harus segera mengirim semua data survey, serta hasil perhitungan dan gambar-gambar dari pengukuran MC-0 dan MC-100 kepada Pengguna Jasa secepatnya, dengan rincian sebagai berikut :
f.
-
Data ukur, 1 asli dan 1 rekaman
-
Gambar dengan ukuran A3 sebanyak 2 rekaman
Khusus untuk gambar kerja, penyedia jasa harus menyediakan sebanyak 2 rangkap (rekaman) ukuran A3
1.2.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran Pengukuran dilakukan pada lokasi Pekerjaan. Pembayaran dapat dilakukan setelah gambar pada lokasi pekerjaan telah selesai dan biayanya termasuk tenaga dan alat yang berhubungan dengan pekerjaan, dokumentasi/foto-foto 151
dan kebutuhan biaya yang tak terduga lainnya dengan ketentuan akan dibayar 100% bilamana keseluruhan data-data ukur, hasil perhitungan dan gambargambar hasil pengukuran yang disyaratkan telah diserahkan kepada Direksi. Pembayaran didasarkan atas satuan Lump Sum(LS) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. 1.3. Biaya Penyelengaraan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) Berdasarkan tingkat Resiko pada item masing-masing kegiatan yang meliputi : 1. Penyiapan RK3K terdiri atas : a.
Pembuatan Manual, Prosedur,Instruksi Kerja, Ijin Kerja Dan Formulir
b.
Pembuatan Kartu Identitas Pekerja(KIP)
2. Sosialisasi dan Promosi K3 terdiri atas: a.
Induksi K3 (Safety Induction)
b.
Pengarahan K3 (Safety briefing) : Pertemuan Keselamatan (Safety Talk dan/atau Tool Box Meeting)
c.
Pelatihan K3
d.
Simulasi K3
e.
Spanduk (banner)
f.
Poster
g.
Papan Informasi K3
3. Alat Pelindung Kerja Terdiri Atas: a.
Jaring Pengaman (SafetyNet)
b.
Tali Keselamatan(Life Line)
c.
Penahan Jatuh (SafetyDeck)
d.
Pagar Pengaman (Guard Railling)
e.
Pembatas Area (Restricted Area)
4. Alat Pelindung Diri Terdiri Atas: a.
Topi Pelindung (Safety Helmet)
b.
Pelindung Mata (Goggles, Spectacles)
c.
Tameng Muka (FaceShield)
d.
Masker Selam (Breathing Apparatus)
e.
Pelindung Telinga(Ear Plug, Ear Muff)
f.
Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker)
g.
Sarung Tangan (SafetyGloves)
h.
Sepatu Keselamatan(SafetyShoes)
i.
Penunjang Seluruh Tubuh (Full BodyHarness)
j.
Jaket Pelampung (LifeVest)
k.
Rompi Keselamatan(SafetyVest)
l.
Celemek (Apron/Coveralls) 152
m. Pelindung Jatuh (Fall Arrester) 5. Asuransi Dan Perijinan Terdiri Atas : a.
BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Kerja
b.
Surat Ijin KelaikanAlat
c.
Surat Ijin Operator
d.
Surat Ijin Pengesahan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
6. Personil K3 terdiri atas : a.
Ahli K3 dan/atau Petugas K3
b.
Petugas Tanggap Darurat
c.
Petugas P3K
d.
Petugas Pengatur Lalu Lintas (Flagman)
e.
Petugas Medis
7. Fasilitas sarana kesehatan: a.
Peralatan P3K (KotakP3K, Tandu,Tabung Oksigen, Obat Luka, Perban, dll)
b.
Ruang P3K (Tempat Tidur Pasien, Stetoskop,Timbangan BeratBadan, Tensi Meter, dll)
c.
Peralatan Pengasapan (Fogging)
d.
Obat Pengasapan
8. Rambu - Rambu Terdiri Atas : a.
Rambu Petunjuk
b.
Rambu Larangan
c.
Rambu Peringatan
d.
Rambu Kewajiban
e.
Rambu Informasi
f.
Rambu Pekerjaan Sementara
g.
Tongkat Pengatur Lalu Lintas(Warning Lights Stick)
h.
Kerucut Lalu Lintas (Traffic Cone)
i.
Lampu Putar (RotaryLamp)
j.
Lampu Selang Lalu Lintas
9. Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3 a.
Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
b.
Sirine
c.
Bendera K3
d.
Jalur Evakuasi (Escape Route)
e.
Lampu Darurat (EmergencyLamp)
f.
Program InspeksiDan Audit Internal
g.
Pelaporan dan Penyelidikan Insiden
153
II. 2.1.
PEKERJAAN GALIAN SEDIMENTASI (ALAT BERAT) Galian Sedimentasi (Alat Berat)
2.1.1. Umum
a. Pekerjaan galian Sedimentasi Bendung (Alat Berat) harus sesuai garis dan elevasi yang tertera gambar.
b. Penyedia jasa harus melaksanakan galian sedimen sesuai dengan garis, dan kemiringannya seperti yang tercantum dalam gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
c. Sebelum memulai pekerjaan galian, penyedia jasa menyampaikan rencana tertulis kepada Direksi, berkaitan dengan Metode Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaannya secara detail. Dalam acuan metode tersebut harus dicantumkan pula jumlah alat, kapasitas alat tiap jenis peralatan. Pertimbangan-pertimbangan metode pelaksanaan, jarak pembuangan (handling distance), lokasi buangan (spoil bank atau disposal area)
d. Peralatan Ukur (theodholit, waterpass dan bak ukur). Untuk menentukan as dan lebar saluran serta elevasi dasar saluran.
e. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian sedimen atau material lain pada bendung atau petunjuk Pengguna Jasa.
f. Bila karena suatu hal profil rusak atau berubah posisi, maka sebelum galian finishing dilakukan, profil tersebut diperbaiki dengan pedoman patok-patok bantuan yang selalu terjaga.
g. Apabila pekerjaan galian sudah selesai Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Pengguna Jasa untuk pemeriksaan. 2.1.2. Cara Pelaksanaan a.
Galian Sedimen pada Bendung dilakukan dengan menggunakan alat berat excavator dan hasil galian dibuang ke luar atau lahan kosong sekitar bendung.
b.
Setidaknya 14 hari sebelum memulai pelaksanaan pada setiap area yang diperlukan penggalian, penyedia jasa harus memberitahu kepada Direksi secara tertulis dengan menjelaskan struktur-struktur yang terpengaruh pekerjaan galian (Jika ada).
c. Penggalian dengan menggunakan alat berat excavator dilakukan atas petunjuk direksi d.
