Sosum Last.docx

  • Uploaded by: Aulia an nasta
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sosum Last.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 658
  • Pages: 4
Rabu, 7 Maret 2019

Mk. Sosiologi Umum (KPM130)

RK. TL 2.05

Praktikum ke-6

ANALISIS GRUP Analisis Teks “SISTEM PONDOK”

Aulia An Nasta

(A24180150)

Arya Aditya Putra

(A24180185)

Aisyah Permata Byan

(B04180114)

Moh. Yogie Hendrawan

(B04180026)

Zulia Sabrina

(B04180075)

Athifah Putri Rialdi

(I14180010)

Elmira Fairuz

(I14180091)

Asisten Praktikum: Liantiame (I34150038)

1. Identifikasi grup dan proses pembentukan grup Berdasarkan analisis bacaan sistem pondok, dapat diketahui bahwa sistem pondok dapat dikatakan suatu grup yang proses pembentukannya dilandasi latar belakang yang sama. Pada umumnya mereka yang bergabung dalam sistem pondok ini adalah berada dalam keadaan yang kurang berkecukupan seperti tidak memiliki lahan yang cukup untuk bertani dan tingkat pendidikan mereka yang rendah ketika di desa. Sehingga atas dasar keterbatasan modal dan keterbatasan kemampuan dalam memanfaatkan teknologi maka mereka pergi ke kota untuk mencari penghiduapn yang layak dengan cara membentuk suatu grup yang

dengan sistem pondok yang berlandaskan asas kekeluargaan yang bertujuan untuk meningkatkan keadaan ekonomi mereka. Selain asas kekeluagaan juga dipakai asas resiprositas. Kedua asas ini dapat terlaksana dengan baik karena dalam sistem pondok tersebut tidak ada yang merasa dirugikan. Terdapat beberapa macam sistem pondok, antara lain : 1) Sistem pondok dimana setiap anggota memiliki kedudukan yang sama, dalam hal ini tidak ada yang namanya majikan sehingga semua anggota memiliki hak dan kewajiban yang sama. 2) Sistem pondok dimana pemilik berkedudukan sebagai “kepala rumah tanggga” yang biasanya disebut dengan sistem pondok rumah tangga. 3) Sistem pondok dimana terdapat diferensiasi tenaga yang bertugas dan pemilik pondok bertugas sebagai “majikan”. 4) Sistem pondok dimana dimana pemilik pondok tidak ikut andil dalam kegiatan perekonomian yang dilakukan para anggotanya. Pemilik pondok hanya berkaitan dengan sewa menyewa pondok. 2. Dasar pembentukan dan persyaratan grup Sistem pondok boro beranggotakan migran sirkuler yang bertemu atas dasar tempat tinggal asal yang sama, contohnya migran sirkuler dari Kabupaten Demak (Jawa Tengah), migran sirkuler dari malang, dan migran sirkuler sumedang. "Di samping itu antara majikan dan karyawan/penjual sering terdapat hubungan darah atau terdiri dari kawan-kawan yang berasal dari desa/daerah yang sama" membuktikan bahwa pembentukan grup pondok boro bukan hanya atas dasar tempat tinggal, tetapi juga bisa berdasarkan hubungan darah. Selain itu, pembentukan pondok boro juga atas dasar tujuan yang sama. Hal tersebut dibuktikan dari tujuan angota pondok boro yang bersama-sama membentuk kelompok untuk bisa mencari nafkah dan mendapatlan keuntungan dari usaha yang mereka jalankan.

3. Perbedaan derajat kohesivitas grup a.

Sistem Pondok Gotong Royong Karakteristik sosial anggota grup : Homogen Ukuran Grup : Kecil

Mobilitas fisik anggota grup : Rendah Efektifitas komunikasi : Tinggi b. Sistem Pondok Rumah Tangga Karakteristik sosial anggota grup : Homogen Ukuran Grup : Kecil Mobilitas fisik anggota grup : Rendah Efektifitas komunikasi : Tinggi c. Sistem Pondok Usaha Perseorangan Karakteristik sosial anggota grup : Homogen Ukuran Grup : Kecil Mobilitas fisik anggota grup : Rendah Efektifitas komunikasi : Tinggi d. Sistem Pondok Sewa Karakteristik sosial anggota grup : Heterogen Ukuran Grup : Besar Mobilitas fisik anggota grup : Tinggi Efektifitas komunikasi : Rendah

4. Kesimpulan kelangsungan grup menurut kohesivitas, dasar pembentukan, dan persyaratannya a.

Untuk sistem pondok gotong royong, kami menyimpulkan bahwa grup ini akan bertahan lama seiring adanya integrasi dan rasa kekeluarga yang kuat antar anggota grup seperti kebiasaan gotong royong dan perasaan senasib yang sama antara anggota.

b. Untuk sistem pondok rumah tangga, kami menyimpulkan bahwa grup ini memiliki kelangsungan anggota grup yang bertahan lama. Hal ini dikarenakan pemilik memperlakukan para anggotanya tidak seperti majikan memperlakukan pembantu serta adanya azas kekeluargaan. Dan hubungan dalam sistem pondok ini mirip dengan hubungan dalam rumah tangga.

c.

Untuk

sistem

pondok

usaha

perseorangan,

menurut

kami,

keberadaan/keanggotaan grup ini belum tentu bisa bertahan lama. Dikarenakan sudah adanya sistem majikan dan karyawan walaupun masih bersifat kekeluargaan, tetapi memungkinkan adanya ketidakcocokan dalam pemberian upah dan lain-lain. d. Untuk sistem pondok sewa, kami menyimpulkan bahwa grup ini akan memiliki keanggotaannya yang sulit bertahan lama. Hal ini dikarenakan kurangnya asas kekeluargaan didalam grup itu sendiri. Kurangnya rasa kekeluargaan dan komunikasi antar anggota serta anggota dengan pemilik pondok memungkinkan mobilitas keanggotaan grup sangat mudah terjadi.

Related Documents

Sosum Last.docx
December 2019 7
Rasim Sosum 6.docx
November 2019 3

More Documents from "Sanita Chairunnisa"

Sosum Last.docx
December 2019 7
G.docx
May 2020 8
Petru Caraman.pdf
May 2020 7
Contoh Proposal.docx
October 2019 34