Skripsirevisi.pdf

  • Uploaded by: Uta
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Skripsirevisi.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 8,803
  • Pages: 58
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kepulauan (archipelago state) terbesar di dunia, Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia pada tahun 2004, merilis bahwa jumlah pulau di Indonesia adalah 17.504 pulau, dan dari jumlah tersebut dipastikan sebanyak 7.870 pulau sudah memiliki nama, sedangkan sisanya sebanyak 9.634 pulau belum diberi nama.. Sebagai negara Kepulauan yang memiliki 65% wilayah laut, Indonesia memiliki wilayah pesisir yang sangat potensial. Wilayah pesisir yang mengandung sumberdaya potensial di Indonesia merupakan suatu peralihan antara daratan dan lautan. Sumber daya ini didukung oleh adanya garis pantai sepanjang sekitar 81.000 km (Dahuri, 2001:1). Wilayah Pesisir memiliki keragaman potensi sumberdaya alam yang cukup tinggi dan sangat penting bagi pengembangan sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, dan penyangga kedaulatan bangsa (UU RI No 27 Tahun 2007). Sejarah menunjukan bahwa wilayah pesisir telah berfungsi sebagai pusat kegiatan masyarakat karena keunggulan fisik dan geografis yang dimilikinya. Potensi sumberdaya alam pesisir mempunyai peran yang sangat penting dalam mendukung kegiatan ekonomi,

pertanian,

perikanan,

pertambangan,

pemukiman, dan rekreasi (Mardianto, 2013:1).

1

industri,

pelabuhan,

2

Potensi sumberdaya pesisir dan laut sepatutnya dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan kawasan pantai memberikan dampak yang berbeda baik terhadap sumberdaya alam maupun bagi masyarakat.

Salah satu pemanfaatan kawasan pesisir adalah untuk

kegiatan wisata. Kegiatan wisata memberikan kontribusi yang besar dalam peningkatan pendapatan baik masyarakat maupun pemerintah daerah setempat apabila pengelolaannya dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan. Namun kegiatan wisata pada saat ini lebih mengutamakan kepentingan ekonomi dengan menarik wisatawan sebanyak-banyaknya tanpa memperhitungkan daya dukung kawasan tersebut. Organisasi Pariwisata Dunia (WTO) pada tahun 2015 menyatakan bahwa operasi pariwisata perlu direncanakan dengan hatihati, dikelola dan di pantau untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang pariwisata tersebut. Jika tidak pariwisata tersebut akan menimbulkan dampak negatif berupa kerusakan lingkungan di daerah tersebut (Raheem, 2017). Salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang berada di wilayah pesisir adalah Kabupaten Kebumen. Kebumen memiliki wilayah pesisir yang cukup luas yaitu 36,6 km2 dengan panjang pantai 57,5 km. Letak geografis Kabupaten Kebumen yang berada di ujung selatan Pulau Jawa dan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia menjadikan daerah ini memiliki wilayah pesisir yang cukup luas, selain itu daerah ini juga memiliki Garis Pantai Selatan yang membentang di selatan Kabupaten Kebumen masih sangat potensial untuk dikembangkan menjadi obyek wisata pantai. Usaha pengembangan pariwisata didukung dengan UU No 10 tahun 2009 yang menyebutkan bahwa keberadaan

3

objek wisata pada suatu daerah akan sangat menguntungkan, antara lain meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperluas kesempatan kerja serta meningkatkan rasa cinta lingkungan sekaligus melestarikan alam dan budaya setempat. Beberapa pantai baru yang mempunyai panorama alam indah dibuka oleh masyarakat yang bekerja sama dengan Perum Perhutani diantaranya adalah Pantai Pasir, Pantai Pecaron, Pantai Logending, dan Pantai Menganti. Dari beberapa pantai tersebut yang paling menarik wisatawan adalah Pantai Menganti. Pantai Menganti adalah salah satu pantaai selatan yang terletak di Desa Karang Duwur, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Obyek wisata seluas 300 hektar yang dikelola Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sengkuyung Makmur Karangduwur, bekerjasama dengan Perum Perhutani. Pantai Menganti berada kurang lebih 17 kilometer selatan Kota Gombong atau 37 kilometer arah barat daya Kota Kebumen. Sebelum dibuka untuk wisata umum, pantai ini dulunya hanya digunakan sebagai pelabuhan nelayan serta tempat pelelangan ikan. Pada tahun 2011 secara resmi pantai Menganti dibuka menjadi kawasan wisata, berbarengan dengan mengadakan turnamen surfing yang diikuti oleh komunitas-komunitas peselancar dari Sukabumi hingga Pulau Bali. Pengelola mulai memberikan perhatian yang besar dengan membangun berbagai fasilitas pendukung guna memberikan kenyamanan kepada seluruh wisatawan.

4

Berbagai sarana prasarana yang telah dibangun antara lain kedai makan, tempat pelelangan ikan, penginapan, kios cenderamata, areal perkemahan. Kawasan Pantai menganti memiliki daerah yang cukup luas dan merupakan satu-satunya pantai dengan pasir putih yang ada di Kabupaten Kebumen, hal tersebut menjadi daya tarik utama selain ombaknya yang bisa digunakan untuk berselancar. Pemandangan alam yang bisa dijumpai berupa perbukitan hijau, pasir putih, goa di tepi pantai, air terjun pada saat musim penghujan, dan terumbu karang di tepian pantai. Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan adalah jalan-jalan, berjemur, berenang, dan berperahu. Pantai Menganti menjadi tujuan wisata baik bagi wisatawan lokal maupun dari luar daerah. Jumlah kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, pada tahun 2016 jumlah wisatawan mencapai 227.530 pengunjung sedangkan pada tahun 2017 jumlah wisatawan meningkat hampir dua kali lipat yaitu mencapai 448.667 pengunjung. Minat pengunjung yang tinggi untuk berwisata ke Pantai Menganti dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Selain itu, permasalahan pada tingkat kenyamanan para wisatawan akan berkurang apabila terjadi kepadatan yang tinggi, oleh karena itu perlu dilakukan kajian daya dukung kawasan wisata tersebut. Kajian daya dukung wisata bertujuan untuk menentukan jumlah maksimum pengunjung wisata yang masih bisa ditolerir suatu kawasan wisata (Romy, 2010). Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Daya Dukung Wisata Pantai Menganti Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen”.

5

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana potensi objek wisata di Kawasan Pantai Menganti di Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen? 2. Bagaimana daya dukung kawasan wisata Pantai Menganti di Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui potensi objek wisata di Kawasan Pantai Menganti di Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen 2. Menganalisis daya dukung kawasan wisata Pantai Menganti yang ada di Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pembaca, baik secara teoritis maupun praktis: 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan ilmu geografi dalam bidang pariwisata khususnya tentang daya dukung pariwisata. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi atau penelitian lebih lanjut mengenai daya dukung kawasan wisata pantai. 2. Manfaat Praktis

6

a. Memberi gambaran atau informasi kepada masyarakat mengenai potensi yang ada di kawasanobjek wisata Pantai Menganti. b. Memberi gambaran atau informasi mengenai daya dukung kawasan pantai menganti sebagai salah satu kawasan wisata pantai. c. Dapat memberi kontribusi ilmiah bagi Pemerintah Kabupaten Kebumen dalam menyusun kebijakan dalam sektor kepariwisataan terutama wisata pantai . d. Menjadi sarana promosi objek wisata yang ada di Kabupaten Kebumen guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). E. Batasan Istilah 1. Analisis Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya) (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Analisis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penyelidikan terhadap potensi dan daya dukung pariwisata yang ada di objek wisata pantai Menganti, Kabupaten Kebumen. 2. Daya Dukung Daya dukung (carrying capacity) adalah jumlah populasi maksimal yang dapat didukung suatu habitat dalam jangka waktu yang berkelanjutan tanpa menimbulkan kerusakan dan penurunan produktivitas yang permanen dari ekosistem dimana populasi itu berada (Undang-Undang Penataan Ruang No 26 Tahun 2007). Yang dimaksud dalam penelitian ini berupa daya

7

dukung wisata, daya dukung wisata adalah jumlah wisatawan yang dapat ditampung dengan kegiatanya yang dapat didukung secara berkelnajutan oleh suatu lokasi atau destinasi wisata (Muta’ali, 2015:229). 3. Wisata Wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang, bersifat sementara, serta untuk menikmati objek dan atraksi di tempat tujuan (Suyitno, 2006:18). Wisata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah wisata pantai, wisata pantai dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata seperti berjemur, berperahu, memancing, dan beberapa kegiatan lain yang berhubungan dengan pemanfaatan sumberdaya kelautan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Deskripsi Teoritis 1. Pariwisata Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan, maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar. Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Menurut Suwantoro (1997:3) istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertiam perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui ssesuatu.Pariwisata secara umum adalah sebuah kegiatan mengunjungi suatu tempat dalam kurun waktu waktu tertentu dengan motif atau tujuan tertentu. 8

9

a. Komponen Wisata Suyitno (2001:18) menyatakan wisata terjadi karena adanya keterpaduan antara berbagai fasilitas yang saling mendukung dan berkesinambungan.

