Siang Dan Malam Pun Tercipta Proporsional Sesuai

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Siang Dan Malam Pun Tercipta Proporsional Sesuai as PDF for free.

More details

  • Words: 3,764
  • Pages: 11
Dibalik Pergantian Siang dan Malam

Alhamdulillahilladzi ja’ala li kulli ajalin kitaab, wa li kulli thoo’atin tsawaab, wa li kulii ma’shiyatin ‘iqaab yamhullaahu ma yasyaa’ wa yusbit wa ‘indahu ummul kitaab, wa shallallahu wa sallama ‘ala –n Nabiyyil Awwaab, qudwati ulil Albab.Amma ba’d: Di antara tanda kekuasaan Allah adalah pergantian siang dan malam. Siang dijadikan agar manusia mencari penghidupan dan beraktivitas. Sedangkan malam menggantikan siang supaya manusia beristirahat dan untuk mengembalikan kekuatan badan serta menjaga stamina tubuh. Di balik fenomena ini, terkandung hikmah yang banyak. Ada 2 hikmah yang mendasar: Hikmah yang pertama, agar manusia hendaknya menyadari bahwa umurnya yang telah berlalu tidak akan pernah kembali lagi untuk selamanya sampai hari kiamat kelak. Ramadhan tahun ini tidak akan pernah kembali untuk menziarahi kita di tahun-tahun mendatang. Sesungguhnya hari mengurangi minggu. Minggu mengurangi bulan. Perjalanan bulan mengurangi tahun. Pergantian tahun mengurangi umur. Jika hakikat ini disadari oleh seorang muslim, maka sungguh ia akan berusaha maksimal untuk mengisi dan menghiasi sisa umurnya dengan hal-hal yang bermanfaat pada hari yang tidak bermanfaat harta dan anak yang banyak. Hikmah yang kedua adalah agar manusia bersyukur kepada Rabbnya yang telah memanjangkan umurnya dan masih memberikan kesempatan untuk merubah diri menjadi lebih baik. Dua hikmah ini termaktub dalam firman Allah: “Dan dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.” (Al Furqan: 62). Waktu itu ibarat gudang tempat penyimpanan barang. Hendaknya kita memperhatikan keadaan dirinya masing2. Apa yang telah engkau simpan pada siang hari Ramadhan? Apakah itu puasa yang mengharap pahala dari Allah saja? Atau kah itu Al Qur’an yang engkau baca dan engkau amalkan? Atau dzikrullah yang dapat memperberat timbangan kebaikan? Atau engkau lewatkan hari-hari Ramadhan dengan tidur dan kemalasan? Bagaimana pula keadaannya ketika malam hari? Apakah engkau mengisi malam-malam Ramadhan dengan qiyam dan qur`an? Atau engkau lewatkan dengan bergadang dan menonton sinetron dan gojekan? Taqabbalallahu minna wa minkum –s Shiyaam wa –l Qiyaam wa shaalihal a’maal. dikirim : Abu Yazid ( milist [email protected]) A. Siang dan Malam pun tercipta Proporsional sesuai porsinya. Januari 2, 2009 salam revolusi Tinggalkan komentar Go to comments Peluh mengalir di tubuhku. Kerudung ini pun hampir setengah basah di buatnya. Siang ini serasa panas sekali, panas banget. Sampai-sampai, di dalam angkot seperti sari sekarang ini kayak di pepes rasanya. Fiuhh…. Ibu-ibu dan beberapa remaja sekolah di sebelah sari, juga memiliki raut wajah yang tak kalah nggak enaknya. Bersimbah peluh yang bergumul dengan tissue. Astaghfirullahhal’adzim, sari udah sebegitu khilafnya . bahkan sempat terbersit kata-kata menggerutu dalam hati, “duh ya Allah, panas banget sih…”

