Satpel Post Op Kista.docx

  • Uploaded by: Hanifatun Nisa
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Satpel Post Op Kista.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,291
  • Pages: 5
SATUAN ACARA PENYULUHAN TATALAKSANA DIET PASCA OPERASI KISTA

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Sasaran Hari/Tanggal Tempat Puku Pemberi Materi Waktu

: Diet Pasca Operasi Kista : Perawatan Pasca Operasi Kista : Keluarga pasien : Jumat/8 Maret 2019 : Ruang Merak : 08.00WIB - selesai : Mahasiswa Poltekkes Malang : 45 menit

A. TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah mendapatkan penyuluhan 1x30 menit sasaran memahami bagaimana diet untuk pasien pasca operasi kista. 2. Tujuan Khusus : Setelah mendapatkan penyuluhan 1x30 menit diharapkan sasaran mampu: a. Memahami pengertian penyakit kista. b. Memahami faktor risiko kista. c. Memahami tatalaksana diet pasca operasi kista. d. Memahami makanan yang dianjurkan dan dihindari untuk pasien pasca operasi kista B. KEGIATAN PENYULUHAN No. 1.

Waktu Kegiatan Penyuluhan 5 menit Pembukaan : 08.00 – 08.05  Memberi salam  Memperkenalkan diri  Menjelaskan tujuan  Kontrak waktu

2.

30 menit Materi : 08.05 – 08.35  Pengertian kista  Factor risiko kista  Tatalaksana diet pasca bedah kista  Makanan yang dianjurkan dan dihindari untuk penderita stroke

3.

15 menit Tanya jawab 08.35 – 08.50 10 menit Penutup : 08.50-09.00 - Merangkum materi - Mengevaluasi - Mengakhiri kegiatan dengan mengucapkan salam

4.

Respon Peserta Menjawab salam Memperhatikan Menyetujui

Memperhatikan

Bertanya

Memperhatikan Menjawab salam

C. METODE PENYULUHAN Ceramah dan Tanya Jawab D. MEDIA 1. Flipchart 2. Leaflet E. EVALUASI Tanya jawab

MATERI TATALAKSANA DIET PASCA BEDAH KISTA PENGERTIAN KISTA Kista adalah sebuah struktur tidak normal yang berbentuk seperti kantung yang bisa tumbuh dimanapun dalam tubuh. Kantung ini bisa berisi zat gas, cair, atau setengah padat. Dinding luar kantung menyerupai sebuah kapsul. (Andang, 2013) Kista ovarium merupakan pembesaran dari indung telur yang mengandung cairan. Besarnya bervariasi dapat kurang dari 5 cm sampai besarnya memenuhi rongga perut, sehingga menimbulkan sesak nafas. (Manuaba, 2009) Jadi, kista ovarium merupakan

tumor jinak yang menimbulkan benjolan abnormal di bagian bawah abdomen dan berisi cairan abnormal berupa udara, nanah, dan cairan kental. FAKTOR RISIKO Faktor penyebab terjadinya kista antara lain: adanya penyumbatan pada saluran yang berisi cairan karena adanya infeksi bakteri dan virus, adanya zat dioksin dari asap pabrik dan pembakaran gas bermotor yang dapat menurunkan daya tahan tubuh manusia, dan kemudian akan membantu tumbuhnya kista, Faktor makanan ; lemak berlebih atau lemak yang tidak sehat yang mengakibatkan zat-zat lemak tidak dapat dipecah dalam proses metabolisme sehingga akan meningkatkan resiko tumbuhnya kista, dan faktor genetik (Andang, 2013). Menurut Kurniawati, dkk. (2009) ada beberapa faktor pemicu yang dapat mungkin terjadi, yaitu: a. Faktor internal 1) Faktor genetik Dimana didalam tubuh manusia terdapat gen pemicu kanker yang disebut gen protoonkogen. Protoonkogen tersebut dapat terjadi akibat dari makanan yang bersifat karsinogen, polusi, dan paparan radiasi. 2) Gangguan hormon Individu yang mengalami kelebihan hormon estrogen atau progesteron akan memicu terjadinya penyakit kista. 3) Riwayat kanker kolon Individu yang mempunyai riwayat kanker kolon, dapat berisiko terjadinya penyakir kista.Dimana, kanker tersebut dapat menyebar secara merata ke bagian alat reproduksi lainnya. b. Faktor eksternal 1) Kurang olahraga Olahraga sangat penting bagi kesehatan tubuh manusia. Apabila jarang olahraga maka kadar lemak akan tersimpan di dalam tubuh dan akan menumpuk di sel-sel jaringan tubuh sehingga peredaran darah dapat terhambat oleh jaringan lemak yang tidak dapat berfungsi dengan baik. 2) Merokok dan konsumsi alkohol Merokok dan mengkonsumsi alkohol merupakan gaya hidup tidak sehat yang dialami oleh setiap manusia. Gaya hidup yang tidak sehat dengan merokok dan mengkonsumsi alkohol akan menyebabkan kesehatan tubuh manusia terganggu, terjadi kanker, peredaran darah tersumbat, kemandulan, cacat janin, dan lain-lain. 3) Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak adalah salah satu gaya hidup yang tidak sehat pula, selain merokok dan konsumsi alkohol, makanan yang tinggi lemak dapat menyebabkan penimbunan zat-zat yang berbahaya untuk tubuh di dalam selsel darah tubuh manusia, terhambatnya saluran pencernaan di dalam peredaran darah atau sel-sel darah tubuh manusia yang dapat mengakibatkan sistem kerja tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga akan terjadi obesitas, konstipasi, dan lain-lain.

