Sap1.docx

  • Uploaded by: Medhia Iqlima
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sap1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,439
  • Pages: 15
PROMOSI KESEHATAN PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

OLEH: KELOMPOK 4 RIMA ANGGRENI

1411311004

HANI OCTAVIA RAHAYU

1411311006

ELSY SOVIANTY

1411311020

BERLIANA MUSI DANI

1411311025

MEDHIA IQLIMA

1411312010

FANNY NOVRIWINDA

1411312015

SUCI MEILISYA

1411312017

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

PENYUSUNAN SATUAN ACARA PENYULUHAN PENCEGAHAN DIARE

Topik

: Pencegahan diare

Penyuluh

: Mahasiswa Keperawatan

Kelompok sasaran

: Siswa/i kelas 6 SD 5 N Padang

Tanggal/Bulan/Hari

: 18/November/2015

Waktu

: 45 menit

1. LATAR BELAKANG Diare masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak balita, khususnya di Negara berkembang seperti Indonesia (Segeren, 2005).Diare adalah penyakit yang ditandai bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan atau tanpa darah atau lendir (Suraatmaja, 2007).Apabila pada diare pengeluaran cairan melebihi pemasukan maka akan terjadi defisit cairan tubuh, maka akan terjadi dehidrasi. Berdasarkan derajat dehidrasi maka diare dapat dibagi menjadi diare tanpa dehidrasi, diare dehidrasi ringan sedang dan diare dehidrasi berat. Penyakit diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan. Beberapa faktor yang berkaitan dengan kejadian diare yaitu tidak memadainya penyediaan air bersih, air tercemar oleh tinja, kekurangan sarana kebersihan (pembangunan tinja yang tidak higienis), kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek, penyiapan makanan kurang matang dan penyimpanan makanan masak pada suhu kamar yang tidak semestinya (Sander, 2005). Banyak faktor yang secara langsung maupun tidak langsung menjadi pendorong terjadinya diare yaitu faktor agen, penjamu, lingkungan dan perilaku.Faktor lingkungan

merupakan faktor yang paling dominan yaitu sarana penyediaan air bersih dan pembuangan tinja, kedua faktor berinteraksi bersama dengan perilaku manusia.Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta terakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat, maka penularan diare dengan mudah dapat terjadi (Zubir, 2006). World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa lebih dari sepertiga kematian anak secara global disebabkan karena diare sebanyak 35%. United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) memperkirakan bahwa secara global diare menyebabkan kematian satu anak setiap 30 detik dan menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap tahun. Secara umum kematian akibat diare pada anak di dunia mencapai 42.000 kasus per minggu, 6000 kasus per hari, 4 kasus setiap menit dan 1 kematian setiap 14 detik. Dari jumlah tersebut, total episode diare pada bayi kurang dari 11 bulan sebanyak 475 juta kali dan usia 1-4 tahun sekitar 945 juta per tahun. (PressRelease, WHO, 2002). Untuk skala nasional berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008, penderita diare pada tahun tersebut adalah 8.443 orang dengan angka kematian akibat diare adalah 2.5%.Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu 1.7% dengan jumlah penderita diare adalah 3.661 orang.Untuk tahun 2006, penderita diare di Indonesia adalah 10.280 orang dengan angka kematian 2.5%. Survey Morbiditas Diare tahun 2010 yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan RI, didapatkan pada tahun 2000 angka kematian balita akibat diare di Indonesia adalah 1.278 per 1000 turun menjadi 1.100 per 1000 pada tahun 2003 dan naik lagi pada tahun 2006 kemudian turun pada tahun 2010. Sedangkan di Bali, menurut Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Provinsi Bali, dr Gede Wira Sunetra, sebanyak 26.860 orang masyarakat di sembilan kabupaten/kota di Bali terserang diare dari total jumlah penduduk 3.737.567 jiwa selama tujuh bulan periode Januari-Juli 2014. Dari sembilan kabupaten/kota yang ada di Bali tercatat Kabupaten Buleleng yang paling tinggi penderita diare yakni 4.947 orang, menyusul Kota Denpasar (4.394), Kabupaten Gianyar (4.121), Tabanan (3.613), Badung (2.584), Karangasem (2.737 jiwa) dan Bangli (1.779).