Padahal jikalau kita ingin mentadabburi, apa yang sari rasakan sekarang, siang yang terang benderang, derajat suhu yang membuat orang-orang di luar sana bermandi peluh, adalah tanda-tanda keperkasaan Allah. Sari pernah memurojaah ayat ini: “Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?” (QS.Al-Qashash:71) “Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS.Al-Qashash:72) Subhanallah… sari jadi berfikir dua kali… bagaimana jikalau Allah mendatangkan suatu masa di mana tidak pernah ada rotasi antara malam dan siang. Malam yaa malam terus. Siang yaa siang terus. Gak bisa di bayangin … Pilihannya hanya di antara dua. Kepanasan atau kedinginan. Ketiduran atau kecapean. Ingin ruangan yang ber-AC atau ruangan yang berpenghangat. Padahal , siang dan malam pun karunia Allah. Sebagaimana Allah melanjutkan ayat di atas dalam firmannya: ” Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.” (QS.AlQashash:73.) Duh ya Allah, padahal Allah sudah sangat proporsional sekali dalam menciptakan siang dan malam. Bukan hanya menciptakan, tetapi juga mengaturnya. Agar hambaNya juga bisa optimal beribadah kepadaNya. Tidak hanya mencari rezeki melulu, atau beraktivitas yang menguras tenaga dan pikiran. Tetapi Allah juga memerintahkan kita untuk beristirahat. Subhanallah, agar hambaNya bisa bangun untuk berkhalwat denganNya di sepertiga malam terakhir. Bermunajat kepadaNya. Meminta pertolongaNya. Mensyukuri karuniaNya. Allah…. Sari hanya punya pinta… jadikanlah sari seorang hamba yang selalu bersyukur. Bersyukur kepadaMu. B. Matahari Dan Bulan Di Hari Kiamat Agustus 2, 2009 Tinggalkan komentar Go to comments Dikatakan bahwa akhir garis orbit bagi matahari adalah ketika garis orbit bumi berakhir,dan itu berarti terjadinya kiamat.Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa perjalanan matahari berakhir hingga garis akhir edarnya yang palng jauh,kemudian kembali lagi.Itulah garis orbitnya,karena matahari sesungguhnya tidak dapat melampaui garis edar tersebut.Kemudian dikatakan lagi bahwa ujung ketinggian orbit matahari di langit ialah pada musim panas,sedangkan pangkal terbenamnya pada musim hujan.Dan matahari akan berjalan terus sampai mencapai akhir garis orbitnya,Ketahuilah bahwa matahari memiliki 360 buah posisi.180 posisi berada dalam musim hujan,dan 180 posisi lagi berada dalam musim kemarau.Setiap hari matahari akan terbit dari saut posisi hingga sampai kepada posisi yang ke 180 di musim kemarau.Setelah itu matahari masuk ke dalam posisi-posisi di musim hujan.setiap hair akan terbit pula dair satu posisi,hingga mencapai posisi yang ke 180 di musim hujan.Inilah ketiga ratus enam puluh posisi terbit dan terbenamya matahari.Tiap dalam masa satu tahun matahari mampu berputar dalam seluruh posisi terbit dan terbenam ini.Dan perputaram yang demikian,akan terus berlangsung sampai datang har kiamat.Perputaran matahari ini berjalan karena kekuasaan Allah Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu,dan tiada sedikit kelemahan pun terhadap padaNya untuk menciptakan sesuatu .Alah maha mengetahui kemaslahatan bagi hambanya,untuk itu Allah menciptakan garis orbit bagi matahari,sehingga sempurnalah kemaslahatan bagi hamba-hambaNya.Sebagian ulama mengatakan bahwa tempat matahari ialah har kiamay nanti.Sebab bila hari kiamat terjadi,maka matahari akan tetap pada suatu tempat,cahayanya akan memudar dan tetap tampak walaupun tanpa seberkas cahaya.Bila kiamat akan tiba,kefasikan dan