Penyedia Jasa dalam melaksanakan galian harus diusahakan cukup aman dari longsoran dan bila diperlukan diberikan alat-alat penyangga.
e.
Apabila pekerjaan galian sudah selesai, penyedia jasa harus memberitahukan kepada Direksi untuk pemeriksaan.
154
2.1.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran a.
Pengukuran pembayaran pekerjaan galian Sedimen ini berdasarkan jumlah volume yang dilaksanakan di lokasi pekerjaan dan sesuai dengan yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi/Pengguna Jasa
b.
Pembayaran pekerjaan galian ini berdasarkan satuan meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Satuan kubikasi yang dihitung dalam pembayaran adalah kubikasi material tanah pada disposal area
c. Volume akan dihitung dengan rata-rata luas dua potongan yang berurutan dan berdasarkan hasil cross-section survey yang dilakukan dengan kondisi sebelum dan sesudah ada timbunan. d.
Harga satuan untuk pekerjaan galian tanah sedimentasi sudah termasuk, upah tenaga, bahan bakar dan peralatan.
2.2.
PERAPIHAN DISPOSAL AREA (ALAT BERAT)
2.2.1. Umum Sebelum memulai pekerjaan galian sedimentasi, penyedia jasa menyampaikan rencana tertulis kepada Direksi, berkaitan dengan Metode Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaannya secara detail. Dalam acuan metode tersebut harus dicantumkan pula jumlah alat, kapasitas alat tiap jenis peralatan. Pertimbangan-pertimbangan metode pelaksanaan, jarak pembuangan (handling distance), lokasi buangan (spoil bank atau disposal area) 2.2.2. Cara Pelaksanaan a.
Penyedia jasa harus membuang galian sedimen di Disposal Area dan dirapikan dengan menggunakan alat berat (Excavator PC 200) yang telah disediakan yang tercatat dalam gambar rencana atau sesuai petunjuk Direksi. Jika penyedia jasa membuang hasil galian yang tertera dalam gambar rencana atau tanpa petunjuk Direksi akan menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
b.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk seluruh pengaturan dan biaya pembuangan material yang berlebih tersebut termasuk biaya pengangkutan dan perolehan izin dari Pemerintah Kabupaten/Pemilik Tanah dimana pembuangan dilakukan.
2.2.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran a.
Pengukuran pembayaran pekerjaan perapihan disposal area ini berdasarkan jumlah volume yang dilaksanakan di lokasi pekerjaan dan sesuai dengan yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi/Pengguna Jasa
155
b.
Pembayaran pekerjaan perapihan disposal area ini berdasarkan satuan meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Satuan kubikasi yang dihitung dalam pembayaran adalah kubikasi material tanah pada disposal area
c.
Volume akan dihitung dengan rata-rata luas dua potongan yang berurutan dan berdasarkan hasil cross-section survey yang dilakukan dengan kondisi sebelum dan sesudah ada timbunan.
d.
Harga satuan untuk pekerjaan perapihan disposal area sudah termasuk, upah tenaga, bahan bakar, dan peralatan.
3. 3.1.
PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJAAN GALIAN TANAH BIASA ≤ 1m (MANUAL)
3.1.1. Umum Penyedia jasa melakukan kegiatan pekerjaan galian tanah sesuai garis dan elevasi yang tertera pada gambar. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan pembuangan, pembuatan stok tanah atau material lain pada lokasi yang ditentukan oleh direksi. Galian tanah dapat dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia maupun peralatan lainnya. 3.1.2. Cara pelaksanaan a.
Galian tanah yang tidak dapat dipakai sebagai bahan timbunan harus dibuang keluar area kerja. Tanah yang dapat dipakai sebagai bahan timbunan menurut direksi, maka akan dipakai sebagai bahan timbunan tanggul sungai.
b.
Material dari hasil galian yang akan digunakan sebagai bahan timbunan harus mendapat persetujuan dari direksi.
c.
Material dari hasil galian dibuang ke sisi lokasi pekerjaan secara rapi atau dibuang keluar area kerja atau ditempat yang tidak menggangu jalannya pelaksanaan pekerjaan dan tidak mengotori pandangan setelah pekerjaan selesai.
d.
Setiap Material yang berlebih untuk kebutuhan bahan timbunan, maka bahan timbunan tersebut harus dibuang oleh penyedia jasa kelokasi yang ditentukan oleh direksi.
e.
Penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk seluruh pengaturan dan biaya
pembuangan
material
yang
berlebih
termasuk
biaya
pengangkutan dan perolehan ijin dari pemilik tanah dimana pembuangan dilakukan.
156
f.
Penyedia jasa dalam melaksanakan galian harus diusahakan cukup aman dari longsoran dan bila diperlukan diberikan alat-alat penyangga.
g.
Apabila
pekerjaan
galian
sudah
selesai
penyedia
jasa
harus
memberitahukan kepada direksi untuk pemeriksaan. 3.1.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran a.
Pengukuran pembayaran pekerjaan galian tanah biasa ≤ 1 m (manual) ini berdasarkan jumlah volume yang dilaksanakan dan sesuai dengan yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh direksi.
b.
Pembayaran pekerjaan galian tanah ini berdasarkan satuan meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan untuk pekerjaan galian tanah ini telah mencakup pengangkutan pembuangan yang ditentukan oleh direksi bilamana tanah tersebut tidak dapat dipergunakan sebagai bahan.
3.2.
PEKERJAAN PASANGAN BATU 1 PC : 4 PP (MENGGUNAKAN MOLEN)
3.2.1. Umum Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasang batu kali/gunung adalah semua pekerjaan konstruksi yang menggunakan material utama batu kali/gunung sesuai yang tercantum dalam gambar. Pekerjaan pasangan batu 1 PC : 4 PP, untuk campuran 1:4 menggunakan alat Concrete Mixer (Molen) 0,35 m3. Ukuran, ketinggian, ketebalan (dimensi) perkerjaan pemasangan batu kali/gunung ini ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk direksi.Jika ditentukan ukurannya dalam gambar, batu kali/gunung yang digunakan harus mempunyai ketebalan minimal 15 cm. Batu kali/gunung dapat diambil dari quarry, sungai atau dari leveransir, yang telah disetujui oleh direksi. 3.2.2. Cara Pelaksanaan a.
Material
- Batu Material batu harus bersih, keras, padat, tahan lama, (tidak retak dan rapuh) - Semen Semen yang digunakan mengikuti ketentuan-ketentuan dari PBI 1971NI.2 - Air
157
Air yang digunakan untuk campuran pasangan batu gunung/kali tidak boleh mengandung minyak, alkali, garam-garam, bahan bahan organis untuk itu sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. - Pasir Pasir yang dipakai harus bersih (tidak berlumpur, tidak mengandung bahan organis) dan bersifat keras, kekal, (tidak mudah hancur oleh cuaca), dan kandungan kadar lumpur maksimal 5%. b.
