PERBEDAAN HIIT DAN STEADY STAGE TERHADAP DENYUT JANTUNG TIKUS PUTIH JANTAN YANG DIINDUKSI DIET TINGGI PROTEIN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah kegiatan fisik yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan dilakukan secara terencana dan sesuai dengan aturan tertentu. Dalam penerapannya tidak hanya melibatkan sistem muskuloskeletal semata, sistem lain seperti sistem kardiovaskular, sistem respirasi, sistem ekskresi, sistem saraf dll. Olahraga dapat membantu menyehatkan tubuh yang kurang sehat.
Menurut Riskesdas 2013, Berdasarkan diagnosis dokter, prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,5% atau diperkirakan sekitar 883.447 orang, sedangkan berdasarkan diagnosis dokter/gejala sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 2.650.340 orang. Berdasarkan diagnosis dokter, estimasi jumlah penderita penyakit jantung koroner di Provinsi Jawa Timur sebanyak 144.279 orang (0,5%), Berdasarkan diagnosis/gejala, estimasi jumlah penderita penyakit jantung koroner terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak 375.127 orang(1,3%). Komplikasi dari infark miokard akut pada Penyakit Jantung Koroner yang dapat mengakibatkan kematian adalah gangguan irama jantung atau aritmia yang mencapai angka 50% (Futhuri, 2014). Menurut (Doenges,1999) Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal. Selain gangguan pada irregularitas denyut jantung, gangguan kecepatan denyut dan konduksi termasuk gangguan Aritmia. Menurut (Hanafi, 2001), menyatakan bahwa Aritmia dapat terjadi dengan HR yang normal, atau dengan HR yang lambat (disebut bradiaritmia kurang dari 60 per menit). Aritmia bisa juga terjadi dengan HR yang cepat (disebut tachiaritmia - lebih dari 100 per menit). Aritmia merupakan komplikasi infark miokard pada penyakit jantung koroner terutama pada kejadian STEMI. STEMI terjadi karena adanya penyumbatan di arteri koroner akibat Hiperkolesterol, sehingga menyebabkan otot jantung tidak mendapatkan suplai oksigen dengan baik. Kondisi ini menyebabkan perubahan pada frekuensi dan irama jantung serta konduksi elektrolit abnormal.
Secara garis besar, olahraga dibagi menjadi dua yaitu High Intensity Interval Training (HIIT) yaitu latihan dengan beban di atas ambang anaerobik dalam waktu singkat dan diselingi dengan periode pemulihan dan Steady State Training (SST) yaitu latihan beban mendekati ambang anaerobik dengan waktu yang konstan.
1.2 Perumusan Masalah “Bagaimana perbedaan High Intensity Interval Training dan Steady Stage terhadap Heart Rate pada tikus putih jantan yang di
induksi diet tinggi
protein?”.
1.3 Tujuan Penelitian Mengetahui Perbedaan High Intensity Interval Training dan Steady Stage terhadap Heart Rate tikus putih jantan yang di induksi diet tinggi protein.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara teoritis dapat memperluas dan memperkaya pandangan ilmiah dalam hal kesehatan masyarakat luas dalam hal mengatasi penyakit yang khususnya berkaitan dalam tekanan darah dengan pola hidup yang sehat. 2. Manfaat secara praktis
dapat menjadi input atau masukan dalam bidang
kesehatan untuk menurunkan angka mortalitas dalam penyakit tekanan darah dengan cara hidup sehat seperti olahraga yang dikombinasikan dengan diet tinggi protein yang tepat