kelacutan merajalela dimana-mana,maksiat dan dosa menyebar di atas bum,Amar makruf nahi munkar tiada lagi,hukum syariat menjadi lemah,maka ketka itu matahari sujud kepada Allah dibawah arasy selama semalam dan tidak diijinkan lagi untuk terbit.Begitu juga bulan datang ke tempat matahari,dan keduanya lalu berkumpul di suatu tempat selama tiga malam.Panjangnya malam tersebut tidak ada yang mengetahui,kecuali orang-orang yag ahli tahajud.Ketika bangun dari tidurnya mereka melakukan ibadah ,sebagaimana yang mereka biasa kerjakan tiap malam.Namum anehya hingga fajar,matahari belum terbit juga,mereka lalu melihat bintang,dan ternyata bintang-bintang tetap dalam keadaan sebagaimana biasanya.Melihat tanda-tanda yang terjadi mereka sangat takut,dan timbul keyakinan dalam diri mereka bahwa kejadian ini semua adalah sebagan dari tanda-tanda hari kiamat.Lalu mereka memacu diri untuk beribadah.Setelah itu kembali lagi melihat keluar,namun ternyata matahari tetap belum terbit,begitu pula bintang-bintang pun masih tetap dalam keadaanya.Kejadian ini merka sampaikan kepada yang lainnya,lalu mereka berkumpul di masjid,merendahkan diri di hadapan Allah dan menangis karena rasa takut kepadaNya.Kelompok-kelompok demikan dapat di temukan di berbagai tempat,namun jumlahnya hanya sedikit.Ketika telah habis masa malam,Allah memerintahkan matahari untuk terbit kembali dari arah barat.Dan ketika itu diketahui bahwa kiamat benar-benar telah dekat.Lalu menangislah sang matahari dan bulan,mereka merendahkan diri di hadapan Allah.Tangis keduanya ini menyebabkan penduduk bum dan langt menangis.Dan kemudian,tiba-tiba ada suara d tujukan kepada penduduk bumi “bukankah matahari telah terbit dari Barat”.Ketika penduduk bumi mendengar suara itu,tangisan mereka semakin menjadi-jadi dan semakin merendahkan diri di hadapan Allah.Tetapi pada hari itu tangisan mereka tidak berguna lagi.Penduduk bumi lalu memandang langit,dilihatnya matahari dan bulan kehilangan cahayanya,keduanya bagaikan sebuah panci.Ketika matahari dan bulan sampai di tengah laut,datanglah malakat Jibril AS,atas perintah Allah SWT,lalu beliau menghalau keduanya ke arah barat dengan kedua sayapnya.Disebelah barat itu terdapat sebuah pintu yang lebar sekali dan disebut pintu taubat,dimana matahari dan bulan terbenam di pintu ini kemudia tertutup untuk selamanya.Setelah kejadian diatas matahari dan bulan kembali terbit d ufuk timur sebagaimana biasa sampai tiba hari kiamat,yang waktunya sangat dekat hngga dikatakan ketika kuda melahirkan,sebulum dapat dimuati beben kembali,kiamat sudah terjadi. mantap ga tuh...?

C. Fungsi Gunung 7:32 AM Posted by wahyu Labels: Artikel Islami Al Qur’an mengarahkan perhatian kita pada fungsi geologis penting dari gunung. "Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..." (Al Qur'an, 21:31) Sebagaimana terlihat, dinyatakan dalam ayat tersebut bahwa gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan bumi. Kenyataan ini tidaklah diketahui oleh siapapun di masa ketika Al Qur’an diturunkan. Nyatanya, hal ini baru saja terungkap sebagai hasil penemuan geologi modern. Menurut penemuan ini, gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak

kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi. Dalam tulisan ilmiah, struktur gunung digambarkan sebagai berikut: Pada bagian benua yang lebih tebal, seperti pada jajaran pegunungan, kerak bumi akan terbenam lebih dalam ke dalam lapisan magma. (General Science, Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 305) Dalam sebuah ayat, peran gunung seperti ini diungkapkan melalui sebuah perumpamaan sebagai "pasak": "Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?" (Al Qur'an, 78:6-7) Dengan kata lain, gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada titik-titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini, mereka memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing di atas lapisan magma atau di antara lempenganlempengannya. Singkatnya, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu. Fungsi pemancangan dari gunung dijelaskan dalam tulisan ilmiah dengan istilah "isostasi". Isostasi bermakna sebagai berikut: Isostasi: kesetimbangan dalam kerak bumi yang terjaga oleh aliran materi bebatuan di bawah permukaan akibat tekanan gravitasi. (Webster's New Twentieth Century Dictionary, 2. edition "Isostasy", New York, s. 975) Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern dan penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Qur’an berabad-abad lampau sebagai suatu bukti Hikmah Maha Agung dalam ciptaan Allah. "Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..." (Al Qur'an, 21:31) (Oleh:HARUN YAHYA (Adnan Oktar) menuju akal dan wahyu yang sepadu 10 June 2008

D.Proses Penciptaan Alam Semesta dalam Enam Masa Posted by lpisalmanitb under Astronomi, Sains & Al-Qur'an [3] Comments

