Self-presentation_pada_remaja_pecandu_so.docx

  • Uploaded by: Risma Erlisya
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Self-presentation_pada_remaja_pecandu_so.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 57,963
  • Pages: 282
SELF-PRESENTATION PADA REMAJA PENGGUNA MEDIA SOSIAL

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi

Oleh: Moh. Ibroisim Halim 2014-60-050 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2018

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

SELF-PRESENTATION PADA REMAJA PENGGUNA MEDIA SOSIAL

Diajukan Oleh : Moh. Ibroisim Halim 2014-60-050

Telah disetujui untuk dipertahankan di depan Dosen Penguji oleh :

Pembmbeng Utama

M. Wwdjanarko, S. Psi, M. Si

Tanggal ....................

Pembimbing Pendamping

Dhini Rama Dhania, S. Psi, M. Si

Tanggal ...................

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skrrpsi Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus dan Diterima Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi

Pada Tanggal : ................................... Mengesahkan Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus Dekan

(Iranita Hervi Mahardayani S. Psi, M. Psi)

Dewan Penguji :

Tanda Tangan:

M. Wwdjanarko, S. Psi, M. Si Trubus Raharjo, S.Psi, M. Si Iranita Hervi Mahardayani S. Psi, M. Psi

iv

Sejatinya dunia adalah panggung peran

v

PRAKATA

Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-nyA sehingga berkatnya penulisan skripsi ini bisa berjalan sebagaimana mestinya, sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kehadirat beliau nabi agung Muhammad SAW . Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis sadar ada banyak sekali orang-orang sekitar yang turut berperan sehingga karya sederhana ini bisa selesai pada waktunya, oleh karena itu penulis ingin sekali mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada : 1. Ibu Iranita Hervi Mahardayani selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus. 2. Bapak M. Widjanarko, S. Psi, M. Si selaku pembimbing utama yang telah memberikan banyak pengarahan selama penelitian lapangan. 3. Ibu Dhini Rama Dhania, S. Psi, M. Si selaku pembimbing pendamping yang sangat banyak memberikan masukan selama penelitian. 4. Kedua orang tuaku tercinta yang telah membimbing dan mendukung baik materil maupun moril. 5. Untuk ketiga informan, terimaksih telah bersedia untuk berbagi informasi untuk kepentingan penelitian ini. 6. Untuk teman-teman Fakultas Psikologi angakatn 2014, see you on top 7. Spesial buat teman saya Mohammad Arief Hidayat yang telah sudi meminjamkan laptopnya pada masa kritis serta membantu pengeditan, i owe you my life.

vi

Serta untuk orang-orang yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungannya. Akhir kata, semoga karya kecil ini dapat bermanfaat

bagi

kemajuan

ilmu

psikologi,

utamanya

bidang

kajian

cyberpsychology. Terimakasih.

Jepara, 16 Februari 2018 Penulis

Moh. Ibroisim Halim

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................. Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv PRAKATA ............................................................................................................. vi DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii Abstrak ................................................................................................................... ix BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10 C. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 11 BAB II ................................................................................................................... 12 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 12 A. Self-Presentation ........................................................................................ 12 1.

Pengertian Self-Presentation .................................................................. 12

2.

Faktor Pembentuk Self-Presentataion .................................................... 14

B. Remaja........................................................................................................ 16 C. Media sosial ............................................................................................... 18 1.

Pengertian Media sosial .......................................................................... 18

2.

Klasifikasi Media sosial ......................................................................... 19

Skema Alur Pikir Self-Presentation Pada Remaja Pecandu Media sosial ......... 27 Daftar Puataka ....................................................................................................... 80 LAMPIRAN .......................................................................................................... 85 PANDUAN WAWANCARA ........................................................................... 86 TRANSKRIP WAWANCARA ........................................................................ 90 KODING ......................................................................................................... 195 SURAT PERNYATAAN ................................................................................ 273

viii

Self-Presentation Pada Remaja Pecandu Media Sosial Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor pembentuk self-presentation pada remaja pengguna media sosial. Dalam penelitian ini tidak semua remaja dapat dijadikan sebagai informan, tetapi hanya mereka yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis yang berfokus kepada pengalaman subjek atau pengalaman fenomenologikal: suatu studi tentang kesadaran dari perspektif pokok seseorang dengan menggunakan Teknik pengumpulan data observasi dan wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan perbedaan masing-masing informan pada faktor pembentuk self-presentation. Ketiga informan lebih merasa nyaman menampilkan diri mereka di media sosial karena mereka lebih dihargai setiap kali mengunggah sesuatu disana, hal itulah yang membuat mereka terusterusan mengunggah sesuatu di akun sosial media mereka, masing-masing juga mempunyai strategi yang berbeda dalam menampilkan diri mereka di media sosial. Penjelasan lebih lanjut dijelaskan pada pembahasan.

Kata kunci : Self-Presentation, Media Sosial, Remaja Pecandu Media Sosial

ix

Self-Presentation On Adolescent With Social Media Addiction Abstract

The purpose of this research is to know and analyze the forming factor of selfpresentation in adolescents who are used social media. In this study not all adolescents can be used as informants, but only those who fit the issues raised in this study. The method used in this study is a qualitative method with a phenomenological approach that focuses on the subject's experience or phenomenological experience: a study of consciousness from a person's principal perspective by using observational data collection techniques and interviews. The results of this study show differences in each of the informants in the forming factor of self-presentation. The three informants are more comfortable in presenting themselves in social media because they are more appreciated whenever uploading something there, that's what keeps them uploading something in their social media accounts, each of three informants also has different strategy to present their self in their social media . More results described on discussion. Keywords: Self-Presentation, Social Media, Adolescent with social media addiction

x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Media sosial saat ini mempunyai peran penting dalam kehidupan modern seorang individu. Didukung oleh pesatnya kemajuan teknologi informasi seperti internet dan gawai, media sosial semakin menjadi piranti lunak yang kebutuhannya menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan personal individu (Ting, 2015). Media sosial seperti Facebook, Twitter, Snapchat, dan Path kini telah menjadi media utama individu dalam berkomunikasi dengan individu yang lain, mulai dari keluarga, teman, kenalan, bahkan orang yang belum dikenal sekalipun. Kemampuan yang dimiliki oleh media sosial seperti obrolan, mengirim foto, mengirim tautan, hingga mengedit gambar sering kali digunakan oleh pengguna untuk menampilkan gambaran dirinya di dunia media sosial (Herring & Kapidzic, 2015). Sebuah studi di Amerika terhadap 1200 orang dengan metode kualitatif dengan wawancara dengan responden dan metode kuantitatif yang dilakukan dengan memberikan survei terbuka kepada responden mengangkat tentang alasan seseorang menggunakan media sosial menunjukkan bahwa 31% alasan utama seseorang menggunakan media sosial adalah untuk mendapatkan dan menjalin pertemanan baru, sedangkan 21% mengatakan untuk tetap terhubung dengan teman mereka, 14% untuk tujuan bersosial secara umum seperti berkomentar pada unggahan media berita, 10% untuk mendapatkan informasi, 6,5% untuk tujuan 1

berdebat, 3,5% karena fitur SMS gratis dari media sosial, 3,5% untuk memanfaatkan waktu luang, 3% untuk berbagi dan mengonsumsi konten yang ada di media sosial, 2% untuk bersenang-senang, 1,5% untuk melihat-lihat profil orang lain, yang di latar belakangi oleh keingintahuan—atau dalam bahasa sekarang Knowing Every Particular Object (KEPO, (pen)), 1% untuk bergabung dalam grup keluarga, dan 3% untuk alasan lain-lain seperti ingintahu budaya di tempat lain, dan untuk tujuan mempromosikan karya ataupun hasil pekerjaan tertentu (Brandtzaeg & Heim, 2009). Indonesia juga menjadi salah satu negara dengan pengguna internet terbesar di dunia, data dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) yang di publikasikan pada bulan April tahun 2016 memperlihatkan dari 256,2 juta orang, 132,7 juta telah menggunakan internet, ini berarti tingkat penetrasi sudah mencapai 51,8% dari seluruh penduduk, pengguna internet dengan usia antara 1024 tahun mencapai 24,4 juta atau 18,4% dari seluruh pengguna internet, hal ini dibarengi dengan tingginya penetrasi pada kelompok demografi ini, yakni mencapai 75,5%, tertinggi setelah kelompok usia 25-34 yang penetrasinya mencapai 75,8%. Mahasiswa merupakan pengguna internet terbanyak pada golongan kelompok dengan rentang usia 10-24 tahun, yakni mencapai 10,3 juta atau 7,8% dari seluruh populasi, mahasiswa juga menjadi kelompok dengan tingkat penetrasi tertinggi jika dilihat dari kategori pekerjaan, yakni mencapai 89,7% dibandingkan dengan kelompok pekerjaan lain (Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia, 2016).

2

Hasil survei juga menunjukkan bahwa Facebook menempati urutan pertama pada media sosial yang paling sering diakses yakni mencapai 71,6 juta atau mencapai 54% dari seluruh populasi, di tempat selanjutnya ada Instagram dengan 19,9 juta atau 15%, Youtube 14,5 juta atau 11%, Google Plus 7,9 juta atau 6%, Twitter 7,2 juta atau 5,5%, dan terakhir Linkedin dengan pengakses 796 ribu atau 0,6%. Sedangkan untuk penggunaan media sosial, masih dari survei yang sama, 97,5% atau sebanyak 129,3 juta orang Indonesia memanfaatkannya sebagai media untuk berbagi informasi, 94,6% atau 125,5 juta untuk berdagang, 90,4% atau 119 juta untuk sosialisasi kebijakan pemerintah, 81,9% atau 108,6 juta untuk berdakwah, dan 75,6% atau 100,3 juta untuk berpolitik (Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia, 2016). Penggunaan media sosial memang telah menjadi bagian primer dari keseharian hidup manusia, fitur yang beragam dari setiap jenis media sosial ditambah mudahnya membuat tautan dari konten yang di unggah dari akun media sosial satu ke akun media sosial yang lain membuat kebutuhan dasar untuk dicintai dan menjadibagian dari kelompok tertentu (love and belongingness need) dari diri individu terpuaskan, salah satu fungsi dari media sosial adalah sebagai media dalam menampilkan diri individu, baik dari sisi citra, ide, maupun kegiatan yang akan, sedang, dan telah diikuti oleh individu. Fungsi seperti ini tentunya membuat individu menampilkan dirinya (self-presentation) secara lebih efektif kepada individu yang lain supaya kebutuhan dasar untuk dihargai (esteem need) tercapai . Kesan (impression) yang ditampilkan oleh individu menjadi aspek

3

penting dalam daya tarik, kesuksesan pekerjaan dan organisasi, citra diri, bergaul dengan teman, dan luaran menarik lainnya (Vohs, Baumeister, & Ciarocco, 2005). Namun di samping beragam fungsi dari media sosial, terdapat juga berbagai risiko didalamnya, hal ini terutama jamak terjadi pada remaja yang kebanyakan akar permasalahannya berujung kepada tiga kategori yakni konten yang tidak pantas (peer-to-peer inappropiate content), kurangnya pemahaman akan privasi daring (lack of understanding of online privacy issues), dan pengaruh dari luar oleh pihak ketiga yakni kelompok pengiklan (O'Keffe & Clark-Pearson, 2011). Sejak tahun 1990-an, remaja telah dikenal sebagai pengguna media sosial terbesar dibandingkan dengan individu dari golongan demografi lainnya. (Kraut, et al., 1998). Pada era sekarang, media sosial semakin beragam seiring dengan beragamnya fitur yang ditawarkan dari masing-masing perusahaan pengembang, baik dari website, hingga aplikasi gawai. Penggunaan media sosial oleh remaja-yang hingga kini juga masih mendominasi golongan demografi lain-- juga sangat beragam mulai dari berbagi konten hasil karya sendiri seperti foto dan status, beropini atas sesuatu, hingga membagikan tautan dari dan atau kepada media sosial lain (Lenhart, 2012). Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan dari media sosial terhadap remaja adalah depresi. Penerimaan dan interaksi dengan sesama (peer) merupakan hal penting dalam kehidupan remaja, mereka akan berusaha untuk tampil dengan maksimal untuk menarik perhatian dari sesamanya, intensitas untuk menunjukkan

4

diri yang terlalu berlebihan dalam usahanya untuk menarik perhatian sesama di dunia daring akan menjadi momok tersendiri bagi dirinya yang nantinya akan menjadikan salah satu faktor pemicu depresi (Selfhout, Branje, Delsing, Terbogt, & Meew, 2009). Selain itu, intensitas penggunaan media sosial yang berlebihan juga bisa memicu kecanduan mengakses media sosial. dalam praktiknya penghargaan (reward) atas konten yang di unggah oleh individu akan membuat level dopamin dalam otak meningkat, peningkatan ini menghasilkan kerangka ketergantungan untuk penggunaan media sosial yang berlebihan (Schultz, 2002).. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan narasumber berinisial SHB, seorang mahasiswa di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus pada tanggal 28 Februari 2017, didapatkan pernyataan bahwa narasumber merasa kurang bisa menampilkan dirinya secara maksimal dalam pergaulan sehariharinya, dia juga kurang bisa bersosialisasi dengan teman-teman dilingkungannya karena dia merasa kurang bisa menyesuaikan diri dalam bergaul dengan orang lain. Hal ini berbeda ketika narasumber berinteraksi di media sosial, selain bisa memilih teman yang satu pemikiran, narasumber juga merasakan kepuasan tersendiri ketika berinteraksi di media sosial karena tanggapan positif dari teman media sosial yang diberikan kepadanya melalui fitur yang ada di media sosial, oleh sebab itu dia lebih merasa nyaman berada di lingkungan media sosial Pernyataan senada juga diutarakan oleh narasumber yang berinisial IH, seorang mahasiswa di Universitas Muria Kudus dalam wawancara pada tanggal

5

28 Februari 2017, menurutnya, media sosial memungkinkan kita untuk memilih teman yang sesuai dengan pemikiran dan hobi yang sama sehingga dalam berinteraksi akan lebih enak dan nyambung. Dengan adanya hal seperti inilah narasumber merasakan lebih nyaman dalam berinteraksi di media sosial. Perasaan nyaman dalam berinteraksi di media sosial ini tidak tidak sekuat yang dirasakannya ketika berinteraksi dengan teman-temannya di luar media sosial, hal ini diperkuat dengan pernyataan bahwa meskipun belum pernah bertemu secara nyata dengan teman di media sosial dan hanya kenal dan berinteraksi di media sosial saja, narasumber merasakan lebih nyaman karena dia merasa lebih diterima ketika berinteraksi lewat media sosial. Selain itu, narasumber menyatakan alasan lain merasa lebih nyaman berinteraksi di media sosial adalah karena ketika hendak mengunggah sesuatu di media sosial, narasumber bisa mengaturnya terlebih dahulu supaya terlihat menarik. Begitu pula yang dirasakan oleh MI, seorang siswa di salah satu Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Kudus pada wawancara yang dilakukan pada tangggal 28 Februari 2017. Narasumber memilih untuk terlibat aktif di media sosial karena media sosial memberikan konten yang memberikannya kepuasan, media sosial juga mempertemukannya dengan orang-orang yang mempunyai hobi dan kesukaan yang sama seperti dirinya sehingga bisa saling berbagi dan bertukar informasi dengan teman yang selaras dalam isi hati dan juga pendapat. Narasumber mengakui hal seperti ini tidak ditemukannya dalam interaksi dengan orang-orang disekitarnya. selain hal tersebut, narasumber menyatakan bahwa dalam berinteraksi di media sosial, pendapatnya lebih dihargai dengan cara

6

ditanggapi melalui komentar ataupun disukai sehingga menghindarkannya dari gesekan-gesekan yang mungkin timbul dari perbedaan pendapat seperti yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari di luar media sosial, meskipun pada sisi lain, dia mengakui bahwa terkadang pendapat ataupun unggahan yang ditampilkan bukan merupakan sesuatu hal yang otentik dari dirinya namun unggahan orang lain yang disunting olehnya. Dari ketiga wawancara yang dilakukan, ada

alasan spesifik yang

ditangkap oleh penulis dari tiga narasumber, yakni perasaan lebih nyaman menampilkan diri mereka di media sosial karena penghargaan dan penerimaan dari teman-teman di media sosial. Ketiga narasumber juga cenderung menampilkan sisi tertentu dari diri mereka yang kemudian mereka besar-besarkan seolah itu adalah sisi utama dari diri mereka dalam kehidupan nyata. Pada kasus ini penulis mendapatkan tiga narasumber. Meraka adalah individu yang lebih nyaman berinteraksi dan menggunakan media sosial dibandingkan dengan interaksi langsung. Perasaan lebih nyaman dalam berinteraksi di media sosial ini muncul dikarenakan penghargaan dan kepuasan yang dirasakan oleh ketiga narasumber ketika berinteraksi di media sosial. Ketiganya juga merasakan ada kepuasan tersendiri ketika kesan yang dibangun di media sosial lebih dihargai di media sosial daripada dalam kehidupan sehari-hari. Dalam sebuah penelitian telaah literasi tentang Facebook sebagai media sosial, dirumuskan bahwa kebutuhan dalam menggunakan Facebook sebagai media sosial didorong oleh dua kebutuhan sosial utama, yakni rasa memiliki

7

(sense of belonging) dan presentasi diri (self-presentation). Kebutuhan memiliki muncul dari dorongan dasar untuk berafiliasi dengan yang lainnya dan mendapatkan penerimaan sosial. Sedangkan presentasi diri sangat dibutuhkan dalam proses menarik dan menciptakan kesan. Motif pendorong tersebut selalu menyertai dan dapat digunakan untuk menjelaskan penggunaan media sosial (Nadkami & Hofmann, 2012). Presentasi

diri

(self-presentation)

merupakan

proses

individu

mengkomunikasikan citra diri mereka kepada yang lainnya (Baumeister, 1982; Leary & Kowalsky, 1990 dalam Yang & Brown, 2016). Self-presentation juga merupakan elemen sentral dalam pembangunan dan usaha dari diri seseorang untuk mendirikan reputasi dalam konteks sosial (Baumeister & Tice, 1986 dalam Yang & Brown, 2016). Presentasi diri mengambil peran penting terlebih ketika seseorang berpindah ke lingkungan baru yang menuntut penegasan kembali diri seseorang dan pengaturan kembali hubungan sosial (Leary & Kowalsky, 1990) Dalam kegiatan media sosial, dibutuhkan keseimbangan antara sisi yang diinginkan (desirability) dan ketepatan (accuracy) informasi yang disampaikan supaya dirinya terlihat sebagai individu yang menarik (attractive), terutama dalam dunia daring (Ellison, Heino, & Gibbs, 2006). Presentasi diri juga bukan sifat tetap yang ada dalam diri individu. Individu menyesuaikan presentasi diri mereka dengan mempertimbangkan norma sosial dalam lingkungan dimana individu berada dan tujuan dari pencapaian yang diinginkan dalam sebuah hubungan (Yang & Brown, 2016). Individu secara terus menerus terdorong untuk mengatur citra

8

diri mereka ketika presentasi diri yang mereka tampilkan terbukti membantu dalam mendapatkan penghargaan dan membangun diri (Leary & Kowalsky, 1990) Menurut Yang dan Brown (2016) penggunaan media sosial pada dasarnya sama antara yang satu dengan yang lain, yakni sebagai sarana untuk menampilkan diri pada individu tentang kegiatan yang akan, sedang, maupun yang telah mereka lakukan. Presentasi diri merupakan proses dinamis yang terjadi dalam diri seseorang dalam interaksi intrapersonal maupun interpersonal, nilai positif, otentik, kejelasan, serta kedalaman dari self-presentation ditentukan oleh dukungan dari pemirsa yang selanjutnya akan turut berkontribusi pada tinggirendahnya self-esteem (keberhargaan diri) dari individu tersebut. Berkembangnya media sosial pada era sekarang telah membawa dimensi baru dalam diskursus mengenai ruang publik. Kini media sosial telah menjadi ruang publik baru dalam kehidupan manusia untuk saling bertukar informasi dan opini, pengguna media sosial dapat berkomunikasi dengan bebas antara satu dengan yang lain, bahkan dengan orang yang belum pernah ditemui sekalipun (Cela, 2015). Peran media sosial yang asal mula digunakan sebagai media untuk terhubung kini telah bergeser perannya sebagai media untuk berparsitipasi, individu menggunakan media sosial untuk mempertunjukkan dirinya, melalui informasi yang tersedia di kolom profil, meraka menuliskan informasi yang mencerminkan dirinya, tapi informasi yang ada di kolom profil tentunya tidak akan bisa menunjukkan diri individu tanpa disertai dengan interaksi yang menjadi kunci untuk berelasi, disinilah peran media sosial yang juga sekaligus digunakan sebagai ruang baru untuk berelasi sekaligus berinteraksi (Mazali, 2011).

9

Dalam sebuah penelitian tentang persepsi keluarga dan presentasi diri sebagai prediktor dari kecanduan internet, didapatkan hasil bahwa individu yang berusaha untuk menampilkan diri secara signifikan mengalami kecanduan internet, hal ini mengindikasikan bahwa individu yang berusaha untuk memanipulasi action dari dirinya di dunia daring agar sesuai dengan apa yang mereka inginkan dari pemirsa (audience) tercapai cenderung untuk mengalami kecanduan internet, hal ini berbeda dengan individu yang telah mampu menampilkan dan mengkomunikasikan siapa dirinya secara apa adanya yang tidak mengalami kecanduan ketika berkomunikasi lewat dunia maya (Mishra, 2017). Hal ini terutama terjadi pada masa akhir remaja dan masa dewasa awal dimana individu berusaha untuk membentuk sense of self atau perasaan dirinya (Kroger, 2006, dalam Mishra, 2017). Berdasarkan pada fakta bahwa media sosial kini telah menjadi ruang publik baru dalam bersosial dan mensosialkan diri serta gagasan dari individu, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana individu menampilkan presentasi diri (self-presentation) pada remaja pengguna internet dalam penelitian yang berjudul “Self-presentation Pada Remaja Yang Menggunakan Media Sosial”.

B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui dan menganalisis faktorfaktor yang membentuk serta dimensi Self-presentation pada remaja yang menggunakan media sosial.

10

C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan keilmuan psikologi, terutama dalam kajian psikologi sosial dan klinis yang berkaitan dengan presentasi diri (Self-Presentation) remaja pengguna media sosial dalam aktifitas ber-media sosial. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian lain yang menjadikan presentasi diri sebagai variabel nantinya bisa menjadikan hasil dan temuan dari penelitian ini sebagai rujukan dan tambahan materi penelitian. b. Bagi Pengguna Media Sosial Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sekaligus menjadi bahan refleksi diri kepada pengguna media sosial dalam menampilkan diri mereka di media sosial.

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Self-Presentation 1. Pengertian Self-Presentation Teori mengenai Self-presentation pertama kali dikemukakan oleh Erving Goffman pada tahun 1956 dalam bukunya “The Presentation of Self in Everyday Life”. Di dalam buku tersebut, Goffman memaparkan bagaimana diri individu menjadi penampil (Self-as-Performer) yang mempunyai poros dasar motivasi dan bagaimana individu mengatur kesan yang ingin mereka berikan dengan strategi tertentu

(Huang, 2014). Individu memakai topeng, bermain peran, dan

mempresentasikan diri mereka dalam cara pandang mereka terhadap diri mereka sendiri atau dalam jalur yang mereka kehendaki untuk dilihat oleh orang lain, Menampilkan diri secara baik merupakan fakta yang tidak terbantahkan dalam interaksi kita dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari (Goffman, 1956). Presentasi diri (Self-presentation) merujuk kepada bagaimana individu berusaha menampilkan diri untuk mengontrol ataupun membentuk bagaimana seharusnya orang lain melihat kepadanya. Usaha ini dilakukan dengan cara mengekspresikan diri dan berperilaku sesuai dengan kesan yang ingin dicapai ataupun didapatkan (Terry, Sweeny, & Shepperd, 2007). Pendapat lain menyatakan presentasi diri merupakan suatu proses mengendalikan bagaimana seseorang dilihat oleh orang lain

12

(Leary, 1995).

Presentasi diri muncul ketika individu memantau, mengatur, dan menampilkan dirinya secara hati-hati pada wilayah tertentu dengan maksud untuk menjaga gambaran tertentu dalam diri (Brown dalam Atrill, 2015). Ada juga yang berpendapat bahwa presentasi diri merupakan usaha untuk mempengaruhkan citra diri dalam interaksi dengan cara yang disadari ataupun tidak disadari (Gillmore, dalam Huang, 2014). Individu akan mengatur kesan ketika mereka menginginkan untuk mempresentasikan citra yang menguntungkan dari diri mereka untuk orang lain (Bolino, Kacmar, Turnley, & Gilstrap, 2008). Jadi, konsep dari self-presentation berangkat dari asumsi bahwa individu mempunyai kebutuhan dasar untuk dapat diterima dan membaur dengan kondisi lingkungan sekitar, oleh karena itu individu “berakting” menyesuaikan dengan kondisi di lingkungan tempat individu berada (Goffman, 1956). Dari pendapat ahli yang telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan bahwa Self-presentation merupakan usaha individu dalam menampilkan dirinya supaya dapat diterima oleh lingkungan sekitar dengan strategi yang dilakukan dengan sadar maupun tidak sadar. 1. Strategi Self-Presentation Menurut Goffman (1956) ada dua strategi yang digunakan oleh individu dalam menampilkan dirinya supaya diterima oleh lingkungan sekitar, yaitu : a. Acquisitive Self-Presentataion Strategi ini digunakan untuk meraih penerimaan dari orang lain melalui presentasi diri positif individu.

13

b. Protective Self-Presentation Digunakan untuk menghindari penolakan dari orang lain melalui presentasi diri yang netral dan sederhana. Dalam keadaan lena, individu cenderung menggunakan strategi pertama, namun dapat berubah menggunakan strategi kedua pada saat individu berada dalam tiga kondisi. Pertama, ketika individu dihadapkan dengan ekspektasi penerimaan presentasi diri yang belum jelas dari target yang dihadapi, seperti contoh ketika diajak berkenalan dengan orang baru. Kedua, melindungi individu dari pengungkapan negatif dari target kepada diri individu. Ketiga, kecenderungan alami dari individu untuk menggunakan strategi presentasi yang kedua (protective) daripada yang pertama (acquisitive). Baik strategi protective maupun acquisitive terjadi di dalam diri individu, dengan pertimbangan pikiran, penafsiran, dan keinginan dari individu untuk “di anggap sebagai” oleh orang lain (Arkin, 1981).

2. Faktor Pembentuk Self-Presentataion Menurut Tedeschi dan Riess (1981) ada lima faktor dalam proses pembentukan Self-Presentation, yaitu : a. Symbolic Interaction Individu belajar untuk bermain peran dan menyandang identitas untuk yang berhubungan dengan peran mereka. Melalui pengalaman sosial ini individu memberi label pada diri mereka, orang lain, perilaku yang muncul dalam konteks identitas, makna, serta definisi dari situasi. Jadi fungsi presentasi diri di sini untuk

14

mendefinisikan situasi dan identitas sosial untuk penampil dan hal ini mempengaruhi nilai kepantasan tipe interaksi untuk target (interactant) dalam situasi yang dihadapi. b. Avoiding Blame and Gaining Credit Salah satu alasan mengapa orang mempresentasikan diri dengan sebaikbaiknya adalah untuk menghindarkan label negatif yang berasal dari situasi sulit, individu memikirkan tentang mendapatkan pengakuan untuk tindakan baik mereka. Faktor kedua ini dilakukan untuk memisahkan diri individu dari aksi dan luaran negatif serta memperoleh pengakuan dan penerimaan sosial dengan cara mengasosiasikan diri mereka kepada perilaku positif. c. Self-Esteem Maintenance Untuk memelihara marwah diri, seseorang akan mengurangi persepsi atas ketidaktepatan (unfavorability) konsekuensi negatif dari pengakuan atas hal yang dipertanggungjawabkan, sedangkan untuk konsekuensi positif, mereka berusaha untuk meningkatkan persepsi atas kredit/pengakuan yang mereka dapatkan kepada orang lain. d. Strategi Seperti yang telah diketahui bahwa self-presentation merupakan salah satu elemen dalam menegakkan power serta pengaruh kepada orang yang ditargetkan (Jones & Pittman, 1980; Tedeschi, Schlenker, & Boroma, 1971 dalam Tedeschi, 1981). Oleh karena itu dibutuhkan strategi untuk menegakkan pengaruh tersebut, strategi yang dipakai yaitu : 1. Ingratiation, berusaha untuk terlihat mudah disukai

15

dengan memuji orang lain atau memberikan bantuan bagi orang lain, 2. Selfpromotion,

berusaha

terlihat

kompeten

dengan

menggembar-gemborkan

kemampuan dan pencapaian pribadi, 3. Exemplification, berusaha terlihat berdedikasi dengan berada diatas dan melampaui panggilan tugas, 4. Supplication, berusaha

terlihat

membutuhkan

dengan

menunjukkan

kelemahan

atau

keterbatasan, 5. Intimidation, berusaha terlihat menekan dengan mengancam atau merundung orang lain. e. Power Resource Seorang aktor bisa saja memproyeksikan dirinya dengan identitas yang beragam untuk membentuk ciri khas atau untuk memupuk kesan yang memiliki kekuatan yang berhubungan dengan sumber daya. Sumber daya di sini berupa pengaruh sosial (social influence) yang terdiri dari sifat ahli (expertise), sifat terpercaya

(trustworthy),

sifat

kuasa

(authority)

dan

sifat

menarik

(attractiveness).

B. Remaja Remaja merupakan individu yang sedang dalam periode perkembangan transisi dari masa anak-anak hingga masa dewasa awal, yang dimulai pada rentang usia kira-kira 10-12 tahun dan berakhir pada rentang usia 18-22 tahun. Dalam periode ini, perubahan terjadi sangat cepat, terutama jika dilihat dari perubahan tinggi dan berat badan yang berubah secara dramatis, perubahan bentuk tubuh dan perubahan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada pada perempuan dan kumis pada laki-laki (Santrock, 1995).

16

Pada masa ini juga pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol, kemampuan berpikir logis, abstrak, dan idealistis yang semakin matang, serta semakin banyak waktu diluangkan di luar keluarga (Santrock, 1995). Dari aspek psikis, remaja disibukkan dengan tubuh mereka dan mengembangkan citra individual mengenai gambaran tubuh mereka. Kesibukan ini khususnya meningkat selama masa pubertas, yakni masa ketika remaja awal tidak puas dengan tubuh mereka daripada pada akhir masa remaja (Wright, 1989). Remaja juga mampu menyusun rencana-rencana untuk memecahkan masalah dan menguji pemecahan masalah secara sistematis. Mereka telah mampu berpikir secara abstrak dan idealistis serta logis dalam waktu yang bersamaan (Kuhn, 1993). Cara berpikir seperti ini oleh Piaget disebut sebagai Penalaran Deduktif Hipotesis (Hypothetical Deductive Reasoning) yakni kemampuan untuk mengembangkan hipotesis atau dugaan terbaik mengenai pemecahan masalah, untuk kemudian menarik kesimpulan secara sistematis mengenai pola yang paling tepat dalam memecahkan masalah (Santrock, 1995). Pemikiran remaja bersifat egosentris, David Elkind (1976) berpendapat bahwa egosentrisme remaja memiliki dua bagian yakni penonton khayalan (imaginary audience) dan dongeng pribadi (personal fable). Penonton khayalan ialah keyakinan remaja bahwa orang lain memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dengan dirinya sendiri (Elkind, 1967). Perilaku mengundang perhatian umum terjadi pada masa remaja, mencerminkan egosentrisme dan keinginan untuk tampil, diperhatikan, dan terlihat (Santrock, 1995). Sedangkan dongeng

17

pribadi ialah bagian dari egosentrisme remaja yang meliputi perasaan unik seorang remaja (Elkind, 1967). Rasa unik pribadi remaja membuat mereka merasa bahwa tidak seorangpun tidak dapat mengerti bagaimana perasaan mereka yang sebenarnya. Sebagai bagian dari upaya untuk mempertahankan suatu rasa unik pribadi, mereka mengarang cerita tentang dirinya sendiri, dongeng pribadi sering muncul dalam buku harian remaja (Santrock, 1995).

C. Media sosial 1. Pengertian Media sosial Menurut kamus Merriam-Webster media sosial diartikan sebagai bentuk telekomunikasi elektronik serta tempat orang-orang membuat komunitas daring untuk saling berbagi informasi, ide, pesan, serta konten lainnya seperti foto, video dll. Menurut Barnes (2008) media sosial merupakan aplikasi yang memungkinkan orang untuk berinteraksi dengan yang lainnya dan membangun jaringan sosial yang meningkatkan modal sosial, barnes juga menambahi bahwa jaringan sosial dilandasi dari ide menggunakan komunikasi yang dimediasi dengan komputer (Computer-Mediated-Communication) untuk mendorong kerjasama antara dua atau lebih individu dan membangun modal sosial. Sedangkan menurut Comm (2010 dalam Huang H. , 2014), definisi media sosial adalah konten yang dibuat oleh pengguna internet karena Comm menganggap kata “sosial” di dalam kata “Media sosial” berarti bahwa “ konten yang dimuat di laman media sosial sekarang adalah sebagai bentuk parsitipasi”. Orang yang menggunakan media sosial tidak hanya membuat konten, namun juga

18

percakapan yang dikombinasikan lebih jauh untuk membentuk sebuah komunitas (Comm, 2010 dalam Huang H, 2014). Kaplan & Haenlein (2010) berpendapat bahwa media sosial merupakan kumpulan dari aplikasi berbasis internet yang dibangun atas fondasi ideologis dan teknologi dari Web 2.0 yang memungkinkan untuk membuat dan bertukar konten yang dibuat oleh pengguna (User-Generated Content).

2. Klasifikasi Media sosial Kaplan & Haenlein (2010) membagi media sosial menjadi enam bagian, yaitu 

Collaborative Project

Collaborative Project memungkinkan pengguna bergabung dan membuat konten secara simultan, ide utama yang mendasari platform ini adalah usaha yang dibangun oleh orang banyak akan menghasilkan luaran yang lebih baik daripada yang hanya dilakukan oleh seorang individu. Sebagai contoh website Wikipedia, sebuah website ensiklopedia, yang memungkinkan penggunanya untuk ikut berkontribusi dalam membuat, menambahkan, mengurangi dan membenahi konten yang ada didalamnya. 

Blogs and Microblogs

Blog merupakan situs untuk membuat laman bagi diri seorang individu (personal web pages) yang biasanya berisi berbagai macam variasi konten sesuai dengan keinginan pemilik, mulai dari buku diari yang menjelaskan kehidupan pemilik, foto, ide, isu, dan opini, sampai rangkuman dari seluruh informasi yang

19

relevan dalam satu area pembahasan. Contoh dari platform ini adalah website Blogger.com, Wix.com, dan Wordpress.com. 

Content Communities

Tujuan utama dari platform ini adalah untuk saling berbagi antar pengguna. Dalam menggunakan platform ini, pengguna tidak harus membuat akun profil, namun meskipun diharuskan, profil yang dibuat dalam platform ini biasanya hanya informasi dasar seperti tanggal bergabung, jumlah konten yang dibagikan, serta deskripsi singkat pemilik akun. Contoh website dari platform ini adalah BookCrossing (situs untuk berbagi buku), Flickr (situs untuk berbagi foto), Youtube (situs untuk berbagi video), serta SlideShare (situs untuk berbagi Power Point Presentation). 

Social Networking Sites

Merupakan platform yang memungkinkan pengguna untuk terhubung dengan cara membuat informasi personal dalam kolom profil dan mengirim pesan pada pengguna lain. Profil personal pada platform ini dapat berupa foto, video, serta informasi pemilik akun. Contoh dari platform ini adalah Facebook, Twitter, Instagram, serta MySpace. 

Virtual Game World

Platform ini menghadirkan lingkungan tiga dimensi dimana pengguna muncul dalam bentuk avatar personal dan berinteraksi dengan yang lainnya seperti halnya dalam kehidupan nyata. Contoh dari platform ini adalah World of Warcraft, Everquest, Mobile Legend, dll.

20



Virtual Social World

Merupakan kelompok kedua dari platform VirtualGame Worlds, platform ini memungkinkan pengguna untuk memilih perilaku mereka dengan lebih bebas dan hidup lebih nyata di dunia virtual seperti halnya hidup di dunia nyata. Platform ini juga menampilkan penggunanya dalam bentuk avatar yang bisa di personalisasi sesuai dengan keinginan pengguna. Contoh dari platform ini adalah Second Life, Sims City dll. Huang (2014) menambahkan bahwa Instant Messenger (IM) juga termasuk dalam media sosial, platform ini memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi dengan yang lainnya baik melalui pesan tertulis (Text Message), pesan suara (Voice Message), panggilan suara (Voice Call), panggilan video (Video Call). Platform ini juga memungkinkan pengguna untuk membuat ruang diskusi dengan membuat sebuah “Grup”. Contoh dari platform ini adalah Facebook Messenger, WhatsApp, WeChat, Line dll. A. Self-Presentation Pada Remaja Pengguna Media sosial Mempresentasikan diri di media sosial merupakan aktifitas utama dari pengguna media sosial yang bisa berdampak kepada munculnya perilaku narsistik serta terbentuknya self-esteem pada pengguna (Pantic, 2014). Self-Presentation bukan proses tetap, proses dalam self-presentation merupakan tergantung dari konteks sosial dan konteks hubungan individu dengan orang disekitarnya.Individu dengan self-esteem yang rendah akan terus mempresentasikan dirinya untuk mengangkat self-esteem mereka (Yang & Brown, 2016). Studi yang dilakukan oleh Mehdizadeh (2010) terhadap 100 mahasiswa pengguna facebook aktif di

21

York University menyatakan bahwa individu yang mempunyai self-esteem rendah cenderung lebih aktif online supaya dapat mempromosikan diri mereka di media sosial. Wicklund (dalam Pantic, 2014) menyatakan bahwa stimulus yang menjadikan self sebagai objek akan mengurangi kesan (impression) pada self tersebut, contoh dari stimulus ini seperti ketika seseorang melihat dirinya ke cermin, mendengarkan suara diri sendiri, ataupun situasi yang menjadikan diri (self) dari individu sebagai objek, hal tersebut akan menjadikan rendahnya selfesteem pada diri individu. Salah satu cara untuk meningkatkan kembali selfesteem individu adalah dengan melakukan promosi diri (self-promoting), terutama dalam media sosial dimana individu dapat mengoptimalkan presentasi diri mereka kepada yang lain dengan lebih efektif, mereka mempunyai lebih banyak waktu untuk memilih, menegaskan, dan mempresentasikan aspek kepribadian, tempramen, serta karakter diri mereka yang lebih menguntungkan (favourable) kepada teman media sosial, hal ini berkebalikan pada saat sedang tatap muka (face-to-face) dimana mereka tidak mempunyai banyak waktu untuk mengatur presentasi dirinya secara lebih selektif (Gonzalez & Hancock, 2011). Seringkali pengguna media sosial akan memeriksa akun mereka tidak hanya untuk mengetahui adanya perkembangan terhadap konten yang mereka unggah atau untuk sekedar mencari perhatian, namun juga untuk memastikan bahwa mereka tidak melewatkan apapun, perilaku seperti ini hanya akan menambah

tingkat

stress

pada

22

pengguna

(Edward,2017).

Tedeschi dan Riess (1981) menjelaskan ada lima faktor dalam proses pembentukan Self-Presentation, yaitu :Symbolic Interaction, Power Resource, Avoiding blame and Gaining Credit, Self-esteem Maintenance, dan Strategy. Symbolic Interaction merupakan usaha individu untuk belajar bermain peran dan menyandang identitas untuk yang berhubungan dengan peran mereka. Melalui pengalaman sosial ini individu memberi label pada diri mereka, orang lain, perilaku yang muncul dalam konteks identitas, makna, serta definisi dari situasi. Zhao dkk. (2008) menjelaskan bahwa remaja cenderung mempresentasikan “identitas nyata (real identity)” mereka dalam akun media sosial melalui username, foto, dan informasi lain tentang diri mereka. Adapun jenis foto yang dipakai oleh remaja untuk akun media sosial mereka adalah foto yang mereka yakin menampilkan sisi baik dari diri mereka (Herring & Kapidzic, 2015). Sedangkan Avoiding Blame and Gaining Credit merupakan usaha individu untuk menghindarkan label negatif yang berasal dari situasi sulit, individu memikirkan tentang mendapatkan pengakuan untuk tindakan baik mereka. Faktor kedua ini dilakukan untuk memisahkan diri individu dari aksi dan luaran negatif serta memperoleh pengakuan dan penerimaan sosial dengan cara mengasosiasikan diri mereka kepada perilaku positif. Hal ini tercermin dari permintaan maaf dari individu atas kesalahan yang diperbuat, serta kalrifikasi dari individu atas kejadian tertentu yang menyangkut dirinya. Self-esteem maintenance merupakan usahaindividu untuk

mengurangi

persepsi atas ketidaktepatan (unfavorability) konsekuensi negatif dari pengakuan

23

atas hal yang dipertanggungjawabkan, sedangkan untuk konsekuensi positif, mereka berusaha untuk meningkatkan persepsi atas kredit/pengakuan yang mereka dapatkan kepada orang lain.penelitian lain yang menunjukkan hasil serupa yang dilakukan oleh Valkenburg dkk. (2005) terhadap 300 remaja di Belanda menemukan adanya perbedaan pengakuan jenis kelamin dalam interaksi mereka di media sosial mereka, ini menunjukkan remaja cenderung bahwa remaja cenderung menutupi atau memalsukan informasi jenis kelamin supaya dapat diterima dalam kelompok/grup dimana mereka ingin bergabung didalamnya. Dalam membentuk

self-presentation juga dibutuhkan strategi untuk

menegakkan pengaruh , strategi yang dipakai yaitu : 1. Ingratiation, berusaha untuk terlihat mudah disukai dengan memuji orang lain atau memberikan bantuan bagi orang lain, 2. Self-promotion, berusaha terlihat kompeten dengan menggembar-gemborkan kemampuan dan pencapaian pribadi, 3. Exemplification, berusaha terlihat berdedikasi dengan berada diatas dan melampaui panggilan tugas, 4. Supplication, berusaha terlihat membutuhkan dengan menunjukkan kelemahan atau keterbatasan, 5. Intimidation, berusaha terlihat menekan dengan mengancam atau merundung orang lain.Melalui diksi yang serta pola komunikasi yang digunakan, pengguna melancarkan strategi yang berbeda-beda untuk meregulasi self-esteem mereka di media sosial. Tujuan utama dari pengguna media sosial dalam mengunggah konten tidak lain adalah untuk memperoleh respon serta umpan balik dalam bentuk like, comment, repost, ataupun share dari pengguna lain. Keinginan seperti ini mendorong pengguna untuk lebih banyak membuat unggahan supaya terlihat oleh teman atau pengikutnya (Edward, 2017).

24

Kramer dan Winter (2008) berpendapat bahwa pengguna (user) media sosial akan secara aktif berparsitipasi untuk membangun kesan tertentu pada diri mereka. Huang (2014) mendiskripsikan bahwa media sosial merupakan tempat ideal untuk mempresentasikan diri lewat kesan yang dibangun, pengguna media sosial mempresentasikan diri kepada pengguna lain dengan berusaha menjadi orang yang humoris, menunjukkan minat pada hal-hal tertentu, atau berusaha terlihat serba tahu, selain itu, mereka juga mempresentasikan di mereka lewat profil personal yang ada pada akun media sosial mereka, unggahan foto, menulis pada “dinding” media sosial teman mereka, ataupun memberikan komentar pada ungghan teman mereka, begitu pula ketika melakukan kesalahan dalam menggunakan media sosial seperti ketika mengunggah konten yang menyakiti orang lain, pengguna akan

memberikan penjelasan dan klarifikasi sekaligus

permintaan maaf atas kesalahan yang dilakukan. Remaja juga mempresentasikan diri mereka lewat isyarat kata-kata yang mereka gunakan selama bermedia sosial, kata-kata ini bisa dilihat pada diskripsi profil dan interaksi tekstual mereka melalui Instant Messenger, Chat room, Personal Chat, hingga diskusi dalam grup di media sosial (Herring & Kapidzic, 2015). Seorang penampil bisa saja memproyeksikan dirinya dengan identitas yang beragam untuk membentuk ciri khas atau untuk memupuk kesan yang memiliki kekuatan yang berhubungan dengan sumber daya (power resource). Sumber daya di sini berupa pengaruh sosial (social influence) yang terdiri dari sifat ahli (expertise), sifat terpercaya (trustworthy),

25

sifat kuasa (authority) dan sifat

menarik (attractiveness). Atrill (2015) menjelaskan bahwa peran yang disandang individu dalam komunitas, kelompok, ataupun grup tertentu turut membentuk presentasi diri individu tersebut.

26

Gambar 1

Skema Alur Pikir Self-Presentation Pada Remaja Pecandu Media sosial

Self-Presentation Remaja Pengguna Media Sosial

Faktor Yang Membentuk SelfPresentation (Tedeschi dan Riess, 1981) :     

Self-Esteem Maintenance Avoiding Blame and Gaining Credit Symbolic Interaction Strategi Power Resource

27

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Kualitatif

Moleong (2007)

bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang

ditujukan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Bodgan dan Taylor (Moleong, 2007) berpendapat metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari individu yang diamati. Data kualitatif merupakan sumber deskripsi yang luas dan mempunyai landasan kokoh, disertai penjelasan proses yang terjadi dalam lingkup setempat. Data kualitatif membimbing kita untuk memperoleh penemuan yang tidak terduga sebelumnya dan untuk membentuk kerangka teoretis baru, selain itu data tersebut juga membantu para peneliti untuk melangkah lebih jauh dari praduga dan kerangka kerja awal, sehingga dengan kata lain data kualitatif dapat mengikuti dan memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab akibat dalam lingkup pikiran orang setempat, dan memperoleh penjelasan yang banyak dan bermanfaat (Miles & Huberman, 1992).

28

Metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode fenomenologis. Penggunaan metode fenomenologi sendiri memiliki alasan bahwa fenomenologi merupakan ilmu tentang fenomena yang tampak, untuk menggali inti makna yang terkandung di dalamnya. Menurut Smith & Osborn (2003) pendekatan fenomenologis merupakan usaha untuk mengungkap secara rinci bagaimana partisipan memaknai dunia personal dan sosialnya yang meliputi makna berbagai pengalaman, peristiwa, status yang dimiliki partisipan. Secara sederhana. Sedangkan Polkinghorne (Herdiansyah, 2010) mendefinisikan fenomenologi sebagai sebuah studi yang memberikan gambaran tentang arti dari pengalaman individu mengenai suatu konsep tertentu, (Herdiansyah, 2010) mengemukakan bahwa fenomenologi lebih memfokuskan diri pada konsep suatu fenomena tertentu dan bentuk dari studinya adalah untuk melihat dan memahami makna dari suatu pengalaman individual yang berhubungan dengan suatu fenomena tertentu. Selanjutnya untuk memahami presentasi diri (Self-Presentation) pada remaja yang kecanduan sosial media, diperlukan pendekatan holistik dengan memperhatikan semua faktor pada individu secara utuh dan menyeluruh dengan lingkungannya. Purwandari (1998) berpandangan bahwa dengan menggunakan pendekatan holistik akan mengumpulkan data dari berbagai aspek sehingga memperoleh gambaran komprehensif dan lengkap tentang objek studi. Kemudian

Bogdam dan Taylor

(Moleong, 2007) menjelaskan bahwa pendekatan kualitatif diarahkan pada latar dan

29

individu secara holistik, yaitu tidak mengisolasikan individu ke dalam hipotesis tetapi perlu memandangnya sebagai suatu keutuhan. B. Subjek Penelitian Dalam penelitian kualitatif, tidak ada keharusan menggunakan sampel dalam jumlah besar melainkan individu yang terlibat dalam kasus sesuai kekhususan masalah penelitian, penentuan sampel juga tidak ditentukan secara kaku sejak awal akan tetapi dapat berubah baik dalam jumlah maupun karakteristik, sesuai dengan pemahaman konseptual yang berkembang dalam penelitian, tidak diarahkan pada keterwakilan (dalam arti jumlah atau peristiwa acak), melainkan pada kecocokan konteks. Dalam penelitian ini tidak semua orang dapat dijadikan informan penelitian akan tetapi mereka yang memiliki identifikasi yang sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti. Identifikasi yang disyaratkan sebagai informan adalah: a. Remaja b. Mengalami gangguan kecanduan sosial media c. Mempunyai kemampuan komunikasi secara verbal. C. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara yang aplikasinya disesuaikan dengan permasalahan yang diteliti. 1. Pengamatan (Observasi) 30

Istilah observasi berasal dari bahasa latin yang berarti melihat dan memperhatikan. Istilah observasi dalam ranah penelitian dimaksudkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam fenomena tersebut (Rahayu & Ardani, 2004). Inti dari observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa perilaku yang dapat dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung, dan dapat diukur(Herdiansyah, 2010). Patton (Purwandari, 1998) mengatakan bahwa data hasil observasi merupakan data yang penting karena dari data observasi peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks seputar hal yang ada dan terjadi dalam penelitian. Herdiansyah (2010) menambahkan pada dasarnya, tujuan dari observasi adalah untuk mendeskripsikan lingkungan yang diamati, aktivitasaktivitas yang berlangsung, individu-individu yang terlibat dalam lingkungan tersebut, aktivitas dan perilaku yang dimunculkan oleh individu yang terlibat, serta makna kejadian berdasarkan perspektif individu yang terlibat tersebut. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktian dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.

31

Hal yang ingin diungkap penulis adalah menyangkut bagaimana presentasi diri remaja yang kecanduan sosial media. Poin yang diamati dalam kegiatan observasi adalah: a) Emosi yang tampak saat dilakukan wawancara b) Perilaku yang ditampilkan informan sewaktu melakukan wawancara c) Hubungan subjek dengan lingkungan sekitar 2. Wawancara Gorden (Herdiansyah, 2010) berpendapat bahwa wawancara merupakan percakapan antara dua orang yang salah satunya bertujuan untuk menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu. Sedangkan menurut Moleong (Herdiansyah, 2010), wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu. Percakapan melibatkan dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara bebas terpimpin dimana wawancara bebas terpimpin pewawancara menggunakan interview guide atau pedoman wawancara yang di buat berupa daftar pertanyaan, tetapi tidak berupa kalimat-kalimat yang permanen (Rahayu & Ardani, 2004). Persoalan yang diteliti melalui wawancara ini meliputi: 1) Mengidentifikasi

dan

menganalisis

faktor-faktor

terkait

yang

mempengaruhi presentasi diri remaja yang kecanduan sosial media 32

2) Mengidentifikasi dan menganalisis komponen presentasi diri pada remaja yang kecanduan sosial media Dalam proses wawancara tersebut peneliti menggunakan pencatatan tertulis secara langsung dan alat perekam dengan persetujuan informan untuk mendukung validitas serta autentisitas wawancara guna keperluan penelitian ini. D. Metode Analisis Data Pengelolaan dan analisis data diawali dengan mengorganisir data. Data kualitatif yang sangat beragam dan banyak, menjadi kewajiban peneliti untuk mengorganisir datanya dengan rapi, sistematis dan selengkap mungkin. Patton (Purwandari, 1998) menegaskan bahwa hal yang harus diingat oleh peneliti adalah kewajiban untuk memonitor dan melaporkan proses serta prosedur analisisnya dengan jujur dan selengkap mungkin. Highlen dan Finley (Purwandari, 1998)mengatakan bahwa data yang terorganisasi dengan sistematis memungkinkan peneliti untuk memperoleh kualitas data yang baik; mendokumentasikan analisis yang dilakukan; serta menyimpan data analisis yang berkaitan dalam penyelesaian penelitian. Menurut Janice (Moleong, 2007) tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut: 1. Membaca atau mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data.

33

2. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menentukan tema-tema yang berasal dari data 3. Menulis model yang ditemukan 4. Koding yang telah dilakukan Patton (Purwandari, 1998) menjelaskan bahwa proses analisis dapat melibatkan konsep-konsep yang muncul dari jawaban atau kata-kata responden sendiri (indigenous concepts) maupun konsep-konsep yang dikembangkan atau dipilih peneliti untuk menjelaskan fenomena yang dianalisis (sensitizing concepts). Kata-kata kunci dapat diambil dari istilah yang dipakai oleh responden sendiri, yang oleh peneliti dianggap benar-benar tepat dan dapat mewakili fenomena yang dijelaskan. Bogdan (Moleong, 2007) menyatakan bahwa analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti dengan cara bekerja, mengorganisasi dan memilah-milah data menjadi satuan yang dapat dikelola, menyintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Patton (Purwandari, 1998) mengungkapkan hal-hal penting dalam data analisis kualitatif adalah: 1) Mempresentasikan secara kronologis peristiwa-peristiwa yang diamati mulai dari awal hingga akhir,

34

2) Mempresentasikan insiden-insiden kritis atau peristiwa-peristiwa kunci berdasarkan urutan kepentingan insiden tersebut, 3) Mendeskripsikan setiap tempat, setting yang ada atau lokasi yang berbeda sebelum mempresentasikan gambar dan pola pada umumnya, 4) Memfokuskan analisis dan presentasi pada individu-individu atau kelompokkelompok bila memang individu atau kelompok tersebut menjadi unit analisis primer, 5) Mengorganisasi data dengan menjelaskan proses yang terjadi (proses seleksi, proses pengambilan keputusan, proses komunikasi dan lain-lain), 6) Memfokuskan pengamatan pada isu-isu kunci yang diperkirakan akan sejalan dengan upaya menjawab pertanyaan primer penelitian. Dalam penelitian yang akan dilakukan, metode analisis data yang digunakan adalah koding. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistemasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data-data dapat muncul gambaran tentang topik yang dipelajari. Semua penelitian kualitatif menganggap tahap koding sebagai tahap yang penting, meskipun penelitian yang satu dengan yang lain memberikan usulan prosedur yang tidak sepenuhnya sama. Bogdan & Biklen (Moleong, 2007) menjelaskan bahwa koding data kualitatif merupakan proses sistematis dalam mencari dan mengolah berbagai data yang bersumber dari wawancara, pengamatan lapangan, dan kajian dokumen untuk menghasilkan suatu laporan temuan penelitian. Sedangkan interpretasi data merujuk

35

pada pengembangan ide-ide atas hasil penemuan untuk nanti dihubungkan dengan kajian teori yang telah ada untuk menghasilkan konsep-konsep atau teori-teori substantif yang baru dalam rangka memperkaya khazanah ilmu. Secara praktis dan efektif, langkah awal koding dapat dilakukan melalui: 1. Peneliti menyusun transkrip verbatim (kata demi kata) atau catatan lapangan yang sedemikian rupa sehingga ada kolom kosong yang cukup besar di sebelah kiri dan kanan transkrip. 2. Peneliti secara urut dan kontinu melakukan penomoran pada barisan-barisan transkrip dan atau catatan lapangan. 3. Peneliti memberikan nama untuk masing-masing berkas dengan kode tertentu. Kode yang harus dipilih haruslah kode yang mudah diingat dan dianggap paling tepat mewakili berkas tertentu. 4. Peneliti memakai prosedur analisis data berupa koding, dimana koding memudahkan peneliti untuk mengecek data.

