SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERAWATAN TRAKEOSTOMI UNTUK MEMENUHI TUGAS KEPERAWATAN KRITIS DI RUANG ICU RUMAH SAKIT UMUM DR. SAIFUL ANWAR MALANG
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SAIFUL ANWAR MALANG 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN Stase
: Keperawatan Kritis
Pokok bahasan
: Perawatan Trakeostomi
Sasaran
: Keluarga pasien
Hari / Tanggal
: Kamis, 28 Maret 2019
Waktu
: 08.00 – 08.30 WIB
Ruangan
: Ruang ICU RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
A. Tujuan instruksional umum Setelah mendapat penyuluhan selama 30 menit, peserta penyuluhan dapat mengetahui dan memahami materi tentang penatalaksanaan dan perawatan trakeostomi sehingga dapat menjaga kesehatan dan lingkungan sekitar. B. Tujuan instruksional khusus Setelah
mendapat
penyuluhan
diharapkan
menjelaskan kembali mengenai: 1.
Pengertian Trakeostomi
2.
Indikasi dan Kontraindikasi Trakeostomi
3.
Perawatan Trakeostomi
C. Materi penyuluhan 1. Pengertian Trakeostomi 2. Indikasi dan Kontraindikasi Trakeostomi 3. Perawatan Trakeostomi D. Metode penyuluhan Ceramah dan Tanya jawab E. Media Penyuluhan 1.
Power Point
2.
Leaflet
keluarga
klien
dapat
F. Job Description No.
Nama Sie
1.
Moderator
Job Description 1. Membuka dan menutup acara 2. Mengatur jalannya acara dari awal hingga akhir 3. Memperkenalkan diri dan tim penyuluhan 4. Menjelaskan kontrak waktu penyuluhan 5. Memimpin jalannya acara
2.
Penyuluh
1. Menyampaikan materi penyuluhan 2. Menggali pengetahuan peserta tentang materi yang akan disampaikan 3. Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peserta
3.
Fasilitator
1. Membantu dan mengondisikan peserta selama penyuluhan berlangsung 2. Meminta tanda tangan peserta yang hadir (absensi) 3. Membantu mengajukan pertanyaan untuk evaluasi hasil 4. Memfasilitasi peserta untuk aktif bertanya
4.
Notulen
1. Mencatat pertanyaan peserta dan jawaban penyaji sebagai dokumentasi kegiatan 2. Mencatat proses kegiatan penyuluhan disesuaikan dengan rencana kegiatan pada SAP 3. Menyusun laporan dan menilai hasil kegiatan penyuluhan
5.
Observer
1. Mengawasi
dan
mengevaluasi
selama
penyuluhan
berlangsung 2. Mencatat situasi pendukung dan penghambat proses kegiatan penyuluhan
G. Rencana penyuluhan (1) Rundown Acara No. 1.
Waktu 5 menit
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan peserta
Pembukaan : 1) Memberikan salam
1) Menjawab salam
2) Memperkenalkan diri
2) Mendengarkan
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran 4) Menyebutkan materi dan kegiatan yang akan dilakukan
dan memperhatikan 3) Menjawab pertanyaan
5) Menggali pengetahuan peserta tentang peraturan ruangan 2.
10 menit Pemberian materi : 1) Pengertian Trakeostomi 2) Indikasi dan Kontraindikasi
1) Menyimak dan memperhatikan
Trakeostomi 3) Perawatan Trakeostomi
4.
10 menit Diskusi: Tanya jawab
1) Peserta menanyakan halhal yang belum jelas pada pemateri 2) Pemateri memberikan jawaban
4.
5 menit
Evaluasi : 1) Memberikan pertanyaan
1) Menjawab
kepada peserta seputar materi
pertanyaan dari
yang disampaikan
pemateri
2) Memberikan reward atau pujian bagi peserta yang mampu menjawab Penutup : Mengucapkan salam dan terima kasih
1) Menjawab salam
H. Setting Tempat Penyuluhan Keterangan: 1. Moderator 2. Pemateri 3. Peserta 4. Fasilitator 5. Tamu undangan 6. Observer 7. Notulen
7 5 2
1 3
3
4
3
4
3
3
3
6
I. Metode Evaluasi (1)
Metode evaluasi : Tanya jawab
(2)
Jenis evaluasi : Lisan
J. Evaluasi Hasil (1) Keluarga mampu menjelaskan dan memahami Pengertian Trakeostomi (2) Keluarga mampu
menjelaskan
dan
memahami
Indikasi
dan
Kontraindikasi Trakeostomi. (3) Keluarga mampu menjelaskan dan memahami perawatan Trakeostomi.