Oleh: Dr. T. Djamaluddin ”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya {27} Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya {28} dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang {29} Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya {30} Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya {31} Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh {32} (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu {33}” (Q.S. An-Nazi’at: 27-33) Pembentukan alam semesta dalam enam masa, sebagaimana disebutkan Al-Qur’an atau kitab lainnya, sering menimbulkan permasalahan. Sebab, enam masa tersebut ditafsirkan berbeda-beda, mulai dari enam hari, enam periode, hingga enam tahapan. Oleh karena itu, pembahasan berikut mencoba menjelaskan maksud enam masa tersebut dari sudut pandang keilmuan, dengan mengacu pada beberapa ayat Al-Qur’an. Dari sejumlah ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan enam masa, Surat An-Nazi’at ayat 27-33 di atas tampaknya dapat menjelaskan tahapan enam masa secara kronologis. Urutan masa tersebut sesuai dengan urutan ayatnya, sehingga kira-kira dapat diuraikan sebagai berikut:



Masa I (ayat 27): penciptaan langit pertama kali

Pada Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut ”big bang”, kira-kira 13.7 milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini ialah gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit. Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan tersebut (gambar 1a), terdiri dari hidrogen. Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi sambil berputar dan memadat. Ketika temperatur dukhan mencapai 20 juta derajat celcius, terbentuklah helium dari reaksi inti sebagian atom hidrogen. Sebagian hidrogen yang lain berubah menjadi energi berupa pancaran sinar infra-red. Perubahan wujud hidrogen ini mengikuti persamaan E=mc2, besarnya energi yang dipancarkan sebanding dengan massa atom hidrogen yang berubah. Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang tersisa berupa piringan, yang kemudian membentuk galaksi (gambar 1b dan c). Bintang-bintang dan gas terbentuk dan mengisi bagian dalam galaksi, menghasilkan struktur filamen (lembaran) dan void (rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian yang terisi (gambar 1d).

Gambar 1a) awan debu (dukhan) yang terbentuk akibat big bang

Gambar 1b) hembusan angin bintang dari kedua kutubnya

Gambar 1c) galaksi yang terbentuk dari piringan bintang-bintang dan gas-gas pembentuknya

Gambar 1d) struktur filamen dari alam semesta yang bagaikan kapas



Masa II (ayat 28): pengembangan dan penyempurnaan

Dalam ayat 28 di atas terdapat kata ”meninggikan bangunan” dan ”menyempurnakan”. Kata ”meninggikan bangunan” dianalogikan dengan alam semesta yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin tinggi. Ibaratnya sebuah roti kismis yang semakin mengembang, dimana kismis tersebut dianggap sebagai galaksi. Jika roti tersebut mengembang maka kismis tersebut pun akan semakin menjauh (gambar 2).

Gambar 2) model roti kismis untuk menggambarkan mengembangnya alam semesta Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang. Jadi, pada dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam ruang, melainkan proses pengembangan alam semesta. Dengan menggunakan perhitungan efek doppler sederhana, dapat diperkirakan berapa lama alam ini telah mengembang, yaitu sekitar 13.7 miliar tahun. Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Misalnya kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus mengembang, atau kemungkinan lainnya akan mengerut.



Masa III (ayat 29): pembentukan tata surya termasuk Bumi

Gambar 3) reaksi nuklir yang menjadi sumber energi bintang seperti Matahari Surat An-Nazi’ayat 29 menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap gulita dan siang yang terang benderang. Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai penciptaan matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga terjadi siang dan malam. Pembentukan tata surya diperkirakan seperti pembentukan bintang yang relatif kecil, kira-kira sebesar orbit Neptunus. Prosesnya sama seperti pembentukan galaksi seperti di atas, hanya ukurannya lebih kecil. Seperti halnya matahari, sumber panas dan semua unsur yang ada di Bumi berasal dari reaksi nuklir dalam inti besinya (gambar 3). Lain halnya dengan Bulan. Bulan tidak mempunyai inti besi. Unsur kimianya pun mirip dengan kerak bumi. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, disimpulkan bahwa Bulan adalah bagian Bumi yang terlontar ketika Bumi masih lunak. Lontaran ini terjadi karena Bumi bertumbukan dengan suatu benda angkasa yang berukuran sangat besar (sekitar 1/3 ukuran Bumi). Jadi, unsur-unsur di Bulan berasal dari Bumi, bukan akibat reaksi nuklir pada Bulan itu sendiri.



Masa IV (ayat 30): awal mula daratan di Bumi

Penghamparan yang disebutkan dalam ayat 30, dapat pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi.

diartikan

sebagai

Masa III hingga Masa IV ini juga bersesuaian dengan Surat Fushshilat ayat 9 yang artinya, “Katakanlah: ‘Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?’ (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”.