Adukan semen Adukan semen haruslah semen mortar yang memenuhi persyaratan dari adukan semen. Adukan semen diklarifikasi menurut perbandingan campuran antara semen dan pasir, yaitu satu berbanding empat (1 :4). Pencampuran adukan dilakukan dengan mesin pengaduk (molen), campuran dengan tangan hanya boleh dilakukan atas ijin direksi.
3.2.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran a.
Pengukuran pembayaran pekerjaan pasang batu kali berdasarkan jumlah volume terpasang di lokasi pekerjaan dan sesuai dengan yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh direksi.
b.
Pembayaran pekerjaan pasang batu kali ini berdasarkan satuan meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan material, upah buruh, dan peralatan yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan ini.
3.3.
PEKERJAAN PLESTERAN 1 PC : 3 PP
3.3.1. Umum Pekerjaan ini harus mencakup finishing/topi pasangan batu kali/gunung atau sesuai dengan gambar dan petunjuk direksi. Plesteran harus rapi, rata, lurus dan halus. 3.3.2. Cara Pelaksanaan a. Material - Semen Portland ( PC ) Semen untuk pekerjaan plesteran sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan pasang batu kali/gunung. - Pasir Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5% atau sama dengan pasir yang dipergunakan pada pekerjaan pasang batu kali/gunung. - Air 158
Air yang digunakan untuk plesteran sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan pasang batu kali. b. Adukan Semen Untuk pekerjaan plesteran ini digunakan campuran 1 bagian semen (PC) : 3 bagian pasir (PP). Untuk semua bagian yang akan diplester harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air dengan rata hingga jenuh kemudian di plester dengan tebal plesteran 1.5 sampai 2 cm. Selama proses pengeringan, plesteran harus disiram air agar tidak terjadi retak- retak akibat proses pengeringan yang terlalu cepat. Pencampuran adukan dilakukan dengan mesin pengaduk (molen), campuran dengan tangan hanya boleh dilakukan atas ijin direksi. 3.3.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran a. Pengukuran pembayaran pekerjaan plesteran ini berdasarkan jumlah luasan plesteran yang dilaksanakan dilokasi pekerjaan dan sesuai yang tertera pada gambar atau yang ditentukan direksi. b. Pembayaran pekerjaan plesteran ini berdasarkan satuan meter persegi (m2) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan material, upah buruh, dan peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini. 3.4.
PEKERJAAN BEKISTING KAYU KELAS III
3.4.1. Umum Pekerjaan
bekisting
yang
dimaksud
adalah
pekerjaan
pembuatan
acuan/cetakan selama pengecoran dan pengerasan beton untuk memperoleh bentuk permukaan beton yang diinginkan. Bekisting harus kuat dan kaku. 3.4.2. Cara Pelaksanaan -
Penyedia jasa harus menyerahkan rencana-rencana dan penjelasan tentang bekisting acuan dan harus membuat contoh acuan untuk mendapatkan persetujuan direksi.
-
Bekisting harus dipasang dengan sempurna, sesuai dengan bentukbentuk dan ukuran yang benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam gambar.
-
Bekisting untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah hilangnya bahan-bahan dari beton dan bisa menghasilkan permukaan beton yang padat. Jika dibutuhkan bekisting untuk permukaan beton yang kelihatan harus sedemikian rupa sehingga
159
menghasilkan permukaan yang halus tanpa adanya garis, atau kelihatan terputus. -
Tiap kali sebelum pekerjaan pembetonan dimulai, bekisting harus diperiksa dengan teliti dan dibersihkan.
-
Pekerjaan beton hanya boleh dimulai apabila direksi sudah memeriksa dan memberi persetujuan mengenai bekisting yang terpasang.
-
Bekisting diusahakan kuat dan dapat dipergunakan berkali-kali.
-
Penyedia jasa tidak dibenarkan untuk membongkar bekisting, sebelum mencapai kekuatan sesuai PBI 1971 atau telah mendapat persetujuan oleh direksi.
-
Apabila pembongkaran bekisting menyebabkan sebagian pekerjaan beton mendapat tekanan melebihi perhitungan, maka tidak dibenarkan untuk membongkar bekistingnya untuk jangka waktu selama keadaan itu berlangsung. Harus ditekankan disini bahwa tanggung jawab terhadap keamanan beton sepenuhnya berada dipihak penyedia jasa serta harus memenuhi peraturan mengenai pembongkaran bekisting di dalam PBI 1971
-
Penyedia jasa wajib memberitahukan kepada direksi pada waktu akan membongkar bekisting bagian-bagian pekerjaan beton yang penting serta mendapatkan persetujuan direksi, tapi hal ini tidak mengurangi tanggung jawab atas hal tersebut.
-
Pembongkaran bekisting beton dapat dilakukan setelah beton berumur 3 (tiga) minggu, atau telah mendapat persetujuan direksi.
3.4.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran a. Pengukuran pembayaran pekerjaan bekisting berdasarkan jumlah luasan yang tertera pada gambar atau yang disetujui oleh direksi. b. Pembayaran pekerjaan bekisting ini berdasarkan pada satuan meter persegi (m2) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan untuk pekerjaan ini termasuk baiaya pengadaan material, upah buruh, peralatan yang diperlukan dan pembongkaran untuk penyelesaian pekerjaan ini.
3.5.
PEKERJAAN PEMBESIAN Ø 10
3.5.1. Umum a. Baja tulang harus terdiri dari besi beton bulat berulir atau besi beton bulat sesuai ketentuan-ketentuan berikut ini :
- Kekuatan
Besi beton bulat berulir
Besi beton bulat
U - 32
D - 24
49 – 63
29 – 53 160
tarik,kg/mm2
30 atau lebih
24 atau lebih
- Titik leleh, kg/mm2
14 atau lebih
20 atau lebih
- Penambahan panjang, % b. Potongan melintang dari setiap batang tulangan yang akan digunakan harus mempunyai bentuk yang tetap dengan diameter yang sama pada setiap titik sepanjang batang tersebut. c. Diameter rata-rata tulangan-tulangan yang dipilih dari contoh setiap kiriman dengan ukuran yang sama dari setiap tulangan beton yang dikirimkan ke lokasi pekerjaan, tidak boleh lebih atau lebih kecil dari 2 (dua) persen dari diameter yang ditentukan. Tulangan-tulangan harus bebas dari sisik, minyak,karat, kotoran dan kerusakan-kerusakan struktur. d. Jika diperlukan oleh direksi, penyedia jasa harus menyampaikan 3 (tiga) copy keterangan teknis (mill-sheet) tentang baja-baja tulangan yang dikeluarkan oleh pabriknya untuk mendapat persetujuan dari direksi sebelumnya.Setiap pengiriman dan pemeriksaan harus dilakukan oleh direksi berdasarkan spesifikasi dan keterangan teknis (mill-sheet) di atas. 3.5.2. Cara Pelaksanaan a.
