ANALISIS PENERAPAN SOP KESELAMATAN KERJA DI PT. AGROMUKOKABUPATEN MUKOMUKO
SKRIPSI
OLEH: KASRIL NPM:1380100042
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU 2019
ANALISIS PENERAPAN SOP KESELAMATAN KERJA DI PT. AGROMUKO KABUPATEN MUKOMUKO
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Bengkulu
OLEH: KASRIL NPM:1380100042
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU 2019
ii
PERSETUJUAN SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN SOP KESELAMATAN KERJA DI PT. AGROMUKO KABUPATEN MUKO-MUKO
OLEH: KASRIL 1380100042
Disetujui Oleh: Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. Agus Ramon M. Kes
Ns. H. Panzilion, S.Kep. MM
iii
PENGESAHAN SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN SOP KESELAMATAN KERJA DI PT. AGROMUKO KABUPATEN MUKOMUKO
Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Bengkulu Hari Tanggal Tempat
: : :
OLEH: KASRIL 1380100042
DEWAN PENGUJI, Tanda Tangan (
Nama Penguji Ir. Agus Ramon M.Kes (Pembimbing I)
)
Ns. H. Panzilion, S.Kep, MM (Pembimbing II)
(
)
Henni Febriawati, SKM, MARS. (Penguji I)
(
)
Heldi Saputra, SKM, MM. (Penguji II)
(
)
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UMB
Dr. Eva Ova Oktavidiati, M.Si NIP. 196810051994022002 SURAT PERNYATAAN
iv
SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : KASRIL NPM : 1380100042 Program Studi : Kesehatan Masyarakat Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul: “ANALISIS PENERAPAN SOP KESELAMATAN KERJA DI PT. AGROMUKO KABUPATEN MUKOMUKO” Adalah benar karya saya sendiri, bebas dari plagiat atau menyontekan. Apabila di kemudian hari terdapat permasalahan berkaitan dengan penyusunan ini, maka semua akibat dari hal ini merupakan tanggung jawab saya sendiri. Surat pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh. Atas perhatian Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.
Bengkulu,
, Hormat Saya,
KASRIL NPM. 1380100042
v
, 2019
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Muhammadiyah Bengkulu, saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama NPM Program Studi Fakultas Jenis Karya
: Kasril : 1380100042 : Kesehatan Masyarakat : Ilmu Kesehatan : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Muhammadiyah Bengkulu Hak Bebas Royalti Nonklusif (NonExlusive Royalti-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: ANALISIS PENERAPAN SOP KESELAMATAN KERJA DI PT. AGROMUKO KABUPATEN MUKOMUKO Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas royalti noneklusif in Universitas Muhammadiyah Bengkulu berhak menyimpan, menggalih media/formulakan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta sebagai pemilik hak cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Bengkulu Pada Tanggal : , Yang menyatakan,
Orbital Zanjaya NPM. 1480100041
vi
2019
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Bismillahirrahmannirrahim Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). (QS. Al-Insyirah 5-7) Mulailah semua dari mimpi, kerja keras, jangan pernah takut untuk mengambil langkah dan lakukan sekarang juga karena hari esok belum tentu bisa menjadi hari milik kita (Anonim)
PERSEMBHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk: Yang utama dari segalanya sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Telah memberikanku kekuatan dan membekaliku dengan ilmu. Atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya skripsi skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada baginda Rasullallah Muhammad SAW. Kedua orang tua ku yang penulis cintai telah membesarkan dengan penuh kasih sayang, mendidik, memberikan motivasi dan kritik yang membangun, tiada henti mendoakan yang terbaik, serta senantiasa berkorban agar dapat menyelesaikan pendidikan dan bisa meraih cita-cita setinggi langit. Dr. Eva Oktarianita, M, SI dan Wulan Anggraini, SKM, MKM selaku Dosen pembimbing dan Henni Febriawati, SKM, MARS serta Oktarianita, SKM, MKM selaku penguji yang telah banyak memberikan kritik beserta saran sehingga skripsi ini terselesaikan.
vii
RIWAYAT HIDUP
Nama
:Kasril
NPM
:1380100042
Tempat/tanggal lahir : Air Dikit 03 - 04 – 1992 Alamat
: Desa Air Dikit, Kecamatan Air Dikit Kabupaten Mukomuko
Nama Orang Tua Ayah
: Asran
Ibu
: Sigadis
Alamat Orang Tua
: Desa Air Dikit, Kecamatan Air Dikit Kabupaten Mukomuko
Riwayat pendidikan :
SDN 12 Air Dikit, Kab. Mukomuko, Tahun 1998-2004
SMPN 14 Dusun Baru V Kota, Kab. Mukomuko Tahun 2004-2007
SMAN 01 Kota Bengkulu Tahun 2007-2011
Universitas Muhammadiyah Kota Bengkulu Tahun 2013 2019
viii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah atas ijin Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini yang berjudul “Pelaksanaan Triase Di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Bhayangkara Jitra Polda Bengkulu”. Dalam pembuatan proposal skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan dan dukungan serta kerjasama dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada: 1.
.........., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah
Bengkulu. 2.
..................., Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Bengkulu.
3.
...................., Ketua Program StudiIlmu Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Bengkulu,
4.
................................, selaku pembimbing I
5.
................................, selaku pembimbing II.
6.
Persembahan Kedua orang tuaku beserta keluarga yang senantiasa mendukung baik moral maupun material.
ix
Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapakan guna perbaikkan di masa mendatang.
Bengkulu,
Januari 2018
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN ...........................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................
vi
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................
1
1.2 RumusanMasalah ........................................................................
4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................
4
1.4Pertanyaan Penelitian ...................................................................
4
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1keselamata dan kesehatan kerja (K3) ...........................................
8
2.1.1 Pengertian keselamata dan kesehatan kerja (K3) ..............
8
2.1.2 Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) ..................
10
2.1.3 Tujuan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja ...............
11
2.1.4 manfaat program keselamatan dan kesehatan kerja .................
12
2.1.5 Penerapan SOP Keselamatan Kerja ..................................
15
2.2kecelakaan kerja ...........................................................................
18
xi
2.2.1 pengertiam kecelakaan kerja ............................................
18
2.2.2 penyebab kecalakan kerja .................................................
19
2.3 kerangka pemikiran
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................
23
1.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ..................................................
23
1.3. Sumber Informasi......................................................................
23
1.4.definisi istilah .............................................................................
23
1.5.teknikpengumpulan data ............................................................
24
1.6.rencanapengujiankeabsahan Data ..............................................
25
1.7 pengolahandanpenyajian data…………………………………
26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian......................................................
30
4.2. Jalannya Penelitian ...................................................................
32
4.3 Hasil Penelitian .........................................................................
32
4.3.1 Safety Talk .....................................................................
32
4.3.2 Monitoring Pemakaian Alat K3......................................
33
4.3.3 Sosialisasi dan aplikasi MSDS .......................................
34
4.3.4 Pembuatan nearmess ......................................................
35
4.3.4 Pembuatan nearmess ......................................................
35
4.3.5 Rapat bulanan safety.......................................................
36
xii
4.3.6 Reward dan funisment ....................................................
36
4.4 Pembahasan 4.4.1 Safety Talk......................................................................
37
4.4.2 Monitoring Pemakaian Alat K3......................................
39
4.4.3 Sosialisasi dan Aplikasi MSDS (Material Safety Data Sheet) ..............................................................................
40
4.4.4 Pembuatan nearmess ......................................................
42
4.4.5 Rapat Bulanan Safety .....................................................
43
4.4.6 Reward dan Punishment (penghargaan dan hukuman/ ragu) ...............................................................................
43
5.1 Kesimpulan ...............................................................................
45
5.1Kesimpulan .................................................................................