Kasus diare terendah berada di Kabupaten Jembrana dengan jumlah 1.390 dan Klungkung (1.295) yang didominasi oleh balita. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2006, menunjukkan bahwa berbagai intervensi perilaku melalui modifikasi lingkungan dapat mengurangi angka kejadian diare sampai dengan 94% melalui pengolahan air yang aman dan penyimpanan di tingkat rumah tangga dapat mengurangi angka kejadian diare sebesar 32%, meningkatkan penyediaan air bersih dapat menurunkan angka kejadian diare sebesar 25% dan melakukan praktek mencuci tangan yang efektif dapat menurunkan kejadian diare sebesar 45%. 2. TUJUAN a. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah dilakukan penyuluhan selama kurang lebih 45 menit diharapkan sasaran dapat memahami apa itu diare dan cara pencegahannya.

b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan peserta dapat:  Menjelaskan pengertian diare dengan benar  Menjelaskan penyebab diare dengan tepat  Menyebutkan gejala atau tanda diare dengan benar  Menyebutkan pencegahan diare dengan benar  Dapat melakukan demonstrasi ulang mengenai pembuatan larutan gula garam dan oralit dengan benar

3. METODE a. Ceramah b. Diskusi c. Tanya jawab

4. SETTING TEMPAT Penyuluhan dilakukan di SMP NEGERI 5 PADANG.

Penyuluh :

Fasilitator

:

Observer

5. MEDIA

Alat a. Laptop b. LCD c. Meja

Media a. Slide b. Leaflet c. Video

Sumber a. Indriasari, Devi. 2009. 100% Sembuh Tanpa Dokter: A-Z Deteksi, Obati, dan Cegah Penyakit. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Grhatama b. OTC DIGEST.

2011. Diare dan Obatnya edisi 61 halaman 27. Jakarta: PT

Triprakarsa Media Utama c. Priyanta, Agus. 2008. Endoskopi Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika

d. Suraatmaja, Sudaryat. 2005. Gastroenterologi Anak. Jakarta: Agung Seto.

6. KEPANITIAAN/PENGORGANISASIAN 1) Moderator: Rima Anggraini 

Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam



Memperkenalkan diri



Menjelaskan tujuan dari penyuluhan



Mrnyebutkan materi yang akan di berikan



Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktupenyuluhan



Menuliskan pertanyaan yang di ajukan peserta penyuluhan



Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi



Mengatur waktu kegiatan penyuluhan

2) Penyuluh: Suci Meilisya Menjelaskanmateri selama penyuluhan berlangsung 3) Fasilitator: Medhia Iqlima, Berliana Musi Dani, Fanny Novriwinda, Hani Oktavia Rahayu 

Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan.



Mengatur teknik acara sebelum di mulainya penyuluhan.



Memotivasi peserta agar berpartisipasi dalam penyuluhan.



Memotivasi peserta untuk mengajukan pertanyaan saat moderator memberikan kesempatan bertanya.



Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta.



Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan.



Sebagai pembimbing berjalannya sebuah penyuluhan..

4) Observer: Elsy Sovianti 

Mengobservasi jalannya penyuluhan.



Mencatat perilaku verbal dan nonverbal peserta selama kegiatan penyuluhan berlangsung.

7. SASARAN Adapun sasaran pada penyuluhan ini adalah siswa-siswi kelas 6 SD Negeri 5 Padang.

8. NARASUMBER Suci Meilisya, yang merupakan Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan UNAND.

9. JADWAL KEGIATAN Hari

: Rabu

Tanggal

: 19 November 2015

Jam

: 10.00 WIB- 10.45 WIB

NO

KEGIATAN PENYULUH

PESERTA/AUDIENS

Pembukaan :

1. a.

Salam pembukaan

b. Perkenalan c.

5 menit a.

Menjawab salam

b. Memperhatikan

Mengkomunikasikan tujuan c.

Memperhatikan

Kegiatan inti penyuluhan

2. a.

Menyampaikan materi

30 menit a.

tentang: a. Pengertian Diare b. Penyebab Diare c. Tanda dan Gejala Diare d. Cara Pencegahan Diare e. Cara Penanganan Diare f. Demonstrasi Mengenai Pembuatan Larutan Gula Garam

WAKTU

Menyimak dan memperhatikan penyuluhan

g. Memberi kesempatan

Menanyakan hal-hal yang belum jelas.

siswa/i untuk bertanya.b. 3.

