Prinsip-prinsip Legal Dalam Praktik Keperawatan: Ns. Vionalisa, M.kep

  • Uploaded by: Medhia Iqlima
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Prinsip-prinsip Legal Dalam Praktik Keperawatan: Ns. Vionalisa, M.kep as PDF for free.

More details

  • Words: 1,082
  • Pages: 25
PRINSIP-PRINSIP LEGAL DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN Ns. Vionalisa, M.Kep

Praktik Keperawatan 

Pengertian Tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggungjawabnya

Menurut Canadian Nurses Association (CNA), 

Hubungan yang dinamik, penuh perhatian dan pertolongan dimana perawat membantu klien untuk mencapai dan mempertahankan kesehatan optimalnya. Perawat memenuhi tujuan ini dengan menerapkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan dan ilmu-ilmu lain yang berkaitan yang digunakan dalam proses keperawatan, dimana substansi yang digunakan ditentukan oleh model konsep keperawatan

Potter & Perry, 2005 

Membagi tanggung jawab untuk menjaga kesehatan manusia dan keperawatan berpartisi untuk mencegah penyakit dan mempertahankan kesehatan. Keperawatan melakukan koordinasi dengan medis dan profesi lain yang mempengaruhi asuhan keperawatan

International Council of Nurses (ICN) 

Cara untuk membantu individu atau kelompok mempertahankan atau mencapai kesehatan yang optimal sepanjang proses kehidupan yang mengkaji status kesehatan klien, menetapkan diagnosis keperawatan, rencana, tindakan keperawatan untuk mencapai tujuan dan mengevaluasi respon klien terhadap intervensi yang dilakukan

Ciri Praktik Keperawatan Otonomi,  Bertanggung jawab  Menggunakan metode ilmiah,  Berdasarkan standar praktik dan kode etik profesi  Mempunyai aspek legal. 

1. Otonomi 

Suatu kemampuan mengambil keputusan secara mandiri dalam setiap tindakan yang dilakukan di bidang keperawatan, tanpa harus menunggu perintah dari profesi lain. Misalnya dalam tindakan pencegahan terjadinya dekubitus, pemberian makan dan minum pada klien, penentuan kebutuhan latihan fisik, dan pemberian dukungan mental-psikologis pada klien dan keluarganya, seharusnya dapat dilakukan secara mandiri tanpa harus menunggu perintah dari profesi lain (kedokteran).

2. Tanggung jawab dan tanggung gugat 

Perawat hendaknya senantiasa memperkenalkan diri pada klien setiap kali akan memberikan pelayanan. Begitu pula pada saat melakukan tindakan perawatan, perawat seharusnya memperoleh izin dan persetujuan baik dari klien maupun keluarganya. Perawat senantiasa menjaga kerahasiaan data-data yang berkaitan dengan klien.

3. Pelaksanaan tindakan keperawatan didasarkan atas metodologi ilmiah 

Tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Perawat sentiasa mempertimbangkan prinsip problem solving, yang berarti bila sedang ditemukan permasalahan, perawat seharusnya mencari alternatif pemecahannya. Contoh dari implementasi ciri ini adalah penggunaan pendekatan proses keperawatan dalam memecahkan masalah-masalah keperawatan yang di hadapi klien.

4. Standar praktik dan kode etik keperawatan 

Standar dan kode etik ini telah dirumuskan oleh organisasi profesi keperawatan (PPNI), bahkan yang berlaku di rumah sakit telah memperoleh kesepakatan pula dari Departemen kesehatan dan sudah diberlakukan sejak tahun 1993 yang kemudian diperbaharui pada tahun 1996 dengan nama Standar Asuhan Keperawatan.

5. Tindakan keperawatan mempunyai aspek legal. 

Setiap tindakan keperawatan memperoleh pengesahan hukum. Untuk memenuhi tujuan tersebut maka tindakan keperawataan dilaksanakan oleh perawat yang terdaftar di organisasi profesi (PPNI), memiliki izin praktik, dan mengikuti regulasi professional yang diberlakukan oleh lembaga tertentu atau organisasi profesi.

keperawatan bukanlah sekumpulan keterampilan tertentu dan perawat bukanlah individu yang dilatih untuk tugas tertentu saja.  Keperawatan adalah sebuah profesi.  Untuk bertindak secara professional perawat memberikan perawatan secara teliti dan berdasarkan pengetahuan, serta bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain. 