45
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada umumnya belum menjadi prioritas utama dalam sebuah perusahaan. Pada sektor industri yang berkembang semakin pesat, terdapat banyak sumber potensi yang dapat memicu terjadinya kecelakaan kerja termasuk bahaya kebakaran. Kebakaran mengandung berbagai potensi bahaya baik bagi manusia, harta benda maupun lingkungan. Apabila terjadi kebakaran terutama pada sektor industri akan banyak pihak yang merasakan dampaknya, antara lain pihak perusahaan, pekerja, pemerintah, maupun bagi kepentingan pembangunan nasional (Kepmenaker RI No. 186 tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja). Masalah keselamatan dan kesehatan kerja berdampak ekonomis yang cukup signifikan. Setiap kecelakaan kerja dapat menimbulkan berbagai macam kerugian. disamping dapat mengakibatkan korban jiwa, biaya-biaya lainnya adalah biaya pengobatan, kompensasi yang harus diberikan kepada pekerja, premi asuransi, dan perbaikan fasilitas kerja. Terdapat biaya-biaya tidak langsung yang merupakan akibat dari suatu kecelakaan kerja yaitu mencakup kerugian waktu kerja (pemberhentian sementara), terganggunya kelancaran pekerjaan (penurunan produktivitas), pengaruh psikologis yang negatif pada pekerja, memburuknya reputasi perusahaan, denda dari pemerintah, serta kemungkinan berkurangnya kesempatan usaha (kehilangan pelanggan pengguna jasa). 1
2
Penerapan K3 yang baik tidak hanya memberikan kenyamanan bagi pekerja tetapi juga bagi perusahaan karena dapat meminimalisir biaya pengeluaran (Santoso, 2004) Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di dalam suatu organisasi lebih dikenal dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Sistem ini merupakan bagian dari organisasi yang erat kaitannya dengan manajemen sumber daya manusia. Di Indonesia, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 tahun 1996. Perlunya sebuah organisasi atau perusahaan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam rangka meminimalisir timbulnya kecelakaan kerja dan untuk menciptakan kondisi lingkungan kerja yang sehat, aman dan produktif, sebenarnya telah diisyaratkan dalam pasal 27 UUD 1945 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan (Permenaker, 1996). Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) memerlukan dukungan secara penuh dari perusahaan. Dukungan itu berupa sarana dan prasarana yang dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja sehingga dapat
tercipta
lingkungan
kerja
yang
aman
PerancanganSistemManajemenKeselamatandanKesehatanKerja
dan
sehat.
(K3),
selain
mendapat dukungan dari saran ada prasarana juga harus mendapat dukungan dari para pelaksananya. Faktor manusia sangat penting dan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kesuksesan atau keberhasilan Sistem Manajemen
3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Para pekerja cenderung memiliki kesadaran dalam keselamatan dan kesehatan kerja, fakto rmanusia inilah yang harus jadi perhatian oleh perusahaan (Suma’mur 1996). Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/1996 adalah menciptakan suatu sistem K3 di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) serta terciptanya tempat kerja yang aman dan efisien dan produktif (Permenaker No. 05, 1996). PT. Agromuko di Kabupaten Mukomukoberada dalam keadaan strategi ST yaitu menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa suatu organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman secara langsung di dalam lingkungan eksternal. Tahun 2014 jumlah tenaga kerja sebanyak 143 orang karyawan dengan jumlah kecelakaan yang terjadi sebanyak 4 orang dengan klasifikasi 2 orang luka ringan dan 2 orang luka berat. Tahun 2015, jumlah tenaga kerja sebanyak 139 orang karyawan dengan jumlah kecelakaan kerja yaitu sebanyak 1 orang, dengan klasifikasi luka ringan. Pada tahun 2016, jumlah tenaga kerja sebanyak 129 orang dan terjadi kecelakaan kerja sebanyak 1 orang luka berat. Pada tahun 2017, jumlah tenaga kerja sebanyak 126 orang dengan jumlah kecelakaan kerja sebanyak 1 orang dengan klasifikasi luka berat (Laporan PT. Agromuko).
4
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kecelakaan dari tahun ketahun dan setiap tahunya terjadi penurunan karyawan. Tingginya angka kecelakaan kerja dari tahun ke tahun hal ini dikarenakan karyawan kurang mematuhi peraturan tentang keselamatan kerja, melakukan tindakan-tindakan yang tidak aman dan kondisi/ lingkungan yang tidak aman. Dan terjadinya penurunan jumlah karyawan disebabkan adanya masa pensiun, penyegaran karyawan, dan mutasi karyawan yang lama ke ekspansi yang baru. Penerapan SOP keselamatan kerja di perkebunan kelapa sawit tidak mudah untuk dilakukan karena tenaga kerja terlebih pekerja lapangan memiliki tingkat pendidikan yang rendah, sehingga sulit untuk menerapkan budaya keselamatan kerja yang aman terlebih pekerja lapangan senantiasa terkait dengan alat-alat kerja yang tajam seperti parang, cangkul, dodos dan beberapa bahan kimia baik pestisida dan pupuk. Adapun bagian yang perlu dikerjakan untuk menerapkan keselamatan kerja yang baik antara lain safety talk (perbincangan keselamatan kerja), monitoring pemakaian alat-alat keselamatan kerja, sosialisasi dan aplikasi MSDM (Material safety data sheet), pembuatan nearmiss (nyaris), Rapat safety bulanan dan reward dan punishment (penghargaan dan hukuman/sanksi). Dalam peraturan dijelaskan bahwa syarat telah diterapkannya keselamatan kerja antara lain kegiatan pencegahan, mengurangi resiko, dan melakukan penanganan terhadap
kecelakaan
kerja,
pengawasan,
pembinaan,
membuat
laporan
kecelakaan kerja, terpenuhinya ha kewajiban pekerja (UU No. 1 Tahun 1970).
5
Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis penerapan SOP Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), maka peneliti memilih lokasi di PT. Agromuko Dikabupaten Mukomuko. Alasan peneliti hanya memilih satu lokasi untuk penelitian yaitu agar penelitiannya spesifik pada penerapan SOP Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Dalam hal ini, peneliti ingin membuktikan apakah SOP Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Area Perkebunan Kelapa Sawit PT.Agromuko Kabupaten Mukomuko sudah diterapkan atau belum dengan standar yang ada. Berdasarkan uraian permasalahan tersebut di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul“Analisis Penerapan SOP Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Area Perkebunan Kelapa SawitPT Agromuko Kabupaten Mukomuko”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkanuraianlatarbelakangdiatas, makarumusan masalah dalam penelitian adalah Apakah Penerapan SOP keselamatan dan kesehatan kerja pada PT. Agromuko diKabupaten Mukomuko telah diterapkan?.
1.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: 1. Untuk mengetahui gambaran penerapan SOP Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Agromuko Kabupaten Mukomuko
6
2. Untuk mengetahui adakah safety talk di PT. Agromuko Kabupaten Mukomuko 3. Untuk mengetahui adakah monitoring pemakaian alat-alat keselamatan kerja di PT. AgromukoKabupaten Mukomuko. 4. Untuk mengetahui adakah sosialisasi dan aplikasi MSDS (Material Safety Data Sheet) 5. Untuk mengetahui adakah pembuatan nearmiss di PT. AgromukoKabupaten Mukomuko. 6. Untuk mengetahui adakahrapat safety bulanan di PT. AgromukoKabupaten Mukomuko. 7. Untuk
mengetahui
adakah
reward
dan
punishment
di
PT.
AgromukoKabupaten Mukomuko.
1.4 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana penerapan SOP Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Agromuko diKabupaten Mukomuko?. 2. Apakah ada safety talk di PT. Agromuko Kabupaten Mukomuko? 3. Apakah ada monitoring pemakaian alat-alat keselamatan kerja di PT. AgromukoKabupaten Mukomuko?. 4. Apakah ada sosialisasi dan aplikasi MSDS (Material Safety Data Sheet)di PT. AgromukoKabupaten Mukomuko?. 5. Apakah ada pembuatan nearmiss di PT. Agromuko Kabupaten Mukomuko?. 6. Apakah ada rapat safety bulanan di PT. Agromuko Kabupaten Mukomuko.