Penempatan Tulangan Beton Semua tulangan beton harus dibersihakan sebelum pemasangan dari sisik yang lepas, karat yang lepas, minyak, gemuk, kotoran dan bahanbahan asing lainnya. Tulangan harus dipasang dan dikuatkan dalam posisi yang pasti/tepat sesuai yang ditunjuk dalam gambar dantidak berubah pada posisinya didalam cetakan tanpa pengeseran selama proses penggetaran, pengisian dan penumbukan beton ditempatkan. Semua ujung yang bebas dari tulangan bulat yang licin harus dibuat kait Sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau menurut direksi. Penyedia jasa harus menyediakan semua ganjal pengatur jarak (beton tahu)
yang diperlukan atas biayanya sendiri untuk memelihara
tulangan beton dalam posisi yang tepat. Setiap pengikat, sambungan atau sambungan sengkang tulangan harus kencang sehingga tulangantulangan benar-benar kokoh. Sebelah dalam bagian-bagian yang melengkung harus bersentuhan langsung dengan tulangan-tulangan disekitar mana akan tercapai kekuatan yang baik, tulangan-tulangan harus diikat dengan menggunakan kawat baja hitam yang harus mendapat persetujuan dari direksi, dan pengikat harus dililit dengan
161
kuat-kuat dengan tang. Ujung kawat ikat harus dilipat ke dalam. Pengelasan besi tulangan tidak diperbolehkan kecuali ditentukan lain terutama disetujui direksi. Jika tulangan beton telah dipasang dan telah siap untuk untuk dilakukan pengecoran, maka harus diperiksa dulu oleh direksi dan tidak boleh dilakukan pengecoran sampai tulangan beton telah disetujui.Penyedia jasa harus melaporkan kepada direksi selambatlambatnya 24 (dua puluh empat) jam sebelum, tentang maksudnya untuk meminta dilakukan pemeriksaan atas penulangan yang telah disiapkan. b.
Penyiapan Gambar Tulangan beton Penyedia jasa atas biayanya sendiri harus menyiapkan semua gambar detail tulangan beton berdasarkan gambar-gambar yang diberikan oleh direksi sebagaimana diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Gambargambar tulangan beton ini harus meliputi gambar
penempatan
tulangan, gambar pembengkokan tulangan, daftar besi dan gambargambar
penulangan
lainnya
yang
mungkin
dipelukan
untuk
memudahkan pembuatan dan pemasangan besi tulangan.Semua gambar penulangan harus diajukan kepada direksi untuk mendapat persetujuan. Persetujuan direksi tersebut tidak membebaskan penyedia jasa dari tanggung jawab atas kebenaran detail atau untuk penyesuaian dengan keperluan menurut persyaratan. c.
Sambungan Tulangan Beton Jika diangap perlu untuk menyambung batangan tulangan pada titiktitik lain dari pada yang diperlihatkan dalam gambar, posisi dan metode penyambungan harus ditetapkan berdasarkan perhitungan kekuatan dan disetujui oleh direksi. Dalam hal ini sambungan lewatan, panjang lewatan harus memenuhi ketentuan gambar atau tabel dibawah ini : -Diameter Tulangan (mm) -Panjangminimum
10 12 16 19 22 25 28 32
sambungan
lewatan(cm)
43 43 45 65 84 109 136 177
Batangan tulangan harus diikat pada beberapa tempat diatas sambungan lewatan dengan menggunakan kawat besi pengikat dengan diameter lebih dari 0,9 milimeter atau pengikat yang cocok. Untuk sambungan lewatan, diperlukan kait pada batang tulangan licin dan kait tidak diperlukan pada tulangan berulir. d.
Selimut Beton Selimut beton diukur dari sisi luar batang tulangan harus sesuai dengan gambar atau daftar dibawah ini : 162
Selimut Beton
Jenis pekerjaan
Minimum(cm) 1.
Balok
2,5
2.
Pelat
1,5
3.
Dinding
2,5
4.
Kolom
3,0
5.
Bangunan yang masuk dalam tanah atau nampak dan terpengaruh cuaca atau kena gerusan
5,0
Selimut beton dalam semua hal, paling tidak harus sama dengan diameter batang tulangan. 3.5.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran untuk pembayaran atas pengadaan dan pemasangan tulangan beton harus dibuat sesuai dengan rencana batang tulangan yang terpasang didalam beton menurut gambar atau sesuai dengan petunjuk direksi. Satuan berat batang tulangan harus seperti berikut, kecuali ada ketentuan lain. Tulangan Bulat Yang Licin Diameter (mm)
10 12
16
19
22
25
28
32
Satuan Berat (kg/m)
0,617 0,888 1,58 ,2,23 2,98 3,85 4,83 6,31 Tulangan Bulat Yang Berulir
Ukuran Nominal (diameter
D10 D12 D16 D19 D22 D25 D28 D32
dalam
mm) Satuan (kg/m)
Berat 0,56 0,995 1,56 2,25 3,04 ,3,98 5,04 6,23
Penjepit, pengikat atau bahan-bahan lainnya yang digunakan untuk mengatur dan mengikat batang-batang tulangan ditempatnya tidak akan diukur untuk pembayaran. Batang-batang tulangan lewatan yang yang dinyatakan pada gambar atau dianggap perlu oleh direksi harus dimasukkan dalam pengukuran untuk pembayaran.
b. Pembayaran untuk pekerjaan pemasangan tulangan beton berdasarkan pada satuan kilogram (kg) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus meliputi biaya-biaya upah kerja, bahan-bahan, instalasi kerja dan lain-lain termasuk biaya pengadaan tulangan beton, pengadaan dan pengerjaan penjepit, 163
pengikat dan penyangga besi, jika dianggap perlu, dan pengiriman, pemuatan, pengangkutan, penyimpanan, pemotongan, pengikatan, pembersihan, pemasangan dan pengamanan serta pemeliharaan dalam posisinya semua tulangan beton sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk direksi. 3.6.
PEKERJAAN BETON 1 : 2 : 3
3.6.1. Umum Yang dimaksud dalam pekerjaan beton ini adalah semua pekerjaan yang terbuat dari konstruksi beton mencakup persiapan sampai penyelesaiaan, dimana ukuran dimensi dan volume di cantumkan pada gambar rencana atau menurut petunjuk direksi Kelas dari beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan harus seperti yang ditentukan dalam gambar atau oleh direksi. Campuran Beton 1 PC : 2 PB : 3 Kr 3.6.2. Cara Pelaksanaan a.