E. Kredibilitas Hasil Penelitian Jorgensen (Purwandari, 1998) berpendapat bahwa kredibilitas merupakan istilah yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif . Kredibilitas juga sering dipilih untuk mengganti konsep validitas, dimaksudkan untuk merangkum

36

bahasan menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Dalam studi kualitatif kredibilitas terletak pada keberhasilan dalam mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks. Konsep tersebut harus mampu mendemonstrasikan bahwa untuk memotret kompleks hubungan antara aspek tertentu penelitian dilakukan dengan cara tertentu yang menjamin subjek penelitian diidentifikasi dan dideskripsikan secara akurat. Menurut Moleong (2007)dalam penerapan kriterium derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dan kualitatif. Hal ini berfungsi sebagai pelaksanaan inquiry sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat tercapai, menunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. Moleong (2007)mengajukan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi standar kredibilitas yaitu:

1. Perpanjangan keikutsertaan Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengambilan data tercapai. Hal ini dapat meningkatkan

37

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan selain itu menciptakan kepercayaan antara subjek dan peneliti. 2. Ketekunan atau keajekan pengamatan Mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara kaitannya dengan proses analisis yang konstan, mencari apa yang dapat diperhitungkan dan tidak, mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Ketekunan pengamatan ini berfungsi menemukan ciri-ciri atau unsur-unsur sehingga lebih mudah dalam memusatkan data yang diperoleh. 3. Triangulasi Merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dengan tujuan untuk pengecekan dan pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi mengacu pada upaya mengambil sumber-sumber data yang berbeda untuk menjelaskan suatu hal tertentu. 4. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi Merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan mengumpulkan teman sebaya yang memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang diteliti sehingga dapat melakukan review persepsi, pandangan dan analisis yang dilakukan. 5. Analisis kasus negatif

38

Teknik ini dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecendrungan informasi yang telah dikumpulkan sebagai bahan perbandingan. 6. Pengecekan anggota Pengecekan anggota yang dicek meliputi data, kategori analitis, penafsiran dan kesimpulan. 7. Uraian rinci Dalam hal ini kecakapan peneliti tentang pengetahuan dan data yang diperoleh haruslah cermat sehingga dapat dijadikan pembanding. 8. Auditing Merupakan pemeriksaan ketergantungan dan kepastian data di bidang fisik. Hal ini dilakukan baik terhadap proses maupun terhadap hasil atau keluaran. Berdasarkan uraian tersebut di atas pengujian kredibilitas hasil penelitian menggunakan metode triangulasi. Metode triangulasi yang akan digunakan adalah triangulasi sumber data.

39

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Persiapan Penelitian Dalam melaksanakan penelitian, langkah pertama yang ditempuh adalah observasi subjek yang akan dijadikan informan. Untuk selanjutnya, langkah yang ditempuh adalah menanyakan kepada orang-orang disekitar informan mengenai latar belakang,permasalahan yang dialami yang akan dibahas dalam penelitian. Dari observasi dan wawancara tersebut peneliti menentukan tiga individu yang memiliki karakteristik sesuai dengan penelitian

self-presentation pada remaja yang

menggunakan media sosial. B. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini berlangsung dari bulan Oktober 2017 hingga Desember 2017 dengan metode observasi, wawancara, serta memberikan kuesioner kepada calon informan untuk menentukan adanya kecanduan media sosial. Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik informan dan kecenderungan perilaku informan. Observasi sendiri dilakukan ditempat wawancara yang ditentukan oleh informan. Wawancara dilakukan dengan informan sebanyak 4 hingga 5 kali pertemuan dan dalamwaktu 1 hingga 2 jam. Data yang terkumpul berasal dari informan dan pengamat. Berikut adalah tabel pelaksanaan penelitian :

40

Jadwal Pertemuan No Informan I (D)

Informan II (Z)

Informan III (N)

1

9 Oktober 2017

11 Oktober 2017

15 Oktober 2017

2

17 Oktober 2017

21 Oktober 2017

27 Oktober 2017

3

4 November 2017

7 November 2017

11 November 2017

4

19 November 2017

21 November 2017

23 November 2017

5

24 November 2017

25 November 2017

29 November 2017

Langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi dan wawancara awal, menentukan informan peneliti, wawancara dan observasi lanjutan, menelaah data yang ada dari beberapa informan, mengaktegorikan data yang diperlukan, menyusun dinamika psikologis, menguji data dengan landasan teori yang ada dan menarik kesimpulan. C. Hasil Penelitian 1. Informan I a. Identitas Informan I

41

Nama Inisial Informan

:D

Usia

: 21 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

:Ds. Sambiroto, RTI/RW I, Gajah,Demak

b. Hasil Observasi Informan merupakan perempuan yang mempunyai tubuh ideal dengan tinggi badan 150 cm dan berat badan 45 kg, berkulit putih langsat. Ketika observasi dan wawancara, informan selalu mengenakan celana dan berbaju hem, serta memakai kerudung yang disesuaikan dengan warna baju. Selama proses wawancara berlangsung, D menjawab pertanyaan dengan kooperatif dan interaktif dalam mendeskripsikan kesehariannya dalam menggunakan media sosial. D termasuk pribadi yang ramah, dia terbuka dalam menceritakan kesehariannya di laman media sosialnya. Informan dan peneliti tidak hanya bertemu untuk wawancara namun juga tetap terhubung melalui media sosial untuk saling bertukar informasi dan kabar. Tantangan ketika melakukan melakukan penelitian adalah seringnya informan melihat

gawainya

secara

berulang-ulang

selama

proses

wawancara

yang

menyebabkan kurang fokus dan mengharuskan peneliti mengulangi dan menjelaskan pertanyaan kepada informan. Wawancara dilakukan pada waktu sore hari di gazebo

42

sebelah timur auditorium Universitas Muria Kudus dan selanjutnya pada pagi hari di Masjid Darul Ilmi yang juga berada di Universitas Muria Kudus. c. Hasil Wawancara Informan saat ini masih aktif sebagai mahasiswa di Universitas Muria Kudus. Selama ini informan tidak aktif di organisasi kemahasiswaan apapun baik didalam lingkup universitas maupun di luar universitas. Informan menetap di kos-kosan putri yang ada di sebelah selatan kampus, kos-kosan tempat informan tinggal tergolong baik dengan lingkungan yang bersih serta didukung dengan fasilitas penunjang seperti televisi dan wifi. dia mengaku dalam bergaul kebanyakan hanya sesama teman kos dan dengan beberapa teman kelas. Menggunakan media sosial adalah sarana baginya untuk menunjukkan dirinya di dunia maya. Dalam wawancara informan menceritakan bahwa dirinya merupakan orang yang alay (anak layangan, istilah untuk perilaku melebih-lebihkan sesuatu) dia senantiasa mengunggah setiap jengkal kegiatan ataupun kebiasaan harian seperti memasak, berdandan, serta isi hati dalam bentuk status kata, status gambar, story.Dia mengakui sangat frustasi ketika tidak bisa memantau media sosial miliknya. Dia juga sering tidur telat karena keasyikan dalam bermain media sosial, dan dia juga mengakui beberapa tugas kuliahnya kacau karena media sosial. Dia juga seringkali mendapatkan komplain dari temannya terkait penggunaannya dalam media sosial ketika sedang berkumpul bersama dengan yang lain.

43

1) Symbolic Interaction Informan mengakui dalam menampilkan dirinya di media sosial, dirinya cenderung menjadi berlebihan atau dalam istilah sekarang “alay”. Dia senantiasa membagikan segala kebiasaan atau kejadian-kejadian serta pemikiran danisi hati yang terlintas di benaknya di media sosial, dia juga menganggap media sosial sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang diutarakan sebagai berikut : “memandang diri sendiri di media sosial? Jujur nih?alay, se… dikit-dikit ya bukan apa sih lebih ke kaya Instagram, instastory, dikit-dikit main instastory lagi, lagi masak missal, di foto dimasukin insta stori, terus lagi ngapain , lagi pergi kemana lagi sama siapa di instastori in, sering banget seperti itu.” “penting banget, eee, apa ya, media sosial itu wadah kea lay an tadi, jadi missal, eee, apa ya, kaya pengin menunjukkan ekspresi diri gitu lo, aku tuh seperti ini ini ini, pengin tak tunjukin ke orang-orang, terus kalo aku juga upload, aku sih juga pilih-pilih tetep, ya itu, semacam sebagai eksistensi diri gitu lho” Informan juga berpandangan bahwa orang lain di media sosial juga sekarang banyak yang alay seperti dirinya, begitu pula teman-teman media sosialnya, ini dibuktikan dengan pernyataan wawancara berikut ini : “sama, hihiiihihihi,alay juga,…… iya aku mikirnya juga eee sebagian dari temen-temenku malah kadang ada yang gak terlalu nyampek bikin stori lima enam kali, paling sekali dua kali, tapi itu inten nya kan tiap hari, jadi ya sama ya menurutku mereka.” “kebanyakan kalau Instagram di eksplore kan semacam hijabers, yang hits-hits seperti itu, saiki model le apa ya, banyak yang lebih ke beauty vibe, yang di apa sih, yang di tonjolin kan beautynya lah gampangannya, itu, kadang juga miris waw, ya memang beneran cantic, ya semacam itu, ya mereka terlalu percaya diri sih menurutku” 2). Avoiding Blame and Gaining Credit

44

Ketika ada hal buruk yang merusak persepsi dan pandangan baik atas diri menimpa informan, hal yang buruk tersebut berupa ditandai dalam konten yang negatif, akun media sosial yang dibajak, dan lain sebagainya, maka hal yangdilakukan adalah klarifikasi dari informan bahwa hal tersebut merupakan perbuatan orang yang tidak bertanggung jawab, seperti tertuang dalam pernyataan wawancara berikut ini : “sering, terutama di facebook, terus kaya gambar-gambar aneh, gambargambar negative lah, sering di tag, facebook aku sudah tiga kali dibajak, terus kadang orang yang nginbox aneh-aneh inboxnya, kaya ya…..ada yang ngajak kenalan, seringkali juga inbox yang aneh-aneh mas, sering kadang ngirimi gambar-gambar aneh, tapi yang sering ngirimi seperti itu malah orang-orang dari luar negeri malah, yang aku sama sekali gak kenal, dan foto profil mereka tuh rata-rata bukan foto asli, sering juga aku dibilang sombong, di inbox “ dasar sombong, di komen gak mau bales”. “ “pernah nih, facebook ku kan di bajak, terus upload foto yang tak senonoh lah, terus habis itu banyak inbox, terus ada temen yang udah kenal itu ngubungi lewat whatsapp, yan kok facebook mu…, kamu ngunggah gambar aneh, itu kamu apa nggak, itu langsung aku cek, aku ganti password, lalu aku nulis status “ maaf tadi facebook lagi di bajak”. Untuk mendapatkan kembali persepsi positif, informan mengunggah unggahan yang positif seperti kata bijak sebagai pengalihan isu atas hal negative yang terjadi. Dia mengakui cara tersebut efektif dalam membentuk kembali persepsi positif atas dirinya di media sosial, ini ditunjukkan dari pernyataan wawancara berikut ini: “ee….apa ya, paling upload lagi, kaya nutupin yang tadi, semacam pengalihan isu gitu mas, hehehe, upload yang bagus-bagus lagi, upload quotes, update status kata bijak, diisi yang positif-positif, tadi kan negative sih, mikirnya dikira aku, terus akhirnya tak ganti pengalihan isu yang baik-baik saja”

45

“sangat efektif, yaa, kadang mereka komen yang positif, terus unggahan yang sebelumnya nggak di bahas lagi, udah, ilang gitu aja, gak pernah di ungkit-ungkit lagi”

3). Self-esteem Maintenance Untuk mempertahankan marwah diri di media sosial, informan mengunggah konten-konten yang positif seperti kata bijak, atau ketika keadaan hati sedang tidak baik, dia mencurahkannya di media sosial dengan membuat status yang menyiratkan isi hatinya untuk menyembunyikan isi hati yang sedang buruk tersebut, informan beranggapan sangat penting menjaga marwah diri di media sosial karena semua yang ada di media sosial adalah cerminan diri sendiri : “Eee….apa ya……. Sering upload, intinya kalo upload tuh yang baikbaik aja, terus kalo sering upload sih ndag, ya bolak-balik ya itu di story tadi, yang pasti kalo mereka mikirnya “oh…ini dian” pokoknya intinya aku upload yang bagus-bagus aja, bisa lagi gak enak hati atau gimana, tapi yang galu itu ndag secara langsung………..gak secara ngungkapin apa yang tak rasain A, tapi lebih tak bulet-buletin, semacam tak peribahasain begitu” “sangat penting, yang tadi tak jelasin, media sosial pake namamu, pake fotoku, jadi itu otomatis mewakili diri, secara nggak langsung kan mewakili diri, jadi kalo aku upload juga hati hati, lebih ke seperti itu.” Begitu juga dalam menyikapi perbedaan citra yang ditampilkan di media sosial dan dunia nyata, informan cenderung tidak peduli dan beranggapan itu

46

merupakan pendapat-masing-masing orang, seperti tertuang dalam pernyataan berikut : “eeemmmh….apa ya……….tapi memang yang tak upload itu memang benar-benar mewakili aku di dunia nyata ee mas…jadi misalnya aku bertemu dengan orang seperti itu ya aku tunjukin aja apa adanya, jadi missal dia terheran-heran….aku yaa…..bodo amat, jujur….bodo amat,….tapi faktanya kalo aku memang upload ya memang sesuai denga aku yang sebenarnya di dunia nyata”

4) Strategy Dalam menunjukkan

dirinya di

media sosial,

informan senantiasa

menampilkan hal yang dianggapnya istimewa dari wajahnya. Dia mengatakan tujuan memperlihatkan bagian tertentu dari wajahnya adalah dia ingin menunjukkan kalau dirinya itu berbeda dari yang lain, hal ini dinyatakan dalam pernyataan berikut ini : “cara yang saya gunakan…………. Kalo aku itu paling sering memang pakai ekspresi muka. lebih ke…..kalo selfie lebih ke….. kalo selfie tetep lihat….pasti kan lihat kamera depan, paling nyari angle yang sesuai, yang lebih sering itu pokoknya yang nunjukin alis, sekarang kan banyak cewek yang alisnya palsu kan…..hehehehe, nah alisku ini kan original jadi aku merasa bangga lo punya alis yang lumayan tebel tanpa harus ditebelin hehehehehe” “karena aku mau nunjukin kepada semua orang kalau aku itu beda, cewek yang lain pake pansil alis, sedangkan aku…..oke,kalo meke up sih wajar sih ya…..tapi aku tidak perlu pensil alis” Dampak positif yang dirasakan oleh informan dari kebiasaan menampilkan hal tersebut adalah dirinya seringkali ditanya oleh teman-teman media sosialnya

47

seputar saran perawatan supaya bisa mempunyai bagian wajah seperti dirinya, hal ini diutarakan dengan pernyataan dibawah ini : “lumayan sih mas dampaknya……….tapi biasanya kalo aku foto selfie seperti itu teman-teman pada salah fokus ke mata, karena pengin nunjukin bagian alis tapi mata juga pasti ikut, dan mataku itu lumayan bhelok, jadi mereka paling ngomennya itu “ihh….matanya itu looh….” Ya reaksinya seperti itu.” “eemmmhhhhh…….biasanya kalo missal upload seperti itu, pernah ada yang nginbox “mbak pake krim alis merk apa?”, serius……..”mbak alisnya kog tebel, pake krim apa”….segala macem seperti itu, ya aku jawab aja gak pake apa-apa, tapi namanya cewek kan kepo sih, kog bisa lumayan tebel dari cewek-cewek lain, gitu, kalau cowok jarang sih nanya-nanya seperti itu, paling komen ekspresi aja, kalo cewek memang sering sih…” 5). Power Resource Untuk meneguhkan presentasi diri di media sosial, informan memanfaatkan bagian khas wajah yang dibanggakannya sebagai media untuk dapat dilihat secara berbedadari yang lain (istimewa), hal ini didukung oleh pernyataan wawancara dibawah ini: “hahahaha…….gak ada niatan seperti itu sebenarnya, Cuma pengin nunjukin aku beda, gak ada niatan ingin nunjukin “aku ratu alis” lah, “si pemilik alis gini” lah, “alis gitu” lah…..gak ada seperti itu” Informan juga senantiasa menunjukkan keistimewaanyang dimilikinya setiap kali ada kesempatan, baik di dunia nyata maupun di media sosial, pengaruh dari sering menampakkan hal istimewa iniadalah sangat positif, seperti yang tertuang dalam pernyataan berikut ini :

48

“kalo disosmed itu, paling sering emang di facebook dan whats app tadi……seringnya disitu, kalo missal di kos nih, lagi kumpul-kumpul, lagi bahas make up segala macem, kalo kita lagi make up an barengbareng, terus kita lagi gambar alis……tak deket in dan bilang “ nih…alisku asli”….karena….apa ya….mendukung juga, di kos ku ratarata pada, tanda kutip, nggak punya alis, jadi paling sering tak ejekin….iihh…gak punya alis….gini-gini………hehehehe…..kurang ajar ya aku…….aku serius kaya gitu, missal lagi make up an barengbareng…..”nih…nih, liat…liat, alisku bagus nih”….hehehe…….terus karena sering tak gitu in, sebagian besar sekarang mereka pada beli minyak kemiri yang bisa menumbuhkan rambut, jadi mereka kalo malem pake minyak kemiri biar alisnya bisa lebih tebal……hehehe….serius….sebegitu mas pengaruhnya”

49

Skema Interpretasi Informan I

Informan I

Faktor yang membentuk selfpresentation (Tedeschi & Riess,1981) :  Symbolic Interaction Menampilkan diri secara berlebihan dan menganggap teman serta orang lain juga seperti dirinya  Avoiding Blame and Gaining Credit Memberikan klarifikasi ketika hal buruk terjadi serta menutupinya dengan konten unggahan positif setelahnya  Self-Esteem Maintenance Mengunggah konten positif untuk menjaga citra diri positif di media sosial serta bersikap tidak peduli atas tanggapan negatif  Strategi Menampilkan bagian tertentu dari wajah yang dibanggakan untuk memperoleh label berbeda dari yang lain atau istimewa  Power Resource memanfaatkan bagian khas wajah yang dibanggakannya sebagai media untuk dapat dilihat secara berbeda dari yang lain (istimewa) setiap ada kesempatan

50

2. Informan II a. Identitas Informan II Nama inisial informan

:Z

Usia

: 19 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Dawe, Kudus

b. Hasil Observasi Informan mempunyai tubuh yang kurus dengan tinggi 150 cm dan berat badan 40 kg berkulit putih. Penampilan informan mengikuti mode pakaian muslimah yang sedang menjadi trenddengan pilihan pakaian gamis bercorak bunga, atau kaos lengan panjang yang dipasangkan dengan rok dan dipadukan dengan kerudung yang dipakai sesuai dengan gaya yang sedang dianut perempuan kebanyakan. Riasan pada wajah juga menjadi sesuatu yang wajib baginya. Informan adalah orang yang sedikit tak acuh kepada orang lain, informan cukup kooperatif ketika wawancara berlangsung, informan menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan kepadanya dengan baik, terlepas dari sikap sedikit tak acuhnya, informan termasuk orang yang ramah dan bahkan humoris ketika sudah ada chemistry dalam interaksi dengannya.

51

Kendala terbesar adalah seringnya informan melihat gawainya untuk memantau dan membalas tanggapan di media sosial miliknya daripada fokus menjawab. Hal ini menyebabkan dia seringkali menanyakan kembali maksud pertanyaan yang diajukan. Namun begitu, sikap kooperatif dari informan dalam menceritakan kegiatan bermedia sosialnya sangat membantu terlepas dari kendala yang dihadapi. c. Hasil Wawancara Informan saat ini masih aktif sebagai mahasiswa di STAIN Kudus. Sekarang menginjak semester VI. Informan tidak pernah terlibat dalam kepengurusan organisasi apapun baik didalam kampus maupun diluar. Informan merupakan anak dari tokoh agama di desanya, sebelum kuliah, informan bersekolah dan mondok di daerah kudus. Seperti halnya pondok lain, pondok yang ditempati oleh informan juga tidak memperkenankan santri membawa gawai. Dalam

wawancara

informan

mengungkapkan

bahwa

dirinya

mulai

menggunakan media sosial pada waktu masih bersekolah di tingkatan tsanawiyah, itupun tidak terlalu intens karena pada waktu itu hanya ikut teman-teman yang lain. Namun setelah menginjak tinggakatan Aliyah informan mengaku mulai sering mengunggah sesuatu di media sosial miliknya. Namun waktu penggunaan media sosial pada waktu itu masih sangat terbatas pada waktu-waktu liburan saja ketika dia pulang dari pondok.

52

Setelah lulus dari Aliyah dan telah pulang dari pondok, informan akhirnya mendapatkan gawai pertamanya dari orang tuanya. Dia mengaku sangat senang bukan kepalang akhirnya bisa punya gawai sendiri. setelah mempunyai gawai sendiri, dia semakin sering menggunakan gawainya untuk ber media sosial.

1). Symbolic Interaction Informan menggunakan media sosial sebagai sarana untuk mencari ketenaran diantara yang lainnya dan memandang orang lain dengan datar atau biasa-biasa saja, dia hanya tertarik dengan unggahan yang menurutnya menarik, hal ini tertuang dalam pernyataan berikut ini : “Cuma nyari tenar aja sih mas….hehe” “eee….kalo temen yang gak kenal ya biasa aja, paling juga ngeliat status, terus ngelike foto, “iih….kog apik siih”, “mbak iki kog gawe jilbab apik sih”, kadang yo tak tanya gitu, nek seng kenal paling ya kalo dia ngepost foto ya……mungkin iku iseng atau apa…. aku ikut komenkomen…” “yaa….biasa aja……nggak ada perasaan apa-apa kecuali fotone yang di expose ituu….unik….menarik gitu” Informan juga cenderung tertutup dengan orang lain di media sosial kecuali telah mengenal sebelumnya, hal ini terungkap dari pernyataan berikut ini : “kalo yang gak saya kenal, itu biasa, maksute yo kadang kan ada yang ngechat” halo kak, boleh kenalan gak kak” iku gak tak bales, paling yo tak jarno, gak tak respon, tapi kalo temen yang kenal ya tak respon gitu” 2). Avoiding Blame and Gaining Credit

53

Dalam menyikapi hal buruk yang mengancam citra positif dirinya, informan akan langsung memblokir akun, grup, atau halaman yang menandainya dalam konten mereka, seperti yang terungkap dari pernyataan berikut : “tak blok….eee…nek wa, grup wa iku langsung tak blok tak hapus, nggak tak delok, kalo komen iku tak balesi, “lho mas iku gimana kog ngene-ngene”, kalo di facebook iku paling tag e tak hapus” Informan cenderung tidak memperdulikan citra yang tercoreng karena hal negative, dia beranggapan jika tidak ada yang komentar, semuanya dianggap baikbaik saja, hal ini ditunjukkan dari pernyataan wawancara berikut : “selama temen-temen gak ngomen saya ya aku biarin aja, tapi kalo ada yang komen “ ih kog koyo ngene” nanti saya yang, eee……mengklarifikasi, genah e piyee, bener e pyee….gitu” 3). Self-esteem Maintenance Untuk menjaga citra diri, informan hanya mengunggah konten yang menurutnya bagus dengan frekuensi yang tidak terlalu sering serta memanfaatkan momen dan tempat yang menarik, seperti tertuang dalam pernyataan wawancara berikut : “ngepost yang baik-baik aja, terus nguploadnya juga gak sering-sering aja gitu” “ada sih, ya momen liburan itu, dan ketika berada di tempat yang layak dipertontonkan, pas di café, pas njajan gitu, tapi pas sama temen itu jarang sih soale kumpul sama temen paling pas kuliah aja sih, tapi kalo sama pacar sering, hehe” Selain itu, informan juga akan langsung mengunggah foto yang telah diambil, karena dia tidak bisa menahan untuk segera mengunggahnya. Informan juga

54

beranggapan untuk menjaga citra diri di media sosial dilakukan dengan mengunggah foto yang bagus dan dengan frekuensi tertentu dilakukan untuk untuk menghindari label alay, seperti terungkap dalam pernyataan berikut ini : “real time, hehe, pas momen bahagia gitu mas, terus pas keliatannya bagus itu aja sih, kalo latepost jarang, pokoke langsung update gitu lo, misal kalo hari ini aku kesini, tempate bagus aku foto ya langsung aku upload, gak usah nunggu satu atau dua hari, gak betah mas, hehe” “jaga image ya sangat penting mas, biar gak keliatan jelek di medsos dan mandangnya orang itu gak terlalu alay gitu, ngepost se yo seng apik-apik juga” Begitu pula ketika informan Z bertemu secara nyata dengan teman yang dikenal lewat media sosial untuk pertama kali dan menemukan bahwa penampilan yang ditampilkan oleh teman tersebut tidak sesuai dengan yang ditampilkan di media sosial, informan merasa malas untuk berinteraksi dengan orang tersebut setelahnya, hal ini terungkap dari pernyataan berikut ini : “pernah sih mas kejadian kaya gitu, ada temen yang udah kenal gitu minta ketemuan, cowok, di medsos itu ketok ganteng yo ketok e kepiye gitu lo mas, tapi pas ketemu ternyata kog biasa-biasa wae, gak koyo nek medsos, ngunu kuwi mandangku yo tetep ngajeni wongw iku mau mas biasa, ambi aku yo tak jagongi biasa, tapi suwe-suwe yo wegah juga BBm an ambi de’e, hahaha, aku yo ngunu, de’e nek aku yo ngunu, haha” 4). Strategy Cara yang digunakan oleh informan dalam menunjukkan dirinya di media sosial adalah dengan menonjolkan bagian wajah, hal ini ditunjukkan oleh pernyataan sebagai berikut :

55

“wajah sih, nek keseluruhan itu jarang, tergantung backround nya, nek selfie kuwi mesti seng tak tonjolke mesti wajah, hehe” “yo seluruh bagian wajah sih mas…..penting bar make-up, nek nggambleh yo penting kamerane cantik gitu” Informan juga sebisa mungkin menghindari foto seluruh tubuh karena informan merasa tidak percaya diri dengan tubuhnya yang kurus, hal ini ditunjukkan dari pernyataan wawancara berikut ini :

“ono seng nanggepi ngene” maleh gendut zah”…..he’ e gendut pipine tok ….ngaleh gendut, ngene, ngene, ngene……………gendut apane……aku biasanya kan nek foto kan juarang…nek foto keseluruhan mesti diilokke”zah-zah tambah cilik ae “ ngunu, tapi nek wajah e tok kan “ ketok lemu zah kuwe” nek foto wajah e tok...hehehe” 5). Power Resource Dalam berinteraksi dengan temannya di media sosial maupun dalam kelompok kelas, informan lebih banyak menjadi pemirsa, namun ketika suasana sedang cair, dia akan membaur, hal ini terungkap dari pernyataan berikut ini : “nek aku biasane di gawe bahan lelucon, nek secara umum ya pemirsa” “grup mbahas guyon, kecuali nek pas ada tugas, nek aku pas gak mudeng iku aku yo ikut serta, tapi nek grup lagi mbahas diskusi, mbahas nganu iku aku gak pernah ikut, lebih nek grup pas lagi nyeleneh kayak gitu loh mas, aku lagi ikut mbalesi, ngunu”

56

Skema Interpretasi Informan II

Informan II

Faktor yang membentuk selfpresentation (Tedeschi & Riess,1981) :  Symbolic Interaction menggunakan media sosial sebagai sarana untuk mencari ketenaran diantara yang lainnya dan memandang orang lain dengan datar atau biasa-biasa saja  Avoiding Blame and Gaining Credit langsung memblokir akun, grup, atau halaman yang menandainya dalam konten mereka serta cenderung tidak memperdulikan citra yang tercoreng karena hal negative  Self-Esteem Maintenance mengunggah konten yang menurutnya bagus dengan frekuensi yang tidak terlalu sering serta memanfaatkan momen dan tempat yang menarik  Strategi Menunjukkan diri dengan menonjolkan wajah dan menghindari foto seluruh tubuh karena informan merasa tidak percaya diri dengan tubuhnya yang kurus  Power Resource Lebih memilih menjadi pemirsa, kecuali ketika suasana telah mencair baru akan57 ikut melebur

3. Informan III a. Identitas Informan III Nama Inisial Informan

:N

Usia

: 16 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Alamat

:Daren, Jepara

b. Hasil Observasi Informan merupakan laki-laki bertubuh kurus dengan tinggi 155 cm dan berat 40 kg. penampilan sehari-hari informan adalah memakai kaos dan celana, seringkali juga ditambah jaket yang melingkupi tubuhnya, dan ketika berada dirumah, informan lebih sering memakai bawahan sarung. Informan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Bapak dan ibunya bekerja sebagai guru madrasah. Informan adalah orang yang sedikit pemalu ketika bertemu dengan orang baru, namun ketika sudah akrab dia termasuk orang yang ramah. Dalam proses wawancara informan terlihat sedikit kesulitan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan, namun dia tetap kooperatif dan mau menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan hingga selesai.

58

Kendala

yang

dihadapi

pada

waktu

wawancaraadalah

ketika

ada

pemberitahuan masuk kedalam gawai informan, informan tidak bisa mengabaikannya dan langsung melihat dan membalasnya, hal tersebut sedikit mengganggu fokus wawancara yang dilakukan. c. Hasil Wawancara Informan saat ini masih terdaftar di salah satu Madrasah Aliyah (MA) swasta di kudus. Untuk berangkat ke sekolah, informan naik motor dari rumah. Informan merupakan putra dari tokoh islam di desanya, keseharian informan lebih banyak dihabiskan di rumah selain di sekolah, namun terkadang informan juga terlihat keluar bersama teman-temannya. Dalam wawancara, informan mengatakan bahwa dirinya mulai menggunakan media sosial sewaktu masih bersekolah di tingkatan tsanawiyah, dia mulai sering mengikuti trending topics yang ada di media sosial sewaktu kelas IX tsanawiyah dan terus berlanjut sampai sekarang kelas XII. Adapun topik yang seringkali diikuti adalah tentang gim, terutama mobile legend, sebuah gim yang merangkap media sosial yang sedang booming, edit foto, membuat quote, meme, serta topik menarik lainnya. Informan mengakui selama ber media sosial dirinya seringkali mengabaikan tugas yang dibebankan kepadanya dirumah seperti mencuci piring setelah makan dan

59

membersihkan tempat tidur. Dia juga mengakui seringkali tugasnya kacau karena keseringan bermain media sosial. 1). Symbolic Interaction Dalam kehidupan sehari-hari, informan adalah orang yang pendiam, informan juga pengguna media sosial aktif, terutama whats app dan mobile legend, terutama dalam mobile legend yang memang berupa gim interaktif yang banyak memberikan reward, hal ini terungkap dari pernyataan berikut : “yo nek aku ki, wonge biasane meneng…..meneng tapi yoo, nek biasane update status kuwi nek WA, status…opo koyo, nek pamane aku……nek maen ML (Mobile Legend), nek menang mesti tak tudohno, soal e kan iku mendapatkan keuntungan tersendiri, soal e mengko teko ML kuwi mengko entuk masukan dewe, di ke’I opo….dike’I opo….ngniku terus sejak itu aku wes mulai update status tentang ML ben entuk gift skin, mbuh give away opoo ngunu” Informan juga tidak menyukai orang yang berlebihan (alay, lebay) dan orang yang terlalu mencurahkan isi hatinya di media social, hal ini diungkap dalam pernyataan berikut : “kata-kata ne ku terlalu lebay, terlalu berlebihan, terus foto-foto ne iku juga terlalu berlebihan, yooo….gak….terlalu alay ngniku lho mas,

60

conto huruf g diganti nomor songo (9) iku aku paling jijik ngetine, ngeniku biasaa aku weruh ngeniku” 2). Avoiding Blame and Gaining Credit Selama menggunakan media sosial, informan mengakui pernah mendapatkan pengalaman buruk seperti akun facebook miliknya dibajak dan ditandai dalam konten berbau pornografi. hal tersebut ditanggapi dengan membuat akun baru setelah itu, seperti yang diungkapkan dalam pernyataan berikut : “nek iku sih tauu….. aku nek di bajak kuwi……opo yo……facebook pernah dibajak, sampek iki ono akun facebook palsu, mulane pas dibajak kuwi aku langsung ganti akun, di bajak I …….ae, nek Instagram nek di tag seng ora nggenah…..iku pancen guyon ngunu lho, koyo konten-konten nggluweh………sekedar…..opo si…..berbau pornografi ancen pernah…” Dalam memberikan tanggapan atas perlakuan negative yang didapat, informan memberikan komentar berupa kata-makian yang disampaikan lewat status whats app, tidak disampaikan secara langsung kepada orang yang menandai atau memberikan pengalaman negatif : “aku biasane nyindir, nyindir “sopo sih seng rai ne koyo jancuk iki”, aku mesti misuh I, tak jancuk-jancukno, mesti tak ngonokke kabeh, nganti koncok ku titen, nek pas aku lagi ngunu de’e ngerti…..”eeeh,

61

paling kuwe ki nyindir wong”…….., he’ e ancen kog, kan kerep aku sih ncen nek di fitnah, nek di ngene-ngene, iku wes tau, langsung tak sindir lewat status WA, terus di komen “kuwe gene ?” 3). Self-esteem Maintenance Cara yang dipakai oleh informan dalam memelihara citra dirinya adalah dengan selalu memberikan klarifikasi jika ada yang mempertanyakan seputar konten yang di unggah di media sosial, seperti yang tercermin dalam pernyataan berikut : “yoooo aku gak…..gak…..nek aku di arani plin-plan he’e aku sitik-sitik elek sitik-sitik apik, yo iso dadi apik iso dadi elek, yo aku…aaa……est ngerti ngunu………nek aku gak iso nek apik terus utowo elek terus, yo encen apik-elek-apik-elek ngunu, aku Cuma nge’i klarifikasi, biasane aku nek ngawehi klarifikasi iku yoo, singkat, angger akuu……aku biasane di komen “kue kog nakal?”, “aku gak nakal, aku Cuma mengikuti zaman”, ngunu tok heeeee………simple ngunu tok” Dalam menjaga persepsi atas diri di media sosial, informan biasanya selalu mengingat-ingat siapa dia, siapa orang tuanya, dimana dia bersekolah, dan menjaga diri dari perkataan kotor sebagai sarana kontrol diri. Informan juga berpandangan sangat penting untuk menjaga citra diri meskipun di media social, hal ini diungkap oleh informan dalam pernyataan :

62

“nek aku…..nek jogo jenengku kuwi…..aku Cuma….opo yo………gak terlalu ……….misoh-misoh…..ngene lho, aku kuwi ngerti aku anak e sopo, aku jeh paham aku………opo jenenge…….aku sekolah neng ndi, nek aku misuh yo wajar, dolan-dolan yo wajar, yooo nek rak muleh yo wajar, ncen cah lanang, “kuwe anak e sopo tah kog ngene-ngene”, biasa sih, aku dak ngono si, langsung aku mbanding-mbandingno kancaku seng wes gus ngunu lho, iku ambi aku ce’es, tapi ambi aku mbandel e mbandel de’e, langsung tak banding-bandingno “kuwe rak ngerti sih gus ngene”……….de’e leh ngerti carane jogo jenenge bapak e nek endi-endi” “nek aku iku…….penting banget, aku menjaga image ku image keluargaku, image sekolahanku….dengan hal yang positif, nek maen ML kan wes wajar kan cah lanang, di komen “cah santri kog maen ne ML”, “lha gene? Opo salah e, ono larangan e po?” tak konokke, yo ijeh menjaga image santrine, aku dolanan ML iku nek sedurunge ngaji…….koyo kancaku, de’e dolanan ML tapi ngajine yo sregep” 4). Strategy Dalam membuat konten unggahan di media sosial, informan mengambil momen kegiatan serta pencapaian, dia ingin menunjukkan kepada teman-temannya lewat media sosial bahwa dia juga bisa, tidak hanya diisi dengan status kuker (kurang kerjaan), seperti dalam pernyataan berikut ini : 63

“ono…..yooo pas wayah iso jawab soal le guru, kuwi nek dunia nyata, nek neng dunia……dunia sosmed kuwi aku ki ……opo si………gak ono si, Cuma seng teko dunia nyata tak share n upload nek sosmed, pengin nunjukke nek temen-temen nek aku ki iso, orak sebatas nek aku kuker koyo ngene-ngene aku ijeh iso berfikir seng positif-positif seng tak share nek sosmed.” Reaksi dari diri dan teman-teman media sosial informan awalnya kaget dengan seringnya informan membuat ungghan di media sosialnya : “yoo…..pertama si heran….aku kan mbiyen iku jarang update status, hla malah saiki update, terus, lama-kelamaan dadi biasa sih…yo di konokke,……yoo ncen biasa kancaku, ogak sek koyo mbiyen, yoooo…..pertama aku ngepost pirang-pirang yo aku kaget, “kog nyepam terus”, “yo gak popo”, tak ngonokno, yoo sejak iku aku wes mulai rodo nyepam sitik-sitik” 5). Power Resource Seringkali informan menggunakan perannya sebagai inisiator dalam grup media sosial untuk turut memecahkan masalah yang sedang dibahas di dalam grup sekaligus sebagai penghibur supaya grup tidak sepi, hal ini diungkapkan oleh informan dalam pernyataan berikut :

64

“nek aku ikuu….nek ono masalah seng penting iku lagi tak share terus tak bahas nek grup, terus, koyo koncoku ngniku, share tugas utowo opo yo…pengumuman-pengumuman penting seng opo….penting bloko iku lagi tak bahas, nek ora yo pancen aku nggluweh biasane, ben opo yo…..grup iku ogak suwung” “nek…..nek aku nek grup iku……nek pamane wes suwung iku……mesti tak kawiti aku, pomone….angger tak gawe opo……pokok ke sekirane grup iku gak sepi…..aku seng ngawiti terus…” Hal ini berbeda dengan keadaan di dunia nyata dimana informan merupakan pribadi yang pendiam, hal ini tercermin dalam pernyataan berikut: “eee…nak dunia nyata aku gak terlalu…..gak….sering memulai percakapan, tapi nek pas wayah lagi do dolanan hape, do fokus e neng hape, lhah aku lagi mulai percakapan, lha biasane nek di cuekin, yo…langsung…aku langsung nganu sek……..langsung ngene “hee, nek di omongi ki disauti ngunu lho, kene ki orak musuhan lhoo, mosok dolanan hape dewe-dewe?”, nah terus hape ne dipateni, langsung njagong….”

65

Skema Interpretasi Informan III

Informan III

Faktor yang membentuk selfpresentation (Tedeschi & Riess,1981) :  Symbolic Interaction Di dunia nyata merupakan individu yang pasif, namun sangat aktif di media sosial sebagai orang yang sering ikut dalam percakapan  Avoiding Blame and Gaining Credit Mengganti akun ketika sudah dibajak atau ditandai dalam konten negatif serta membuat status yang menyindir orang yang menandai ataupun membajak.  Self-Esteem Maintenance Memberikan klarifikasi jikaada yang mempertanyakan konten yang diunggah  Strategi Mengunggah pencapaian ke media sosial supaya teman tahu bahwa dia juga bisa membuat prestasi, tidak hanya status kurang kerjaan  Power Resource menggunakan perannya sebagai inisiator dalam grup media sosial untuk turut memecahkan masalah yang sedang dibahas di dalam grup sekaligus sebagai penghibur supaya grup tidak sepi 66

D. Tabel Analisis Tema

Symbolic

Informan I

Informan II

Informan III

Menampilkan diri

menggunakan

secara berlebihan

media

sosial merupakan

dan menganggap

sebagai

sarana individu

teman serta orang

untuk

lain juga seperti

ketenaran diantara sangat

dirinya

yang lainnya dan media

Interaction

Di

dunia

nyata

yang

mencari pasif,

namun aktif

di

sosial

memandang orang sebagai orang yang lain dengan datar sering ikut dalam atau

biasa-biasa percakapan

saja

Memberikan Avoiding Blame and Gaining Credit

langsung

Mengganti

klarifikasi

ketika memblokir

hal

terjadi grup, atau halaman dibajak

atau

menutupinya yang menandainya ditandai

dalam

buruk

serta dengan

konten dalam

unggahan

positif mereka cenderung

67

akun, ketika

akun sudah

konten konten negatif dan serta membuat tidak yang

status menyindir

setelahnya

memperdulikan citra

orang

yang

yang menandai ataupun

tercoreng

karena membajak.

hal negative

Mengunggah

mengunggah

konten positif untuk konten

Memberikan yang klarifikasi jikaada

menjaga citra diri menurutnya bagus yang positif Self-esteem

di

media dengan

frekuensi mempertanyakan

sosial serta bersikap yang tidak terlalu konten

Maintenance tidak

peduli

atas sering

tanggapan negatif

yang

serta diunggah

memanfaatkan momen dan tempat yang menarik

Menampilkan

Menunjukkan

bagian tertentu dari dengan Strategy

wajah

pencapaian

yang menonjolkan wajah media

dibanggakan untuk dan memperoleh

diri Mengunggah ke sosial

menghindari supaya teman tahu

label foto seluruh tubuh bahwa dia juga bisa

68

berbeda dari yang karena lain atau istimewa

informan membuat prestasi,

merasa

tidak tidak hanya status

percaya diri dengan kurang kerjaan tubuhnya

yang

kurus

memanfaatkan

Lebih

bagian khas wajah menjadi yang

kecuali

dibanggakannya

suasana

sebagai

Power Resource

memilih menggunakan pemirsa, perannya

sebagai

ketika inisiator

dalam

telah grup media sosial

media mencair baru akan untuk

turut

untuk dapat dilihat ikut melebur

memecahkan

secara berbeda dari

masalah

yang

sedang dibahas di

(istimewa)

lain setiap

yang

dalam

ada kesempatan

grup

sekaligus

sebagai

penghibur

supaya

grup tidak sepi

69

Dari tabel analisis diatas, dapat diketahui adanya perbadaan pola dan peran yang ditampilkan oleh masing-masing informan dalam interaksinya di media sosial, informan I dan II cenderung menampilkan dirinya sebagai individu yang mencari perhatian dan pengakuan sedangkan informan III menampilkan dirinya sebagai orang yang ingin pendapatnya diterima diantara yang lain. Begitu pula dalam menyikapi hal negatif yang menimpa mereka, informan I menyikapinya dengan cara memberikan klarifikasi kepada teman-teman media sosialnya melalui status dan menutupinya dengan menggunakan unggahan positif sebagai pengalih. Informan II menyikapinya dengan cara memblokir akun, halaman, atau grup yang menandainya pada konten negative, sedangkan informan III langsung membuat akun baru kemudian membuat status sindiran terhadap akun yang melibatkannya kedalam hal negatif. Dalam menjaga keberhargaan diri, informan I dan II melakukannya dengan cara mengunggah konten yang bagus dan positif, sedangkan informan III melakukannya dengan cara memberikan klarifikasi setiap ada yang mempertanyakan konten yang diunggahnya. Strategi yang digunakan oleh masing-masing informan dalam usahanya untuk membentuk presentasi diri di media sosial juga berbeda-beda, informan I dan II melakukannya dengan cara seringkali menunjukkan ciri khas tertentu yang mereka banggakan, yakni wajah mereka, informan I membanggakan alis dan matanya

70

sedangkan informan II membanggakan wajahnya secara keseluruhan. Informan III melakukannya dengan cara mengunggah pencapaian yang diraihnya. Sumber daya untuk membentuk presentasi diri juga berbeda-beda antara ketiga informan, informan I memanfaatkan bagian tubuh yang dibanggkannya, yakni alis dan matanya, sedangkan informan II menggunakan momen saat situasi sedang cair, dan informan III memanfaatkan perannya sebagai inisiator dalam percakapan grup untuk memperkuat presentasi dirinya. E. Kredibilitas Penelitian Hasil kredibilitas data oleh informan (D, Z, N) meliputi hasil kroscek data penulis terhadap keluarga dan teman informan tentang informan saat sebelum dan sesudah mulai menggunakan dan kecanduan media sosial. 1. Hasil Kredibilitas Penelitian D Dari hasil wawancara dengan A, teman D di rumah, informan D sekarang jarang pergi keluar rumah, ketika libur kuliah tiba dan dia pulang dari kos, D lebih sering menghabiskan waktunya dirumah asyik dengan gawainya, D hanya keluar ketika ada hal-hal tertentu saja. Selain itu menurut A, hal-lain yang kemungkinan menyebabkan D jarang keluar adalah karena teman-teman sebayanya rata-rata sudah menikah atau bekerja. Hal ini berbeda ketika dulu D masih sekolah SMA dimana D lebih sering keluar bersama teman-temannya, dulu masih sering berkumpul meskipun dulu

71

juga D sudah mulai memegang gawai, namun pola nya tidak seperti sekarang yang seakan-akan tidak bisa lepas. 2. Hasil Kredibilitas Penelitian Z Dari hasil wawancara dengan S, teman kuliah Z yang juga komting kelas Z, informan Z pada waktu semester awal, meskipun waktu itu informan Z juga sudah mempunyai gawai, masih sering berinteraksi dengan yang lain, masih sering iku kumpul-kumpul bareng teman-teman, dalam perkuliahan juga tidak pernah terlambat dan selalu berhasil mengumpulkan tugas tepat waktu. Sekarang terdapat banyak perubahan pada informan Z, dimulai dari pola penggunaan gawai yang berefek kepada keseharian informan Z, menurut pengamatan S, sekarang informan Z seringkali telat mengikuti perkuliahan, tugas kuliah juga seringkali kacau, informan Z juga seringkali tidak fokus dalam perkuliahan dan asik sendiri dengan gawainya, tidak jarang pula dia membuat ungghan video keadaan kelas pada waktu perkualiahan masih berlangsung, hal ini tidak jarang membuat dosen memperingatkan dia atas kebiasaan tersebut, informan Z juga orang yang sangat bingung ketika kuota datanya habis, informan Z akan langsung meminta dikirimkan pulsa untuk kembali membeli kuota. Ketika meminta pulsa, informan Z juga menunjukkan perilaku yang menurut S, tidak seperti orang pada umumnya, dalam pernyataan S, setiap kali informan Z kehabisan pulsa seperti keadaan darurat, informan Z akan memberikan pesan beruntun dan missed call berulang-ulang supaya cepat dikirim pulsa. 72

3. Hasil Kredibilitas Penelitian N Dari hasil wawancara dengan I, teman dan sekaligus tetangga informan N, informan N sekarang lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah sepulang sekolah, informan hanya keluar jika ada keperluan. Pada waktu berkumpul di majelis mingguan pemuda pun, dia lebih sering sibuk dengan gawainya. Dulu pada waktu sebelum informan N mempunyai gawai, informan N lebih sering berinteraksi dengan teman-temannya, sepulang sekolah juga sering keluar untuk berkumpul dengan teman-teman, namun semenjak dia memegang gawai dan mulai tidak bisa lepas darinya, dia mulai jarang berkumpul dengan yang lain. F. Pembahasan Remaja merupakan individu yang sedang dalam periode perkembangan transisi dari masa anak-anak hingga masa dewasa awal, yang dimulai pada rentang usia kira-kira 10-12 tahun dan berakhir pada rentang usia 18-22 tahun. Dalam periode ini, perubahan terjadi sangat cepat, terutama jika dilihat dari perubahan tinggi dan berat badan yang berubah secara dramatis, perubahan bentuk tubuh dan perubahan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada pada perempuan dan kumis pada laki-laki (Santrock, Perkembangan Masa Hidup, 1995). Pada masa ini juga pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol, kemampuan berpikir logis, abstrak, dan idealistis yang semakin matang, serta

73

semakin banyak waktu diluangkan di luar keluarga (Santrock, Perkembangan Masa Hidup, 1995). Berkembangnya media sosial pada era sekarang telah membawa dimensi baru dalam diskursus mengenai ruang publik. Kini media sosial telah menjadi ruang publik baru dalam kehidupan manusia untuk saling bertukar informasi dan opini, pengguna media sosial dapat berkomunikasi dengan bebas antara satu dengan yang lain, bahkan dengan orang yang belum pernah ditemui sekalipun (Cela, 2015).. Menurut Yang dan Brown (2016) penggunaan media sosial pada dasarnya sama antara yang satu dengan yang lain, yakni sebagai sarana untuk menampilkan diri (self-pesentation) pada individu tentang kegiatan yang akan, sedang, maupun yang telah mereka lakukan. Presentasi diri merupakan proses dinamis yang terjadi dalam diri seseorang dalam interaksi intrapersonal maupun interpersonal, nilai positif, otentik, kejelasan, serta kedalaman dari self-presentation ditentukan oleh dukungan dari pemirsa (audience) yang selanjutnya akan turut berkontribusi pada tinggirendahnya self-esteem (keberhargaan diri) dari individu tersebut. Penelitian ini berhasil mengungkap faktor yang membentuk self-presentation dari Tedeschi dan Riess (1981) yakni symbolic interaction, avoiding blame and gaining credit, self-esteem maintenance, strategy, dan power resource. Symbolic interaction merupakan proses dimana Individu belajar untuk bermain peran dan menyandang identitas untuk yang berhubungan dengan peran mereka.

74

Melalui pengalaman sosial ini individu memberi label pada diri mereka, orang lain, perilaku yang muncul dalam konteks identitas, makna, serta definisi dari situasi. Ketiga informan memiliki perbedaan pola dan peran yang ditampilkan oleh masingmasing dalam interaksinya di media sosial. Informan I dan II cenderung menampilkan dirinya sebagai individu yang mencari perhatian dan pengakuan sedangkan informan III menampilkan dirinya sebagai orang yang ingin pendapatnya diterima diantara yang lain. Dalam proses interaksi, individu akan menyesuaikan perilakunya dengan orang lain meskipun dengan identitas yang menyimpang, hal ini akan menyebabkan tidak hanya bagaimana orang lain berperilaku terhadapnya, namun juga akan memaksa orang lain tersebut untuk menyesuaikan perilaku yang mendukung identitas yang menyimpang yang ditampilkan oleh individu (Tedeschi J. T., 1981) Salah satu alasan mengapa orang mempresentasikan diri dengan sebaik-baiknya adalah untuk menghindarkan label negatif yang berasal dari situasi sulit, individu akan memikirkan tentang mendapatkan kembali pengakuan untuk tindakan baik mereka(Tedeschi dan Riess, 1981). Ketiga informan mempunyai cara mereka sendiri dalam menyikapi situasi sulit atau hal negative yang menimpa mereka, informan I menyikapinya dengan cara memberikan klarifikasi kepada teman-teman media sosialnya melalui status dan menutupinya dengan menggunakan unggahan positif sebagai pengalih. Informan II menyikapinya dengan cara memblokir akun, halaman, atau grup yang menandainya pada konten negative, sedangkan informan III langsung

75

membuat akun baru kemudian membuat status sindiran terhadap akun yang melibatkannya kedalam hal negatif. Dalam menjaga keberhargaan diri, informan I dan II melakukannya dengan cara mengunggah konten yang bagus dan positif, sedangkan informan III melakukannya dengan cara memberikan klarifikasi setiap ada yang mempertanyakan konten yang diunggahnya. Tedeschi dan Riess (1981) menyatakan bahwa Untuk memelihara harga diri, seseorang akan mengurangi persepsi atas ketidaktepatan (unfavorability) konsekuensi negatif dari pengakuan atas hal yang dipertanggungjawabkan, sedangkan untuk konsekuensi positif, mereka berusaha untuk meningkatkan persepsi atas kredit/pengakuan yang mereka dapatkan kepada orang lain. Strategi yang digunakan oleh masing-masing informan dalam usahanya untuk membentuk presentasi diri di media sosial juga berbeda-beda, informan I dan II melakukannya dengan cara seringkali menunjukkan ciri khas tertentu yang mereka banggakan, yakni wajah mereka, informan I membanggakan alis dan matanya sedangkan informan II membanggakan wajahnya secara keseluruhan. Informan III melakukannya dengan cara mengunggah pencapaian yang diraihnya.Meskipun pola dari strategi yang ditunjukkan oleh informan berbeda-beda, namun pola tersebut dapat digolongkan kepada jenis strategi promosi diri (self-promotion) yakni berusaha terlihat kompeten dengan menggembar-gemborkan kemampuan dan pencapaian pribadi.

76

Sumber daya untuk membentuk presentasi diri juga berbeda-beda antara ketiga informan, informan I memanfaatkan bagian tubuh yang dibanggkannya, yakni alis dan matanya, sedangkan informan II menggunakan momen saat situasi sedang cair, dan informan III memanfaatkan perannya sebagai inisiator dalam percakapan grup untuk memperkuat presentasi dirinya. Terry dkk. (2007) mengelompokkan jenis sumber daya kepada tiga kategori, yakni verbal, non verbal, dan props.Informan I dan II lebih sering menggunakan sumber non verbaldalam menampilkan dirinya, yakni melalui bagian tubuh tertentu, sedangkan informan III menggunakan sumber verbal karena sering kali menginisiasi percakapan dalam grup media sosial.

77

BAB V PENUTUP A. Simpulan Self-presentation merupakan usaha individu dalam menampilkan dirinya supaya dapat diterima oleh lingkungan sekitar dengan strategi yang dilakukan dengan sadar maupun tidak sadar. Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian terhadap remaja pengguna sosial media, dapat disimpulkan bahwa pengaruh utama remaja yang lebih nyaman dalam menampilkan dirinya di media sosial adalah penghargaan yang diterima oleh masing-masing informan dalam kegiatan berinteraksi di media sosial daripada berinteraksi secara nyata. Ketiga informan menggunakan caranya masing-masing dalam menampilkan diri mereka di media sosial, mulai dari menampilkan bagian wajah tertentu yang dibanggakan, hingga mengunggah katakata bijak. Selain itu, ketiga informan juga sangat senang ketika konten yang mereka unggah mendapatkan tanggapan positif dari teman media sosial masing-masing, ketiganya merasa peran mereka di media sosial lebih terlihat daripada ketika berinteraksi dalam kehidupan yang nyata.

78

B. Saran 1. Bagi informan - Sering berkumpul dan berinteraksi langsung dengan teman sekitar - Memperbanyak mengikuti kegiatan di luar rumah bersama teman-teman 2. Bagi orang tua -

Menyediakan waktu untuk berkumpul dan berinteraksi bersama anak

-

Memberikan tugas wajib harian kepada anak untuk dilakukan supaya tidak terusterusan berada di dunia maya

3. Bagi Peneliti Bagi peneliti lain supaya mempertimbangkan kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini yakni keterbatasan penulis dalam mengungkap seluruh faktor pembentuk selfpresentation pada remaja pengguna media sosial serta mendiskripsikan hasil penelitian agar lebih sempurna

.