Fasilitas-fasilitas

yang

terdapat

dalam

penyelenggaran pariwisata juga disebut sebagai komponen wisata. Menurut Boniface dan Cooper (dalam Santoso, 2006) geografi pariwisata dikaji aspek keruangan pariwisata sebagai aktivitas manusia dengan fokus utama pada tiga komponen utama, yaitu antara lain: 1) Daerah asal wisatawan Daerah asal wisatawan merupakan tempat asal dan kembalinya wisatawan. Beberapa isu kunci yang memerlukan kajian antara lain keadaan yang mendorong orang melakukan perjalan wisata, mencakup: a. Keadaan lokasi geografi b. Keadaan sosial ekonomi c. Karakteristik demografi d. Adat kebiasaan wisatawan Karena itu dalam pengembangan manajemen wisata (di daerah tujuan wisata maupun pada rute transit) orang perlu mempelajari seluk-beluk keadaan yang berkaitan dengan daerah asal wisatawan . 2) Daerah tujuan wisata

10

Daerah tujuan wisata merupakan tempat atau daerah yang menarik wisatawan untuk tinggal sementara dan menikmati segala sesuatu yang tidak bisa diperoleh di tempat asalnya ataupun di tempat-tempat lain. Suatu tempat dapat menjadi tempat suatu objek wisata harus mempunyai potensi yang dapat menarik wisatawan. Menurut Santoso (dalam Kurniawan, 2015) unsur-unsur pokok yang harus diperhatikan dalam pengaruhnya terhadap potensi pariwisata di daerah tujuan wisata meliputi: a) Atraksi Merupakan komponen yang penting dalam menarik wisatawan. Suatu daerah dapat menjadi tujuan wisata jika kondisinya mendukung untuk menjadi sebuah atraksi wisata, yang dikembangkan menjadi atraksi wisata disebut modal atau sumber kepariwisataan. Modal atraksi yang menarik kedatangan wisatawan antara lain; Natural resources (alami), atraksi wisata budaya, dan atraksi buatan manusia itu sendiri. b) Aksesbilitas Aksesbilitas merupakan salah satu hal yang penting dalam kegiatan pariwisata. Segala macam transportasi ataupun jasa transportasi menjadi akses penting dalam pariwisata. Jika suatu daerah tidak tersedia aksesbilitas yang baik seperti bandara, pelabuhan dan jalan raya, maka tidak

11

ada

wisatawan

yang

mempengaruhi

perkembangan

aksesbilitas di daerah tersebut. c) Akomodasi Akomodasi adalah berbagai macam hotel dan berbagai jenis fasilitas lain yang berhubungan dengan pelayanan untuk para wisatawan yang berniat untuk bermalam selama perjalanan wisata yang mereka lakukan. d) Fasilitas Pelayanan Fasilitas pelayanan adalah segala jenis sarana dan prasarana

yang

diperlukan

oleh

wisatawan

selama

melakukan kegiatan wisata. Sarana dan prasarana yang dimaksud seperti; rumah makan, toilet umum, tempat beribadah, lembaga keungan, perbelanjaan, kesehatan, dan pusat informasi. e) Infrastruktur Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana wisata. Infrastuktur yang memadai dan terlaksana dengan baik di daerah tujuan wisata akan membantu meningkatkan fungsi sarana wisata, sekaligus membantu

masyarakat

dalam

meningkatkan

kualitas

hidupnya. Hal ini tidak hanya menyangkut transportasi tetapi juga meliputi penyediaan jaringan telepon, saluran air bersih, listrik, saluran pembuangan limbah, dan juga persampahan.

12

2. Daya Dukung Wisata Sugeng Martopo dalam Muta’ali (2015:210) menyatakan bahwa banyak perencanaan pengembangan wilayah yang kurang memperhatikan kemampuan daya dukung lingkungan, akan berakibat pada penurunan kemampuan daya dukung wilayah. Daya dukung lingkungan atau Carrying Capacity mengandung pengertian kemampuan suatu tempat dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara optimum dalam periode waktu yang panjang. Dalam pariwisata juga dikenal dengan istilah daya dukung, Cooper (1993 : 95) memberikan penjelasan tentang daya dukung sebagai konsep yang

luas dan bersifat dinamis. Daya dukung wisata alam adalah

kemampuan wisata alam tersebut dalam area dan satuan waktu tertentu untuk menampung jumlah wisatawan (Aryasa, 2017). Daya dukung sebuah kawasan wisata didefinisikam sebagai level kehadiran wisatawan yang menimbulkan dampak pada masyarakat setempat, lingkungan, dan ekonomi yang masih dapat ditoleransi baik oleh masyarakat maupun wisatawan itu sendiri dan memberikan jaminan suistainability pada masa mendatang. Menurut Swarbrooke (1999:29), setiap objek wisata alam selalu mempunyai carrying capacity atau kemampuan alam untuk mentolerir kegiatan manusia di suatu objek wisata namun terkadang kemampuan tersebut diabaikan. Salah satu yang termasuk di dalam konsep carrying capacity menurut Swarbrooke yaitu Physical capacity, dimana area wisata

13

dapat menampung jumlah turis yang datang disuatu objek wisata secara fisik. Contoh berapa banyak wisatawan yang masuk ke dalam suatu objek wisata. Cifuentes dalam Muta’ali (2015:230-235) membagi daya dukung wisata menjadi tiga tingkat, yaitu sebagai berikut: a. Daya dukung fisik (Physical Carrying Capacity) Physical Carrying Capacity (PCC) merupakan jumlah maksimum wisatawan yang secara fisik tercukupi oleh ruang yang disediakan pada waktu tertentu. b. Daya Dukung Riil (Real Carrying Capacity) Real Carrying Capacity (RCC) merupakan jumlah pengunjung yang diperbolehkan berkunjung ke suatu objek wisata dengan faktor koreksi (corrections factor) yang diambil dari karakteristik objek yang di terapkan pada PCC. Adapun faktor koreksi dari aspek biofisik lingkungan pada area wisata yang diidentifikasi sebagai faktor pembatas terhadap aktivitas wisata khususnya terhadap kunjungan wisatawan ke area wisata serta kepuasan dan kenyamanan wisatawan bergerak dengan leluasa. Beberapa faktor biofofisik lingkungan yang dapat digunakan antara lain: 1. Faktor biotik merupakan flora dan fauna, seperti diversitas flora dan fauna spesifik yang menjadi daya tarik bagi objek wisata. 2. Faktor abiotik diantaranya potensi lanskap atau bentang alam, kelerengan, kepekaan erosi tanah dan curah hujan.

14

c. Daya Dukung Efectif (Effective Carrying Capacity) Effective Carrying Capacity (ECC) merupakan jumlah kunjungan maksimum di mana objek tetap lestari pada tingkat manajemen (management capacity) yang tersedia. Daya dukung efektif merupakan suatu hasi kombinasi daya dukung riil dengan kapasitas menejemen area wisata. 3. Pariwisata Pantai Menurut Sunarto, (2000:8) Wisata pantai termasuk dalam kegiatan wisata bahari atau wisata kelautan. Wisata pantai merupakan wisata yang objek dan daya tariknya bersumber dari potensi bentang laut (seascape) maupun bentang darat pantai (coastal landscape). Adapun faktor – faktor koreksi yang perlu dipertimbangkan dalam wisata pantai karena dapat membatasi kegiatan pariwisata, pemakaian fasilitas dan memugkinkan pengukuran tingkat keberlanjutan dari wisata tersebut (Maryono, 2017). Ada 4 faktor yang di duplikasi dari Zacarias, yaitu meliputi: 1. Curah hujan Curah hujan merupakan salah satu faktor koreksi dari wisata pantai. Curah hujan akan berpengaruh pada jumlah pengunjung, pada bulanbulan dengan intensitas hujan yang tinggi akan mempengaruhi jumlah kunjungan ke tempat objek wisata. 2. Kecepatan Angin Keceptan angin merupakan salah satu faktor koreksi wisata pantai, kecepatan angin berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisatawan di objek wisata. Bertiupnya angin sepoi-sepoi di wilayah pantai membuat