Material - Semen Semen yang digunakan untuk konstruksi beton bertulang atau tanpa tulang pada umumnya dari jenis semen Portland yang memenuhi ketentuan dalam NI-8. Penyedia Jasa harus mempergunakan semen Portland hanya dalam satu merek.Semen harus dijaga terhadap pengaruh hujan dan kelembaban serta pengaruh-pengaruh lain yang dapat menjadikan rusak sebelum di pergunakan. Semen yang digunakan untuk seluruh pekerjaan harus diproduksi oleh pabrik yang disetujui oleh direksi secara tertulis.Semen tersebut harus semen Portland biasa sesuai dengan ketentuan dan harus kering serta tidak ada yang menggumpal dan mengeras. Semen harus dikemas dalam kantong.Kantong semen harus cukup kuat untuk menerima perlakuan kasar dalam pengangkutan oleh tenaga manusia. Nama dan cap pabrik, tipe semen, tahun dan bulan pembuatan, serta berat bersih harus tertera dengan jelas pada setap kantong. - Air Air yang digunakan untuk campuran beton tidak boleh mengandung minyak, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan 164
lain yang dapat merusak beton, baja tulangan atau jaringan kawat baja untuk itu sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. - Agregat Halus (Pasir) Agregat halus yang digunakan adalah pasir dengan butir-butir tajam, keras, bersih dan tidak mengandung bahan-bahan organis. Ukuran pasir harus sesuai dengan pengujian sebagai berikut : a. Sisa diatas ayakan 4 mm harus minimum 2% berat b. Sisa diatas ayakan 1 mm harus minimum 10% berat c. Sisa diatas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80% dan 90% berat d. Kadar lumpur maksimum 5 % Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari Lembaga Pemeriksaan Bahan-Bahan yang diakui. - Agregat Kasar (Batu Pecah/Kerikil) Agregat kasar yang digunakan untuk pekerjaan beton adalah berupa kerikil atau batu pecah dari butir-butir keras, runcing tidak berpori, bersih dan tidak mengandung zat-zat aktif yang dapat merusak beton atau baja tulangan. a. Sisa diatas ayakan 31,5 mm harus minimum 0% berat. b. Sisa diatas ayakan 4 mm harus minimum 90% berat dan 98% berat. c. Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat. d. Kadar lumpur maksimum 1 % berat. - Bahan Pembantu Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan, dan pengerasan, atau maksud-maksud lain dapat dipakai bahan-bahan pembantu, jenis dan jumlah bahan pembantu yang dipakai harus atas persetujuan direksi. Manfaat dari bahan-bahan pembantu harus dapat dibuktikan dengan hasil-hasil
percobaan
dengan
ketentuan
bahwa
tidak
boleh
menyebabkan kekuatan tekanan beton tidak lebih dari 5%. Di dalam pemakaiannya untuk bahan-bahan pembantu ini harus diadakan pengawasan yang cermat untuk menjamin bahwa jumlah 165
pemakaian bahan tambahan tersebut selalu tepat dengan yang diijinkan. - Pengerjaan Beton Tidak Diijinkan Dalam Cuaca Tidak Memungkinkan. Pengerjaan beton tidak diijinkan selama ada badai atau hujan lebat.Semua bahan beton dan perlengkapan instalasinya harus dilindungi dengan baik terhadap akibat terjadinya badai atau angin kencang. - Campuran Yang Sudah Mengeras Tidak Boleh Digunakan Dalam kejadian apapun campuran yang sudah mengeras tidak boleh digunakan. Direksi berhak menolak beton dalam beberapa kejadian sebagai berikut : Jika pelaksanaan pengadukan tidak dapat dimulai dalam 30 menit setelah semen dituangkan kedalam agregat. Jika lebih dari 30 menit telah dilampaui antara adukan yang telah masak dikeluarkan dari alat pengaduk dengan pengecorannya tanpa pengaduk lagi. Jika telah dilampaui dari dari 1,5 jam antara penuangan semen pada agregat dan pelaksanaan pengecoran beton. Jika slump dari beton telah menyusut lebih dari 2,5 cm atau cukup besar menurut anggapan direksi, selama jangka waktu mulai matangnya beton sampai pengecoran beton. b. Pemadatan Selama pengecoran beton harus dipadatkan dengan alat pemadat. Ketelitian dalam hal pemadatan perlu diperhatikan agar supaya sudutsudut dan sela antara terisi dan disekeliling terpenuhi.Semua ronggarongga/gelembung udara tidak boleh terjadi pada pemadatan. Harus diperhatikan agar penggetaran/pemadatan tidak terlalu lama yang dapat mengakibatkan pemisahan bahan-bahan ( Segregation ) c. Permukaan Beton Jadi (Finishing) Semua permukaan jadi dari pekerjaan beton (finishing) harus rata, lurus, tidak nampak bagian-bagian yang keropos, meledut, atau bagian-bagian yang membekas pada permukaan. d. Perawatan Beton yang baru selesai dicor harus dilindungi terhadap hujan dan panas matahari serta kerusakan-kerusakan lainnya yang disebabkan oleh gaya-gaya sentuhan sampai beton telah menjadi keras.
166
Permukaan beton harus diusahakan tetap dalam keadaan lembab, dengan cara menutupinya dengan karung-karung basah atau menggenangi air sampai selama paling sedikit 2 minggu. Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh diganggu.Tidak diperkenankan untuk mempergunakan lantai yang belum cukup mengeras sebagai tempat timbunan bahanbahan atau sebagai jalan untuk mengangkut bahan-bahan yang berat. Permukaan lantai beton yang selesai sesudah beton mulai mengeras harus segera ditutup dengan karung-karung basah agar beton tetap lembab dan mengeras dengan sempurna. Catatan : beton yang menggunakan semen biasa dan tidak memakai bahan pembantu pembasahan dilakukan selama minimum 7 hari. Beban hanya dapat diizinkan melewatinya setelah beton berumur 30 hari atau sampai waktu yang ditentukan direksi. 3.6.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran pembayaran pekerjaan beton ini berdasarkan jumlah volume yang dilaksanakan di lokasi pekerjaan dan sesuai dengan yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan beton ini berdasarkan satuan meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan untuk pekerjaan ini sesudah termasuk biaya pengadaan material, upah buruh, peralatan.
3.7.