79

Daftar Puataka Arkin, R. M. (1981). Self-Presentational Styles. In J. T. Tedeschi, Impression MAnagement Theory and Social Psychological Research (pp. 311-333). New York: Academic Press. Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia. (2016). Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet di Indonesia. Jakarta: APJII. Atrill, A. (2015). The Manipulation of Online Self-Presentation. Houndmills, England: Palgrave Macmillan. Barnes, S. B. (2008). Understanding Social Media From The Media Ecological Perspective. In E. A. Konijin, S. Utz, & S. B. BArnes, Mediated Interpersonal Communication (pp. 14-33). New York: Routledge. Beard, K., & Wolf, E. (2001). Modification in the proposed diagnostic criteria for internet addiction. Cyberpsychology Behavior , 377-383. Bolino, M. C., Kacmar, M. K., Turnley, W. H., & Gilstrap, B. J. (2008). A Multi-Level of Impression Management Motives and Behaviors. Journal of Management , 34 (6), 10801190. Brandtzaeg, P. B., & Heim, J. (2009). Why People Use Social NEtworking Sites. International Conference on Online Communities and Social Computing (pp. 143-152). Springer Link. Cela, E. (2015). Social Media As New Form of Public Sphere. european Journal of Social Sciences Education and Research , 195-197. Du Brin, A. J. (2011). Impression Management In The Workplace: Research, Theory, And Practice. New York and London: Routledge. Edward, F. (2017). An Investigation of Attention-Seeking Behavior Trough Social Media Post Framing. Athens Journal of Mass Media and Communication , 25-44. Elkind, D. (1967). Egocentrism in Adolescence. Child Development , 38 (4), 1025-1034. Ellison, N., Heino, R., & Gibbs, J. (2006). Managing Impression Online: Self-Presentation Process in the Online Dating Environtment. Journal of Computer-Mediated Communication , 415-441. Goffman, E. (1956). Self-Presentation in Everyday Life. Edinburgh, Scotland, UK: Social Science Research Centre of Edinburgh University. Gonzalez, A. L., & Hancock, J. T. (2011). Mirror,Mirror on my Facebook Wall: Effect of Exposure to Facebook on Self-Esteem. CyberPsychology, Behavior, and Social Networking , XIV (1), 79-83.

80

Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba humanika. Herring, S. C., & Kapidzic, S. (2015). Teens, Gender, and Self-Presentation in Social Media. In J. D. Wright, International encyclopedia of social and behavioral sciences 2nd. Oxford: Elsevier. Herring, S. C., & Kapidzic, S. (2015). Teens, Gender, and Self-Presentation in Social Media. In J. D. Wright, International Encyclopedia of Social and Behavioral Sciences. Oxford: Elsevier. Huang, H. (2014). Social Media Generation in Urban China : A Study of Social MEdia Use and Addiction Among Adolescents. Berlin: Springer-Verlag Berlin Heidelberg. Huang, H., & Leung, L. (2009). Instant Messaging Addiction Among Teenagers In China: Shyness, Alleniation, and Academic Performance Decrement. Cyber Psychology & Behavior , 675-679. Kaplan, A. M., & Haenlein, M. (2010). Users of The Worlds, Unite! The Challenges and Opportunities of Social Media. Business Horizons , 59-68. Karaiskos, D., Tzavellas, E., Balta, G., & Paparrigopulos, T. (2010). Social Network Addiction : A New Clinical Dissorder. European Psychiatry . Kim, J., & Dindia, K. (2011). Online Self-disclosure: A Review of Research. In K. B. Wright, & L. M. Web, Computer Mediated Comunication in Personal Relationships (pp. 156-180). New York: Peter Lang Publishing. Kramer, N. C., & Winter, S. (2008). Impression Management 2.0. The Relationship of Selfesteem, Extraversion, Self-efficacy, and Self-Presentation Within Social Network Sites. Journal of Media Psychology , 3 (20), 106-116. Kraut, R., Lundmark, V., Patterson, M., Kiesler, S., Mukhopadhyay, T., & Scherlis, W. (1998). Internet Paradox : A social technology that reduces social involvement and psychologycal well-being. American Psychologist , 53 (9), 1017-1031. Kuhn, D. (1993). Missing Link in the Education Equation. Biennial Conference Society for Research in Child Development. New Orleans. Leary, M. R. (1995). Self-Presentation, Impression Management and Interpersonal Behaviour. Madison, Wisconsin: Brown and Bencmark. Leary, M. R., & Kowalsky, R. M. (1990). Impression MAnagement: A Literature Review and Two Component model. Psychological Bulletin , 34-47. Lemon, J. (2002). Can we Call Behavior Addictive? Clinical Psychologist (6), 44-49.

81

Lenhart, A. (2012). Teens and Video. Pew Internet and American Life Project. Retrieved 09 23, 2017, from Pewinternet.org: http://pewinternet.org/report/2012/Teens-and-onlinevideo/Findings.aspx?view=all Liang, N. J. (2006). The Assessment and Intervention of Adolescent' Internet Addiction. In S. Y. (Ed.), The Internet Addiction Among Youth and The Interventions (pp. 43-55). Shanghai: East China UNiversity of Science and Technology Press. Mazali, T. (2011). Social Media as a New Public Sphere. LEONARDO , 290-291. Mehdizadeh, S. (2010). Self-Presentation 2.0: Narcissism and Self-Esteem on Facebook. CyberPsychology, Behavior, and Social Networking , 357-364. Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif. (R. R. Tjejep, Trans.) Depok: Universitas Indonesia. Mishra, A. (2017). Perception About Parents and Self-Presentation as Predictor of INternet Addiction. International Journal of Indian Psychology , IV (4), 25-40. Moleong, J. L. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Rosda Karya. Nadkami, A., & Hofmann, S. G. (2012). Why do people use facebook. Personality and individual differences , 243-249. Nicholas, L., & Nicky, R. (2004). Development of a Psychometrically sound internet addiction scale: a preliminary step. Psychology Addict Behavior , 381-384. O'Keffe, G. S., & Clark-Pearson, C. (2011). The Impact of Social Media on Children, Adolescents, and Families. Pediatrics , 800-804. Pantic, I. (2014). Online Social Networking and Mental Health. CyberPsychology, Behavior, and Social Networks , 652-657. Patchin, J., & Hinduja, S. (2010). Trends in Social Networking: Adolescence Use of MySpace Over Time. New Media & Society , 179-196. Purwandari, E. K. (1998). Pendekatan Kualitatif Untuk Perilaku Manusia. Depok: LPS3 UI. Rahayu, I. T., & Ardani, T. A. (2004). Observasi dan Wawancara. Malang: Bayumedia Publishing. Santrock, J. W. (1995). Perkembangan Masa Hidup (Vol. I). Surabaya, Indonesia: Erlangga. Santrock, J. W. (1995). Perkembangan Masa Hidup (Vol. II). Surabaya, Jawa Timur, Indonesia: Erlangga. Schultz, W. (2002). Getting Formal With Dopamine and Reward. Neuron , 241-263.

82

Selfhout, M., Branje, S., Delsing, M., Terbogt, T., & Meew, W. (2009). Different Types of Internet Use, Depression, and Social Anxiety : The Role of Frienship Quality. Journal Adolescent , 4, 819-833. Tao, R., Ying, L., Yue, X., & Hao, X. (2007). Internet Addiction : Exploration and Interventions. Shanghai, China: Century Publishing Group. Tedeschi, J. T. (1981). Impression Management Theory and Social Psychological Research. Albany, New York, USA: Academic Press. Tedeschi, J. T. (1981). Impression Mangement: Theory and Social Psychological Research. New York: Academic Press. Terry, M., Sweeny, K., & Shepperd, J. A. (2007). Self-Presentation. In R. F. Baumeister, & K. D. Vohs, Encyclopedia of Social Psychology (pp. 835-838). Thousand Oaks, California: SAGE Publication, inc. Thelwall, M. (2008). Fak Yea I Swear: Cursing and Gender in MySpace. Corpora , 83-107. Ting, H. (2015). Beliefs about the Use of Instagram: An Exploratory Study. International Journal of Business and Innovation , 15-31. Valkenburg, P. M., Schouten, A. P., & Peter, J. (2005). Adolescent Identity experiments on The Internet. New Media & Society , 383-402. Vohs, D. K., Baumeister, F. R., & Ciarocco, J. N. (2005). Self-Regulation and Self-Presentation: Regulatory Resource Depletion Impairs Impression Management and Effortful SelfPresentation Depletes Regulatory Resources. Journal of Personality and Social Psychology , 632-657. Whiteman, H. (2014). Medical News Today. Retrieved from Medical News Today: http://www.medicalnewstoday.com/articles/275361.php Wright, M. R. (1989). Body image satisfaction in adolescent girls and boy. journal of youth and adolescent , 71-84. Yang, C.-c., & Brown, B. B. (2016). Online Self-Presentation on Facebook and Self Development During the College Transition. Journal Youth Adolescence , 402-416. Yang, C.-c., & Brown, B. B. (2016). Online Self-Presentation on Facebook And Self Development During The College Transition. Youth Adolescence , 402-416. Young, K. S. (1998). Internet Addiction : The emergence of a new Clinical Dissorder. Cyber Psychology & Behavior (1), 237-244. Yuen, C. N., & Lavin, M. J. (2004). Internet Dependence In The Collegiate Population: The Role of Shyness. Cyber Psychology & Behavior , VII (4), 379-383.

83

Zhao, S., Grasmuck, S., & Martin, J. (2008). Identity Construction on Facebook : Digital Empowerment in Anchored Relationship. Computers in Human Behavior , 1816-1836.

84

LAMPIRAN

85

PANDUAN WAWANCARA

86

Guide Faktor Yang Membentuk Self-Presentation Faktor dalam SelfPresentation Tedeschi dan Riess (1981) Symbolic Interaction

Definisi Konsep (pendapat ahli)

Definisi konteks (operasional )

Menganalisa hal-hal yang membentuk Self-Presentation pada remaja pengguna media sosial

Pelabelan oleh individu terhadap diri mereka, orang lain disekitar mereka, perilaku yang muncul, makna, serta definisi dari situasi

Pemikiran 1. individu 2. terhadap 3. dirinya 4. sendiri serta5. lingkungan 6. disekitarnya. 7. 8. 9. 10.

Seperti apa anda memandang diri anda di media sosial? Seberapa penting media sosial bagi diri anda? Bagaimana anda memandang teman media sosial anda? Bagaimana anda memandang orang lain di media sosial? Mengapa anda menganggap mereka seperti itu? Apakah konten yang anda unggah di media sosial telah mewakili diri anda? Seperti apa anda berhubungan dengan teman media sosial anda? Pada momen seperti apa anda mengunggah sesuatu di akun media sosial anda? Bagaimana anda menjelaskan konten yang anda unggah di media sosial anda? Apakah konten yang anda unggah dipengaruhi oleh momen, perasaan, suasana hati, atau pemikiran yang anda rasakan ?

Avoiding Blame and Gaining Kredit

Menghindari label negative dari situasi yang sulit serta usaha untuk mendapatkan pengakuan.

Menjaga 1. citra diri dari hal-hal2. yang dapat 3. merusaknya. 4. 5. 6. 7. 8.

Pernahkah anda mendapatkan perlakuan negative selama anda menggunakan media sosial, seperti di bajak, di tandai dalam ungghan yang menurut anda tidak baik dsb ? Apa yang anda lakukan ketika anda mengalami perlakuan seperti itu ? Bagaimana anda memberikan klarifikasi atau pembenahan terhadap perlakuan negative tersebut? Ketika anda sendiri melakukan kesalahan dalam mengunggah konten, apa yang anda lakukan? Mengapa anda melakukan hal tersebut? Apa dampak yang anda terima ketika teman media sosial anda mengetahui ungghan negative anda? Bagaimana mereka menanggapinya? Apa yang anda lakukan untuk mendapatkan kembali pandangan positif dari teman media sosial anda? 9. Seberapa efektif cara tersebut?

87

10. Bagaimana anda mengantisipasi perlakuan negetif tersebut untuk selanjutnya? Self-Esteem Maintenance

Untuk memelihara marwah diri serta mengurangi persepsi atas ketidaktepatan konsekuensi negative yang di dapatkan.

Usaha untuk1. menjaga 2. harga diri 3. dari persepsi 4. yang buruk 5. terhadap 6. individu. 7. 8. 9. 10.

Strategi

Taktik yang digunakan untuk menegakkan power serta pengaruh kepada orang lain

Cara yang 1. dipakai 2. dalam 3. mempresent asikan diri 4. untuk 5. membangun6. identitas 7. atau ciri 8. khas tertentu 9. dari 10. individu.

Apa yang anda lakukan untuk menjaga persepsi orang lain atas diri anda di media sosial? Adakah momen tertentu untuk menunjukkan diri anda? Kapan anda mengunggah momen tersebut? Mengapa anda memilih momen tersebut? Seberapa pentingkah menjaga persepsi diri dalam media sosial? Bagaimana seandainya jika teman media sosial anda bertemu dengan anda di dunia nyata dan menemukan bahwa apa yang anda tampilkan di media sosial berbeda dengan tampilan anda di dunia nyata? Menurut anda, seberapa pentingkah citra diri di media sosial ? Bagaimana anda mempertahankan citra diri yang anda bangun di media sosial? Mengapa anda menganggap citra diri anda sedemikian itu? Bagaimana sikap anda ketika ada hal buruk terjadi yang bisa mengancam citra diri anda di media sosial? Apa saja cara yang anda gunakan untuk menunjukkan diri anda di media sosial? Bagaimana anda melancarkan cara tersebut? Seberapa besar dampak dari cara yang anda gunakan untuk membentuk citra diri anda di media sosial? Bagaimana tanggapan dari teman media sosial anda terhadap anda setelah itu? Apakah anda memiliki ciri khas tertentu pada diri anda yang anda tampilkan di media sosial? Apakah ke-khas-an tersebut selalu anda sertakan setiap kali membuat ungghan di media sosial? Bagaimana tanggapan dari teman media sosial anda tentang ke-khas-an anda tersebut? Mengapa anda menunjukkan ciri khas tersebut di media sosial anda? Kapan saja ciri khas tersebut anda tunjukkan? Seberapa besar pengaruh dar ciri khas yang anda tunjukkan terhadap perlakuan teman media sosial terhadap anda ?

88

11. Apa umpan balik yang anda dapatkan dengan menunjukkan ciri khas anda? 12. Dimana saja anda menggunakan dan menunjukkan cara dan ciri dari diri anda? Power Resource

Menggunakan sumber daya diri yang berasal dari pengaruh sosial yang terdiri dari sifat ahli, terpercaya, sifat kuasa, serta sifat menarik.

Mengerahka 1. n sumber 2. daya diri 3. sendiri 4. untuk 5. memperkuat6. presentasi diri. 7.

Bagaimana posisi anda diantara teman-teman media sosial anda? Apakah posisi tersebut berpengaruh terhadap cara teman-teman media sosial anda memandang anda? Seberapa besar pengeruh tersebut? Kapan anda menggunakan pengaruh yang anda miliki untuk menunjukkan diri anda di media sosial? Bagaimana anda menggunakan pengaruh tersebut untuk membangun citra diri anda di media sosial? Seberapa sering anda menggunakan pengaruh yang anda miliki untuk mendapatkan perhatian dari teman media sosial anda? Apakah pengaruh tersebut juga anda gunakan pada saat berbincang dengan teman anda secara langsung? 8. Bagaimana tanggapan teman anda terhadap cara anda menegakkan pengeruh dengan menggunakan pengaruh yang anda miliki? 9. Kepada siapa saja anda menunjukkan diri melalui pengaruh yang anda miliki? 10. Dimana saja anda menggunakan pengaruh tersebut?

89

TRANSKRIP WAWANCARA

90

Transkrip I Informan D

Peneliti : selamat sore mbak dian Narasumber : selamat sore mas Peneliti : oke, mbak dian, akum au tanya-tanya nih mbak, seperti apa sih mbak dian memandang dirinya mbak dian di media sosial Narasumber : memandang diri sendiri di media sosial? Jujur nih? Peneliti : iya Narasumber : alay Peneliti : se alay apasih? Narasumber : se… dikit-dikit ya bukan apa sih lebih ke kaya Instagram, instastory, dikit-dikit main instastory lagi, lagi masak missal, di foto dimasukin insta stori, terus lagi ngapain , lagi pergi kemana lagi sama siapa di instastori in, sering banget seperti itu. Peneliti : eemh….jadi ke alayannya sampai segitunya ya Narasumber : kalau aku sih ya lumayan ya tapi jarang, lebih ke sehari-hari tuh story, jadi kadang sehari bisa lima sampai enam story, itu baru di Instagram, belum lagi di whatsapp Peneliti : waaw Narasumber : lumayan Peneliti : terus, seberapa penting media sosial bagi diri anda? Narasumber : penting banget, eee, apa ya, media sosial itu wadah kea lay an tadi, jadi missal, eee, apa ya, kaya pengin menunjukkan ekspresi diri gitu lo, aku tuh seperti ini 91

ini ini, pengin tak tunjukin ke orang-orang, terus kalo aku juga upload, akusih juga pilih-pilih tetep, ya itu, semacam sebagai eksistensi diri gitu lho Peneliti : oowh, untuk menunjukkan eksistensi diri ya Narasumber : yes Peneliti : bagaimana anda memandang teman media sosial anda? Narasumber : sama, hihiiihihihi,alay juga Peneliti : sama ya Narasumber : iya aku mikirnya juga eee sebagian dari temen-temenku malah kadang ada yang gak terlalu nyampek bikin stori lima enam kali, paling sekali dua kali, tapi itu inten nya kan tiap hari, jadi ya sama ya menurutku mereka. Peneliti : sama ya Narasumber : iya Peneliti :oke, bagaimana anda memandang orang lain di media sosial Narasumber : orang lain Peneliti : iya orang lain yang bukan teman anda, ya orang lain yang muncul di explore, atau beranda facebook Narasumber : kebanyakan kalau Instagram di eksplore kan semacam hijabers, yang hits-hits seperti itu, saiki model le apa ya, banyak yang lebih ke beauty vibe, yang di apa sih, yang di tonjolin kan beautynya lah gampangannya, itu, kadang juga miri waw, ya memang beneran cantic, ya semacam itu Peneliti : terus bagaimana pandangan anda, penilaian anda terhadap orang tersebut Narasumber : ya mereka terlalu percaya diri sih menurutku Peneliti : terlalu percaya diri? 92

Narasumber : he’eh, kenapa terlalu percaya diri? Karena mereka juga upload nya juga terlalu sering, banyak sekali, kaya mereka pengin menonjolkan diri, eem, aku tuh cantic, aku tuh gini-gini gitu, jadi aku merasa mereka juga terlalu percaya diri gitu Peneliti : eem, okee, terus mengapa anda menganggap orang lain tuh seperti itu? Alasannya apa? Narasumber : alasannya, karena ya itu, kalo missal nih di explore si A, aku liat si A tak stalking, tak liatin instagramnya, itu kebanyakan mereka nguploadnya dalam satu hari bisa sampai empat-lima foto, dan itu lumayan apa ya? berlebihan lah menurutku kalau sehari sampai seperti itu, jadi kalau terlalu sering upload diri juga kan kaya semacam ke pede an gitu lo mas, nujukin kalo terlalu percaya diri juga menurutku. Peneliti : oo, oke-oke, jadi karena mereka meng upload konten ya, gak stori ya, yang konten sampai empat-lima,jadi mereka terlalu percaya diri gitu? Narasumber : menurutku seperti itu Peneliti : terus dalam mengunggah konten di medsos, apakah konten yang anda sering unggah di medsos itu baik konten di stori, story kan Cuma platformnya kan, apakah konten itu telah mewakili diri anda selama ini? Narasumber : yaaa, aaaa, 80% ya, bukan seratus persen Peneliti :terus yang 20%? Narasumber : yang 20% ya Cuma iseng-iseng aja Peneliti : oke-oke, terus, seperti apa sih anda berhubungan dengan teman media sosial anda? Narasumber : eee, lebih ke….., sebenernya…, kalo main sosmed itu kalo ada komen gak pernah tak tanggepin, terutama di facebook, facebook kan, apa ya, lebihbanyak teman di facebook kan daripada di Instagram kan, jadikalau mereka temen gak ada

93

yang tak tanggepin, meskipun udah kenal personal itu gak pernah tak tanggepin, gak pernah tak bales komennya gitu. Peneliti : terus selain itu? Selain gak pernah komen? Narasumber : selain gak pernah komen……..nge like foto sering, ngomen punya orang jarang, lebih ke…, gak pernah lah, tapi kalo ada yang komen bales juga gak pernah, jarang banget, jadi hanya upload Peneliti : jadi gak peduli dengan tanggapan? Narasumber : gak, bodo amat Peneliti : terus….pada momen seperti apa anda mengunggah konten atau di akun media sosial anda? Narasumber : apa ya?? Gak tentu sih, tapi kadang kalo missal, adaaa, missal kaya kemarin aku ada uts tapi harus pake outfit yang kantoran, pasti kan foto-foto itu, terus ketika aku pergi ke suatu tempat, foto hunting, itu tak upload, kalo sehari-hari jarang, terus kalo ada event-event tertentu Peneliti : jadi kalo sehari-hari lebih ke story ya, story kan juga konten Narasumber : sering sih, lebih ke kegiatan sehari-hari, kaya missal aku lagi nonton tv tak story in, lagi dengerin lagu, aku story, lagi pergi, missal Cuma kea da beli parfum juga ku story, lagi masak di dapur juga sering aku story Peneliti : its ok, jadi lebih menunjukkan kepada kegiatan pribadi anda yaa Narasumber : tapi untuk upload foto itu tertentu Peneliti : terus… bagaimana anda menjelaskan konten yang anda unggah di media sosial anda? Seperti memberi keterangan, caption Narasumber : lebih ke kata-kata bijak, sering juga lirik lagu, tapi yang mewakili isi hati, tapi lebih sering juga ke kata-kata bijak sih.

94

Peneliti : terus selain itu apa lagi? Narasumber : lebih ke….kadang missal lagi sebel sama sesuatu, terus tak ungkapin ke caption, lewat foto, meskipun fotonya gak nyambung denga isi hati, seperti itu, tapi lebih ke, kalau Bahasa sekarang tuh “kode”, yang mewakili isi hati tapi gak nunjukin 100% aku seperti itu, you know what I mean? Peneliti : iya…iya…..terus apakah konten yang anda unggah dipengaruhi oleh momen, suasana, isi hati, yang sedang anda rasakan? Narasumber : yes…absolutely yes Peneliti : pernahkah anda mendapatkan perlakuan negative selama menggunakan media sosial, seperti dibajak, ditandai dalam unggahan yang menurut anda itu tidak baik Narasumber : sering, terutama di facebook, terus kaya gambar-gambar aneh, gambargambar negative lah, sering di tag, facebook aku sudah tiga kali dibajak, terus kadang orang yang nginbox aneh-aneh inboxnya, kaya ya…..ada yang ngajak kenalan, seringkali juga inbox yang aneh-aneh mas, sering kadang ngirimi gambar-gambar aneh, tapi yang sering ngirimi seperti itu malah orang-orang dari luar negeri malah, yang aku sama sekali gak kenal, dan foto profil mereka tuh rata-rata bukan foto asli, sering juga aku dibilang sombong, di inbox “ dasar sombong, di komen gak mau bales” Peneliti : terus ketika sudah terjadi seperti itu apa yang anda lakukan ketika anda mengalami perlakuan seperti itu? Narasumber : kalo ditandai, biasanya tagnya langsung aku hapus, kalo inbox, kadang ada yang tak bales “bodo amat”, kadanga juga tak biarin, sering juga inboxnya aku langsung hapus, karena…..i mean gak penting Peneliti : worthless ya……

95

Narasumber : yes……hehehe Peneliti : selanjutnya bagaimana anda memberikan klarifikasi atau pembenahan terhadap perlakuan negative tersebut? Narasumber : pernah nih, facebook ku kan di bajak, terus upload foto yang tak senonoh lah, terus habis itu banyak inbox, terus ada temen yang udah kenal itu ngubungi lewat whatsapp, yank ok facebook mu…, kamu ngunggah gambar aneh, itu kamu apa nggak, itu langsung aku cek, aku ganti password, lalu aku nulis status “ maaf tadi facebook lagi di bajak” Peneliti : terus, ketika anda sendiri melakukan kesalahan dalam mengunggah konten, apa yang anda lakukan? Narasumber : kesalahan yang seperti apa nih? Peneliti : kesalahan, contoh kamu itu uploadnya iseng, tapi setelah dipikir-pikir itu, “ojo deh” Narasumber : eheee……sering, langsung aku hapus biasanya Peneliti : kalau udah ada yang komen gimana? Narasumber : yaa, udah, komennya kan jadi ikut kehapus, jadi gak usah di klarifikasi lagi Peneliti : mengapa anda melakukan hal tersebut? Kok di hapus? Kog gak bodo amat seperti tadi? hehehe Narasumber : karena…. Apa ya, aku penginnya media sosialku itu isinya yang bagusbagus, gak ada yang aneh-aneh, biar keliatan perfect Peneliti : oowh gitu…oke-oke, apa dampak yang anda terima ketika teman media sosial anda mengetahui unggahan negative tadi? Seperti di tag negative, lagi upload iseng yang kemudian dihapus tadi…

96

Narasumber : itu…..aaa…..paling kalau missal yang tag aneh-aneh itu biasanya langsung di inbox, itu gambarmu, kog ditandai kaya gitu, coba di dilihatin, itu kadang langsung di inbox facebook, tapi kadang juga melalui media sosial lain, paling dikasih tau “yan itu fb mu kog gitu?” langsung aku cek, kalo misalnya aneh langsung aku hapus. Peneliti : bagaimana mereka menanggapinya? Mereka bertanya-tanya? Atau mungkin ditertawakan? Narasumber : kalo menertawakan sih ndak mas, mereka seringnya mengingatkan, “itu lo ada yang aneh coba di cek, media sosial kan sama aja bawa namamu, kalo jelek kan kamu juga ikutan jelek”. Seperti itu Peneliti : terus apa sih yang anda lakukan untuk mendapatkan pandangan positif dari teman media sosial anda setelah kejadian negative tersebut? Narasumber : ee….apa ya, paling upload lagi, kaya nutupin yang tadi, semacam pengalihan isu gitu mas, hehehe, upload yang bagus-bagus lagi, upload quotes, update status kata bijak, diisi yang positif-positif, tadi kan negative sih, mikirnya dikira aku, terus akhirnya tak ganti pengalihanisu yang baik-baik aja Peneliti : seberapa efektif cara tersebut? Narasumber : sangat efektif, yaa, kadang mereka komen yang positif, terus unggahan yang sebelumnya nggak di bahas lagi, udah, ilang gitu aja, gak pernah di ungkitungkit lagi. Peneliti : emh, berarti mereka juga sadar ya… terus bagaimana anda mengantisipasi supaya gak di tag lagi seperti itu Narasumber : apa ya? …..lebih ke tak biarin aja sih mas, jadi kalo missal ada yang nge tag lagi langsung tak hapus, gitu aja, gak pernah aku klarifikasi semacam bikin status “gak usah bikin status yang aneh-aneh kenapa”, tak biarin aja

97

Peneliti : gak pernah di inbox atau di DM gitu Narasumber : yaaa, paling yang habis ngetag tadi langsung tak blokir, gitu aja Peneliti : apa yang anda lakukan untuk menjaga persepsi orang lain atas diri anda di media sosial, jadi bagaimana dian menjaga supaya tetap dianggap dian di medsos? Narasumber : itu? Eee….apa ya……. Sering upload, intinya kalo upload tuh yang baik-baik aja, terus kalo sering upload sih ndag, ya bolak-balik ya itu di story tadi, yang pasti kalo mereka mikirnya “oh…ini dian” pokoknya intinya aku upload yang bagus-bagus aja Peneliti : eemmh, hanya yang bagus-bagus saja ya….. Narasumber : ya kadang kaya semacam galau, bisa lagi gak enak hati atau gimana, tapi yang galu itu ndag secara langsung………..gak secara ngungkapin apa yang tak rasain A, tapi lebih tak bulet-buletin, semacam tak peribahasain gitu Peneliti : bulet-buletin gimana mbak…..hehe Narasumber : eeemmmmmmhhhhh……….kaya kemarin ya mas, aku kan merasa salah ambil judul skripsi, tapi aku nekat, terus itu kata-kata…..kan sebel sih aku mas, terus tak ungkapin dimedia sosial tapi lebih kata-kata bukan “aku salah ambil judul skripsi” gitu….. tapi lebih ke kata-kata gini ” semacam gak bisa berenang tapi nekat nyemplung”…..apa yaaa, semacam kode gitu lah, jadi gak aku buat terus terang, jadi gak ada yang tau sebenarnya aku tuh kenapa…..kenapa nekat nyemplung, ada apa dengan berenang, kan gak ada yang tahu dibalik itu Peneliti : ada yang menanyakan nggak kalo kayak gitu? Narasumber : yaaah……tapi mereka rata-rata ngiranya itu yang tak alamin ya itu, aku emang gak bisa renang tapi masuk ke kolam renang….hehe…..tapi ada beberapa yang nanya “kenapa dian?” Peneliti : terus….adakah momen tertentu untuk menunjukkan diri anda? 98

Narasumber : momen tertentu? Misalnya? Peneliti : missal kalo ada apaa, kejadian, menarik gitu… Narasumber : sering sih, tapi ya seringnya ke story, untuk foto-foto tertentu ya lebih ke upload, ya kayak kemarin waktu UTS yang disuruh pake baju ala-ala kantoran, di foto, terus tak upload ke media sosial, seperti itu, terus ada event kemarin, KKN, kita foto-foto, sering itu aq upload……hihi Peneliti : kapan anda mengunggah momen tersebut? Apakah langsung real time atau latepost? Narasumber : lebih sering ke latepost, eeeee…….gimana ya, jadi kayak missal KKN kemarin, banyak sih yang real time, tapi karena banyak kan fotonya, jadi malah akhirakhir ini baru tak upload in, jarang real time, jarang Peneliti : kenapa latepost? Narasumber : karena aku lebih suka maen storynya, kalo uploadnya nggak terlalu suka

langsung,

baru

foto

langsung

di

upload

itu

kesannya

payee

gitu…….????heheheh………kesannya tuh terlalu pamer, takutnya dikira seperti itu, jadi lebih sering latepost.. Peneliti : seberapa pentingkah menjaga persepsi diri di media sosial? Narasumber : sangat penting, yang tadi tak jelasin, media sosial pake namamu, pake fotoku, jadi itu otomatis mewakili diri, secara nggak langsung kan mewakili diri, jadi kalo aku upload juga hati hati, lebih ke seperti itu. Peneliti : bagai mana jika seandainya teman media sosial anda bertemu dengan anda di dunia nyata dan menemukan apa yang anda tampilkan di media sosial berbeda dengan tampilan anda di dunia nyata? Narasumber : eeeemmmmm………..jika ada momen seperti itu?

99

Peneliti : iya, jadi, jika ada teman sosmed yang jarang ketemu, hanya tahu kamu lewat, story, lewat upload an, dia mempunyai kesan sendiri terhadapmu, nah ketika bertemu di dunia nyata tuh, ekspresinya berbeda, yang ditunjukkan lewat ekspresi mukanya…..aah kog dian seperti ini?? Narasumber : eeemmmh….apa ya……….tapi memang yang tak upload itu memang benar-benar mewakili aku di dunia nyata ee mas…jadi misalnya aku bertemu dengan orang seperti itu ya aku tunjukin aja apa adanya, jadi missal dia terheran-heran….aku yaa…..bodo amat, jujur….bodo amat,….tapi faktanya kalo aku memang upload ya memang sesuai denga aku yang sebenarnya di dunia nyata. Peneliti : tapi kalo seandainya terjadi seperti itu? Tadi kan pertanyaannya kan seandainya…… Narasumber : eeemh….apa yaaa……..aku bilang aja ke temenku “ ooh itu kemarin lagi ada acara….klarifikasi aja … “di upload an ku itu gini gini gini” Peneliti : menurut anda, seberapa pentingkah image di media sosial? Narasumber : mmm…….sangat penting,……..hehemhehemhehehm……….tetep jaga image meskipun di dunia maya Peneliti : dunia maya kan dunia yang sangat bebas……. Narasumber : tetep aja jaga image, tak beri contoh ya mas…….kan aku ini kuliah pake kerudung, tapi meskipun aku kuliah pake kerudung aku biasanya upload ke media sosial kan gak pake kerudung, jadi tak lihat kalo misal tak uplad tuh pantas gak nya……. Ya lihat factor kepantasan lah mas Peneliti : terus…..bagaimana anda mempertahankan citra diri yang anda bentuk atau yang anda bangun di sosmed? Narasumber : kalo mempertahankan diri di sosmed………uploadnya….semacam kaya

terjadwal

gitu….jadi…gak

terlalu

100

sering

….tap

juga

gak

terlalu

jarang,……..kadang kan temen kalo di dunia maya kalo jarang upload pasti juga bakal …eee…..kasarnya ninggalin kita, yang sering nge like tiba-tiba gak nge like lagi , dari yang awalnya upload yang nge like banyak terus lama gak upload yang ngelike dikit, jadi lebih ke uplad yang gak terlalu lama juga gak terlalu sering, gitu aja Peneliti : mengapa anda menganggap citra diri anda sedemikian penting? Narasumber : ya itu, ….buat jaga nama mas, jangan sampai rusak, jangan sampai aneh-aneh… Peneliti : bagaimana sikap anda ketika ada hal buruk terjadi yang bisa mengancam citra diri anda di sosmed, seperti contoh mungkin difitnah mungkin? Narasumber : eeemmmhhhh………kalo misalnya difitnah……eeeee…..aku pernah gini mas, ceritane waktu SMA aku dikira mendekati pacarnya orang, dikira mau merebut pacarnya orang, dan si ceweknya itu bikin status jelek-jelekin akudan nge tag aku…….pernah itu …….paling aku klarifikasi itu gak pernah……pertama aku klarifikasi dulu sama si ceweknya itu, aku tanya “kenapa kamu bikin status seperti itu? Salahku apa sama kamu?” kalo misalnya udah clear sama dia terus aku minta sama dia buat klarifikasi ulang kalo aku nggak seperti itu,jadi dia yang bikin (status), aku juga bikin status di sosmedku, karena dia yang fitnah, jadi dia tak suruh klarifikasi gitu. Peneliti : jadi lebih kepada klarifikasi dua pihak ya….. Narasumber : yess……. Peneliti : selain itu apa lagi? Selain klarifikasi Narasumber : udah sih, klarifikasi doang Peneliti : kalo seandainya klarifikasi itu tidak efektif? Narasumber : yaa….udah biarin aja

101

Peneliti : okay…..time will heal all wound ya Narasumber : hehehaaaa……yes Peneliti : waktu yang akan menyembuhkan semua luka Narasumber : yes…..that’s right Peneliti : oke-oke, terima kasih mbak, kita lanjut lagi lain kali ya….. Narasumber : oke mas….

102

Transkrip II Informan D Peneliti : selamat siang mbak dian, aku mau tanya-tanya lagi nih ngelanjutin yang kemarin Narasumber: yes Peneliti : apa saja sih cara yang anda gunakan untuk menunjukkan diri anda di media sosial mbak ? seperti ekspresi muka.. Narasumber: cara yang saya gunakan…………. Kalo aku itu paling sering memang pakai ekspresi muka Peneliti : ekspresi muka seperti apa mbak biasanya? Narasumber: yaaa…….kalo aku upload foto lebih seringnya selfie, jadi nggak keliatan seluruh badan, tapi muka sampai bahu gitu Peneliti : ekspresinya apa yang bisanya ditampilkan? Narasumber: kalo ekspresi seringnya lebih ke tanpa ekspresi, lebih ke ekspresi muka datar gitu Peneliti : bagaimana anda melancarkan cara tersebut mbak? Narasumber: lebih ke…..kalo selfie lebih ke….. kalo selfie tetep lihat….pasti kan lihat kamera depan, paling nyari angle yang sesuai, yang lebih sering itu pokoknya yang nunjukin alis Peneliti : nunjukin alis? Narasumber: iya mas, I mean sekarang kan banyak cewek yang alisnya palsu kan…..hehehehe, nah alisku ini kan original jadi aku merasa bangga lo punya alis yang lumayan tebel tanpa harus ditebelin hehehehehe Peneliti : bangga dengan alisnya nih….hehehehe

103

Narasumber: iya mas….original….hehehehe Peneliti : hehehe…..oke-oke, terus seberapa besar dampak dari cara yang anda gunakan untuk membentuk citra diri anda? dampaknya Narasumber: lumayan sih mas dampaknya……….tapi biasanya kalo aku foto selfie seperti itu teman-teman pada salah fokus ke mata, karena pengin nunjukin bagian alis tapi mata juga pasti ikut, dan mataku itu lumayan bhelok, jadi mereka paling ngomennya itu “ihh….matanya itu looh….” Ya reaksinya seperti itu. Peneliti : berarti ciri khasnya itu alis sama mata ya….? hehe Narasumber: yes…right Peneliti : terus, apakah ke khas an tersebut, alis sama mata, selalu anda sertakan setiap kali membuat unggahan di medsos? Narasumber: iya mas….pasti misal aku selfie terus caption, pasti tak kasih hashtag #Nopencilalis Peneliti : bagaimana tanggapan dari teman media sosial anda tentang ke khas an tersebut Narasumber: yaaa…….ada yang ngomen bagus……ada yang ngomen malah ke mata…….ada yang komen aneh-aneh juga….. Peneliti : aneh aneh gimana nih maksudnya? Narasumber: jadi sebenarnya aku tuh penginnya nunjukin alis yang no pencil, tapi mereka malah fokusnya ke mata, ke ekspresi….seperti itu Peneliti : mengapa anda menunjukkan ciri khas tersebut ? Narasumber: karena aku mau nunjukin kepada semua orang kalau aku itu beda, cewek yang lain pake pansil alis, sedangkan aku…..oke,kalo meke up sih wajar sih ya…..tapi aku tidak perlu pensil alis

104

Peneliti : oke……terus kapan saja nih ciri khas tersebut anda tunjukkan ? Narasumber: setiap saat…….hehehe, setiap upload rata-rata aku selfie yang menunjukkan ekspresi muka, pasti bagian alis aku tonjolin Peneliti : seberapa besar pengeruh dari ciri khas yang anda tunjukkan terhadap perlakuan teman sosmed terhaap anda ? Narasumber: eemmmhhhhh…….biasanya kalo missal upload seperti itu, pernah ada yang nginbox “mbak pake krim alis merk apa?”, serius……..”mbak alisnya kog tebel, pake krim apa”….segala macem seperti itu, ya aku jawab aja gak pake apa-apa, tapi namanya cewek kan kepo sih, kog bisa lumayan tebel dari cewek-cewek lain, gitu, kalau cowok jarang sih nanya-nanya seperti itu, paling komen ekspresi aja, kalo cewek memang sering sih? Peneliti : pernah ada yang nanya “tips nya apa sih mbak kog alisnya bisa kaya gitu?” Narasumber: pernah mas….pernah…serius…….pernah di inbox “kog bisa kayak gitu rahasianya apa?” ya itu…….emang gak pake apa-apa, emang seperti ini aslinya, syukuri aja Peneliti : oke-oke….terus dimana saja anda menggunakan dan menunjukkan cara dan ciri-anda? Di platform apa aja gitu? Narasumber: di Instagram…..tapi lebih sering ke Whatsapp story, di facebook juga lumayan sering, Instagram jarang…… Peneliti : jadi dari alis muncul pengaruh ya…. Narasumber: yes….hehehehe Peneliti : bagaimana posisi anda dengan teman-teman sosmed anda? Maksudnya, dengan diri anda saat ini, anda biasanya memposisikan diri anda sebagai apa? Apakah itu menjadi pusat perhatian, viewer, pemerhati?

105

Narasumber: kalau pusat perhatian sih……aku ndak ada niatan untuk jadi seperti itu, Cuma pingin menunjukkan aja kalau missal aku tuh terlihat beda, udah gitu aja, beda lah sama cewek yang lain, udah gitu aja, gak ada buat pusat perhatian, apa buat nambah followers, nambah pertemanan….., apa-apa, gak ada sama sekali Peneliti : oke-oke, terus apakah “ingin terlihat berbeda” itu berpengaruh terhadap cara teman sosmed anda memandangmu? Narasumber: lumayan…..lumayan berpengaruh, jadi kadang ada yang pernah inbox juga, kaya bandingin, kog alismu seperti ini….tapi punya temenku kog seperti ini..,……hehehehe Peneliti : bagaimana anda menggunakan pengaruh tersebut untuk membangun citra diri di medsos? Narasumber: jadi…aaa…….karena alisku aku ingin seperti apa di medsos gitu?......hehehehe Peneliti : iya….di image kan sebagai ratu alis kek…..hehehe Narasumber: hahahaha…….gak ada niatan seperti itu sebenarnya, Cuma pengin nunjukin aku beda, gak ada niatan ingin nunjukin “aku ratu alis” lah, “si pemilik alis gini” lah, “alis gitu” lah…..gak ada seperti itu Peneliti : oke…..bagaimana tanggapan teman anda terhadap ….itu…cara anda menegakkan pengaruh dengan menggunakan pengaruh itu… Narasumber: teman sosmed? Peneliti : he’e………..terhadap caramu menunjukan alis….gitu Narasumber:

hehehehe…..pernah

ada

yang

ngomen,

ada

satu

dua

yang

ngomen…..iiih kog……….apa ya….selfie nya terlalu deka tapa gimana, nah itu si kordes (nama aslinya farid, teman KKN) pernah bilang “kalo selfie tuh ojodeketdeket toh yan”, aku pernah di gitu in gara-gara kalo pengin nunjukin alis kan 106

selfienya harus deket, “kalo selfie tuh jangan deket-deket, nanti gini,gini,gini…..” dibilang gimana aku lupa cuma dia komen nya seperti itu juga Peneliti : terus kepada siapa saja anda menunjukkan diri melalui pengaruh itu ? Narasumber: yaaa…..semua temen yang di sosmed Peneliti : dimana saja anda menunjukkan pengaruh tersebut? Jadi tempat anda menunjukkan pengaruh itu dimana saja? Apakah pas sedang kumpul, ato pas sedang apa……gitu? Narasumber: kalo disosmed itu, paling sering emang di facebook dan whats app tadi……seringnya disitu Peneliti : tapi kalo posisimu diantara teman-teman kamu itu seperti apa? Narasumber: temen-temen langsung (dunia nyata) ? kalo missal di kos nih, lagi kumpul-kumpul, lagi bahas make up segala macem, kalo kita lagi make up an barengbareng, terus kita lagi gambar alis……tak deket in dan bilang “ nih…alisku asli”….karena….apa ya….mendukung juga, di kos ku rata-rata pada, tanda kutip, nggak punya alis, jadi paling sering tak ejekin….iihh…gak punya alis….ginigini………hehehehe…..kurang ajar ya aku…….aku serius kaya gitu, missal lagi make

up

an

bareng-bareng…..”nih…nih,

liat…liat,

alisku

bagus

nih”….hehehe…….terus karena sering tak gitu in, sebagian besar sekarang mereka pada beli minyak kemiri yang bisa menumbuhkan rambut, jadi mereka kalo malem pake minyak kemiri biar alisnya bisa lebih tebal……hehehe….serius….sebegitu mas pengaruhnya Peneliti : waaw…the power of eyebrow……hahaha Narasumber: serius nih….temen-temen kos ku pada beli minyak kemiri semua ini….hehhe,

buat

menumbuhkan

alis,

riwet….(ribet)…hehehe

107

….hehehe……dunia

cewek

itu

Peneliti :hehehe….aduuh…aduh….oke, lanjut lagi ya, apa saja sih yang anda tampilkan ketika anda mengunggah sesuatu ke akun sosmed anda? Narasumber: apa aja yang tak tampilkan ?......yaaa paling sering selfie, terus kalo missal aku lagi hangout kemana…pergi ke mana……kadang juga seluruh badan…..misal foto seluruh badan juga tak upload, dan kadang hari-hari ini lebih suka ke…foto kalau lagi makan, jadi makan….aku makan dimana tak upload, tak kasih tau lokasinya dimana, tak kasih tau harganya gimana,eh berapa, dan tak kasih (tanda) dalam kurung “recommend buat anak kos ato nggak?”, seperti itu Peneliti : kalo kegiatan harian itu kan ada bagian-bagian yang di tampilkan , itu apa aja? Narasumber: tak tampilkan juga yang….apa ya…..lebih seperti saran misalkan temen-temen kos kan banyak, kalo missal pada jajan bingung jajan kemana, jadi aku jajan kesini, tak fotoin harganya kesini, “oh ini cocok buat anak kos”, terus aku kemarin ke angkringan cekli, terus harganya mahal, terus tak foto tak kasih keterangan “ oh ini tidak cocok, tidak tak rekomendasikan buat anak kos” hehehehe Peneliti : kenapa anda memilih menampilkan hal tersebut? Narasumber: karena…ya itu…aku punya temen-temen kos yang kadang itu mereka bingung mau jajan kemana, mau makan kemana……karena anak kos pasti kan tetep harus ngirit, jadi …eee…..mungkin kalo aku post itu mungkin bisa sedikit membantu mereka Peneliti : kapan saja sih waktu untuk menampilkan hal-hal tersebut? Mungkin yang tadi ya…pas lagi makan….. Narasumber: he’em….pas waktu-waktu tertentu, terus habis makan aku upload, terus pas di tempat yang bagus “ini recommend buat piknik,….buat dating”….selain alis itu….hehe

108

Peneliti : terus adakah cara tertentu untuk menampilkan hal tersebut? Narasumber: kalo selain upload….ya itu story, kalo upload paling kan foto, sedangkan kalo story kan pakai video, jadi view nya jadi lebih terlihat kalo pake story Peneliti : okee…….dimana saja informasi tersebut anda tampilkan? Narasumber: kalo yang seperti itu lebih sering ke Instagram, bukan ke facebook, Instagram dan whatsapp, jadi aku upload di Instagram, upload di story Instagram, dan di story whatsapp Peneliti : pernah juga gak sengaja kamu simpan untuk kamu tunjukin di lain waktu? Narasumber: he’em…pernah….pas waktu ngobrol-ngobrol, “eh kalo makan disini tuh enak ato gak ya?”......eh pas aku kemarin dari situ aku beritahu “ eh disitu memang makanannya enak tapi harganya gak enak buat anak kos, gak usah kesitu, pergi ke yang laen aja” gitu….. Peneliti : terus bagaimana sih tanggapan teman sosmed anda terhadap informasi yang anda sampaikan itu? Narasumber: eemmm….ada yang merasa terbantu……..ada juga yang komen, missal kemarin aku upload mie ayam harga 12 ribu itu murah…….di protes menurut mereka mahal….. terus…yaaa banyak sih tanggapan, tapi lebih sering ke….katanya mereka terbantu, ada beberapa orang yang “oh iya yan disini enak dan murah kayak yang kemarin kamu bilang di Instagram” ada yang seperti itu juga… Peneliti : okee….terus apa saja sih hal-hal yang anda perhatikan sebelum benar-benar mengunggah konten dari diri atau sesuatu yang anda anggap menarik di medsos? Narasumber: yang penting satu…..fotonya harus terlihat sopan, terus kedua kira-kira cahayanya bagus apa nggak, terus kualitas foto juga…….tapi yang paling penting itu fotonya terlihat sopan Peneliti : eeemhh….tapi untuk yang rekomendasi tadi itu apa yang diperhatikan 109

Narasumber:

emmm…..yang

pasti

sudut

pandang

foto

makanannya….hehehehe….pasti kan tak foto, tapi kadang foto aku pura-pura lagi makan, seperti itu…. Peneliti : terus bagaimana anda mengatur banyaknya informasi yang anda tampilkan di medsos? Kan banyak toh tadi ada alis, ada mata, ada makanan, kan tadi banyak banget to…… Narasumber:

biasanya

selang-seling….kadang

alis…kadang…kan

bosen…..terus..tapi aku juga gak terlalu upload kalo di sosmed, gak terlalu sering, kadang kan ada orang yang setiap hari upload, kalo aku nggak, paling seminggu sekali, terus seminggu dua kali, gonta ganti….karena aku kan gak tiap hari jajan juga….heheheh gitu…., kalo recommend makan kan paling kalo pas keluar lagi jajan sama temen-temen, terus tak upload, seperti itu…… Peneliti : oke-oke, terus apa dampak dari beragam informasi yang kamu tampilkan dari beragam informasi yang kamu tampilkan? Narasumber: dampaknya? Kalo yang makan itu…warung yang habis tak buat jajan tadi yaa lumayan ada satu dua orang yang mulai kesana, awalnya yang gak tau ada tempat enak nongkrong disitu….terus mereka pada kesitu…..tak rekomendasikan seperti itu. Peneliti : pernah gak kamu itu ditanyai….di, warung sini itu recommended ato nggak? Narasumber: pernaah…pernaah……tapi bisanya warung sekitar kampus aja…kalo mereka tanya tuh paling tempat makan yang recommended di sekitar kampus itu kirakira mana ya? Peneliti : seberapa sering anda menampilkan atau mengunggah informasi diri anda?

110

Narasumber: kalo yang makan itu paling kalo pas keluar jajan, dan itu gak terlalu sering paling seminggu berapa kali, seminggu sekali, kadang juga…..gak tentu sih, intinya waktu pergi jajan, foto upload, kalo gak jajan, gak pergi….ya gak upload, kadang kalo gak ada kerjaan, foto alis, lalu upload Peneliti : seringnya yang mana? Alis? Narasumber: seringnya yang makan malah… Peneliti : apa yang anda dapatkan dari anda upload-upload kayak gitu? Feedback dari temen-temen Narasumber: kalo misal ….apa ya….kalo diri sendiri itu rasa puas, aku bisa ngeluarin yang aku mau, yang aku ingin tak tampilkan di sosmed, karena tak tampilkan aku pengin menampilkan yang tak tampilkan, jadi aku merasakan kepuasan tersendiri, kalau dari teman-teman, ya paling……mereka juga kadang tentang makanan mereka juga merekomendasikan “yan disini juga enak, cobain “, terus kalo yang alis….gak pernah sih ada feedback nya…..gak pernah ada endorse alis ….hehehehe Peneliti : terus bagaian diri mana saja yang seringkali ditampilkan dalam setiap kegiatan sehari-hari anda? Seperti kuliaah….. meskipun dalam bentuk status Narasumber: kuliaah……kalo kuliah dan kehidupan sehari-hari ya pake story, terus kalo sama mbak-mbak kos paling misal ada yang ulang tahun, event-event tertentu tak upload di sosmed, kalo kuliah segala macemnya pake story, yang kehidupan sehari-hari

maennya pake story, aku nyobain lipstick baru aja tak story

mas….hehehe Peneliti : hehehe…….terus apa ya…bagaian yang paling sering….alis atau mata? Narasumber: alis sama makanan….itu yang paling sering Peneliti : terus ada sisi lain gak yang sering juga di tampilkan? Sisi lain dari diri anda yang sering anda tampilkan

111

Narasumber: nggak ada…..nggak…….emang paling mentok itu aku suka foto yang menunjukkan alis Peneliti : terus sisi lain diri yang kadang tidak berkerudung itu bagaimana? Narasumber: ooh….kalo misal yang upload yang pake kerudung…..emang kadang…..upload gak pake kerudung, tapi balik lagi, tak liat dulu, itu terlihat sopan atau gak, pantes atau gak, karena balik lagi meskipun di dunia maya kan tetep masuk ke image kan…….jadi aku juga jaga image……. Peneliti : berarti kamu kan menampilkan diri tersebut kan? Narasumber: iya Peneliti : sesering apa sisi lain tersebut ditampilkan? Narasumber: jarang, lebih sering aku upload yang pake kerudung, karena terlihat jauh lebih sopan, seperti itu….. Peneliti : terus bagaimana tanggapan teman media sosial anda yang sering menampilkan informasi tertentu dari diri anda? Narasumber: kalo selfie….kalo misal aku upload yang gak berkerudung….itu malah komennya buanyak, serius,…..mereka pada nanya tanya “loh, kerudungnya mana….”, “ maceman pake kerudung”, “loh kog gak pake kerudung”, “cantikan pake kerudung”….seperti itu. Peneliti : terus apakah informasi atau sisi diri sendiri yang sering anda tampilkan di medsos juga sering anda tampilkan di dunia nyata? Narasumber: yak……di dunia nyata juga seperti itu, kalo misal mau pergi…….kalo temen-temenku kan reta-rata berkerudung semua, kalo mau beli makan mereka pake kerudung dan aku nggak opake kerudung tetap tak liatin dulu pakaianku sopan apa nggak, terus kalo yang alis itu ya kaya tadi, misal kumpul-kumpul sama teman kos,

112

lagi bahas make up ato apa, ya aku juga bahas lais, terus akhirnya mereka beli minyak kemiri buat numbuhin alis…seperti itu…..hehehehe Peneliti : apa saja sih sisi menarik anda yang anda tampilkan di medsos? Narasumber: kalo alis tetep yang tadi tak omongin, pengin terlihat beda, karena lebih alami lah kalo misal gak pake pensil alis dan sebagainya, menurutku seperti itu, tapi kalo makanan, menariknya karena apa yaa…..pertama hobi makan kan, suka jajan segala macem, dan daripada mubazir aku makan aja mending kan aku upload aja biar temen-temen tau “oh iya, disini ada tempat makan enak”, “disitu tempat makan murah”, jadi selain aku menikmati untuk diriku sendiri juga tak bagi sama tementemen Peneliti : terus mengapa sisi tersebut anda anggap menarik, sisi diri tersebut? Narasumber: kalo makan karena aku merasa………….karena aku merasa……… menarik karena…..aku…….bisa juga membantu mereka terutama anak-anak kos buat cari makan, karena biasanya mereka makan ituu-itu aja, jadi mereka ada beberapa option lain buat mereka biar gak bosen di kudus, seperti itu, menurutku itu menarik Peneliti : okeee…….terus siapa saja yang melihat sisi menarik anda? Siapa aja….selain anak kos? Narasumber: selain anak kos?.......eh tetapi rata-rata anak kos, sebagian besar anak kos, Peneliti : meskipun itu nggak satu kos dengan kamu Narasumber: anak kos memang yang liat rata-rata nggak satu kos, dari kos lain Peneliti : terus yang ditag tadi? Narasumber: ee….kalo itu….kalo itu kan rata-rata di facebook, kalo di facebook kan itu teman bermacam-macam sih, dari penjual ini, penjual itu, sedangkan kalo di

113

Instagram kan hanya teman dekat, kalo di facebook orang-orang banyak itu…. Apa ya…….mereka itu……….semcam ngomen-ngoimen gitu lah….. Peneliti : terus apa saja sih kamu pertimbangkan sebelum benar-benar menunjukkan sisi menarik itu? Narasumber: hmmm……yang pasti kalo misalkan makanan yang tak pertimbangin itu tetep foto makanan itu harus bagus, biar makanan itu keliatan enak, biar keliatan “aku tuh pengin makan ini”, harga pasti, kalo tempat aku jarang, ya pernah beberapa kali tapi jarang, lebih ke harga dan rasa makanannya enak atau nggak…..tapi paling penting tuh harga….heeeeee Peneliti : kalau alis? Narasumber: apa ya…….nggak pernah tak pertimbangin sih………kalo menurutku bagus langsung tak upload Peneliti : emmh…….untuk pencahayaan? Narasumber: kalo pencahayaan yaaa…..kadang….tapi lebih sering ke…..udah kalo menurutku bagus langsung tak upload aja Peneliti : apakah ada hal-hal tertentu yang menurut anda menambah sisi menarik anda menjadi lebih menarik Narasumber: ada ….hehehehehe…besar foto, eeee……. cahaya, dan filter foto, udah itu aja, menurutku yang membuat lebih menarik itu filter, kan sekarang banyak sih aplikasi foto, kayak gitu, jadi paling tambahin sedikit filter, biar keliatan lebih jelas, keliatan lebih dramatis, lebih…aaa….apa ya……lebih menarik di sisi itu, penambahan filter Peneliti : menurut anda, kapan hal tersebut benar-benar berfungsi ? jadi filter-filter itu benar-benar berfungsi untuk menambah nilai menarik diri anda?