7
7. Apakah ada reward dan punishment di PT. Agromuko Kabupaten Mukomuko?.
1.5 Manfaat Penelitian a. Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi studi penelitian yang terkait dengan manajemen, baik dalam hal kontek steoripen dekatan maupun kesamaan dalam hal objek studi kasus, dan selain itu memberikan gambaran mengenai teori yang dipakai dalam konteks studi atau penelitian sejenis maupun lanjutannya. b. Praktis Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak yang terkait dalam penelitian yang berlangsung, terutama bagi PT. Agromuko diKabupaten Mukomuko mengenai program Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam mengeoptimalkan kinerja pegawai di masa yang akan datang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2.1.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dalam konsep pengelolaan keselamatan kerja modern dikenal 2 (dua) definisi keselamatan kerja. Pertama, keselamatan kerja didefinisikan sebagai bebas dari kecelakaan atau bebas dari kondisi sakit, luka atau bebas dari kerugian. Kedua, didefinisikan sebagai pengontrolan kerugian. Definisi yang pertama lebih fungsional karena berkaitan dengan luka, sakit, kerusakan harta dan kerugian terhadap proses. Sedangkan, definisi kedua mengarah pada tindakan pencegahan kecelakaan dan mengusahakan seminimum mungkin terjadinya kerugian. Bila dicermati lebih dalam, definisi di atas dapat dipilah-pilah dalam beberapa kalimat yang menunjukkan bahwa K3 adalah: 1.
Promosi dan pemeliharaan derajat tertinggi semua pekerja baik secara fisik, mental dan kesejahteraan sosial di semua jenis pekerjaan.
2.
Untuk mencegah penurunan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan mereka.
3.
Melindungi pekerja pada setiap pekerjaan atas risiko yang timbul dari faktor-faktor yang dapat mengganggu kesehatan.
4.
Penempatan dan pemeliharaan pekerja di lingkungan kerja yang sesuai dengan kondisi fisiologis dan psikologis pekerja dan untuk 8
9
menciptakan kesesuaian antara pekerja dengan pekerja dan setiap orang dengan tugasnya. Menurut OHSAS 18001:2007, keselamatan dan kesehatan kerja adalah kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang berdampak, atau dapat berdampak, pada kesehatan atau keselamatan karyawan atau pekerja lain (termasuk pekerja kontrak dan personel kontraktor, atau orang lain di tempat kerja). Sementara pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menurut Suma’mur (2009) adalah sebagai berikut: “Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat dari kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja. Selain menjadi penyebab hambatan-hambatan langsung gangguan kesehatan, kecelakaan juga menimbulkan kerugian secara tidak langsung yaitu kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja dan lain-lain. Kesehatan kerja adalah spesialis dalam ilmu kedokteran beserta praktiknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik atau mental atau gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum”. Keselamatan merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang. Tujuan utama program keselamatan kerja yang efektif adalah untuk mencegah kecelakaan atau cedera dalam bekerja. Keamanan
10
merupakan perlindungan terhadap fasilitas pengusaha dan peralatan yang ada yang ditujukan untuk melindungi para karyawan ketika sedang bekerja atau sedang melaksanakan penugasan pekerjaan.” Jadi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. 2.1.2 Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem yang dirancang untuk menjamin keselamatan yang baik pada semua personel di tempat kerja agar tidak menderita luka maupun menyebabkan penyakit di tempat kerja dengan mematuhi atau taat pada hukum dan aturan keselamatan dan kesehatan kerja, yang tercermin pada perubahan sikap menuju keselamatan di tempat kerja (Dewi, 2006). Program keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebuah rencana tindakan yang dirancang untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja. K3 melakukan semua fungsi-fungsi manajemen secara utuh yaitu: 1. Menyusun rencana kerja pencegahan dan mengatasi kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja. 2. Menyusun organisasi K3 dan menyediakan alat perlengkapannya. 3. Melaksanakan berbagai program termasuk antara lain: a. Menghimpun informasi dan data kasus kecelakaan secara periodik. b. Mengidentifikasi sebab-sebab kasus kecelakaan kerja.
11
c. Menganalisa dampak kecelakaan bagi pekerja sendiri, bagi pengusaha dan bagi masyarakat pada umumnya. d. Merumuskan saran-saran bagi pemerintah, pengusaha dan pekerja untuk menghindari kecelakaan kerja. e. Memberikan saran mengenai sistem kompensasi atau santunan bagi mereka yang menderita kecelakaan kerja. 2.1.3 Tujuan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tujuan utama dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah mewujudkan masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera.
Tujuan
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja
menurut
Mangkunegara (2011:162), sebagai berikut: 1.
Agar setiap pegawai mendapat jaminan K3 baik secara fisik, sosial dan psikologi.
2.
Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaikbaiknya dan seefektif mungkin.
3.
Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4.
Ada jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
5.
Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja. Tujuan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut Suardi (2007) adalah:
12
1.
Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja-pekerja bebas.
2.
Sebagai upaya untuk mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja, memelihara dan meningkatkan efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia, memberantas kelelahan kerja dan gairah serta kenikmatan bekerja. Berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1,
syarat keselamatan kerja yang mejadi tujuan pemerintah membuat aturan K3 adalah: 1.
Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2.
Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
3.
Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
4.
Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
5.
Memberi pertolongan pada kecelakaan.
2.1.4 Manfaat Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Robiana Modjo (2007) mengatakan, manfaat penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan antara lain: 1. Pengurangan Absentisme Perusahaan yang melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja secara serius, akan dapat menekan angka risiko kecelakaan dan penyakit kerja dalam tempat kerja, sehingga karyawan
13
yang tidak masuk karena alasan cedera dan sakit akibat kerja pun juga semakin berkurang. 2. Pengurangan Biaya Klaim Kesehatan Karyawan yang bekerja pada perusahaan yang benar-benar memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja karyawannya kemungkinan untuk mengalami cedera atau sakit akibat kerja adalah kecil, sehingga makin kecil pula kemungkinan klaim pengobatan / kesehatan dari mereka. 3. Pengurangan Turnover Pekerja Perusahaan yang menerapkan program K3 mengirim pesan yang jelas pada pekerja bahwa manajemen menghargai dan memperhatikan kesejahteraan mereka, sehingga menyebabkan para pekerja menjadi merasa lebih bahagia dan tidak ingin keluar dari pekerjaannya. 4. Peningkatan Produktivitas Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Sulistyarini (2006) di CV. Sahabat Klaten menunjukkan bahwa baik secara individual maupun bersama-sama program keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja. Suardi (2007) mengatakan, apabila perusahaan dapat melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik, maka perusahaan akan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut:
14
1. Perlindungan karyawan Karyawan yang terjamin keselamatan dan kesehatannya, akan bekerja lebih optimal dibandingkan karyawan yang terancam K3-nya. Dengan adanya jaminan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam bekerja, mereka tentu akan memberikan kepuasan dan meningkatkan loyalitas mereka terhadap perusahaan. 2. Memperlihatkan kepatuhan pada peraturan dan undang-undang Dengan menerapkan sistem manajemen K3, setidaknya sebuah perusahaan telah menunjukkan itikad baiknya dalam mematuhi peraturan dan perundang-undangan sehingga mereka dapat beroperasi normal tanpa menghadapi kendala dari segi ketenagakerjaan. 3. Mengurangi biaya Dengan menerapkan sistem manajemen K3, kita dapat mencegah terjadinya kecelakaan, kerusakan atau sakit akibat kerja. Dengan demikian kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut. 4. Membuat sistem manajemen yang efektif Persyaratan perencanaan, evaluasi dan tindak lanjut merupakan bentuk bagaimana sistem manajemen yang efektif. 5. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan Dengan adanya pengakuan penerapan sistem manajemen K3, citra organisasi terhadap kinerjanya akan semakin meningkat, dan tentu ini akan meningkatkan kepercayaan pelanggan.