Penutup

10 10 menit

a. Menyimpulkan materia. yang telah didiskusikan.

Bersama penyuluh menyimpulkan

materi b. - Peserta kooperatif dalam

b. Melakukan evaluasi penyuluhan

-

menjawab pertanyaan penyuluh c.

-

Peserta kooperatif

c. Mengakhiri kontrak d. Mengakhiri kegiatan d. - Menjawab salam penyuluhan dengan salam.

10. BIAYA a. Leaflet

: Rp 50.000,-

b. Transportasi

:Rp 65.000,-

c. Hal tak terduga

: Rp 100.000,-

11. EVALUASI Evaluasi Struktur a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan b. Posisi tempat di lantai menggunakan tikar c. Adik-adik sepakat untuk mengikuti kegiatan d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik e. Moderator, penyaji , fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya

Evaluasi Proses Penyuluhan a.

Penyuluhan tentang cara Pencegahan Diare Pada Anak diharapkan dapat berjalan

dengan lancar dan sasaran mengerti dan memahami dari penyuluhan yang disampaikan.

b. Di dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi yang baik antara penyuluh dengan peserta. c.

Kehadiran peserta diharapkan 60-80%, mengingat kegiatan penyuluhan akan sangat

bermanfaat dalam menambah pengetahuan peserta d.

Sasaran diharapkan tidak merasa bosan saat menerima materi dan tidak

meninggalkan tempat sebelum acara ditutup.

Evaluasi Hasil penyuluhan a.

Jangka Pendek 

peserta dapat menjelaskan pengertian Diare



peserta dapat menjelaskan penyebab Diare



peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala Diare



peserta dapat menyebutkan cara pencegahan Diare



peserta dapat mengulang melakukan demonstrasi pembuatan larutan gula garam dan oralit

b. Jangka Panjang Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai pentingnya pencegahan diare.

LAMPIRAN MATERI MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN PENCEGAHAN DIARE PADA ANAK

A. PENGERTIAN DIARE Menurut WHO (1999) secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah.Secara klinik dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare persisten. Sedangkan menurut Depkes RI (2005), diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari.

Diare diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan feses yang berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), dengan demikian kandungan air pada feses lebih banyak daripada biasanya (Daldiyono, 1990). Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan >3 kali dalam sehari dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih, sering juga disertai kejang perut. Orang yang mengalami diare akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi. Hal ini membuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa, khususnya pada anak dan orang lanjut usia. Diare jarang membahayakan, namun dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan nyeri kejang pada bagian perut.Meskipun tidak membutuhkan perawatan khusus, penyakit diare perlu mendapatkan perhatian serius, karena dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan tubuh).Dehidrasi dapat ditengarai dengan gejala fisik seperti bibir terasa kering, kulit menjadi keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung, serta menyebabkan syok.Untuk mencegah dehidrasi dengan meminum larutan oralit.Karena itu, penderita diare harus banyak minum air dan diberi obat anti diare.

B. FAKTOR PENYEBAB DIARE Faktor penyebab terjadinya diare, adalah sebagai berikut: 1. Faktor infeksi a.

Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut 

Infeksi bakteri: Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya.



Infeksi virus: Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis) Adeno-virus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.



Infeksi parasit: cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides); protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis); jamur (Candida albicans).



Infeksi parenteral ialah infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis media akut (OMA), tonsilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan

sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun. Keterangan:

Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus. Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar. Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare.

2. Faktor malabsorbsi a. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa); monosakarida (intolerasni glukosa, fruktosa, dan galaktosa). b. Malabsorbsi lemak c.

Malabsorbsi protein

3. Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

4. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).