114

Narasumber: kalo filter sih gak semua foto, paling beberapa foto yang biar terlihat dramatis, ada beberapa foto yang misal aku lagi hangout dimana, fotonya terlihat biasa saja, tapi tak tambahin filter jadi lumayan terlihat lebih…apa ya….terlihat lebih artistic lah…..kasarannya seperti itu, paling tergantung fotonya, kalo menurutku kurang menarik tak tambahin filter, kalo udah menarik ya gak usah tak tambahin……eeemmm…..kalo foto di alam kan kalo pake filter kan gak bagus, menurutku….karena itu mengurangi nilai ke asrianalam itu sendiri, tapi kalo misal lagi di indoor, paling tak kasih filter biar lebih dramatis Peneliti :filter yang digunakan biasanya yang bagaimana? Narasumber: yang …… apa ya…..sedikit lebih mencerahkan, karena di indoor ka nagak gelap…..sedikit mencerahkan, seperti itu. Peneliti : apakah seluruh informasi atau konten yang anda unggah di medsos itu benar-benar mencerminkan diri anda atau hanya sebagian? Narasumber: semuanya benar-benar mencerminkan……….it’s real me……yang di sosmed seperti itu ya memang aku seperti itu juga Peneliti : terus bagaimana anda bisa beranggapan jika hal yang anda tunjukkan di medsos itu benar-benar mewakili diri anda? Narasumber: karena……kalo gak mewakili diri saya gak bakalan tak upload, jadi……. Ya……Apa ya…….. benar-benar merasa “iki aku banget” tak upload, kalau gak aku banget ya nggak tak upload gitu……. Peneliti : berarti yang lebih cocok dengan diri gitu yaaa Narasumber: menurutku cocok, eh iya ini aku banget, misal iki koyo kurang apa, kurang apa…….koyo nggak dian…..nggak tak upload Peneliti : mengapa hal tersebut anda anggap mewakili

115

Narasumber: karena biasanya kalo aku upload kan sering ke ….kehidupan seharihari…..jadi emang sehari-harinya seperti itu…..tak upload, ya udah memang kaya gitu, lebih real, apa yang tak lakukan ya real, gak ada yang tak buat-buat………. Peneliti : kalo action datar gitu…….hehe Narasumber: kalo selfie muka datar itu….aku memang orang yang ….apa ya….gak terlalu eskpresif menurutku…….menurutku………menurut aku pribadi itu memang orang yang gak terlalu ekspresif…..jadi….ya emang seperti itu….. Peneliti : terus kamu kalo foto seering nutupin wajah itu gimana? ehehehehehehe Narasumber: heeee…..gak tau…iya ya…..apa ya……..suka wae seperti itu, terus kalo aku misal ketawa kan emang nutup mulut, menurutku itu jauh lebih sopan……jadi kebawa….. dan aku kalo foto tuh gak terlalu suka senyum, daripada senyum akulebih memilih nutup mulut……….piye yo….he e yo……..aku juga baru sadar loh malah………..serius……..aku juga baru sadar, mungkin ya itu kebawa pengaruh pas ketawa tak tutup, jadi kalo senyum aku juga…….bawaan mungkin ya Peneliti : terus pada bagian informasi seperti apa konten yang anda tampilkan di sosmed itu yang memang benar-benar menampilkan diri anda? Narasumber: menampilkan saya? Konten seperti apa? Peneliti : ya yang tadi itu….mulai selfie sambal nutup mulut, menampilkan alis, nah pada bagian mana dari konten tersebut itu memang benar-benar menampilkan diri anda? Narasumber: hehehe……dian itu….dengan ekspresi datar dan suka nutup mulut itu…..dian itu orang yang tertutup, menunjukkan kalau seterbukanya aku di sosmed, sesering upload apapun aku disosmed, aku tetap tertutup, hehee……..banyak sih…..apa harus di jelasin……hehehe Peneliti : yaaa……nggak apa-apa kan hanya sebagai penjelasan

116

Narasumber: apa ya…..susah njelasinnya……hehehe……..tapi….tertutup…..aku yang tanpa ekspresi, aku yang seperti ini, aku yang kalo tertawa seperti ini……sebenarnya jauh di dalam hati aku itu tertutup….haaaaaaaaaa Peneliti : haaaaaaaa….oke-oke……..selanjutnya, pada saat seperti apa sih informasi diri anda itu benar-benar anda tampilkan, pada saat seperti apa sih dian itu mengupload yang…..benar-benar “inilah dian” Narasumber: pada saat apa? Pada saat aku……..itu ya aku ya waktu……..aku kalo ngupload kalo menurutku itu bener-benr kaya aku ya aku Cuma mikir kalo “oh foto ini cocok, foto ini benar-benar menggambarkan sisi saya yang saat ini saya rasakan, misalkan aku lagi seneng….ya kadang senyum…….terus….seperti piye ya njelaske…..susah…..bener-bener merasa cocok, wes gitu aja…….. Peneliti :oke-oke, terus selama menggunakan media sosial pernahkah anda merasakan bahwa konten yang anda unggah itu berbeda dengan kata hati anda yang sebenarnya Narasumber: sebagian besar sesuai dengan kata hati saya Peneliti : seberapa besar? Narasumber: 90%...hehhehehe….sisanya upload iseng-iseng aja, …..yaaa…..tapi rata-rata emang sesuai dengan kata hati saya….kaya semacem tadi malem, aku kan itu mas, upload status lirik lagu Mariah carey, hero…..karena pada saat malem itu juga aku seperti orang yang kehilangan semangat, mau pegang skripsi aja males, mau apa-apa bener-bener males, terus aku dengerin lagu Mariah carey yang hero itu dan aku merasa “oh, it’s……seperti yang tak rasakan”, langung tak upload gitu Peneliti : terus gimana sih diri anda menanggapi hal tersebut, yang ketidakcocokan denga nisi hati? Narasumber: kalo yang tidak cocok dengan isis hati……….langsung tak hapus, misal upload iseng, apa……ngak sesuai dengan kata hati langsung tak hapus

117

Peneliti : terus menurut anda, haruskah info atau konten yang ditampilkan di medsos itu sesuai dengan yang sebenarnya Narasumber: iya……..karena……….meskipun itu dunia maya, tapi dunia maya kan menggambarkan diri anda yang sebenarnya, menurut saya harus sesuai dengan keaadan dan itumemang menggambanrkan diri saya sendiri gitu,………jadi semacam my sosmed is my diary, semacam itu, jadi meskipun itu ditampilkan ke semua orang tapi harus bener-benr yaaa……gak bisa di buat-buat Peneliti : eemmmm……menarik, jadi anda beranggapan bahwa sosmed itu sama aja dengan dunia nyata gitu ya, Narasumber: yup….right Peneliti : jadi di sosmed harus sesuai dengan realita? Narasumber: he’em…..seperti itu Peneliti : kalau gak sesuai realita bagaimana? Narasumber: kan banyak yang seperti ini, banyak yang di media sosial itu sok-sok an, upload barang mewah lah, sebagainya, eh ternyata itu bukan milik dia, itu kan kalo misal nanti kita ketemu secara langsung, pasti mikirnya aku kaya gitu, terus mas bro ketemu aku nanti mikirnya, “ih dian disosmed kayak gini-gini ternyata aslinya bukan seperti ini, dian di sosmed keliatannya asik segala macem, padahal aslinya…..dian itu aslinya gak enak diajak bicara segala macem”, itu kan bikin persepsi orang jadi sama kita jadi aneh-aneh, menurutku seperti itu. Peneliti : teruus, dalam menampilkan konten di sosmed, apakah kamu benar-benar memikirkan konten tersebut sebelum di unggah, ato kamu hanya serampangan saja? Narasumber: pasti tetep di perhatiakan, bukan asal serampangan….ya kalo status biasa, emang ada beberapa kali yang asal upload, tapi kalo foto, sangat amat tak perhatikan, terutama yang tadi…..sopan nggak, kira-kira tak upload macem gak,

118

misal aku gak pake kerudung pakaian ku macem gak, bisa mengundang komentar negative apa nggak, aku terutama ,menghindari komentar-komentar negatif Peneliti : apakah anda memikirkan terlebih dahulu dampak atau feedback yang mungkin anda dapatkan ketika akan mengunggah? Narasumber: yes…….tak pikirin, misal aku upload ini ah ntar aku di komen negative apa nggak, di komen negative atau nggak…..balik lagi, jaga image Peneliti : terus seberapa sering sih anda membuat status secara spontan? Narasumber:

status

spontan?.....jarang…….lebih

kalo

bikin

status

terkonsep…..hehehe….terkonsep….serius, aku tuh di sosmed seringnya terkonsep biar tetap perfect dan jaga image Peneliti : tapi pernah ya? Narasumber: pernaah…..tapi jarang Peneliti : kalaupun terjadi, langsung kamu…… Narasumber: hapus Peneliti : terus bagaimana jika sudah ada yang terlanjur melihat status serampangan tadi itu, terus terlanjur memberikan respon…… Narasumber: yaaa…..klarifikasi…..tadi tuh Cuma iseng, tadi tuh nggak ada maksud apa-apa, dan mereka pasti ngerti……. Peneliti : terus apa yang anda harapkan dari seluruh informasi yang anda tampilkan? Narasumber:

yang

aku

harapkan……..

pertama

yang

aku

harapkan

itu

pasti…………aaa………..mereka yang di media sosial mikirnya aku itu orang yang baik, intinya image ku itu baik, jadi kalo misal ketemu nggak sengaja di dunia nyata……”eh dian yang di sosmed ya”, dian yang di Instagram ya?” ini dian yang di

119

facebook ya”, jadi mereka nggak kaget ngeliat aku secara asli, karena sama dengan yang di sosmed, di dunia nyata sama dunia maya itu gak jauh beda… Peneliti : menurut kamu ya…. Narasumber: iyaaaaaa Peneliti : terus apakah harapan tersebut terwujud Narasumber: yes…..hehe….that’s right, pernah kemarin waktu kita KKN, itu kan aku …aaaa…..beberpa kali nanya di media sosial “ada yang tau gak daerah wonosalam, ada yang tau gak gini-gini-gini?” terus kan pada komen “kenapa yan?, ada pa disitu?, mau ngapain?”, meskipun mereka gak tak kenal, mereka tak tanyain…..eh bukan tak tanyain tapi tak jelasin, “akum au KKn disana tapi gak tau tempatnya, barangakli kamu tau, bisa nggak kamu nunjukin sharelock ato apa” gitu, dan beberapa dari mereka ternyata tahu tempatnya, ….terus waktu aku upload beberapa fotoku kegiatanku KKN, ternyata mereka ada yang melihatku secara nyata di wonosalam, mereka bilang “loh, dian yang tadi yang itu ya? Yang KKN di sini ya, yang tadi kegiatan ini ya?” oooh, kog ternyata di media sosial seperti itu dan di dunia nyata mereka beranggapan aku sama saja gitu……it’s real, bener-bener terjadi kemarin waktu KKN, dan aku nggak ngeh ternyata yang liat itu temen sosmedku, jadi mereka nginbox, “yan, kemarin kamu yang kegiatan ini ya, sama temen-temen mu ya, kamu yang pakai kerudung ini ya? Peneliti : terus….apakah harapan yang terwujud tadi itu mempengaruhi keputusan anda untuk membuat unggahan di sosmed untuk selanjutnya? Narasumber: iyaa…..tetep, karena responnya rata-rata positif, jadi kalo bisa unggahan selanjutnya juga positif, jangan sampai membuat sebuah opini negative, intinya baliklagi jaga image Peneliti : balik lagi…..jangan sampai image nya……..

120

Narasumber: jelek……..pasti….hehe, karena dampaknya kalo jelek bukan hanya aku aja, temen-temenku, keluargaku, kan juga ikut jelek, dan terutama kepada diriku sendiri kan….. Peneliti : dan mungkin hal itu yang membuatmu terus menerus menampakkan diri di medsos yaa…… Narasumber: yap…..itu juga…..hehehehe Peneliti : oke mbak terima kasih……hehehehe Narasumber: iya mas….hehe

121

Transkrip I Informan Z

Peneliti : selamat siang mbak Zahra… Narasumber : siang…. Peneliti

:

oke….mungkin

bisa diperkenalkan dulu

sedikit

tentang mbak

Zahra…..kegiatan sehari-hari mungkin. Narasumber : hehe……oke, nama saya Zahra.., kegiatan sehari-hari kuliah……selain kuliah……….maen gadget….hehe Peneliti : okee, seperti apa sih Zahra memandang diri Zahra di media sosial?....koyo opo sih Zahra kuwi ngeti nek awak e dewe nek sosmed? Melihat diri sendiri di sosmed? Narasumber : yaaa……piye….yaaa……enggak…..enggak……maksud e piye mas? Peneliti :jadi….ngene, sampeyan kan maenan sosmed, nah sampeyan kuwi awak e dewe di tampilke nek sosmed kewi koyo piye mbak? Seperti apa? Apakah itu alay, apakah itu serius, apakah itu iseng, apakah itu nyata? Narasumber : Cuma nyari tenar aja sih mas….hehe Peneliti : seberapa penting sosmed bagi diri anda? Narasumber : yaaa….penting sih….penting banget……..hehehe Peneliti : sepenting apa? hehe Narasumber : sepenting….sekolah…haha……dadine kuwi penting….banget…..tanpa media sosial itu terasa hampa….pokok e hening lah mas……sepi gitu hapenya, apalagi kalo pake hape biasa, nokia………di delok tok mas, haha Peneliti : maksud e di delok tok piye mbak?

122

Narasumber : yaa……kalo hape biasa yang ndag android kan Cuma bisa nerima telfon sama sms, jadi gak se….se……se opo sih….pokok e bosen gitu lo gunakno ne Peneliti : hehe….lha rasane nganggo hape biasa karo hape android opo mbak? Narasumber : yo enak android, soal e ono aplikasi ne apik-apik2 Peneliti : oke-oke……..terus bagaimana Zahra memandang teman media sosial nya? Jadi nek media sosial kuwi kan ono koneksi, pertemanan, nah sampeyan iku nganggep koncone nek sosmed iku kepiye? Narasumber : eee….kalo temen yang gak kenal ya biasa aja, paling juga ngeliat status, terus ngelike foto, “iih….kog apik siih”, “mbak iki kog gawe jilbab apik sih”, kadang yo tak tanya gitu… Peneliti : lha seng kenal Narasumber : nek seng kenal paling ya kalo dia ngepost foto ya……mungkin iku iseng atau apa…. aku ikut komen-komen… Peneliti : lha nek seng biasa ngelike nggak biasane? Sengfotone orang-orang yang gak kenal? Narasumber : ngelike kalo fotonya bagus mas….hehehe….kalo wonge cantic ya tak like I tapi kalo biasa-biasa wae ya nggak. Peneliti : nah bagaimana anda memandang orang lain di medsos? Orang lain yang bukan teman, mungkin bisa ditemukan di explore…… Narasumber : memandangnya?.....biasa aja sih mas… Peneliti : perasaan biasa seng bagaimana mbak? hehe Narasumber : yaa….biasa aja……nggak ada perasaan apa-apa kecuali fotone yang di expose ituu….unik….menarik gitu

123

Peneliti : nah nek seng mau kan biasa….nek iki seng menarik bagaimana kamu memandangnya? Narasumber : kepo….paling bukak profilnya….. Peneliti : ujung-ujung e di add tah ora? Narasumber : iyaa mas….hehe Peneliti : emh……lah mengapa kamu menganggap mereka seperti itu? Kok iso sek biasaa……..sampeyan menganggap mereka biasa itu kenopo….lah sampeyan menganggap mereka menarik itu gene? Narasumber : nek seng biasa yoo…….paling kadang kan ada orang ki pas foto paling Cuma selfie, selfie-selfie biasa……..gaya seng biasa……..nek seng menarik kuwi….kan biasane cah-cah seng hits-hits iku…..hehe….kan fotone apik aa mas gawe DSLR……lah iku kie,……waah gon e kok apik, fotone juga resik, putih, wonge yo ganteng….hehehe…..iku seng menarik…. Peneliti :ooh….berarti kualitas foto ne iku yaa Narasumber : he’em mas Peneliti : oke……terus apakah konten yang mbak Zahra unggah di media sosialnya mbak Zahra itu telah mewakili diri mbak Zahra? Contoh e pas sampeyan upload foto….gawe story…….iku telah mencerminkan awake sampeyan ? Narasumber : enggak sih…. Soalnya kalo selfie biasanya pake kamera jahat kan mesti gak se…opo….bisa tahu aslinya, nek di medsos kan kadang banyak yang nipu juga, “ ooh, nek medsos kog raine resik putih kog bar-barane rusak gitu” dadine gak mencerminkan banget sih.., nek aku, keto’e………tapi yo mboh si….tapi ya, ngepost ku gak sejahat sampe hidungnya hilang…..hehe, kadang kan ada yang ngedit sampai kebangetan gitu kan…haha

124

Peneliti : hehe……berarti itu lebih ke fisik ya, nah kalau yang diri anda? Jadi apakah konten yang anda unggah itu sudah sesuai dengan perasaan anda? Narasumber : nek update status, bisa, kadang kan perasaan opo itu kan biasane di update status, lagi jengkel juga di update status, story Peneliti : nek seng foto utowo video biasane di gawe story gak? Narasumber : gak…gak pernah, paling Cuma foto aja….. Peneliti : pas apa aja? Narasumber : pas emmmm, jalan-jalan, tah ngumpul ambi temen-temen, tah pergi ambi pacar, itu sring tak buat story……lebih ke nganu, lebih…aku nek mandang ku cek dingetiwong, engko cek wong-wong kepo gitu lho mas…hehehe Peneliti : haha….apa ya, ingin buat orang lain penasaran, oke-oke, terus seperti apa sih mbak ahra berhubungan dengan teman-teman media sosialnya? Narasumber : kalo yang gak saya kenal, itu biasa, maksute yo kadang kan ada yang ngechat” halo kak, boleh kenalan gak kak” iku gak tak bales, paling yo tak jarno, gak tak respon, tapi kalo temen yang kenal ya tak respon gitu. Peneliti : eem, jadi kalo seng gak kenal dibiarkan tapi kalo yang dikenal direspon, nah kalo ada like atau komen dari yang gak dikenal itu gimana? Narasumber : tergantung komennya, kalo komennya jelekya tak…tak balesi, tapi kalo komennya……biasanya kan ada tuh di facebook “nice kak”, “gini ka”, tapi pernah juga punya temen yang gak ngerti aslinya tapi udah ….tapi ngerti di sosmednya, sampai sekarang juga masih berhubungan…..hehe, dia orang Cirebon, sampai sekarang ngertiorangnya juga hanya di medsos Peneliti : pada momen seperti apa mbak ahra mengunggah sesuatu di medsos?

125

Narasumber : seng gak pernah ada….seng jarang melakukan gitu, kalo pas, jalanjalan nek bali, dek wingi kan bar jalan-jalan kesitu, pokok foto seng kelihatan bagus itu tak upload, walaupun pemandangan bagus tapi pemandangannya jelek itu ya gak tak upload……haha Peneliti : lho gak di edit? Narasumber : tak edit ya paling Cuma orangnya aja Peneliti : terus selain itu momen apa lagi Narasumber : nek status ya pas…..tapi jarang sih nek status, Cuma story, Cuma kadang yo pas kumpul sama temen, pas lagi makan-makan, pas lagi iseng-iseng, pas lagi ada dosen yang……..banyak lah, yah iseng lah aku buat story Peneliti : dan itu kerep? Narasumber : hehe…….pokok e angger ono seng ….ono sitik seng rumangsaku apik di gawe story ya tak gawe story Peneliti : terus bagaimana kamu menjelaskan konten yang kamu unggah di medsos? Menjelaskan iki maksud e kamu kalo foto itu kamu kasih keterangan apa? Untuk menerangkan yang kamu unggah itu lo? Atau nek upload di WA nek upload foto nanti di ke’I keterangan apa? Narasumber : kalo caption iku kadang susah mikir, nek pas…. foto yang dipost itu Cuma selfie, tapi nek pas foto dimana ituu…captionnya ada Peneliti : iya jadi bagaimana untuk setiap momen itu anda menjelaskannya? Bisa dijelaskan tulisannya itu seperti apa? Narasumber : tergantung storynya atau tergantung fotonya sih, nek pas di pantai yaa #santaidipantai Peneliti : terus kalo untuk momen yang lainnya?

126

Narasumber : pas lagi seneng ya aku kasih caption seneng….pas lagi sedih ya aku kasih caption sedih, kata-katanya kan berbeda-beda gitu Peneliti : kata-katanya seperti apa biasanya? Narasumber : bedo-bedo og mas, paling ya kalo pas malem ya “suwung”, “boring”…..hehe Peneliti : nah suwung, boring itu biasanya nek ada apa? Narasumber : hehe….nek pas gak ono seng nge-chat mas…haha Peneliti : oh, berarti dipengaruhi momen tertentu ya, terus apakah konten yang kamu unggah itu dipengaruhi oleh perasaan, momen? Maksud e iki nek ono perasaan koyo ngene, gawe status, ono pemikiran koyo ngene, gawe status Narasumber : nek pemikiran mungkin iya, tapi kalo pas sedih itu enggak sih, paling aku kalo update status itu Cuma iseng-iseng aja, kalo story ya….nggak sih, nggak pas ono perasaan ngene gawe story….nggak sih, paling ya pas lagi bahagia tok, hahaha, nggak setiap momen, aku kan ya juga butuh privasi, jadi nggak harus semuanya di tuangkan ke story Peneliti : pernahkah kamu mendapatkan pengalaman negative selama menggunakan medsos? Contohnya di bajak, terus di tag neksesuatu seng menurut mbak ahra gak pantes Narasumber : pernah…di WA, nomor saya itu pernah dimasukin ke grup yang isinya mbahas porno seperti itu, terus di facebook juga, ditag di video yang gak bener, ya video porno tadi itu, kalo di Instagram, paling komen aja yang keterlaluan Peneliti :terus apa yang anda lakukan ketika anda mendapatkan perlakuan seperti itu? Narasumber : tak blok….eee…nek wa, grup wa iku langsung tak blok tak hapus, nggak tak delok, kalo komen iku tak balesi, “lho mas iku gimana kog ngene-ngene”, kalo di facebook iku paling tag e tak hapus 127

Peneliti : tag e di hapus,…..nggak ada ..apa ya, kamu mengingatkan gitu? Narasumber : nggak…..takut aku mas, kan aku anggotanya gak kenal, nanti aku takut e terjadi apa-apa Peneliti : tapi sosmed kan bebas, kalo menurutmu ada hal yang kurang baik, kamu bisa mengeluarkan pendapat Narasumber : iya tapi aku gak terlalu seneng ribet gitu loh, gak terlalu mempermasalahkan, ya bener sih “ kog iso ngene sih,ih cah iki karepe piye sih?” langsung di blok aja….. Peneliti : gak kamu klarifikasi Narasumber : gak sih, nanti malah tambah Panjang urusannya, tapi aku pernah juga sih di BM itu sampai njelek-njelekin gitu, sampai apa ya…..pencemaran nama baik, nah tindakanku itu aku screenshoot aja lalu tak share ke sosmed lain, “hati-hati dengan orang kayak gini”, soalnya itu hal yang paling parah selama menggunakan sosmed Peneliti : terus bagaimana kamu memberikan pembenahan atau klarifikasi ke temanteman yang terlanjur mengetahui Narasumber : selama temen-temen gak ngomen saya ya aku biarin aja, tapi kalo ada yang komen “ ih kog koyo ngene” nanti saya yang, eee……mengklarifikasi, genah e piyee, bener e pyee….gitu Peneliti : terus ketika anda sendiri melakukan kesalahan dalam mengunggah konten, apa yang anda lakukan? Narasumber : langsung tak hapus Peneliti : menurut anda, kesalahan itu koyo kepiye?

128

Narasumber : di ingetke orang lain, angger ono masalah update…..pernah aku ono masalah sama pacar aku update status, terus ada seng ngingetin, “nek ono masalah mbok yo ojo di updet ke”, terus tak piker-piker, bener sih, iku kan privasiku, terus tak hapus status mau Peneliti : mengapa anda melakukan hal tersebut? Narasumber :soal le ada yang….ono seng ngilokno gitu lho mas, di ilokno aku juga gak seneng sih Peneliti : oke-oke, terus bagaimana mereka menanggapinya? Narasumber : gak ada sih mas, soal le jarang ada yang mendetail gitu kalo orang ngeliat Peneliti : terus ono seng mempertanyakan gak biasane? Narasumber : ada sih, tapi sekarang aku jarang buat status, sekarang itu aku sering e buat story, gak se alay dulu pas waktu masih di Mts, ono opo-opo sitik update status, ono iki update, ono iku update, jenenge wong alay kepiye, hehehe, terus tak pikerpiker, eh aku kog ngene yo, tapi untunge aku punya dua akun, aku buat akun maneh, dadi akun seng disek karo saiki beda. Peneliti : terus apa yang kamu lakukan untuk mendapatkan pandangan positif dari temen-temenmu sosmed anda? Narasumber : kalo aku sih cuek aja mas, pokok sebelum ada yang ngomen aku, aku juga gak mau tau Peneliti : seberapa efektif cara tersebut? Dengan kamu cuek kan berarti kamu merasa aman, nah, nyatane aman temenan gak, dalam artian, selanjutnya pas sampeyan upload maneh ono seng ngata-ngatai nggak? Narasumber : gak ada sih, alhamdulillah aman-aman aja

129

Peneliti : terus bagaimana anda mengantisipasi perlakuan negative tersebut untuk selanjutnya? Ben ogak di tag maneh Narasumber : di blokir aja wes Peneliti : hanya blokir? Gak ada peringatan atau semacamnya gitu? Narasumber : nggak ada mas, cenderung gak mau ngurusin orang , pokok e cuek gitu aja, aku lebih sering cuek aja sih kalo di facebook, kalo di Instagram itu gak pernah sama sekali di tag kaya gituan aku malah, lebih nggak sopannya itu, rumangsaku yo facebook itu seng gak petek sopan Peneliti : di blok aja…oke, terus apa yang anda lakukan untuk menjaga persepsi orang lain di sosmed? Jadi bagaimana ahra mempertahankan ahra di sosmed? Narasumber : ngepost yang baik-baik aja, terus nguploadnya juga gak sering-sering aja gitu Peneliti : bukane nek sering upload itu malah bisa lebih dikenal? Narasumber : justru itu aku gak mau, kalo sekarang aku bosenya ya kaya gitu, wes tuwo kan, ya males gitu lo, tapidulu kalo Aliyah tuh sering banget, ngepost foto Peneliti : kalo story? Narasumber : kalo story itu aku kenal Instagram itu kan baru-baru ini, jadi ya seneng aja gitu bikin story nya Peneliti : nek story masih sering ya berarti? Narasumber : he’em, kalo status udah jarang, status facebook, BBM tuh jarang Peneliti : seringnya apa? Narasumber : ngepost foto, di BBM, Instagram Peneliti : berarti dengan cara upload foto dan story ya kamu menunjukkan diri?

130

Narasumber : iya, foto yang berkualitas bagus….hehe Peneliti : terus adakah momen tertentu, waktu-waktu tertentu untuk menunjukkan diri anda? Contoh pas lagi liburan atau apalah…. Narasumber : ada sih, ya momen liburan itu, dan ketika berada di tempat yang layak dipertontonkan, pas di café, pas njajan gitu, tapi pas sama temen itu jarang sih soale kumpul sama temen paling pas kuliah aja sih, tapi kalo sama pacar sering, hehe Peneliti : kapan anda mengunggah momen tersebut? Real time atau latepost? Narasumber : real time, hehe, pas momen bahagia gitu mas, terus pas keliatannya bagus itu aja sih, kalo latepost jarang, pokoke langsung update gitu lo, misal kalo hari ini aku kesini, tempate bagus aku foto ya langsung aku upload, gak usah nunggu satu atau dua hari, gak betah mas, hehe Peneliti : kenapa anda memilih realtime? Narasumber : cek wong-wong podho kepo, cek wong-wong do ngerti, ben wongwong podo “weeh, lagi nek ndi iki?” Peneliti : apalagi selain untuk memancing penasaran orang? Narasumber : yaaa, biar dilihat aja, hehe Peneliti : terus seberapa penting sih menjaga image kamu di medsos? Narasumber : jaga image ya sangat penting mas, biar gak keliatan jelek di medsos dan mandangnya orang itu gak terlalu alay gitu, ngepost se yo seng apik-apik juga Peneliti : meskipun itu status iseng? Narasumber : kalo iseng….nek status iseng ya tergantung sih mas, kalo facebook kan public, kalo WA kan paling Cuma yang tak simpan aja, kalo WA nggak jaim-jaiman gitu, spontan, tapi kalo yang sifatnya public itu ya harus jaga image,hehe

131

Peneliti : bagaimana seandainya jika teman sosmed anda bertemu dengan anda di dunia nyata dan menemukan apa yang dilihatnya di medsos berbeda dengan aslinya? Narasumber : pernah sih mas kejadian kaya gitu, ada temen yang udah kenal gitu minta ketemuan, cowok, di medsos itu ketok ganteng yo ketok e kepiye gitu lo mas, tapi pas ketemu ternyata kog biasa-biasa wae, gak koyo nek medsos, ngunu kuwi mandangku yo tetep ngajeni wongw iku mau mas biasa, ambi aku yo tak jagongi biasa, tapi suwe-suwe yo wegah juga BBm an ambi de’e, hahaha, aku yo ngunu, de;e nek aku yo ngunu, haha Peneliti : nah nek pas ono konco BBM e sampeyan urung pernah petuk bariku kepetuk terus wonge kuwi mandenge koyo kepiyee ngunu, iku piye menurut te sampeyan? Narasumber : jarke wae….kadang yo juga merasa, aku wes di php…..haha, kan banyak si, di php kan loru si, Cuma aku yo pernah di konokke, jadi yoo, cuek wae si Peneliti : seberapa penting sih citra diri anda? Seperti contoh kalo mau ambil foto itu harus ada persiapan tertentu? Narasumber : penting….sangat penting, biar hasilnya tuh bagus, biar nanti kalo di post tuh bagus, jadi pas mau foto iku aku biasane “sek-sek tak gincunan disek, tak wedakan sek” hahaha Peneliti : oke-oke, sampai sepenting itu ya Narasumber : he’em, biar hasilnya itu nggak mengecewakan, biar kalo di lihat orang juga enak, haha Peneliti : bagaimana anda mempertahankan citra tersebut? Narasumber : yaa, nge post seng apik-apik, seng elek gak di post Peneliti : karo gaya-gaya ngniku?

132

Narasumber : haha…kalo gaya sih aku biasane angger senyum, kebanyakan fotoku kwi senyum Peneliti : di wenehi caption gak? Narasumber : kadang yo gak tak weneh I caption, daripada bingung mikir, tapi kadang caption gak sesuai opo seng rasakno, paling kata-kata bijak, seperti itu sih Peneliti : seng dimaksud gak sesuai iku seng kepiye? Narasumber : gak sesuai karo fotone aa mas….hehehe Peneliti : berarti fotone nek pantai caption ne kata bijak ngunu contone, hehe Narasumber : iya….haha, gimana ya ngarang-ngarang aja sih Peneliti : emh, biasane kuwi nek caption ne gak sesuai mbok hapus? Narasumber : ya enggak lah mas, tak edit aja captionnya Peneliti : bagaimana sikap panda ketika hal buruk terjadi yang bisa mengancam citra diri anda di medsos? Jadi umpamane ada terjadi suatu hal seng bisa mengancam citra diri ne sampeyan? Jadi pas sampeyan arep foto wedak e luntur, opo arep foto kuotane entek, hehe Narasumber : ya ngikut temen mas, pokok e piye carane ben iso entuk gambar, iku wae pas mood e lagi apik, nek lagi elek yo….ben wae lah Peneliti : hla nek lagi apik terus kepiye? Narasumber :paling update status utowo foto tapi gak karo muka ku, hanya pemandangan aja mas Peneliti : emh, gitu, berarti hanyapas momen bahagia ya berarti? Narasumber : iya mas…..hehe

133

Peneliti : oke-oke, gitu dulu aja mbak, nanti lain kali kita ngobrol-ngobrol lagi, terima kasih ya Narasumber : iya mas, sama-sama.

134

Transkrip II Informan Z Peneliti : selamat pagi mbak.. Narasumber : selamat pagi mas…. Peneliti : kita lanjut ngobrol-ngobrol yang kemarin lagi ya Narasumber : oke mas… Peneliti : pake boso jowo wae yo…haha Narasumber : he’e mas …hehe Peneliti : oke, biasane sampeyan kuwi nek aa… coro-coro piye sih seng biasane sampeyan gunakke kanggo nunjukke awak e sampeyan neng sosmed? Narasumber : ya aku biasane ngepost foto, gawe status, gawe story, menunjukkan diri tapi nek neng sosmed, tapi kan yo iku-iku tok, nek video call kan nek ancen nenk WA nek wonge duwe nomerku kan Peneliti : nek komen? Narasumber : nek komen yo seng kenal-kenal wae sih? Peneliti : nek komen nek halaman-halaman koyo conto produk kecantikan, pernah gak? Narasumber : nggak pernah sih mas, jarang di bales garai nek produk-produk, nek gak di DM langsung Peneliti : oke-oke, terus dampaak e gede gak? Maksud e oleh e sampeyan nunjukke awak e sampeyan melaui status kuwi dampak e nek awak e sampeyan dewe kepiye? Dibalesi kepiye? Di anggep koyo kepiye karo konco-konco? Narasumber : ya tergantung postingan e sih mas, postingan seng ketok kepiyeee ngunu biasane yo di bales I, hehe

135

Peneliti : maksud e “kepiyee” iki seng koyo piye mbak, haha, di gambarke wae Narasumber : seng ketok….piye yo…….seng ketok mencolok, seperti status BBM Peneliti : seng model koyo kepiye? Narasumber : guyon Peneliti : lha nek gambar kuwi kepiye? Narasumber : foto, foto ku seng delok berah mas, kadang cowok nggombal kwi est….kaya gitu lah, hehehe Peneliti :ooh, nek nggombal biasane leh foto-foto seng gawe make-up ya? Narasumber : nggak juga sih, ya fotoku……seng koyo ngene-ngene (narasumber menunjukkan foto dari salah satu akun media sosial miliknya) Peneliti : dampak e, nek menurut e sampeyan, nek teko konco, aweh dampak e nek sampeyan kuwi koyo opo? Apik tah gak nek sampeyan-posting-posting koyo ngunu? Narasumber : ada yang baik, ada juga yang jelek, tergantung postingannya tadi sih mas Peneliti : ada baik dan jelek, lha nek seng jelek seng kepiye? Nek seng baik kan mau wes Narasumber : nek seng jelek yo seng “ mbok ojo koyo ngono sih zah” Peneliti : bhaaa, biasane pas status opo nek koyo ngunu? Narasumber : pas status….angger ono masalah diposting, “ kuwi masalah pribadi, ojo di post-post angger-anggeran” Peneliti : emh, oke-oke, saiki setiap orang kan duwe ciri khas kan, sampeyan ciri khas e opo menurut e sampeyan? Ciri khas diri seng “nek ora iki ora aku” ngunu. Dadi opo kek, bangga dengan bibir, wajah seng cantic….

136

Narasumber : ciri khas ya mas, kamera yang….hahahha Peneliti : kamera? Lhaa kalo kamera kan alat, gak ada pada diri kamu, ….hehe Narasumber : wajah sih, nek keseluruhan itu jarang, tergantung backround nya, nek selfie kuwi mesti seng tak tonjolke mesti wajah, hehe Peneliti : bagian wajah opo seng dibanggakno? Narasumber : yo rai mas, hehehehehehe Peneliti : wajah kuwi rai ancen yo….hahahaha Narasumber : yo seluruh bagian wajah sih mas…..penting bar make-up, nek nggambleh yo penting kamerane cantic gitu Peneliti : terus iku, ke khas-an, ciri khas seng sampeyan kandakke mau selalu disertakke saben foto? Narasumber : iyaa laah Peneliti : kadang kan ono foto wong seng seneng berpaling, seng bagian wajah tertentu ditutupi Narasumber : nggak, aku nek foto ya, nek ngepas foto ki mesti ambek ngadep nek cahaya kan ambek turon ngiku, nek neng kamar ngniku loo, nek cahaya , penting ki raine ketok padhang gitu si, nek kayak gini jarang (menunjukkan foto selfie dengan pencahayaan kurang) opo maneh ngene (menunjukkan foto selfie dengan pencahayaan bagus namun ada sedikit blur pada sisi wajah) Peneliti : dadi seng penting iku yo, foto-foto opo wae seng penting wajah e ketok Narasumber : seng penting senyum, hehe…kadang kan ono postingan seng galau, aku kie gak bisa mengekspresikan seng kaya gitu, gak macem ae ngunu lho, lagi galau, lagi sedih, lagi seneng wes pokok e senyum gitu…..fotone, hehe

137

Peneliti : terus tanggepane teman-teman terhadap ciri khas kamu kwi koyo kepiye? Monoton banget sih gayane? Kadang wong kan berekspresi Narasumber : yaaa, gak pernah sih mas setahuku, tapi mboh nek pas nek mburi hehe Peneliti : terus nek tanggepan kepiye? Narasumber : ya nggombal ae sih…..cowok biasane…soale ikuu Peneliti : soale aku wes duwe pacar kog….gak mbuk konokke? Narasumber : ora sih…..nggak peduli punya pacar…heee Peneliti : ooh ngono? Terus kepiye? Narasumber : ya tergantung fotone, ono seng nanggepi ngene” maleh gendut zah”…..he’

e

gendut

pipine

tok

….ngaleh

gendut,

ngene,

ngene,

ngene……………gendut apane……aku biasanya kan nek foto kan juarang…nek foto keseluruhan mesti diilokke”zah-zah tambah cilik ae “ ngunu, tapi nek wajah e tok kan “ ketok lemu zah kuwe” nek foto wajah e tok...hehehe Peneliti : oh ngono, malah justru sampeyan kwi lebih nyaman nek foto wajah tok daripada foto keseluruhan badan yo? Narasumber : he’em Peneliti : sebab memang kurus gitu? Narasumber : he’em Peneliti : oke, terus kapan wae ciri khas kuwi anda tunjukkan? Narasumber : setiap foto mas Peneliti : setiap foto? Setiap stori di unggah juga gitu ya? Sampeyan nek gae story mesti akih-akih e wajah yo? Gak pernah gawe foto seng gawe tongsis dowo ngunu? Narasumber : sekarang kan udah jarang tongsis, udah ada oppo F3 …. 138

Peneliti : ada opo? Oppo? Narasumber : oppo F3, selfie dari jarak jauh kan bisa, selfie kelompok Peneliti : oke-oke, terus itu, apa umpan balik yang anda dapatkan teko ciri khas? Nek dek mau kan umpan balik secara keseluruhan, lhah saiki umpan balik terhadap ciri khas kepiye?sampeyanseng sering didapet terhadap wajah? Narasumber : sama sih mas, biasane podo komen “ketok lemu pipine”, pipipne tok, heeee, lhah nek lagi guyu kan yo mesti ketarik kan yo….nek nek foto kan yooo…..heeeeeeee (mengekspresikan ekspresi muka) Peneliti :oooh, iya-iya….dadi iku ya, memang teman-teman kamu itu tanggepane lebih positif nek sampeyan iku fotone neng wajah tok? Narasumber : he’ e mas(sambal mengangguk) Peneliti : okee, terus gini, setiap orang kan punya power kan, kamu sendiri itu power kamu diantara teman-teman kamu itu gimana? Posisi? Kan biasane kamu srawung to? Nah biasane posisine sampeyan nek gene sesrawungan iku sebagai opo? Apakah itu bisa saja sebagai pusat perhatian, terus seng pemirsa, terusseng di jaluk I pendapat Narasumber : nek aku biasane di gawe bahan lelucon Peneliti : digawe bahan lelucon? Narasumber : gak akunya, Cuma nek wayahe guyon mesti ambek Zahra, nek koyo kumpul koyo balah e cah iki (nunjuk teman laki-laki sekelas yang ada disampingnya) kan mesti seng dadi pusat perhatiannya kan mesti seng pinter-pinter, kayak gitu, tapi kadang wayah serius yo serius sih, nek aku sih meneng ae Peneliti : emh, nek secara umum ? Narasumber : nek secara umum ya pemirsa

139

Peneliti : oke-oke, terus iku, terus sebagai pemirsa, sebesar opo kamu bisa mempengaruhi suasana neng temen-temen kamu, sebagai pemirsa kan, nah kamu sebagai pemirsa kuwi biso mempengaruhi suasana sejauh apa? Narasumber : delok-delok sih mas, biasane nek wayah guyon aku biasane langsung nyandak Peneliti : emh, berarti seng paling klik nek pas wayah guyon? Narasumber : he’em Peneliti : sampek koyo opo biasane? Narasumber : sampek tekan endi-endi, yo nek ono angger ono bahasan seng kepiye mesti diguyokke, yo koyo ngniku lah mas, hehe, lah piye aku bingung re arep njelaske Peneliti : ojo bingung aa, hahaha, angger jawab wae lah, rak usah bingung , rak ono seng nyalahno ae kog, koyo ngniku kepiye? Opo nggojlok tah kepiye? Narasumber : gak pasti juga sih, tergantung bahasane Peneliti : emmh……oke, terus iku, pengaruh e sampeyan iku biasane nek nek grup kepiye? Nek grup-grup sosmed? Narasumber : grup mbahas guyon, kecuali nek pas ada tugas, nek aku pas gak mudeng iku aku yo ikut serta, tapi nek grup lagi mbahas diskusi, mbahas nganu iku aku gak pernah ikut, lebih nek grup pas lagi nyeleneh kayak gitu loh mas, aku lagi ikut mbalesi, ngunu Peneliti : oooh gitu? Narasumber : iya, terus kadang kan ada juga grup sosiologi Pendidikan makalah iki” mbak sesuk nggarap iki, materine iki-iki-iki” aku biasane males mbalesi, pokok

140

angger “yo, mangkat sesuk”, “mbahas e sesuk materi iki, kepiye enak e” gak tak bales, biar seng liyane wae Peneliti : lebih ke cuek yo? Nek ono foto-foto lucu mbuk tanggepi? Ngunu? Narasumber : he’em Peneliti : oke-oke, terus sampeyan pernah gak mulai guyonan nek grup? Narasumber : enggak sih Peneliti : lha terus nek sampeyan nanggepi guyonan yo, ne kora ditanggepi balik kepiye? Narasumber : jarke wae garing Peneliti : jarke wae……hehe, terus nek sopo wae sampeyan iku gawe-gawe guyonan? Narasumber : temen, temen seng biasane gampang dijak guyon, nek menengan yo gak ah Peneliti : emh, nek dunia nyata karo sosmed podo ngniku yo? Narasumber : he’em, heeeee Peneliti : ngasi gawe grup dewe opo gak? Biasane kan ngasi gawe grup sengi sine wong limo, wong iku-ikuu ae, heeeeee Narasumber : nggak mas Peneliti :emh, berarti grup seng umum me wae, tapi ndelalah seng nyauti yo wong iku-iku wae yo? Narasumber : he’em……heeeeee Peneliti : terus biasane sampeyan nek guyon-guyon kuwi nek grup sosmed opo wae? Narasumber : WA mas

141

Peneliti : WA, BBM ? Narasumber : nggak mas, saiki jarang kog mas, lebih ke WA nya Peneliti : terus nek srawungan koyo ngniki (guyon) nek pas opo wae? Narasumber : nek pas wayah kuliah, pas lagi njajan, njajan kan pesti wong iku-ikuu ae Peneliti : terus pas nggarap tugas…. Narasumber : nek pas nggarap tugas ora sih mas, soale nek tugas kan gak mesti karo koncoku seng biasane tak jak guyon kan, ono seng menengan, ono seng pinter tapi ape tak jak guyonan ewoh, koyok gitu, dadine aku yo melu meneng, mengkondisikan Peneliti : terus ikuu, seng biasane sampeyan tampilno pas mengunggah sesuatu nek sosmed kwi opo wae? Narasumber : foto-foto sih Peneliti : foto opo mbak? Foto kuliah, foto liburan, foto jajan? Narasumber : ya enggak sih mas, seng penting nek foto iku ono aku, kalo animasianimasi gitu gak pernah, lebay soalnya Peneliti : animasi seng kepiye? Narasumber : kadang kan ada wong seng………kangen…… ngene…..animasi gitu lo mas, animasi mbuh boneka mbuh opo Peneliti : Gif ? gambar bergerak iku? Narasumber : he’e, ya seng gak bergerak juga si…….yoo….animasi seperti gambargambar itu sih, terus kata-kata kan ada juga aa Peneliti : eeh, quote-quote ngniku?

142

Narasumber : he’e, posting seng koyo ngono kwi aku gak pernah, pokok e gambarku aja Peneliti : seng ono kamu yo? Narasumber : he’em Peneliti : iku juga berlaku kanggo gambare sampeyan seng ono nek hapene koncone sampeyan? Sampeyan jaluk? Narasumber : he’em, di tag Peneliti : eeh, jaluk tag juga biasane sampeyan yo? Narasumber : he’em, tapi iku kanggo fotoku seng keliatan bagus, nek seng enggak yo posting lah tapi aku gak usah mbok tag Peneliti : hehe…….lha seng bagus kwi seng kepiye terusan? Narasumber : heeeeee macem dingeti ngunu lho mas, kadang kan ono foto bareng seng liyane ketok apik engko aku dewe seng mlongo gitu… Peneliti : ooo, ekspresi? Narasumber : he’e….gak siap gitu lho, tapi asal jepret aja gitu, nah seng ngunu kwi aku nggak mau di tag Peneliti : terus wajah kucel Narasumber : he’em, “ ojo di tag aku, angger kue posting lah penting aku ojo di tag”, otomatis mengko nek di tag kan masuk nek berandaku….opo sih jenenge, prioritas tah opo kwi (prioritas konten yang di upload berdasarkan pilihan user sosmed) Peneliti : ooh, iyo, mengko kan podo weruh kan yo? Narasumber : he’em….prioritasnya tuh yang gitu……( gambar yang menampilkan diri dengan ekspresi yang bagus)

143

Peneliti : terus iku, kapan wae waktu-waktu kanggo menampilkan hal-hal iku mau Narasumber : eeee……apa yo, ….ya pas iku mau pas bar foto li ketok apik kwi gak sabar langsung ngepost gitu Peneliti : langsung ya, biasane nek foto selfie dewean gak pernah ditunda-tunda? Narasumber : enggak…..enggak si, selfie ki aku jarang mas, mergo hapeku elek, hehe Peneliti : lha terus nebeng? Narasumber : he’e….nebeng Peneliti :nebeng hapene kancane terus sampeyan jaluk di share lewat Bluetooth utowo shareit ngunu? Narasumber : he’e….hehehe Peneliti : nek wes di upload, terus ditujukan nek sopo kwi mau? Narasumber : publik Peneliti : biasane kan ono pengaturan “hanya saya, public, teman” Narasumber

:

nggak

mas,

biasane

langsung

public,

kecuali

nek

aku

sama…….hehe…..do’i……..iku hanya saya, hehe Peneliti : ooh gitu? Narasumber : nek pas di facebook tapi, hehehe Peneliti : eeemh, lhah nek di IG? Narasumber : soale pengikut nek facebook kan angger wong ngerti kan, nek IG kan akun biso di privat Peneliti : eemh, ngunu, facebook leh iso…hahahaha Narasumber : iya sih, la hyo mulakno “hanya saya”nya iku mung nek facebook

144

Peneliti : oo gitu, oke-oke Narasumber : cek gak dikandakno wong tuwo Peneliti : eemh, ben gak dikandakno wong tuwo? Lha lapo wedhi? Narasumber : yooo……durung macem wae si Peneliti : menurut e wong tuwone sampeyan durung macem ngunu? Narasumber : he’e….pacaran di unggah ngunu kwi urung macem dingeti…..tapi yo aku yo ngunggah biasane, njagani nek ngerti ngunu lho, jadi tak “hanya saya” aja Peneliti : tapi pernah ngerti gak? Narasumber : pernah….tapi dibiarke sih Peneliti : oke……terus ada acara-cara tertentu gak kanggo menampilkan hal-hal seng mau iku, seng foto iku? Narasumber : pake camera beauty aa, terus pake kamera seng be-resolusi tinggi sih, terus pengaturane di resolusi tinggi ngunu sih Peneliti : terus? Narasumber : seng macem di ngeti sih, nek teko awakku dewe yo make up disek, kudungan, pencahayaan Peneliti : sudut? Angle? Narasumber : nggak sih nek sudut, paling yo nek ngniki aku wegah foto mas, opo, kuliah pas lungguh e koyo ngniki kuwi aku wegah foto, nek pas kuliah e nek kampus timur kan duduk e pake yang, biasane pake kursi seng biasane kanggo anak kuliahan ( factor property serta tempat menjadi bahan pertimbangan subjek sebelum mengambil foto, ketika wawancara dilaksanakan, ruangan dan property yang ada di kelas memang mempunyai kualitas yang lebih rendah daripada ruangan yang dimaksud

145

oleh subjek, yang notabene ruangan baru dengan property kelas yang baru pula) “opo sih ti jenenge? Kursi opo ti jenenge?” (subjek menenyakan kepada teman yang kebetulan berada di sebelahnya), nek iki kan teko kayu to, nek teko wesi kan yo ketok apik, terus lantaine kan yo juga ketok bersih, cek koyo “wih, kuliah”, ya iki yo jane kuliah, tapi nek seng koyo ngniki gak macem nek…..di share Peneliti : oke-oke, terus iku lagi, bagaimana sih kamu mengatur banyaknya jenis informasi diri? Jadi kepiye sih sampeyan ngatur…foto kan akih yo, ono status juga kan, maksud e ono waktu-waktu tertentu gak kanggo sampeyang gawe story, gawe status? Narasumber : yo pas ada peristiwa kuwi sih, nek gak yo paling jarak pengin gawe status yo Cuma tulisan aja, lagi mendengarkan lagu apaa, di buat story kan bisa Peneliti : nah terus kepiye sampeyan ngatur kanggo pemirsa mu supoyo upload an mu kuwi gak terlihat membosankan? Narasumber : enggak peduli entah iku membosankan atau enggak sih yang penting pengin upload story yo tak upload Peneliti : oowh ngunu, jadi lebih kepada “semau gue”? Narasumber : he’e… Peneliti :okee, dampak dari beragam upload kwi, kan wakih to, ono story, status, nah dampaknya apa dari informasi seng sampeyan tampilkan di medsos itu? Narasumber : dampaknya yoo…entuk seneng tok sih, entuk puas wae…. Peneliti : iku nek teko awak e sampeyan dewe, lha nek teko wong liyo kepiye? Narasumber : nek teko wong liyo yo paling ngilokno, yo paling gitu sih ngeniku? Peneliti : eemh, seng di ilokno kuwi seng pas kepiye?

146

Narasumber : lha yo seng iku mau “awakmu kog ketok cilik zah”, “mangan tah mangan zah”, kadang yo di gae guyon yo tak anggep guyon, tapi kadang juga nggonduk juga sih, gak tak bales gitu, tergantung suasana hati gitu lah mas Peneliti : terus, sesering apa sih kamu mengunggah informasi tentang diri kamu? Mboh iku status, gawe story WA, story IG, upload foto? Narasumber : yo tiap hari, kadang tiga story di WA, nek IG jarang, nek WA bisa sampe tiga, empat, malah sering juga lebih Peneliti : emh, semenjak kapan sering upload? Narasumber : akhir-akhir ini mas, semenjak aku punya banyak kontak e temen-temen, nek dulu kan aku jarang nge save nomor e teman Peneliti : emh, lha sedurunge WA ono fitur koyo ngeniku? Nek IG? Narasumber : he’em mas Peneliti : gene kog sesering iku? Narasumber : nek WA kan kontak e aku kenal, dadi pas di delok wong iki ono perasaan “eh didelok iki…” opo maneh nek di delok karo do’I, itu yoo, ada kepuasan sendiri sih, tapi nek ig kan paling seng delok ono seng gak kenal, “eh wong iki, wong iki, heleh wes ah”. Peneliti : terus yang anda dapat darinya? Kepuasan itu tadi? Narasumber : he’em Peneliti : selain rasa puas? Seneng? Narasumber : yo puas karo seneng kan podo to mas…..hehehe Peneliti : kepuasane ikuu, bisa digambarkan gak koyo kepiye? Gawe bahasamu dewe?