15
2.1.5 Penerapan SOP Keselamatan Kerja 1. Safety Talk Beberapa besar staff perkebunan
kelapa
sawit sudah
berpendidikan sarjana hingga sebagai orang yang bertanggung jawab pada terhadap keselamatan beberapa pekerja harus dapat melakukan sosialisasi mengenai cara aman bekerja. Di saat apel pagi atau muster morning adalah saat yang tepat untuk menyelipkan pesan-pesan penting mengenai keselamatan kerja sekurang-kurangnya 5-10 menit. Sebagai contoh seseorang asisten menerangkan pentingnya penggunaan masker untuk tim penyemprotan untuk kesehatan pekerja lalu keesokan hari diterangkan lagi pemakaian apron, keterangan safety harus bertahap (Anwar, 2013). 2. Monitoring pemakaian alat- alat keselamatan kerja Bila sistem safety talk sudah jalan dan dipahami oleh beberapa pekerja maka akan dilanjutkan dengan monitoring pemakaian alat safety/peralatan safety oleh beberapa supervisi/mandor lapangan, setiap supervisi harus memiliki buku monitoring safety karyawan di mana buku itu mencantumkan nama pekerja dan alat safety/peralatan safety, sebagai contoh untuk pemanen ditulis nama pemanen serta alat safety/peralatan safety yang harus di bawa dan digunakan seperti sarung dodos, helm safety, sarung tangan, kacamata dan sepatu safety setiap item dicek oleh supervisi apakah sudah dibawa atau tidak (Budiono, 2005).
16
3. Sosialisasi dan Aplikasi MSDS (Material Safety Data Sheet) Sosialisasi MSDS ini sangat penting terlebih dalam pemakaian beberapa bahan beracun/kimia seperti pestisida dan pupuk. Lembaran MSDS terbagi dalam tips bahan aktif, bahaya dan tanda-tanda, perlengkapan perlindungan dan aksi hindari kecelakaan dan P3K/firsd aid. Cara sosialiasasi MSDS ini di kerjakan lewat cara melaminating lembaran MSDS yang akan di berikanlah pada staff lapangan dan supervisi. Untuk step awal beberapa asisten lapangan/supervisi membacakan dan sosialisasi MSDS ini dilakukan saat karyawan akan bekerja, setelah itu setelah memahami dan tahu karyawan dengan cara bertukaran diminta menerangkan kembali MSDS itu setelah sosialisasi dalam beberapa bln. maka akan dilakukan pertanyaan acak pada karyawan dan sekaligus memperpraktekkan : Sebagai contoh staff lapangan ajukan pertanyaan ‘ Ujang bila toksin terserang mata apa yang harus di kerjakan? ’ bila siujang memahami MSDS maka akan menjawab dengan cara spontan ‘Segera dibasuh dengan air bersih dengan cara mengalir selama 15 menit sembari buka kelopak mata’ kemudian si ujang akan mensimulasikan di depan karyawan yang lain. Pada MSDS sudah ada aksi P3K bila toksin terserang mata, kulit, terhirup dan tertelan hingga aksi basic P3k sudah di ketahui oleh karyawan (Budiono, 2005).
17
4. Pembuatan nearmiss Dalam safety kita mengetahui piramida safety, bila dalam 10000 peristiwa nyaris celaka bila tidak diantisipasi dengan baik menyebabkan 600 kecelakaan kecil dan akan mengakibatkan 1 fatality atau kematian pastinya kita akan hindari korban salah satu usaha hindari hal itu dengan pembuatan “sistem nearmiss”. Arti nearmiss nyaris sama juga dengan nyaris celaka aplikasi nearmiss di perkebunan kelapa sawit dapat dilakukan lewat cara sebagai contoh bila kita menjumpai mobil karyawan dengan keadaan ban gundul maka akan di buat laporan dalam form nearmiss di mana sopir harus bertanda tangan dan di beri tempo selekasnya ganti ban selama belum ada perubahan ban maka mobil tidak bisa beroperasi. Setiap asisten lapangan diharuskan bikin form nearmiss sejumlah 5 -10 dengan pemecahannya setiap bulannya.Dengan dibuatnya nearmiss setiap bulan. diinginkan beberapa hal yang nyaris celaka dapat diantisipasi sebelumnya (Dewi, 2006). 5. Rapat safety bulanan Dalam satu kebun/estate atau PT dibuat tim P2K3l yang terdiri pimpinan tinggi kebun, manager, asisten dan mandor2 di perkebunan yang di untuk jadi beberapa seksi yakni seksi kendaraan, panen, perawatan dan lingkungan dalam setiap bln. mengadakan rapat pelajari mengenai proses safety dan lingkungan dan program dan perbaikan yang akan dilakukan (Dewi, 2006).
18
6. Reward dan Punishment (penghargaan dan hukuman/ragu) Bila sosialisasi sudah jalan dengan baik maka akan diaplikasikan system denda dan penghargaan sebagai contoh bila karyawan tidak memakai helm maka akan di denda sejumlah Rp 50.000 di setorkan pada pengurus serikat pekerja dan berbentuk penghargaan sebagai contoh akan diberikan reward dengan cara surprise bila karyawan didapati berkendara dengan surat komplit dan dengan motor yang standard maka akan di beri hadiah uang atau barang (Dewi, 2006). Aplikasi safety di perkebunan kelapa sawit tidaklah hal yang mudah karena perkebunan kelapa sawit adalah industri padat karya dengan memperkerjakan sebagaian besar tenaga dengan pendidikan yang masihlah rendah hingga proses safety awal mulanya sangat menyebalkan dan melelahkan untuk beberapa pekerja. Tetapi jika bagian SOP keselamatan kerja di aplikasikan dan di kerjakan sampai tingkat membudaya, maka tanggapan dari beberapa pekerja lapangan akan bertambah dan maksud dari keselamatan kerja yang meninimalisir terjadinya kecelakaan kerja akan terwujud (Anwar, 2013). 2.2 Kecelakaan Kerja 2.2.1 Pengertian Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja (menurut materi khusus standart operational procedure) adalah sesuatu yang tidak direncanakan atau tidak diduga semula dan tidak diinginkan. Kecelakaan dapat terjadi kapan saja, dimana
19
saja dan dapat menimpa siapa saja serta mengakibatkan kerugian terhadap manusia, material ataupun produksi maupun peralatan. Menurut hasil Konvensi Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Jakarta pada tahun 1989 menyatakan bahwa kecalakaan kerja adalah suatu peristiwa atau kejadian yang berakibat sakit / cedera fisik bagi pekerja atau kerusakan harta milik perusahaan (Sinaga, 2005). Menurut Undang-Undang No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja pasal 1 ayat 6, kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui. 2.2.2 Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja Setiap pekerjaan atau kegiatan manusia selalu terdapat kemungkinan terjadinya kecelakaan. Secara garis besar, penyebab kecelakaan kerja ada dua faktor utama (Sinaga, 2005), yaitu: 1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu kondisi yang tidak aman dari: a. Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain b. Lingkungan kerja c. Proses kerja d. Sifat pekerjaan e. Cara kerja
20
2. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia yang dapat terjadi antara lain karena: a. Kurangnya perhatian dan keterampilan pelaksana b. Cacat tubuh yang tidak kentara (bodility defect) c. Keletihan dan kelemahan daya tahan tubuh d. Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik Kecelakaan dapat terjadi oleh beberapa faktor yang kompleks yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Banyak cara dalam menggolongkan sebab-sebab kecelakaan, namun menurut Suma’mur (1997) ada suatu kesamaan yang umum, yaitu kecelakaan disebabkan oleh 3 golongan penyebab antara lain: 1. Manusia Hasil riset menunjukkan 85% kejadian kecelakaan di suatu perusahaan dapat bersumber pada manusia. Kecelakaan dapat terjadi sebagai akibat emosi tenaga kerja, faktor psikologis dan kemampuan pekerja (umur, tingkat pendidikan, masa kerja, dan status kerja) atau bahkan disengaja guna memperoleh kompensasi cacat yang dideritanya. 2. Lingkungan Yang dimaksud lingkungan disini adalah: a. Lingkungan fisik, meliputi penerangan, suhu, kelembaban, cepat rambat udara, suara / kebisingan, radiasi dan lain-lain. b. Lingkungan kimia, meliputi gas, uap, debu, kabut, fume, awan, asap, cairan dan benda padat.
