SELULOSA ASETAT DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA
Indonesia pada saat ini sedang berada pada suatu tahap yang penting dalam memasuki era industrialisasi. Tahap yang sering disebut sebagai era tinggal landas, yaitu suatu keadaan di mana sektor industri mampu tumbuh dan berkembang dengan tersedianya berbagai modal utama yang dimiliki. Dalam melaksanakan tahap ini, pemerintah melakukan pengembangan dalam berbagai bidang industri. Salah satunya adalah dengan cara memenuhi kebutuhan bahan–bahan industri melalui pendirian pabrik–pabrik industri kimia. Jumlah dan macam bahan industri yang belum dapat dipenuhi sendiri cukup banyak dan biasanya diperoleh dengan cara impor dari negara–negara produsen. Industri yang perkembangannya pesat saat ini salah satunya adalah industri tekstil karena kebutuhan sandang merupakan kebutuhan primer yang hahrus dipenuhi. Ada beberapa bahan baku yang digunakan dalam industri tekstil, misalnya cooton, nilon, rayon, silk, wool dan asetat. Yang perlu menjadi perhatian kita adalah perkembangan industri tekstil dari bahan baku asetat atau yang lebih dikenal dengan selulosa asetat. Produksi tekstil dari selulosa asetat meningkat tiap tahunnya. Namun sangat disayangkan Indonesia yang merupakan negara penghasil bahan baku selulosa asetat (pulp) masih mengimpor selulosa asetat tersebut. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1. Untuk itulah dalam jangka panjang diharapkan akan berdiri pabrik selulosa asetat di Indonesia. Penentuan kapasitas produksi selulosa asetat didasarkan pada kebutuhan selulosa asetat untuk industri di Indonesia, seperti tertera pada tabel berikut :
Tabel 1.1 Kebutuhan Impor Selulosa Asetat di Indonesia Tahun 2000 2001 2002 2003 2004
Ton 10.327 12.518 12.679 13.897 14.744 (Sumber : Data BPS Tahun 2006 Semarang)
Selulosa asetat mempunyai rumus molekul (C 6H7O2(OCOCH3))X, berwujud padat dengan bentuk flake (serpihan) atau powder (serbuk) berwarna putih. Kegunaan selulosa asetat dalam industri antara lain untuk pembuatan yarn selulosa asetat (filamen yarn), cigarettee filter dan surface coating. Selain terjaminnya ketersediaan bahan baku, pendirian pabrik selulosa asetat di Indonesia dapat dilakukan karena didukung beberapa alasan lain sebagai berikut : 1. Kebutuhan selulosa asetat bertambah seiring dengan perkembangan industri yang menggunakan bahan baku selulosa asetat sudah berkembang di Indonesia, namun sebagian besar kebutuhan selulosa asetat masih mengimpor dari luar negeri . 2. Dari segi ekonomi, bila keuntungan dihitung berdasarkan basis tiap jam : - reaksi pembentukan selulosa asetat Selulosa + Asetat anhidrid → Selulosa asetat + Asetat glasial Rp 650/kg
Rp 8.408/kg
Rp 27.000/kg
(produk samping)
Dengan membangun industri–industri selulosa asetat ini diharapkan akan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga dapat mengurangi pengeluaran devisa negara untuk mengimpor bahan tersebut.