15

wisatawan merasa nyaman di pantai, hal ini disebabkan oleh terpengaruhnya unsur-unsur mikroklimat pantai oleh tiupan angin yaitu unsur kelembaban dan suhu udara menurun sehingga wilayah pantai tidak terasa panas. 3. Kelembaban Udara Kelembaban udara merupakan salah satu faktor koreksi dari wisata pantai. Kelembaban udara akan berpengaruh pada jumlah pengunjung, kelembaban udara yang tinggi akan mengurangi kenyamanan wisatawan saat berada di pantai. 4. Penyinaran Matahari Lama penyinaran matahari merupakan lamanya matahari bersinar cerah pada permukaan bumi, yang dihitung mulai dari matahari terbit hingga tenggelam dan ditulis dalam satuan jam. B. Peneltian yang Relevan Rahma Hayati (2013) melakukan penelitian dengan judul Model Ambang Batas Fisik Dalam Perencanaan Kapasitas Area Wisata Berwawasan Konservasi Di Kompleks Candi Gedong Songo Kabupaten Semarang. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui nilai ambang batas untuk jumlah wisatawan di area wisata budaya candi sesuai daya dukung fisik, mengetahui nilai ambang batas untuk jumlah wisatawan di area wisata budaya candi sesuai daya dukung ekologis, mengetahui nilai ambang batas untuk jumlah wisatawan di area wisata kemah sesuai daya dukung fisik, serta mengetahui nilai ambang batas untuk jumlah wisatawan di area wisata kemah sesuai daya dukung ekologis. Nilai ambang batas dihitung dengan metode

16

Douglas (1975) dalam Fandeli (2001). Hasil perhitungan nilai ambang batas adalah sebagai berikut: 1. Nilai ambang batas untuk jumlah wisatawan di area wisata budaya sesuai daya dukung fisik adalah 514 orang / ha, 2. Nilai ambang batas untuk jumlah wisatawan di area wisata budaya sesuai daya dukung ekologis adalah 9.374 orang / ha, 3. Nilai ambang batas untuk jumlah wisatawan di area wisata kemah sesuai daya dukung fisik adalah 3 orang / ha, serta 4. Nilai ambang batas untuk jumlah wisatawan di area wisata kemah sesuai daya dukung ekologis adalah 40 orang / ha. Wayan Artadana (2018) melakukan penelitian dengan judul Modifikasi Nilai Luas Area dan Waktu Kunjungan dalam Perhitungan Daya Dukung Kawasan Wisata di Provinsi Bali (Studi Kasus Pantai Geger) dengan tujuan mengetahui besar unit area, waktu yang dibutuhkan, dan total waktu selama satu hari untuk kategori wisata tertentu serta mengetahui kondisi Daya Dukung Kawasan (DDK) wisata Pantai Geger. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dengan metode wawancara kepada 100 responden wisatawan dan data sekunder yang berasal dari studi pustaka berdasarkan kondisi di Pantai Geger. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata luas area untuk kegiatan wisata (Lt) seluas 41,5 m2 dan waktu untuk kegiatan berwisata (Wp) selama 2,29 jam/hari. Total waktu yang disediakan kawasan untuk kegiatan wisata adalah 10 jam/hari dan luas area keseluruhan seluas 5.023 m2. Nilai DDK di Pantai Geger menggunakan nilai Lt dan Wp hasil perhitungan yaitu 529 orang/hari 16.385 orang/bulan atau 196.620 orang/tahun. Egi Sasmita (2014) melakukan penelitian dengan judul Analisis Daya Dukung Wisata Sebagai Upaya Mendukung Fungsi Konservasi Dan Wisata Di

17

Kebun Raya Cibodas Kabupaten Cianjur dengan tujuan untuk mengetahui jumlah maksimum wisatawan yang dapat ditampung oleh Kebun Raya Cibodas dengan mempertimbangkan aspek fisik, lingkungan, dan manajemennya. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriftif dengan teknik analisis data menggunakan metode Cifuentes, yakni dengan menghitung daya dukung fisik (PCC), daya dukung riil (RCC), dan daya dukung efektif (PCC). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai daya dukung fisik adalah 7.148, daya dukung riil sebesar 593, dan daya dukung efektif sebesar 549. Maka dengan nilai PCC>RCC>ECC, menunjukan bahwa daya dukung wisata di Kebun Raya Cibodas saat ini baik. Namun, secara aktual ketika peak season daya dukung riil Kebun Raya Cibodas telah melampaui batas dengan kunjungan dalam sehari sebesar 17.000 wisatawan, dan ketika low season daya dukung riil belum melampaui batas dengan jumlah 409 wisatawan. Tsalits Atana (2017) melakukan penelitian dengan judul Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai Prigi Di Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek dengan tujuan menganalisis keterkaitan zonasi kawasan wisata berdasarkan kenyamanan fisiologis dengan besaran daya dukung wisata serta implikasinya terhadap wisatawan di kawasan Pantai Prigi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui olah data sekunder laporan iklim harian BMKG, olah data sekunder jumlah kunjungan wisatawan Pantai Prigi. Hasil penelitian menunjukkan hasil akhir besaran daya dukung kawasan wisata Pantai Prigi sebanyak 390 wisatawan/hari yang berarti tergolong aman dan terkendali apabila dibandingkan dengan data jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2011-2016. Zonasi kawasan wisata berada di luar zona optimum, tepatnya pada

18

zona heat dan stress berdasarkan kenyamanan fisiologis. Zona ini memiliki suhu udara antara 20-32⁰C dan kelembaban udara lebih besar dari 55%. Besaran daya dukung dan zonasi kenyamanan fisiologis berimplikasi pada wisatawan, baik dalam hal jumlah, frekuensi kunjungan maupun dalam pemilihan aktivitas wisata.

19

C. Kerangka Berpikir

Kawasan Pantai Menganti Kabupaten Kebumen

Potensi kawasan Pantai Menganti

    

Atraksi Aksesbilitas Fasilitas pelayanan Akomodasi Infrastruktur

Daya dukung wisata

  

Daya dukung fisik Daya dukung riil Daya dukung efektif

Analisis daya dukung kawasan objek wisata Pantai Menganti

Daya dukung kawasan objek wisata Pantai Menganti Kabupaten Kebumen

Gambar 1. Kerangka Berpikir

BAB III METODE PENELITIAN

A. Populasi Penelitian Menurut Sugiyono (1997:59) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Objek dalam populasi penelitian ini dibagi menjadi objek fisik dan non fisik. 1. Objek fisik Objek fisik dalam penelitian ini berupa area atau lahan berupa kawasan Pantai Menganti yang digunakan sebagai objek wisata pantai. Populasi area digunakan untuk menjawab tujuan kedua dalam penelitian. 2. Objek non fisik Objek non fisik dalam penelitian ini adalah berupa seluruh orang atau yang melakukan kegiatan wisata di objek wisata Pantai Menganti yang meliputi wisatawan atau pengunjung, pengelola objek wisata, dan pelaku usaha yang ada di kawasan objek wisata. B.

Sampel dan Teknik Sampling Sampel merupakan sebagian dari populasi yang memiliki ciri sama dengan populasi. Sampel yang diambil tidak hanya sekedar memiliki persamaan dengan populasi akan tetapi harus representatif, maka sampel

20

21

diambil dari populasi dengan cara tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan (Purwanto, 2008:242-243). Sampling merupakan salah satu bagian dari proses penelitian berupa pengumpulan data dari target penelitian yang terbatas. Dalam penelitian ini, peneliti membagi teknik sampling menjadi dua, yaitu: 1.

Teknik pengambilan sampel populasi fisik dalam penelitian ini adalah menggunakan total sampling, dimana jumlah populasi sama dengan sampel.

2.

Pengambilan sampel populasi non fisik pada penelitian ini ditetapkan secara quota sampling sebanyak 136 yang terdiri dari wisatawan, pedagang dengan memperhatikan karakteristik barang yang ditawarkan, dan ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sengkuyung Makmur Karangduwur sebagai sampel pengelola. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling dengan pertimbangan usia wisatawan diatas 15 tahun, metode ini menetapkan sampel secara random terhadap pelaku wisata yang datang pada saat penelitian dilakukan (Rahma, 2013).

Jumlah wisatawan ditetapkan

berdasarkan rata-rata jumlah kunjungan setiap hari pada tahun 2017. Perhitungan jumlah sampel mengacu pada pendapat Gay, dkk (2009:133) yaitu untuk penelitian metode deskriptif mengambil minimal 10% dari jumlah wisatawan yaitu sebagai berikut. 𝑛 = 10 % 𝑥

448.667 365

𝑛 = 10 % 𝑥 1.229

22

𝑛 = 130 Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan tersebut, maka jumlah sampel wisatawan yaitu sejumlah 130 responden.