Gambar 4) daratan Pangaea yang merupakan asal mula semua daratan di Bumi



Masa V (ayat 31): pengiriman air ke Bumi melalui komet

Gambar 5) ilustrasi komet yang membawa unsur hidrogen sebagai pembentuk air di Bumi Dari ayat 31 di atas, dapat diartikan bahwa di Bumi belum terdapat air ketika mulamula terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan evolusi Bumi dari tidak ada air menjadi ada air. Jadi, darimana datangnya air? Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai hujan yang pertama. Bukti bahwa air berasal dari komet, adalah rasio Deuterium dan Hidrogen pada air laut, yang sama dengan rasio pada komet. Deuterium adalah unsur Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya. Karena semua kehidupan berasal dari air, maka setelah air terbentuk, kehidupan pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.



Masa VI (ayat 32-33): proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia

Gambar 6) gunung sebagai pasak Bumi Dalam ayat 32 di atas, disebutkan ”…gunung-gunung dipancangkan dengan teguh.” Artinya, gunung-gunung terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah. Proses detail terbentuknya gunung dapat dilihat pada artikel sebelumnya yang ditulis oleh Dr.Eng. Ir. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc tentang fungsi gunung sebagai pasak bumi. Kemudian, setelah gunung mulai terbentuk, terciptalah hewan dan akhirnya manusia sebagaimana disebutkan dalam ayat 33 di atas. Jadi, usia manusia relatif masih sangat muda dalam skala waktu geologi. Jika diurutkan dari Masa III hingga Masa VI, maka empat masa tersebut dapat dikorelasikan dengan empat masa dalam Surat Fushshilat ayat 10 yang berbunyi, ”Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orangorang yang bertanya”.

Demikianlah penafsiran enam masa penciptaan alam dalam Al-Qur’an, sejak kemunculan

alam semesta hingga A. PROSES TURUNNYA HUJAN

Dita Aditya Putri September, Oktober, Nopember, dan Desember adalah empat bulan terakhir di penghujung tahun. Kata orang bulan yang akhirannya -ber itu biasanya bulan yang sering diguyur hujan, bener nggak sih? Hm…Sepertinya kita harus membuktikan hal itu, jangan hanya jadi rumor doank! Well, hujan adalah suatu berkah dari Allah. Dengan adanya hujan tanaman-tanaman raksasa ataupun liliput yang ada di dunia ini bisa hidup, karena air adalah salah satu bahan untuk mengolah makanan mereka. Namun hujan pun bisa menjadi bencana bahkan musuh terutama bagi manusia. Hujan yang berlebihan bisa menyebabkan banjir dan yang pastinya sih segala aktivitas outdoor nggak bisa dilaksanain kalau hujan, ya nggak? Kalau dipikir-pikir hujan datangnya dari mana ya? Tau sih kalo dari langit tapi… apa langit mempunyai persediaan air kayak sumur gitu? Koq nggak pernah habis sih air yang ada di langit? Nah… untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut saya akan memaparkan bagaimana proses turunnya hujan. Mau pada tau nggak? Dibaca donk yang di bawah ini! Dua per tiga dari bumi kita ini mengandung air dan sisanya adalah daratan. Air itu tersimpan dalam banyak wadah seperti samudera, lautan, sungai, danau, sampai ke bak mandi hehe… eh jangan lupa tubuh kita ini juga mengandung banyak air lho. Nah air yang ada di berbagai wadah tersebut (tapi nggak termasuk bak mandi) akan mengalami penguapan atau evaporasi dengan bantuan matahari. Oya, tak lupa juga air yang ada di daun tumbuhan ataupun permukaan tanah. Proses penguapan air dari tumbuhtumbuhan itu dinamakan transpirasi. Kemudian uap-uap air tersebut akan mengalami proses kondensasi atau pemadatan yang akhirnya menjadi awan. Awan-awan itu akan bergerak ke tempat yang berbeda dengan bantuan hembusan angin baik secara vertikal maupun horizontal. Gerakan angin vertikal ke atas menyebabkan awan bergumpal. Gerakan angin tersebut menyebabkan gumpalan awan semakin membesar dan saling bertindih-tindih. Akhirnya gumpalan awan berhasil mencapai atmosfir yang bersuhu lebih dingin. Di sinilah butiran-butiran air dan es mulai terbentuk. Lama-kelamaan angin tidak dapat lagi menopang beratnya awan dan akhirnya awan yang sudah berisi air ini mengalami presipitasi atau proses jatuhnya hujan air, hujan es dan sebagainya ke bumi. Nah, seperti itulah proses terjadinya hujan. Udah pada ngerti kan! Trus hubungannya dengan bulan yang akhirannya –ber apa? Oh iya, hampir saja lupa. Menurut ilmu Geografi, musim di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu musim hujan dan musim kemarau. Setiap musim berlangsung selama enam bulan (kayak semesteran aja nih). Musim kemarau terjadi pada bulan April sampai September. Sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai Maret. Berhubung diantara bulan OktoberMaret itu adalah Nopember, Desember, Januari dan Februari sehingga banyak orang yang mengatakan bulan yang akhiran –ber itu adalah bulan musim penghujan. Nah, teman-teman sudah tidak penasaran lagi kan mengapa orang-orang banyak yang berkata demikian seputar musim penghujan. So, kalau ada yang belum tahu mengenai hujan, kalianlah yang wajib menjelaskannya.