147

Narasumber : yo nek nek IG yo aku ngefans ambi wong iki, eh malah wonge delok story ku, kadang…opo….di ikuti aja udah seneng gitu lo, nek ngeniku biasane langsung tak screenshot, tak buat story lagi, lan tak share “di ikuti kakak hits” Peneliti : terus bagaian diri, sisi diri mana saja yang sering ditampilkan? Wajah tadi? Narasumber : he’em (mengangguk)….. Peneliti : sering nek wajah? Narasumber : yo emang wajah sih, opo maneh? Peneliti : karo gawe status? Akih endi? Narasumber : tetep akih wajah aa Peneliti : emh, biasane antara piro gawe status tulisan? Narasumber : yo antarane telu sampe papat sih mas, iku wae durung di tambah video, WA kan iso gawe status 30 detik, hehe Peneliti : kenapa sih harus wajah seng ditampilkan? Kenapa kog gak sama tangan ato yang lainnya? Narasumber : yoo cek wong liyo ngerti sih, lha opo maneh nek gak wajah mas Peneliti : ono sisi lain gak seng di tampilno? Narasumber : gak, mung wajah tok mas, aku ki isin mas nek kabeh, nek keseluruhan ki isin podo wae Peneliti : emh, tapi sisi lain ne kuwi seng sak awak kuwi ya Narasumber : emmh, kecuali nek teko jarak jauh, foto bareng-bareng, utowo wong loro, kuwi sak badan sih okee, ngunu wae nek backround e bagus, kadang yo tak crop juga sih, dadi setengah Peneliti : terus di zoom ngunu? 148

Narasumber : yo enggak, tak potong bagian kaki sampe tengah tok wae Peneliti : ooh, gitu, yayaya, berarti foto seluruh badan jarang yo? Narasumber : jarang Peneliti : terus informasi-informasi seng biasane sampeyan unggah nek medsos, iku opo juga sampeyan tampilke nek dunia nyata? Koyo pas ono koncone sampeyan seng nek kelas turu sampek ngiler….hahahaha, contone, sg koyo kwi biasane kan di gawe status, nah opo yo seng koyo ngunu kwi sampeyan sampaikan nek dunia seng riil iki? Narasumber : yo angger di jeplakno sisan sih mas, wong aku kwi wonge angger njeplak, hahaha, tapi yo ndelok-ndelok wonge juga sih, nek wonge loro ati nan yo aq meneng…..(dikata-katai) nok mburi Peneliti : nok mburi….hehehe Narasumber : iyoo, tapi nek pancen terah e wonge pancen biasa guyon yo angger tak jeplak Peneliti : delok wong-wongan yo berarti? Narasumber : enggeh Peneliti : oke-oke, pernah wong seng biasane di guyon I gak serik pas di guyoni moro-moro serik? Narasumber : pernah…hahaha iki kunthil (nama panggilan akrab teman yang ada di samping narasumber) korban ne, pernah aku ngasi di chat dewe “kuwe ojo ngunu tah zah, kuwe nek tak bully kui yo iso podo wae”, ngunu kuwi malah tak anggep guyon,hehhe,“kuwe ku lapo tah, wong lanang kog malah nesunan”, tak tanggepi gitu “yo maafe yo”

149

Peneliti : haha….oke-oke, lah dek mau sampeyan nganggep wajah sebagai sisi menarik, lha saiki pertanyaane iku, mengapa wajahmu kamu anggap menarik? Apakah kamu merasa cantik? Narasumber : yoo gak merasa…..Cuma seneng wae di ngeti, nek neng hape kuwi seneng ae nek di ngeti lho mas, nek neng asline yo biasa wae, kadang aku mikir “kapan yo wajahku iso mulus koyo nek foto iki?” hehehe Peneliti : oow, ngono, karena pengaruh editing ngunu mau yo Narasumber : he’em, tapi yo gak di edit nemen sih, Cuma di muluske wae Peneliti : oow, gituu….yayaya, terus itu, ono gak hal-hal lain seng menurut e sampeyan iku bisa menambah nilai plus dari sisi menarik sampeyan, seng wajah iku mau? Narasumber : hal lain? Backround……tempat sih….kadang di komen “eh iku nek endi zah”, “tempat e apik zah”, “share lokasi zah” Peneliti : emh, terus selain tempat? Narasumber : selain tempaaat………obyek seng tak jak foto Peneliti : eemh…..berarti tempat karo seng diajak berfoto ikuu…. Narasumber : misal nenk motor ninja kek, foto nek mobil opo kek, kan ketok e kesan ne piyee ngunu…….hehe Peneliti : oke-oke, terus mengapa hal tadi itu,seng objek, seng backround iku bisa kamu anggap menambah nilai menarik? Narasumber : apik soale mas, obyek ke selain mewah, terus….yoo….. apik sih… Peneliti : apik iki menurut te sampeyan, penggambarane kepiye? Narasumber : yo tempat e apik gawe foto, editing e apik, cuacane cerah,

150

Peneliti : ok fix…terus lagi iku…..sampeyan nek pamane mengunggah sesuatu seng selama iki sampeyan unggah, iku benar-benar mencerminkan diri kamu gak? Narasumber : mencerminkan sikap? Peneliti : mencerminkan diri, bukan hanya sikap Narasumber : emmmh, kayak sih enggak, soale nek foto ki kalem aku mas, padahal asline pecicilan, Peneliti :eemh, gitu? Hla presentasene berapa persen? Seng mbuk tampilke nek medsos iku seberapa persen ne dari diri kamu seng asli? Narasumber : 60:40 Peneliti : 60% ? iku diri kamu? Narasumber : nganune….nek medsos, opo…..koyo nek foto aku kan tak lihatke senyum me aa mas, yoo di komen “ngene yo ketok kalem”……padahal asline yo pecicilan…..dadi e lebih baik yang di medsos daripada asline….penilaiane, hehe Peneliti : oke-oke….terus nek wes ngerti iku bukan dirine sampeyan dewe, gene o tek ijeh ditampilke? Narasumber : heleh lah ah mas…..penting aku foto, puas, cuek sih ….jarno….arep kono nilai apik….nilai elek jarno, de’e seneng lewat foto yo karep e dewe, asline dewe yo…sak senenge dewe…karepem Peneliti : yayaya…..pada bagian informasi seng koyo kepiye seng sampeyan unggah, iku bener-bener dirine sampeyan? Narasumber : biasane nek story sih mas Peneliti : nek story biasane seng kegiatan harian ngunu? Narasumber : enggak sih……

151

Peneliti :lha terus nek konangan pecicilan e kepiye? hehhe Narasumber : nek pecicilan e kan story nek WA, nek IG paling kan story ne katakata, terus video… Peneliti : tapi di antara video-video iki mau, seng endi seng menunjukkan Zahra seng asli? Narasumber : video nek WA Peneliti : okee, terus iku…nek endi wae sih sampeyan menampilkan informasi seng iku benar-benar sampeyan? Narasumber : nek WA mas Peneliti : terus pas saat opo wae? Seng video seng bener-bener kuwi mau? Narasumber : yo pas kepingin….pas pengin buat story Peneliti : selama iki selama sampeyan nggunakke sosmed, sampeyan pernah gak ngeroso nek informasi utowo tampilan foto seng sampeyan unggah iku bedo karo asline? Narasumber :pernah… Peneliti : sering gak? Narasumber : yo gak sering sih, pernah aja……yo nek bar foto gak langsung tak upload gitu sih…..tak pikir disek, tapi kadang kuwi wes kedarung gitu loh mas, langsung tak hapus wae, pada hal lagi beberapa detik kan, “lho tek ketok elik yo”, wes terkirim jan e, tapi langsung tak hapus wae, baru ada seng nge like satu atau dua, langsung tak hapus Peneliti : menurut e sampeyan, haruskah informasi seng ditampilke nek sosmed iku kudune sesuai dengan asline?

152

Narasumber : yooo….nggak sih….. Peneliti : kenapa? Narasumber : yaa….gak harus di publikasikan sesuai benget gitu lo, tappi yo gak fake-fake nemen sih, gak palsu-palsu nemen sih…….contoh akun ku, tapi foto akun ne pake punya orang lain, kadang asline ngene, tapi sosmed di apik-apik, yoo gitu sih… Peneliti : oke-oke, terus nek sampeyan ape ngupload, biasane sampeyan iku mikirmikir disek gak? Mengko nek di komen elek kepiye? Biasane sampeyan mikir-mikir ngunu gak? Narasumber : yo mikir, tapi nek kadung kepengen yoo, koyo nek pas gawe story yo….kadang kan pas aku lagi gak kudungan, “ heleh, kepengen ae kog”, nuruti kepengen yo angger tak upload wae si, engko ne kempane ngeroso ogak kepenak, tak hapus Peneliti : terus sebarapa sering sampeyan nggawe status angger-angger an? Seng spontan? Narasumber : suering buanget….hahahaha, aku kuwi nek gawe status pancen akehakeh he spontan og mas Peneliti : terus, status-status spontan iku mau, akhire sampeyan jarke ngasi ilangilang dewe, opo sampeyan hapus? Narasumber : yoo….kadang nek tak ngeti-ngeti nganu…wes bosen yo tak hapus, nek pasdi ngeti kog empane mboseni, langsung tak hapus Peneliti : pernah gak sampeyan iku ngehapus status seng spontan terus sampeyan golek I maneh statuse

153

Narasumber : yo video ngniku mas, yo aku bar download, terus tak upload, nah tak hapus kan, terus sesuk kuwi aku kepengen delok video kuwi maneh tak cari udah gak ada, yo kecewa sih nek ngniku Peneliti : terus…pas moment opo wae sampeyan gawe unggahan? Narasumber : spontan mas Peneliti : iya, tapi spontan kan ada momennya Narasumber : ya …pas ono seng apik aa……aku biasane langsung luru I hapeku “endi hapeku mau”, langsung tak foto tak unggah aja sih, gak mikir bar iku kepiye Peneliti : oke-oke-oke……terus iku, apa sih seng kamu harapkan dari informasi seng sampeyan tampilkan selam iki nek medsos? Narasumber : lebih dikenal orang aja Peneliti : selain itu? Narasumber : pengin gaya-gaya an, pengin eksis juga di dunia modern Peneliti : terus tadi iku? Mencari kepuasan juga? Narasumber : yo puas yo seneng, kadang juga kan informasi lebih cepat di IG mas daripada nek TV Peneliti : emh, ngono, terus apakah harapan tersebut anda dapatkan? Terwujud? Narasumber : iyaaa………. Peneliti : dalam bentuk apa? Narasumber : yoo aku saiki luweh dikenal wong-wong, duwe konco teko ngendiendi, seng asal e nggak kenal….kan teman kan gak harus dari satu kelas, satu institusi……dapat kenal orang-orang dari luar juga…..luar-luar institusi maksud e, tapi yo seng apik-apik aja, mbek luweh ati-ati wae….hehe

154

Peneliti : berarti sampeyan iki termasuk selektif ya? Narasumber : yooo…..moso cah nakal ape di tanggepi, kan nggak sih mas, nek fotone ketok nakal kan gak tak tanggepi? Peneliti : apakah harapan yang anda dapatkan iku mempengaruhi keputusan ne sampeyan dalam membuat unggahan-unggahan untuk selanjut e? Narasumber : pengaruh….pengaruh si…… Peneliti : segede opo pengaruh e? Narasumber : yoooo……..pengaruh wae, nek segede opo yo biasa…standar Peneliti : terus pengaruh e dalam bentuk opo biasane? Narasumber : perbaikan kualitas salah satune……. Peneliti : terutama foto ya? Narasumber : he’em…..nek di delok “ eh, mas iki delok story ku”, yo seneng aku…… Peneliti : dan iku seng mendorong sampeyan kanggo ngecek medsoos ae, gitu ya? Narasumber : he’em….hehehe, kadang de’e pas ngepost foto yo.. tak like I kabeh, tak bomb like aja….hehehe, kode…lebih ke kode Peneliti : kode? Narasumber : iya mas….kode….cek dikenal karo mas iku, cek gak aku tok seng kenal…….kode…hehehe Peneliti : oke mbak, terima kasih info ne, terima kasih kerjasama ne….. Narasumber : iya mas…sama-sama, hehehe

155

Transkrip I Informan N

Peneliti : sosmed iki kan macem-macem si, ono BBM, ono WA, termasik Mobile Legend, Instagram, lah seng takokke iku biasane

seperti apa sih kamu, nofal,

mandeng nofal dewe neng sosmed? Dadi, nofal nek sosmed kuwi koyo opo? Narasumber : yo

nek aku ki, wonge biasane meneng…..meneng tapi yoo, nek

biasane update status kuwi nek WA, status…opo koyo, nek pamane aku……nek maen ML (Mobile Legend), nek menang mesti tak tudohno, soal e kan iku mendapatkan keuntungan tersendiri, soal e mengko teko ML kuwi mengko entuk masukan dewe, di ke’I opo….dike’I opo….ngniku terus sejakitu aku wes mulai update status tentang ML ben entuk gift skin, mbuh give away opoo ngunu Peneliti : okee-okee, terus seberapa penting sih bagi anda media sosial? Sepenting apa? Narasumber : aaaa……….nek ….apa yo….. WA sama……seng paling penting kuwi WA, nek IG kuwi mung gawe stalking-stalking, BBM gawe ndelok-ndelok status, nek

ML

Cuma…..opo

yo..kanggo

main-main

gawe

hiburan,

tapi

seng

menantang……nek kala hyo frustasi…..nek kalah baleni maneh….baleni maneh, tak bolan-baleni terus. Peneliti : karena ML kan yo juga bisa kanggo menunjukkan diri to Narasumber : he’e, ML juga iso gawe menunjukkan diri. Peneliti : he’e….terus sampeyan nek mandeng nek wong liyo neng sosmed iku kepiye? Narasumber : nek aku mandeng wong liyo…ngene…pomone sedikit tentang opo yo…….naak wong-wong Facebook ngeniku biasane kan ngupload e kan seng gak penting, aku paling suuebel karo wong seng….opo

156

yo jenenge…..aaa….update

status seng gak penting, koyo misal masalah pacar, koyo de’e ngupload masalah seng gak pantes di upload, yo Cuma terlalu lebay lah, yoo aku nanggepine gak terlalu…..seneng Peneliti : nek upload meme ngunu kwi? Narasumber : eee nek upload meme yo ijeh iso tak tanggepi, ijeh iso tak save, tak enggo maneh, tak upload maneh…nok endii ngunu, nek meme ancen aku wes sreg karo meme, tapi nek koyo artis dunia maya aku rak nggubris blas. Peneliti : oke-oke, terus mengapa anda menganggap mereka seperti itu? Lebay dan sebagainya? Gene o sampeyan kog ngelabeli mereka seperti itu? Narasumber : kata-kata ne ku terlalu lebay, terlalu berlebihan, terus foto-foto ne iku juga terlalu berlebihan, yooo….gak….terlalu alay ngniku lho mas, conto huruf g diganti nomor songo (9) iku aku paling jijik ngetine, ngeniku biasaa aku weruh ngeniku Peneliti : oke-oke, sampeyan iku nek upload sesuatu nek sosmed e sampeyan sudah mewakili awak e sampeyan dewe selama iki? Narasumber : yoo…..sudah, ancen, aku biasane di kenekke koncoku “kuwe upload ae, ML ae, koyo rak ono upload liyane”, “justru nek aku upload ML kuwi ono keuntungan dewe kanggo awakku, kuwe emang ora dolanan ML, kuwe ngomong ngunu kan memang durung dolanan ML iku koyo kepiye”, tak konokke langsung, ngniku de’e langsung nyoba maen ML lan yo akhire ML an, temenan, akhire melumelu aku ngupload-ngupload ML juga, hahahaha, langsung ngunu de’e Peneliti : hahaha, tibak e melu-melu juga Narasumber : he’e mas, pertama kan main ne Cuma..Billiard iku sih “heleh, enak iki”, jarene,”sak karepem”, tak ngonok no, de’e ngomen foto ku teruuus, “ML ae”,

157

“coba tah, maido ae”, tak konokke, akhire de’e nyoba kan, terus sangar de’e, melumelu aku Peneliti : terus iku, biasane sampeyan nek berhubungan, mboh iku chattingan, mboh iku sharing sesuatu karo koncone sampeyan nek sosmed, iku koyo kepiye biasane? Narasumber : nek aku ikuu….nek ono masalah seng penting iku lagi tak share terus tak bahas nek grup, terus, koyo koncoku ngniku, share tugas utowo opo yo…pengumuman-pengumuman penting seng opo….penting bloko iku lagi tak bahas, ne kora yo pancen aku nggluweh biasane, ben opo yo…..grup iku ogak suwung Peneliti : emh, berarti biasane upload seng lucu-lucu ngniku nek grup? Meme? Narasumber : he’e….meme terus aku nek neng grup mas, nek wes kadung serius yo gak ngupload, langsung pembahasan, tapi nek sepi yo upload seng orak nggenah Peneliti : biasane nek grup opo? Grup kelas? Narasumber : grup kelas yo ono, grup futsal juga……akeh pokok e Peneliti : seng biasane upload I meme seng opo berarti? Grup hobi berarti? Maksud e grup hobi kan seng podo seneng futsal le, podo seneng ML le…. Narasumber : ooo…iyoooo Peneliti : ono grup ML tah ora? Narasumber : onoo, kebak malah…….he’e…..biasane notif fe pancen “Build Gear”, terus…sembarang kaler, iku cah-cah est podo ngerti, aku sengaja ncen….aku memang gawe grup ML, isine teko ngendi-ngendi, pemain-pemaiin sak Indonesia lah… Peneliti : berarti iku seng nginisiasi sampeyan? Narasumber : he’em…..

158

Peneliti : berarti sampeyan ngajak e kuwi lewat opo? Lewat ML langsung opo kepiye? Narasumber : he’e, nek pas main nek ML langsung tak jaluk I nomer re, “ bos endi nomer e, tak masukke nek grup”, terus nomer re tak copy, tak lebokke, terus bariku de’e kanca-kancane “iki kancamu nek sekirane seneng ML angger lebokke”, weh bariku langsung sharing-sharing tentang ML Peneliti : anggotane grup ML kuwi ono piro? 100 ono? Narasumber : nek anggotane kuwi…300 an, iku aktif terus iku…..terus sedino…eh sewengi kawit jam 7 pol esuk kuwi nek gak tak bukak notif e est 2000 Peneliti : iyo kan ncen….nge game kan ncen….haha Narasumber : iyo sih, ancen mbahas se game ngasi jam piro-piro ae kan, aku yo ngniku ngasi di telfon koncok u tengah wengi dikon maen….. Peneliti : oke-oke, biasane pas momen-momen koyo opo sampeyan ikuu, ngupload sesuatu nek sosmed? Mboh iku status, mboh iku screeshot an mau? Narasumber : momen-momen seng…….pomone ,……..paling seneng yo pas seng….opo yo…ono seng lucu, nek chat ono seng lucu…ngniku langsung tak SS (screen Shot), terus tak gawe status WA, nek orak ngunu nek pas “Epic Comeback”, “Legendary” ngeniku lagi tak upload, masalah e, kesenangan tersendiri iku, kanggo aku. Peneliti : nek “defeat”…haha, orak gelem Narasumber : nak defeat yo moh ah aku, hahaha, mileh-mileh ah aku Peneliti : haha, lho nek est maen peng pirang-pirang li ke defeat terus kan yo iso wae nggersah terus di upload nek WA “gan piye iki kog ke defeat terus?” pernah gak ngeniku?

159

Narasumber : pernah aku ngeniku…….emang cah-cah grup ncen podo ngeniku, de’e biasane kan nek “Solo Ranked”, de’e kan mesti kalaah terus kan, lha bolone mesti cah “Noob” kan, terus de’e ngeshare nek grup “sopo iki seng gelem ngewangi?”, terus di data siji, loro, telu, papat, limo, nek wes ono limo (5 orang pemain), yowes aa langsung……yowes tak ewangi, terus di catet namane, janjian jam piro, terus bariku mabar langsung. Peneliti : biasane sampeyan nek upload….biasane nek upload kan mesti ono tulisane tah opo iku si? Narasumber : caption? Peneliti : nah ikuu, biasane ngaweh keterangan nek caption iku kepiye? Narasumber : biasane nek ML, SS, iku aku….biasane ki……..nganu……..opo yo…..biasane “MVP”, dadi MVP, terus tak caption “ikilah Perjuanganku, dadi ngene”, terus pas “Savage”, iku yo ncen tak upload ancen, tak caption “all”, nek masalah chat ncen tak gawe….caption-caption lucu, ngeniku Peneliti : terus nek..biasane nek FB piye biasane? Narasumber : nek upload nek FB malah aku nggak pernah ngupload foto, nggak pernah ngupload status………yo nek ngupload foto pernah sih, tapi jarang, nek status malah gak pernah, nek status nek WA malah kuerep ancen, terusan malah Peneliti : nek WA biasane nyetatus pas wayah opo? Narasumber : gak menentu sih…….. Peneliti : emmmmh……..oke-oke, terus konten-konten seng mbuk unggah nek sosmed e sampeyan, iku opo ono pengaruh hati ne sampeyan? Narasumber : onoo, terutama ML, seng paling tak gawe ngupload iku memang Cuma ML, nek Instagram iku paling Cuma salin link, terus tak download, salin link….terus angger ono seng lucu mengko tak download tok, terus tak share nek WA, nek 160

ML…….aku nek status pencapaian, iku nek WA kabeh, terus aku mbukak pembaruan opoo……”ML iki ono pembaruan opo yo?” aku kan kepo ……ngeniku terus tak SS, bar kuwi tak crop, tak dokok WA, koyo nek pas ono hero anyar, koyo wingi pas ono Hellcurt kan “wiih ono hero anyar”, soale iku, penting kanggo cah ML an, Peneliti : penting di perjuangno tah kepiye? Narasumber : he’e… Peneliti : eh, hero iku iso di “give” gak? Narasumber : isoo…..isooooo, skin, hero, iku iso di give, enak ancen….hehe Peneliti : weeh berarti nek est duwe bolo seng level e duwur leh kepenak iku yo….. Narasumber : tauuu ngeniku aku (di give hero), sak skin-skin ne malah, pertama iku dike’i loro aku, di ke’I “Roger” (salah satu hero di ML) sak skin ne, karo nganu….sopo….. “Harley”(hero lain di ML), seng tukang sulap kuwi, iku karo skin ne podo wae, breh pancen kancaku nek masalah ML, de’e nek masalah skin ora baenbaen, de’e est gak peduli karo duit e, soal le de’e pancen sugeh ee…..hehe, Peneliti : waaw….haha Narasumber : yoo ngniku de’e nyelengi disek pancen, dikirim ma’ane, di celengi, di gawe tuku “Diamond” terus bariku di gawe tuku-tuku, bareng kumpul, mileh-mileh, langsung dituku, bulan ngarep yo podo wae ngeniku, tuku maneh, kerep de’e pancen ngeniku, pas lagi frustasi aa, duet celengan ne sejuta langsung di dudah di gawe tuku skin, gamer sejati ngeniku ndekne, mulane nek sampeyan pengin dadi gamer iku kudune wani ngetokno opo seng kudu mbok tokno. Peneliti : eemmmh, oke-oke, terus biasane nek suasana-suasana hati tertentu sampeyan piye ngupload e? seng biasane sampeyan langsung upload ngeniku lho, biasane wayah suasana hati seng pas kepiye?

161

Narasumber : pas lagi seneng-senenge,……..nek pas lagi sedih iku…..nek pas krungu kancaku loro, meninggal, iku yo lagi tak upload, nek seneng yo kerep tak upload, nek pas ora yo………piye yo,…….kabeh ki tak curahno nek status, status WA kan bar langsung ilang,……….. terus tak curahno, terus mengko nek kancaku ngaweh masukan yo di komen, langsung dike’I (masukan) Peneliti : oke-oke, sampeyan pernah gak entuk perlakuan negative selama nggunakke sosmed? Mbuh di bajak…terus di tandai nek upload an seng konten ne iku orak kamu banget? Narasumber : nek iku sih tauu….. Peneliti : piye? Ceritane kepiye? Narasumber : aku nek di bajak kuwi……opo yo……facebook pernah dibajak, sampek iki ono akun facebook palsu, mulane pas dibajak kuwi aku langsung ganti akun, di bajak I …….ae, nek Instagram nek di tag seng ora nggenah…..iku pancen guyon ngunu lho, koyo konten-konten nggluweh………sekedar…..opo si…..berbau pornografi ancen pernah… Peneliti : nek facebook? Narasumber : he’e nek facebook kuwi Peneliti : emh….mulane kuwi sampeyan gawe akun facebook bayangan yo? Narasumber : he’e, dadi nekdi tag ben iku wae….hehe Peneliti : nek facebook seng sampeyan bener-bener di gawe pantauan? Seng iku? Seng tertentu tok? Narasumber : tertentu….konco TBS ………karo seng konco apik tok, nek pas dek Mts kan angger-anggeran, saiki est ndenger mileh konco sing apik, lha yo mulane aku langsung gawe FB seng anyar, yawes, khusus cah kuwi mau (teman baik)

162

Peneliti : oke-oke, nek wes entuk perlakuan koyo ngeniku mau, di bajak, di tag nek upload an seng gak nggenah, iku biasane piye tindakan ne sampeyan? Narasumber : aku biasane nyindir Peneliti : nyindir? Nyindir seng kepiye? Narasumber : nyindir “sopo sih seng rai ne koyo jancuk iki”, aku mesti misuh I, tak jancuk-jancukno, mesti tak ngonokke kabeh, nganti koncok ku titen, nek pas aku lagi ngunu de’e ngerti…..”eeeh, paling kuwe ki nyindir wong”…….., he’ e ancen kog, kan kerrep aku sih ncen nek di fitnah, nek di ngene-ngene, iku wes tau, langsung tak sindir lewat status WA, terus di komen “kuwe gene ?” Peneliti : ooowh terus di tanggepi konco? Narasumber : ooow, “kue nyindir wong,?” de’e ngunu. Peneliti : oke-oke, terus sampeyan nek wis di sindir, terus sampeyan nek ngaweh klarifikasi utowo pembangkitan nama baik kepiye terus? Narasumber : aku nggak terlalu nggubris……..aku wes bar nyindir, terus aku klarifikasi kabeh sebenere iku “bullshit”, “aah, omong kosong”, “lah nek kuwe gak percoyo yawes, aku gak butuh kuwe percoyo reng aku”, ngunu. Peneliti : ooh, ngono…. Narasumber : “ora ngakon kuwe ngakon percoyo nek aku sepenuh e, nek kuwe percoyo, percoyo karo wong iku, nek ora percoyo yo wes” Peneliti : emmmh, oke, pas sampeyan dewe iku, pernah gak ngelakoni kesalahan dalam mengunggah konten utowo ngupload, contoh pas ngupload moro-moro “eh, kog upload anne ngene yo, kog upload ane elik yo, hapus wae lah” Narasumber : he’e…..pernah…..

163

Peneliti : nek wes ngenikubiasane opo seng sampeyan lakoni selanjut e? opo di hapus? Narasumber : aku biasane langsung tak hapus, bariku tak mbarno “halah ah, tak jarno”, nek pamane aku di komen koncoku “iki (upload an) ogak pas karo biasane”, “wes, umbarno wae, lagi kuker (kurang kerjaan) aku”, aku gae alasan kuker….hehe, nek koncoku gak setuju karo upload an ku yoo, yowes mbarno, nek koncoku yoono seng nanggepi apik ono sing nanggepi elek, mesti kuwi, karek pemahamane kepiye… Peneliti : gene kog sampeyan hapus? Kog gak di mbarno ae ? orak mending sampeyan klarifikasi wae? Narasumber : nggak, piye yoo….aku gak terlalu ngono, gak terlalu suka seng langsung tak jelasno, mergo piye yo….aku ki….wonge ki………nek wes kadung statusku dingeti wong akeh, iku ku komen ne mesti seng gak do nggenah, yowes tak hapus, ben rak ono komen seng gak genah, wes sitik tok wae? Peneliti : opo komen ne gak di blok wae? Maksud ku fitur komen ne di blok? Iso gak sih? Narasumber : iso….matikan komentar isoo Peneliti : iso yo? Tapi biasane kepiye? Langsung ngeniku opo kepiye? Narasumber : gak pernah…..aku gak pernah mateni fitur komentar, biasane langsung wae tak hapus postingane…..yowes. Peneliti : dampak e pas sampeyan kuker iku mau kepiye karo koncone sampeyan? Narasumber : dianggep bia……saa……..aku kuwi nek kuker ki ncen wes biasa nek Instagram, story nek Instagram, utowo WA, iku wes biasa gawe chat-chat, gawe tulisan ngono-ngono wes biasa….kuker ngunu lho, yoo karo koncoku “kuker ae”, yoo karo koncoku aku nek wes kadung kuker, story WA ku iso penuh, koyo titik ngasi, mbarno gak ono seng ndelok….haha

164

Peneliti : hahahaha……..lha wayah-wayah kuker iku biasane nek pas opo? Narasumber : wayah-wayah bengi, nek pas jam 9, yaa nek bar maen ML, nek kalah terus, frustasi, gawe sembarang kalir aku, nek Instagram, nek WA, gae kuker-kuker ngeniku Peneliti : nampilno video pas sampeyan di pateni nek ML ae aa…..hahaha Narasumber : pernah iku…..mati konyol kuwi pernah ……… Peneliti : di jreb wong telu….hahaha Narasumber : hahaha….iyo, karo pas di pateni lord yo pernah, tapi iku aku pas posisi lagi gak ngelawan, ceritane kuwi pancen nyowoku kari sitik, arep recall kan, lha aku ndelik nek semak-semak nek ngarepe lord, lha kog koncokunyerang lord, otomatis lord e kan maju aa, nyerang koncoku, mati aa aku, gueting aku, aku langsung misuhmisuh nek ML “goooblok ke pol, gak eling konco” tak ngonokno, de’e Cuma ngguya-ngguyu tok…….langsung tak unggah, lha koncoku ngomen “koncomu goblok ngene-ngene-ngene, ra eling konco” hahaha, wes peng pindo aku ngalami ngeniku, haha Peneliti : hahaha……..mati konyol Narasumber : iyo e……terus seng pindo kuwi mati keno monster, aku di chat koncoku “goblok!!, mati kog keno monster, kog isoo ngunu lho, gendeng!!” Peneliti : hahahaha……oke-oke……nek ikuu….nek sampeyan kwi mau di arani kuker, citra ne sampeyan kan maleh negative kan? Nah untuk mem-positifkan lagi diri sampeyan kepiye setelah di arani kuker? Narasumber : cumaa………piye yo….aku nek wes di komen koncoku, aku Cuma, klarifikasi lewat sanpchat, WA “aku ki lagi kuker, wesmbarke wae, rak usah di pikir, rak usah di lebokke ati” Peneliti : emh, berarti teko iku sampeyan dadi kulino yo? 165

Narasumber : he’e kulino nek pas aku lagi keadaan koyo ngunu “leeeh, kuker” di konokno Peneliti : terus…efektif gak? Bar iku wes gak pernah nanggepi maneh? Narasumber : udah gak pernah si….soal e wes ngerti dekne biasane kerjaanku lapo ki wes ngerti, koncoku wes paham, neng kelas yo podo wae, angger ono opo-opo yo mesti tak upload Peneliti : ooo, pas lagi kuker tah kepiye? Narasumber : he’e, nek kelas iku koyo …..langsung gawe snapchat utowo video pas jam kelas kan mersti podo turu si…yoo sengaja tak video ni kabeh, tek lebokke nek WA, Instagram “cah-cah ii kog iso podo turu kabeh….”mesti podo ngono Peneliti : hehehe…….okee, biasane ku, opo seng sampeyan lakoni kanggo mempertahankan “naufal nek sosmed kui koyo ngeniki”, cara ne sampeyan memlihara citra ne naufal nek sosmed kui kepiye? Narasumber : piye yoo……….. Peneliti : cek nah gak di arani plin-plan ngunu lhoo Narasumber : yoooo aku gak…..gak…..nek aku di arani plin-plan he’e aku sitik-sitik elek sitik-sitik apik, yo iso dadi apik iso dadi elek, yo aku…aaa……est ngerti ngunu………nek aku gak iso nek apik terus utowo elek terus, yo encen apik-elekapik-elek ngunu, aku Cuma nge’I klarifikasi, biasane aku nek ngawehi klarifikasi iku yoo, singkat, angger akuu……aku biasane di komen “kue kog nakal?”, “aku gak nakal, aku Cuma mengikuti zaman”, ngunu tok heeeee………simple ngunu tok Peneliti : oke-oke…..terus….ono gak momen-momen tertentu kanggo nunjukkan diri anda?pas opo wae? Sak liyane nek ML…..hahahaha, yo gak kudu nek sosmed juga, nek dunia nyata juga bisa pas wayah opoo gitu

166

Narasumber : ono…..yooo pas wayah iso jawab soal le guru, kuwi nek dunia nyata, nek neng dunia……dunia sosmed kuwi aku ki ……opo si………gak ono si, Cuma seng teko dunia nyata tak share n upload nek sosmed, pengin nunjukke nek tementemen nek aku ki iso, orak sebatas nek aku kuker koyo ngene-ngene aku ijeh iso berfikir seng positif-positif seng tak share nek sosmed. Peneliti : ooo berarti momen-momen pas iku…..selain seng pas iso jawab…..pas opo wae? Pas rembukan? Narasumber : aaa………nek aku biasane ngusulno……..ngusulno seng masuk akal, ngeke’I masukan-masukan ngeniku biasane aku, seng biasane kuerep ono rembukan nek pas rapat iku aku, ono usulan gawe opo-gawe opo…….ngeniku, nek gak di terimo yowes, seng penting aku wes nyampekno opo seng ono nek uneg-uneg ku Peneliti : oke-oke……geneo kog harus momen-momen iku? Gak seng kebiasaan hariaan mungkin? Narasumber : aku gawe ngono yo gak bar-bar aa, sitik-sitik gawe. Sitik-sitik gawe, lagi mangan gawe, lagi nek kene gawe, malah persis kancaku nek ngeniku, de’e pancen seneng touring, cah dolan, de’e kuwi nek ngupload nek BBM, aku mbiyen duwe BBM, duwe kontak ke de’e, status se kuwi aneh-aneh “lagi perjalanan kemana, dengan kecepatan segini, dengan plat nomor ini” ngeniku disebutno de’e, terlalu berlebihan, saiki aku wes gak gowo BBM, saiki dowo WA tok, ben gak ono ngenikungeniku……aneh. Peneliti : hehehe……oke-oke, aa…..menurut e sampeyan iku seberapa penting sih, jogo persepsi ne orang lain neng diri anda nek medsos? Seberapa penting sih nofal iki jogo jenenge nek medsos? Ngunu lho Narasumber : nek aku…..nek jogo jenengku kuwi…..aku Cuma….opo yo………gak terlalu ……….misoh-misoh…..ngene lho, aku kuwi ngerti aku anak e sopo, aku jeh paham aku………opo jenenge…….aku sekolah neng ndi, nek aku misuh yo wajar,

167

dolan-dolan yo wajar, yooo nek rak muleh yo wajar, ncen cah lanang, “kuwe anak e sopo tah kog ngene-ngene”, biasa sih, aku dak ngono si, langsung aku mbandingmbandingno kancaku seng wes gus ngunu lho, iku ambi aku ce’es, tapi ambi aku mbandel e mbandel de’e, langsung tak banding-bandingno “kuwe rak ngerti sih gus ngene”……….de’e leh ngerti carane jogo jenenge bapak e nek endi-endi Peneliti : eemmmh……oke-oke, berarti penting banget yo jogo jeneng? Narasumber : penting…..penting banget…….. Peneliti : piye umpomone konco sosmed seng gak pernah pethuk sedurunge, moromoro pethuk sampeyan, tapi pas pethuk iku perasaane koyo aneh ngeniku lho “nofal kog koyo ngene, padahal nek sosmed koyo ngene” kepiye seandaine sampeyan nemoni seng koyo ngunu kuwi? Narasumber : pernah aku ngeniku…..pernah. Peneliti : piye-piye….ceritain… Narasumber : iku kancaku wong wedok kan, ncen urung pernah ketemu aku, yoo…..de’e anggep wae aku kan nganggep konco biasa si, terus ….”ayo ketemu”, de’e ambi konco-koncone, aku yo ambi konco-koncoku barang, aku neng kono cah 6, ML kabeh, pas iku lagi dolanan ML, terus aku di ngeta-ngeti, aku yo pas lagi mati…..eh pas Heroku pas mati, aku ngeti de’e, kog koyo kenal……terus bariku, wes ayo di barno, aku ape ono urusan,…..tak barno disek terus bariku tak parani, “sampeyan iku seng jenenge nganu yo?”, “oh iyo, kuwe nganu si…nofal si?”, ketemu nek Menara kudus, kancaku lamongan, de’e kan lagi ziarah nek kudus kan , opo….papasan aku pas nek menoro, terus bariku tak ngeti teruus, de’e yo ngeti aku terus, terus tak sopo “ opo kuwe niken yo?”, “oh iyo, nofal aa?”, nanggepine de’e yo, bedo aku nek foto karo asline ki bedo Peneliti : bedone? Menurut penafsiran ne sampeyan kepiye bedone?

168

Narasumber : nganggep e nek sosmed kan biasane aku kan meneng tapi….orak kakean ngomong……..tapi asline yo….akeh ngomonge…..ngomong-ngomong seng gak pati penting, “kuwe lapo nek kene”, “ambi sopo?”, yo ….sebates ngeniku…… yo pokok e ngeniku lah Peneliti : yoo memang gak pernah petuk li moro-moro petuk kan….. Narasumber : yoo gak nyongko….”moso kuwe nofal?”, “moso kuwe?”, dikonokno, “moso kuwe gak percoyo cah?”, bolo MI yo ngunu, pernah…… Peneliti : bolo MI seng kepetuk neh saiki tah kepiye? Narasumber : he’e, wingi kan cah Tasikmalaya juga, de’e nek kudus kan ndue mbah nek kudus podo wae…….”kue nganu si?” tak konokno, “lho kuwe sopo?”, “moso gak eling?”, terus tak baleni cerito-cerito pas dek MI, “lho kuwe nofal berarti?”ngunu……… Peneliti : oowh disek tau sekolah kene? Narasumber : he’e tau, terus pindah nek tasik… Peneliti : cah panti yo? Narasumber : ogak sih cah karangnongko disik e, de’e awor mbak e, terus pas kelas 2 MI, terus de’e pindah nek kudus, bar teko kudus de’e pindah nek tasikmalaya Peneliti : menurut e sampeyan iku, sepiro penting image nek sosmed? Narasumber : nek aku iku…….penting banget, aku menjaga image ku image keluargaku, image sekolahanku….dengan hal yang positif, nek maen ML kan wens wajar kan cah lanang, di komen “cah santrikog maen ne ML”, “lha gene? Opo salah e, ono larangan e po?” tak konokke, yo ijeh menjaga image santrine, aku dolanan ML iku nek sedurunge ngaji…….koyo kancaku, de’e dolanan ML tapi ngajine yo sregep, Peneliti : nah, terus gene o kog sepenting iku? Kog ngasi koyo mau?

169

Narasumber : penting banget ancen Peneliti : padahal kan sampeyan iso dadi nofal seng liyo nek sosmed kan? Narasumber : yooo ben gak dipandeng elek neng wong liyo, nek dike’I komentar kan….. yoo kan biasane wong ……ono seng kesan ne membangun, ono seng kesan ne menjatuhkan, yoo mulai saiki aku yo jogo image, aku cah endi, cah kepiye…ngunu Peneliti : saumpomo ono hal buruk terjadi, seng hal buruk iku mau iso mengancam image mu, seng sampeyan wes jogo mau, moro-moro ono skandal opo seng sampeyan terlibat nek jerone, nah kepiye sikap pe sampeyan seandaine ono seng koyo ngeniku? Narasumber : nek aku…nganu….., nek wes kadung nemen, aku jengkel, aku terjun dewe langsung tak omongi pedes-pedes, tak pisuh i……bar- bar, ora-ora,nek dunia nyata, iki ora masalah kanggo awakku dewe,…… yo bener ononganu ne……., Cuma ojo ngasi sek nemen ngene, aku wes moh mbahas ngene, tapi de’e jik mbahas seng gak sesuai dengan kenyataan ngunu lho, terus aku jengkel, Peneliti : langsung mbuk omongi langsung ya? Narasumber : tak omongi langsung…..nek dunia nyata de’e tak omongi langsung Peneliti : oke-oke……..mantap-mantap…..makasih ya waktune, disambung maneh sesuk Narasumber : he’e mas, siap

170

Transkrip II Informan N

Peneliti : opo wae sih biasane corone sampeyan iku biasane nunjukkan diri nek medsos? Yoo nunjukno nek “aku” iki ijeh ono ngunu lho… Narasumber : sering update status……. Peneliti : status seng opo? Teks opo gambar? Narasumber : yo teks yo gambar ….terus….ketok e iku tok si… Peneliti : gawe story? Narasumber : ooowh iyo, gawe story, gawe snapchat, gawe foto-foto meme juga….. Peneliti : foto-foto meme juga? Biasane gawe aplikasi opo ngeniku? Narasumber : nek aku Cuma modal Picsay Pro….. Peneliti : nah sebesar opo dampak e, teko dampak-dampak e mau, mulai gawe status, gawe story…..seberapa besar sih dampak e nek awak e sampeyan? Terhadap gambaran diri ne sampeyan nek medsos? Narasumber : gambaran? Peneliti : he’em…maksud e iku coro-coro mau iku dampak e nek konco-konco dalam memperlakukan nofal kepiye? Yoo terutama di medsos? Narasumber : yoo…..pertama si heran….aku kan mbiyen iku jarang update status, hla malah saiki update, terus, lama-kelamaan dadi biasa sih…yo di konkke,……yoo ncen biasa kancaku, ogak sek koyo mbiye, yoooo…..pertama aku ngepost pirang-pirang yo aku kaget, “kog nyepam terus”, “yo gak popo”, tak ngonokno, yoo sejak iku aku wes mulai rodo nyepam sitik-sitik Peneliti : naah….dampak e piye terus….iku? koncone sampeyan lebih merhatikno?

171

Narasumber : yooo…..biasane kwi akeh merhatekno…. Peneliti : akeh merhatikno yoo….berarti angger sampeyan update langsung di…. Narasumber : biasane langsung di delok….. Peneliti : terus tanggepane konco-koncone sampeyan reng sampeyan semenjak iku?...semenjak eksis nek media sosial? Narasumber : yooo….tanggepane yo biasa….gak sek……..opo si……kontra ngeniku …….gak sek ngilokno, iku lo, Cuma……Cuma di…….opo si…….heran tok iku lho de’e, dadi de’e Cuma heran, tapi gak ngilokno….. Peneliti : dadi disampaikan dalam bentuk kepiye heran ne? Narasumber : dalam bentuk nganu si…….langsung yo tau….lewat chat yo tau….. Peneliti : like ke kepiye? Opo dislike mungkin? Narasumber : like sih akih-akih e……hehe Peneliti : seneng gak entuk like ngeniku? Ono rasa tersendiri gak? Narasumber : yooo…..kepiye yo…..biasa wae sih, nek entuk tanggapan apik yo alhamdulillah, nek ogak yo gak popo Peneliti : oke….terus…..sampeyan iku duwe suatu ciri khas tertentu gak seng biasane mesti sampeyan tampilke nek medsos? Mboh iku ciri khas kata-kata, ciri khas tubuh, wajah? Narasumber : nek kata-kata ki Cuma………kata-kata……….(sambal mengingatingat dan melihat media sosial)…..nek kata-kata ogak ono sih………tapi nek foto ki Cuma tak gawe semene tok (memperlihatkan foto unggahan di media sosial), Peneliti : emh…….semene…sak hidung…. Narasumber : hmmmm……gak tak ketokke kabeh, kerep pe ngeniku sih……..

172

Peneliti : biasane sampeyan posting nek endi wae? Narasumber : nek story IG sih….. Peneliti : berarti foto setengah wajah ngunu…… Narasumber : he’e….ngene juga pernah (menunjukkan postingan foto unggahan lain yang menunjukkan mimic muka serta gaya subjek dalam berfoto) Peneliti : okee….nah terus, ke khas-an iku mau……mesti nek sampeyan ngepost, sampeyan sertakno? Mungkin nek pamane gawe foto, foto seng di ke’I teks, kan iso sih….tah akeh-akehane, tah jarang? Narasumber : jarang aku biasane, angger post yo angger tak post, tapi jarang ono caption ne….jarang ono tulisan ne Peneliti : nek gawe meme seng setengah wajah? Narasumber : eee……….nek gawe meme….pernah…….ngene (menunjukkan meme di handphone narasumber) berarti…….nganu….nek gawe meme koyo Seto Mulyadi seng masih saya pantau dan saya sleding (menunjukkan gambar meme yang dimaksud)……..nah biasane iku Peneliti : oke-ok……….terus tanggepan ne konco sosmed e sampeyan tentang ke khas an iku mau kepiye? “apik fal”, tah “misterius”, opo kepiye? Narasumber : gak nganu sih…………gak pernah nanggepi sih……Cuma nganu…..”kuker, ra ono kerjaan”, “fota-foto ngeniku ae”, ngeniku biasane Peneliti : fotone cah…gaya……tah kepiye? Narasumber : yoo….ono sih……gaya kog……..nggaya…. terus, “gage tah macak foto sak wajah” Peneliti : terus, sampeyan iyani?

173

Narasumber : enggak sih….gak tak tanggepi Peneliti : gene o harus setengah wajah? Geneo kog gak satu badan penuh? Narasumber : eee…..males sih….kan awak ku cilik, mesti kan …….engko mesti di nganu……”awakmu kog cilik e pol?”, mesti di ngonokno, “awakem kog cilik”, “ndang mangan ngene-ngene, ngombe susu, dll”, bosen aku ngeniku…………aku iku pernah upload foto sak badan karo konco-konco, di komen “awakmu paling cilik dewe,mangan tah mangan”….dikonokno…..wesyy…..isin aku……males……. Peneliti : haha…..dadine semenjak iku rodo males tah isin nek ngeniku? Narasumber : yooo nek aku males sih……nek isin orak Peneliti : males di weh I tanggepan seng koyo ngeniku-ngeniku yaa? Narasumber : he’e males…. Peneliti : hehe…oke, teruus…..biasane neng endi wae sampeyan nunjukke coro lan ciri iku mau? Tempat e?nek pas opo wae? Narasumber

:

yooo…….nek

pas

nek

Hypermart,

pas

nek

café,

nongkrong……ngeniku-ngeniku….. Peneliti : terus ono iku gak? Semacem tambahan? Semacem pemanis? Koyo efek tah opo? Ben nek sampeyan upload iku tambah pede… Narasumber : efek……eee…….gak pernah sih, natural sih aku…… Peneliti : seberapa besar pengaruh ciri khas mau terhadap konco-koncone sampeyan dalam memperlakukan sampeyan? Umpomo “wiih cah misterius” Narasumber : yooo…….anggepan ne sih…..gak pernah sih nek koyo ngono, yooo….biasa sih, nek ketemu yooo……gak nomong ngeniku, ….Cuma ngomong biasa…

174

Peneliti : emh…berarti langsung ngomong opo anane? Narasumber : he’e, langsung opo anane, gak pernah nyinggung-nyinggung foto nek medsos Peneliti : hehe….iyo….lha wong lanang kog……terus, posisi ne sampeyan diantara konco-koncone sampeyan nek medsos iku kepiye? Sebagai opo biasane? Seng ngawiti chat?opo tukang ngupload meme lucu tah opo? Narasumber : nek…..nek aku nek grup iku……nek pamane wes suwung iku……mesti tak kawiti aku, pomone….angger tak gawe opo……pokok ke sekirane grup iku gak sepi…..aku seng ngawiti terus… Peneliti : emh…berarti kerep ngawiti yo? Narasumber : kerep…. Peneliti : nek wes ono seng ngawiti, sampeyan biasane nanggepi gak? Narasumber : yoo…pasti tak tanggepi Peneliti : lha terus pamane sampeyan mulai tapi gak ono tanggepan kepiye? Narasumber : nyepam……….. Peneliti : mberondong berarti……haha Narasumber : hehe….ancen og, mengko biasane langsung ditanggepi….. Peneliti : okee….terus perilaku koyo iku mau iku pengaruh gak karo corone koncokonco medsosmu mandeng sampeyan? Feedback e nek sampeyan….. Narasumber : gak ono sih…… Peneliti : kog sepi bos grup pe…. Narasumber : he’e….. biasane yo bener enek ngunu……tapi langsung ditanggepi koncoku 175

Peneliti : biasane konco-koncone sampeyan kepiye? Feedback e langsung ngunu? Narasumber

:

he’e…..langsung

ono,

biasane

langsung

tak

jak

mbahas

opoooo…….ben sekirane gak sepi ngunu lho Peneliti : akeh-akeh ane mbahas opo? Narasumber : akeh-akeh ane sih mbahas …..nganu…ML...terutama iku…….nek grup kelas yo mbahas se tugas, tapi tugas-tugas seng standar sih……nek PR ngeniku malah gak pernah…. Peneliti : eeh, nek grup futsal dek wingi iku mbahas e opo biasanae? Narasumber : materi futsal……. Peneliti : materi? Ono pelatih e to? Sopo pelatih he? Narasumber : he’e…..pelatih he wong gebog, mas nanda, loro sih pelatih he, karo mas Farhan, kuliah UMK barang kog…. Peneliti : oke-oke, berarti pengaruh he gede banget yo ketika sampeyan ngawiti? Narasumber : iyoo…..biasane langsung diteruske karo konco-konco percakapan ne Peneliti : oke-oke, berarti sampeyan iki wong seng duwe pengaruh ya……terus kapan sih sampeyan nggunakke pengaruh seng sampeyan duweni kanggo nunjukke awake sampeyan nek medsos? Narasumber : pas wayah bengi biasane……bengi kan wes wayah podo sibuk dewedewe, do…lapoo……lha grupkan mesti sepi, nek wes kadung rodo wengi, biasane tak ramekke, pol…jam 1, kadang pol jam 3 Peneliti : ngechat terus yoo? Narasumber : he’e….ngechat terus……..pas wayah prei biasane, lanang wedok podo wae pol jam 1

176

Peneliti : bech ruame banget berarti……nah terus kepiye sampeyan gunakno pengaruh mau? Kanggo nudohke “iki lho nofal” Narasumber

:

yooo……piye

yoo……….gak…….(subjek

sedikit

mengalami

kesulitan menjelaskan selama +/- setengah menit) Peneliti : angger dibahasakno nganggo bahasane sampeyan dewe…. Narasumber : iku…….wong-wong ki wes ngerti aku….aku ki koyo kepiye…..aku biasane

nek

pas

neng

….iku……..terus…..nek

medsos

iku

nek

menunjukkan

gak

nyepam

awakku

yoo……nyetalker

dewe

ki…….gak

pernah…….yoo……..yoo….ncen pernah si, tapi yoo……ono tanggepan seng gak kepenak sih Peneliti : emmmh….mesti lah….wolak-walik e urip kepiye maneh………lha biasane seng tanggepan ne ogak kepenak kepiye? Ngiri tah kepiye? Narasumber

:

yoooo

iri……mesti…..syirik

ngunu

lho…….maksud

e

iri……he’e….iri yo pernah, koyo pas anu….aku pas jajan nek coffe 27 kan terkenal le kan larang kan, aku coba mrono jajan, terus aku foto, tak upload, ngeniku ono seng nanggepi “saiki kog sombong, jajan e nek kene”, mesti ngunu, yo ono sing “weeh nek coffe27 gak ngejak-jak”, Cuma gluweh tok….. Peneliti : oke-oke, terus…..sesering opo sih sampeyan nggunakke pengaruh iku mau kanggo ngentokno perhatian nek medsos? Narasumber : yoo…sering banget sih……….. Peneliti : sesering opo biasane? Narasumber : eee…..wayah-wayah pas ………lagi ape ono acara penting yo lagi aku (memberikan isyarat anggukan)…….. Peneliti : berarti pas lagi mbahas hal-hal yang penting ya?

177

Narasumber : he’e…..seng pas mbahas serius ………ngeniku aku lagi terjun… Peneliti : emmh….ngunu…..terus pengaruh-pengaruh iku mau, mulai nofal seng penggehane mulai percakapan, nofal seng gawe-gawe nek grup, iku opo sampeyan gunakno juga nek dunia nyata, nek pas lagi suntuk contone? Narasumber : eee…nak dunia nyata aku gak terlalu…..gak….sering memulai percakapan, tapi nek pas wayah lagi do dolanan hape, do fokus e neng hape, lhah aku lagi mulai percakapan, lha biasane nek di cuekin, yo…langsung…aku langsung nganu sek……..langsung ngene “hee, nek di omongi ki disauti ngunu lho, kene ki orak musuhan lhoo, mosok dolanan hape dewe-dewe?”, nah terus hape ne dipateni, langsung njagong…. Peneliti : terus piye tanggepane konco-koncone sampeyan karo corone sampeyan negakno pengaruh iku mau? Sampeyan mau kan carane negakno ne kan dengan ngobrak-ngobrak, nyepam, tah opo…..nah tanggepan ne kkoncone sampeyan kepiye? Narasumber : biasa si…..yoo nek konco seng wes kulino karo aku tanggepane yo biasa si, nek urung kulino yoo , mesti ditanggepi “nyepam ae fal dadi wong” Peneliti : pernah ono seng nroso risi gak? Meskipun iku koncone dewe? Narasumber : pernah sih…… Peneliti : sering gak ? Narasumber : yoo….sering juga sih Peneliti : terutama nek wayah-wayah kepiye? Narasumber : ee……yoo……nek chat kan ncen mbendino kan aku gawe notif, aku ki nek grup iso mbahas seng penting iso seng gak penting, Peneliti : nek status kepiye?

178

Narasumber : nek status….yo biasane nek WA sih, ngasi dadi titik-titik, biasane nek wes titik-titik akih iku wes gak ditanggepi koncoku, orak dingeti ngunu lho, sitik…..hehe, aku nek gawe 4 utowo 5 iku seng delok biasane wong 45, 50… Peneliti : lha koncone sampeyan nek WA piro emange? Narasumber : 150… Peneliti : 150 kontak seng saling memiliki kan berarti? Narasumber : he’e Peneliti : marang sopo wae sampean biasane nunjukke awak ke sampeyan? Narasumber : ngo konco…..konco seng urung kenal…. Peneliti : nek seng wes kenal…? Narasumber : yo gak….lha wes kenal kog lapo……..wong y owes ngerti aku koyo kepiye, terutama ki seng durung kenal, ben kenal Peneliti : terus nek ndi wae sampeyan nggunakke pengaruh iku mau? Narasumber : pas wayah ketemu…….gak njarak ketemu……….terus….nek panggonan seng jarang ketemu koyo pas meet up bareng seng durung tau ketemu aku, lha nek kono mengko ngobrol-ngobrol, berpendapat….. Peneliti : nah terus iku, hal-hal opo wae seng sering sampeyan tampilke nek medsos? Narasumber : yoo….koyo mau status teks, meme, bariku……foto menang ML, wejangane guru, wes iku…….yoo terus screenshot an chat-an seng lucu, seng aneh tak SS tak upload Peneliti : terus ambi mbuk caption juga? Narasumber : he’e, ambi tak caption Peneliti : lha geneo kog iku seng mbuk pileh?ora seng liyo-liyone, mbuh opoo 179

Narasumber : yoo, luweh simple iku sih timbang liyane, yoo kan terimo teks tak upload, foto tak upload, yooooo iku luweh simple ketimbang video, podo wae males ngupload video aku, yoo kuota ne juga, nek teks karo foto kan gak ngentekke kuota, nek ngupload video kan boros kuota Peneliti : emh, iku nek platform opo? Narasumber : yoo nek semua platform medsos Peneliti : terus kapan wae waktu-waktu kanggo nampilke hal-hal iku mau? Narasumber : setiap saat, pokok e angger ono seng apik tak upload, ono seng aneh tak poto tak upload….. Peneliti : terus disampekno nek sopo wae? Pernah ngetag orang-orang tertentu gak? Kanggo nunjukno koyo ngeniku mau? Narasumber : eeee…….nek ngetag neng……iku status e dewe opo status e wong? Peneliti : yoo status e dewe, yo status e wong…seng sampeyan rumongso cocok Narasumber : yoo aku nek ngetag wong neng…..koyo meme……dinia per-memean Instagram sering, sering tak tag koncoku Peneliti : koyo “iki lho cung, woco” ngunu ya….hahaha Narasumber : he’e……..encen sering ngeniku aku….haha Peneliti : nah…..neng ndi wae hal-haliku mau, poin-poin iku mau sampeyan tampilno?seluruh platform medsos? Narasumber : nek aku tertentu sih….. Peneliti : opo wae? Narasumber : nek aku facebook karo Instagram biasane, nek sering ngetag-ngetag iku sering nge nek facebook ambi Instagram tok

180

Peneliti : emmm, nek seng upload-upload mau? Narasumber : nek WA biasane…..WA terus Peneliti : nah terus tanggepan ne konco-konco medsos se sampeyan kepiye? Narasumber : yoo nek tak tag de’e mesti ngeniku “ndasmu, ora aku lit”, ngono …….biasane ngeniku terus… Peneliti : tanggepan ne kepiye iku? Guyon ?opo tersinggung tah kepiye? Narasumber : yooo…..guyon, aku nek ngetag ki sebatas guyonan, nek tersinggung ki gak pernah, Cuma guyonan tok Peneliti : oke-oke, terus….opo wae sih hal-hal seng sampeyan perhatikno sedurunge sampeyan bener-bener mutuske kanggo ngupload iku mau? Kan mesti si, sampeyan kan milih-milih juga kan? Nah hal-hal opo wae seng sampeyan perhatikno sedurunge sampeyan ngupload? Narasumber : yoo….kata-kata…..nek kata-kata sering tak gatekno sek sedurunge tak upload kuwi sering, nek foto yo….luru…luru……..opo jenenge……luru foto seng pas kanggo tak upload ngeniku, maksud e seng cocok ngunu lho, tak gatekno sek, seng macem tak upload endi?....biasane ngunu Peneliti : emmmh…..seng macem?lha kriteria macem terus kepiye? Menurut e sampeyan? Narasumber : yoo nek kriteria macem ki……..yoo………….nek aku sih gak pernah merhatikno ngeniku …..pokok angger macem tak upload…..ngeniku sih……. Peneliti : semua iku? Seng ketok e macem karo atine sampeyan langsung sampeyan upload? Narasumber : he’e

181

Peneliti : gak peduli gambar opo iku, pokok menurut e sampeyan macem angger sampeyan upoad? Narasumber : he’em Peneliti : okeee………biasane sampeyan iku kepiye,dek mau kan akih, ono kata-kata masyayikh, chat lucu, nah dengan macem-macem seng akih e koyo iku mau, biasane sampeyan ngatur e kepiye ben ora terkesan membosankan? Di manage tah kepiye? Narasumber : nek aku ogak…..ogak tak perhatikno sih, tapi yooo…setiap saat angger ono hal-hal seng lucu, apik, iku langsung tak upload, nek masalah waktu gak menentu, setiap saat nek aku, pas browsing, nge-stalk, chating, nek ono seng apik kuwi langsung tak screenshoot, nek pamane lucu barang tak screenshoot, terus tak upload neng WA, story instagram Peneliti : terus dampak informasi seng beragam iku mau, foto diri, qoul masyayikh, lan liya-liyane, nah dampak ke sampeyan ngupload hal-hal iku mau nek awak dewene sampeyan iku opo? Ono seng kepuasan opo kesenengan seng iso digambarno? Narasumber : eee…….nek kesenangan yoo…..ono sitik-sitik, tapi iku menjadi hal yang biasa kanggo aku, susah yo orak, sedih yo orak, hal biasa iku……….nek puas yoo……puas, tapi nek ekspresine…….seneng orane yoo……biasa Peneliti : nek ono tanggepan biasane tambah puas ngeniku sampeyan? Narasumber : nek ono tanggepan yoo……..yoo……puas sih, langsung luru stalker maneh, luru opo-opo neh seng……..seng terkait karo iku neh Peneliti : kerono perkoro entuk tanggepan iku mau? Narasumber : he’e…kerono iku sih Peneliti : oke…nah, terus biasane iku, seberapa sering sih sampeyan iku nampilno utowo ngunggah, ngupload informasi teko awak dewe sampeyan?