21
c. Lingkungan fisiologis, seperti konstruksi mesin atau peralatan yang tidak sesuai dengan mekanisme tubuh manusia, sikap kerja dan cara kerja. d. Lingkungan biologi, meliputi lingkungan hewan dan lingkungan tumbuhan. 3. Manajemen Keberadaan manusia dan perangkat keras maupun lunak tidak akan terjadi begitu saja dalam suatu perusahaan tetapi ada sistem yang mengatur yaitu sistem manajemen yang memuat: a. Kebijakan manajemen b. Organisasi c. Pembinaan d. Sistem dan prosedur e. Sistem informasi dan standar kerja Kelalaian
dan
kesalahan
fungsi
ini
akan
menimbulkan
ketimpangan/ketidakseimbangan pada dua unsur yang lain, yaitu manusia dan lingkungan. Dimana ketidakseimbangan yang terjadi antara lain: 1. Sikap manajemen yang tidak memperhatikan K3 2. Organisasi yang buruk 3. Pejabat yang tidak berkompeten dan sistem pembinaan yang tidak terkoordinir secara baik 4. Tidak adanya standar yang dapat dikendalikan 5. Dokumentasi tidak jelas
22
Sedangkan, Sugeng Budiono dan Jusuf (2005) mengatakan bahwa secara umum kecelakaan kerja terbagi menjadi dua golongan yaitu: 1. Kecelakaan industri (Industrial Accident) yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja karena adanya sumber bahaya atau bahaya kerja. 2. Kecelakaan dalam perjalanan (Community Accident) yaitu kecelakaan yang terjadi di luar tempat yang berkaitan dengan adanya hubungan kerja.
2.3 Kerangka Pemikiran Input 1. Safety Talk 2. Monitoring pemakaian alatalat 3. Sosialisasi dan aplikasi MSDS 4. Pembuatan Nearmess 5. Rapat safety bulanan 6. Reward dan Punisment
Proses
Output
Penerapan SOP Keselamatan Kerja oleh PT. Agromuko
Berkurangn ya angka kecelakaan akibat kerja
Gambar 2.1 Kerangkan Pikir
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif untuk melihat Sistem Manajemen Keselamatan di PT. Agromuko diKabupaten Mukomuko. 3.1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada setelah mengikuti ujian seminar proposal sskripsi. Tempat penelitian di PT. Agromuko diKabupaten Mukomuko. 3.1.2 Sumber Informasi Informan pada penelitian ini adalah supervisor PT. Agromuko, kepala manajemen K3, dan 20 orang karyawan yan bekerja di PT. Agromuko Kabupaten Mukomuko 3.1.3 Defini Istilah 1. Pekerjaan SOP adalah: Aplikasi standar operasional prosedur. 2. Safety Talk adalah: sosialisasi penyampaian mengenai k3 sebelum. pekerjaan dimulai pada setiap hari kerja, menimal 10 menit. 3. Minotoring pemakayan alat-alat keselamatan kerja apakah ada dilakukan oleh semua karyawan. 4. Sosialisasi dan aplikasi MSDS (meterial safety data sheet). Apakah ada dilakukan oleh setiap karyawan.
23
24
5. Pembuatan nearnees yaitu pernah nyaris celaka yang diefakuasi setiap bulannya 6. Rapat safety bulanan yaitu rapat yang dilakukan setiap bulan oleh semua unsur dari mulai pimpinan sampai wakil-wakil pelaksana kegiatan 7. Reward dan punismen yaitu pemberian hadiah dan simbolis pada karyawan
dalam
perencanaan
keselamatan
kerja
pada
waktu
melaksanakan aktifitas pekerjaannya.
3.1.4 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan proses awal yang dilakukan untuk penentuan kebutuhan atau analis kebutuhan. 1.
Data yang dibutuhkan Adapunbahan yang di butuhkan dalam penelitian ini adalah tentang
pembahasan dan materi-materi yang mengena permasalahan tentang literatur dan teori-teori yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2.
StudiPustaka Studi kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan data dan
informasi yang digunakan sebagai acuan dalam menganalisis Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Data dan informasi dapat berupa buku-buku ilmiah, laporan penelitian, skripsi, jurnal dan sumber-
25
sumber tertulis lainnya yang berhubungan dengan pemahaman metode yang digunakan. 3.
Observasi Merupakan suatu metode penelitian dengan cara penulisan dengan
melihat langsung Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Agromuko. 4.
wawancara Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara
mewawancari langsung dan mendalam penelitian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3.2 Rencana Pengujian Keabsahan Data Teknik Keabsahan Data dalam penelitian ini menggunakan Triangulasi Sumber dan Triangulasi Teknik (Sugiono, 2008) 3.2.1 Triangulasi Sumber Triangulasi Sumber untuk menguji kredebilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh dari bebarapa sumber. Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan data melalui wawancara mendalam terhadap karyawan PT. Agromuko diKabupaten Mukomuko. 3.2.2 Triangulasi Teknik Triangulasi Teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
26
berbeda. Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi dan melihat dokumentasi.
3.3 Pengolahan dan Penyajian Data 3.3.1 Reduksi Data Data yang didapatkan oleh peneliti baik primer maupun sekunder dirangkum setelah diurai dan di analisis, agar terfokus pada hal-hal pokok yang penting terkait dengan key activities, tujuan strategis dan indicatoral atukur penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam mengoptimalkan kinerja karyawan di PT. Agromuko diKabupaten Mukomuko. 3.3.2 Penyajian Data Penyajian data penelitian ini penyajian data penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. 3.3.3 Verifikasi atau Penyimpulan Data Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
27
3.4 Pemanduan wawancara 1. Safety talk a. Apakah ada sosialisasi mengenai kegiatan kerja pada waktu akan melaksanakan pekerjaan ? jawaban mandor “tentu ada, pada dasarnya untuk menginformasikan bahaya dalam suatu pekerjaan dan cara mengantisipasinya. Topik yang paling sering dibahas biasanya peringatan keselamatan diri dengan cara menggunakan alat pelindung diri (APD) dan peralatan sesuai dengan pekerjaan” b. Yang ditannya: mandor dan c. karyawan “ ada pak, karena u mnjaga keselamatan kita harus berkomunikasi dengan karyawan lainnya, agar lebih teliti u melakukan pekerjaan tersebut, misalnya berkomunikasi dengan karyawan yang lain agar menggunakan alat safety agar lebih berhati – hati dalam melakukan pekerjaan”. d. Kalau jawabannya Ya kenapa kalau tidak kenapa 2. Minotoring pemakayan alat keselamtan kerja a. Apakah ada dilakukan monitoring alat keselamatan kerja? ada b. Kapan dilakukan? Tiap kali kelilinglah, tiap menit, detik c. Siapa yang melakukan? Siapa saja, karena k3 tanggung jawab kita bersama d. Yang ditannya kepala k3 dan karyawan 3. Sosialisasi daa aplikasi MSDS a. Apakah ada disosialisasikan dan diaplikasikan? ada
28
b. Kalau ada siapa yang sosialisasi kalau tidak kenapa?Kepala k3 “Biasanya master chip pagi bisa, orang mnc bisa”. c. Yang ditanya kepala k3, d. Mandor “ ada, karena kami selaku mandor melakukan apel pagi untuk menjelaskan pemakaian alat safety agar dapat mnjaga keselamatan kami, e.
karyawan“ pasti ada pak, karena terlebih dahulu kami sbg karyawan melakukan apel pagi untuk menggunakan alat keselamatan hal ini penting, monioting dilakukan oleh mandor kami”.
4. Pembuatan nearmess a. Ada pembuatan nearmees? ada b. Siapa yang membuat? Orang klinik, teruskan datanya itu disampaikan ke stasiun riset. c. Yang ditannya kepala k3 sama mandor. 5. Rapat bulanan safety a. Apakah ada rapat safety bulanan? ada b.
Adakah dokumennya? ada
c.
Yang ditannya kepala k3.
6. Reward da funismt a. Apakah ada reward dan funismt? ada b. Siapakah yang pernah mendapatkannya?karyawan siapa yng tidak menggunakan APD kita berikan sanksi c.