C. Variabel penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2008:32). 1. Potensi kawasan Pantai Menganti a. Atraksi Dalam penelitian ini atraksi diukur dengan beberapa indikator, antara lain keindahan

alam,

topografi,

atraksi

wisata

yang

disajikan,

kenaekaragaman cinderamata, dan kebersihan lingkungan b. Aksesbilitas Aksesbilitas merupakan kemampuan mobilitas atau bergerak dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam penenlitian ini aksesbilitas diukur dengan beberapa indikator anatar lain kondisi jalan, waktu tempuh, jarak tempuh, kelengkapan rambu-rambu, alat transportasi. c. Fasilitas pelayanan Fasilitas pelayanan merupakan penunjang kenyamanan dan kepuasan wisatawan sat berada di objek wisata. Fasilitas-fasilitas tersebut meliputi tempat parkir, MCK, tempat beribadah, tempat makan, dan layanan kesehatan.

23

d. Akomodasi Penyediaan akomodasi atau tempat menginap merupakan hal yang sangat penting bagi para wisatawan dengan tujuan menginap. Dalam penelitian ini akomodasi diukur dengan beberapa indikator yaitu jumlah, keanekaragaman, dan harga akomodasi e. Infrastruktur Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana wisata. Infrastuktur yang memadai dan terlaksana dengan baik di daerah tujuan wisata akan membantu meningkatkan fungsi sarana wisata. Dalam penelitian ini infrastruktur diukur melalui indikator jaringan telepon dan informasi. 2. Daya dukung kawasan Pantai Menganti a. Daya dukung fisik Untuk menetapkan jumlah kunjungan wisatawan yang secara fisik tercukupi oleh ruang yang tersedia, beberapa hal dibutuhkan dalam penerapan metode ini yaitu, ukuran area (luasan wilayah), luas area untuk masing-masing wisatawan bergerak bebas, dan waktu kunjungan. b. Daya dukung riil Besaran daya dukung riil dipengaruhi oleh besaran daya dukung fisik dan nilai faktor koreksi tiap parameter yang mana faktor koreksi tersebut dapat membatasi kegiatan pariwisata dan mengurangi kepuasan wisatawan di objek wisata (Bera,2015). Dalam penelitian ini, peneliti

24

menetapkan 4 parameter untuk faktor koreksi, yaitu curah hujan, kelembaban udara, kecepatan angin, dan penyinaran matahari. c. Daya dukung efektif Besaran daya dukung efektif dipengaruhi oleh besaran daya dukung riil. Selain itu, ada elemen penting yang digunakan untuk menetapkan besaran daya dukung efektif, yaitu kapasitas manajemen area wisata. D. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa kamera untuk dokumentasi, seperangkat komputer untuk mengolah data, Citra GeoEye (Google Earth) kawasan Pantai Menganti untuk mengetahui lokasi dan membuat unit area untuk analisis daya dukung kawasan, data sekunder berupa jumlah wisatawan yang didapat dari pengelola wisata, data curah hujan, kelembaban udara dan penyinaran matahari yang didapat dari BMKG. Data kecepatan angin yang diperoleh dari ECMWF. Aplikasi ODV dan Ms Excel untuk mengolah data kecepatan angin, dan Aplikasi Arcgis untuk mengolah peta. E. Teknik Pengumpulan data Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode Observasi Observasi atau pengamatan secara langsung merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Observasi dilakukan secara langsung di objek wisata Pantai Menganti untuk mendaptkan pengamatan langsung tetntang bagaimana kondisi fisik

25

geografis objek wisata Pantai Menganti dan juga sarana prasarana yang ada disana terkait dengan variabel yang ada agar dapat dibandingkan dengan data yang telah diperoleh. 2. Metode Wawancara Waancara merupakan metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada informan atau responden (Afifudin, 2009:131) . Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi atau keterangan tentang objek wisata Pantai Menganti berupa data pendukung yang terkait dengan tujuan penelitian secara lisan dengan menggunakan pedoman wawancara berupa daftar pertanyaan kepada pengelola objek wisata yaitu Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sengkuyung Makmur Karangduwur dan juga para pelaku usaha yang berada pada objek wisata Pantai Menganti. 3. Metode Dokumentasi Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh informasi, memahami, dan memecahkan masalah dalam penelitian (sebagai Cross Check). Data yang dibutuhkan berupa data sekunder yang didapatkan dari dinas-dinas dan lembaga terkait penelitian berupa data sekunder yang berhubungan dengan wilayah, data jumlah wisatawan, dan data yang terkait lainnya. 4. Metode Angket Metode angket dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan maupun pernyataan berupa isian dan pilihan kepada responden untuk mendapatkan jawaban (Sugiyono, 2015:193) Responden dalam

26

penelitian adalah wisatawan atau pengunjung yang sedang berada di tempat dan waktu . Angket berisikan seputar pernyataan tentang potensi objek wisata Pantai Menganti yang meliputi Atraksi, Aksesbilitas, Sarana prasarana, Akomodasi dan infrastruktur. F. Teknik analisis data Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitaf, tujuan penggunaan metode ini diharapkan dapat menguraikanatau memaparkan

beberapa

hasil

daripengumpulan,

pengolahan,

dan

penyimpulan data penelitian. 1. Potensi objek wisata Pantai Menganti Untuk menilai potensi objek wisata Pantai Menganti digunakan analisis klasifikasi dalam rangka menentukan tingkat klasifikasi potensi wisata yang dimiliki kawasan Pantai Menganti. Data yang diperoleh dari angket diolah dengan teknik skoring dengan analisa presentase dengan distribusi sederhana. Penentuan jumlah presentase dari jawaban responden menggunakan rumus sebagai berikut: %=

𝑓 𝑥 100% 𝑛

Keterangan 𝑓

: Total skor yang diperoleh

𝑛

: Jumlah responden

%

: presentase

Sedangkan penentuan klasifikasi dilakukan dengan menggunakan rumus model Struges, yaitu:

27

𝐾=

𝑎−𝑏 𝑢

Keterangan K : klasifikasi 𝑎 : nilai skor tertinggi 𝑏 : nilai skor terendah 𝑢 : jumlah kelas Berikut ini adalah tabel skor penilaian variabel potensi objek wisata Pantai Menganti. Tabel 1 Skor untuk Menilai Variabel Atraksi Objek Wisata Pantai Menganti Variable Pernyataan Kriteria Skor Atraksi Pemandangan alam pada pada 1. SS 4 objek wisata Pantai Menganti 2. S 3 sangat indah dan menarik 3. TS 2 4. STS 1 Kondisi alam berupa pantai dan 1. SS 4 perbukitan di objek wisata 2. S 3 sangat indah dan menarik 3. TS 2 4. STS 1 Kondisi pantai sebagai atraksi 1. SS 4 atau daya tarik utama objek 2. S 3 wisata ini bersih 3. TS 2 4. STS 1 Selain pantai atraksi pendukung 1. SS 4 di objek wisata bervariasi 2. S 3 3. TS 2 4. STS 1 Souvenir atau cindramata yang 1. SS 4 berhubungan dengan objek 2. S 3 wisata bervariasi 3. TS 2 4. STS 1 Secara umum, objek wisata ini 1. SS 4 menarik untuk dikunjungi 2. S 3 3. TS 2 4. STS 1 Jumlah 1. Skor tertinggi : 24 2. Skor terendah : 6

28

Sedangkan untuk klasifikasi atraksi dihitung menggunakan rumus Struges, yaitu: 𝑎−𝑏 𝑢 24 − 6 𝐾= 3 𝐾=

𝐾= 6 Dengan demikian didapat jumlah interval kelas untuk mengukur atraksi di objek wisata Pantai Menganti. Untuk menentukan interval kelas, perlu diketahui range terlebih dahulu, yaitu selisih skor tertinggi dan skor terendah. Atraksi objek wisaata Pantai Menganti memiliki nilai skor tertinggi 24 dan skor terendah 6, maka klasifikasi atraksi objek wisata Pantai Menganti digolongkan menjadi: 1. Sangat Menarik, apabila skor yang diperoleh > 17 2. Cukup Menarik, apabila skor yang diperoleh 12-17 3. Kurang Menarik, apabila skor yang diperoleh 6-11 Tabel 2 Skor untuk Menilai Variabel Aksesbilitas Objek Wisata Pantai Menganti Variable Pernyataan Kriteria Skor Aksesbilitas Jarak Pantai Menganti dari 5. SS 4 pusat kota Kebumen tidak 6. S 3 begitu jauh 7. TS 2 8. STS 1 Perjalanan menuju objek 5. SS 4 wisata Pantai Menganti 6. S 3 dapat ditempuh dengan 7. TS 2 mudah 8. STS 1 Kondisi jalan menuju Pantai Menganti dalam kondisi baik

5. SS 6. S 7. TS

4 3 2

29

Terdapat papan penunjuk menuju pantai menganti

Terdapat transportasi umum menuju pantai menganti Jenis transportasi umum menuju objek wisata Pantai Menganti beragam Jumlah

8. 5. 6. 7. 8. 5. 6. 7. 8. 5. 6. 7. 8.

STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS

1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1. Skor tertinggi : 24 2. Skor terendah : 6

Sedangkan untuk klasifikasi atraksi dihitung menggunakan rumus Struges, yaitu: 𝑎−𝑏 𝑢 24 − 6 𝐾= 3 𝐾=

𝐾= 6 Dengan demikian didapat jumlah interval kelas untuk mengukur atraksi di objek wisata Pantai Menganti. Untuk menentukan interval kelas, perlu diketahui range terlebih dahulu, yaitu selisih skor tertinggi dan skor terendah. Aksesbilitas objek wisata Pantai Menganti memiliki skor tertinggi 24 dan skor terendah 6, maka klasifikasi aksesbilitas objek wisata Pantai Menganti digolongkan menjadi: 1. Mudah, apabila skor yang diperoleh > 17 2. Sedang, apabila skor yang diperoleh 12-17

30

3. Sulit, apabila skor yang diperoleh 6-11 Tabel 3 Skor untuk Menilai Variabel Sarana Prasaran Objek Wisata Pantai Menganti Variable Pernyataan Kriteria Skor Sarana Tersedia lahan parkir untuk 1. SS 4 Prasarana kendaraan wisatawan 2. S 3 3. TS 2 4. STS 1 Luas parkir kendaraan 1. SS 4 memadai 2. S 3 3. TS 2 4. STS 1 Keamanan tempat parkir 1. SS 4 terjamin 2. S 3 3. TS 2 4. STS 1 Terdapat pemisah parkir antara 1. SS 4 kendaraan roda dua dan 2. S 3 kendaraan roda empat atau 3. TS 2 lebih 4. STS 1 Parkir dikelola oleh lembaga parkir tertentu

Jumlah toilet memadai

Kondisi toilet dalam keadaan baik

Di dalam toilet terdapat air bersih

Tersedia tempat sarana ibadah

Kondisi tempat sarana ibadah memadai

1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4.

SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

31

Terdapat restauran atau tempat makan di tempat wisata

Menu makanan di tempat makan bervariasi

Harga makanan di tempat makan terjangkau

Jarak objek wisata dari mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) tidak terlalu jauh Jarak objek wisata dari fasilitas kesehatan tidak begitu jauh

Jumlah

1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4.

SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1. Skor tertinggi : 60 2. Skor terendah : 15

Sedangkan untuk klasifikasi atraksi dihitung menggunakan rumus Struges, yaitu: 𝑎−𝑏 𝑢 60 − 15 𝐾= 3 𝐾=

𝐾 = 15 Dengan demikian didapat jumlah interval kelas untuk mengukur sarana prasarana di objek wisata Pantai Menganti. Untuk menentukan interval kelas, perlu diketahui range terlebih dahulu, yaitu selisih skor tertinggi dan skor terendah. Sarana Prasarana objek wisata Pantai Menganti memiliki skor tertinggi 60 dan skor tertinggi 15, maka

32

klasifikasi

sarana

prasarana

objek

wisata

Pantai

Menganti

digolongkan menjadi: 1. Baik, apabila skor yang diperoleh > 46 2. Cukup Menarik, apabila skor yang diperoleh 31-45 3. Kurang Menarik, apabila skor yang diperoleh 15-30

Tabel 4 Skor untuk Menilai Variabel Akomodasi Objek Wisata Pantai Menganti Variable Pernyataan Kriteria Skor Akomodasi Terdapat penginapan di sekitar 1. SS 4 objek wisata Pantai Menganti 2. S 3 3. TS 2 4. STS 1 Terdapat beragam pilihan 1. SS 4 tempat penginapan 2. S 3 3. TS 2 4. STS 1 Harga penginapan yang 1. SS 4 ditawarkan terjangkau 2. S 3 3. TS 2 4. STS 1 Jumlah 1. Skor tertinggi : 12 2. Skor terendah : 3

Sedangkan untuk klasifikasi akomodasi dihitung menggunakan rumus Struges, yaitu: 𝑎−𝑏 𝑢 12 − 3 𝐾= 3 𝐾=

𝐾= 3

33

Dengan demikian didapat jumlah interval kelas untuk mengukur akomodasi di objek wisata Pantai Menganti yaitu 3. Untuk menentukan interval kelas, perlu diketahui range terlebih dahulu, yaitu selisih skor tertinggi dan skor terendah. Akomodasi objek wisata Pantai Menganti memiliki skor tertinggi 12 dan skor terendah 3. Maka klasifikasi

sarana

prasarana

objek

wisata

Pantai

Menganti

digolongkan menjadi: 1. Baik, apabila skor yang diperoleh > 7 2. Cukup, apabila skor yang diperoleh 5-7 3. Kurang, apabila skor yang diperoleh 3-5

Tabel 5 Skor untuk Menilai Variabel Infrastruktur Objek Wisata Pantai Menganti Variable Pernyataan Kriteria Skor Infrastruktur Saat berada di pantai 1. SS 4 menganti tidak kesulitan 2. S 3 mencari signal handphone 3. TS 2 4. STS 1 Saya dapat dengan mudah 1. SS 4 mendapat informasi tentang 2. S 3 kawasan objek wisata 3. TS 2 Pantai Menganti 4. STS 1 Jumlah

1. Skor tertinggi : 12 2. Skor terendah : 3

Sedangkan untuk klasifikasi akomodasi dihitung menggunakan rumus Struges, yaitu:

𝐾=

𝑎−𝑏 3

34

𝐾=

8−2 3

𝐾 =2

Dengan demikian didapat jumlah interval kelas untuk mengukur infrastruktur di objek wisata Pantai Menganti yaitu 2. Untuk menentukan interval kelas, perlu diketahui range terlebih dahulu, yaitu selisih skor tertinggi dan skor terendah. Akomodasi objek wisata Pantai Menganti memiliki skor tertinggi 8 dan skor terendah 2, maka klasifikasi

sarana

prasarana

objek

wisata

Pantai

Menganti

digolongkan menjadi 1. Baik, apabila skor yang diperoleh > 6 2. Cukup, apabila skor yang diperoleh 4-5 3. Kurang, apabila skor yang diperoleh 2-3

2. Daya Dukung Kawasan Wisata Cifuentes dalam Muta’ali (2015) membagi perhitungan daya dukung wisata menjadi tiga tingkat yaitu daya dukung fisik, daya dukung riil, dan daya dukung efektif. Ketiganya bertujuan untuk menentukan jumlah kunjungan maksimum pada area wisata dengan mempertimbangkan kondisi fisik, biologi, dan manajemen. a. Daya dukung fisik (Physical Carrying Capacity) Daya dukung fisik yaitu jumlah maksimum wisatawan yang secara fisik tercukupi oleh ruang yang disediakan pada waktu tertentu.

35

Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung daya dukung fisik:

𝑃𝐶𝐶 = 𝐴 𝑥

1 𝑥 𝑅𝑓 𝐵

Keterangan PCC

: Physical Carrying Capacity

A

: Luas area yang digunakan untuk wisata

B

: Luas area yang dibutuhkan oleh seorang wisatawan untuk berwisata dengan tetap memperoleh kepuasan, dalam hal ini digunakan nilai tetap untuk area berenang 27m2, berperahu 49 m2, dan berpiknik 65m2.

Rf

: Faktor rotasi kunjungan dalam satu hari atau merupakan perbandingan dengan jam buka objek wisata dengan ratarata kunjungan wisatawan

b. Daya dukung riil (Real Carrying Capacity) Daya dukung riil merupakan jumlah pengunjung maksimum yang diperbolehkan berkunjung ke suatu objek wisata dengan faktor koreksi (Corrections Factor/CF) yang diambil dari karakteristik objek wisata yang diterapkan pada PCC. Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung daya dukung riil:

𝑅𝐶𝐶 = 𝑃𝐶𝐶 𝑥 𝐶𝑓1𝑥𝐶𝑓2𝑥 … 𝑥𝐶𝑓𝑛

36

Keterangan RCC : Real Carrying Capacity PCC

: daya dukung fisik

𝐶𝑓

: faktor-faktor koreksi dari parameter biofisik lingkungan suatu area wisata. Untuk menghitung faktor koreksi 𝐶𝑓𝑛 menggunakan rumus berikut