182

Narasumber

:

yooo……sering

banget

si

aku…yoo….cek…..ora

esuk

ora…………biasane iku aku nek kadung tengah wengi tangi yoo…..uploadku yo angger tengah wengi, pomone aku tangi jam 1, nah jam 1 kan ijeh ono kuota malam kan…..nah tak gawe youtube an, Instagram man, wes pokok e akeh lah, yo mengko nek ono seng apik, mesti langsung tak upload nek WA, masio jam 1 moso ono seng delok kan?, nah biasane nek ono tanggepan iku nek esuk, “ kue kog iso tangi jam semono?upload jam semono barang?”, “wong kog gak ono kerjaan, upload jam semene”, “heleh mbuk yo lah wong yo lagi ngentekno kuota malam ae tek” tak konokno wonge Peneliti : lha kog sesering iku? Geneo kog sesering iku? Narasumber : yoo aku iku nek gak ngupload yo koyo…sepi ngunu si, rak ono opoopo …………sepi aku biasane, tapi aku nek ngupload iku…ngupload neng WA, iku Cuma seng tak delok iku seng delok tok, seng delok akeh orane……..nek pamane akeh yo “weh, akeh iki, apek paling iki”, Peneliti : dadi semakin akeh seng delok semakin seneng? Narasumber : he’e, semakin seneng….. Peneliti : okee, terus seng paling akih teko poin-poin iku mau seng opo? Seng paling sering sampeyan upload? Narasumber : seng mobile legend……. Peneliti : pas opo ? Narasumber : yoo pas ono berita tentang mobile legend, meme mobile legend, iku biasane langsung tak upload, koyo ono pembaruan wingi yo langsung tak upload, nek meme mobile legend yo langsung tak upload barang, pokok seng ono kaitan ne karo mobile legend langsung tak upload, kan nek Instagram ono grup ML ngeniku, langsung tak screenshoot, tak post nek story WA

183

Peneliti : oke-oke, geneo kog bagian mobile legend iku sering sampeyan tampilno? Kog ogak qoul masyayikh tah seng opo mau? Kan disek pas dolanan COC gak ngasi koyo ngene kan? Narasumber : yoo…..iku….he’e, kan saiki lagi viral le maen mobile legend, lha dolanan mobile legend termasuk……hobiku sih ancen, hobi ku ancen dolanan game, masio cah-cah cewek kan biasane gak faham mobile legend kan…….angger tak post…….nek seng paham…….seng nanggepi ku Cuma lanang-lanang tok, cewek ono, yooo siji loro aah seng paham mobile legend, dan ancen player mobile legend pancen, ngeniku ditanggepi biasane. Peneliti : terus opo maneh? Narasumber : terus…….iku tok si Peneliti : mungkin chat-chat an neng mobile legend juga hera biasane? Narasumber : oooowh…..nek iku he’e…..pokok e angger …..mesti……ono iku…….nek chat-chat an iku ono sih mesti… Peneliti : mobile legend Narasumber : he’e, akeh biasane, koyo “Dasar noob”, “goblok”, dll……..ngeniku langsung tak screenshoot pancen…. Peneliti : “gak iso maen”, “GG (Gak GUna)” hahahaha Narasumber : he’e………..iku juga, terus WA terus tak we’I caption “banyak bacot”, nek wong ngeniku mesti maen ne elek, Peneliti : terus ono sisi lain gak dari diri ne sampeyan seng sering sampeyan tunjukkan ? Narasumber : ono sih…..yoo kata-kata biasane… Peneliti : kata-kata ne sampeyan dewe?

184

Narasumber : he’e….kata-kata seng aku ngomong-ngomong tentang sehari-hari biasane, pomone aku entuk……pomone aku entuk…..opo jenenge…….entuk kejadian iki, langsung tak gawe kata-kata, langsung tak WA, pomone aku esuk iki kan entuk sangu gratis, entuk sangu-sangu tambahan teko ibuk, ngeniku langsung tak gawe kata-kata, langsung tak post nek WA,……yooooo apapun seng ono nek kejadian, iku yo tak upload….yoo….kejadian pas entuk sangu, terus di’kei opo karo koncuku iku yo tak upload…… Peneliti : nah terus sesering opo? Sisi lain iku mau sampean ngupload seng tentang sisi lain iku mau? Narasumber : nek aku sering banget, yoo….pomone aku di chat kancaku seng anehaneh, aku biasane orak screenshoot iku terus tak post, yoo biasane berbentuk snapchat koyo “kancaku ngene…”, “irham ngene-ngene……goblok banget”, biasane ngunungunu Peneliti : tapi sering? Kata-kata iku mau? Narasumber : sering banget….. Peneliti : nah sampeyan iku dalam menampilkan dua sisi iku mau kepiye? Spontan tah kepiye? Narasumber : nek aku sih spontan sih,angger ono sitik-sitik langsung tak upload, langsung tak gawe kata-kata ngunu, langsung tak upload Peneliti : terus…..tanggepan ne konco-koncone sampeyan karo kebiasaan e sampeyan menampilkan informasi tertentu iku mau kepiye? Koyo “ngupload ML ae fal”? hehe Narasumber : gak koyo ngunu sih….soale konco-konco podo wae koyo ngunu (sering upload ML), mulane, hal biasa sih nek koyo ngeniku Peneliti : malah kadang do takok tah kepiye biasane?

185

Narasumber : nek takok….seng biasane cah cewek-cewek sing biasane seng do takon “piye sih ML, aku kog empane penasaran karo game kuwi, akeh seng maen”………de’e ngeniku langsung tak rayu ben download, ben mengko iso mabar (main bareng), ngunu….. Peneliti : terus info-info mau, termasuk qoul masayikh lan sisi lain iku mau, ngeniku sampeyan tampilno juga gak dalam kehidupan sehari-hari? Pas njagong contone? Pas kumpul-kumpul Narasumber

:

sering

jenenge….ngomonge…..de’e

ngeniku………pomone ngomongno

kancaku

gae

pembahasan-pembahasan

….opo

seng

ono

kaitane, pomone de’e mbahas kog de’e duweni kesalahan, aku eling dawuh he yai, nah aku langsung ngomong dawuh he yai iku mau, langsungtak omongno….. Peneliti : terus menurut te sampeyan…..sisi menarik teko dirine sampeyan iku opo? Seng sampeyan anggep menarik? Narasumber : seng tak anggep menarik?.... Peneliti : he’em, wong kan mesti ono sisi seng nek ditudohno, ono perasaan tersendiri ngunu lho, bangga, nah kebanggaane sampeyan iku terletak pada opo? Narasumber : ML, pro, menjadi pemain pro hero…….yoo……ngeniku…..menjadi kesenangan tersendiri kanggo aku, pomone kancaku si……kancaku do orak iso nganggo hero iki, nah aku tok sengi so diantara konco-koncoku, “aku gawe hero iki ae, pro aku nek gawe hero iki”, nah terus maen…jres-jres-jres, nah menang, ngeniku biasane do komen “he’e, apik mainmu gawe hero kuwi, sesuk mabar maneh”, “sangar maenmu gowo hero iki”, biasane ngunu Peneliti : emh….berarti nganu yoo…..menjadii….. Narasumber : menjadi pemain pro….he’e, bangga Peneliti : nah terus gene kog sisi “pro” tersebut sampeyan anggep menarik?

186

Narasumber : yoo….kan jarang sih sengi so menggunakan hero-hero seng angil ngeniku, tapi aku ki seneng belajar hero-hero seng sulit-sulit ngeniku mau, kan jarang hero-hero seng biasa-biasa seng koyo……yoo seng ngeniku-ngeniku kan akeh seng pro, nah seng sulit ngeniku lagi tak pelajai, tak kuasai hero iki, cara-carane ngetokno skill…….yo ngeniku, nek aku sekali belajar hero iku langsung seng sekali abut ngeniku…. Peneliti : terus…..nek endi wae sampeyan nunjukke sisi lain ne sampeyan iku mau? Narasumber : pas wayah nongkrong….. Peneliti : biasane sampeyan kepiye nunjukno ne? Narasumber : pas “kuwe nganggo hero iki ae fal, kuwe seng ahli nganggo hero iki”, yoo pas di kon si, nek pamane aku di kongkon gawe hero seng aku gak sreg yo “moh aku ganti iki ae, ojo iki” Peneliti : terus sopo wae seng ngerti sisi menarik sampeyan iku mau? Narasumber : konco akrab sih….konco kelas, konco njagong, konco nongkrong barang, seng ngerti….. Peneliti : menurut te sampeyan…..waktu seng tepat kanggo nunjukno sisi menarik iku mau kapan? Narasumber : yooo pas wayah nongkrong pancen, aku nek menunjukkan sisi menarik iku……..seng seneng iku yo pas……aku kan biasane dikiro noob to, dikiro pemain pemula, ndadak pas maen li sangar, mosak-masik “lho kuwe kog wes iso gawe hero iki”, ngunu…….koyo heran ngunu lho, pertama kan aku gawe hero kan nyoba-nyoba sih, pertama ncen “kuwe ojo gowo iki, ora iso kuwe, koyo winginane malah”, “oraora”, tak jawab ngunu, nah terus maen, aku mosak-masek Peneliti : oke…….sisi menarik iku kuwi, sampeyan tunjukke juga nek kehiduapn sehari-hari?

187

Narasumber : sering aku malah……..sering…….aku ku pro iki, pro iki, yoo sering sih Peneliti : nah saiki….ono gak hal-hal tertentu seng biso menambah nilai menarik? Narasumber : ono……nek aku….ora sekedar pro hero ……tapi juga….opo jenenge……pro opo si……kan aku bisane nek maen iku nek “classic (sebuah mode pertandingan di mobile legend)” dikiro aku nek klasik, jarang aku neng “ranked”, soal le biasane kalah kanggo tim-tim seng uelek ngeniku mau, terus…aku mbajal ngejak koncoku maen, lha menang terus, terus mesti mengko kan ono koyo epic comeback (sebuah istilah dalam mobile legend), tulisane win streak(nama penghargaan di ML), langsung aku….langsung aku maen ngeniku, kan menambah nilai kan…. Peneliti : hal-hal koyo iku mau, geneo sih sampeyan anggep iso menambah nilai menarik? Narasumber : nek iku si…………ancen dadi hal menarik kanggo pemain opo……pemain-pemain ML, yoo, iku wes dadi hal-hal yang biasa sih iku…… Peneliti : biasa nek kalangan gamers? Narasumber : he’e, tapi wong-wong seng rak…..opo jenenge….seng rak pernah maen ML, rak pernah nyoba ML yo asing, menurut e de’e. Peneliti : terus menurut sampeyan, kapan sih hal sengi so menambah nilai menarik iku mau, benar-benar berfungsi kanggo mengangkat sisi menarik ke sampeyan? Narasumber : ancen pas wayah bar maen ML, pas wayah bar maen pirang-pirang li wes munggah titel ngunu lho, kan koyo…..koyo aku iki kan wes master (kategorisasi tingkatan dalam ML) sih…….engko ujug-ujug koncoku kaget aku wes tekan level duwur, level grand master, iku wes….opo yoo……. Peneliti : eh level paling duwur iku opo? Epic he ra?

188

Narasumber : gak……mytical glory……. Peneliti : nek untuk menuju nek mytical glory, iku sampeyan ijeh pirang tingkatan maneh? Narasumber : yooo……siji, loro, telu (berpikir)………yo ijeh 4 tingkatan maneh, yoo…akih seng mesti….kan tingkat-tingkatan, grand master lima, nek bintange wes ono limo, mengko munggah nek epic siji, mengko nek bintange wes lengkap, mengkomunggah maneh, yo ngunu sak terus e, terus pas wes tekan mytical glory engko gak ono batesan bintang, mengko langsung lanjut-lanjut bintange piroo ngunu……. Peneliti : ngeri yoo ngeniku…… Narasumber : iku pemain lama aa nek ngeniku…..tah pemain anyar seng win streak, kui iso….. Peneliti : nah terus, info-info seng akih iku mau, iku wes nunjukno diri ne nofal tah urung? Narasumber : wes….ketok ke wes…. Peneliti : berapa persen iki nek di persenno? Narasumber : yooo…..70% sih Peneliti : seng 30% ne? Narasumber : kerono de’e kan urung weruh aku asline, de’e kan Cuma weruh aku nek dunia game, lha nek wes dunia asline di delok langsung karo de’e yo, nambah si…… Peneliti : berarti sebagian besar wes terwakili nek gon game yo? Narasumber : he’e…….. Peneliti : teko chat-chat nek game barang……nek nyerapah-nyerapah…..

189

Narasumber : he’e……..nek asline kan enak si….langsung nek maido-maido…hehe Peneliti : ancen nek game kan sepotong-sepotong si……. Narasumber : he’e….haha Peneliti : terus….poin-poin iku mau, geneo kog sampeyan wes anggep mewakili? Padahal jeh ono poin-poin liyane? Narasumber : lagi iku tok si……..lagi viral le Cuma tak tekan ke iku tok, seng liyane yooo…..ono sih seng tak mulai……mulai……..opo sih,……ah tapi luwih sering nge nek ML Peneliti : oke-oke…….pas bagian opo sih seng menunjukkan “iki lho nofal” ? Narasumber : nek aku……..biasane misuh he kan Cuma “cok”, jancokjancok……hehe….lha asline kan aku juga misoh he juga ngunu…..yoo tak tambahi “kakuati, kampret, dll”….. Peneliti : nek gon pisuhan yoo….. Narasumber : he’e……haha…..nek gon pisuh han biasane, nek ngomong…..ML biasane,….. aku nganu…..nek pas wayah ambi konco iku seng lagi ketemu, ketemu ne nek ML, terus aku ngajak “meet up yok”, sisan dolanan ML…. Peneliti : okeee…….terus…iku, terus pas opo wae sih sampeyan nampilno informasi sing bener-bener iku sampeyan ngunu lho...? Narasumber : setiap saat sih, nek ono info-info baru mesti langsung tak upload……….iku sih, aku ki wonge keponan terhadap opo-opo, mulane nek ono pembaruan hero anyar langsung tak upload, kan sebagian konco-konco urung ngerti, ben supoyo de’e kepo karo hero iku ngunu…… Peneliti : ee…..selama menggunakan sosmed, pernah gak sampeyan ngupload sengi sine iku “halah, ora aku iki”? dadi upload seng “gak gue banget”ngunu….

190

Narasumber : pie si…….ketok e ngeniku kog gak pernah yo, rak pernah………rak pernah seng “gak gue banget”…….mesti aku, mesti iku terkait te ambi aku…..nek wong liyo ki…….yooo…..jarang sih……ngeniku jarang…..yo pernah si tapi wes suwi aku ngeniku……. Peneliti : tapi pernah……. Nampilno seng gak gue banget? Narasumber : pernah Peneliti : terus saiki menurut te sampeyan iku kwi, wong dolanan sosmed iku kudune nunjukno informasi seng sebenere gak? Narasumber : memang harus sakbenere Peneliti : gene? Narasumber : soal le nek setengah-setengah ki yoo mesti marai kepo ne wong, mesti “leh gae ngono kog setengah-setengah, mbuk yo full ngunu”, pamane hero anyar, iku langsung tak luru rinciane skill-skill le, aku sering e kan nek ML terus, dadi ne, ngeniku y owes biasa sih nanggepi Peneliti : nah terus saiki nek informasi diri sendiri? Harus gak? Narasumber : gak……nek diri sendiri gak terlalu rinci aku, Cuma tak jupuk pentingpenting e tok Peneliti : koyo opo iku seng penting-penting? Narasumber : koyo……koyo berita-berita sih………wes pokok e iku lah, tak jupuk seng penting-penting Peneliti : haha…oke-oke………iki, pas sampeyan ape ngunggah sesuatu nek sosmed, iku akeh-akeh hane sampeyan mikir disek opo angger serampangan wae sampeyan upload i? Narasumber : tak pikir disek…….

191

Peneliti : meskipun iku pas nyepam? Narasumber : he’e, meskipun lagi nyepam tetep tak pikir disik, piye yoo……..nek nyepam ……gak terlalu tak pikir……yooo nek pas ono opo….tak upload, nek pas kuker biasane, pas gak mikir opo-opo Peneliti : eeee…..nek pas kuker ora dipikir?lha mau jarene di pikir kabeh, piye tah…..hahahaha, seng bener seng kepiye? Narasumber : eeee…..nek masalah seng koyo meme iku tak pikir sek, tapi nek nyepam ora tak pikir, langsung tak upload sak nyeplose……….. Peneliti : eeeh, lha biasane nek spam iku seng sampeyan upload I opo biasane? Narasumber : yooo….”kog sepi”, “tulung chat”, tak pisah-pisah kata-kata ne, dadi “tulung”, “chat”, “suwung”, ……. Peneliti : terus sampeyan iku nek meh upload iku biasane mikir iku gak, “weh mengko nek aku upload iki di jawab I ngene gak yo?”, dadi mikirno mengko dijawab I opo ngono lho… Narasumber : gak pernah….aku mikir ngunu gak pernah……. Peneliti : upload iki, engko nek pamane di ngenek no koncoku kepiye? Narasumber : eeeh….nek ngeniku pernah aku……jarang…..ee…..biasa sih aku ….biasa, gak sering, yo gak jarang…. Peneliti : berarti hal-hal ngeniku jarang sampeyan pertimbangno yo? Narasumber : jarang……pokok cocok upload, cocok upload Peneliti : terus seberapa sering sampeyan gawe status seng spontan n serampangan iku mau? Sering banget yoo? hehe Narasumber : suering banget…....

192

Peneliti : nah, terus status-status seng spontan iku mau, iku sampeyan jarno opo sampeyan hapus? Nek memang wes ono seng ngerti ngeniku? Narasumber : nek …eee…..nek seng ngeti wes lumayan akeh tak hapus……terus tak ganti opo ngunu….hehe Peneliti : meskipun iku gak sesuai kata hati? Narasumber : enggak……. Peneliti : nah terus iku, pas ono momen opo wae sih sampeyan ngunggah unggahan? Narasumber : pas bar menang Mobile Legend, terus pas nemu-nemu seng apik, terus……..opo neh yo……..aku nek ngeniku kuwi…..video-video……..koyo Tampan Gaming (Akun youtube milik gamer professional, seringkali upload tentang tutorial dan review game)…….akuiku angger de’e bar ngupload, gang pirang jam aku mesti wes delok. Peneliti : sering upload de’e yo? Narasumber : sering….de’e kan nerimo request barang, aku pernah request tak kon gowo nganu…..hero seng paling angel, Aurora, direcord karo de’e……pernah iku, terus de’e maen ambi top global karo top local, delok de’e maen iku “waah, sangar cah hero iki, opo maneh gawe skin iki”, nah akhire tak download videone……. Peneliti : oke-oke……terus sampeyan nek ngupload-ngupload, seng sampeyan harapkan opo sih sakbenere? Koyo seng mou-mou lho, koyo qoul masyayikh, menang mobile legend…. Narasumber : harapane? Peneliti : he’e, seng mbuk pengini opo teko ngupload ngeniku? Narasumber : nek ngarep di like he’e, nek aku di jak mabar mabar karo koncoku seng pro, seng title le wes duwur yo he’e, yoo iku…….

193

Peneliti : terus selain iku opo wae? Narasumber : nek qoul masyayikh, ben do ngerti ngunu lho nek wejangan-wejangan iku penting, ben di akoni ngunu lho…. Peneliti : nek foto-foto wajah? Narasumber : nek foto wajah yooo…….ben wong-wong seng lagi masalah, delok meme-meme, iso ngilangno masalah…… Peneliti : emh…teruus….nah, harapan-harapan iku mau terwujud gak? Narasumber : ono seng terwujud ono seng ora Peneliti : seng terwujud seng kepiye? Seng ML terwujud gak mou dijak maen seng pro? Narasumber : terwujud, di jak maen cah mythical glory…….hehe, yoo ancen maen ne di sasaki de’e kabeh, mulane……”weh, ngeneyo rasane maen ambek cah pro”, dadi yoo….terwujud Peneliti : nah, terus harapan seng terwujud iku mau, akhire mempengaruhi keputusane sampeyan gak sedurunge ngupload kanggo selanjut-selanjunt e? Narasumber : pengaruh………semakin de’e seneng karo iku yoo aku upload seng tentang foto iku…..seng terkait karo foto iku……. Peneliti : dadi …..pengaruh e gede ki? Akhire bariku sampeyan bariku yo upload pencapaian terus? Narasumber : he’e….kerep…hehe Peneliti : emmh….oke-oke……makasih yaa Narasumber : lho wes bar mas? Haha, oke, podo-podo mas.

194

KODING

195

Koding Narasumber I, Dian Pertanyaan seperti apa sih mbak dian memandang dirinya mbak dian di media sosial ? se alay apasih?

Jawaban memandang diri sendiri di media sosial? Jujur nih?alay

Kategori/Interpretasi Perasaan berlebihan dalam memandang diri sendiri

Tema Perasaan berlebihan

Selalu memberikan informasi diri dimanapun berada dan kapanpun waktunya

Narsistik

seberapa penting media sosial bagi diri anda?

se… dikit-dikit ya bukan apa sih lebih ke kaya Instagram, instastory, dikit-dikit main instastory lagi, lagi masak missal, di foto dimasukin insta stori, terus lagi ngapain , lagi pergi kemana lagi sama siapa di instastori in, sering banget seperti itu. penting banget, eee, apa ya, media sosial itu wadah kea lay an tadi, jadi missal, eee, apa ya, kaya pengin menunjukkan ekspresi diri gitu lo, aku tuh seperti ini ini ini, pengin tak tunjukin ke orangorang, terus kalo aku juga upload, aku sih juga pilih-pilih tetep, ya itu, semacam sebagai eksistensi diri gitu lho

- Memandang sisal media sebagai tempat untuk berekspresi - Keinginan untuk menunjukkan diri kepada orang lain - Pembuktian eksistensi diri di dunia maya sama, hihiiihihihi,alay juga,…… iya aku mikirnya - Perasaan berlebihan juga eee sebagian dari temen-temenku malah dalam memandang kadang ada yang gak terlalu nyampek bikin stori teman lima enam kali, paling sekali dua kali, tapi itu inten nya kan tiap hari, jadi ya sama ya menurutku mereka. kebanyakan kalau Instagram di eksplore kan - Perasaan berlebihan semacam hijabers, yang hits-hits seperti itu, saiki dalam memandang model le apa ya, banyak yang lebih ke beauty vibe, orang lain yang di apa sih, yang di tonjolin kan beautynya lah

bagaimana anda memandang teman media sosial anda?

bagaimana anda memandang orang lain di media sosial

196

- Perantara berekspresi - Keinginan untuk diperhatikan - Eksistensi diri

-

Perasaan berlebihan

-

Perasaan berlebihan

gampangannya, itu, kadang juga miris waw, ya memang beneran cantic, ya semacam itu, ya mereka terlalu percaya diri sih menurutku terlalu percaya diri?

mengapa anda menganggap orang lain tuh seperti itu? Alasannya apa?

he’eh, kenapa terlalu percaya diri? Karena mereka juga upload nya juga terlalu sering, banyak sekali, kaya mereka pengin menonjolkan diri, eem, aku tuh cantic, aku tuh gini-gini gitu, jadi aku merasa mereka juga terlalu percaya diri begitu alasannya, karena ya itu, kalo missal nih di explore si A, aku liat si A tak stalking, tak liatin instagramnya, itu kebanyakan mereka nguploadnya dalam satu hari bisa sampai empatlima foto, dan itu lumayan apa ya? berlebihan lah menurutku kalau sehari sampai seperti itu, jadi kalau terlalu sering upload diri juga kan kaya semacam ke pede an gitu lo mas, nujukin kalo terlalu percaya diri juga menurutku. Yaaa, aaaa, 80% ya, bukan 197seratus persen, yang 20% ya Cuma iseng-iseng saja

dalam mengunggah konten di medsos, apakah konten yang anda sering unggah di medsos itu baik konten di stori, story kan Cuma platformnya kan, apakah konten itu telah mewakili diri anda selama ini? terus, seperti apa sih eee, lebih ke….., sebenernya…, kalo main sosmed anda berhubungan itu kalo ada komen gak pernah tak tanggepin, dengan teman terutama di facebook, facebook kan, apa ya, lebih

197

-

Merasa terancam oleh sikap percaya diri orang lain

-

Perasaan terancam

-

Perasaan berlebihan dalam menanggapi penggunaan media sosial oleh orang lain

-

Perasaan berlebihan

-

Sikap berlebihan dalam menampilkan diri di media sosial

-

Sikap berlebihan

-

Tidak peduli dengan tanggapan yang diberikan oleh teman

-

Sikap tidak peduli

media sosial anda?

banyak teman di facebook kan daripada di Instagram kan, jadi kalau mereka temen gak ada yang tak tanggepin, meskipun udah kenal personal itu gak pernah tak tanggepin, gak pernah tak bales komennya begitu

pada momen seperti apa anda mengunggah konten di akun media sosial anda?

apa ya?? Gak tentu sih, tapi kadang kalo missal, adaaa, missal kaya kemarin aku ada uts tapi harus pake outfit yang kantoran, pasti kan foto-foto itu, terus ketika aku pergi ke suatu tempat, foto hunting, itu tak upload, kalo sehari-hari jarang, terus kalo ada event-event tertentu

-

Memilih momen yang bagus untuk mengunggah unggahan di media sosial

-

Selektif

bagaimana anda menjelaskan konten yang anda unggah di media sosial anda? Seperti memberi keterangan, caption

lebih ke kata-kata bijak, sering juga lirik lagu, tapi yang mewakili isi hati, tapi lebih sering juga ke kata-kata bijak sih, kadang missal lagi sebel sama sesuatu, terus tak ungkapin ke caption, lewat foto, meskipun fotonya gak nyambung denga isi hati, seperti itu, tapi lebih ke, kalau Bahasa sekarang tuh “kode”, yang mewakili isi hati tapi gak nunjukin 100% aku seperti itu

-

-

Ekspresi diri yang tidak langsung Ekspresi diri melalui kalimat kiasan

pernahkah anda mendapatkan perlakuan negative selama menggunakan media sosial, seperti dibajak, ditandai dalam unggahan

sering, terutama di facebook, terus kaya gambargambar aneh, gambar-gambar negative lah, sering di tag, facebook aku sudah tiga kali dibajak, terus kadang orang yang nginbox aneh-aneh inboxnya, kaya ya…..ada yang ngajak kenalan, seringkali juga inbox yang aneh-aneh mas, sering kadang ngirimi gambar-gambar aneh, tapi yang sering ngirimi seperti itu malah orang-orang dari luar

-

Mengekspresikan diri melalui media kata-kata bijak yang sesuai dengan kondisi perasaan saat itu Mengekspresikan isi hati melalui kalimat yang dibuat sebagai kiasan dari isi hati yang sebenarnya Seringkali mendapatkan perlakuan negative dari pengguna media sosial yang lain Di persepsikan sebagai orang yang sombong karena

198

media sosial

-

-

-

-

Perlakuan negative Persepsi buruk atas diri dari orang lain

yang menurut anda itu tidak baik

bagaimana anda memberikan klarifikasi atau pembenahan terhadap perlakuan negative tersebut?

ketika anda sendiri melakukan kesalahan dalam mengunggah konten, apa yang anda lakukan?

negeri malah, yang aku sama sekali gak kenal, dan foto profil mereka tuh rata-rata bukan foto asli, sering juga aku dibilang sombong, di inbox “ dasar sombong, di komen gak mau bales” pernah nih, facebook ku kan di bajak, terus upload foto yang tak senonoh lah, terus habis itu banyak inbox, terus ada temen yang udah kenal itu ngubungi lewat whatsapp, yan kok facebook mu…, kamu ngunggah gambar aneh, itu kamu apa nggak, itu langsung aku cek, aku ganti password, lalu aku nulis status “ maaf tadi facebook lagi di bajak” eheee……sering, langsung aku hapus biasanya, aku penginnya media sosialku itu isinya yang bagus-bagus, gak ada yang aneh-aneh, biar keliatan perfect

tidak mau membalas pesan

-

Pemulihan nama baik dengan klarifikasi langsung

-

Klarifikasi langsung

-

Langsung menghapus ketika ada kesalahan dalam mengunggah konten Keinginan untuk selalu menjaga akun media sosial untuk tetap sempurna Peringatan dari teman media sosial ketika hal buruk sedang terjadi

-

Kepedulian atas diri sendiri Sikap perfeksionis

-

Kepedulian teman media sosial

Memulihkan pandangan positif melalui konten susulan yang positif

-

Konten positif

-

apa dampak yang anda terima ketika teman media sosial anda mengetahui unggahan negative tadi?

itu…..aaa…..paling kalau misal yang tag anehaneh itu biasanya langsung di inbox, itu gambarmu, kog ditandai kaya gitu, coba di dilihatin, itu kadang langsung di inbox facebook, tapi kadang juga melalui media sosial lain, paling dikasih tau “yan itu fb mu kog gitu?” langsung aku cek, kalo misalnya aneh langsung aku hapus.

-

apa sih yang anda lakukan untuk mendapatkan pandangan positif

ee….apa ya, paling upload lagi, kaya nutupin yang tadi, semacam pengalihan isu gitu mas, hehehe, upload yang bagus-bagus lagi, upload quotes, update status kata bijak, diisi yang positif-positif,

-

199

-

dari teman media sosial anda setelah kejadian negative tersebut? seberapa efektif cara tersebut?

apa yang anda lakukan untuk menjaga persepsi orang lain atas diri anda di media sosial, jadi bagaimana dian menjaga supaya tetap dianggap dian di medsos? adakah momen tertentu untuk menunjukkan diri anda? misal kalo

ada apaa, kejadian, menarik gitu kapan anda mengunggah momen tersebut? Apakah langsung real time atau latepost?

tadi kan negative sih, mikirnya dikira aku, terus akhirnya tak ganti pengalihan isu yang baik-baik saja sangat efektif, yaa, kadang mereka komen yang positif, terus unggahan yang sebelumnya nggak di bahas lagi, udah, ilang gitu aja, gak pernah di ungkit-ungkit lagi. itu? Eee….apa ya……. Sering upload, intinya kalo upload tuh yang baik-baik aja, terus kalo sering upload sih ndag, ya bolak-balik ya itu di story tadi, yang pasti kalo mereka mikirnya “oh…ini dian” pokoknya intinya aku upload yang bagus-bagus aja, bisa lagi gak enak hati atau gimana, tapi

-

Keberhasilan dalam memulihkan citra diri positif

-

Pembentukan kembali citra diri positif

-

Menjaga persepsi dengan mengunggah unggahan yang positif Selalu menampakkan isi hati melalui katakata yang tidak langsung menggambarkan keadaan saat itu.

-

Konten positif Usaha tetap terlihat baik

-

yang galu itu ndag secara langsung………..gak secara ngungkapin apa yang tak rasain A, tapi lebih tak bulet-buletin, semacam tak peribahasain begitu sering sih, tapi ya seringnya ke story, untuk fotofoto tertentu ya lebih ke upload, ya kayak kemarin waktu UTS yang disuruh pake baju ala-ala kantoran, di foto, terus tak upload ke media sosial, seperti itu, terus ada event kemarin, KKN, kita foto-foto, sering itu aq upload……hihi

-

Seringkali menunjukkan diri melalui unggahan di media sosial

-

Narsistik

lebih sering ke latepost, eeeee…….gimana ya, jadi kayak missal KKN kemarin, banyak sih yang real time, tapi karena banyak kan fotonya, jadi malah akhir-akhir ini baru tak upload in, jarang real time, jarang, karena aku lebih suka maen storynya, kalo uploadnya nggak terlalu suka langsung, baru foto

-

Perbedaan penggunaan fitur media sosial untuk mengupload konten di media sosial Perasaan khawatir

-

Penggunaan fitur media sosial Perasaan khawatir atas citra diri

200

-

-

langsung di upload itu kesannya payee gitu…….????heheheh………kesannya tuh terlalu pamer, takutnya dikira seperti itu, jadi lebih sering latepost.

-

seberapa pentingkah menjaga persepsi diri di media sosial?

sangat penting, yang tadi tak jelasin, media sosial pake namamu, pake fotoku, jadi itu otomatis mewakili diri, secara nggak langsung kan mewakili diri, jadi kalo aku upload juga hati hati, lebih ke seperti itu.

-

bagai mana jika seandainya teman media sosial anda bertemu dengan anda di dunia nyata dan menemukan apa yang anda tampilkan di media sosial berbeda dengan tampilan anda di dunia nyata? seberapa pentingkah image di media sosial? dunia maya kan dunia yang sangat bebas…….

eeemmmh….apa ya……….tapi memang yang tak upload itu memang benar-benar mewakili aku di dunia nyata ee mas…jadi misalnya aku bertemu dengan orang seperti itu ya aku tunjukin aja apa adanya, jadi missal dia terheran-heran….aku yaa…..bodo amat, jujur….bodo amat,….tapi faktanya kalo aku memang upload ya memang sesuai denga aku yang sebenarnya di dunia nyata.

-

mmm…….sangat penting,……..hehemhehemhehehm……….tetep jaga image meskipun di dunia maya tetep aja jaga image, tak beri contoh ya mas…….kan aku ini kuliah pake kerudung, tapi meskipun aku kuliah pake kerudung aku biasanya upload ke media sosial kan gak pake kerudung,

-

201

-

memperoleh citra buruk Pemaksimalan penggunaan fitur di media sosial untuk memelihara citra diri Pentingnya selalu menjaga diri di media sosial dengan selektif memilih konten untuk di upload

-

Selektif Konten positif

Tidak peduli dengan penilaian orang lain atas diri sendiri

-

Perasaan tidak peduli

Pentingnya selalu menjaga image di media sosial Memperhatikan kepantasan konten sebelum mengupload

-

Citra diri positif

-

Kepantasan konten

jadi tak lihat kalo misal tak uplad tuh pantas gak nya……. Ya lihat factor kepantasan lah mas bagaimana anda mempertahankan citra diri yang anda bentuk atau yang anda bangun di sosmed?

mengapa anda menganggap citra diri anda sedemikian penting? bagaimana sikap anda ketika ada hal buruk terjadi yang bisa mengancam citra diri anda di sosmed

kalo mempertahankan diri di sosmed………uploadnya….semacam kaya terjadwal gitu….jadi…gak terlalu sering ….tap juga gak terlalu jarang,……..kadang kan temen kalo di dunia maya kalo jarang upload pasti juga bakal …eee…..kasarnya ninggalin kita, yang sering nge like tiba-tiba gak nge like lagi , dari yang awalnya upload yang nge like banyak terus lama gak upload yang ngelike dikit, jadi lebih ke uplad yang gak terlalu lama juga gak terlalu sering, gitu saja ya itu, ….buat jaga nama mas, jangan sampai rusak, jangan sampai aneh-aneh…

-

eeemmmhhhh………kalo misalnya difitnah……eeeee…..aku pernah gini mas, ceritane waktu SMA aku dikira mendekati pacarnya orang, dikira mau merebut pacarnya orang, dan si ceweknya itu bikin status jelekjelekin akudan nge tag aku…….pernah itu …….paling aku klarifikasi itu gak pernah……pertama aku klarifikasi dulu sama si ceweknya itu, aku tanya “kenapa kamu bikin status seperti itu? Salahku apa sama kamu?” kalo misalnya udah clear sama dia terus aku minta sama dia buat klarifikasi ulang kalo aku nggak seperti itu,jadi dia yang bikin (status), aku juga

202

Frekuensi dalam mengunggah yang sudah direncanakan Kekhawatiran kehilangan tanggapan dari teman media sosial

-

Frekuensi Takut kehilangan perhatian

-

Menganggap citra diri sebagai bagian penting dari diri yang harus dijaga

-

Menjaga citra diri

-

Klarifikasi atas peristiwa buruk yang mengancam nama baik Permintaan klarifikasi dua pihak atas peristiwa buruk untuk Bersama-sama memulihkan citra diri positif antara keduanya

-

Menjaga citra diri positif Klarifikasi dua pihak

-

-

-

bikin status di sosmedku, karena dia yang fitnah, jadi dia tak suruh klarifikasi gitu. cara yang saya gunakan…………. Kalo aku itu paling sering memang pakai ekspresi muka.

-

Memakai ekspresi wajah sebagai alat utama dalam menunjukkan diri

-

Ekspresi wajah

lebih ke…..kalo selfie lebih ke….. kalo selfie tetep lihat….pasti kan lihat kamera depan, paling nyari angle yang sesuai, yang lebih sering itu pokoknya yang nunjukin alis, sekarang kan banyak cewek yang alisnya palsu kan…..hehehehe, nah alisku ini kan original jadi aku merasa bangga lo punya alis yang lumayan tebel tanpa harus ditebelin hehehehehe

-

-

Teknik Komponen pendukung Rasa bangga

lumayan sih mas dampaknya……….tapi biasanya kalo aku foto selfie seperti itu teman-teman pada salah fokus ke mata, karena pengin nunjukin bagian alis tapi mata juga pasti ikut, dan mataku itu lumayan bhelok, jadi mereka paling ngomennya itu “ihh….matanya itu looh….” Ya reaksinya seperti itu.

-

-

Perasaan bangga

berarti ciri khasnya itu alis sama mata ya….?

yes…right

-

-

Ciri khas

terus, apakah ke khas an tersebut,

iya mas….pasti misal aku selfie terus caption, pasti tak kasih hashtag #Nopencilalis

-

Cara yang dipakai dalam menunjukkan diri Komponen pendukung untuk menunjukkan diri Rasa bangga atas salah satu bagian dari wajah Perasaan bangga yang lain atas penghargaan teman media sosial kepada bagaian wajah yang lain Rasa bangga atas bagian wajah yang lain Menganggap alis dan mata sebagai ciri khas yang dibanggakan Penyertaan ciri khas dalam setiap

apa saja sih cara yang anda gunakan untuk menunjukkan diri anda di media sosial bagaimana anda melancarkan cara tersebut

terus seberapa besar dampak dari cara yang anda gunakan untuk membentuk citra diri anda?

203

-

-

-

Penyertaan ciri khas Penambahan

alis sama mata, selalu anda sertakan setiap kali membuat unggahan di medsos?

-

unggahan Penambahan penjelasan atas unggahan yang menampilkan ciri khas sebagai penguat citra diri positif Berbagai tanggapan positif yang diterima Tanggapan unik yang didapatkan dalam setiap unggahan

penjelasan

bagaimana tanggapan dari teman media sosial anda tentang ke khas an tersebut

yaaa…….ada yang ngomen bagus……ada yang ngomen malah ke mata…….ada yang komen aneh-aneh juga…..

-

mengapa anda menunjukkan ciri khas tersebut ?

karena aku mau nunjukin kepada semua orang kalau aku itu beda, cewek yang lain pake pansil alis, sedangkan aku…..oke,kalo meke up sih wajar sih ya…..tapi aku tidak perlu pensil alis setiap saat…….hehehe, setiap upload rata-rata aku selfie yang menunjukkan ekspresi muka, pasti bagian alis aku tonjolin

-

Perasaan istimewa yang membedakan dari yang lain

-

Perasaan istimewa

-

-

Menonjolkan ciri khas

eemmmhhhhh…….biasanya kalo missal upload seperti itu, pernah ada yang nginbox “mbak pake krim alis merk apa?”, serius……..”mbak alisnya kog tebel, pake krim apa”….segala macem seperti itu, ya aku jawab aja gak pake apa-apa, tapi namanya cewek kan kepo sih, kog bisa lumayan tebel dari cewek-cewek lain, gitu, kalau cowok jarang sih nanya-nanya seperti itu, paling komen ekspresi aja, kalo cewek memang sering sih… di Instagram…..tapi lebih sering ke Whatsapp story, di facebook juga lumayan sering, Instagram

-

Menonjolkan ciri khas yang dibanggakan dalam setiap unggahan Dampak positif yang diterima dari menonjolkan ciri khas tertentu

-

Dampak positif

Macam-macam platform media sosial

-

Platform media sosial

terus kapan saja nih ciri khas tersebut anda tunjukkan ? seberapa besar pengeruh dari ciri khas yang anda tunjukkan terhadap perlakuan teman sosmed terhaap anda ?

dimana saja anda menggunakan dan

204

-

-

-

Tanggapan positif Tanggapan unik

menunjukkan cara dan ciri-anda? Di platform apa aja gitu? bagaimana posisi anda dengan temanteman sosmed anda?

bagaimana anda menggunakan pengaruh tersebut untuk membangun citra diri di medsos? bagaimana tanggapan teman anda terhadap ….itu…cara anda menegakkan pengaruh dengan menggunakan pengaruh itu…

kepada siapa saja anda menunjukkan diri melalui pengaruh itu ? dimana saja anda menunjukkan

jarang……

yang digunakan untuk menunjukkan diri

kalau pusat perhatian sih……aku ndak ada niatan untuk jadi seperti itu, Cuma pingin menunjukkan aja kalau missal aku tuh terlihat beda, udah gitu aja, beda lah sama cewek yang lain, udah gitu aja, gak ada buat pusat perhatian, apa buat nambah followers, nambah pertemanan….., apa-apa, gak ada sama sekali hahahaha…….gak ada niatan seperti itu sebenarnya, Cuma pengin nunjukin aku beda, gak ada niatan ingin nunjukin “aku ratu alis” lah, “si pemilik alis gini” lah, “alis gitu” lah…..gak ada seperti itu hehehehe…..pernah ada yang ngomen, ada satu dua yang ngomen…..iiih kog……….apa ya….selfie nya terlalu dekat apa gimana, nah itu si kordes (nama aslinya farid, teman KKN) pernah bilang “kalo selfie tuh ojo deket-deket toh yan”, aku pernah di gitu in gara-gara kalo pengin nunjukin alis kan selfienya harus deket, “kalo selfie tuh jangan deket-deket, nanti gini,gini,gini…..” dibilang gimana aku lupa cuma dia komen nya seperti itu juga yaaa…..semua temen yang di sosmed

-

Keinginan untuk menunjukkan keistimewaan diri

-

Keinginan untuk dilihat secara istimewa

-

Keinginan untuk memberikan pengaruh melalui ciri khas yang dibanggakan Cara yang digunakan dalam menunjukkan pengaruh menghasilkan tanggapan yang tidak sesuai harapan

-

Keinginan diperhatikan Pengaruh dari sisi yang berbeda

kalo disosmed itu, paling sering emang di facebook dan whats app tadi……seringnya disitu,

-

205

-

-

Platform yang digunakan untuk menunjukkan pengaruh dari diri Platform yang digunakan untuk

-

Harapan yang tidak sesuai

-

Platform media sosial

pengaruh tersebut? Jadi tempat anda menunjukkan pengaruh itu dimana saja? Apakah pas sedang kumpul, ato pas sedang apa……gitu?

apa saja sih yang anda tampilkan ketika anda mengunggah sesuatu ke akun sosmed anda?

kalo kegiatan harian itu kan ada bagianbagian yang di tampilkan , itu apa aja?

kalo missal di kos nih, lagi kumpul-kumpul, lagi bahas make up segala macem, kalo kita lagi make up an bareng-bareng, terus kita lagi gambar alis……tak deket in dan bilang “ nih…alisku asli”….karena….apa ya….mendukung juga, di kos ku rata-rata pada, tanda kutip, nggak punya alis, jadi paling sering tak ejekin….iihh…gak punya alis….gini-gini………hehehehe…..kurang ajar ya aku…….aku serius kaya gitu, missal lagi make up an bareng-bareng…..”nih…nih, liat…liat, alisku bagus nih”….hehehe…….terus karena sering tak gitu in, sebagian besar sekarang mereka pada beli minyak kemiri yang bisa menumbuhkan rambut, jadi mereka kalo malem pake minyak kemiri biar alisnya bisa lebih tebal……hehehe….serius….sebegitu mas pengaruhnya yaaa paling sering selfie, terus kalo missal aku lagi hangout kemana…pergi ke mana……kadang juga seluruh badan…..misal foto seluruh badan juga tak upload, dan kadang hari-hari ini lebih suka ke…foto kalau lagi makan, jadi makan….aku makan dimana tak upload, tak kasih tau lokasinya dimana, tak kasih tau harganya gimana,eh berapa, dan tak kasih (tanda) dalam kurung “recommend buat anak kos ato nggak?”, seperti itu tak tampilkan juga yang….apa ya…..lebih seperti saran misalkan temen-temen kos kan banyak, kalo missal pada jajan bingung jajan kemana, jadi aku jajan kesini, tak fotoin harganya kesini, “oh ini cocok buat anak kos”, terus aku kemarin ke angkringan cekli, terus harganya mahal, terus tak

206

-

-

-

-

-

menunjukkan pengaruh Teknik yang digunakan dalam memberikan pengaruh melalui ciri khas yang dibanggakan Keberhasilan dalam menegakkan pengaruh terhadap orang lain

-

Teknik Keberhasilan

Bagian yang sering ditampilkan ketika menunjukkan diri di media sosial Objek lain di luar diri yang ditampilkan

-

Bagian tubuh yang ditampilkan Objek lain

Informasi yang diberikan kepada orang lain sebagai bagaian dari hal-hal yang ditampilkan dalam unggahan

-

Informasi

kenapa anda memilih menampilkan hal tersebut?

adakah cara tertentu untuk menampilkan hal tersebut? terus bagaimana sih tanggapan teman sosmed anda terhadap informasi yang anda sampaikan itu?

apa saja sih hal-hal yang anda perhatikan sebelum benar-benar mengunggah konten dari diri atau sesuatu yang anda anggap menarik di medsos? bagaimana anda mengatur

foto tak kasih keterangan “ oh ini tidak cocok, tidak tak rekomendasikan buat anak kos” hehehehe karena…ya itu…aku punya temen-temen kos yang kadang itu mereka bingung mau jajan kemana, mau makan kemana……karena anak kos pasti kan tetep harus ngirit, jadi …eee…..mungkin kalo aku post itu mungkin bisa sedikit membantu mereka

harian

-

Sasaran dalam menampilkan diri

-

Sasaran

kalo selain upload….ya itu story, kalo upload paling kan foto, sedangkan kalo story kan pakai video, jadi view nya jadi lebih terlihat kalo pake story eemmm….ada yang merasa terbantu……..ada juga yang komen, missal kemarin aku upload mie ayam harga 12 ribu itu murah…….di protes menurut mereka mahal….. terus…yaaa banyak sih tanggapan, tapi lebih sering ke….katanya mereka terbantu, ada beberapa orang yang “oh iya yan disini enak dan murah kayak yang kemarin kamu bilang di Instagram” ada yang seperti itu juga… yang penting satu…..fotonya harus terlihat sopan, terus kedua kira-kira cahayanya bagus apa nggak, terus kualitas foto juga…….tapi yang paling penting itu fotonya terlihat sopan

-

Fitur media sosial yang digunakan dalam menampilkan diri Ragam tanggapan yang diterima dari informasi yang diberikan

-

Fitur media sosial

-

Ragam tanggapan

-

Komponen yang digunakan sebagai prasyarat dalam mengunggah, mulai sopan, pencahayaan, dan kualitas foto

-

komponen

biasanya selang-seling….kadang alis…kadang…kan bosen…..terus..tapi aku juga

-

Teknik yang digunakan dalam

-

Teknik

207

-

banyaknya informasi yang anda tampilkan di medsos?

apa dampak dari beragam informasi yang kamu tampilkan dari beragam informasi yang kamu tampilkan? seberapa sering anda menampilkan atau mengunggah informasi diri anda?

apa yang anda dapatkan dari anda upload-upload kayak gitu?

gak terlalu upload kalo di sosmed, gak terlalu sering, kadang kan ada orang yang setiap hari upload, kalo aku nggak, paling seminggu sekali, terus seminggu dua kali, gonta ganti….karena aku kan gak tiap hari jajan juga….heheheh gitu…., kalo recommend makan kan paling kalo pas keluar lagi jajan sama temen-temen, terus tak upload, seperti itu…… dampaknya? Kalo yang makan itu…warung yang habis tak buat jajan tadi yaa lumayan ada satu dua orang yang mulai kesana, awalnya yang gak tau ada tempat enak nongkrong disitu….terus mereka pada kesitu…..tak rekomendasikan seperti itu

menampilkan diri di media sosial

-

-

kalo yang makan itu paling kalo pas keluar jajan, dan itu gak terlalu sering paling seminggu berapa kali, seminggu sekali, kadang juga…..gak tentu sih, intinya waktu pergi jajan, foto upload, kalo gak jajan, gak pergi….ya gak upload, kadang kalo gak ada kerjaan, foto alis, lalu upload

-

kalo misal ….apa ya….kalo diri sendiri itu rasa puas, aku bisa ngeluarin yang aku mau, yang aku ingin tak tampilkan di sosmed, karena tak tampilkan aku pengin menampilkan yang tak tampilkan, jadi aku merasakan kepuasan tersendiri, kalau dari teman-teman, ya paling……mereka juga kadang tentang makanan mereka juga merekomendasikan “yan disini juga enak, cobain “, terus kalo yang alis….gak pernah sih ada feedback nya…..gak pernah ada endorse alis

-

208

-

Perasaan bangga karena informasi yang diberikan berguna Dampak positif eksternal bagi objek informasi Frekuensi dalam menampilkan diri, setiap hari selalu membuat unggahan diri sendiri

-

Perasaan bangga Dampak positif

-

Frekuensi

Rasa puas yang di dapatkan dari berbagi informasi diri Umpan balik positif dari teman yang seringkali mendapatkan informasi

-

Rasa puas Umpan balik positif

bagian diri mana saja yang seringkali ditampilkan dalam setiap kegiatan sehari-hari anda?

ada sisi lain gak yang sering juga di tampilkan? Sisi lain dari diri anda yang sering anda tampilkan

….hehehehe kuliaah……kalo kuliah dan kehidupan sehari-hari ya pake story, terus kalo sama mbak-mbak kos paling misal ada yang ulang tahun, event-event tertentu tak upload di sosmed, kalo kuliah segala macemnya pake story, yang kehidupan sehari-hari maennya pake story, aku nyobain lipstick baru aja tak story mas….hehehe

kalo misal yang upload yang pake kerudung…..emang kadang…..upload gak pake kerudung, tapi balik lagi, tak liat dulu, itu terlihat sopan atau gak, pantes atau gak, karena balik lagi meskipun di dunia maya kan tetep masuk ke image kan…….jadi aku juga jaga image…….

-

-

-

-

sesering apa sisi lain tersebut ditampilkan?

jarang, lebih sering aku upload yang pake kerudung, karena terlihat jauh lebih sopan, seperti itu…..

-

bagaimana tanggapan teman media sosial anda yang sering menampilkan informasi tertentu dari diri anda?

kalo selfie….kalo misal aku upload yang gak berkerudung….itu malah komennya buanyak, serius,…..mereka pada nanya tanya “loh, kerudungnya mana….”, “ maceman pake kerudung”, “loh kog gak pake kerudung”, “cantikan pake kerudung”….seperti itu.

-

209

Bagian yang seringkali ditunjukkan merupakan kegiatan harian Fitur yang digunakan berbeda sesuai dengan ragam unggahan Sisi lain yang ditampakkan dalam keseharian Poin yang dipehatikan dalam mengunggah sisi lain, yakni kesopanan Pentingnya menjaga image diri di media sosial Frekuensi dalam menampilkan sisi lain adalah lebih jarang Tanggapan dari teman media sosial terhadap sisi lain yang ditampilkan berupa rasa keheranan

-

Bagian diri Fitur media sosial

-

Sisi lain kesopanan Menjaga image di media sosial

-

Frekuensi jarang

-

Rasa heran

apakah informasi atau sisi diri sendiri yang sering anda tampilkan di medsos juga sering anda tampilkan di dunia nyata?