Buruh pabrik,berupa reward dan ucapan terima kasih lah.
d. Yang ditannya mandor, karyawan, ka. k3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Lokasi Penelitian PT Agromuko Kabupaten adalah salah satu perusahaan kelapa sawit yang terdapat di Desa Air Dikit Mukomuko Utara Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu. Perusahaan ini berdiri tahun 1990 yang merupakan perusahaan penanaman modal asing yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan karet yang telah tersebar dibeberapa kecamatan dengan jumlah karyawan 126 orang. PT. Agromuko terbagi menjadi sembilan kebun/estate yang dipimpin oleh masing – masing satu orang manager. Selain itu juga terdapat 2 buah pabrik Kelapa Sawit cap. 60 ton TBS per jam, 1 buah pabrik Kelapa Sawit cap. 30 ton TBS per jam dan 1 buah Pabrik Crumb Rubber cap. 500-600 kg karet kering per jam. Total luas lahan HGU yang dimiliki oleh PT. Agromuko adalah 22.928 Ha dan telah dikeluarkan untuk proyek pemerintah 14 Ha. Luas lahan tersebut tersebar di sembilan wilayah Estate, dengan perincian sebagai berikut : Tabel 4.1. Total Luas Lahan PT. Agromuko Nama Estate
Luas Lahan (ha)
Mukomuko Estate (MME)
4.101
Tanah Rekah Estate (TRE)
3.849
Bunga Tanjung Estate (BTE)
2.903
29
30
Air Buluh Estate
2.500
Talang Petai Estate (TPE)
2.270
Sei Kiang Estate (SKE)
2.185
Sei Jerinjing Estate (SJE)
2.100
Sei Betung Estate (SBE)
1.610
Air Bikuk Estate
1.410
TOTAL
22.928
4.2. Visi dan Misi Perusahaan 4.2.1. Vision Statement (Pernyataan Visi) : “We, the management, staff and workers are enthusiastic in making PT. Agromuko the best managed Plantation Company in Bengkulu Province, thereby rewarding PT. Agromuko Stakeholders” Kami, pihak manajemen, staff dan karyawan antusias untuk menjadikan PT. Agromuko pengelola Perusahaan Perkebunan terbaik di Provinsi Bengkulu, dengan demikian memberikan penghargaan
kepada
Pemangku Berkepentingan PT. Agromuko 4.2.2. Mission Statement (Pernyataaan Misi) : “The management, staff and workers believe in continuous improvement in their daily operations and confident in achieving targets set towards zero industrial and community relations issues as well as zero environmental issues, with compliance to the Company’s Conservation
31
and Environmental policy, PT. Agromuko is committed to deliver timely to her customers good quality CPO, PK and SIR production grades with zero complaint” Manajemen, staff dan karyawan percaya untuk terus meningkatkan operasional mereka setiap hari dan yakin dapat mencapai target nihil polusi lingkungan dan nihil masalah hubungan kemasyarakatan dan juga memastikan konservasi lingkungan berjalan dengan baik dan dengan mematuhi peraturan Konservasi Lingkungan, PT. Agromuko komitmen untuk tepat waktu dalam pengiriman kepada pembeli CPO, PK dan Crumb Rubber yang berkualitas baik tanpa ada keluhan.
4.3. Jalannya Penelitian Sebelum melakukan penelitian di PT. Agromuko di Kabupaten Mukomuko peneliti melengkapi persyaratan dalam melakukan penelitian seperti surat izin penelitian dari kampus dan surat izin penelitian dari Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) untuk memperoleh izin penelitian, terakhir ke lokasi yang akan di teliti. Jalannya
penelitian di PT. Agromuko di Kabupaten Mukomuko,
peneliti bekerja sama dengan pemerintah setempat yang bertugas di lokasi untuk membantu jalannya penelitian penerapan SOP Keselamatan Kerja di PT Agromuko Kabupaten Mukomuko. Peneliti melakukan wawancara langsung kepada Ka. K3, Mandor dan karyawan PT Agromuko untuk mendapatkan informasi mengenai penerapan SOP Keselamatan Kerja yang mereka lakukan.
32
4.4. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penelitia di PT PT Agromuko
Kabupaten
Mukomuko
tentang
analisis
penerapan
SOP
Keselamatan Kerja dengan wawancara langsung kepada informan, didapatkan hasil sebagai berikut: 4.5.4. Safety Talk Informan yang diwawancarai adalah Mandor dan karyawan PT Agromuko. Pertanyaan :“Apakah ada sosialisasi mengenai kegiatan kerja pada waktu akan melaksanakan pekerjaan ?” Mandor
: “tentu ada, pada dasarnya untuk menginformasikan bahaya
dalam
suatu
pekerjaan
dan
cara
mengantisipasinya. Topik yang paling sering dibahas biasanya peringatan keselamatan diri dengan cara menggunakan alat pelindung diri (APD) dan peralatan sesuai dengan pekerjaan” Berdasarkan hasil wawancara kepada Mandor di PT Agromuko beliau mengatakan bahwa adanya sosialisasi setiap mengenai kegiatan kerja pada saat melakukan pekerjaan, karena hal ini bertujuan untuk menginformasi dan mengantisipasi bahaya dalam suatu pekerjaan. Karyawan
: “ ada pak, karena untuk menjaga keselamatan kita harus berkomunikasi dengan karyawan lainnya, agar lebih teliti untuk melakukan pekerjaan tersebut, misalnya
33
berkomunikasi
dengan
karyawan
yang
lain
agar
menggunakan alat safety agar lebih berhati – hati dalam melakukan pekerjaan”. Berdasarkan hasil wawancara kepada salah satu karyawan di PT Agromuko mengatakan bahwa sosialisasi mengenai kegiatan kerja pada waktu akan melaksanakan pekerjaan itu ada, selain mandor yang melakukan
sosialisasi,
mereka
selaku
karyawan
juga
saling
berkomunikasi dan mengingatkan untuk menggunakan alat safety dan berhati-hati dalam melakukan pekerjaan. 4.5.5. Monitoring Pemakaian Alat K3 Informan yang diwawancarai adalah Ka. K3 dan Karyawan di PT Agromuko. Pertanyaan : Apakah ada dilakukan monitoring alat keselamatan kerja? Kapan Dilakukan? Dan Siapa yang melakukan?. Ka. K3
: “ada, dilakukan tiap kali kelilinglah, tiap menit, detik. Yang melakukan siapa saja, karena K3 tanggung jawab kita bersama”. Berdasarkan hasil wawancara kepada informan didapatkan
bahwa ada dilakukan meonitoring alat keselamatan kerja setiap kali keliling, tetapi tidak ada secara khusus tim mentoring yang dapat melakukan monitoring supaya karyawan dapat lebih disiplin dalam menggunakan alat keselamatan selama bekerja.
34
Karyawan :“ada, setiap hari kerja dilakukan monitoring. Yang lakukan monitoring tidak nentu, siapa saja, bisa mandor, ka. K3 dan kita semua saling mengingatkan”. Dari hasil wawancara informan salah satu karyawan didapatkan bahwa monitoring dilakukan setiap hari kerja, yang bertugas tidak menentu, sehingga monitoring ini menjadi tidak efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan akibat bekerja.
4.5.6. Sosialisasi dan aplikasi MSDS Informan yang diwawancarai adalah Ka. K3, Mandor dan karyawan PT. Agromuko. Pertanyaan : Apakah ada Sosialisasi dan aplikasi MSDS? Siapa melakukan? Ka. K3
: “ada, biasanya master chip pagi bisa, orang mnc bisa” Berdasarkan hasil wawancara kepada Kepala K3 PT. Agromuko
Kab. Mukomuko diapatkan bahwa adanya sosialisasi dan aplikasi MSDS yang dilakukan oleh master chip dan orang ahli dibidangnya. Sehingga hal ini dapat mencegah dan mengurangi angka kecelakaan kerja di PT. tersebut. Mandor: “ada, karena kami selaku mandor melakukan apel pagi untuk menjelaskan pemakaian alat safety agar dapat menjaga keselamatan kami, yang melakukan saya sendiri selaku mandor mereka”.