PEKERJAAN PIPA HAND RAILING Ø 2”
3.7.1. Umum Pekerjaan ini meliputi pengaman daerah Bendung dari terjatuhnya ternak atau manusia ke dalam area Bendung. 3.7.2. Cara Pelaksanaan
a. Pipa Railing yang digunakan terbuat dari pipa GIP (Galvanized Iron Pipe) dengan diameter 2” yang berstandart SNI. b. Penyedia jasa harus melaksanakan pekerjaan railing seperti pada gambar teknik atau sesuai petunjuk direksi.
c. Penyambungan pekerjaan railing dilakukan dengan cara pengelasan pipa galvanis dengan tinggi railing pengaman kurang lebih 1,2 m dan jarak antar tiang yaitu 1,5 m. Permukaan hasil pengelasan harus rapi dan tidak ada lubang.
d. Pekerjaan pengelasan dapat dilakukan di lokasi pekerjaan atau di bengkel kerja dengan selalu mengutamakan keselamatan kerja. 167
e. Pemasangan railing pengaman harus 90˚dari permukaan tanah. Pada daerah kaki diberi perkuatan sloof beton bertulang untuk menopang railing agar tidakjatuh/terguling. 3.7.3. Cara Pengukuran Pembayaran
a. Pengukuran pembayaran pekerjaan pipa hand railing Bendung berdasarkan jumlah volume pekerjaan railing yang dilaksanakan dilokasi pekerjaaan dan sesuai dengan yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan pipa hand railing ini berdasarkan pada satuan meter lari (m’) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan untuk pekerjaan railing pengaman sudah termasuk, upah tenaga, bahan, peralatan, pengangkutan dan pemasangan dilokasi.
3.8.
PEKERJAAN PENGECATAN PIPA HAND RAILING Ø 2“
3.8.1. Umum Pekerjaan ini meliputi pengecatan Railing sebagian atau seluruhnya dari bangunan bendung yang terbuat dari Pipa Galvanis (Besi) 3.8.2. Cara Pelaksanaan a.
Bahan Cat bahan cat yang digunakan adalah cat besi yang memenuhi Standar Nasional Indonesia. Semua bahan harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh direksi dan contoh dari tiap-tiap cat dan bahan campurannya yang diusulkan untuk dipakai, harus diserahkan kepada direksi untuk mendapat persetujuan. Bahan yang dikirim ketempat pekerjaan harus dalam kaleng atau drum dengan segel yang masih utuh. Cat yang telah kedaluarsa seperti yang dituliskan pada kalengnya tidak boleh dipakai, bahan cat seperti itu harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan.
b.
Penyedia jasa harus melaksanakan pekerjaan pengecatan Railing fasilitas bangunan bendung setelah permukaan bidang yang akan dicat selesai dipersiapkan dan benar-benar telah bersih. Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai cat seluruhnya harus benar-benar telah diaduk. Seluruh pekerjaan harus diselesaikan sesuai dengan warna dan corak yang ditentukan dan disetujui oleh direksi. Hasil pengecatan harus rata dan rapi.
3.8.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran a. Pengukuran pembayaran pekerjaan pengecatan Railing berdasarkan jumlah luasan pengecatan yang dilaksanakan di lokasi pekerjaan dan 168
sesuai dengan yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh direksi. b. Pembayaran pekerjaan pengecatan harus dibuat berdasarkan satuan meter persegi (m2) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan untuk pekerjaan pengecatan sudah termasuk, upah tenaga, bahan, peralatan. 3.9 BETON SIKLOP 3.9.1. Umum Pekerjaan yang termasuk pekerjaan beton siklop adalah semua pekerjaan konstruksi yang menggunakan material utama batu kali atau batu gunung antara lain pekerjaan bangunan pondasi. Ukuran, ketinggian, ketebalan (dimensi) pekerjan pemasangan batu ini ditentukan dalam gambar rencana atau petunjuk Pengguna Jasa. Jika tidak ditentukan ukurannya dalam gambar rencana batu harus mempunyai ketebalan minimal 25 cm. Batu dapat diambil dari quarry, sungai, atau dari leveransir, yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa. 3.9.2. Cara Pelaksanaan a. Campuran spesi yang disyaratkan harus sesuai dengan ketentuan, dengan perbandingan menurut ukuran volume. Seluruh permukaan pasangan batukali harusdirapikan dengan menggunakan spesi yang ada,sehingga tidak ada rongga antar batuan yang tidak tertutup. b. Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari pasangan batu kali/batu belah untuk dinding beton saluran lebih dari 18 cm sedangkan ukuran dinding saluran dibawah 18 cm menggunakan cyclopean beton.Untuk pekerjaan cyclopean beton, batu kali/belah digunakan Batu kali/belah yang berukuran maksimum 10 - 15 cm. c. Sebelum pelakanaan pekerjaan dilakukan maka dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran - pengukuran untuk as - as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan dimintakan persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian. Apabila dinding saluran menggunakan Pondasi batu kali/belah dipasang dengan perekat 1 PC : 4 Ps. dan pada bagian sisi dinding saluran diplester adukan 1 PC : 4Ps d. Pekerjaan Untuk dinding saluran memakai beton siklop dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja dan gambar detail. Campuran yang digunakan ; Pondasi beton cyclopean dibuat dengan adukan 60 % adukan beton 1 PC : 2 Ps : 3 Kr yang diisi 40 % batu belah. dan pada bagian sisi dinding diplester adukan 1 PC : 4 Ps 3.9.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran
169
a. b. c.
Pengukuran pembayaran pekerjaan beton siklop ini berdasarkan jumlah yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh Pengguna Jasa Pembayaran pekerjaan pasangan batu ini berdasarkan satuan meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Pembayaran untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan material, upah, buruh, peralatan, dan semua yang diperlukan termasuk untuk penyelesaian pekerjaan ini.
3.10 PEKERJAAN BETON K-225 3.10.1. Umum Yang dimaksud dalam pekerjaan beton ini adalah semua pekerjaan yang terbuat dari konstruksi beton mencakup persiapan sampai penyelesaiaan, dimana ukuran dimensi dan volume di cantumkan pada gambar rencana atau menurut petunjuk direksi Kelas dari beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan harus seperti yang ditentukan dalam gambar atau oleh direksi. Campuran Beton Mutu Beton K.225 3.10.2 Cara pelaksanaan a.