Apa saja sisi menarik anda yang anda tampilkan di medsos?

mengapa sisi tersebut anda anggap menarik, sisi diri tersebut?

apa saja sih kamu pertimbangkan sebelum benarbenar menunjukkan

yak……di dunia nyata juga seperti itu, kalo misal mau pergi…….kalo temen-temenku kan reta-rata berkerudung semua, kalo mau beli makan mereka pake kerudung dan aku nggak pake kerudung tetap tak liatin dulu pakaianku sopan apa nggak, terus kalo yang alis itu ya kaya tadi, misal kumpulkumpul sama teman kos, lagi bahas make up ato apa, ya aku juga bahas alis, terus akhirnya mereka beli minyak kemiri buat numbuhin alis…seperti itu…..hehehehe kalo alis tetep yang tadi tak omongin, pengin terlihat beda, karena lebih alami lah kalo misal gak pake pensil alis dan sebagainya, menurutku seperti itu, tapi kalo makanan, menariknya karena apa yaa…..pertama hobi makan kan, suka jajan segala macem, dan daripada mubazir aku makan aja mending kan aku upload aja biar temen-temen tau “oh iya, disini ada tempat makan enak”, “disitu tempat makan murah”, jadi selain aku menikmati untuk diriku sendiri juga tak bagi sama tementeman kalo makan karena aku merasa………….karena aku merasa……… menarik karena…..aku…….bisa juga membantu mereka terutama anak-anak kos buat cari makan, karena biasanya mereka makan ituu-itu aja, jadi mereka ada beberapa option lain buat mereka biar gak bosen di kudus, seperti itu, menurutku itu menarik hmmm……yang pasti kalo misalkan makanan yang tak pertimbangin itu tetep foto makanan itu harus bagus, biar makanan itu keliatan enak, biar keliatan “aku tuh pengin makan ini”, harga pasti,

210

-

Informasi diri yang ditampilkan di media sosial merupakan informasi yang juga di tampilkan di dunia nyata

-

Sinkronitas informasi

-

Sisi menarik yang ditampilkan di media sosial, mulai dari bagian wajah tertentu, hingga hobi yang seringkali di share supaya bermanfaat untuk yang lainnya

-

Sisi menarik diri Hobi yang bermanfaat

-

Perasaan senang atas sisi menarik yang ditampilkan karena bisa memberi manfaat

-

Perasaan senang

-

Dalam menampilkan informasi, kualitas foto harus bagus, untuk informasi

-

Kualitas informasi Manfaat informasi

-

sisi menarik itu?

ada hal-hal tertentu yang menurut anda menambah sisi menarik anda menjadi lebih menarik kapan hal tersebut benar-benar berfungsi ? jadi filter-filter itu benar-benar berfungsi untuk menambah nilai menarik diri anda?

apakah seluruh informasi atau konten yang anda unggah di medsos itu benar-benar mencerminkan diri anda atau hanya sebagian?

kalo tempat aku jarang, ya pernah beberapa kali tapi jarang, lebih ke harga dan rasa makanannya enak atau nggak…..tapi paling penting tuh harga….heeeeee ada ….hehehehehe…besar foto, eeee……. cahaya, dan filter foto, udah itu aja, menurutku yang membuat lebih menarik itu filter, kan sekarang banyak sih aplikasi foto, kayak gitu, jadi paling tambahin sedikit filter, biar keliatan lebih jelas, keliatan lebih dramatis, lebih…aaa….apa ya……lebih menarik di sisi itu, penambahan filter kalo filter sih gak semua foto, paling beberapa foto yang biar terlihat dramatis, ada beberapa foto yang misal aku lagi hangout dimana, fotonya terlihat biasa saja, tapi tak tambahin filter jadi lumayan terlihat lebih…apa ya….terlihat lebih artistic lah…..kasarannya seperti itu, paling tergantung fotonya, kalo menurutku kurang menarik tak tambahin filter, kalo udah menarik ya gak usah tak tambahin……eeemmm…..kalo foto di alam kan kalo pake filter kan gak bagus, menurutku….karena itu mengurangi nilai ke asrian alam itu sendiri, tapi kalo misal lagi di indoor, paling tak kasih filter biar lebih dramatis semuanya benar-benar mencerminkan……….it’s real me……yang di sosmed seperti itu ya memang aku seperti itu juga

211

seputar hobi, harga dan tempat jadi prasyarat -

Hal yang dapat menambah sisi menarik supaya lebih menarik diantaranya besar foto, cahaya dan filter foto

-

Kualitas foto Fitur aplikasi fotografi

-

Penggunaan fitur aplikasi fotografi yang tidak di seluruh jenis foto, hanya foto yang dirasa jurang menarik yang mengalami suntingan melalui fitur

-

Penggunaan fitur aplikasi fotografi Jenis foto

Informasi yang ada di media sosial merupakan informasi yang sesuai dengan diri yang sebenarnya

-

-

-

Validitas informasi

bagaimana anda bisa beranggapan jika hal yang anda tunjukkan di medsos itu benarbenar mewakili diri anda? pada bagian informasi seperti apa konten yang anda tampilkan di sosmed itu yang memang benarbenar menampilkan diri anda? pada saat seperti apa sih informasi diri anda itu benarbenar anda tampilkan

selama menggunakan media sosial pernahkah anda merasakan bahwa konten yang anda unggah itu berbeda dengan kata hati anda yang

karena……kalo gak mewakili diri saya gak bakalan tak upload, jadi……. Ya……Apa ya…….. benar-benar merasa “iki aku banget” tak upload, kalau gak aku banget ya nggak tak upload gitu…….

-

Hanya informasi yang sesuai dengan diri yang di unggah di media sosial

-

Jenis informasi

hehehe……dian itu….dengan ekspresi datar dan suka nutup mulut itu…..dian itu orang yang tertutup, menunjukkan kalau seterbukanya aku di sosmed, sesering upload apapun aku disosmed, aku tetap tertutup, hehee……..banyak sih…..apa harus di jelasin……hehehe

-

Ekspresi dalam berfoto yang menjadi symbol diri di dunia nyata

-

Simbol

Pada saat aku……..itu ya aku ya waktu……..aku kalo ngupload kalo menurutku itu bener-benar kaya aku ya aku Cuma mikir kalo “oh foto ini cocok, foto ini benar-benar menggambarkan sisi saya yang saat ini saya rasakan, misalkan aku lagi seneng….ya kadang senyum…….terus….seperti piye ya njelaske…..susah…..bener-bener merasa cocok, wes gitu aja…….. sebagian besar sesuai dengan kata hati saya, 90%...hehhehehe….sisanya upload iseng-iseng aja, …..yaaa…..tapi rata-rata emang sesuai dengan kata hati saya….kaya semacem tadi malem, aku kan itu mas, upload status lirik lagu Mariah carey, hero…..karena pada saat malem itu juga aku seperti orang yang kehilangan semangat, mau pegang skripsi aja males, mau apa-apa bener-bener males, terus aku dengerin lagu Mariah carey yang

-

Momen mengunggah konten di media sosial yang disesuaikan dengan kondisi diri saat itu

-

Jenis konten Waktu Kondisi diri

-

Porsi besar informasi yang sesuai dengan diri sendiri, menjadikan media sosial sebagai perpanjangan dan atau media suara hati

-

Media sosial sebagai media menyuarakan isi hati

212

sebenarnya

hero itu dan aku merasa “oh, it’s……seperti yang tak rasakan”, langung tak upload gitu

gimana sih diri anda menanggapi hal tersebut, yang ketidakcocokan denga nisi hati? haruskah info atau konten yang ditampilkan di medsos itu sesuai dengan yang sebenarnya

kalo yang tidak cocok dengan isi hati……….langsung tak hapus, misal upload iseng, apa……nggak sesuai dengan kata hati langsung tak hapus

-

Menghapus unggahan yang kontennya tidak sesuai dengan isi hati

-

Konten yang tidak sesuai

iya……..karena……….meskipun itu dunia maya, tapi dunia maya kan menggambarkan diri anda yang sebenarnya, menurut saya harus sesuai dengan keaadan dan itu memang menggambanrkan diri saya sendiri gitu,………jadi semacam my sosmed is my diary, semacam itu, jadi meskipun itu ditampilkan ke semua orang tapi harus bener-bener yaaa……gak bisa di buat-buat pasti tetep di perhatiakan, bukan asal serampangan….ya kalo status biasa, emang ada beberapa kali yang asal upload, tapi kalo foto, sangat amat tak perhatikan, terutama yang tadi…..sopan nggak, kira-kira tak upload macem gak, misal aku gak pake kerudung pakaian ku macem gak, bisa mengundang komentar negative apa nggak, aku terutama ,menghindari komentarkomentar negatif

-

Media sosial merupakan cerminan dari diri yang segala sesuatu didalamnya harus sesuai dengan keadaan sebenarnya

-

Media sosial Cerminan diri

Foto harus dipertimbangkan lebih dahulu sebelum di unggah, karena untuk menghindari hal yang tidak diinginkan - Berbeda dengan status yang memang terkadang hanya asal upload - Selalu memikirkan terlebih dahulu dampak yang mungkin akan diterima untuk menghindari tanggapan negatif

-

Menghindari perlakuan negatif

-

Menghindari perlakuan negatif

apakah kamu benarbenar memikirkan konten tersebut sebelum di unggah, ato kamu hanya serampangan saja?

apakah anda memikirkan terlebih dahulu dampak atau feedback yang mungkin anda

yes…….tak pikirin, misal aku upload ini ah ntar aku di komen negative apa nggak, di komen negative atau nggak…..balik lagi, jaga image

213

-

dapatkan ketika akan mengunggah? seberapa sering sih anda membuat status secara spontan?

apa yang anda harapkan dari seluruh informasi yang anda tampilkan?

apakah harapan tersebut terwujud

jarang…….lebih kalo bikin status terkonsep…..hehehe….terkonsep….serius, aku tuh di sosmed seringnya terkonsep biar tetap perfect dan jaga image

pertama yang aku harapkan itu pasti…………aaa………..mereka yang di media sosial mikirnya aku itu orang yang baik, intinya image ku itu baik, jadi kalo misal ketemu nggak sengaja di dunia nyata……”eh dian yang di sosmed ya”, dian yang di Instagram ya?” ini dian yang di facebook ya”, jadi mereka nggak kaget ngeliat aku secara asli, karena sama dengan yang di sosmed, di dunia nyata sama dunia maya itu gak jauh beda… yes…..hehe….that’s right, pernah kemarin waktu kita KKN, itu kan aku …aaaa…..beberpa kali nanya di media sosial “ada yang tau gak daerah wonosalam, ada yang tau gak gini-gini-gini?” terus kan pada komen “kenapa yan?, ada pa disitu?, mau ngapain?”, meskipun mereka gak tak kenal, mereka tak tanyain…..eh bukan tak tanyain tapi tak jelasin, “akum au KKN disana tapi gak tau tempatnya, barangakli kamu tau, bisa nggak kamu nunjukin sharelock ato apa” gitu, dan beberapa dari mereka ternyata tahu tempatnya, ….terus waktu aku upload beberapa fotoku kegiatanku KKN, ternyata mereka ada yang melihatku secara nyata di wonosalam, mereka bilang “loh, dian

214

- Selalu berhati-hati dalam membuat status - Kehati-hatian ini untuk menjaga akun media sosial tetap sempurna serta untuk menjaga citra diri - Ingin di persepsikan sebagai orang yang baik, di dunia media sosial maupun di dunia nyata

-

- Tercapainya kebutuhan akan umpan balik positif dari teman media sosial di dunia nyata

-

Sikap berhatihati Menjaga citra diri positif di media sosial

-

Persepsi baik

-

Umpan balik positif

apakah harapan yang terwujud tadi itu mempengaruhi keputusan anda untuk membuat unggahan di sosmed untuk selanjutnya?

yang tadi yang itu ya? Yang KKN di sini ya, yang tadi kegiatan ini ya?” oooh, kog ternyata di media sosial seperti itu dan di dunia nyata mereka beranggapan aku sama saja gitu……it’s real, bener-bener terjadi kemarin waktu KKN, dan aku nggak ngeh ternyata yang liat itu temen sosmedku, jadi mereka nginbox, “yan, kemarin kamu yang kegiatan ini ya, sama temen-temen mu ya, kamu yang pakai kerudung ini ya? iyaa…..tetep, karena responnya rata-rata positif, jadi kalo bisa unggahan selanjutnya juga positif, jangan sampai membuat sebuah opini negative, intinya balik lagi jaga image

215

- Respon positif yang didapatkan menjadikan motivasi lebih untuk juga mengupload hal serupa untuk selanjutnya - serta lebih berhati-hati terhadap konten negatif untuk selanjutnya, untuk menjaga citra diri positif yang telah didapatkan

Koding Narasumber II, Zahra Pertanyaan seperti apa sih Zahra memandang diri Zahra di media sosial?

Jawaban Cuma nyari tenar aja sih mas….hehe

seberapa penting sosmed bagi diri anda?

penting sih….penting banget……..hehehe, dadine kuwi penting….banget…..tanpa media sosial itu terasa hampa….pokok e hening lah mas……sepi gitu hapenya, apalagi kalo pake hape biasa, nokia………di delok tok mas, haha

bagaimana Zahra memandang teman media sosial nya?

eee….kalo temen yang gak kenal ya biasa aja, paling juga ngeliat status, terus ngelike foto, “iih….kog apik siih”, “mbak iki kog gawe jilbab apik sih”, kadang yo tak tanya gitu, nek seng kenal paling ya kalo dia ngepost foto ya……mungkin iku iseng atau apa…. aku ikut komen-komen…

bagaimana anda

yaa….biasa aja……nggak ada perasaan apa-apa

216

Interpretasi/Kategori Media sosial digunakan sebagai alat untuk mencari ketenaran, selain untuk tetap terhubung dengan yang lain. Media sosial sangat penting bagi kehidupan sehari-hari, bahkan sampai menjadi media untuk mengusir kesepian dan sebagai hiburan Dalam berhubungan dengan teman di media sosial, untuk teman yang dikenal ada interaksi berupa memberikan tanggapan lewat komentar, sedangkan untuk yang tidak dikenal, hanya dilihatdan memberikan “suks” ketika foto yang diunggah menarik meskipun unggahannya berupa hal-hal yang spontan dan iseng belaka Hanya menyukai konten

Tema - Keinginan untuk diperhatikan orang banyak

-

Media sosial sebagai pengisi saat sepi dan hening

-

Perlakuan yang berbeda Selektif

-

Konten menarik

memandang orang lain di medsos?

kecuali fotone yang di expose ituu….unik….menarik gitu

mengapa kamu menganggap mereka seperti itu?

nek seng biasa yoo…….paling kadang kan ada orang ki pas foto paling Cuma selfie, selfieselfie biasa……..gaya seng biasa……..nek seng menarik kuwi….kan biasane cah-cah seng hitshits iku…..hehe….kan fotone apik aa mas gawe DSLR……lah iku kie,……waah gon e kok apik, fotone juga resik, putih, wonge yo ganteng….hehehe…..iku seng menarik…. enggak sih…. Soalnya kalo selfie biasanya pake kamera jahat kan mesti gak se…opo….bisa tahu aslinya, nek di medsos kan kadang banyak yang nipu juga, “ ooh, nek medsos kog raine resik putih kog bar-barane rusak gitu” dadine gak mencerminkan banget sih.., nek aku, keto’e………tapi yo mboh si….tapi ya, ngepost ku gak sejahat sampe hidungnya hilang…..hehe, kadang kan ada yang ngedit sampai kebangetan gitu kan…haha, nek update status, bisa, kadang kan perasaan opo itu kan biasane di update status, lagi jengkel juga di update status, story

terus apakah konten yang mbak Zahra unggah di media sosialnya mbak Zahra itu telah mewakili diri mbak Zahra?

seperti apa sih mbak zahra berhubungan dengan teman-teman media sosialnya?

kalo yang gak saya kenal, itu biasa, maksute yo kadang kan ada yang ngechat” halo kak, boleh kenalan gak kak” iku gak tak bales, paling yo tak jarno, gak tak respon, tapi kalo temen yang kenal ya tak respon gitu.

217

menarik yang diunggah tanpa memandang siapa pengunggahnya Popularitas dari pengunggah juga menjadi faktor dalam menilai unggahan, serta kualitas foto dan perangkat fotografi yang digunakan

-

Popularitas pengunggah Kualitas foto Perangkat foto

Konten yang ditampilkan di media sosial tidak mencerminkan diri yang sebenarnya, kontenkonten yang di unggah merupakan hasil editan, kecuali untuk status dan story yang kebanyakan mewakili isi hati

-

Ragam konten unggahan

Pola berbeda dalam berinteraksi dengan teman maupun pengikut di media sosial, untuk yang sudah kenal di dunia nyata, ada respon sedangkan untuk yang tidak kenal tidak ada

-

Pola interaksi yang berbeda Selektif

-

pada momen seperti apa mbak zahra mengunggah sesuatu di medsos?

terus bagaimana kamu menjelaskan konten yang kamu unggah di medsos?

terus apakah konten yang kamu unggah itu dipengaruhi oleh perasaan, momen?

respon seng gak pernah ada….seng jarang melakukan Konten yang di unggah gitu, kalo pas, jalan-jalan nek bali, dek wingi di media sosial kan bar jalan-jalan kesitu, pokok foto seng dibedakan sesuai kelihatan bagus itu tak upload, walaupun fiturnya, untuk pemandangan bagus tapi fotonya jelek itu ya keseharian, memakai gak tak upload……haha, nek status ya fitur story dan status, pas…..tapi jarang sih nek status, Cuma story, untuk momen-momen Cuma kadang yo pas kumpul sama temen, pas tertentu, memakai fitur lagi makan-makan, pas lagi iseng-iseng, pas lagi unggahan yang langsung ada dosen yang……..banyak lah, yah iseng lah masuk ke album foto aku buat story akun media sosial, kualitas konten juga menjadi pertimbangan sebelum benar-benar mengunggah di album tergantung storynya atau tergantung fotonya sih, Unggahan diterangkan nek pas di pantai yaa #santaidipantai, pas lagi berdasarkan story dan seneng ya aku kasih caption seneng….pas lagi fotonya, dengan kata sedih ya aku kasih caption sedih, kata-katanya yang berbeda-beda kan berbeda-beda gitu sesuai dengan situasidan kondisi nek pemikiran mungkin iya, tapi kalo pas sedih Tidak semua unggahan itu enggak sih, paling aku kalo update status itu berisikan perasaan yang Cuma iseng-iseng aja, kalo story ya….nggak dirasakan saat itu, karena sih, nggak pas ono perasaan ngene gawe tidak semua isi perasaan story….nggak sih, paling ya pas lagi bahagia harus di unggah di media tok, hahaha, nggak setiap momen, aku kan ya sosial, selain itu, privasi juga butuh privasi, jadi nggak harus semuanya juga menjadi prioritas, di tuangkan ke story jangan sampai orang lain melihat seluruh kegiatan dan isi hati

218

-

Jenis konten Kualitas konten Momen Fitur media sosial

-

Caption

-

Konten unggahan Perasaan Privasi

pernahkah kamu mendapatkan pengalaman negative selama menggunakan medsos?

pernah…di WA, nomor saya itu pernah dimasukin ke grup yang isinya mbahas porno seperti itu, terus di facebook juga, ditag di video yang gak bener, ya video porno tadi itu, kalo di Instagram, paling komen aja yang keterlaluan

apa yang anda lakukan ketika anda mendapatkan perlakuan seperti itu?

tak blok….eee…nek wa, grup wa iku langsung tak blok tak hapus, nggak tak delok, kalo komen iku tak balesi, “lho mas iku gimana kog ngenengene”, kalo di facebook iku paling tag e tak hapus

bagaimana kamu memberikan pembenahan atau klarifikasi ke temanteman yang terlanjur mengetahui ketika anda sendiri melakukan kesalahan dalam mengunggah konten, apa yang anda lakukan?

selama temen-temen gak ngomen saya ya aku biarin aja, tapi kalo ada yang komen “ ih kog koyo ngene” nanti saya yang, eee……mengklarifikasi, genah e piyee, bener e pyee….gitu langsung tak hapus

219

Dimasukkan kedalam grup WA yang membahas tentang pornografi dan mendapatkan komentar negatif di Instagram merupakan pengalaman negative yang di alami selama menggunakan media sosial Mem-blok dan keluar dari grup Whats Appserta langsung membalas komentar negatif di Instagram dan menghapus tag adalah merupakan cara yang dilakukan untuk menghadapi perlakuan negative yang didapatkan di media sosial Cenderung tak acuh dalam memberikan klarifikasi, kecuali memang ada yang menanggapi perlakuan negative yang didapatkan Pada saat melakukan kesalahan dalam mengunggah konten, akan langsung di hapus, tidak peduli apakah

-

Pornografi Komentar Negatif

-

Blok Membalas komentar Hapus tag

-

Tak acuh Klarifikasi Tanggapan

-

Menghapus

menurut anda, kesalahan itu koyo kepiye?

di ingetke orang lain, angger ono masalah update…..pernah aku ono masalah sama pacar aku update status, terus ada seng ngingetin, “nek ono masalah mbok yo ojo di updet ke”, terus tak piker-piker, bener sih, iku kan privasiku, terus tak hapus status mau

mengapa anda melakukan hal tersebut?

soal le ada yang….ono seng ngilokno gitu lho mas, di ilokno aku juga gak seneng sih

terus bagaimana mereka menanggapinya?

gak ada sih mas, soal le jarang ada yang mendetail gitu kalo orang ngeliat

terus apa yang kamu lakukan untuk mendapatkan pandangan positif dari temen-temenmu

kalo aku sih cuek aja mas, pokok sebelum ada yang ngomen aku,aku juga gak mau tau

220

sudah dilihat oleh teman media sosial yang lain, maupun belum. Keslahan dalam mengupload konten dalam definisi narasumber adalah ketika konten unggahan mendapatkan komentar berupa peringatan, kritik, serta saran. Perilaku langsung menghapus konten yang dianggap tidak sesuai dan merupakan kesalahan didorong oleh rasa tidak suka akan kritik. Tidak ada tanggapan dari teman media sosial terkait dengan perlakuan negatif yang dialami, hal ini dikarenakan konten yang langsung dihapus padasaat itu juga sehingga belum sempat dilihat oleh orang banyak Tidak ada usaha yang dilakukan untuk mendapatkan kembali pandangan positif dari teman media sosial

-

Definisi kesalahan Peringatan

-

Menghapus konten Kritik Rasa tidak suka

-

Tak acuh Tanggapan Pandangan positif

sosmed anda?

bagaimana anda mengantisipasi perlakuan negative tersebut untuk selanjutnya?

di blokir aja wes

hanya blokir? Gak ada peringatan atau semacamnya gitu?

nggak ada mas, cenderung gak mau ngurusin orang , pokok e cuek gitu aja, aku lebih sering cuek aja sih kalo di facebook, kalo di Instagram itu gak pernah sama sekali di tag kaya gituan aku malah, lebih nggak sopannya itu, rumangsaku yo facebook itu seng gak patek sopan

apa yang anda lakukan untuk menjaga persepsi orang lain di sosmed? Jadi bagaimana zahra mempertahankan ahra di sosmed?

ngepost yang baik-baik aja, terus nguploadnya juga gak sering-sering aja gitu

221

sebelum ada yang memberikan tanggapan, selain itu, narasumber juga cenderung tak acuh terhadap hal tersebut Untuk mengantisipasi perlakuan buruk kembali terjadi, narasumber memilih untuk memblokir akun, grup, ataupun akun yang memberikan pengalaman buruk untuk selanjutnya tidak bisa kembali berinteraksi. Alasan dibalik pemblokiran tanpa ada peringatan terlebih dahulu lebih dikarenakan sikap narasumber yang cenderung tidak memperdulikan dan mencampuri urusan dan kepentingan orang lain. Untuk menjaga persepsi atas diri di media sosial, dilakukan dengan cara mengunggah konten yang baik meskipun hal itu berlawanan dengan kondisi asli serta frekuensi dalam

-

Antisipasi Blokir

-

Tak acuh

-

Persepsi diri Konten baik Frekuensi unggahan

adakah momen tertentu, waktu-waktu tertentu untuk menunjukkan diri anda?

ada sih, ya momen liburan itu, dan ketika berada di tempat yang layak dipertontonkan, pas di café, pas njajan gitu, tapi pas sama temen itu jarang sih soale kumpul sama temen paling pas kuliah aja sih, tapi kalo sama pacar sering, hehe

kapan anda mengunggah momen tersebut? Real time atau latepost?

real time, hehe, pas momen bahagia gitu mas, terus pas keliatannya bagus itu aja sih, kalo latepost jarang, pokoke langsung update gitu lo, misal kalo hari ini aku kesini, tempate bagus aku foto ya langsung aku upload, gak usah nunggu satu atau dua hari, gak betah mas, hehe

seberapa penting sih menjaga image kamu di medsos?

jaga image ya sangat penting mas, biar gak keliatan jelek di medsos dan mandangnya orang itu gak terlalu alay gitu, ngepost se yo seng apik-apik juga

222

mengunggah yang tidak terlalu sering Momen yang dipilih untuk menampilkan diri yaitu momen yang memang layak dipertontonkan seperti ketika sedang di café, sedang bersama pacar, dan sedang berkumpul dengan teman-teman. Namun begitu narasumber mengakui kalau jarang berkumpul dengan teman karena hanya pada saat kuliah saja bertemu. Seringkali momen yang diunggah ke media sosial merupakan momen yang terjadi pada saat itu juga karena narasumber mengakui tidak betah kalau harus menunggu satu ataupun dua hari, terutama pada waktu momen bahagia Sangat penting menjaga image di media sosial, hal ini dilakukan dengan cara mengunggah konten yang bagus dan tidak

-

Momen Tempat Objek foto Pacar Teman

-

Momen Real time Perasaan bahagia

-

Menjaga image Alay Kualitas konten

meskipun itu status iseng?

kalo iseng….nek status iseng ya tergantung sih mas, kalo facebook kan public, kalo WA kan paling Cuma yang tak simpan aja, kalo WA nggak jaim-jaiman gitu, spontan, tapi kalo yang sifatnya public itu ya harus jaga image,hehe

bagaimana seandainya jika teman sosmed anda bertemu dengan anda di dunia nyata dan menemukan apa yang dilihatnya di medsos berbeda dengan aslinya?

pernah sih mas kejadian kaya gitu, ada temen yang udah kenal gitu minta ketemuan, cowok, di medsos itu ketok ganteng yo ketok e kepiye gitu lo mas, tapi pas ketemu ternyata kog biasabiasa wae, gak koyo nek medsos, ngunu kuwi mandangku yo tetep ngajeni wongw iku mau mas biasa, ambi aku yo tak jagongi biasa, tapi suwe-suwe yo wegah juga BBm an ambi de’e, hahaha, aku yo ngunu, de’e nek aku yo ngunu, haha

seberapa penting sih citra diri anda?

penting….sangat penting, biar hasilnya tuh bagus, biar nanti kalo di post tuh bagus, jadi pas mau foto iku aku biasane “sek-sek tak gincunan disek, tak wedakan sek” hahaha

223

berlebihan, supaya tidak disebut alay. Status spontan lebih sering di unggah di Whats App karena lebih personal dan hanya orang-orang yang punya nomor handphone saja yang bisa melihat status. Jadi privasi lebih terjaga, sedangkan untuk platform yang bisa dilihat oleh umum, seperti facebook dan Instagram, cenderung lebih selektif. Terjadi perbedaan dalam berinteraksi setelah mengetahui doro yang sebenarnya ketika bertemu, hal ini dikarenakan penggambaran diri yang berlebihan yang ditampilkan di media sosial berbeda dengan yang sebenarnya Segala hal dilakukan untuk membuat konten yang bagus, termasuk diantaranya make up supaya hasil foto

-

Status Platform media sosial Selektif Spontan

-

Perbedaan penampilan Perbedaan interaksi

-

Make up Kualitas konten

bagaimana anda mempertahankan citra tersebut?

yaa, nge post seng apik-apik, seng elek gak di post

bagaimana sikap panda ketika hal buruk terjadi yang bisa mengancam citra diri anda di medsos? Jadi umpamane ada terjadi suatu hal seng bisa mengancam citra diri ne sampeyan? Jadi pas sampeyan arep foto wedak e luntur, opo arep foto kuotane entek, hehe coro-coro piye sih seng biasane sampeyan gunakke kanggo nunjukke awak e sampeyan neng sosmed? (cara-cara apa yang anda gunakan untuk menunjukkan diri anda di medsos?) terus dampaak e gede gak? Maksud e oleh e

ya ngikut temen mas, pokok e piye carane ben iso entuk gambar, iku wae pas mood e lagi apik, nek lagi elek yo….ben wae lah

ya aku biasane ngepost foto, gawe status, gawe story, menunjukkan diri tapi nek neng sosmed, tapi kan yo iku-iku tok, nek video call kan nek ancen nek WA nek wonge duwe nomerku kan

ya tergantung postingan e sih mas, postingan seng ketok kepiyeee ngunu biasane yo di bales

224

maksimal untuk di unggah Untuk mempertahankan citra diri di media sosial, narasumber hanya mengunggah hal-hal yang bagus. Segala hal dilakukan untuk mendapatkan konten yang bagus, termasuk ketika harus ikut berfoto dengan gawai teman ketika berada di tempat yang bagus sedangkan kuota habis, namun hal ini juga dipengaryhi oleh suasana hati.

Untuk menunjukkan diri di media sosial, cara yang dipakai diantaranya adalah mengunggah foto ke laman akun media sosial, membuat status dengan kata-kata yang bagus, membuat story, untuk yang personal biasanya lewat video call Tanggapan yang diterima narasumber dari teman

-

Kualitas konten

-

Suasana hati

-

Teknik Platform media sosial Umum Personal

-

Kualitas unggahan Mencolok

sampeyan nunjukke awak e sampeyan melaui status kuwi dampak e nek awak e sampeyan dewe kepiye? Dibalesi kepiye? Di anggep koyo kepiye karo konco-konco? (terus, dampaknya besar tidak? Maksudnya dengan kamu menunjukkan diri melalui status, itu dampaknya apakah besar bagi diri kamu? Dibalas seperti apa sama teman-teman?) dampak e, nek menurut e sampeyan, nek teko konco, aweh dampak e nek sampeyan kuwi koyo opo?

I, hehe, seng ketok mencolok

medsos terhadap unggahan berbeda-beda tergantung dari sisi kemencolokan-nya, unggahan yang mencolok biasanya akan berbuah tanggapan

-

Tanggapan

ada yang baik, ada juga yang jelek, tergantung postingannya tadi sih

-

Tanggapan Kualitas konten

sampeyan ciri khas e opo menurut e sampeyan?

wajah sih, nek keseluruhan itu jarang, tergantung backround nya, nek selfie kuwi mesti seng tak tonjolke mesti wajah, hehe

Tanggapan yang diterima juga bermacam-macam sesuai dengan konten yang di unggah, ada tanggapan yang baik ketika kontennya bagus dan mencolok ada juga tanggapan yang jelek Wajah merupakan bagian yang menjadi ciri khas narasumber dalam setiap fotonya, adapun foto seluruh tubuh melihat backround nya terlebih

225

bagian wajah opo seng dibanggakno?

yo seluruh bagian wajah sih mas…..penting bar make-up, nek nggambleh yo penting kamerane cantik gitu

ke khas-an, ciri khas seng sampeyan kandakke mau selalu disertakke saben foto?

iyaa laah, aku nek foto ya, nek ngepas foto ki mesti ambek ngadep nek cahaya kan ambek turon ngiku, nek neng kamar ngniku loo, nek cahaya , penting ki raine ketok padhang gitu si, nek kayak gini jarang (menunjukkan foto selfie dengan pencahayaan kurang) opo maneh ngene (menunjukkan foto selfie dengan pencahayaan bagus namun ada sedikit blur pada sisi wajah)

tanggepane temanteman terhadap ciri khas kamu kwi koyo kepiye?

yaaa, gak pernah sih mas setahuku, tapi mboh nek pas nek mburi hehe

226

dahulu Wajah dengan keadaan yang bagus menjadi syarat wajib bagi narasumber sebelum mengambil gambar untuk di unggah di media sosial, untuk keadaan wajah yang kurang maksimal, digunakan fitur aplikasi kamera supaya terlihat maksimal Wajah merupakan bagian yang wajib ada dalam setiap unggahan, begitu pula pencahayaan dan fokus kamera, meskipun tidak ditampik terkadang syarat tersebut tidak terpenuhi namun komponen ciri khas, yakni wajah, adalah hal yang mutlak. Narasumber mengaku tidak pernah mendapatkan tanggapan tentang wajahnya, namun begitu dia juga cenderung tidak mempedulikan akan tanggapan-tanggapan yang diterima karena

-

Wajah Fitur aplikasi kamera

-

Wajah Pencahayaan Fokus kamera

-

Tanggapan Ketidaktahuan Ketidakpedulian

ooh ngono? Terus kepiye?

ya tergantung fotone, ono seng nanggepi ngene” maleh gendut zah”…..he’ e gendut pipine tok ….ngaleh gendut, ngene, ngene, ngene……………gendut apane……aku biasanya kan nek foto kan juarang…nek foto keseluruhan mesti diilokke”zah-zah tambah cilik ae “ ngunu, tapi nek wajah e tok kan “ ketok lemu zah kuwe” nek foto wajah e tok...hehehe

kapan wae ciri khas kuwi anda tunjukkan?

setiap foto mas

apa umpan balik yang sama sih mas, biasane podo komen “ketok lemu anda dapatkan teko ciri pipine”, pipipne tok, heeee, lhah nek lagi guyu khas? kan yo mesti ketarik kan yo….nek nek foto kan yooo…..heeeeeeee (mengekspresikan ekspresi muka)

power kamu diantara

nek aku biasane di gawe bahan lelucon, nek

227

yang terpenting adalah gambar berhasil di unggah Alasan dibalik seringnya mengunggah foto wajah adalah karena narasumber merasa tidak percaya diri dengan tubuhnya yang kurus, dia seringkali mendapatkan candaan tentang tubuh kurusnya, yang menyebabkan pada kekesalan narasumber Narasumber lebih percaya diri mengambil foto wajah daripada foto seluruh tubuh, hal itu yang menyebabkan hampir seluruh foto unggahan di akun media sosialnya selalu menyertakan wajah Umpan balik yang diterima oleh narasumber terhadap wajahnya adalah ketika foto diambil dengan ekspresi tersenyum, dia merasa senang dengan umpan balik yang demikian. Dalam interaksi baik di

-

Wajah Seluruh tubuh Tidak percaya diri Sarkastis

-

Wajah Foto

-

Wajah Senyum Umpan balik positif

-

Bercandaan

teman-teman kamu itu gimana?

secara umum ya pemirsa

terus sebagai pemirsa, sebesar opo kamu bisa mempengaruhi suasana neng tementemen kamu, sebagai pemirsa kan, nah kamu sebagai pemirsa kuwi biso mempengaruhi suasana sejauh apa?

delok-delok sih mas, biasane nek wayah guyon aku biasane langsung nyandak

sampek koyo opo biasane?

sampek tekan endi-endi, yo nek ono angger ono bahasan seng kepiye mesti diguyokke, yo koyo ngniku lah mas, hehe, lah piye aku bingung re arep njelaske

pengaruh e sampeyan iku biasane nek nek grup kepiye? Nek

grup mbahas guyon, kecuali nek pas ada tugas, nek aku pas gak mudeng iku aku yo ikut serta, tapi nek grup lagi mbahas diskusi, mbahas

228

grup media sosial maupun dalam interaksi sehari-hari dengan temannya, narasumber lebih sering menjadi pemirsa, sering juga menjadi bahan bercandaan oleh temantemannya, namun begitu ia memang mengakui kalau dia juga suka bercanda Narasumber lebih senang berinteraksi dengan cara bercanda daripada yang datar, dia mengakui bahwa ketika sedang berkumpul dengan teman-teman dia lebih suka suasana yang penuh canda meskipun dia sendiri yang menjadi bahannya. Materi yang dibahas dalam bercandaan bisa berasal dari apa saja, mulai dari pengalaman, hingga menertawakan diri sendiri. Dalam berinteraksi di grup media sosial, narasumber juga lebih

-

Pemirsa

-

Bercanda Pola interaksi

-

Bercandaan Materi interaksi

-

Bercandaan Grup media sosial Tugas kuliah

grup-grup sosmed?

nganu iku aku gak pernah ikut, lebih nek grup pas lagi nyeleneh kayak gitu loh mas, aku lagi ikut mbalesi, ngunu

seng biasane sampeyan tampilno pas mengunggah sesuatu nek sosmed kwi opo wae?

foto-foto sih, seng penting nek foto iku ono aku, kalo animasi-animasi gitu gak pernah, lebay soalnya, pokok e gambarku aja

kapan wae waktuwaktu kanggo menampilkan hal-hal iku mau

eeee……apa yo, ….ya pas iku mau pas bar foto li ketok apik kwi gak sabar langsung ngepost gitu

terus ditujukan nek sopo kwi mau?

Public, biasane langsung public, kecuali nek aku sama…….hehe…..do’i……..iku hanya saya, hehe

229

tertarik ketika grup sedang pecah dengan guyonan, selain itu hanya ketika membutuhkan penjelasan terkait tugas kuliah. Selain dua poin tersebut, narasumber tidak pernah mengikuti. Dia juga mengakui tidak pernah mulai percakapan dalam grup media sosial. Dalam mengunggah foto di media sosial, syarat utama dari narasumber adalah kehadiran narasumber dalam foto tersebut. Seringkali setelah foto diambil narasumber langsung mengunggahnya ke media sosial. Dalam menampilkan foto diri, preferensi narasumber dalam memilih pemirsa cenderung public yang artinya semua orang bisa melihatnya termasuk yang bukan pengikut media sosialnya, terkecuali untuk foto

-

Foto unggahan Kehadiran

-

Real time Foto unggahan

-

Jenis foto Preferensi pemirsa Pacar Privasi

terus ada acara-cara tertentu gak kanggo menampilkan hal-hal seng mau iku, seng foto iku?

pake camera beauty aa, terus pake kamera seng be-resolusi tinggi sih, terus pengaturane di resolusi tinggi ,seng macem di ngeti sih, nek teko awakku dewe yo make up disek, kudungan, pencahayaan

sudut? Angle?

nggak sih nek sudut, paling yo nek ngniki aku wegah foto mas, opo, kuliah pas lungguh e koyo ngniki kuwi aku wegah foto, nek pas kuliah e nek kampus timur kan duduk e pake yang, biasane pake kursi seng biasane kanggo anak kuliahan ( factor property serta tempat menjadi bahan pertimbangan subjek sebelum mengambil foto, ketika wawancara dilaksanakan, ruangan dan property yang ada di kelas memang mempunyai kualitas yang lebih rendah daripada ruangan yang dimaksud oleh subjek, yang

230

bersama pacar, narasumber lebih memilih untuk dirinya sendiri saja yang dapat melihat foto tersebut. Dalam menampilkan diri di media sosial, narasumber memakai aplikasi camera beauty sebagai aplikasi fotografi, settingan untuk kamera juga di pasang pada resolusi tertinggi untuk mendapatkan hasil yang bagus, tidak lupa pencahayaan pada foto juga disesuaikan, dari narasumber, make up dan hijab menjadi barang wajib dalam menampilkan diri Tempat juga menjadi pertimbangan narasumber dalam mengambil foto, narasumber lebih suka berfoto di tempat yang modern dengan property yang modern

-

Perangkat Pencahayaan Make up Hijab Aplikasi fotografi

-

Property Tempat

bagaimana sih kamu mengatur banyaknya jenis informasi diri?

terus kepiye sampeyan ngatur kanggo pemirsa mu supoyo upload an mu kuwi gak terlihat membosankan?

notabene ruangan baru dengan property kelas yang baru pula) “opo sih ti jenenge? Kursi opo ti jenenge?” (subjek menenyakan kepada teman yang kebetulan berada di sebelahnya), nek iki kan teko kayu to, nek teko wesi kan yo ketok apik, terus lantaine kan yo juga ketok bersih, cek koyo “wih, kuliah”, ya iki yo jane kuliah, tapi nek seng koyo ngniki gak macem nek…..di share yo pas ada peristiwa kuwi sih, nek gak yo paling jarak pengin gawe status yo Cuma tulisan aja, lagi mendengarkan lagu apaa, di buat story kan bisa

enggak peduli entah iku membosankan atau enggak sih yang penting pengin upload story yo tak upload

231

Waktu tertentu dalam membuat konten unggahan adalah ketika sedang ada peristiwaperistiwa ataupun momen-momen tertentu yang jarang terjadi, selain itu, tidak ada pengaturan spesifik dari narasumber terkait banyaknya konten yang diunggah setiap harinya di media sosial, setiap kali terlintas ingin membuat suatu unggahan akan langsung bersiapsiap untuk membuatnya. Narasumber cenderung tidak peduli dengan tanggapan dari teman media sosial terkait konten yang diunggah, jika tebersit keinginan

-

Konten unggahan Peristiwa Spontan

-

Tanggapan Ketidakpedulian Konten unggahan

dampak dari beragam upload kwi, kan wakih to, ono story, status, nah dampaknya apa dari informasi seng sampeyan tampilkan di medsos itu? sesering apa sih kamu mengunggah informasi tentang diri kamu? Mboh iku status, gawe story WA, story IG, upload foto?

dampaknya yoo…entuk seneng tok sih, entuk puas wae….

gene kog sesering iku?

nek WA kan kontak e aku kenal, dadi pas di delok wong iki ono perasaan “eh didelok iki…” opo maneh nek di delok karo do’I, itu yoo, ada kepuasan sendiri sih, tapi nek ig kan paling seng delok ono seng gak kenal, “eh wong iki, wong iki, heleh wes ah”.

yo tiap hari, kadang tiga story di WA, nek IG jarang, nek WA bisa sampe tiga, empat, malah sering juga lebih

232

untuk membuat unggahan, akan langsung dibuat dan di unggah Rasa puas dan senang adalah perasaan yang dirasakan oleh narasumber ketika unggahannya telah berhasil di unggah Dalam mengunggah informasi tentang diri, narasumber melakukannya di aplikasi whats app dan Instagram, frekuensinya juga sangat sering Alasan narasumber lebih sering mengunggah di Whats app adalah karena ada kepuasan tersendiri ketika dilihat oleh orang yang dikenalnya, terlebih oleh pacar, sedangkan kalau di Instagram konten yang di unggah dilihat oleh orang umum, itulah yang menjadi alasan bagi narasumber dalam perbedaan frekuensi dalam mengunggah antar

-

Rasa senang Rasa puas Konten unggahan

-

Informasi diri Platform media sosial Frekuensi unggahan

-

Kepuasan Pacar Kontak personal Platform media sosial Frekuensi

terus yang anda dapat darinya?

yo nek nek IG yo aku ngefans ambi wong iki, eh malah wonge delok story ku, kadang…opo….di ikuti aja udah seneng gitu lo, nek ngeniku biasane langsung tak screenshot, tak buat story lagi, lan tak share “di ikuti kakak hits”

terus bagaian diri, sisi diri mana saja yang sering ditampilkan?Wajah tadi?

He’em (mengangguk)

kenapa sih harus wajah seng ditampilkan? Kenapa kog gak sama tangan ato yang lainnya?

yoo cek wong liyo ngerti sih, lha opo maneh nek gak wajah mas, mung wajah tok mas, aku ki isin mas nek kabeh, nek keseluruhan ki isin podo wae, kecuali nek teko jarak jauh, foto bareng-bareng, utowo wong loro, kuwi sak badan sih okee, ngunu wae nek backround e bagus, kadang yo tak crop juga sih, dadi setengah

terus informasiinformasi seng biasane sampeyan unggah nek

yo angger di jeplakno sisan sih mas, wong aku kwi wonge angger njeplak, hahaha, tapi yo ndelok-ndelok wonge juga sih, nek wonge loro

233

platform media sosial Kepuasan yang didapatkan di Instagram adalah ketika konten unggaha dilihat oleh idolanya, hingga di screenshot lalu dibuat unggahan ulang di akun media sosialnya Wajah merupakan bagian dari diri narasumber yang seringkali ditampilkan ketika mengunggah gambar di media sosial Narasumber lebih percaya diri mengambil foto wajah daripada seluruh tubuh karena tubuhnya yang kurus, hal ini berbeda ketika foto diambil dari jarak jauh dan ketika berfoto bersama-temantemannya, itupun seringkali masih di crop menjadi setengah badan ketika badan kurusnya terlihat dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar, narasumber

-

Kepuasan Idola Screenshot Reupload Platform media sosial

-

Wajah

-

Foto wajah Kepercayaan diri Cropping

-

Ceplas-ceplos Akrab Defensif

medsos, iku opo juga sampeyan tampilke nek dunia nyata?

ati nan yo aq meneng…..(dikata-katai) nok mburi

mengapa wajahmu kamu anggap menarik? Apakah kamu merasa cantik?

yoo gak merasa…..Cuma seneng wae di ngeti, nek neng hape kuwi seneng ae nek di ngeti lho mas, nek neng asline yo biasa wae, kadang aku mikir “kapan yo wajahku iso mulus koyo nek foto iki?” hehehe

terus itu, ono gak halhal lain seng menurut e sampeyan iku bisa menambah nilai plus dari sisi menarik sampeyan, seng wajah iku mau?

hal lain? Backround……tempat sih….kadang di komen “eh iku nek endi zah”, “tempat e apik zah”, “share lokasi zah”, selain tempaaat………obyek seng tak jak foto, misal nenk motor ninja kek, foto nek mobil opo kek, kan ketok e kesan ne piyee ngunu…….hehe

sampeyan nek pamane mengunggah sesuatu seng selama iki sampeyan unggah, iku benar-benar

emmmh, kayak sih enggak, soale nek foto ki kalem aku mas, padahal asline pecicilan

234

merupakan orang yang jika sudah akrab dengan orang lain akan cenderung kurang berhati-hati dalam bicara, namun ketika belum akrab akan diam saja Alasan mengapa narasumber seringkali mengunggah foto wajah adalah karena dia senang jika wajahnya dilihat orang lain, bahkan dia sendiri juga terkadang berfikir kapan wajahnya bisa seperti yang di media sosial, yang telah mengalami penyuntingan lewat aplikasi fotografi Tempat dan objek merupakan poin dalam mengambil foto, semakin bagus tempat dan semakin mewah objek yang ada, maka semakin bertambah pula rasa senang dan puas. Dalam membuat konten untuk di unggah di media sosial, narasumber mengaku bahwa gaya dan sesuatu yang

-

Kepuasan diri Wajah Penyuntingan Ekspektasi

-

Tempat Objek Kepuasan

-

Ketidaksinkronan informasi Ekspresi Ceplas-ceplos

-

mencerminkan diri kamu gak?

eemh, gitu? Hla presentasene berapa persen? Seng mbuk tampilke nek medsos iku seberapa persen ne dari diri kamu seng asli?

60:40, koyo nek foto aku kan tak lihatke senyum me aa mas, yoo di komen “ngene yo ketok kalem”……padahal asline yo pecicilan…..dadi e lebih baik yang di medsos daripada asline….penilaiane, hehe

terus nek wes ngerti iku bukan dirine sampeyan dewe, gene o tek ijeh ditampilke?

heleh lah ah mas…..penting aku foto, puas, cuek sih ….jarno….arep kono nilai apik….nilai elek jarno, de’e seneng lewat foto yo karep e dewe, asline dewe yo…sak senenge dewe…karepem

235

ditamnpilkan di media sosial tidak mencerminkan dirinya, dalam berfoto narasumber suka memasang ekspresi muka kalem namun pada kenyataannya narasumber mengakui bahwa dirinya merupakan orang yang kurang berhati-hati dalam berkata-kata Persentase kecocokan informasi di media sosial dengan aslinya menurut narasumber adalah 60% konten yang di unggah di medsos bukan merupakan konten yang sesuai dengan keadaan sebenarnya pada diri narasumber Narasumber tidak memperdulikan jika informasi yang diunggahnya di media sosial bukan merupakan keadaan aslinya, yang terpenting adalah rasa puas dari dalam diri sendiri ketika foto sudah

-

Ketidaksinkronan

-

Ketidakpedulian Kepuasan

pada bagian informasi seng koyo kepiye seng sampeyan unggah, iku bener-bener dirine sampeyan?

biasane nek story sih mas, nek pecicilan e kan story nek WA, nek IG paling kan story ne katakata, terus video…

nek endi wae sih sampeyan menampilkan informasi seng iku benar-benar sampeyan?

WA mas

236

berhasil terunggah di media sosial. Fitur yang digunakan oleh narasumber dalam menunjukkan dirinya yang sebenarnya adalah fitur story pada whats app dan Instagram, namun narasumber lebih sering menunjukkan dirinya yang sebenarnya melalui video story whats app yang notabene hanya bisa dilihat oleh dua orang yang sama-sama menyimpan kontak di gawai, untuk Instagram, fitur story biasanya hanya dimanfaatkan untuk membuat kata-kata dan kadang-kadang video Hal ini memperkuat pernyataan sebelumnya bahwa narasumber seringkali menampilkan diri yang sebenarnya melalui whats app yang statusnya hanya bisa dilihat oleh orang yang menyimpan nomor kontak di gawai, hal ini

-

Fitur media sosial Privasi Platform media sosial

-

Privasi Ceplas-ceplos

selama iki selama sampeyan nggunakke sosmed, sampeyan pernah gak ngeroso nek informasi utowo tampilan foto seng sampeyan unggah iku bedo karo asline?

pernah…yo nek bar foto gak langsung tak upload gitu sih…..tak pikir disek, tapi kadang kuwi wes kedarung gitu loh mas, langsung tak hapus wae, padahal lagi beberapa detik kan, “lho tek ketok elik yo”, wes terkirim jan e, tapi langsung tak hapus wae, baru ada seng nge like satu atau dua, langsung tak hapus

menurut e sampeyan, haruskah informasi seng ditampilke nek sosmed iku kudune sesuai dengan asline?

yooo….nggak sih…..yaa….gak harus di publikasikan sesuai benget gitu lo, tapi yo gak fake-fake nemen sih, gak palsu-palsu nemen sih…….contoh akun ku, tapi foto akun ne pake punya orang lain, kadang asline ngene, tapi sosmed di apik-apik, yoo gitu sih…

237

menunjukkan narasumber cenderung menjaga privasi dalam menunjukkan dirinya yang sebenarnya, sesuai dengan yang telah dikatakan sebelumnya bahwa jika sudah akrab akan cenderung ceplasceplos. Narasumber akan langsung menghapus foto unggahan yang tidak cocok dengan kriteria ataupun hatinya, meskipun sudah di lihat oleh orang lain di media sosial Narasumber berpendapat bahwa tidak harus jujur ketika mengunggah informasi diri ke akun media sosial, namun namun bukan berarti tidak jujur sama sekali, hal ini menguatkan persentase informasi diri narasumber yang diunggah di media sosial yang 60% nya bukan merupakan dirinya yang

-

Ketidakcocokan Konten unggahan ketidakpedulian

-

ketidaksinkronan

terus nek sampeyan ape ngupload, biasane sampeyan iku mikirmikir disek gak?

yo mikir, tapi nek kadung kepengen yoo, koyo nek pas gawe story yo….kadang kan pas aku lagi gak kudungan, “ heleh, kepengen ae kog”, nuruti kepengen yo angger tak upload wae si, engko ne kempane ngeroso ogak kepenak, tak hapus

terus sebarapa sering sampeyan nggawe status angger-angger an? Seng spontan?

suering buanget….hahahaha, aku kuwi nek gawe status pancen akeh-akeh he spontan og mas

moment opo wae sampeyan gawe unggahan?

ya …pas ono seng apik aa……aku biasane langsung luru I hapeku “endi hapeku mau”, langsung tak foto tak unggah aja sih, gak mikir bar iku kepiye

apa sih seng kamu harapkan dari informasi seng sampeyan tampilkan selam iki nek medsos?

lebih dikenal orang aja, pengin gaya-gaya an, pengin eksis juga di dunia modern, yo puas yo seneng, kadang juga kan informasi lebih cepat di IG mas daripada nek TV

238

sebenarnya Dalam mengunggah sesuatu di media sosial, narasumber lebih menekankan kepada keinginan terlebih dahulu daripada pemikiran ataupun kondisi pada saat itu. Karena mendahulukan keinginan, banyak dari konten unggahan yang dibuat secara spontan begitu saja Ketika ada momen yang bagus, narasumber akan langsung mencari-cari gawainya untuk dibuat unggahan tanpa berpikir Panjang apakah nantinya hal tersebut baik untuk dilihat orang lain atau tidak Media sosial dimanfaatkan oleh narasumber sebagai media eksistensi diri dan pencarian kepuasan atas konten-konten yang diunggah sekaligus sebagai media mencari informasi terbaru yang

-

Keinginan Pemikiran Kondisi

-

Keinginan Spontanitas

-

Momen Keinginan Pemikiran

-

Eksistensi diri Kepuasan Kesenangan Informasi

terus apakah harapan tersebut anda dapatkan? Terwujud?

yoo aku saiki luweh dikenal wong-wong, duwe konco teko ngendi-endi, seng asal e nggak kenal….kan teman kan gak harus dari satu kelas, satu institusi……dapat kenal orang-orang dari luar juga…..luar-luar institusi maksud e, tapi yo seng apik-apik aja, mbek luweh ati-ati wae….hehe

apakah harapan yang anda dapatkan iku mempengaruhi keputusan ne sampeyan dalam membuat unggahanunggahan untuk selanjut e?

pengaruh….pengaruh si……

pengaruh e dalam bentuk opo biasane?

perbaikan kualitas salah satune…….nek di delok “ eh, mas iki delok story ku”, yo seneng aku……

239

memang lebih cepat daripada media lainnya. Berkat media sosial yang dimanfaatkan sebagai media untuk menunjukkan eksistensi diri, sekarang narasumber lebih banyak dikenal orang karena frekuensi dalam mengunggah yang tergolong sangat sering, dan hanya konten yang dianggap bagus yang diunggah serta kehatihatian dalam mengunggah Harapan yang telah terwujud turut mempengaruhi narasumber dalam membuat konten untuk selanjutnya

Pengaruh nyata dariterwujudnya harapan lebih dikenal orang lain adalah dengan terus meningkatkan perbaikan kualitas konten yang

-

Eksistensi diri Frekuensi Kualitas konten Kehati-hatian

-

Harapan Terwujud

-

Perbaikan kualitas Konten unggahan Rasa senang

dan iku seng mendorong sampeyan kanggo ngecek medsoos ae, gitu ya?

he’em….hehehe, kadang de’e pas ngepost foto yo.. tak like I kabeh, tak bomb like aja….hehehe, kode…lebih ke kode, cek dikenal karo mas iku, cek gak aku tok seng kenal…….kode…hehehe

240

akan diunggah supaya ketika dilihat oleh idola dia merasa senang Rasa senang ketika unggahan dilihat oleh idola juga mendorong narasumber untuk selalu melihat media sosial setiap waktu, terkadang narasumber juga memberikan “suka” kepada seluruh unggahan idolanya untuk mendapatkan perhatian

-

Penasaran Frekuensi

Koding Narasumber III, Naufal Pertanyaan

Jawaban

seperti apa sih kamu, nofal, mandeng nofal dewe neng sosmed?

yo nek aku ki, wonge biasane meneng…..meneng tapi yoo, nek biasane update status kuwi nek WA, status…opo koyo, nek pamane aku……nek maen ML (Mobile Legend), nek menang mesti tak tudohno, soal e kan iku mendapatkan keuntungan tersendiri, soal e mengko teko ML kuwi mengko entuk masukan dewe, di ke’I opo….dike’I opo….ngniku terus sejak itu aku wes mulai update status tentang ML ben entuk gift skin, mbuh give away opoo ngunu aaaa……….nek ….apa yo….. WA sama……seng paling penting kuwi WA, nek IG kuwi mung gawe stalking-stalking, BBM gawe ndelok-ndelok status, nek ML Cuma…..opo yo..kanggo main-main gawe hiburan, tapi seng menantang……nek kala hyo frustasi…..nek kalah baleni maneh….baleni maneh, tak bolan-baleni terus.

terus seberapa penting sih bagi anda media sosial? Sepenting apa?

