KONJUNGTIVITIS SOP
1. Pengertian
No. Dokumen
:
No. Revisi
:
TanggalTerbit
:
Halaman
: 1/3
Peradangan pada konjungtiva yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri), iritasi, atau reaksi alergi.
2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan tatalaksana konjungtivitis.
3. Kebijakan 4. Referensi
PPK Dokter di Fasyankes
5. Prosedur
Alat dan bahan : 1. Senter 2. Sediaan perwarnaan Gram atau Giemsa 3. Sediaan perwarnaan biru metilen
4. Langkah-
1. Dokter melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan nama,
langkah
tanggal lahir, alamat pasien dan mencocokan data dengan rekam medis 2. Dokter melakukan anamnesis dengan menanyakan keluhan : mata merah, rasa mengganjal, gatal dan berair, kadang disertai sekret. Keluhan tidak disertai penurunan tajam penglihatan. Faktor Risiko -
Daya tahan tubuh yang menurun
-
Adanya riwayat atopi
-
Penggunaan kontak lens dengan perawatan yang tidak baik
-
Higiene personal yang buruk
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik oftalmologis dengan menemukan -
Visus normal
-
Injeksi konjungtival
-
Dapat disertai edema kelopak, kemosis
-
Eksudasi; eksudat dapat serous, mukopurulen, atau purulen tergantung penyebab
-
Pada konjungtiva tarsal dapat ditemukan folikel, papil atau papil raksasa, flikten, membrane, atau pseudomembran. Pemeriksaan Penunjang (bila diperlukan)
-
Sediaan langsung swab konjungtiva dengan perwarnaan Gram atau Giemsa
-
Pemeriksaan sekret dengan perwarnaan biru metilen pada kasus konjungtivitis gonore.
4. Dokter melakukan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. 5. Dokter melakukan penatalaksanaan yaitu : Pemberian obat mata topikal -
Pada infeksi bakteri: Kloramfenikol tetes sebanyak 1 tetes 6 kali sehari atau salep mata 3 kali sehari selama 3 hari.
-
Pada alergi: Flumetolon tetes mata dua kali sehari selama 2 minggu.
-
Pada konjungtivitis gonore: Kloramfenikol tetes mata 0,5-1% sebanyak 1 tetes tiap jam dan suntikan pada bayi diberikan 50.000 U/kgBB tiap hari sampai tidak ditemukan kuman GO pada sediaan apus selama 3 hari berturut-turut.
-
Pada konjungtivitis viral: Salep Acyclovir 3%, 5 kali sehari selama 10 hari
6. Dokter mencatat tanggal pemeriksaan, anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis/kode ICD 10 : konjungtivitis infeksi H10.9 Conjunctivitis unspecified dan konjungtivitis viral H10.1 Acute Topic Conjunctivitis. 7. Bagan Alir (jika dibutuhkan) 8. Hal- hal yang perlu
1. Klasifikasi Konjungtivitis -
diperhatikan
Konjungtivitis bakterial: Konjungtiva hiperemis, sekret purulen atau mukopurulen dapat disertai membran atau pseudomembran di konjungtiva tarsal. Curigai konjungtivitis gonore, terutama pada bayi baru lahir, jika ditemukan konjungtivitis pada dua mata dengan sekret purulen yang sangat banyak.
-
Konjungtivitis
viral:
Konjungtiva
hiperemis,
sekret
umumnya
mukoserosa, dan pembesaran kelenjar preaurikular -
Konjungtivitis alergi: Konjungtiva hiperemis, riwayat atopi atau alergi, dan keluhan gatal
2. Konseling dan edukasi -
Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah
membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih. -
Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya.
-
Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitar.
3. Kriteria rujukan -
Jika terjadi komplikasi pada kornea
-
Bila tidak ada respon perbaikan terhadap pengobatan yang diberikan
9. Unit Terkait
1. Poli Umum 2. Laboratorium 3. Apotek
10. Dokumen terkait 11. Rekaman historis perubahan
1. Rekam Medis 2. Persetujuan Tindakan Medis No
Yang diubah
Isi Perubahan
Tangga mulai diberlakukan