Sken_14_blok_23.pptx

  • Uploaded by: Adhe Thomas
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sken_14_blok_23.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 784
  • Pages: 19
Ganguan Pendengaran Sensori Neural Pada Geriatri Tria Puspa Ningrum Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Skenario  Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke dokter dengan keluhan tidakdapat mendengar suara cucunya, tapi kalau cucunya agak mengeraskan suaranya maka telinganya sakit  Rumusan masalah :  tidakdapat mendengar suara kecil, sakit dengan suara keras

anamnesis Pemeriksaan fisik

kesimpulan

Pemeriksaan penunjang

Pencegahan

Diagnosis banding

Tatalaksana Gangguan pendengaran

Diagnosis kerja

Faktor resiko

Gejala klinik

etiologi

Patofisiologi

Epidemiologi

Anamnesis       

Identitas pasien Keluhan utama Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit keluarga Riwayat kebiasaan Riwayat social dan ekonomi

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang  Uaudiometri murni  Tes Penala  Tes stenger  Audiometri Khusus

 Ambang dengar (AD) = AD 500 Hz + AD 1000 Hz + AD 2000 Hz ___________________________________ 3 Tes Rinne

Tes Weber

Tes Schwabach

Diagnosis Telinga yang Diperiksa

Positif

Tidak

ada Sama

lateralisasi Negatif

Lateralisasi

dengan Normal

pemeriksa ke Memanjang

Tuli Konduktif

ke Memendek

Tuli Sensorineural

telinga yang sakit Positif

Lateralisasi

telinga yang sehat

Diagnosis Banding  Gangguan Pendengaran Jenis Konduktif  Gangguan Pendengaran Jenis Campuran

Gangguan pendengaran konduktif transmisi gelombang suara tidak dapat mencapai telinga dalam secara efektif  Ada riwayat keluarnya carian dari telinga atau riwayat infeksi telinga sebelumnya.  Perasaan seperti ada cairan dalam telinga dan seolah-olah bergerak dengan perubahan posisi kepala.  Dapat disertai tinitus (biasanya suara nada rendah atau mendengung).  Bila kedua telinga terkena, biasanya penderita berbicara dengan suara lembut (soft voice) khususnya pada penderita otosklerosis.  Kadang-kadang penderita mendengar lebih jelas pada suasana ramai., pada pemeriksaan fisik atau otoskopi, dijumpai ada sekret dalam kanal telinga luar, perforasi gendang telinga, ataupun keluarnya cairan dari telinga tengah

Gangguan pendengaran campuran  merupakan kombinasi dari gangguan pendengaran jenis konduktif dan gangguan pendengaran jenis sensorineural.  Di mulai dengan gangguan pendengaran jenis ini adalah jenis hantaran dan berkembang lebih lanjut menjadi gangguan sensorineural. )Dapat pula sebaliknya)  Kedua gangguan tersebut dapat terjadi bersama-sama. (Misalnya trauma kepala yang berat sekaligus mengenai telinga tengah dan telinga dalam)  Pada tes bisik dijumpai penderita tidak dapat mendengar suara

Diagnosis Kerja  adalah tuli sensorineural frekuensi tinggi, umumnya terjadi mulai usia 60 tahun ke atas, simetris pada telinga kiri dan kanan.

etiologi  merupakan akibat dari proses degenerasi  factor-faktor herediter, pola makanan, metabolisme, arteriosklerosis, infeksi, bising, gaya hidup atau bersifat multifactor

epidemiologi  Umur awal terjadinya presbiakusis bervariasi tiap orang.  Penelitian Kronholm menujukkan presbiakusis terjadi pada umur dibawah 65 tahun sekitar 5-20% sedangkan diatas umur 65 tahun terjadi sekitar 60%.  Presbiakusis lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.  Di US diperkirakan sekitar 25-30% dengan usia 65-74 tahun didiagnosa menderita gangguan dengar.  Berdasarkan survei kesehatan tahun 1994 sampai 1997 di Indonesia (Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara dan Selatan) dengan 19.375 subjek, ditemukan presbikusis sebanyak 6,7%.4

patofisiologi

klasifikasi No Jenis

Patologi

1

Lesi terbatas pada koklea, atrofi organ korti, jumlah sel–sel rambut dan

Sensorik

sel-sel penunjang berkurang 2

Neural

Sel–sel neuron pada koklea dan jaras auditorik berkurang

3

Metabolik

Atrofi stria vaskularis, potensial mikrofonik menurun, fungsi sel dan keseimbangan biokimia / bioelektrik koklea berkurang

4

Mekanik

Terjadi perubahan gerakan mekanik duktus koklearis. Atrofi ligamentum spiralis. Membran basilaris lebih kaku

Gejala Klinis  berkurangnya pendengaran secara perlahan-lahan dan progresif.  simetris pada kedua telinga.  berdenging (tinitus nada tinggi).   Pasien dapat mendengar suara percakapan, tetapi sulit untuk memahaminya, terutama bila diucapkan dengan cepat di tempat dengan latar belakang yang bising (cocktail party deafness).  Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga.

Faktor Resiko  Usia dan Jenis Kelamin  Hipertensi  Diabetes melitus  Hiperkolesterol  Merokok  Riwayat Bising

Tatalaksana dan edukasi  Presbiakusis tidak dapat disembuhkan.  perbaiki kemampuan pendengarannya dengan mengunakan alat bantu (diperlukan bila penurunan pendengaran lebih dari 40dB)  assistive listening devices, merupakan amplifikasi sederhana yang mengirimkan signal pada ruangan dengan menggunakkan headset.  tidak semua penderita presbiakusis dapat diatasi dengan baik menggunakkan alat bantu dengar terutama pada presbiakusis tipe neural. (penderita merasa adanya penolakan)  latihan mendengar atau lip reading  physiologic counseling  menjelaskan pada keluarganya bagaimana memperlakukan atau menghadapi penderita presbiskusis.  Rehabilitasi perlu sesegera mungkin untuk memperbaiki komunikasi.

Pencegahan Pencegahan pada presbikusis adalah dengan menghindari factor resiko seperti :  Jangan merokok  Kontrol kadar gula darah  Kontrol tekanan darah  Kontrol kadar kolestrol

kesimpulan  Presbikusis adalah kurangnya pendengaran sensorineural yang biasa terjadi pada usia lanjut akibat proses degenerasi, terjadi secara berangsur-angsur, dan simetris pada kedua sisi telinga. selain faktor usia juga banyak yang mempengaruhi terjadinya presbikusis, maka dari itu penting untuk menghindari atau meminimalisasikan terjadinya presbikusis dengan mengurangi faktor resiko. selain itu pasien presbikusis perlu dorongan mental agar tidak terjadi depresi atau paranoid.

More Documents from "Adhe Thomas"

Sken_14_blok_23.pptx
December 2019 15
Tugas Hdb2.doc
June 2020 4
Hotel.docx
May 2020 11
Study In Europe
June 2020 21