Indikator Mutu Berdasarkan Proses Pelayanan a. Survey Kepuasan Pasien Memahami kebutuhan dan keinginan pasien adalah hal penting yang mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas merupakan aset yang sangat berharga karena apabila pasien merasa puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman buruknya. Melalui survey kepuasan terhadap pasien, rumah sakit dapat terus mengevaluasi terhadap suatu pelayanan (Anisza, 2012). Kepuasan pasien adalah tingkat perasaan pasien yangtimbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya, setelah pasien membandingkan dengan apa yang diharapkannya (Pohan, 2007). Kepuasan pasien merupakan evaluasi atau peniaian setelah memakai suatu pelayanan, bahwa pelayanan yang dipilih setidak-tidaknya memenuhi atau melebihi harapan (Mamik, 2010). Dalam penilaian kepuasan pasien terhadap pelayanan gizi, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta menggunakan CSI (Customer Satisfication Indeks). Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan pengunjung secara menyeluruh dengan melihat tingkat kepentingan dari atribut-atribut produk/jasa. CSI merupakan indeks untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan secara menyeluruh dengan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut yang diukur. Standar tingkat kepuasan pasien adalah ≥ 85%. Adapun atribut yang diukur untuk mengetahui tkingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan gizi adalah menu makanan, penyajian makanan, dan asuhan gizi. Survey kepuasan pasien dilakukan dengan menggunakan form observasi dengan sampel yang diambil dalam survey kepuasan pasien ini ada 60 pasien yang tersebar di bangsal IRNA 1 dengan diit nasi.
Hasil Rekapitulasi Kepuasan Pasien Bangsal Bugenvil Penilaian Kurang
Baik Ruang
Bugenvil
Indikator
Menu makanan
Parameter
∑ pasien
%
Variasi makanan
35
100
Penampilan makanan Tingkat kematangan Rasa makanan
35
100
35 30 35
100 85,71 96,43 100
35
100
35
100
35
100
1. Rata – rata Penyajian makan Kebersihan alat makan Kelengkapan alat makan Ketepatan waktu penyajian Keremahan pramusaji 2. Rata – rata Asuhan gizi Kunjungan ahli gizi Penjelasan diet Leaflet diet Keramahan 3. Rata – rata Kepusan pasien ruang Bugenvil
100 31 88,57 31 88,57 31 88,57 31 88,57 31 88,57 (96,43 + 100 + 88,57)/3 = 95 %
∑ pasien
%
0
0
5
14,29 3,57
Tidak di isi ∑ pasie % n 0 0
0 4 11,43 4 11,43 4 11,43 4 11,43 4 11,43 (3,57 + 0 + 11,43)/3 = 5 %
Hasil Rekapitulasi Kepuasan Pasien Bangsal Cendana Baik Ruang
Cendana
Indikator
Menu makanan
Parameter
Variasi makanan Penampilan makanan Tingkat kematangan Rasa makanan
1. Rata – rata Penyajian makan Kebersihan alat makan
∑ pasie n 25 24 23 16 25
% 100 96 92 64 88 100
Penilaian Kurang ∑ pasie % n 1 2 9
4 8 36 12
Tidak di isi ∑ pasie % n
Kelengkapan alat makan Ketepatan waktu penyajian Keremahan pramusaji 2. Rata – rata Asuhan gizi Kunjungan ahli gizi Penjelasan diet Leaflet diet Keramahan 3. Rata – rata Kepusan pasien ruang Cendana
Bugenvil 120 100 80 60 40 20 0
Baik
Kurang
25
100
25
100
25
100 100 25 100 24 96 20 80 25 100 94 (88 + 100 + 94) /3 = 94 %
0 1 5
4 20
6 (12 + 0 + 6 ) /3 =6%
Cendana 120 100 80 60 40
20 0
Baik
Kurang
PEMBAHASAN Sampel pada survey kepuasan pelayanan gizi di rumah sakit sebnayak 60 pasien yang berasal dari bangsal Bugenvil dan Cendana.
Sisa Makan Pasien a.
