NAMA : DIVA FITRIA NIZAM UWANA NO. ABSEN: 12 KELAS : X IPS 3 MAPEL : SEJARAH INDONESIA
SEJARAH DUSUN BETENG 1. LETAK DUSUN / DESA BETENG, MARGOAGUNG, SEYEGAN, SLEMAN, YOGYAKARTA 2. SEJARAH Dinamai beteng karena dulu desa ini merupakan benteng belanda yg berada di bawah tanah untuk berlindung. Sekarang benteng tertimbun tanah karena dulu terjadi letusan gunung merapi. Padukuhan ini sebenarnya terbagi jadi dua wilayah yaitu Durenan dan Beteng. Dua nama tersebut diambil karena mencerminkan wilayahnya masing – masing. Durena diambil karena dulu dusun tersebut terdapat pohon “duren” atau lebih dikenal durian. 3. PERKEMBANGAN DUSUN Warga disini rata-rata bekerja sebagai petani atau ada juga yang bertenak berbagai hewan, kebanyakan sapi karena bias di gunakan untuk membajak sawah. Desa ini berkembang sangat baik, rakyatnya hidup makmur dan saling tolong menolong ketika ada yang terkena musibah, saling terbuka satu sama lain ketika sedang ada masalah, hidup damai, jarang sekali ada pertikaian. Di dusun ini juga masyarakatnya pada ramah. Di dusun ini masalah ekonomi tidak terlalu buruk. Rata-rata penduduk disini memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di dusun ini juga sering di adakan pengajian utuk ibuk-ibuk maupun bapak-bapak. Masyarakat disini rajin bekerja, bahkan yang sudah nenek-nenek pun masih sanggup bekerja. Di sini rutin di adakan acara pemuda pemudi untuk membahas beberapa hal. Pemuda pemudinya juga sring mengadakan pengajian rutin. Di sini juga solidaritasnya tinggi karena setiap diadakan acara masyarakatnya selalu ikut ambil dalam acara, acara selalu berlangsung meriah, banyak anak-anak yang ikut juga. Dusun ini berkembang dengan baik. Tidak tertinggal tekhnologi, selalu update berita, dll.
4. HAL HAL UNIK YANG ADA DI DUSUN Warga di sini memiliki pantangan membangun rumah berdinding tembok. Warga lebih memilih membangun rumah rumah mereka dengan dinding kayu maupun bambu. Pantangan itu dilakukan warga bukan kerena tanpa sebab, semua dilakukan berkaitan dengan kisah perjuangan Pangeran Diponegoro saat mengusir penjajah Belanda dari tanah Mataram. Dahulu kawasan Margoagung merupakan basis pertahanan awal pasukan Diponegoro sebelum kompeni masuk lebih jauh ke pusat pemerintahan saat itu. Di kawasan ini Pangeran Diponegoro membangun benteng pertahanan. Benteng pertahanan yang dibuat bukan sembarangan, melainkan benteng gaib. Para pejuang dan warga sekitar tak akan bisa melihat adanya bangguna besar di sini, namun jika pasukan Balanda mendekati kawasan Margoagung seolah melihat benteng besar dengan ribuan pasukannya. Kompeni yang nekat mendekat benteng tersebut akan tewas. Jangankan manusia, kuda milik kompeni yang melewatinya pun juga akan mati. Hal itulah yang kemudian mendasari warga enggan membangun rumah mereka terbuat dari dinding. Warga meyakini, dengan membangun rumah bertembok maka akan terjadi marabahaya. Tak hanya bagi dirinya sendiri, namun juga bagi warga sekitar. (Van). Di sini juga sering diadakan piknik satu dusun dengan naik kereta mini. Tujuan piknik biasanya di pantai atau gak tempat-tempat yang menarik untuk di kunjungi. Di sini juga memeriahkan ulang tahun RI dengan berbagai lomba-lomba yang diadakan. Di sini juga di adakan acara wiwit sebelum panen padi. Ibuk-ibuk di sini juga mengadakan arisan supaya terjaga silaturahminya, kadang juga buat ngerumpi. Dan masih banyak lagi keunikan dari dusun ini.