Diare selain disebabkan oleh beberapa infeksi virus dan juga akibat dari racun bakteria,

juga

bisa

disebabkan

oleh

faktor

kebersihan

lingkungan

tempat

tinggal.Lingkungan yang kumuh dan kotor menjadi tempat berkembang bakteri (E.coli), virus dan parasit (jamur, cacing, protozoa), dan juga lalat yang turut berperan dalam membantu penyebaran kuman penyakit diare. Diare juga bisa muncul akibat tangan kotor dan dapat pula karena tertular dari binatang peliharaan, dan kontak langsung dengan feses atau marterial yang menyebabkan diare. Namun demikian, disamping beberapa faktor yang menjadi penyebab diare diatas, sebenarnya ada beberapa hal lagi yang menjadi faktor utama dari terjadinya diare, yaitu: a. Gizi yang buruk. Keadaan ini melemahkan kondisi tubuh penderita sehingga timbulnya diare akibat penyakit lain menjadi sering dan semakin parah. b. Penggunaan obat-obatan tertentu yang tidak dapat diterima oleh jaringan tubuh akan menyebabkan penyakit sampingan berupa diare. c. Infeksi dalam perut yang disebabkan virus, cacing, atau bakteri d. Terlalu banyak makan buah mentah atau makanan berlemak e. Keracunan makanan Faktor yang meningkatkan penyebaran kuman penyebab diare: a. Tidak memadainya penyediaan air bersih b. Air tercemar oleh tinja c. Pembuangan tinja yang tidak hygienis d. Kebersihan perorangan dan lingkungan jelek e. Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya

C. TANDA DAN GEJALA DIARE 1. BAB encer lebih dari 3x atau anak sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer 2. Muntah 3. Demam 4. Nyeri abdomen 5. Badan terasa lemah. 6. nafsu makan berkurang

7. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu. 8. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya defekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat. 9. Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan bibir keringserta penurunan berat badan. 10. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, tekan darah turun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran menurun.

D. PENCEGAHAN DIARE Diare mudah dicegah antara lain dengan cara: 1.Mencuci tangan pakai sabun dengan benar yaitu setelah buang air besar, sebelum & sesudah menyiapkan makanan atau minuman. 2.Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus sampai mendidih ± 10-15 menit. 3.Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki septik. 4.Mencuci makanan/sayuran sebelum dimasak dibawah air mengalir. 5.Menjaga kebersihan diri. 6.Menjaga kebersihan lingkungan: rumah, saluran air, pengelolaan sampah yang baik yaitu sampah dibuang pada tempatnya dan tempat sampah selalu ditutup agar makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain)

E. PENANGANAN DIARE 1.Mengganti cairan tubuh yang hilang melalui tinja dan muntah dengan oralit. Cairan oralit diberikan sedikit demi sedikit dengan sendok, dengan frekuensi sesering mungkin. Oralit sudah dilengkapi dengan elektrolit sehingga dapat mengganti elektrolit yang ikut hilang bersama cairan. 2.Segera ke fasilitas kesehatan, jika kondisi tidak membaik dalam 3 hari atau buang air besar cair bertambah sering, muntah berulang-ulang, makan atau minum sedikit, demam dan tinja berdarah, sehingga bisa mendaptkan obat antibiotic selektif dari dokter (OTC DIGEST, 2011:27).

3.Nasihat yang meliputi makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan serta cara menjaga kebersihan perseorangan. Sebaiknya makanlah makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim), makanan rendah serat (tanpa buah, tanpa sayur) dan rendah lemak.

F. DEMONSTRASI 1. Membuat Larutan Gula Garam a. Alat: o Sendok o Gelas b. Bahan:

c.



1 sdm gula



¼ sdm garam



Segelas air putih yang telah dimasak (200 ml)

Cara Membuat: 1. Cucilah tangan dengan bersih 2. Tuangkan air masak ke dalam satu gelas air 3. Masukkan gula 1 sdm penuh 4. Masukkan ¼ sdm garam 5. Aduk sampai larut 6. Larutan gula garam segera minum

2. Kebutuhan oralit sesuai kelompok umur : Jumlah oralit yang disediakan di

Umur

Setiap Mencret

< 1 tahun

¹/₂ gelas

400 ml/hari (2 bungkus)

1 - 4 tahun

1 gelas

600-800 ml/hari (3-4 bungkus)

5 – 12 tahun

1 ¹/₂ gelas

800-1000 ml/hari (4-5 bungkus)

Dewasa

3 gelas

1200-2800 ml/hari (6-10 bungkus)

rumah

Catatan : 1 bungkus oralit = 1 gelas = 200 ml. Perkiraan oralit untuk kebutuhan 2 hari.

More Documents from "Medhia Iqlima"