𝐶𝑓𝑛 = 1 − (

𝐿𝑚 ) 𝑇𝑚

Keterangan 𝐶𝑓𝑛

: faktor koreksi ke-n terkait dengan data komponen ke-n

𝐿𝑚

: kondisi nyata pada variabel fn terhitung

𝑇𝑚

: batas maksimum pada variabel fn tersebut

Ada 4 faktor koreksi yang di adaptasi dari Zacarias, yaitu curah hujan, kecepatan angin, penyinaran matahari, dan kelembaban udara. c. Daya Dukung Efektif (Effective Carrying Capacity) Daya dukung efektif merupakan hasil kombinasi daya dukung riil dengan kapasitas manajemen area wisata. Daya dukung efektif merupakan jumlah kunjungan maksimum dimana objek tetap lestari pada tingkat managemen (Management

37

Capacity/MC) yang tersedia. Untuk menghitung daya dukung fisik digunakan rumus:

𝐸𝐶𝐶 = 𝑃𝐶𝐶 𝑥 𝑀𝐶 Keterangan ECC : daya dukung efektif PCC : daya dukung fisik 𝑀𝐶

: kapasitas manajemen area ( Management Capacity) dengan pendekatan melalui kapasitas petugas peneglola pada area wisata. MC dapat dihitung menggunakan rumus berikut

𝑀𝐶 =

𝑅𝑛 𝑥 100% 𝑅𝑡

Keterangan 𝑅𝑛

: jumlah petugas pengelola yang ada

𝑅𝑡

: jumlah petugas pengelola yang dibutuhkan

Output dari perhitungan nilai daya dukung, baik daya dukung fisik (PCC), daya dukung riil (RCC), dan daya dukung efektif (ECC) adalah jumlah wisatawan/hari, jadi untuk memperoleh kondisi daya tampungnya harus dibandingkan dengan jumlah kunjungan riil (JKr).

38

Tabel 6 Klasifikasi, Jenis, dam Rekomendasi Daya Dukung Wisata No

Jenis Daya Dukung Wisata

1

PCC>JKr

RCC>JKr

ECC>JKr

2

PCC<JKr

RCC<JKr

ECC<JKr

DD Terlampaui

3

PCC=JKr

RCC=JKr

ECC=JKr

DD optimal

(Muta’ali, 2015)

Klasifikasi Daya Dukung DD Besar

Rekomenda si Umum Dapat dikembang kan Dikendalik an dan ditata Efektif dan efisien

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis, Luas, dan Batas Wilayah a. Kecamatan Ayah Kecamatan Ayah merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Kebumen. Secara astronomis, Kecamatan Ayah terletak diantara 109⁰23’43’’ - 109⁰27’27’’ Bujur Timur dan 7⁰39’36 - 7⁰46’18’’ Lintang Selatan.

Batas-batas wilayah

Kabupaten Kebumen adalah sebagai berikut: Sebelah Utara

: Kecamatan Rowokele

Sebelah Timur

: Kecamatan Buayan

Sebelah Selatan

: Samudera Hindia

Sebelah Barat

: Samudera Hindia

Kecamatan ayah secara geografis mempunyai dua kawasan yang berbeda dalam satu daerah, di bagian Selatan Kecamatan ayah merupakan daerah dataran rendah berupa pantai yang memanjang di Selatan Kecamatan Ayah, sedangkan di Utara dan Tengah merupakan daerah yang lebih tinggi. Dengan luas wilayah sebesar 7.637 Ha secara administrasi Kecamatan Ayah terdiri dari 18 desa, 7 desa berupa daerah dataran tinggi sedangkan 5 desa diantaranya langsung berbatasan dengan laut berupa Samudera Hindia sehingga disebut desa pantai. 39

40

Menurut Stasiun Meteorologi Sempor, suhu udara rata-rata di Kecamatan Ayah pada tahun 2017 berkisar antara 21⁰C sampai dengan 35,6⁰C. Kelembaban udara berkisar antara 83% samapi dengan 90%. Sedangkan rata-rata curah hujan selama tahun 2017 sebesar 425mm3. Pada bulan November tahun 2017 hari hujan mencapai 27 hari. b. Pantai Menganti Pantai Menganti sebagai objek penelitian dalam skripsi, secara administratif kawasan ini termasuk dalam wilayah Desa Karang Duwur, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah dengan luas sebesar 43,75 Ha. Secara geografis Pantai Menganti Kebumen terletak pada koordinat 109° 24′ 44,3″ E dan 7° 46′ 21,5″ E Adapun batas kawasan secara geografis adalah sebagai berikut : Sebelah utara

: Desa Jintung, Ayah

Sebelah selatan

: Samudera Hindia

Sebelah barat

: Pantai Ayah

Sebelah timur

: Pantai Karang Bolong

Objek wisata Pantai Menganti terletak di jalur alternatif yang menghubungkan Kabupaten Kebumen dengan Kabupaten Cilacap, letak yang strategis tersebut memberikan nilai positif bagi objek wisata tersebut, selain itu didukung dengan pemandangan perbukitan yang membentang di sepanjang jalan menuju objek wisata Pantai Menganti.

41

Kondisi geologi Pantai Menganti berupato pografi karst, dimana hampir sebagian besar karst yang telah berkembang. Kondisi topografi karst ini mempengaruhi warna dari butiran-butiran pasir di sepanjang pantai Pantai Menganti. Karena hal tersebut Pantai Menganti menjadi satu-satunya pantai dengan pasir putih yang ada di Kabupaten Kebumen Daratan Pantai Menganti membentang dari arah timur ke barat sepanjang ± 1 km. Pada umumnya kawasan pantai menganti adalah daratan berbukit-bukit, pantainya berdinding terjal, berupa goa-goa kecil dari batuan kapur/karang yang terbentuk sebagai akibat benturan gelombang keras dari Samudera Hindia. Goa disana kerap dikunjungi untuk tujuan ziarah. Hal ini dikarenakan cerita masyarakat yang meyakini pada dahulu goa tersebut digunakan sebagai tempat petilasan Maulana Malik Ibrahim Kawasan perairan masih didominasi air hujan yang menggenang di tanah akan tetapi tidak adanya sungai membuat air tawar mudah hilang akibat air telah lari menuju lapisan permeable. Air yang ada di Pantai Menganti khususnya merupakan air asin. 1) Data Pengunjung Pantai Menganti dari tahun 2012-2017 Peningkatan jumlah wisatawan di Pantai Menganti dalam kurun waktu enam tahun terakhir, mulai dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2017 cukup signifikan (Gambar ), berdasarkan data jumlah wisatawan yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kebumen (2018) peningkatan terbesar

42

terjadi pada tahun 2012 sampai 2013 yaitu 83%, kemudian disusul tahun 2014 sampai 2015 yaitu 62% sedangkan sisanya kenaikan jumlah wisatawan rata-rata hanya 24%

448.667

321.180 238.669

70.355

91.031

12.177

Gambar . Grafik jumlah pengunjung dari tahun 2012 sampai 2017

Tabel 5 Data Pengunjung Pantai Menganti Tahun 2017 No Bulan

Jumlah Pengunjung 1 Januari 39.812 2 Februari 18.960 3 Maret 21.160 4 April 29.904 5 Mei 26.082 6 Juni 74.726 7 Juli 80.431 8 Agustus 20.940 9 September 26.215 10 Oktober 19.550 11 November 15.696 12 Desember 49.755 Jumlah 448.667 Sumber: Pengelola objek wisata Pantai Menganti Dari data jumlah pengunjung pada tahun 2017 yang diperoleh dari pengelola objek wisata Pantai Menganti, berdasarkan jumlah tiket masuk yang terjual, jumlah kunjungan objek wisata Pantai Menganti tertinggi terjadi pada bulan Juni dan Juli dengan jumlah wisatawan mencapai 74.726 dan 80.431

43

hal ini dikarenakan pada bulan tersebut terdapat hari libur yang cukup panjang dalam rangka merayakan hari raya umat Islam. Selanjutnya, kunjungan wisatawan pada bulan Desember juga terbilang tinggi yaitu mencapai 49.755 hal ini dikarenakan pada bulan tersebut terdapat hari libur panjang memperingati hari raya umat Kristian dan libur akhir tahun. 2) Karakterisitik Pengunjung Objek Wisata Pantai Menganti dikunjungi wisatawan setiap hari dari segala usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan latar belakang pendidikan maupun asal wisatawan. a) Jenis Kelamin Dari 130 responden yang diambil sebagai sampel yang terdiri dari 64 perempuan dan 66 laki-laki seperti yang terdapat pada gambar

Perempuan 51%

Laki-laki 49%

Gambar karakteristik pengunjung berdasarkan jenis kelamin

b) Tingkat Pendidikan Responden tersebut juga memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, dari gambar dapat diketahui latar belakang pendidikan responden didominasi oleh tingkat

44

pendidikan

SMA

sederajat

sebesar

46%

kemudian

dilanjutkan tingkat S1 sebesar 41%. Magister 1%

SD 1%

Sarjana 41% Diploma 8%

SMP 3%

SMA 46%

Gambar Karakteristik Pengunjung berdasarkan Tingkat Pendidikan

c) Kelompok Umur Pengunjung juga terdiri dari beberapa kelompok umur, responden yang diambil sebagai sampel didominasi oleh kelompok umur 21 – 25 tahun yaitu sebesar 37% kemudian dilanjutkan kelompok umur 15 -25 tahundan 26 – 30 tahun masing-masing sebesar 23% dan 22% sisanya responden dengan umur diatas 30 tahun.