241

Interpretasi/Kategori Dalam kehidupan sehari-hari, narasumber adalah orang yang pendiam, narasumber juga pengguna media sosial aktif, terutama whats app dan mobile legend, terutama dalam mobile legend yang memang berupa gim interaktif yang banyak memberikan reward. Aplikasi media sosial yang paling vital bagi narasumber adalah whats app yang seringkali ddigunakan dalam interaksi dengan teman-teman media sosialnya, sedangkan Instagram dan bbm digunakan hanya untuk melihat dan memberikan tanggapan kepada teman di kedua media sosial tersebut, untuk mobile legend lebih kepada

Tema - Pendiam - Pemain gim - Pengguna media sosial aktif

-

Platform media sosial Utilitas media sosial

terus sampeyan nek nek

aku

mandeng

wong

mandeng nek wong liyo…ngene…pomone sedikit tentang opo liyo neng sosmed iku yo…….naak wong-wong Facebook ngeniku kepiye?

biasane kan ngupload e kan seng gak penting, aku paling suuebel karo wong seng….opo yo jenenge…..aaa….update

status

seng

gak

penting, koyo misal masalah pacar, koyo de’e ngupload masalah seng gak pantes di upload, yo Cuma terlalu lebay lah,

berinteraksi dengan sesama pengguna untuk mencapai peringkat yang lebih tinggi Dalam memandang teman dan orang lain di media sosial, narasumber tidak suka kepada orang atau teman yang terlalu mencurahkan seluruh isi hatinya di media sosial, menurutnya hal itu merupakan hal yang tidak penting dan berlebihan

-

Perasaan tidak suka Lebay Tidak penting

-

Kata-kata berlebihan Perasaan benci Overaktif

yoo aku

nanggepine gak terlalu…..seneng terus mengapa anda menganggap mereka seperti itu?

kata-kata ne ku terlalu lebay, terlalu berlebihan, terus foto-foto ne iku juga terlalu berlebihan, yooo….gak….terlalu alay ngniku lho mas, conto huruf g diganti nomor songo (9) iku aku paling jijik ngetine, ngeniku biasaa aku weruh ngeniku

242

Narasumber memandang orang yang berlebihan dilihat dari caranya menulis yang dibuat-buat, terlalu mencurahkan seluruh isi hati di media sosial, dan berfoto dengan frekuansi yang berlebihan, narasumber mengaku jijik dengan

nek yoo…..sudah, ancen, aku biasane di kenekke koncoku “kuwe upload ae, ML ae, koyo rak upload sesuatu nek ono upload liyane”, “justru nek aku upload sosmed e sampeyan ML kuwi ono keuntungan dewe kanggo awakku, kuwe emang ora dolanan ML, kuwe sudah mewakili awak ngomong ngunu kan memang durung dolanan e sampeyan dewe ML iku koyo kepiye”, tak konokke langsung, ngniku de’e langsung nyoba maen ML lan yo selama iki? akhire ML an, temenan, akhire melu-melu aku ngupload-ngupload ML juga, hahahaha, langsung ngunu de’e sampeyan

iku

biasane sampeyan nek berhubungan, mboh iku chattingan, mboh iku sharing sesuatu karo koncone sampeyan nek sosmed, iku koyo kepiye biasane?

nek aku ikuu….nek ono masalah seng penting iku lagi tak share terus tak bahas nek grup, terus, koyo koncoku ngniku, share tugas utowo opo yo…pengumuman-pengumuman penting seng opo….penting bloko iku lagi tak bahas, nek ora yo pancen aku nggluweh biasane, ben opo yo…..grup iku ogak suwung

biasane pas momen-

momen-momen seng…….pomone

243

hal tersebut. Semenjak mengenal mobile legend, narasumber menjadikannya sebagai aplikasi wajib harian yang digunakan untuk berinteraksi dan berbagi dengan temanteman media sosial yang lain, aplikasi mobile legend juga telah menjadi semacam representasi diri melalui peran yang dimainkan dalam aplikasi tersebut Dalam berhubungan dengan temantemannya melalui aplikasi instant messenger, narasumber seringkali berperan sebagai inisiator percakapan dalam grup IM, topik yang diangkat biasanya berupa hal yang penting hingga sekedar lelucon untuk sekedar meramaikan grup Momen yang sering di

-

Mobile legend Aplikasi wajib Representasi diri

-

Inisiator percakapan Topik Meramaikan

-

Momen

momen koyo opo sampeyan ikuu, ngupload sesuatu nek sosmed?

,……..paling seneng yo pas seng….opo yo…ono seng lucu, nek chat ono seng lucu…ngniku langsung tak SS (screen Shot), terus tak gawe status WA, nek orak ngunu nek pas “Epic Comeback”, “Legendary” ngeniku lagi tak upload, masalah e, kesenangan tersendiri iku, kanggo aku.

terus konten-konten seng mbuk unggah nek sosmed e sampeyan, iku opo ono pengaruh hati ne sampeyan?

onoo, terutama ML, seng paling tak gawe ngupload iku memang Cuma ML, nek Instagram iku paling Cuma salin link, terus tak download, salin link….terus angger ono seng lucu mengko tak download tok, terus tak share nek WA, nek ML…….aku nek status pencapaian, iku nek WA kabeh, terus aku mbukak pembaruan opoo……”ML iki ono pembaruan opo yo?” aku kan kepo ……ngeniku terus tak SS, bar kuwi tak crop, tak dokok WA, koyo nek pas ono hero anyar, koyo wingi pas ono Hellcurt kan “wiih ono hero anyar”, soale iku, penting kanggo cah ML an,

244

unggah di media sosial rata-rata berasal dari dalam media sosial lain yang di tangkap layer kemudian diunggah kembali oleh narasumber, atau berbagi hasil dari gim mobile legend di aplikasi media sosial lain, bagi narasumber itu merupakan kesenangan tersendiri Suasana hati senang karena berhasil menyelesaikan tentangan di mobile legend selalu dibagikan oleh narasumber ke media sosial lain, begitu pula ketika ada pembaruan dari moonton selake pengembang dari aplikasi mobile legend selalu di share di media sosial lain, untuk media sosial Instagram narasumber biasanya mencari sesuatu yang lucu untuk di bagikan kembali

-

Status Pencapaian Kesenangan

-

Tantangan Share Reshare

terus biasane nek suasana-suasana hati tertentu sampeyan piye ngupload e?

pas lagi seneng-senenge,……..nek pas lagi sedih iku…..nek pas krungu kancaku loro, meninggal, iku yo lagi tak upload, nek seneng yo kerep tak upload, nek pas ora yo………piye yo,…….kabeh ki tak curahno nek status, status WA kan bar langsung ilang,……….. terus tak curahno, terus mengko nek kancaku ngaweh masukan yo di komen, langsung dike’I (masukan)

sampeyan pernah gak entuk perlakuan negative selama nggunakke sosmed?

nek iku sih tauu….. aku nek di bajak kuwi……opo yo……facebook pernah dibajak, sampek iki ono akun facebook palsu, mulane pas dibajak kuwi aku langsung ganti akun, di bajak I …….ae, nek Instagram nek di tag seng ora nggenah…..iku pancen guyon ngunu lho, koyo konten-konten nggluweh………sekedar…..opo si…..berbau pornografi ancen pernah…

entuk aku biasane nyindir, nyindir “sopo sih seng rai ne koyo jancuk iki”, aku mesti misuh I, perlakuan koyo tak jancuk-jancukno, mesti tak ngonokke ngeniku mau, di kabeh, nganti koncok ku titen, nek pas aku lagi ngunu de’e ngerti…..”eeeh, paling kuwe bajak, di tag nek ki nyindir wong”…….., he’ e ancen kog, kan upload an seng gak kerep aku sih ncen nek di fitnah, nek di nek

wes

245

Narasumber mengakui seluruh isi hatinya sealu dibagikan di whats app melalui fitur status yang notabene akan hilang dalam 24 jam, hal ini juga menunjukkan kalau narasumber hanya berbagi dengan orangorang yang terbatas. Selama menggunakan media sosial, narasumber mengakui pernah mendapatkan pengalaman buruk seperti akun facebook miliknya dibajak dan ditandai dalam konten berbau pornografi, narasumber menanggapinya dengan membuat akun baru setelah itu. Dalam memberikan tanggapan atas perlakuan negative yang didapat, narasumber memberikan komentar berupa kata-makian yang disampaikan

-

-

Isi hati Status Platform media sosial Orang tertentu

-

Pembajakan akun media sosial Ganti akun Pornografi

-

Sindiran Makian Tanggapan

lewat status whats app, tidak disampaikan secara langsung kepada orang yang menandai atau memberikan pengalaman negetif kepada narasumber aku nggak terlalu nggubris……..aku wes bar untuk mengembalikan marwah diri, disamping nyindir, terus aku klarifikasi kabeh sebenere iku “bullshit”, “aah, omong kosong”, “lah nek membuat status makian, narasumber kuwe gak percoyo yawes, aku gak butuh membuat status kuwe percoyo reng aku”, ngunu. klarifikasi atas pengalaman negatif yang dialami. Dia tidak peduli bagaimana tanggapan teman media sosial setelah klarifikasi Dalam memahami he’e…..pernah….. aku biasane langsung tak kesalahan konten hapus, bariku tak mbarno “halah ah, tak unggahan, narasumber jarno”, nek pamane aku di komen koncoku tidak hanya melihat “iki (upload an) ogak pas karo biasane”, dari dirinya sendiri “wes, umbarno wae, lagi kuker (kurang namun juga penilaian kerjaan) aku”, aku gae alasan kuker….hehe, orang lain, ketika nek koncoku gak setuju karo upload an ku kesalahan datang dari yoo, yowes mbarno, nek koncoku yoono seng dirinya sendiri, ia akan nanggepi apik ono sing nanggepi elek, mesti langsung kuwi, karek pemahamane kepiye… menghapusnya, sedangkan jika datang tanggapan dari orang lain yang mengatakan

nggenah, iku biasane ngene-ngene, iku wes tau, langsung tak sindir lewat status WA, terus di komen “kuwe gene piye tindakan ne ?” sampeyan?

terus sampeyan nek wis di sindir, terus sampeyan nek ngaweh klarifikasi utowo pembangkitan nama baik kepiye terus?

pernah gak ngelakoni kesalahan dalam mengunggah konten utowo ngupload?

246

-

Perasaan tidak peduli Klarifikasi

-

Menghapus Kurang kerjaan Tanggapan Klarifikasi

gene kog sampeyan hapus?

nggak, piye yoo….aku gak terlalu ngono, gak terlalu suka seng langsung tak jelasno, mergo piye yo….aku ki….wonge ki………nek wes kadung statusku dingeti wong akeh, iku ku komen ne mesti seng gak do nggenah, yowes tak hapus, ben rak ono komen seng gak genah, wes sitik tok wae

dampak e pas sampeyan kuker iku mau kepiye karo koncone sampeyan?

dianggep bia……saa……..aku kuwi nek kuker ki ncen wes biasa nek Instagram, story nek Instagram, utowo WA, iku wes biasa gawe chat-chat, gawe tulisan ngono-ngono wes biasa….kuker ngunu lho, yoo karo koncoku “kuker ae”, yoo karo koncoku aku nek wes kadung kuker, story WA ku iso penuh, koyo titik ngasi, mbarno gak ono seng ndelok….haha

nek sampeyan kwi mau di arani kuker, citra ne sampeyan

cumaa………piye yo….aku nek wes di komen koncoku, aku Cuma, klarifikasi lewat sanpchat, WA “aku ki lagi kuker, wesmbarke 247

bahwa itu bukan kebiasaannya, ia akan memberikan klarifikasi bahwa dia sedang tidak ada kerjaan (kuker) Alasan langsung menghapus konten yang salah adalah karena narasumber tidak mau repot-repot mengklarifikasi tanggapan yang datang banyak dan berulang. Ketika sedang suntuk, narasumber biasa membuat status yang terlampau banyak hingga batas maksimal, dia juga tidak mempedulikan nantinya jika status tersebut tidak ada yang melihat, dia juga mengakui biasanya temantemannya sudah mengetahui kebiasaan tersebut dan memberikan tanggapan yang biasanya serupa. Dalam memberikan tanggapan atas status yang terlampau banyak,

-

Menghapus Klarifikasi Pengulangan Tanggapan

-

Suntuk Habit Tanggapan Batas maksimal

-

Klarifikasi Perasaan suntuk Platform media

kan maleh negative kan? Nah untuk mem-positifkan lagi diri sampeyan kepiye setelah di arani kuker? efektif gak? Bar iku wes gak pernah nanggepi maneh?

wae, rak usah di pikir, rak usah di lebokke ati”

narasumber akan memberikan klarifikasi bahwa dia sedang kuker (kurang kerjaan) lewat media sosial lain

udah gak pernah si….soal e wes ngerti dekne biasane kerjaanku lapo ki wes ngerti, koncoku wes paham, neng kelas yo podo wae, angger ono opo-opo yo mesti tak upload

Oleh karena kebiasaan membuat status yang terlamapu banyak yang disertai dengan klarifikasi di media sosial lain, akhirnya teman-teman narasumber juga terbiasa dan tidak pernah menanggapi lagi kebiasaan tersebut. Mereka juga memaklumi kebiasaan narasumber yang selalu membuat status setiap waktu. Cara yang dipakai oleh narasumber dalam memelihara citra dirinya adalah dengan selalu memberikan klarifikasi jika ada yang mempertanyakan seputar konten yang di unggah oleh

sampeyan yoooo aku gak…..gak…..nek aku di arani plin-plan he’e aku sitik-sitik elek sitik-sitik memlihara citra ne apik, yo iso dadi apik iso dadi elek, yo naufal nek sosmed aku…aaa……est ngerti ngunu………nek aku gak iso nek apik terus utowo elek terus, yo kui kepiye? encen apik-elek-apik-elek ngunu, aku Cuma nge’i klarifikasi, biasane aku nek ngawehi klarifikasi iku yoo, singkat, angger akuu……aku biasane di komen “kue kog cara

ne

248

sosial

-

Habit Pemakluman Tanggapan

-

Klarifikasi Konten unggahan Teknik

nakal?”, “aku gak nakal, aku Cuma mengikuti zaman”, ngunu tok heeeee………simple ngunu tok ono…..yooo pas wayah iso jawab soal le guru, kuwi nek dunia nyata, nek neng dunia……dunia sosmed kuwi aku ki ……opo si………gak ono si, Cuma seng teko dunia nyata tak share n upload nek sosmed, pengin nunjukke nek temen-temen nek aku ki iso, orak sebatas nek aku kuker koyo ngene-ngene aku ijeh iso berfikir seng positif-positif seng tak share nek sosmed.

narasumber di media sosial. Dalam membuat konten unggahan di media sosial, narasumber mengambil momen kegiatan serta pencapaian, dia ingin menunjukkan kepada teman-temannya lewat media sosial bahwa dia juga bisa, tidak hanya diisi dengan status kuker (kurang kerjaan)

-

Perasaan bangga Menunjukkan diri Kegiatan harian

geneo kog harus momen-momen iku? Gak seng kebiasaan harian mungkin?

aku gawe ngono yo gak bar-bar aa, sitik-sitik gawe. Sitik-sitik gawe, lagi mangan gawe, lagi nek kene gawe, malah persis kancaku nek ngeniku, de’e pancen seneng touring, cah dolan, de’e kuwi nek ngupload nek BBM, aku mbiyen duwe BBM, duwe kontak ke de’e, status se kuwi aneh-aneh “lagi perjalanan kemana, dengan kecepatan segini, dengan plat nomor ini” ngeniku disebutno de’e, terlalu berlebihan, saiki aku wes gak gowo BBM, saiki gowo WA tok, ben gak ono ngeniku-ngeniku……aneh.

-

Kebiasaan harian Berlebihan Perasaan aneh

menurut e sampeyan

nek aku…..nek jogo jenengku kuwi…..aku

Untuk kebiasaan harian, narasumber mengakui tidak selalu menjadikannya bahan status unggahan karena dia menilai hal tersebut adalah hal yang berlebihan dan aneh, ia juga mengatakan bahwa hal seperti itu biasanya muncul di BBM. Oleh karena itu sekarang dia tidak lagi menggunakan BBM lagi. Dalam menjaga

-

Memaki

ono gak momenmomen tertentu kanggo nunjukkan diri anda?

249

iku seberapa penting sih, jogo persepsi ne orang lain neng diri anda nek medsos?

Cuma….opo yo………gak terlalu ……….misoh-misoh…..ngene lho, aku kuwi ngerti aku anak e sopo, aku jeh paham aku………opo jenenge…….aku sekolah neng ndi, nek aku misuh yo wajar, dolandolan yo wajar, yooo nek rak muleh yo wajar, ncen cah lanang, “kuwe anak e sopo tah kog ngene-ngene”, biasa sih, aku dak ngono si, langsung aku mbanding-mbandingno kancaku seng wes gus ngunu lho, iku ambi aku ce’es, tapi ambi aku mbandel e mbandel de’e, langsung tak banding-bandingno “kuwe rak ngerti sih gus ngene”……….de’e leh ngerti carane jogo jenenge bapak e nek endi-endi

umpomone pernah aku ngeniku…..pernah …….iku kancaku wong wedok kan, ncen urung pernah konco sosmed seng ketemu aku, yoo…..de’e anggep wae aku kan gak pernah pethuk nganggep konco biasa si, terus ….”ayo ketemu”, de’e ambi konco-koncone, aku yo sedurunge, moroambi konco-koncoku barang, aku neng kono moro pethuk cah 6, ML kabeh, pas iku lagi dolanan ML, terus aku di ngeta-ngeti, aku yo pas lagi sampeyan, tapi pas mati…..eh pas Heroku pas mati, aku ngeti pethuk iku perasaane de’e, kog koyo kenal……terus bariku, wes ayo di barno, aku ape ono urusan,…..tak koyo aneh ngeniku barno disek terus bariku tak parani, lho “nofal kog koyo “sampeyan iku seng jenenge nganu yo?”, “oh iyo, kuwe nganu si…nofal si?”, ketemu nek piye

250

persepsi atas diri di media sosial, narasumber biasanya selalu mengingat-ingat siapa dia, siapa orang tuanya, dimana dia bersekolah, dan menjaga diri dari perkataan kotor sebagai sarana kontrol diri. Jika akhirnya masih ada yang memberikan tanggapan jelek, dia akan membandingkan dirinya dengan orang lain yang menurutnya juga seperti dirinya. Ada perlakuan yang berbeda pada saat narasumber bertemu dengan teman media sosial yang sebelumnya hanya kenal di media sosial, perlakuan berbeda tersebut berupa cara memandang dan berinteraksi yang berbeda yang tidak seheboh ketika sedang melakukan percakapan di media sosial.

-

Melihat diri sendiri Membandingkan Kontrol diri

-

Perlakuan berbeda Ekspektasi Interaksi Dunia nyata

ngene, padahal nek Menara kudus, kancaku lamongan, de’e kan lagi ziarah nek kudus kan , opo….papasan sosmed koyo ngene” aku pas nek menoro, terus bariku tak ngeti kepiye seandaine teruus, de’e yo ngeti aku terus, terus tak sopo “ opo kuwe niken yo?”, “oh iyo, nofal aa?”, sampeyan nemoni nanggepine de’e yo, bedo aku nek foto karo seng koyo ngunu asline ki bedo kuwi? menurut e sampeyan iku, sepiro penting image nek sosmed?

terus gene o kog sepenting iku? Kog ngasi koyo mau?

nek aku iku…….penting banget, aku menjaga image ku image keluargaku, image sekolahanku….dengan hal yang positif, nek maen ML kan wes wajar kan cah lanang, di komen “cah santri kog maen ne ML”, “lha gene? Opo salah e, ono larangan e po?” tak konokke, yo ijeh menjaga image santrine, aku dolanan ML iku nek sedurunge ngaji…….koyo kancaku, de’e dolanan ML tapi ngajine yo sregep, yooo ben gak dipandeng elek neng wong liyo, nek dike’I komentar kan….. yoo kan biasane wong ……ono seng kesan ne membangun, ono seng kesan ne menjatuhkan, yoo mulai saiki aku yo jogo image, aku cah endi, cah kepiye…ngunu

251

Menurut narasumber image diri di media sosial sangat penting karena itu juga berarti menjaga image positif dari keluarga dan sekolah

-

image positif Menjaga

Menurut narasumber, pentingnya menjaga image diri di media sosial supaya tidak dipandang jelek oleh orang lain, karena dalam berkomentar, orang bisa memberikan komentar yang membangun dan

-

Pandangan jelek Menjaga image Komentar

saumpomo ono hal buruk terjadi, seng hal buruk iku mau iso mengancam image mu, seng sampeyan wes jogo mau, moromoro ono skandal opo seng sampeyan terlibat nek jerone, nah kepiye sikap pe sampeyan seandaine ono seng koyo ngeniku? opo wae sih biasane corone sampeyan iku biasane nunjukkan diri nek medsos?

nek aku…nganu….., nek wes kadung nemen, aku jengkel, aku terjun dewe langsung tak omongi pedes-pedes, tak pisuh i……bar- bar, ora-ora,nek dunia nyata, iki ora masalah kanggo awakku dewe,…… yo bener ononganu ne……., Cuma ojo ngasi sek nemen ngene, aku wes moh mbahas ngene, tapi de’e jik mbahas seng gak sesuai dengan kenyataan ngunu lho, terus aku jengkel,

nah sebesar opo dampak e, teko dampak-dampak e mau, mulai gawe

yoo…..pertama si heran….aku kan mbiyen iku jarang update status, hla malah saiki update, terus, lama-kelamaan dadi biasa sih…yo di konokke,……yoo ncen biasa

sering update status……. yo teks yo gambar ….terus….ketok e iku tok si… ooowh iyo, gawe story, gawe snapchat, gawe foto-foto meme juga…..

252

komentar yang menjatuhkan, jadi harus pintar-pintar dalam menjaga diri Ketika ancaman terhadap image diri datang, untuk awalnya narasumber lebih memilih tidak memperdulikannya, namun ketika sudah keterlaluan, narasumber akan langsung terjun menemui orang yang bersangkutan untuk kemudian diberikan omongan kasar Cara yang dilakukan oleh narasumber dalam menunjukkan diri di media sosial adalah dengan membuat status, baik status teks, gambar, story, snapchat, dan foto-foto meme Narasumber mengakui keheranan dengan dirinya sendiri pada saat ini yang sangat sering membuat

-

Tidak peduli Keterlaluan Memaki

-

Status Story Meme

-

Perasaan heran Habit

status, gawe story…..seberapa besar sih dampak e nek awak e sampeyan?

kancaku, ogak sek koyo mbiyen, yoooo…..pertama aku ngepost pirang-pirang yo aku kaget, “kog nyepam terus”, “yo gak popo”, tak ngonokno, yoo sejak iku aku wes mulai rodo nyepam sitik-sitik

terus tanggepane konco-koncone sampeyan reng sampeyan semenjak iku?

yooo….tanggepane yo biasa….gak sek……..opo si……kontra ngeniku …….gak sek ngilokno, iku lo, Cuma……Cuma di…….opo si…….heran tok iku lho de’e, dadi de’e Cuma heran, tapi gak ngilokno…..

sampeyan iku duwe suatu ciri khas tertentu gak seng biasane mesti sampeyan tampilke nek medsos?

nek

kata-kata

kata……….(sambal

ki

Cuma………kata-

mengingat-ingat

dan

melihat media sosial)…..nek kata-kata ogak ono sih………tapi nek foto ki Cuma tak gawe semene tok (memperlihatkan foto unggahan di media sosial berupa gambar wajah namun hanya sebatas mata sampai tengah hidung)

okee….nah terus, ke khas-an iku

jarang aku biasane, angger post yo angger tak post, tapi jarang ono caption ne….jarang ono

253

unggahan di media sosial padahal dulunya tidak, namun keheranan itu sekarang sudah menjadi kebiasaan baginya Teman-teman narasumber yang samasama menggunakan media sosial awalnya juga kaget dengan perubahan frekuensi mengunggah dari narasumber, namun mereka tidak sampai mengingatkan, hanya terheran-heran saja Ciri khas tertentu dari narasumber yang seringkali ditampilkan di media sosial adalah wajah bagian mata hingga tengah hidung, karena narasumber mengaku tidak percaya diri kalau harus foto seluruh badan dikarenakan badannya yang kurus Narasumber tidak selalu menampilkan ciri khasnya dalam setiap

-

Frekuensi mengunggah Perasaan heran Perubahan kebiasaan

-

Bagian wajah Tidak percaya diri Badan kurus

-

Ciri khas Frekuensi unggahan

mau……mesti nek sampeyan ngepost, sampeyan sertakno?

tulisan ne

terus tanggepan ne konco sosmed e sampeyan tentang ke khas an iku mau kepiye?

gak nganu sih…………gak pernah nanggepi sih……Cuma nganu…..”kuker, ra ono kerjaan”, “fota-foto ngeniku ae”, ngeniku biasane

harus eee…..males sih….kan awak ku cilik, mesti kan …….engko mesti di nganu……”awakmu setengah wajah? kog cilik e pol?”, mesti di ngonokno, Geneo kog gak satu “awakem kog cilik”, “ndang mangan ngenengene, ngombe susu, dll”, bosen aku badan penuh? ngeniku…………aku iku pernah upload foto sak badan karo konco-konco, di komen “awakmu paling cilik dewe,mangan tah mangan”….dikonokno…..wesyy…..isin aku……males……. biasane neng endi yooo…….nek pas nek Hypermart, pas nek wae sampeyan café, nongkrong……ngeniku-ngeniku….. nunjukke coro lan ciri iku mau? gene

o

254

unggahan, dalam mengunggah konten gambar, ia juga jarang membuat caption Tanggapan yang diterima oleh narasumber dari temanteman media sosialnya cenderung serupa, yakni menanggapi kebiasaan kurang kerjaan (kuker) dan foto narasumber yang cenderung monoton Alasan narasumber hanya menampilkan foto setengah wajah adalah karena narasumber merasa tidak percaya diri dengan badannya yang kurus

-

Keterangan pada unggahan

-

Tanggapan berulang Monoton Perasaan suntuk

-

Tidak percaya diri Foto bagain wajah Badan kurus

Momen untuk mengunggah konten yang menampilkan diri narasumber adalah ketika berada di tempat yang hype dan ketika sedang berkumpul

-

Tempat hype Berkumpul dengan teman

seberapa besar pengaruh ciri khas mau terhadap koncokoncone sampeyan dalam memperlakukan sampeyan? posisi ne sampeyan diantara koncokoncone sampeyan nek medsos iku kepiye? lha terus pamane sampeyan mulai tapi gak ono tanggepan kepiye?

yooo…….anggepan ne sih…..gak pernah sih nek koyo ngono, yooo….biasa sih, nek ketemu yooo……gak nomong ngeniku, ….Cuma ngomong biasa…

terus perilaku koyo iku mau iku pengaruh gak karo corone konco-konco medsosmu mandeng sampeyan?

gak ono sih…… tapi langsung ditanggepi

nek…..nek aku nek grup iku……nek pamane wes suwung iku……mesti tak kawiti aku, pomone….angger tak gawe opo……pokok ke sekirane grup iku gak sepi…..aku seng ngawiti terus… nyepam…… mengko biasane langsung ditanggepi…..

koncoku

255

dengan teman-teman Tidak pernah ada anggapan khusus yang disematkan kepada narasumber terkait dengan ciri khas

-

Anggapan khusus Ciri khas

Dalam berinteraksi di grup media sosial, narasumber biasa menjadi inisiator percakapan dalam grup

-

Inisiator percakapan Grup media sosial

Jika dalam mengawali tidak ada tanggapan dari teman grup, narasumber akan memberondong pesan dalam jumlah yang sangat banyak hingga mendapatkan perhatian dari teman grup Dari kebiasaan memberondong grup dengan pesan yang sangat banyak, narasumber mengaku tidak mendapatkan pandangan yang macam-macam karena teman-temannya sudah

-

Pesan berantai Perhatian Mengawali percakapan

-

Habit Perasaan maklum tanggapan

konco- he’e…..langsung ono, biasane langsung tak jak mbahas opoooo…….ben sekirane gak koncone sampeyan sepi ngunu lho kepiye? Feedback e biasane

langsung ngunu?

berarti pengaruh he gede banget yo ketika sampeyan ngawiti?

iyoo…..biasane langsung diteruske karo konco-konco percakapan ne

kapan sih sampeyan nggunakke pengaruh seng sampeyan duweni kanggo nunjukke awake sampeyan nek medsos?

pas wayah bengi biasane……bengi kan wes wayah podo sibuk dewe-dewe, do…lapoo……lha grup kan mesti sepi, nek wes kadung rodo wengi, biasane tak ramekke, pol…jam 1, kadang pol jam 3, he’e….ngechat terus……..pas wayah prei biasane, lanang wedok podo wae pol jam 1

256

memaklumi kebiasaan tersebut, akan tetapi biasanya memang setelah itu ada tanggapan dari temannya Setelah ditanggapi, narasumber akan membuka percakapan dengan membahas segala hal, hal ini dilakukan supaya grup tidak sepi dan kemudian ditinggalkan oleh anggotanya Setelah percakapan terjadi di dalam grup, teman sesama grup akan melanjutkan percakapan yang telah diawali dari narasumber waktu malam merupakan waktu dimana grup benarbenar sepi, oleh karena itu biasanya narasumber akan mengawali percakapan pada waktu malam hari, jika sudah terlanjur asik, percakapan akan

-

Topik percakapan Sepi

-

Percakapan Melanjutkan

-

Malam hari Mengawali

kepiye sampeyan gunakno pengaruh mau?

iku…….wong-wong ki wes ngerti aku….aku ki koyo kepiye…..aku biasane nek pas neng medsos

iku

nek

yoo……nyetalker menunjukkan

gak

nyepam

….iku……..terus…..nek

awakku

dewe

ki…….gak

pernah…….yoo……..yoo….ncen pernah si, tapi yoo……ono tanggepan seng gak kepenak sih

sesering opo sih sampeyan nggunakke pengaruh iku mau kanggo ngentokno perhatian nek medsos?

yoo…sering banget sih……….. wayahwayah pas ………lagi ape ono acara penting yo lagi aku (memberikan isyarat anggukan)…….. seng pas mbahas serius ………ngeniku aku lagi terjun…

pengaruh-pengaruh iku mau, mulai nofal seng penggehane mulai percakapan, nofal seng gawegawe nek grup, iku opo sampeyan

eee…nak dunia nyata aku gak terlalu…..gak….sering memulai percakapan, tapi nek pas wayah lagi do dolanan hape, do fokus e neng hape, lhah aku lagi mulai percakapan, lha biasane nek di cuekin, yo…langsung…aku langsung nganu sek……..langsung ngene “hee, nek di omongi

257

berlangsung sampai lewat tengah malam Dalam menunjukkan diri atau menarik perhatian dari teman media sosial, memberondong pesan yang banyak baik di grup maupun personal serta status dilakukan oleh narasumber untuk, narasumber mengakui sekarang sudah jarang menunjukkan diri melalui foto karena ada tanggapan yang tidak mengenakkan Pengaruh dari diri narasumber biasanya ditunjukkan ketika grup sedang membahas hal yang serius, selain menjadi inisiator percakapan Narasumber mengakui dalam kehidupan nyata tidak seperti di dunia media sosial yang menjadi inisiator percakapan, di dunia nyata narasumber jarang memulai

-

Tanggapan negatif Teknik Pesan berantai Percakapan grup Percakapan personal

-

Topik serius Inisiator percakapan Pengaruh

-

Pendiam Memulai percakapan Perhatian Tanggapan

gunakno juga nek dunia nyata, nek pas lagi suntuk contone?

ki disauti ngunu lho, kene ki orak musuhan lhoo, mosok dolanan hape dewe-dewe?”, nah terus hape ne dipateni, langsung njagong….

terus piye tanggepane konco-koncone sampeyan karo corone sampeyan negakno pengaruh iku mau?

biasa si…..yoo nek konco seng wes kulino karo aku tanggepane yo biasa si, nek urung kulino yoo , mesti ditanggepi “nyepam ae fal dadi wong”

pernah ono seng nroso risi gak? Meskipun iku koncone dewe?

pernah sih…… sering juga sih

marang sopo wae sampean biasane nunjukke awak ke sampeyan?

ngo konco…..konco seng urung kenal….

258

percakapan ketika sedang berkumpul bersama teman, tapi ketika sedang sibuk, dia akan berkoar-koar untuk berhenti bermain gawai Tanggapan teman media sosial terhadap kebiasaan narasumber yang seringkali memberondong pesan dalam percakapan cenderung memaklumi dan langsung menanggapi Namun tidak seluruhnya begitu, narasumber juga mengakui pernah ada juga teman media sosial yang merasa risih dengan perilaku memberondong pesan tersebut Narasumber lebih suka menunjukkan diri kepada orang yang belum terlalu mengenalnya untuk menambah relasi di media sosial serta

-

Memberondong pesan Memaklumi Menegakkan pengaruh Tanggapan

-

Perasaan risih Memberondong pesan

-

Orang yang belum kenal Orang yang baru kenal

-

terus nek ndi wae sampeyan nggunakke pengaruh iku mau?

pas wayah ketemu…….gak njarak ketemu……….terus….nek panggonan seng jarang ketemu koyo pas meet up bareng seng durung tau ketemu aku, lha nek kono mengko ngobrol-ngobrol, berpendapat…..

hal-hal opo wae seng sering sampeyan tampilke nek medsos?

yoo….koyo mau status teks, meme, bariku……foto menang ML, wejangane guru, wes iku…….yoo terus screenshot an chat-an seng lucu, seng aneh tak SS tak upload

lha geneo kog iku seng mbuk pileh?

yoo, luweh simple iku sih timbang liyane, yoo kan terimo teks tak upload, foto tak upload, yooooo iku luweh simple ketimbang video, podo wae males ngupload video aku, yoo kuota ne juga, nek teks karo foto kan gak ngentekke kuota, nek ngupload video kan

259

intentensitas dan keintiman dalam berinteraksi Waktu untuk menunjukkan dan menegakkan pengaruh adalah ketika narasumber sedang berkumpul dengan teman-temannya yang memang belum atau jarang berinteraksi dengannya Status teks, meme, foto pencapaian mobile legend, wejangan guru, serta tangkapan layar dari percakapan yang lucu baik di grup maupun personal, merupakan hal-hal yang sering ditampilkan oleh narasumber di media sosial Narasumber lebih memilih hal tersebut dikarenakan lebih simple daripada video, faktor kuota internet juga menjadi pertimbangan

-

Tempat

-

Status Meme Mobile legend Tangkapan layar Konten unggahan

-

Sederhana Kuota Video

terus kapan wae waktu-waktu kanggo nampilke hal-hal iku mau?

boros kuota setiap saat, pokok e angger ono seng apik tak Setiap kali upload, ono seng aneh tak poto tak upload….. mendapatkan,

nah…..neng ndi wae hal-hal iku mau, poin-poin iku mau sampeyan tampilno?

nek aku tertentu sih….. nek aku Facebook karo Instagram biasane, nek sering ngetagngetag iku sering nge nek facebook ambi Instagram tok

nah terus tanggepan ne konco-konco medsos se sampeyan kepiye?

yoo nek tak tag de’e mesti ngeniku “ndasmu,

opo wae sih hal-hal seng sampeyan perhatikno sedurunge sampeyan benerbener mutuske

terpikirkan, serta melihat sesuatu yang menurut narasumber aneh dan menarik akan langsung di unggah di media sosial Platform yang seringkali digunakan untuk mengunggah konten serta menandai teman adalah facebook dan instagram

Respon dari teman ora aku lit”, ngono …….biasane ngeniku yang ditandai terus… yooo…..guyon, aku nek ngetag ki narasumber dalam unggahannya (biasanya sebatas guyonan, nek tersinggung ki gak berupa meme) biasanya tidak pernah pernah, Cuma guyonan tok tersinggung, hanya umpatan yang ditujukan untuk lelucon saja Dalam membuat konten yoo….kata-kata…..nek kata-kata sering tak unggahan, narasumber gatekno sek sedurunge tak upload kuwi seringkali sering, nek foto yo….luru…luru……..opo memperhatikan katajenenge……luru foto seng pas kanggo tak upload ngeniku, maksud e seng cocok ngunu kata serta yang akan dibuat status, dicari

260

-

Terpikirkan Hal unik Hal menarik Mengunggah

-

Utilitas media sosial

-

Tanggapan Umpatan Lelucon

-

Perhatian Konten unggahan Keinginan Kecocokan

kanggo ngupload iku lho, tak gatekno sek, seng macem tak upload mau? endi?....biasane ngunu seng macem?lha yoo nek kriteria macem ki……..yoo………….nek aku sih gak pernah kriteria macem terus merhatikno ngeniku …..pokok angger macem kepiye? Menurut e tak upload…..ngeniku sih……. sampeyan? biasane sampeyan ngatur e kepiye ben ora terkesan membosankan?

nek aku ogak…..ogak tak perhatikno sih, tapi yooo…setiap saat angger ono hal-hal seng lucu, apik, iku langsung tak upload, nek masalah waktu gak menentu, setiap saat nek aku, pas browsing, nge-stalk, chating, nek ono seng apik kuwi langsung tak screenshoot, nek pamane lucu barang tak screenshoot, terus tak upload neng WA, story instagram

terus dampak informasi seng beragam iku mau, foto diri, qoul masyayikh, lan liyaliyane, nah dampak ke sampeyan ngupload hal-hal iku mau nek awak dewene sampeyan iku opo?

eee…….nek kesenangan yoo…..ono sitiksitik, tapi iku menjadi hal yang biasa kanggo aku, susah yo orak, sedih yo orak, hal biasa iku……….nek puas yoo……puas, tapi nek ekspresine…….seneng orane yoo……biasa

261

yang cocok dengan keinginan Tidak ada kriteria pasti dari narasumber dalam menentukan cocok tidaknya sebuah gambar, dia hanya memilih yang sesuai dengan keinginannya Narasumber tidak mempunyai strategi tertentu dalam mengatur jenis unggahan, setiap ada yang lucu, menarik, dan aneh dia akan langsung membuatnya sebagai unggahan, entah itu dalam bentuk kata maupun bentuk foto Narasumber tidak merasakan ada dampak dari kebiasaan mengunggah konten dalam jumlah banyak, dia merasakan puas namun hanya kepuasan yang biasa saja, begitu pula dengan kesenangan

-

Kriteria Kecocokan Konten unggahan

-

Lucu Menarik Aneh Konten unggahan Kata Gambar

-

Kepuasan Kebiasaan Kesenangan

nek ono tanggepan biasane tambah puas ngeniku sampeyan?

nek ono tanggepan yoo……..yoo……puas Namun ketika ada sih, langsung luru stalker maneh, luru opoopo neh seng……..seng terkait karo iku neh

terus biasane iku, seberapa sering sih sampeyan iku nampilno utowo ngunggah, ngupload informasi teko awak dewe sampeyan?

yooo……sering

banget

si

aku…yoo….cek…..ora

esuk

ora…………biasane iku aku nek kadung tengah wengi tangi yoo…..uploadku yo angger tengah wengi, pomone aku tangi jam 1, nah jam 1 kan ijeh ono kuota malam kan…..nah tak gawe youtube an, Instagram man, wes pokok e akeh lah, yo mengko nek ono seng apik, mesti langsung tak upload nek WA, masio jam 1 moso ono seng delok kan?, nah biasane nek ono tanggepan iku nek esuk, “ kue kog iso tangi jam semono?upload jam semono barang?”, “wong kog gak ono kerjaan, upload jam semene”, “heleh mbuk yo lah wong yo lagi ngentekno kuota malam

262

tanggapan positif dari teman media sosialnya, dia akan mencari lagi konten yang serupa dengan yang mendapatkan tanggapan positif Narasumber memaparkan dia mengupload status setiap waktu ada kesempatan dan keinginan, meskipun itu lewat tengah malam ketika dia terbangun

-

Tanggapan positif Konten serupa

-

Kesempatan Keinginan

ae tek” tak konokno wonge lha kog sesering iku? Geneo kog sesering iku?

yoo aku iku nek gak ngupload yo koyo…sepi ngunu si, rak ono opo-opo …………sepi aku biasane, tapi aku nek ngupload iku…ngupload neng WA, iku Cuma seng tak delok iku seng delok tok, seng delok akeh orane……..nek pamane akeh yo “weh, akeh iki, apek paling iki”,

dadi semakin akeh seng delok semakin seneng?

he’e, semakin seneng…..

terus seng paling

seng mobile legend……. pas ono berita

263

Alasan narasumber membuat unggahan setiap waktu adalah karena dia merasa media sosialnya itu sepi kalau dia tidak upload, dia juga mengakui dalam mengunggah konten, jumlah dari teman yang melihat juga menjadi perhatiannya, ketika sebuah konten dilihat oleh banyak teman, dia akan mencari lagi konten serupa untuk kemudian di unggah kembali Intinya, semakin banyak orang yang melihat, apalagi memberikan tanggapan, semakin senang perasaannya dan hal tersebut mendorongnya untuk membuat konten serupa untuk selanjutnya Konten yang paling

-

Perasaan sepi Pemirsa Konten serupa Mengunggah kembali

-

Jumlah pemirsa Tanggapan Perasaan senang

-

Informasi gim

akih teko poin-poin iku mau seng opo?

geneo kog bagian mobile legend iku sering sampeyan tampilno?

ono sisi lain gak dari diri seng

ne

sampeyan sering

sampeyan tunjukkan ?

tentang mobile legend, meme mobile legend, iku biasane langsung tak upload, koyo ono pembaruan wingi yo langsung tak upload, nek meme mobile legend yo langsung tak upload barang, pokok seng ono kaitan ne karo mobile legend langsung tak upload, kan nek Instagram ono grup ML ngeniku, langsung tak screenshoot, tak post nek story WA yoo…..iku….he’e, kan saiki lagi viral le maen mobile legend, lha dolanan mobile legend termasuk……hobiku sih ancen, hobi ku ancen dolanan game, masio cah-cah cewek kan biasane gak faham mobile legend kan…….angger tak post…….nek seng paham…….seng nanggepi ku Cuma lananglanang tok, cewek ono, yooo siji loro aah seng paham mobile legend, dan ancen player mobile legend pancen, ngeniku ditanggepi biasane. ono sih…..yoo kata-kata biasane… kata-kata seng aku ngomong-ngomong tentang seharihari biasane, pomone aku entuk……pomone aku entuk…..opo jenenge…….entuk kejadian iki, langsung tak gawe kata-kata, langsung tak WA, pomone aku esuk iki kan entuk sangu gratis, entuk sangu-sangu tambahan teko ibuk, ngeniku langsung tak gawe katakata, langsung tak post nek WA,……yooooo apapun seng ono nek kejadian, iku yo tak

264

banyak di unggah oleh narasumber saat ini adalah berbagai info seputar mobile legend, segala sesuatu mengenai mobile legend selalu ia jadikan bahan untuk konten unggahan Alasan dia seringkali mengunggah konten yang berkaitan dengan mobile legend adalah karena dia sendiri pada dasarnya suka bermain gim, dan dia merasa senang ketika berbagi hal seputar gim tersebut di media sosialnya yang lain

-

Konten unggahan

-

Hobi Perasaan senang Konten unggahan

Status yang berkaitan dengan diri narasumber merupakan jenis lain dari konten yang seringkali diunggah oleh narasumber setelah mobile legend.

-

Status Diri sendiri Konten unggahan

nah terus sesering opo? Sisi lain iku mau sampean ngupload seng tentang sisi lain iku mau?

upload….yoo….kejadian pas entuk sangu, terus di’kei opo karo koncuku iku yo tak upload…… nek aku sering banget, yoo….pomone aku di chat kancaku seng aneh-aneh, aku biasane screenshoot iku terus tak post, yoo biasane berbentuk snapchat koyo “kancaku ngene…”, “irham ngene-ngene……goblok banget”, biasane ngunu-ngunu

nah sampeyan iku dalam menampilkan dua sisi iku mau kepiye? Spontan tah kepiye?

nek aku sih spontan sih,angger ono sitik-sitik langsung tak upload, langsung tak gawe katakata ngunu, langsung tak upload

terus info-info mau, termasuk qoul masayikh lan sisi lain iku mau, ngeniku sampeyan tampilno juga gak dalam

sering ngeniku………pomone kancaku gae ….opo jenenge….ngomonge…..de’e ngomongno pembahasan-pembahasan seng ono kaitane, pomone de’e mbahas kog de’e duweni kesalahan, aku eling dawuh he yai, nah aku langsung ngomong dawuh he yai iku

265

Percakapan dengan teman juga seringkali menjadi bahan unggahan, biasanya percakapan yang menjadi bahan adalah percakapan yang ada unsur lelucon ataupun hal konyol lainnya, baik yang terjadi pada percakapan personal, maupun percakapan grup Dalam menampilkan sisi lain, narasumber cenderung spontan, jadi ketika memang menemukan sesuatu yang menarik, dia akan langsung mengunggahnya ke media sosial Beberapa konten yang ditampilkan di media sosial juga disampaikan di dunia nyata

-

Tangkapan layar Konten unggahan Percakapan

-

Spontanitas Hal unik Hal menarik

-

Sinkronasi Asertif

kehidupan sehari-hari ? sisi menarik teko dirine sampeyan iku opo? Seng sampeyan anggep menarik?

mau, langsung tak omongno…..

ML, pro, menjadi pemain pro hero…….yoo……ngeniku…..menjadi kesenangan tersendiri kanggo aku, pomone kancaku si……kancaku do orak iso nganggo hero iki, nah aku tok sengi so diantara koncokoncoku, “aku gawe hero iki ae, pro aku nek gawe hero iki”, nah terus maen…jres-jresjres, nah menang, ngeniku biasane do komen “he’e, apik mainmu gawe hero kuwi, sesuk mabar maneh”, “sangar maenmu gowo hero iki”, biasane ngunu gene kog sisi “pro” yoo….kan jarang sih sengi so menggunakan hero-hero seng angil ngeniku, tapi aku ki tersebut sampeyan seneng belajar hero-hero seng sulit-sulit ngeniku mau, kan jarang hero-hero seng anggep menarik? biasa-biasa seng koyo……yoo seng ngenikungeniku kan akeh seng pro, nah seng sulit ngeniku lagi tak pelajai, tak kuasai hero iki, cara-carane ngetokno skill…….yo ngeniku, nek aku sekali belajar hero iku langsung seng sekali abut ngeniku…. sopo wae seng ngerti konco akrab sih….konco kelas, konco sisi menarik njagong, konco nongkrong barang, seng sampeyan iku mau? ngerti…..

266

Menurut narasumber, sisi menarik dari dirinya adalah ketika dia dihargai oleh orang lain atau berhasil menunjukkan kepada orang lain kemampuannya. Terutama kemampuan dalam memainkan gim

-

Penghargaan Kemampuan

Narasumber beranggapan bahwa kemampuannya menggunakan karakter dalam gim yang tergolong sulit merupakan kepuasan tersendiri baginya

-

Kemampuan Kepuasan

Orang yang tahu akan sisi menarik dirinya adalah temantemannya, baik teman sesama pemain gim mobile legend, maupun teman kelasnya yang

-

Sisi menarik Pemain gim Teman kelas

menurut te sampeyan…..waktu seng tepat kanggo nunjukno sisi menarik iku mau kapan?

ono gak hal-hal tertentu seng biso menambah nilai menarik?

memang seringakali melihatnya memainkan dan mengunggah berbagai hal tentang gim tersebut Menurut narasumber, yooo pas wayah nongkrong pancen, aku nek waktu paling menunjukkan sisi menarik iku……..seng seneng iku yo pas……aku kan biasane dikiro menyenangkan untuk menunjukkan sisi noob to, dikiro pemain pemula, ndadak pas menarik dari dirinya maen li sangar, mosak-masik “lho kuwe kog adalah ketika dia wes iso gawe hero iki”, ngunu…….koyo berhasil menunjukkan heran ngunu lho, pertama kan aku gawe hero kemampuannya dalam kan nyoba-nyoba sih, pertama ncen “kuwe memainkan karakter ojo gowo iki, ora iso kuwe, koyo winginane sulit dalam gim mobile malah”, “ora-ora”, tak jawab ngunu, nah terus legend kepada orang maen, aku mosak-masek yang awalnya menganggap remeh dirinya, dia senang melihat orang tersebut terheran-heran dengan kemampuannya Penghargaan yang ono……nek aku….ora sekedar pro hero jarang diberikan dari ……tapi juga….opo jenenge……pro opo gim mobile legend si……kan aku bisane nek maen iku nek “classic (sebuah mode pertandingan di mobile menjadi hal yang sangat menarik bagi legend)” dikiro aku nek klasik, jarang aku narasumber ketika neng “ranked”, soal le biasane kalah kanggo berhasil meraihnya

tim-tim seng uelek ngeniku mau, terus…aku mbajal ngejak koncoku maen, lha menang terus, terus mesti mengko kan ono koyo epic

267

-

Kemampuan Karakter sulit Gim mobile legend Dianggap remeh Terheran-heran

-

Penghargaan Gim mobile legend Pencapaian

kapan sih hal seng iso menambah nilai menarik iku mau, benar-benar berfungsi kanggo mengangkat sisi menarik ke sampeyan? info-info seng akih iku mau, iku wes nunjukno diri ne nofal tah urung?

comeback (sebuah istilah dalam mobile legend), tulisane win streak(nama penghargaan di ML), langsung aku….langsung aku maen ngeniku, kan menambah nilai kan…. ancen pas wayah bar maen ML, pas wayah bar maen pirang-pirang li wes munggah titel ngunu lho, kan koyo…..koyo aku iki kan wes master (kategorisasi tingkatan dalam ML) sih…….engko ujug-ujug koncoku kaget aku wes tekan level duwur, level grand master wes….ketok ke wes…. yooo…..70% sih

seng 30% ne?

kerono de’e kan urung weruh aku asline, de’e kan Cuma weruh aku nek dunia game, lha nek wes dunia asline di delok langsung karo de’e yo, nambah si……

pas bagian opo sih seng menunjukkan “iki lho nofal” ?

nek aku……..biasane misuh he kan Cuma “cok”, jancok-jancok……hehe….lha asline kan aku juga misoh he juga ngunu…..yoo tak 268

Hal-hal yang menambah nilai menarik tadi akan benar-benar berfungsi ketika berhasil mengangkat level yang lebih tinggi pada akun narasumber

-

Level tinggi

Seluruh konten yang diunggah di media sosial sebagian besar merupakan representasi diri narasumber, hampir seluruh kehidupan narasumber juga dibagikan di media sosial Untuk yang tidak atau jarang di unggah, menurut narasumber bisa diketahui ketika berinteraksi secara langsung di dunia nyata Menurut narasumber, selain gim dan kegiatan sehari-hari, hal yang

-

Representasi diri Konten unggahan

-

Interaksi Dunia nyata

-

Habit Mengumpat Lelucon

tambahi “kakuati, kampret, dll”…..

terus pas opo wae sih sampeyan nampilno informasi sing benerbener iku sampeyan ngunu lho...?

setiap saat sih, nek ono info-info baru mesti langsung tak upload……….iku sih, aku ki wonge keponan terhadap opo-opo, mulane nek ono pembaruan hero anyar langsung tak upload, kan sebagian konco-konco urung ngerti, ben supoyo de’e kepo karo hero iku ngunu……

selama menggunakan sosmed, pernah gak sampeyan ngupload sengi sine iku “halah, ora aku iki”?

pie si…….ketok e ngeniku kog gak pernah yo, rak pernah………rak pernah seng “gak gue banget”…….mesti aku, mesti iku terkait te ambi aku…..nek wong liyo ki…….yooo…..jarang sih……ngeniku jarang…..yo pernah si tapi wes suwi aku ngeniku…….

menurut te sampeyan iku kwi, wong dolanan sosmed iku kudune nunjukno informasi seng sebenere gak?

memang harus sakbenere….. soal le nek setengah-setengah ki yoo mesti marai kepo ne wong, mesti “leh gae ngono kog setengahsetengah, mbuk yo full ngunu”, pamane hero anyar, iku langsung tak luru rinciane skill-

269

paling menunjukkan dirinya adalah kebiasaan dalam mengumpat, baik yang ditujukan untuk lelucon maupun untuk kekecewaan Setiap saat ketika ada hal-hal yang menarik perhatian, lucu, serta aneh, biasanya akan langsung diambil narasumber untuk dijadikan konten unggahan Narasumber hanya mengunggah konten yang memang sesuai dengan dirinya, meskipun itu unggahan dari akun lain, asal cocok, pasti diambil dan diunggah kembali olehnya. Menurut narasumber, informasi yang diunggah di media sosial haruslah informasi yang jelas dan riil supaya tidak memancing pertanyaan lebih lanjut

-

Rasa kecewa

-

Hal menarik Hal lucu Hal aneh Konten unggahan

-

Konten unggahan Kecocokan Akun lain

-

Kejelasan informasi Keingintahuan

skill le, aku sering e kan nek ML terus, dadi ne, ngeniku y owes biasa sih nanggepi nah terus saiki nek informasi diri sendiri?

gak……nek diri sendiri gak terlalu rinci aku, Cuma tak jupuk penting-penting e tok

pas sampeyan ape ngunggah sesuatu nek sosmed, iku akeh-akeh hane sampeyan mikir disek opo angger serampangan wae sampeyan upload i?

eeee…..nek masalah seng koyo meme iku tak pikir sek, tapi nek nyepam ora tak pikir, langsung tak upload sak nyeplose………..

sampeyan iku nek meh upload iku biasane mikir iku gak, “weh mengko

gak pernah….aku mikir ngunu gak pernah…….

270

Namun untuk informasi mengenai diri sendiri, narasumber mengakui hanya bagian yang dianggap penting saja yang diunggah di media sosial Ketika mengunggah sesuatu di media sosial, narasumber biasanya memikirkan terlebih dahulu konten yang akan di unggah, mulai dari meme, seputar mobile legend, hingga kegiatan sehari-hari, kecuali untuk berondongan pesan yang dia gunakan untuk mendapatkan tanggapan dalam percakapan pribadi atau grup Dalam mengunggah konten di media sosial, dia tidak pernah memikirkan umpan balik yang

-

Bagian penting

-

Memikirkan Konten unggahan Pesan berantai

-

Tidak peduli Umpan balik Kecocokan Mengunggah

nek aku upload iki di jawab I ngene gak yo?”, dadi mikirno mengko dijawab I opo ngono lho… terus sampeyan nek nek ngarep di like he’e, nek aku di jak mabar mabar karo koncoku seng pro, seng title le ngupload-ngupload, wes duwur yo he’e, yoo iku…….nek qoul seng sampeyan masyayikh, ben do ngerti ngunu lho nek wejangan-wejangan iku penting, ben di harapkan opo sih lakoni ngunu lho…. nek foto wajah yooo…….ben wong-wong seng lagi masalah, sakbenere? delok meme-meme, iso ngilangno masalah…… emh…teruus….nah, harapan-harapan iku mau terwujud gak?

ono seng terwujud ono seng ora,

seng terwujud seng terwujud, kepiye?

Seng

di

jak

maen

cah

mythical

ML glory…….hehe, yoo ancen maen ne di sasaki

terwujud gak mou de’e

kabeh,

mulane……”weh,

ngeneyo

271

kemungkinan akan didapatkannya ketika mengunggah konten, yang terpenting baginya adalah ketika memang cocok langsung unggah Harapan narasumber dari konten yang di unggahnya di media sosial adalah untuk mendapatkan tanggapan positif berupa like, supaya orang tahu akan dirinya lewat perkataan bijak dari kyai, dan supaya orang terhibur dengan unggahan memenya Dari seluruh harapan, memang tidak semuanya terwujud, namun hal tersebut tidak menjadi halangan bagi narasumber untuk mengunggah konten yang dia inginkan Adapun salah satu harapan yang terwujud adalah dia pernah diajak bermain oleh pemain professional

-

Tanggapan positif Terhibur

-

Harapan Tidak terwujud Keingingan Mengunggah konten

-

Terwujud Harapan Pemain professional Kepuasan

dijak maen seng pro?

rasane

maen

ambek

cah

pro”,

dadi dari gim mobile legend, hal ini membawa kepuasan tersendiri baginya

yoo….terwujud terus harapan seng terwujud iku mau, akhire mempengaruhi keputusane sampeyan gak sedurunge ngupload kanggo selanjutselanjunt e?

pengaruh………semakin de’e seneng karo iku yoo aku upload seng tentang foto iku…..seng terkait karo foto iku…….

272

Tanggapan positif yang didapatkan pada akhirnya akan mempengaruhi dirinya dalam memilih konten untuk diunggah untuk selanjutnya

-

Tanggapan positif Memilih bahan Konten unggahan

SURAT PERNYATAAN

273

More Documents from "Risma Erlisya"