Sisa Makanan Pasien Sisa makanan pasien adalah jumlah makanan yang tersisa atau tidak habis dikonsumsi oleh pasien. Sisa makanan juga dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1) Waste yaitu makanan yang hilang karena tidak diperoleh untuk diolah atau makanan hilang karena tercecer. 2) Plate waste yaitu makanan yang terbuang karena setelah dihidangkan tidak habis dikonsumsi. Sisa makanan di piring (plate waste) adalah makanan yang disajikan kepada pasien, tetapi meninggalkan sisa di piring karena tidak habis dikonsumsi dan dinyatakan dalam persentase makanan yang disajikan (Djamaluddin, 2005). Pada penelitian ini, sisa makanan yang dimaksud adalah sisa makanan di piring (plate waste) karena berhubungan langsung dengan pasien sehingga dapat mengetahui dengan cepat penerimaan makanan pasien di rumah sakit. Cara menentukan sisa makanan, ada dua macam cara dalam menentukan sisa makanan yaitu dengan metode visual dan metode penimbangan. Sisa makanan didapatkan dari pengamatan pasien perbangsal dan perdiet di pada tanggal 18 Maret 2019 dengan menggunakan metode visual (comstock). Jumlah pasien yang diamati sebanyak 60 pasien yaitu meliputi bangsal Bugenvil (35 pasien) dan Cendana (25 Pasien). Prinsip dari metode visual adalah menaksir jumlah skala yang diperlukan untuk memperkirakan sisa makanan menggunakan skala 7 point dengan kriteria sebagai berikut : Skala 0
: Jika dikonsumsi seluruhnya oleh pasien (0%)
Skala 1
: Jika tersisa satu sendok makan (5%)
Skala 2
: Jika tersisa ¼ porsi (25%)
Skala 3
: Jika tersisa ½ porsi (50%)
Skala 4
: Jika sisa ¾ porsi (75%)
Skala 5
: Jika yang dikonsumsi hanya 1 sendok makan (95%)
Skala 6
: Jika utuh atau tidak dikosumsi (100%)
Angka kumulatif merupakan jumlah total sisa makanan semua pasien yang dijadikan sampel. Persen kumulatif sisa makanan merupakan persentase sisa makanan yang dihitung dengan membagi angka kumulatif sisa dengan jumlah pasien. Cara penghitungan sisa makanan yaitu dengan cara : a)
Mengelompokkan sisa makanan berdasarkan pengukuran skala comstock per item (nasi, lauk hewani, lauk nabati, sayur, buah, teh/susu, snack) per pasien.
b) Merekap sisa makanan per item c)
Menghitung nilai angka kumulatif. Rumus untuk menghitung nilai angka kumulatif (x) dan persen kumulatif sisa makanan adalah sebagai berikut :
Angka kumulatif (x) = (0% x X1) + (5% x X2) + (25% x X3) + (50% x X4) + (75% x X5) + (95% x X6 ) + (100% x X7) (100% x X7)
% kumulatif sisa makanan =
𝑋 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛
x 100%
Tabel 3.66 Distribusi Sampel Survey Kepuasan pasien berdasarkan bangsal Bangsal
Jumlah Pasien
Bougenvil
35
Cendana
25
Total Pasien
60
Tabel Hasil Pengamatan Sisa Makanan Pasien IRNA 1 Saat Makan Pagi Sisa Makanan Pasien Pengukuran Skala Comstock Bangsal
Total 0%
5%
25%
50%
75%
95%
100%
Pasien
Angka
Persen
Kumulatif
Kumulatif
(X)
(%)
Makanan Pokok Bougenvil
12
3
6
9
3
1
2
35
11,35
32,43
Cendana
8
7
4
3
1
0
2
25
5,6
22,4
Lauk Hewani Bougenvil
26
0
1
5
0
1
3
35
6,7
19,14
Cendana
13
0
3
2
1
1
5
25
8,45
33,8
Lauk Nabati Bougenvil
20
1
3
5
0
1
6
35
10,25
29,29
Cendana
7
1
1
3
1
4
8
25
14,35
57,4
Sayur Bougenvil
21
5
0
6
0
1
2
35
6,2
17,71
Cendana
9
6
2
3
3
0
2
25
6,55
26,2
Rata-rata Persen Kumulatif Sisa Makanan Semua Jenis Makanan