35
Berdasarkan hasil wawancara kepda mandor didapatkan hasil bahwa sosialisasi mengenai aplikasi MSDS selalu dilakukan setiap apel pagi sebelum mulai bekerja, hal ini bertujuan untuk menghindari kecelakaan kerja selama bekerja. Sosialisasi ini dilakukan oleh mandor. Karyawan : “Pasti ada pak, karena terlebih dahulu kami sebagai karyawan melakukan apel pagi untuk menggunakan alat keselamatan, hal ini penting. Monioting dilakukan oleh mandor kami”. 4.5. Pembuatan nearmess Yang menjadi informan adalah Kepala K3 dan mandor PT. Agrmomuko. Pertanyaan : apakah ada pembuatan nearmess? Siapa yang membuat?. : “ada, yang membuat orang klinik, terus datanya itu disampaikan
Ka. K3
ke stasiun riset”. Mandor
: “ada, Orang ahli dibidangnya”.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa di PT. Agromuko sudah dibuat nearmess yang dibuat oleh orang klinik ahli dibidangnya, dimana hasil data yang didapat akan di infokan ke stasiun risetnya. 4.6.4. Rapat bulanan safety Yang menjadi informan adalah Ka. K3 PT. Agromuko. Pertanyaan :adakah Apakah ada rapat safety bulanan dan dokumennya? Kepala K3 :“rapat bulan safety ada, dokumennya juga ada” Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa di PT. Agromuko selalu ada rapat safety bulanan yang dilengkapi dengan dokumen hasil
36
rapat. Hal ini bertujuan supaya penerapan keselamatan kerja tetap berjalan dengan baik guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja selama bekerja. 4.6.5. Reward dan funisment Yang menjadi informan adalah Mandor, Karyawan, dan Ka. K3 Pertanyaan : Apakah ada reward dan funisment? Siapakah yang pernah mendapatkannya? Mandor
:“ada, Funisment berupa sanksi dan teguran. Sedangkan reward hanya ucapan terima kasih “.
Ka. K3
:“ada,
Kalau karyawan yang melanggar diberikan
funisment berupa sanksi, sedangkan yang rajin dan diberikan reward berupa insentif”. Karyawan
:“ada, Buruh pabrik, siapa yng tidak menggunakan APD kita berikan sanksi berupa teguran dan rewardnya kita berikan kenaikan pangkat dan ucapan terima kasih ”.
Bedasarkan hasil wawancara kepada informan didapatkan bahwa di PT. Agromuko ada reward bagi pekerja yang disiplin dalam bekerja berserta dari pimpinannya juga sebagai ucapan terima kasih atas kerjakeras yang telah dilakukan dalam mewujudkan penerapan keselamatan kerja di lingkungan PT.Agromuko, selain itu juga ada funisment bagi pekerja yang tidak disiplin dalam menggunakan alat safety yang selalu diperingkatkan untuk digunakan selama bekerja.
37
4.6. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara secara langsung dengan informan menunjukkan bahwa penerapan keselamatan kerja telah dilaksanakan dengan baik di PT. Agromuko, yang dilihat dari berbagai aspek sebagai berikut: 4.6.1. Safety Talk Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sudah dilakukannya sistem safety talk melalui sosialisasi mengenai K3 seperti apa, kerena secara tidak langsung penerapan K3 ini bertujuan untuk melatih dan mendidik pekerja untuk lebih disiplin dalam bekerja. Penerapan keselamatan kerja ini juga untuk menjamin dan melindungi para pekerja dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh kelalaian dan kecerobohan dari pekerja yang tidak disiplin. Selain itu dengan adanya penerapan keselamatan kerja pekerja dapat bekerja dengan produktif dan nyaman, sehingga dengan demikian K3 ini menjadi tanggung jawab bersama bukan hanya pemilik perusahaan.
Karena pada dasarnya penerapan untuk melakukan
penerapan safety di perkebunan itu sangat sulit dilakukan, sehingga pihak pimpinan berupaya selalu melakukan sosialisasi secara continu setiap mulai bekerja atau apel pagi untuk mengingatkan kembali supaya para pekerja tidak melanggar dan lalai dalam menggunakan alat safety. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Muttaqin, 2016 yang menyatakan bahwa dengan adanya promosi K3 di, dapat meningkatkan
38
kedisiplinan karyawan dalam bekerja dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja di PT. Tri Tunggal Sentral Buana Kec. Muara Badak. Safety atau keselamatan adalah salah satu usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan sehingga manusia dapat merasakan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian terutama untuk para pekerja. Agar kondisi ini tercapai di tempat kerja maka diperlukan
adanya
keselamatan kerja (Syaaf, 2007). Pasal 86 ayat 2 Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 menyatakan bahwa upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksud untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya ditempat kerja, promosi, kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi. 4.6.2. Monitoring Pemakaian Alat K3 Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara dengan Ka. K3 dan karyawan di PT. Agromuko didapatkan bahwa selalu dilakukannya monitoring alat keselamatan kerja setiap kali bekerja dan selalu diingatkan, tetapi tidak ada secara khusus tim mentoring, hanya saling mengingatkan antar sesama sehingga hal ini yang menyebabkan ada beberapa pekerja yang lalai dalam bekerja, sehingga terjadilah kecelakaan kerja. Dengan demikian perusahaan harus melakukan
39
monitoring secara khusus kepada pekerja supaya tidak terjadi lagi kecelakaan kerja selama bekerja di perusahaan tersebut. Hasil ini tidak sesuai dengan pedoman SOP K3 yang menganjurkan kalau monitoring ini harus dilakukan secara khusus oleh ahlinya misalkan oleh beberapa supervisi/mandor lapangan, tiaptiap supervisi mesti memiliki buku monitoring safety karyawan dimana buku itu mencantumkan nama pekerja dan alat safety, dan tiap-tiap item dicek oleh supervisi apakah sudah digunakan atau tidak. Sehingga tidak ada lagi pekerja yang melanggar dan malas mengunakan alat safety, dengan demikian dapat mencegah terjadinya kecelakaan pada pekerja di PT. Agromuko. Dalam penelitian Gunawan, 2016 menyatakan bahwa dalam penanggulangan kecelakaan kerja karyawan Pabrik Kelapa Sawit Rama Bakti Estate Kec Tapung Hilir Kab Kampar Riau perusahaan secara rutin meninjau ulang dan membuat data statistic kecelakaan kerja untuk meningkatkan SMK3 dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja K3 secara keseluruhan dan perusahaan mengukur dan memantau karyawan dalam penggunaan alat pelindung diri dalam menjalankan aktifitas didalam pabrik. 4.6.3. Sosialisasi dan Aplikasi MSDS (Material Safety Data Sheet) Berdasarkan
hasil
penelitian
didapatkan
bahwa
dilakukannya sosialisasi dan aplikasi MSDS yang dilakukan oleh
40
master chip dan orang ahli dibidangnya. Sehingga hal ini dapat mencegah dan mengurangi angka kecelakaan kerja pada karyawan. Setiap kegiatan kerja selalu diikuti dengan resiko bahaya yang dapat berakibat terjadinya kecelakaan, walaupun demikian terjadinya kecelakaan seharusnya dapat dicegah dan diminimalisasikan karena kecelakaan tidak dapat terjadi dengan sendirinya. Terjadinya kecelakaan pada umumnya ditimbulkan oleh beberapa faktor penyebab, oleh karena itu harus diteliti faktor faktor penyebabnya dengan tujuan untuk menentukan usaha-usaha pembinaan dan pengawasan keselamatan yang tepat, efektif dan efisien dengan sosialisai MSDS, sehingga terjadinya kecelakaan dapat dicegah. MSDS sendiri memuat informasi tentang informasi umum tentang bahan, informasi komponen berbahaya, reaktivitas bahan, sifat mudah terbakarnya bahan, sifat fisika bahan, sifat kimia bahan, dampak kesehatan, pertolongan pertama dan penyimpanan. Hasil penelitian ini sesuai dengan SOP yang harus selalu melakukan sosialisasi MSDS setiap mulai bekerja dengan berbagai zat kimia yang berbahaya, hal ini begitu penting terlebih dalam pemakaian beberapa bahan beracun/kimia seperti pestisida dan pupuk, sehingga pekerja dapat memahami tindakan apa saja yang harus dilakukan jika terjadi kecelakaan kerja seperti ada zak kimia yang terkena mata, hal apa yang harus mereka lakukan.