Material - Semen Semen yang digunakan untuk konstruksi beton bertulang atau tanpa tulang pada umumnya dari jenis semen Portland yang memenuhi ketentuan dalam NI-8. Penyedia Jasa harus mempergunakan semen Portland hanya dalam satu merek.Semen harus dijaga terhadap pengaruh hujan dan kelembaban serta pengaruh-pengaruh lain yang dapat menjadikan rusak sebelum di pergunakan. Semen yang digunakan untuk seluruh pekerjaan harus diproduksi oleh pabrik yang disetujui oleh direksi secara tertulis.Semen tersebut harus semen Portland biasa sesuai dengan ketentuan dan harus kering serta tidak ada yang menggumpal dan mengeras. Semen harus dikemas dalam kantong.Kantong semen harus cukup kuat untuk menerima perlakuan kasar dalam pengangkutan oleh tenaga manusia. Nama dan cap pabrik, tipe semen, tahun dan bulan pembuatan, serta berat bersih harus tertera dengan jelas pada setap kantong. - Air
170
Air yang digunakan untuk campuran beton tidak boleh mengandung minyak, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton, baja tulangan atau jaringan kawat baja untuk itu sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. - Agregat Halus (Pasir) Agregat halus yang digunakan adalah pasir dengan butir-butir tajam, keras, bersih dan tidak mengandung bahan-bahan organis. Ukuran pasir harus sesuai dengan pengujian sebagai berikut : e. Sisa diatas ayakan 4 mm harus minimum 2% berat f. Sisa diatas ayakan 1 mm harus minimum 10% berat g. Sisa diatas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80% dan 90% berat h. Kadar lumpur maksimum 5 % Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari Lembaga Pemeriksaan Bahan-Bahan yang diakui. - Agregat Kasar (Batu Pecah/Kerikil) Agregat kasar yang digunakan untuk pekerjaan beton adalah berupa kerikil atau batu pecah dari butir-butir keras, runcing tidak berpori, bersih dan tidak mengandung zat-zat aktif yang dapat merusak beton atau baja tulangan. e. Sisa diatas ayakan 31,5 mm harus minimum 0% berat. f.
Sisa diatas ayakan 4 mm harus minimum 90% berat dan 98% berat.
g. Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat. h. Kadar lumpur maksimum 1 % berat. - Bahan Pembantu Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan, dan pengerasan, atau maksud-maksud lain dapat dipakai bahan-bahan pembantu, jenis dan jumlah bahan pembantu yang dipakai harus atas persetujuan direksi. Manfaat dari bahan-bahan pembantu harus dapat dibuktikan dengan hasil-hasil
percobaan
dengan
ketentuan
bahwa
tidak
boleh
menyebabkan kekuatan tekanan beton tidak lebih dari 5%.
171
Di dalam pemakaiannya untuk bahan-bahan pembantu ini harus diadakan pengawasan yang cermat untuk menjamin bahwa jumlah pemakaian bahan tambahan tersebut selalu tepat dengan yang diijinkan.
4. Pencampuran Beton - Perbandingan Campuran Beton harus terdiri dari semen, bahan pengisi (agregat), air dan bahan tambahan bila diijinkan, diaduk dengan sempurna, untuk mendapatkan kekuatan yang ditentukan. Beton diklasifikasikan berdasarkan kekuatan tekan 28 (dua puluh delapan) hari dengan penggunaan ukuran agregat maksimum seperti terlihat dibawah ini: Tipe
Kekuatan
Ukuran
Perbandingan
Campuran
tekan yang
Agregat
air/semen
Beton
ditentukan
Maksimum
maksimum (%)
pada umur
(mm)
28 hari (kg/cm2) A (K-225)
225
40 (20)
50
B (K-175)
175
40
50
C (K- 125)
125
80
55
D (K-100)
100
20
60
Tipe A
:
Beton bertulang untuk konstruksi atas jembatan, pipa beton pracetak, tiang pancang beton pracetak
Tipe B
:
Untuk berbagai bangunan air dan lining saluran
Tipe C : Beton tak bertulang untuk beton dengan volume besar seperti tubuh bendung, lantai olakan, pilar dan tembok pangkal jembatan, beton perkuatan saluran dan plat jembatan. Tipe D
:
Beton tak bertulang untuk pondasi dan pengisi.
Slump adukan beton harus serendah mungkin yang akan menghasilkan pemadatan sempurna dengan peralatan yang diijinkan untuk pekerjaan tersebut, tetapi dalam beberapa hal harus terletak diantara nilai-nilai batas seperti terlihat dibawah ini, setelah beton dituang.
172
Tipe
Tipe Konstruksi Terbesar
Campuran
Batas-batas slump (cm)
Tipe A
Bagian-bagian beton pracetak
12,5 – 5,0
Tipe A
Plat dan Balok beton Jembatan kelas I
15 – 7,5
dan kelas II Tipe B
Plat , Dinding, Balok dan pondasi
12,5 – 5,0
Dinding dan pilar Tipe B
Bagian lereng peralihan
5,0 – 2,5
Tipe C
Konstruksi besar
7,5 – 5,0
Tipe D
Perkerasan pada gorong-gorong, dsb
7,5 – 5,0
Tipe D
Pondasi
9,0 – 2,5
- Pengadukan beton dengan mesin Bahan-bahan campuran beton harus diaduk dalam alat pengaduk tidak kurang dari 1-1/2 menit setelah semua bahan dimasukkan kecuali air.Seluruh air pencampur harus dituangkan sebelum ¼ waktu pengaduk dilampaui. Waktu pengadukan untuk alat pencampur yang lebih besar dari 0,75 m3 harus ditambah ¼ menit untuk setiap tambahan 0,5 m3 Alat pencampur tidak boleh dibebani lebih dari kapasitas rataratanya, serta tidak boleh dioperasikan dengan kecepatan yang lebih tinggi dari kecepatan yang dianjurkan oleh pabriknya.Mesin pencampur tersebut harus menghasilkan beton yang seragam sepanjang waktu kerjanya sesuai dengan persetujuaan direksi. Semua peralatan pencampur harus dibersihkan sebelum memulai pencampuran dan harus bebas dari beton yang telah mengeras.Pisai pelempar yang ada dalam alat pencampur harus diganti jika telah mencapai tingkat keausan 2 cm atau 10% dari ukuran tingginya. Semua alat pencampur yang digunakan untuk beton harus dari tipe mekanis dengan kapasitas yang disetujui oleh direksi. 5. Pengecoran Pengecoran tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan perancah dan pekerjaan persiapan, telah sempurna dikerjakan dan disetujui oleh direksi. - Persiapan
173
Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan penunjang siap pakai, material dan pekerja-pekerja harus sudah berada di tempat pengecoran. - Pelaksanaan Pengecoran Sebelum pengecoran beton, harus dilakukan persiapan sedemikian rupa sehingga dalam semua keadaan adukan beton dapat diangkat dengan lancar dan di tempatkan pada posisi yang diperlukan tanpa perlu adanya pengangkutan lebih lanjut serta tidak terjadi pemisahan bahan-bahan. Beton tidak boleh diangkut dengan talang miring atau dijatuhkan dari tempat pengadukan atau dengan cara lain dengan ketinggian lebih dari 1.5 m kecuali dengan persetujuan direksi yang dapat memerintahkan adukan beton dijatuhkan keatas bak penampung dan harus diaduk lagi dengan tangan sebelum dituang/dicor. Tinggi pengangkutan harus lebih kecil dari 1,5 m , kecuali ada ketentuan lain atas ijin direksi. Tempat dimana beton akan dituang harus dijaga agar bebas dari genangan air selama pelaksanaan pengecoran, kecuali ada persetujuan lain dari direksi. Aliran air yang melintas atau masuk ketempat pekerjaan tersebut harus diamankan sebelum proses pengecoran beton dimulai. Jika pengecoran dalam air tidak dapat dihindari dan jika telah mendapat persetujuan khusus oleh direksi, adukan beton harus dituangkan melalui pipa. Ketentuan khusus tentang bagian-bagian campuran dan tata cara pengecoran dapat ditentukan oleh direksi dan penyedia jasa tidak berhak atas kompensasi biaya yang di akibatkannya. Sebelum melanjutkan pengecoran beton pada pekerjaan yang dilaksanakan terdahulu, yang kemudian di istirahatkan atau dihentikan, permukaan dan ujungnya harus dikasarkan dengan sempurna dengan menggunakan pahat yang tajam sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi lapisan kulit yang lunak. Permukaan yang dikasarkan tersebut harus dibersihkan dengan sempurna dengan penyemprotan angin dan air atau cara-cara lain yang yang disetujui, disikat dan disiram sesaat sebelum proses pengecoran lapisan beton berikutnya dilaksanakan. Biaya untuk semua pengkasaran permukaan tersebut harus dianggap telah termasuk dalam harga-harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
174
Beton untuk pekerjaan beton bertulang harus dicor dalam jumlah sedikit-sedikit, dalam keadaan dapat dibentuk dengan perbandingan air semen sedemikian rupa untuk mencapai kekuatan yang ditentukan. Pengecoran beton dalam bagian-bagian tersendiri harus dilaksanakan terus menerus tanpa berhenti sampai batas sambungan yang disetujui sebelumnya, atau sampai bagian tersebut selesai dan harus diselesaikan dengan cara sedemikian rupa sehingga bagian-bagian sambungan harus monolit, kecuali ada ketentuan lain. Beton bervolume besar harus dilaksanakan dalam bagian-bagian yang terlebih dahulu dianjurkan atau disetujui oleh direksi dan harus dikerjakan secara terus menerus tanpa berhenti sampai selesai dalam setiap bagiannya dan tidak diijinkan untuk istirahat selama pekerjaan berjalan. Apabila diperlukan bekerja diluar batas jam kerja biasa untuk terpenuhinya kondisi tersebut di atas, penyedia jasa harus
sudah
memperhitungkannya dalam harga-harga satuan beton didalam Daftar Kuantitas dan Harga. Dalam pelaksanaan pengecoran penyedia jasa harus menyiapkan acuan kubus beton dan membuat benda uji kubus beton sesuai jumlah yang dianjurkan dan disetujui direksi. Segala biaya penyiapan dan pengujian benda uji kubus tersebut menjadi tanggung jawab penyedia jasa. - Pengerjaan Beton Tidak Diijinkan Dalam Cuaca Tidak Memungkinkan. Pengerjaan beton tidak diijinkan selama ada badai atau hujan lebat.Semua bahan beton dan perlengkapan instalasinya harus dilindungi dengan baik terhadap akibat terjadinya badai atau angin kencang. - Campuran Yang Sudah Mengeras Tidak Boleh Digunakan Dalam kejadian apapun campuran yang sudah mengeras tidak boleh digunakan. Direksi berhak menolak beton dalam beberapa kejadian sebagai berikut : Jika pelaksanaan pengadukan tidak dapat dimulai dalam 30 menit setelah semen dituangkan kedalam agregat. Jika lebih dari 30 menit telah dilampaui antara adukan yang telah masak dikeluarkan dari alat pengaduk dengan pengecorannya tanpa pengaduk lagi.
175
Jika telah dilampaui dari dari 1,5 jam antara penuangan semen pada agregat dan pelaksanaan pengecoran beton. Jika slump dari beton telah menyusut lebih dari 2,5 cm atau cukup besar menurut anggapan direksi, selama jangka waktu mulai matangnya beton sampai pengecoran beton. 6. Pemadatan Selama pengecoran beton harus dipadatkan dengan alat pemadat. Ketelitian dalam hal pemadatan perlu diperhatikan agar supaya sudutsudut dan sela antara terisi dan disekeliling terpenuhi.Semua ronggarongga/gelembung udara tidak boleh terjadi pada pemadatan. Harus diperhatikan agar penggetaran/pemadatan tidak terlalu lama yang dapat mengakibatkan pemisahan bahan-bahan ( Segregation ) 7. Permukaan Beton Jadi (Finishing) Semua permukaan jadi dari pekerjaan beton (finishing) harus rata, lurus, tidak nampak bagian-bagian yang keropos, meledut, atau bagian-bagian yang membekas pada permukaan. 8. Perawatan Beton yang baru selesai dicor harus dilindungi terhadap hujan dan panas matahari serta kerusakan-kerusakan lainnya yang disebabkan oleh gaya-gaya sentuhan sampai beton telah menjadi keras. Permukaan beton harus diusahakan tetap dalam keadaan lembab, dengan cara menutupinya dengan karung-karung basah atau menggenangi air sampai selama paling sedikit 2 minggu. Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh diganggu.Tidak diperkenankan untuk mempergunakan lantai yang belum cukup mengeras sebagai tempat timbunan bahanbahan atau sebagai jalan untuk mengangkut bahan-bahan yang berat. Permukaan lantai beton yang selesai sesudah beton mulai mengeras harus segera ditutup dengan karung-karung basah agar beton tetap lembab dan mengeras dengan sempurna. Catatan : beton yang menggunakan semen biasa dan tidak memakai bahan pembantu pembasahan dilakukan selama minimum 7 hari. Beban hanya dapat diizinkan melewatinya setelah beton berumur 30 hari atau sampai waktu yang ditentukan direksi. 3.10.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran a. Pengukuran pembayaran pekerjaan beton ini berdasarkan jumlah volume yang dilaksanakan di lokasi pekerjaan dan sesuai dengan yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh direksi.
176
b. Pembayaran pekerjaan beton ini berdasarkan satuan meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan untuk pekerjaan ini sesudah termasuk biaya pengadaan material, upah buruh, peralatan, dan pengujianpengujian.
177