4) Sering stress Stress salah satu faktor pemicu risiko penyakit kista, karena apabila stress manusia banyak melakukan tindakan ke hal-hal yang tidak sehat, seperti merokok, seks bebas, minum alkohol, dan lain-lain. DAMPAK PEMBEDAHAN TERHADAP STATUS GIZI Intake energi dan protein adekuat penting untuk membatasi kehilangan protein dan lemak. Namun, kebanyakan pasien tidak dapat makan dengan cukup untuk memenuhi peningkatan dan/atau mencegah penurunan BB setelah pembedahan. Masalah yang sering terjadi Seperti nyeri, mual, pengobatan mulut kering, rasa tidak nyaman di lambung dan distensi, puasa, prosedur tidak menyenangkan, ansietas, makanan yang tidak familiar dan rutinitas rumah sakit semuanya berpotensi menurunkan nafsu makan dan intake. Pasien yang tidak makan atau tidak cukup makan, cadangan protein dan lemaknya akan berkurang dengan cepat. Hal ini mendatangkan konsekuensi klinis yang signifikan, khususnya bagi mereka dengan gizi kurang sebelum operasi. DIET PASCA BEDAH Diet pasca bedah diberikan setelah pasien menjalani pembedahan Untuk meminimalisir risiko komplikasi pasca bedah, maka sangat penting untuk memperhatikan diet pra dan pasca bedah.  Tujuan diet pra bedah adalah untuk mengusahakan agar status gizi pasien dalam keadaan optimal pada saat pembedahan dan untuk mengatasi stres serta penyembuhan luka.  Sedangkan tujuan diet pasca bedah yaitu untuk mengupayakan status gizi pasien segera kembali normal, mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut (Almatsier, 2010): a. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein) b. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain c. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan d. Mencegah perdarahan Ada pun syarat diet pasca bedah adalah:  Memberikan makanan secara bertahap (cair-saring-lunak-biasa). Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada macam pembedahan dan keadaan pasien.  Makanan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau normal Terdapat 4 jenis diet dengan indikasi pemberian sebagai berikut (Almatsier, 2010): a. Diet pasca bedah I Diet ini diberikan kepada semua pasien pasca bedah - Pasca bedah kecil (setelah sadar atau rasa mual hilang). - Pasca bedah besar (setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda tanda usus sudah mulai bekerja. Cara pemberian makanan: makanan yang diberikan berupa air putih, the manis, atau cairan lain seperti pada cair jernih. Makanan diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, karena kurang dalam semua zat gizi. Makanan diberikan secara bertahap sesuai kemampuan dan kondisi pasien, mulai dari 30ml/jam. b. Diet pasca bedah II Diberikan pada pasien pasca bedah besar saluran cerna atau sebagai perpindahan dari diet pasca bedah I. Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa sari buah, sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi pasien. Diet ini diberikan dalam jangka waktu sesingkat mungkin karena zat gizinya sangat kurang.

c. Diet pasca bedah III Diberikan pada pasien pasca bedah besar saluran cerna atau sebagai perpindahan dari diet pasca bedah II. Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biskuit. Cairan hendaknya tidak melebihi 2.000 ml sehari. d. Diet pasca bedah IV Diet ini diberikan pada pasien - pasca bedah kecil yang telah mampu menerima diet pascabedah I - pasien pasca bedah besar yang telah mampu menerima diet pasca bedah II. Makanan yang diberikan berupa makanan lunak yang dibagi dalam 3 kali makanan lengkap dan 2 kali makanan selingan. Selingan diberikan 2 kali pada pukul 10.00 dan 16.00, berupa 2 buah biskuit/1 porsi puding dan 1 gelas susu MAKANAN YANG DIANJURKAN DAN TIDAK DIANJURKAN DIANJURKAN - Makanan sumber karbohidrat - Semua jenis sayuran yang dimasak dengan cara dikukus, direbus, dtumis - Makanan tinggi protein - Makanan yang kaya lemak sehat TIDAK DIANJURKAN - Makanan berbumbu tajam - Makanan yang mengandung gas - Makanan yang dimasak dengan banyak minyak dan santan kental - Minuman yang mengandung karbondioksida CONTOH MENU SEHARI DIET PASCA BEDAH IV

PAGI: Bubur ayam Telur rebus Jus tomat Teh manis

SIANG: Nasi tim/bubur Pepes tengiri Tumis tempe Bening bayam Papaya

Pukul 10.00 : Bubur kacang hijau

Pukul 16.00 : Biscuit

MALAM: Nasi tim/bubur Bistik daging Tahu isi kukus Sup wortel buncis Pisang ambon

Related Documents


More Documents from ""