Sk Penggunaan Alat Penghalang (restrain).docx

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sk Penggunaan Alat Penghalang (restrain).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 509
  • Pages: 3
PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT RSUD dr. P.P. MAGRETTI SAUMLAKI Jln. MR. Latuharhary Telp. (0918) 21113, Fax (0918) 21114

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr P.P.MAGRETTI SAUMLAKI NOMO…/ /…/2018

TENTANG PENGGUNAAN ALAT PENGHALANG (RESTRAIN) DIREKTUR RSUD dr P.P.MAGRETTI SAUMLAKI

Menimbang : a. Bahwa untuk melindungi pasien, staf dan orang lain dari ancaman bahaya maka perlu dilakukan penggunaan alat penghalang (restrain) b. Seluruh staf rumah sakit harus dapat mengidentifikasi pasien yang membutuhkan alat penghalang (restrain) c. bahwa untuk maksud diatas tersebut pada butir b perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur RSUD DR P.P. MAGRETTI Mengingat : 1. Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Undang-undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 920/Menkes/Per/XII/1986, tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta dibidang Medik, Jo.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 084/Menkes/Per/II/1990, tentang perubahan atas peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 920/Menkes/Per/XII/1986 4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 659/Menkes/per/VIII/2009 tentang Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (World Class Hospital) 5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/Menkes/Per/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit

1

6. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia No. HK.00.06.3.5.5797 tentang Petunjuk Pelaksanaan Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta Dibidang Medim Spesialistik 7. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan Nomor 821/ /X/2015 Tentang Ijin Operasional RSUD Dr P. P.MAGRETTI

Menetapkan

:

Kesatu

Keputusan Direktur RSUD Dr.P.P. penggunaan alat penghalang (restrain)

MAGRETTI

tentang

Kedua

Pasien beresiko yang harus menggunakan alat penghalang antara lain : 1. Pasien menunjukkan perilaku yang beresiko membahayakan dirinya sendiri dan orang lain 2. Tahanan pemerintah (yang legal/sah secara hukum) yang dirawat di rumah sakit 3. Pasien yang membutuhkan tatalaksana emergency yang berhubungan dengan kelangsungan hidup pasien. 4. Restrain digunakan jika intervensi lainnya yang lebih restriktif tidak efektif untuk melindungi pasien, staf atau orang lain dari ancaman bahaya

Ketiga

Pelaksanaan penggunaan alat penghalang (restrain) diatur dengan standar prosedur operasional yang telah ditetapkan

Keempat

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan perbaikan seperlunya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan atau kekurangan didalam keputusan ini

Ditetapkan: Saumlaki, 2018. Direktur RSUD dr P.P. MAGRETTI

dr.Lucia.F.R.A. Felnditi NIP.……………………......

2

PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT RSUD dr. P.P. MAGRETTI SAUMLAKI Jln. MR. Latuharhary Telp. (0918) 21113, Fax (0918) 21114

Lampiran Keputusan Direktur RSUD dr. PP Magretti Saumlaki Nomor

:

Tanggal : Tentang : KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN DENGAN RESTRAIN/PENGEKANG

KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN DENGAN RESTRAIN/PENGEKANG I.

Pengertian : Pelayanan Pasien dengan restrain/pengekang adalah pelayanan yang diberikan pada pasien dengan restrain/aalat pengekang di Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Inap dan Instalasi Rawat Intensif. Restrain adalah terapi/tindakan yang dilakukan pada pasien yang tidak sadar ataub pasien yang gelisah dengan menggunakan alat-alat mekanik atau manual untuk membatasi mobilitas fisik pasien. Alat tersebut meliputi penggunaan manset untuk pergelangan tangan/ kaki dan kain pengikat

II

Tujuan : 1. Semua pasien dalam keadaan gelisah, mengauk, beresiko mencederai diri sendiri dan tidak kooperatif dalam tindakan perawatan dan pengobatan mendapatkan pelayanan yang baik dan aman sesuai standar. 2. Mengurangi resiko terjadinya penanganan yang tidak efektif dan tepat.

III. Kebijakan 1.

Pelayanan pasien keadaan gelisah, mengauk, beresiko mencederai diri sendiri dan tidak kooperatif dalam tindakan perawatan dan pengobatan dilakukan assessment/

3

Related Documents