Monday, 2009 February 2
Sepintas Galang Galang merupakan suatu Community yang didirikan sekitar tahun 2000 di pedukuhan Bukasari, Ds Jembayat, Kec Margasari, Kab Tegal, Jawa Tengah. Berdirinya komunitas ini di mulai dengan adanya hajat masyarakat setempat mendirikan sebuah mushola kecil (Langgar). Galang sendiri merupakan kepanjangan dari Gabungan Anak Langgar. Pada Generasi pertama, komunitas ini dipimpin oleh panjeneganipun Den Bagus Aries alias Ali Tobi’in atau sering dipanggil Tanuri, sedangkan Wakilnya adalah panjenenganipun Kang Mas Imam Syafi’i alias Agus Kuncoro atau yang sering dipanggil “Bo’o” Sedangkan para punggawa dari galang community diantaranya adalah Hupron Hamadi (Pak Mandor), Agus Wiranto, Koko Bayi, Yasin Kampleng, Amad, Dibyo P.I.C, Toto Suyud, Habibi Dower. Den Masruri, Prapto Jindor, Anjasmara (carmud), Kang Gun, Siwo Dasor, Wandi Gambleng, Winahto, Sukim Djumad, Sukir Suyud, Sep Gambleng, Pajar KS Windoro, Yahya Ondel, dan para punggawa Galang Community lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Pada awalnya dengan adanya komunitas ini, diharapkan bisa menjadi media dan fasilitator dalam mensukseskan pembangunan langgar yang sekarang diberi nama Mushola Baiturrahim. Dengan semangat (ghiroh) di dada mereka (anak galang) bekerja dengan sepenuh hati dimulai dengan penggalian dana, rancangan infrastruktur, jadwal kerja bakti hingga penyebaran kitir snack dan makanan kepada warga setempat yang berkenan memberikan bantuan. Alhamdulillah pembangunan tahap awal dapat diselesaikan ditandai dengan pembutan pondasi secara merata. Walaupun secara terpaksa pembanguanan tahap pertama dihentikan sementara dikarenakan minimnya dana. Sehingga pembangunan untuk tahap berikutnya ditunda untuk beberapa bulan sembari menunggu bantuan dari para donatur. Setelah dana terkumpul cukup banyak, maka pembangunan tahap kedua dilaksanakan walaupun hanya beberapa bagian infrastruktur yang dapat diselesaikan. Entah sampai kapan pembangunan ini dapat terselesaikan. Bahkan sangat ironis sekali, jika dilihat dari segi usia, seharusnya mushola baiturrahim sudah dalam tahap rehabilitasi yang pertama.
Sudah hampir satu dasa warsa usia dari Galang Community. Tapi sangat disayangkan cah galang mulai hilang semangat dalam menyelesaikan pembangunan mushola yang kecil nan mungil. Bisakah Cah Galang menyelesaikan dan mengelola serta memakmurkan Mushola yang telah mereka bangun? Dan Faktor apa saja yang mempengruhi terbengkalainya pembangunan Mushola yang sejatinya sudah mereka dambakan? Disadari atau tidak ada beberapa hal yang menghambat terselesaikanya pembangunan Mushola tersebut, 1. Kurangnya komunikasi antara para panitia penyelenggara pembangunan (tidak ada diskusi tuntas). Sehingga sering terjadi salah paham antar jajaran panitia. 2. Adanya degradasi semangat di internal anak-anak galang itu sendiri 3. Tahap-tahap pembangunan tidak dilaksanakan secara kontinu, tetapi hanya pada momen-momen tertentu, misalnya pada waktu menjelang bulan puasa atau menjelang ramadhan atau momen-momen yang lain. 4. Adanya para donatur atau para penanggung jawab yang sering memaksakan pendapatnya,
sehingga
sering
mengakibatkan
terjadinya
polemik
yang
berkepanjangan. 5. Kepentingan yang berkaitan kemakmuran mushola sering terbawa ke dalam ranah politik. Misalnya ketika menjelang (masa kanpanye) pemilihan kepala desa, pilkada dll. 6. Cah Galang kakeyen gluweyan, guyonan, alias crengas-crenges ora serius. He...he..he.........!!!!! Tidak hanya itu, masyarakat galang (Cah galang ) hanya fokus pada pembangunan secara fisik saja, tidak disertai dengan pembangunan mental dan spiritual masyarakat galang sendiri. Padahal, untuk mengisi lumbung ibadah (mushola) seharusnya masyarakat menanam benih-benih yang pada akhirnya hasilnya akan mereka tampung kedalam lumbung ibadah tersebut. Misalnya dengan diadakanya pengajian-pengajian secara konsisten dan terus menerus (mudawamah) tidak hanya pada momen –momen tertentu.