Tradisi Mekotek
Prosesi atau ritual Mekotek ini hanya bisa anda temukan di desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung. Dikenal juga dengan Gerebeg Mekotek, tradisi unik di Bali ini digelar setiap 6 bulan (210 hari) sekali, tepatnya saat perayaan Hari Raya Kuningan (10 hari setelah Galungan). Prosesi ini digelar dengan tujuan tolak Bala untuk melindungi dari serangan penyakit dan juga memohon keselamatan. Pada mulanya tradisi Mekotek, menggunakan tongkat besi, untuk menghindari agar peserta tidak ada yang terluka, maka digunakanlah kayu Pulet sepanjang 2-3.5 meter yang kulitnya sudah dikupas sehingga terlihat halus. Tongkat-tongkat tersebut dipadukan menjadi satu formasi sebuah kerucut, suara “tek,tek” kayu berbenturan tersebut sehingga dikenal dengan Mekotek. Gebug Ende Seraya
Atraksi Ini Dikenal Juga Dengan Perang Rotan, Yang Mana Dua Orang Laki-Laki Berhadap-Hadapan Dan Saling Serang Dengan Sebatang Rotan Sepanjang 1.5-2 Meter Kemudian Tangan Satunya Memegang Tameng Untuk Menangkis Serangan Lawan, Diantara Keduanya Dibatasi Dengan Batang Rotan (Garis Tengah) Agar Tidak Masuk Ke Wilayah Lawan. Perang Rotan Ini Tidak Hanya Perlu Ketangkasan Saja Tetapi Juga Keberanian, Karena Setiap Peserta Bisa Saja Kena Pukulan Rotan Lawan. Tradisi Unik Di Bali Timur Ini Bisa Ditemukan Di Desa Serasa, Tujuan Utama Dari Prosesi Gebug Ende Ini Adalah Ritual Memohon Hujan, Dan Ini
Dilakukan Pada Musim Kemarau Yaitu Di Bulan Oktober – Nopember Setiap Tahunnya. Kondisi Geografis Dari Desa Seraya Yang Berada Di Wilayah Perbukitan Memang Rentan Dengan Masalah Air, Itulah Sebabnya Ritual Memohon Hujan Ini Dilangsungkan Di Desa Ini.