29,80
% Kumulatif Sisa Makanan Pagi Pasien 70 60 50 40 30 20 10 0
Buggenvil
Cendana
Makanan Pokok
32.43
22.4
Lauk Hewani
19.14
33.8
Lauk Nabati
29.29
57.4
Sayur
17.71
26.2
Gambar Grafik sisa makanan pagi pasien
Tabel Hasil Pengamatan Sisa Makanan Pasien IRNA 1 Saat Makan Siang Sisa Makanan Pasien
Total Pasien
Pengukuran Skala Comstock
Bangsal 0%
5%
25%
50%
75%
Angka
Persen
Kumulatif
Kumulatif
(X)
(%)
100%
Makanan Pokok Bougenvil
12
5
7
8
0
1
2
35
8,95
25,57
Cendana
10
6
3
3
1
1
1
25
5,25
21
Lauk Hewani Bougenvil
22
3
3
3
1
0
3
35
6,15
17,57
Cendana
15
0
4
1
0
1
4
25
6,45
25,8
Lauk Nabati Bougenvil
19
1
3
2
5
1
4
35
10,5
30
Cendana
7
2
2
6
1
4
3
25
11,15
44,6
Sayur Bougenvil
18
1
5
7
1
0
3
35
8,55
24,43
Cendana
9
7
3
1
2
1
2
25
6,05
24,2
Buah
Bougenvil
28
0
3
2
0
0
2
35
3,75
10,71
Cendana
21
0
1
2
0
0
1
25
2,25
9
Rata-rata Persen Kumulatif Sisa Makanan Semua Jenis Makanan
23,29
% Kumulatif Sisa Makanan Siang Pasien Axis Title
50 40 30 20 10 0
Bougenvil
Cendana
Makanan pokok
25.57
21
Lauk Hewani
17.57
25.8
Lauk Nabati
30
44.6
Sayur
24.43
24.2
Buah
10.71
9
Gambar Grafik sisa makanan siang pasien Tabel Hasil Pengamatan Sisa Makanan Pasien IRNA 1 Saat Makan Sore Sisa Makanan Pasien Pengukuran Skala Comstock Bangsal
0%
5%
25%
50%
75%
100%
Total Pasien
Angka
Persen
Kumulatif
Kumulatif
(X)
(%)
Makanan Pokok Bougenvil
11
7
3
10
2
1
1
35
9,55
27,29
Cendana
12
6
2
4
1
0
0
25
3,55
14,2
Lauk Hewani Bougenvil
24
1
0
5
2
0
3
35
7,05
20,14
Cendana
16
0
2
2
3
0
2
25
5,75
23
Lauk Nabati Bougenvil
16
0
5
4
5
1
4
35
11,95
34,14
Cendana
7
2
3
5
3
3
2
25
10,45
41,8
Sayur Bougenvil
17
4
5
7
1
0
1
35
6,7
19,14
Cendana
13
6
2
1
2
1
0
25
3,75
15
Buah Bougenvil
30
0
4
1
0
0
0
35
1,5
4,29
Cendana
19
0
1
3
0
0
2
25
3,75
15
Rata-rata Persen Kumulatif Sisa Makanan Semua Jenis Makanan
% Kumulatif Sisa Makanan Sore Pasien 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Bougenvil
Cendana
Makanan pokok
27.29
14.2
Lauk Hewani
20.14
23
Lauk Nabati
34.14
41.8
Sayur
19.14
15
Buah
4.29
15
Gambar Grafik sisa makanan sore pasien
21,4
Pembahasan Pada survei sisa makanan ada sebanyak 60 pasien yang diamati di IRNA 1. Pasien yang menjadi responden harus memenuhi kriteria yaitu mendapatkan diet nasi biasa. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa dari empat bangsal di IRNA 1 ada beberapa pasien yang tidak menghabiskan makanannya. Sisa makanan pada makan pagi berupa nasi tertinggi didapatkan pada bangsal Bugenvil sebanyak 32,43%, sedangkan terendah didapatkan pada bangsal Cendana sebanyak 22,4%. Pada makan siang, sisa nasi tertinggi didapatkan pada bangsal Bugenvil sebanyak 25,57%, sedangkan terendah didapatkan pada bangsal Cendana sebanyak 21%. Pada makan sore, sisa nasi tertinggi didapatkan pada bangsal Bugenvil sebanyak 27,29%, sedangkan terendah didapatkan pada bangsal Cendana sebanyak 14,2%. Hal tersebut terjadi karena beberapa pasien mengatakan bahwa tekstur nasi masih keras, sehingga pasien kesulitan untuk mencerna nasi tersebut. Sehingga pasien lebih memilih untuk mengonsumsi nasi dari luar rumah sakit. Sisa makanan pada pagi hari berupa lauk hewani tertinggi didapatkan pada bangsal Cendana sebanyak 33,8%, sedangkan terendah didapatkan pada bangsal Bugenvil sebanyak 19,14%.