Perawat memiliki kesempatan untuk praktik dalam berbagai tempat, dalam berbagai peran, dan dengan professional lainnya. Institusi rumah sakit hanya menyediakan sebagian dari petunjuk praktik.  Peraturan hukum spesifik untuk praktik dikeluarkan oleh Undang-Undang Praktik Keperawatan, dan  Organisasi profesi mengeluarkan standar praktik sebagai kriteria untuk pelayanan keperawatan 

Standar Praktik Keperawatan 

Standar Praktik Keperawatan menurut PPNI (2000) mengacu pada tahapan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

Standar 1: Pengkajian Keperawatan Perawat mengumpulkan data tentang status keseshatan klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan. Kriteria pengkajian keperawataan meliputi :  Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis, observasi, pemeriksaan fisik, serta dari pemeriksaan penunjang.  Sumber data adalah klien, keluarga atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis, dan catatan lain; 



Data fokus yang di kumpulkan untuk mengidenfikasi: ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦



Status kesehatan klien masa lalu; Status kesehatan klien ini; Status biologis – psikologis – social – spiritual; Respon terhadap terapi; Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal; Resiko – resiko tinggi masalah;

Kelengkapan data dasar mengandung unsur lengkap, akurat, relavan, dan baru.

Standar II: Diagnosis Keperawatan 

  





Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosis keperawatan. Kriteria proses meliputi: Proses diagnosis terdiri atas analisis, interpretasi data, identifikasi masalah klien, dan perumusan diagnosis keperawatan. Diagnosis keperawatan terdiri atas: masalah (P), penyebab (E), dan tanda atau gejala (S), atau terdiri atas masalah dan penyebab (PE). Bekerja sama dengan klien dan petugas kesehatan lain untuk memvalidasi diagnosis keperawatan. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosis berdasarkan data terbaru.

Standar III: Perencanaan Keperawatan Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan klien. Kriteria proses meliputi:  Perencanan, terdiri atas penetapan prioritas masalah, tujuan, dan rencana tindakan keperawatan;  Bekerja sama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan;  Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien;  Mendokumentasi rencana keperawatan. 

Standar IV: Implementasi Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diindentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan. Kriteria proses meliputi:  Bekerja sama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan;  Kolaborasi dengan tim kesehatan lain;  Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan klien;  Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenal konsep, keterampilan asuhan mandiri serta membantu klien memodifikasi lingkungan yang di gunakan;  Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon klien. 

Standar V: Evaluasi Keperawatan Perawat mengavaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam pencapaian tujuan, dan merevisi data dasar dan perencanaan. Kriteria proses meliputi:  Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu, dan terus menerus.  Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan ke arah percapaian tujuan. 

Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan teman sejawat.  Bekerja sama dengan klien dan keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan keperawatan.  Mendokumetasian hasil evaluasi dan memodifikasian perencanaan. 

SK DIRJEN DIRJEN YAN MED NO HK. 00.06.5.1.311

Ada 23 tindakan keperawatan mandiri yang bisa dilakukan oleh perawat 1. vital sign 2. memasang nasogastric tube 3. memasang selang susu besar 4. memasang cateter 5. penggantian tube pernafasan 6. merawat luka decukbitus 7. suction 8. memasang peralatan O2 9. penyuntikan (IV,IM, IC,SC)

10. Pemasangan infus maupun obat 11. Pengambilan preparat 12. Pemberian huknah/laksatif 13. Kebersihan diri 14. Latihan dalam rangka rehabilitasi medis 15.Tranpostasi klien untuk pelaksanaan pemeriksaan diagnostik 16. Penkes 17. Konseling kasus terminal 18. konsultasi/telepon 19. Fasilitasi ke dokter rujukan 20. Menyaipkan menu makanan 21. Membersihkan tt pasien 22. Fasilitasi kegiatan sosial pasien 23. Fasilitasi perbaikan sarana klien.

LINGKUP KEPERAWATAN PERAN PERAWAT  Pemberi pelayanan  Pengelola  Pendidik  Peneliti Fungsi Perawat  Independen  Dependen  Kolaborasi

Related Documents


More Documents from "farida"