LAMPIRAN MATERI
1.
Definisi Trakeostomi Trakeostomi adalah tindakan membuat stoma atau lubang agar udara dapat
masuk ke paru-paru dengan memintas jalan nafas bagian atas (Adams, 1997).Trakeostomi
adalah
suatu
tindakan
dengan
membuka
dinding
depan/anterior trakea untuk mempertahankan jalan nafas agar udara dapat masuk ke paru-paru dan memintas jalan nafas bagian atas (Hadikawarta, Rusmarjono, Soepardi, 2004). Trakeostomi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengatasi pasien dengan ventilasi yang tidak adekuat dan obstruksi jalan pernafasan bagian atas. Insisi yang dilakukan pada trakea disebut dengan trakeotomi sedangkan tindakan yang membuat stoma selanjutnya diikuti dengan pemasangan kanul trakea agar udara dapat masuk ke dalam paru-paru dengan menggunakan jalan pintas jalan nafas bagian atas disebut dengan trakeostomi (Robert, 1997).
2. Indikasi dan Kontraindikasi Trakeostomi a. Indikasi Trakeostomi 1. Terjadinya obstruksi jalan napas atas 2. Sekret pada bronkus yang tidak dapat dikeluarkan secara fisiologis , misalnya pada pasien dalam keadaan koma.
3. Untuk memasang alat bantu pernafasan( respirator) 4. Apabila terdapat benda asing di subglotis 5. Penyakit inflamasi yang menyumbat jalan napas ( missal angina Ludwig), epiglottis dan lesi vaskuler, neoplastik atau traumatic yang timbul mekanisme serupa. 6. Obstruksi tulang Karena radang akut misalnya pada laryngitis akut, laryngitis difterika, laryngitis membranosa, laringo- trakheobronkitis akut dan abses laring karena radang kronis, misalnya perikondritis, neoplasma jinak dan ganas, trauma laring, benda asing, spasme pita suara, dan paralise nerus rekurens. 7. Sumbatan saluran napas atas karena kelainan congenital, traumaeksterna dan interna, infeksi, tumor 8. Cidera parah pada wajah dan leher 9. Setelah pembedahan wajah dan leher 10. Hilangnya reflek laring dan ketidakmampuan untuk menelan sehingga mengakibatkan resiko tinggi terjadinya aspirasi 11. Penimbunan secret di saluran pernapasan b. Kontraindikasi Trakeostomi 1. Antisipasi adanya penyumbatan karena karsinoma (sejenis kanker) 2. Infeksi pada tempat pemasangan 3. Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol, contoh ; Hemofili
3.
Perawatan Trakeostomi A. Perawatan post pemasangan trakeostomi a. Prosedur trakeobronkial Toilet (prosedur pembersihan sekret) 1) Jelaskan prosedur pada klien & keluarga sebelum memulai dan berikan ketenangan selama pengisapan 2) Siapkan alat – alat yang diperlukan 3) Cuci tangan 4) Hidupkan mesin suction (portable atau wall dengan tekanan sesuai kebutuhan)
5) Buka kit kateter pengisap 6) Isi kom dengan normal salin 7) Ventilasi klien dengan bagian resusitasi manual dan aliran oksigen yang tinggi. 8) Kenakan sarung tangan pada kedua tangan ( steril ) 9) Ambil kateter pengisap dengan tangan non dominan dan hubungkan ke pengisap 10) Masukkan selang kateter sampai pada karina tanpa memberikan isapan, untuk menstimulasi reflek batuk 11) Beri isapan sambil menarik kateter, memutar kateter dengan perlahan 360 derajat tanpa menyentuh lapisan mucus saluran napas (lakukan pengisapan maksimal 10-15 detik karena pasien dapat hipoksia) 12) Reoksigenasikan dan inflasikan paru pasien selama beberapa kali nafas 13) Ulangi 4 langkah sebelumnya sampai jalan nafas bersih. 14) Bilas kateter dg normal salin antara tindakan pengisapan 15) Hisap kavitas orofaring setelah menyelesaikan pengisapan trakea 16) Bilas selang pengisap 17) Buang kateter, sarung tangan ke dalam tempat pembuangan kotor
b. Prosedur Perawatan Luka Trakeostomy Tujuan : Untuk mencegah infeksi 1. Persipan Alat dan Bahan a. Pinset anatomis dan cirurgis b. Sarung tangan c. kasa minimal 3 d. Kom/mangkuk kecil e. NaCL 0.9% f. Gunting perban g. Antibiotik h. Bengkok i. Perlak
j. Tali trakeostomy 2. Persiapan Pasien 1. Pasien diberi tahu tentang tindakanyang akan dilaksanakan 2. Mengatur posisi yang nyaman 3. Prosedur Kerja 1.Mencuci tangan dengan menggunakan sabun atau larutan antiseptic 2.Pemasangan perlak 3.Pasang sarung tangan 4.Angkat kasa dari luka 5.Kaji kondisi luka 6.Bersihkan luka dengan NaCL 0,9 % dari pusat luka ke arah luar 7.Keringkan luka dengan kasa steril yang lembut 8. Berikan obat sesuai indikasi 9. Tutup luka dengan kasa steril dan paten (hindari luka dari serabutserabut kasa)
c.