Pada makan siang, sisa lauk hewani tertinggi
didapatkan pada bangsal Cendana sebanyak 25.8%, sedangkan terendah didapatkan pada bangsal Bugenvil sebanyak 17,57%.
Pada makan sore, sisa lauk hewani
tertinggi didapatkan pada bangsal Cendana sebanyak 23%, sedangkan terendah didapatkan pada bangsal Bugenvil sebanyak 20,14%. Hal tersebut terjadi karena beberapa pasien mengatakan takut untuk mengkonsumsinya. Sehingga pasien lebih memilih untuk mengonsumsi lauk hewani sedikit saja. Sisa makanan pagi hari berupa lauk nabati tertinggi didapatkan pada bangsal Cendana sebanyak 57,4%, sedangkan terendah didapatkan pada bangsal Bugenvil sebanyak 29,29%. Pada makan siang, sisa lauk nabati tertinggi didapatkan pada bangsal Cendana sebanyak 44,6%, sedangkan terendah didapatkan pada bangsal Bugenvil sebanyak 30%. Pada makan sore, sisa lauk nabati tertinggi didapatkan pada
bangsal Cendana sebanyak 41,8%, sedangkan terendah didapatkan pada bangsal Bugenvil sebanyak 34,14%. Hal tersebut terjadi karena beberapa pasien mengatakan bahwa rasa lauk nabati terlalu hambar dan tampilan kurang menarik. Sehingga pasien lebih memilih untuk mengonsumsi lauk nabati sedikit saja. Sisa makanan pagi hari berupa sayur tertinggi didapatkan pada bangsal Cendana sebanyak 26,2%, sedangkan terendah didapatkan pada bangsal Bugenvil sebanyak 17,71%. Pada makan siang, sisa sayur tertinggi didapatkan pada bangsal Bougenvil sebanyak 24,43%, sedangkan terendah didapatkan pada bangsal Cendana sebanyak 24,2%. Pada makan sore, sisa sayur tertinggi pada bangsal Bugenvil sebanyak 19,14%, sedangkan terendah didapatkan pada bangsal Cendana sebanyak 15%. Hal tersebut terjadi karena beberapa pasien mengatakan bahwa rasa sayur hambar dan ada beberapa sayur yang agak keras. Sehingga pasien hanya memakan sedikit sayurnya. Sisa makanan siang hari berupa buah tertinggi didapatkan pada bangsal Bugenvil sebanyak 10,71%, sedangkan terendah didapatkan pada bangsal Cendana dan
sebanyak 9%. Pada makan sore, sisa buah tertinggi pada bangsal Cendana
sebanyak 15*, sedangkan pada bangsal Bugenvil sebanyak 4,29%. Jenis buah yang bersisa yaitu Pisang. Kesimpulan Berdasarkan Kepmenkes RI No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit (SPMRS) menyatakan bahwa indikator pelayanan gizi sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien adalah < 20 %. Menurut hasil pengamatan, sisa makanan pagi pasien sebesar 29,80%. Sehingga sisa makanan pagi pasien masih melebihi standar. Untuk sisa makanan siang pasien sebesar 23,29%. Sehingga sisa makanan pagi pasien masih melebihi standar. Sedangkan untuk makan sore pasien, sisa makanan hanya 21,4%. Sehingga sisa makanan pasien pada sore hari juga masih melebihi standar.