Ternyata, proses terjadinya hujan ini bersumber dari Al-Quran. Subhanallah, memang benar ya kalau Al-Quran itu adalah sumber pengetahuan kita. Makanya kita jangan pernah ragu ataupun malas untuk mengkaji Al-Quran. Siapa tahu jadi tambah pintar, ya nggak? Daripada kalian semakin penasaran dengan pernyataan saya bagaimana kalau kalian teruskan saja kegiatan membaca tulisan saya ini. Karena saya mengutip beberapa ayat mengenai proses terjadinya hujan seperti di bawah ini: "Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira" (Al Qur'an, 30:48) "Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan- gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (Al Qur'an, 24:43) "Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit maka diaturNya menjadi sumber-sumber di bumi kemudian ditumbuhkanNya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikanNya hancur berderaiderai." (Al Qur’an, 39:21) Bagaimana? Saya yakin ilmu pengetahuan kita menjadi bertambah setelah membaca ayat-ayat tersebut dan yang pasti keimanan kita pun semakin bertambah karena tak ada keraguan lagi bahwa Allah-lah Tuhan Yang Maha Pencipta. “Aku koq nggak diceritain sih, aku kan penting juga neng!!” protes petir. Ya Allah… Maaf Kang Petir saya lupa. Nah teman-teman, kalian pasti ingat kan dengan petir, halilintar, kilat atau apa deh namanya, yang pastinya kehadiran mereka ini membuat jantung kita berdetak lebih keras dan refleks kita langsung menutup telinga kita, ya kan! Memang sih mereka nampak seperti pemeran antagonis dalam sebuah film berjudul hujan. Tapi tenang aja, mereka nggak jahat koq cuman berbahaya bagi kita. Makanya kalau lagi hujan jangan di luar rumah apalagi berada di bawah pohon atau tiang listrik. Karena biasanya petir doyan banget menggoda benda-benda tinggi kayak gitu. Mengapa mereka harus ada dan bagaimana proses terjadinya mereka? Well, saat terjadi hujan, awan yang mengandung air tidak hanya satu aja tetapi lebih dari satu. Seperti yang sudah saya paparkan di atas. Awan-awan tersebut mengalami penggumpalan secara terus-menerus. Biasanya petir itu muncul dari awan yang tengah membesar menuju awan badai atau cumulonimbus. Saking besarnya sampai-sampai ketika petir itu melesat, tubuh awan akan menjadi terang. Petir yang melesat ini membelah udara dengan cepat. Rata-rata kecepatan sambarannya 150.000 km/detik. Wuih…cepat banget yach! Oleh karena itulah saat petir melesat kita sering mendengar bunyi menggelegar. Bunyi petir datangya lebih lambat dari cahaya dikarenakan partikel udara tidak tersusun teratur sehingga perambatan bunyi melalui udara berjalan lambat. Menurut sumber yang saya dapat awan-awan yang menyebabkan petir ini biasanya muncul pada musim penghujan. Makanya hati-hati ya! Hujan dan petir adalah misteri alam yang sudah terkuak dengan datangnya Al-Quran. Namun manusia masih belum merasa puas tanpa eksperimen-eksperimen yang jelas. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika kita turut serta dalam mempelajari fenomena alam ini. Insya Allah, pengetahuan akan semakin bertambah dan keimanan pun semakin kokoh dengan mempelajari ciptaan Allah. Nikmat Allah mana yang dapat kita dustakan. Wallahu a’lam bishawab. BIBLIOGRAFI http://www.google.com/ (keyword: proses terjadinya hujan dan petir) terciptanya manusia. Wallahu a’lam bisshowab.

Related Documents