SIKAP BADAN DALAM KEADAAN DARURAT Memberi O2 Memasang infus Memberi obat anti-kejang (fenobarbital 20 mg/kg BB IV atau IM) Dapat ditambah dengan 10 mg/kg BB selang 30 menit Memberi vitamin B6 Mempertahankan suhu tubuh Memperhatikan pernapasan dan denyut jantung Melakukan rujukan segera.
Kejang pada Neonatus
Fenobarbital (Dosis muatan 20 mg/kg BB IM atau IV perlahan)
Fenobarbital 10 mg/kg BB/kali IM atau IV perlahan
Tetap Kejang :
Tidak Kejang :
Fenitoin dosis muatan (20 mg/kg BB) IV perlahan (>1 ml/kg BB/menit)
Fenobarbital dosis rumatan (5-8 mg/kg BB/hari IM atau PO dalam 2 dosis)
Fenition dosis rumatan (5-8 mg/kg BB/hari IV atau PO dibagi dalam 3-4 dosis) diberikan bersama fenobarbital dosis rumatan GAMBAR 12-2. Skema penanganan kejang pada neonatus
Karena sulit diterka dan beraneka ragam bentuknya, setiap kelainan gerak pada bayi dapat dianggap sebagai kejang pada bayi baru lahir. Jika bidan menemukan kelainan gerak bayi baru lahir, bidan sebaiknya melakukan konsultasi ke dokter anak karena bentuk klinisnya terdiri atas dua, yaitu sebagai berikut : 1. Akibat belum matangnya susunan saraf bayi. Sinaps aksodendritnya dan meilinisasi saraf pusatnya belum sempurna. Sering timbul kejang, seolah-olah serat sarafnya kontak satu dengan lainnya sehingga menimbulkan gerak yang tidak menentu. 2. Akibat hiperiritabilitasi. Hipersensitif serat saraf terjadi karena infeksi, metabolisme, dan perubahan elektrolit. Penyebab kejang bayi baru lahir, antara lain, sebagai berikut : 1. Komplikasi persalinan, yaitu asfikasi yang menimbulkan hipoksia ensefalopati, trauma langsung susunan saraf akibat tindakan operasi transvaginal/forsep/vakum ekstraksi, perdarahan intracranial terutama bayi kurang bulan. 2. Gangguan metabolisme, yaitu hipoglikemia (kurang dari 45 mg/dl) yang terjadi pada bayi kurang bulan, bayi kecil untuk usia kehamilan, bayi dengan diabetes militus. 3. Gangguan elektrolit, yaitu hipokalsemia (kurang dari 7 mg/dl) yang terjadi pada bayi kurang bulan, bayi kecil untuk usia kehamilan, hipertiroid; hyponatremia (kurang dari 130 mg/dl) atau hipernatrema (lebih dari 130 mg/dl); hyperbilirubinemia (kernicterus); kekurangan vitamin B6. 4. Infeksi (tetanus neonatorum, meningitis) 5. Bayi dengan kelainan kongenital (anensefali, hidrosefalus, meningoensefalokel). Keadaan kejang pada bayi baru lahir merupakan masalah gawat darurat sehingga memerlukan konsultasi dengan dokter anak. Selain itu, pemeriksaan yang dilakukan cukup rumit sehingga perlu dilakukan rujukan.