6% 12%

23%

15 - 20 21 - 25 26 - 30

22%

31 - 40 37%

> 40

Gambar Karakteristik responden berdasarkan kelompok umur

d) Lapangan Pekerjaan

45

Dari 130 responden juga memiliki lapangan pekerjaan yang berbeda-beda, responden didominasi oleh jenis pekerjaan swasta yaitu sebesar 40 % kemudian dilanjutkan dengan mahasiswa dan pelajar masing-masing 22% dan 11% sisanya pegawai negeri sipil, karyawan BUMN, wiraswasta, wirausaha, dan ibu rumah tangga. Pelajar 11%

IRT 13%

Mahasiwa 22%

Swasta 40%

Karyawan BUMN…

PNS 4%

Wirausaha Wiraswasta 1% 5%

Gambar Karakteristik responden berdasarkan lapangan pekerjaan

e) Asal responden Selain berasal dari Kabupaten Kebumen, responden juga berasal dari beberapa daerah termasuk dari luar jawa. Responden didominasi oleh wisatawan yang berasal dari Kabupaten Kebumen sebesar 35%, 51% responden berasal dari daerah-daerah di sekitar Kabupaten Kebumen. Selain itu juga terdapat responden yang berasal dari luar Provinsi Jawa Tengah, 8% berasal dari Provinsi Jawa Barat, 5% berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta, dan 1% berasal dari luar Pulau Jawa yaitu Sumatera. B. Hasil Penelitian 1. Potensi Objek Wisata Pantai Menganti

46

Suatu tempat dapat menjadi tempat suatu objek wisata harus mempunyai potensi yang dapat menarik wisatawan. Menurut Santoso (dalam Kurniawan, 2015) unsur-unsur pokok yang harus diperhatikan dalam pengaruhnya terhadap potensi pariwisata di daerah tujuan wisata meliputi atraksi atau daya tarik objek wisata, aksesbilitas, saranaprasarana, akomodasi dan infrastruktur. a. Atraksi Dari data lapangan yang diperoleh melalui angket, total skor untuk atraksi memiliki jumlah sebesar 2461 yang kemudian dihitung presentasenya dengan menggunakan rumus sebagai berikut : %=

𝑓 𝑥 100% 𝑛

%=

2461 𝑥 100% 130

% = 18,93 Dari angka tersebut atraksi objek wisata Pantai Menganti masuk dalam kategori sangat menarik. b. Aksesbilitas Dari data lapangan yang diperoleh melalui angket, total skor untuk aksesbilitas memiliki jumlah skor sebesar 1832 yang kemudian dihitung presentasenya dengan menggunakan rumus sebagai berikut %=

𝑓 𝑥 100% 𝑛

%=

1813 𝑥 100% 130

47

% = 13,94 Dari angka tersebut aksesbilitas objek wisata Pantai Menganti masuk dalam kategori cukup mudah ditempuh. c. Sarana Prasarana Dari data lapangan yang diperoleh melalui angket, total skor untuk sarana prasarana memiliki jumlah skor sebesar 5470 yang kemudian dihitung presentasenya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

%=

𝑓 𝑥 100% 𝑛

%=

5440 𝑥 100% 130

% = 41,8 Dari angka tersebut sarana-prasarana objek wisata Pantai Menganti masuk dalam kategori cukup baik. d. Akomodasi Dari data lapangan yang diperoleh melalui angket, total skor untuk akomodasi memiliki jumlah skor sebesar 1019 yang kemudian dihitung presentasenya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

%=

𝑓 𝑥 100% 𝑛

%=

1019 𝑥 100% 130

% = 7,83 Dari angka tersebut akomodasi objek Pantai Menganti masuk dalam kategori cukup baik.

48

e. Infrastruktur Dari data lapangan yang diperoleh melalui angket, total skor untuk infrastruktur memiliki jumlah skor sebesar 593 yang kemudian dihitung presentasenya dengan menggunakan rumus sebagai berikut: %=

𝑓 𝑥 100% 𝑛

%=

593 𝑥 100% 130

% = 4,5 Dari angka tersebut infrastruktur objek wisata Pantai Menganti masuk dalam kategori baik 2. Daya Dukung Objek Wisata Pantai Menganti a. Daya Dukung Fisik (Physical Carrying Capacity) Physical Carrying Capacity merupakan jumlah maksimum wisatawan yang secara fisik tercukupi oleh ruang yang disediakan pada waktu tertentu. Berikut adalah hasil perhitungan dari data yang diperoleh dilapangan 1 𝑅𝑛 𝑥 𝐵 𝑅𝑡 1 10 𝑃𝐶𝐶 = 473.500 𝑥 𝑥 65 3 𝑃𝐶𝐶 = 𝐴 𝑥

𝑃𝐶𝐶 =

4.735.000 195

𝑃𝐶𝐶 = 24.282 A merupakan luas area yang digunakan untuk berwisata dalam penelitian ini luas area objek wisata Pantai Mennganti sebesar 47,35 Ha atau 473.500 m2. Sedangkan B merupakan luasan area pengunjung

49

dengan tetap memperoleh kepuasan, pengunjung Pantai Menganti didominasi aktivitas berpiknik sehingga nilai B untuk penelitian ini 65m2. Sedangkan untuk Rt dan Rn masing-masing adalah lama waktu objek wisata dibuka yaitu 10 jam dan lama waktu rata-rata kunjungan wisatawan yaitu 3 jam. Sehingga diperoleh nilai PCC untuk objek wisata Pantai Menganti sebesar 24.282 orang/hari. b. Daya Dukung Riil ( Real Carrying Capacity) Real Carrying Capacity atau RCC merupakan jumlah pengunjung yang diperbolehkan berkunjung ke suatu objek wisata dengan faktor koreksi atau faktor pembatas. Faktor koreksi dalam penelitian ini antara lain curah hujan (Cf1), kecepatan angin (Cf2), kelembaban udara (Cf3), penyinaran matahari (Cf4), Tabel 6 Curah hujan, Kecepatan Angin, Kelembaban Udara, dan Penyinaran Matahari objek Wisata Pantai Menganti No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Bulan Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Kecepatan angin (knots) 17,03 10,09 18,22 15,51 9,53 9,65 4,98 5,66 16,21 38,06 12,10 8,55

Curah Hujan (mm) 264 515 300 382 454 407 141 159 399 663 774 640

Kelembaban udara (%) 59 61 59 59 58 53 53 57 58 60 59 57

Penyinaran matahari (%) 53 33 56 61 62 55 66 57 54 47 39 36

Sumber: Badan Meteorogi Klimatologi dan Geofisika dan ECMWF dengan pengolahan

50

1) Curah hujan Kategori hujan lebat menurut BMKG adalah >400mm sehingga pada tahun 2017 terdapat 6 bulan dengan curah hujan lebih dari 400mm (februari, mei, juni, oktober, november, dan desember) dengan curah hujan trtinggi mencapai 774mm. Oleh karena pembatas ukuran variabel (Lmx) untuk faktor koreksi curah hujan adalah 181 hari sedangkan jumlah ukuran variabel (Tmx) adalah 365 hari.

𝐶𝑓1 = 1 − (

𝐿𝑚 ) 𝑇𝑚

𝐶𝑓1 = 1 − (

181 ) 365

𝐶𝑓1 = 1 − 0,49 𝐶𝑓1 =0,51 2) Kecepatan Angin Tahun 2017 terdapat tiga bulan dengan kategori angin kencang (Januari, Maret, Oktober) yaitu lebih dari 17 knots. Oleh karena pembatas ukuran variabel (Lmx) untuk faktor koreksi kecepatan angin adalah 93 hari hari sedangkan jumlah ukuran variabel (Tmx) adalah 365 hari.

𝐶𝑓2 = 1 − (

𝐿𝑚 ) 𝑇𝑚

𝐶𝑓2 = 1 − (

93 ) 365

51

𝐶𝑓2 = 1 − 0,25 𝐶𝑓2 =0,75 3) Kelembaban Udara Tahun 2017 terdapat dua bulan dengan kelembaban tinggi (Februari dan Oktober) yaitu lebih dari 60. Oleh karena itu pembatas ukuran variabel (Lmx) untuk faktor koreksi kecepatan angin adalah 59 hari sedangkan jumlah ukuran variabel (Tmx) adalah 365 hari.

