SOSIOLOGI
DAMPAK TINDAKAN PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP PSIKOLOGIS ANAK DAN WANITA SERTA PELAKU KEJAHATAN DI KOTA BENGKULU
Disusun oleh : 1. Abrar Naji Irhab 2. Kartika Puspita 3. Mahesa Afredinata 4. Tiara Farastri Amanda 5. Yuvaldi Suryalaksana
SMA NEGERI 2 KOTA BENGKULU TAHUN AJARAN 2017/2018
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pelecehan seksual adalah pendekatan-pendekatan yang terkait dengan seks yang diinginkan, termasuk permintan untuk melakukan seks, dan perilaku lainnya secara verbal ataupun fisik yang merujuk pada seks. Pelecehan seksual dapat terjadi di mana saja, baik di tempat umum seperti bis, pasar, sekolah, kantor, maupun tempat pribadi seperti rumah. Dalam kejadian pelecehan seksual biasanya terdiri dari 10% kata-kata pelecehan, 10% intonasi yang menunjukkan pelecehan, dan 80% non verbal. Pelecehan seksual dapat dialami oleh siapa saja. Meskipun seringkali yang menjadi sorotan dalam korban pelecehan seksual adalah kaum perempuan. Korban dalam pelecehan seksual dapat berjenis kelamin yang berlawanan dengan pelaku atau berjenis kelamin yang sama. Dalam kejadian pelecehan seksual terdapat unsur-unsur yang terlibat, seperti berikut. a. Pelaku Seseorang yang melakukan tindak kejahatan seksual yang tidak dibatasi umur, gender, umur, pendidikan, nilai-nilai budaya, agama, warga negara, maupun status sosial. b. Korban Orang yang mengalami tindak kejahatan seksual baik secara verbal maupun non-verbal. Seseorang yang dipaksa atau dalam keadaan tertekan dalam pelaksanaan yang merujuk pada seks. c. Saksi Kejahatan Seseorang yang yang mendengar atau melihat kejadian atau seseorang yang diinformasikan akan kejadian saat tindak kejahatan seksual terjadi. Contoh-contoh perilaku yang mengindikasi pelecehan seksual. 1. Pelecehan seksual verbal Pelecehan yang berupa ucapan atau ungkapan yang disampaikan oleh seseorang atau sekumpulan orang kepada korban. a. Menggoda, bercanda, berkomentar, atau menanyakan hal-hal yang bersifat seksual dan tidak diinginkan atau membuat lawan bicara tidak nyaman.
b. Memberi sindiran atau cerita yang bersifat seksual, sehingga membuat lawan bicara tidak nyaman. c. Menyebarkan atau menceritakan gosip dan cerita tentang kehidupan seksual seseorang tanpa persetujuan atau kesepakatan orang tersebut. d. Memberi komentar seksual yang tidak diinginkan tentang cara berpakaian, bentuk tubuh, atau gaya seseorang. 2. Pelecehan Seksual Non-Verbal Pelecehan yang berupa tindakan-tindakan dan gestur seksual yang tidak diinginkan korban dan membuat korban tidak nyaman. 1. Memberikan sentuhan alat vital ke tubuh korban. 2. Memperlihatkan gerak-gerik seksual yang tidak diinginkan. 3. Memperlihatkan atau melakukan sentuhan seksual terhadap diri sendiri di depan orang lain yang tidak menginginkan hal tersebut. 4. Menatap sesorang dengan pandangan ke arah bagian tubuh tertentu secara seksual. 3. Pelecehan Seksual Fisik Pelecehan seksual yang terjadi saat pelaku melakukan kontak fisik secara seksual yang tidak diinginkan oleh korban. 1. Pemerkosaan atau penyerangan seksual. 2. Menyentuh tubuh seseorang yang tidak menginginkan atau tidak diberi izin. 3. Memeluk, mencium, menepuk, membelai seseorang tanpa izin dan menyebabkan ketidaknyamanan.
Contoh kasus pelecehan seksual di Kota Bengkulu. 1. Kekerasan seksual menimpa siswi kelas IX salah satu SMP swasta di Kota Bengkulu yang tinggal di rumah “papa angkat” yang sehari-hari bekerja di Dinas Sosial Kota Bengkulu. Tersangka UE (48) melakukan tindak kejahatan selama 3 tahun untuk melayani nafsu syahwatnya. Tidak hanya di rumah, pemaksaan untuk melayani nafsu yang sudah menghinggapi tersangka UE (48) juga di lakukan di dalam kendaraan dan penginapan. Karna takut dan putus asa dan berhenti sekolah, korban menuruti kehendak orang tua asuhnya. Puncaknya dia nekat menceritakan kejadian ini ke istri sang PNS. Namun, justru dituduh menggoda suaminya dan mengancam
jika korban menuntut macam-macam. Korban lalu mengadu nasibnya ke polisi dan meminta perlindungan dari Pusat Perlindungan Terpadu Perempuan dan Anak Bengkulu. Kasat Reskrim POLRES Bengkulu AKP Eka Chandra mengatakan pihaknya sudah memeriksa UE, papa angkat korban dan menetapkannya sebagai tersangka. UE sudah di jebloskan ke sel
tahanan
Mapolres
Bengkulu
untuk
mempertanggungjawabkan
perbuatannya. 2. Kasus pemerkosaan terbaru melibatkan perempuan dengan gangguan jiwa sebagai korban. Perempuan gila yang tidak diketahui identitasnya terjaring razia oleh dinas sosial Kota Bengkulu di kawasan jalan RE. Martadinata, kelurahan pagar dewa. Awalnya dia ditangkap karna berkeliaran dan meresahkan. Tenaga medis curiga melihat perut MELATI yang membesar lalu melakukan pemeriksaan kehamilan. “tenyata positif hamil dan jelas dia korban pemerkosaan. Sebab secara logika tidak mungkin dia berhubungan seksual dilakukan tanpa kekerasan,” kata Itra di Bengkulu, Senin, 15 Mei 2017. 3. Kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap YUYUN (14) , warga desa Kasie Kasugun Kec. Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. Saat berjalan sepulang sekolah ia berpapasan dengan 14 pelaku atas nama Dedi Indra Muda (19), Tomi Wijaya (19), DA (17), Suket (19), Bobi (20), Faisal Edo (19), Zainal
Dengan banyaknya masalah pelecehan seksual di lingkungan masyarakat pada saat ini, membuat masyarakat di indonesia sangat prihatin akan kondisi yang ada sekarang ini. Karena itulah, kami melakukan penelitian yang berjudul. B. Rumusan Masalah
C. Tujuan D. Manfaat Penelitian