41
4.6.4. Pembuatan nearmess Hasil penelitian didapatkan bahwa di PT. Agromuko sudah dibuat nearmess yang dibuat oleh orang klinik ahli dibidangnya, dimana hasil data yang didapat akan di infokan ke stasiun risetnya. Nearmiss adalah kejadian yang tidak diinginkan, dalam keadaan yang sedikit berbeda, bisa mengakibatkan bahaya cedera pada manusia, kerusakan properti, atau kerugian sumber daya yang tidak diinginkan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Fitri, 2016 yang menyatakan bahwa pembuatan dan pelaporan nearmiss di Proyek MRTJ TokyuWika secara baik dapat menurunkan resiko kecelakaan kerja pada karyawan. Pentingnya adanya pembuatan nearmiss da pelaporannya adalah jika mengikuti insiden besar dalam dunia keselamatan Proses, investigator sering menemukan bahwa telah terdapat peringatan atau near miss sebelum kejadian. Jika hal seperti ini dilaporkan,
diinvestigasi,
dan
penemuan
investigasi
diimplementasi, kecelakaan besar dalam dicegah. Kita semua lebih menginginkan untuk belajar dari near miss, di mana tidak ada luka dan dampak tidak signifikan, daripada harus belajar dari insiden serius. Near miss tidak bisa diinvestigasi jika tidak ada orang yang melaporkan. Near miss tidak akan dilaporkan jika pekerja
gagal
untuk
menginvestigasi
sebuah
kejadian
sebagai near miss, atau jika mereka tidak mengetahui apa
42
pentingnya dari pelaporan. Sebuah operasi proses yang aman membutuhkan pengendalian dari prosesnya. Jika tidak mampu untuk mengendalikan proses kerja dengan batas operasi aman yang spesifik untuk parameter keselamatan proses yang kritikal maka harus menghitungnya sebagai near miss (Muttaqin, 2016) 4.6.5. Rapat Bulanan Safety Hasil penelitian didapatkan bahwa di PT. Agromuko selalu ada rapat safety bulanan yang dilengkapi dengan dokumen hasil rapat. Hal ini bertujuan supaya penerapan keselamatan kerja tetap berjalan dengan baik guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja selama bekerja. Rapat safety bulanan ini di adakan secara rutin guna pelajari mengenai proses safety, lingkungan, program dan perbaikan yang akan dikerjakan. Hasil penelitian sesuai dengan SOP kekelamatan kerja yang sellau melakukan koordinasi melalui rapat mengenai hal hal yang tidak safety selama proses bekerja di Perusahaan tersebut. Hal ini untuk memastikan bahwa setiap pekerjaan sudah diminimalisir dari berbagai kecelakaan kerja yang mungkin terjadi dan memastikan juga bahwa setiap pekerja sudah menggunakan APD sesuai SOP serta berperilaku aman dalam bekerja. 4.6.6. Reward dan Punishment (penghargaan dan hukuman/ragu)
43
Hasil penelitian didapatkan bahwa di PT. Agromuko ada reward bagi pekerja yang disiplin berupa ucapan terima kasih atas kerja keras yang telah dilakukan dalam mewujudkan penerapan keselamatan kerja di lingkungan perusahaan. Hal ini yang menyebabkan masih adanya pekerja yang melanggar dalam melakukan pekerjaan, karena reward yang diberikan hanya sebatas lisan ucapan terima kasih, sehingga tidak ada dorongan bagi pekerja untuk patuh pada peraturan yang telah ditetapkan. Funisment
bagi
pekerja
yang
tidak
disiplin
dalam
menggunakan alat safety hanya berupa teguran, hal ini juga menyebabkan pekerja lalai dalam menggunakan alat safety selama bekerja yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja setiap tahunnya. Walaupun sosialisasi sudah jalan dengan baik tetapi dalam mengaplikasikan belum berjalan dengan baik percuma, maka dari itu harus ada peraturan berupa sanksi / denda dan penghargaan sebagai contoh bila karyawan tidak memakai helm maka akan di denda sejumlah Rp 100.000 di setorkan
pada
pengurus
serikat
pekerja
dan
berbentuk
penghargaan sebagai contoh akan diberikan reward dengan cara surprise bila karyawan selalu patuh terhadap aturan dan disiplin dalam bekerja. Dengan demikian kecelakaan kerja kemungkinan akan berkurang bahkan tidak ada sama sekali jika ada reward dan sanksi tegas dari pimpinan perusahaan.
44
Pada dasarkan penerapan K3 di perkebunan kelapa sawit bukan hal mudah karena sebagaian besar tenaga dengan pendidikan yang rendah hingga proses safety awal mulanya sangat menyebalkan dan melelahkan untuk beberapa pekerja. Tetapi jika bagian SOP keselamatan kerja di aplikasikan dan di kerjakan sampai tingkat membudaya, maka tanggapan dari pekerja lapangan akan bertambah dan tujuan untuk meninimalisir terjadinya kecelakaan kerja akan tercapai.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis Penerapan SOP Keselamatan Kerja di PT Agromuko Kabupaten Mukomuko yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Adanya sosialisasi mengenai safety talk kegiatan kerja pada waktu akan melaksanakan pekerjaan di PT Agromuko Kabupaten Mukomuko 2. Dilakukannya monitoring alat keselamatan kerja selama bekerja di PT Agromuko Kabupaten Mukomuko. 3. Adanya sosialisasi dan aplikasi MSDS (Material Safety Data Seet) oleh ahlinya PT Agromuko Kabupaten Mukomuko 4. Adanya pembuatan nearmiss yang dilakukan oleh orang klinik ahli dibidangnya di PT Agromuko Kabupaten Mukomuko. 5. Adanya rapat bulanan safety untuk memantau dan melihat proses safety yang telah berjalan di PT Agromuko Kabupaten Mukomuko. 6. Adanya reward berupa ucapan terima kasih dan funisment berupa teguran lisan pada karyawan yang tidak menerapkan SOP keselamatan kerja di PT Agromuko Kabupaten Mukomuko
45
46
5.2 Saran 1. Bagi Top Manajemen Perusahaan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian karyawan dan devisi lainnya terhadap peraturan K3 yang telah di tetapkan oleh perusahaan. 2. Meningkatkan pemantauan dan pengawasan bagi para pekerja di PT Agromuko Kabupaten Mukomuko dalam penerapan SOP K3 supaya dapat menurunkan angka kecelakaan kerja kedepannya. 3. Harus selalu mendukung setiap kegiatan oleh ahli K3 supaya tujuan yang diinginkan dapat tercapai. 4. Sebaikknya perusahaan harus membuat standar pelaporan nearmiss supaya dapat membakukan aktivitas agar mempermudah koordinasi unit safety di lapangan. 5. Sebaikknya perusahaan menerapkan sanksi tegas kepada karyawan yang tidak menerapkan SOP K3 dengan baik dan benar, dan memberikan reward atau penghargaan kepada karyawan yang patuh menerapkan K3 dengan baik dan benar guna memotivasi dan meningkatkan kinerja karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Fitri, Nurani. 2016 . Gambaran Penerapan Nearmiss, Usafe Act, Dan Usafe Condition di Proyek Mass Rapid Transit Jakarta (MRTJ) Tokyu-Wika Joint Operational. Skripsi : UIN Fitri, Nurani. 2016 . Gambaran Penerapan Nearmiss, Usafe Act, Dan Usafe Condition di Proyek Mass Rapid Transit Jakarta (MRTJ) Tokyu-Wika Joint Operational. Skripsi : UIN