𝐶𝑓3 = 1 − (

𝐿𝑚 ) 𝑇𝑚

𝐶𝑓3 = 1 − (

59 ) 365

𝐶𝑓3 = 1 − 0,16 𝐶𝑓3 = 0,84 4) Penyinaran matahari Penyinaran matahari rata-rata dalam setahun (2017) sebesar 60% yang berarti 6 jam/hari. Maka lama penyinaran matahari selama 12 bulan yaitu 6 jam dikalikan 365 menjadi 2.190 jam/tahun. Jadi pembatas ukuran variabel (Lmx) untuk faktor koreksi matahari tidak bersinar adalah 6570 jam/tahun sedangkan jumlah ukuran variabel (Tmx) adalah 8760 jam/tahun.

𝐶𝑓4 = 1 − (

𝐿𝑚 ) 𝑇𝑚

52

𝐶𝑓4 = 1 − (

6570 ) 8760

𝐶𝑓4 = 1 − 0,75 𝐶𝑓4 = 0,25 Setelah mengetahui nilai-nilai dari keempat faktor koreksi, maka RCC dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑅𝐶𝐶 = 𝑃𝐶𝐶 𝑥 𝐶𝑓1𝑥𝐶𝑓2𝑥 … 𝑥𝐶𝑓𝑛 𝑅𝐶𝐶 = 𝑃𝐶𝐶 𝑥 𝐶𝑓1𝑥𝐶𝑓2𝑥𝐶𝑓3𝑥𝐶𝑓4 𝑅𝐶𝐶 = 24.282 𝑥 0,51𝑥0,75𝑥0,84𝑥0,25 𝑅𝐶𝐶 = 1950 orang/hari Jadi RCC objek wisata Pantai Menganti sebesar 1950 orang/hari c. Daya Dukung Efektif Daya dukung efektif merupakan hasil kombinasi daya dukung riil dengan kapasitas manajemen area wisata. Daya dukung efektif merupakan jumlah kunjungan maksimum dimana objek tetap lestari pada tingkat managemen (Management Capacity/MC) yang tersedia. Nilai MC diperoleh dari perbandingan Rn dan Rt yaitu jumlah petugas pengelola yang ada saat ini adalah 35 dan jumlah petugas pengelola yang dibutuhkan yaitu 50. Maka ECC dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 𝐸𝐶𝐶 = 𝑅𝐶𝐶 𝑥

𝑅𝑛 𝑅𝑡

53

𝐸𝐶𝐶 = 1950 𝑥

35 50

𝐸𝐶𝐶 = 1365 orang/hari Jadi nilai ECC objek wisata Pantai Menganti sebesar 1365 orang/hari C. Pembahasan 1. Potensi Objek wisata Pantai Menganti a. Atraksi Atraksi atau daya tarik merupakan segala sesuatu yang mampu menarik wisatawan untuk mengunjungi suatu objek wisata. Atraksi sangat berpengaruh terhadap peningkatan atau penurunan jumlah wisatawan. Atraksi dari penelitian ini dilihat dari beberapa hal meliputi keindahan alam, topografi, keragaman atraksi, dan kebersihan objek wisata. Potensi atraksi objek wisata Pantai Menganti masuk dalam kategori sangat menarik, hal ini dapat dilihat dari keindahan panorama alamnya yang berupa pantai dan perbukitan yang jarang dimiliki oleh objek wisata alam lainnya, selain itu objek wisata Pantai Menganti merupakan satu-satunya pantai pasir putih yang ada di Kabupaten Kebumen. b. Aksesbilitas Aksesbikitas dalam penelitian ini dilihat dari beberapa hal antara lain kemudahan menuju objek wisata, kondisi jalan, waktu tempuh, ketersediaan

papan

penunjuk,

dan

ketersediaan

angkutan

transportasi umum. Dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa aksesbilitas objek wisata Pantai Menganti masuk dalam kategori cukup mudah. Namun dari angket sebanyak 54,6% responden tidak

54

setuju bahwa perjalanan menuju Pantai Menganti dapat ditempuh dengan mudah, hal ini dikarenakan Pantai Menganti berada di daerah perbukitan yang menjadikan jalan menuju objek wisata sempit dan berkelok-kelok. Namun pengelola terus memberikan pelayanan yang terbaik dengan memperbaiki aspal jalan setiap tahunnya. c. Sarana Prasarana Sarana prasarana merupakan penunjang kepuasan dan kenyamanan wisatawan saat berada di objek wisata. Kelengkapan sarana prasarana sangat diperlukan untuk menarik wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata Pantai Menganti, sarana prasarana tersebut meliputi tempat parkir, MCK, tempat beribadah, tempat makan, dan layanan kesehatan. Dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa sarana prasarana objek wisata Pantai Menganti masuk dalam kategori cukup baik. Namun dari angket untuk 43% responden menyatakan MCK di objek wisata kurang memadai begitu juga dengan tempat beribadah sebanyak 48% responden menyatakan kurang memadai. Hal ini dikarenakan MCK dan tempat beribadah merupakan usaha warga sekitar sehingga dibangun seadanya, hal ini juga yang menyulitkan pengelola untuk memperbaiki dan memberikan pelayanan tersebut secara maksimal. Dari angket juga dapat disimpulkan bahwa fasilitas kesehatan dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) terletak jauh dari objek wisata Pantai Menganti

55

d. Akomodasi Dalam penelitian ini yang dinilai dari akomodasi meliputi beberapa hal tentang penginapan, antara lain keberadaan penginapan, keragaman penginapan, dan juga harga penginapan. Dari angka tersebut akomodasi objek wisata Pantai Menganti masuk dalam kategori cukup baik. Hanya saja fakta dilapangan keberadaan tempat penginapan di sekitar Pantai Menganti masih terbilang sedikit, sisanya berada jauh dari objek wisata. e. Infrastruktur Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana wisata. Infrastuktur yang memadai dan terlaksana dengan baik di daerah tujuan wisata akan membantu meningkatkan fungsi sarana wisata. Dari angka tersebut dapat dilihat bahwa infrastruktur objek wisata Pantai Menganti masuk dalam kategori cukup baik. 2. Daya Dukung Objek Wisata Pantai Menganti Output dari perhitungan daya dukung, baik daya dukung fisik, daya dukung riil, maupun daya dukung efektif adalah jumlah wisatawan/ hari, untuk memperoleh kondisi daya tampungnya harus dibandingkan dengan jumlah kunjungan riil (JKr) per hari di objek wisata Pantai Menganti yaitu 1.230orang/hari. a. Daya Dukung Fisik Dari hasil perhitungan Daya Dukung Fisik atau PCC objek wisata

Pantai

Menganti

sebesar

24.282

orang/hari,

jika

dibandingkan dengan jumlah kunjungan riil objek wisata pantai

56

menganti daya dukung fisik tersebut masih tergolong sangat aman karena nilainya hanya 0,05% dari jumlah kunjungan harian maupun bulanan objek wisata Pantai Menganti. b. Daya Dukung Riil Dari hasil perhitungan Daya Dukung Riil atau RCC objek wisata Pantai Menganti sebesar 1950 orang/hari, menurun sangat tajam dibandingkan nilai daya dukung fisik. Hal ini dikarenakan sudah dikalikan dengan faktor pembatas berupa curah hujan, kecepatan angin, kelembaban udara dan lama penyinaran matahari. Namun bila di bandingkan dengan jumlah kunjungan riil objek wisata Pantai Menganti masih terbilang aman dikarenakan masih dibawah nilai daya dukung riil. c. Daya Dukung Efektif Dari hasil perhitungan Daya Dukung Efektif atau ECC objek wisata Pantai Menganti sebesar 1365 orang/hari, namun bila di bandingkan dengan jumlah kunjungan riil objek wisata Pantai Menganti masih terbilang aman dikarenakan masih dibawah nilai daya dukung riil meskipun selsihnya tidak begitu jauh.

Dari ketiga perhitungan daya dukung objek wisata tersebut dapat disimpulkan bahwa klasifikasi daya dukung objek wisata Pantai Menganti masuk dalam kategori daya dukung besar dan belum terlampaui hal ini dikarenakan baik daya dukung fisik, daya dukung riil, maupun daya dukung efektif masih lebih besar daripada jumlah

57

kunjungan riil objek wisata Pantai Menganti, sehingga berpeluang untuk dikembangkan lebih lanjut.

58

More Documents from "Uta"

Angket Wisatawan.docx
December 2019 37
Skripsirevisi.pdf
December 2019 24
Bab Iii (4).pdf
December 2019 28
Cover Amplop.docx
December 2019 24
Proposal (autosaved).docx
December 2019 25
Bab I.docx
December 2019 27