Perawatan Anak Kanul Adanya kanul di dalam trakea yang merupakan benda asing akan merangsang pengeluaran discharge. Discharge ini akan keluar bila penderita batuk, pada saat dilakukan pengisapan atau pada saat penggantian kanul. Pengeluaran discharge dengan jalan membatukkan pada penderita dengan trakeostomi tidak seefektif pada orang normal, karena penderita tidak dapat menutup glotis untuk menghimpun tekanan yang tinggi, sehingga perlu dilakukan pengisapan. Beberapa jam pertama pasca bedah, dilakukan pengisapan discharge tiap 15 menit, selanjutnya tergantung pada banyaknya discharge dan keadaan penderita. Pengisapan discharge dilakukan dengan kateter pengisap yang steril dan disposable. Pada saat pengisap dimasukkan ke dalam trakea, jangan diberi tekanan negatif, begitu pula antara pengisapan harus diberi periode istirahat agar udara paru tidak terlalu banyak terisap, dengan demikian residual volume tidak banyak berkurang. Setelah ujung pengisap sampai di bronkus, dilakukan pengisapan perlahan-lahan sambil memutar kanul pengisap. Jika
kanul trakea mempunyai kanul dalam, kanul dalamnya dikeluarkan terlebih dahulu. Kanul dalam ini harus sering diangkat dan dibersihkan.
d.
Humidifikasi Humidifikasi adalah proses penambahan air ke dalam gas. Udara atau oksigen dengan kelembaban relative yang tinggi membuat jalan nafas tetap lembab dan membantu melepaskan sekresi dan dikeluarkan dari paru. Humidifikasi diperlukan bagi klien yang menerima terapi oksigen. Oksigen yang dimasukkan kedalam jalan nafas bagian atas dapat dilembabkan dengan melekatkan kateter ke dalam air sehingga menghasilkan udara (bubbling). Umumnya humdifikasi ditambahkan saat kecepatan aliran oksigen melebihi 4L/menit. Untuk pemasangan alat pelembab, hal yang perlu diperhatikan perawat adalah memastikan bahwa alat tersebut menggunakan salin steril untuk inhalasi dan bahwa larutan diganti sesuai prosedur. Humidifikasi dapat menjadi sumber infeksi nosokomial pada klien karena lingkungan yang lembab mendukung prtumbuhan mikroorganisme patogen. Dengan adanya trakeostomi, fungsi humidifikasi yang sebelumnya dilakukan oleh saluran napas bagian atas menghilang. Untuk itu menggantikannya perlu dilakukan humidifikasi buatan. Cara-cara untuk humidifikasi udara inspirasi di antaranya ialah : a.
Condensor humidifier Alat ini dipasang pada kanultrakea. Pada waktu ekspirasi, uap air mengembun
pada
lempeng-lempeng
metal
dari
kondensor.
Kekurangan alat ini ialah jika terjadi penimbunan discharge pada alat tersebut fungsinya akan berkurang. Alat ini harus diganti setiap 3 jam. b.
Dengan melewatkan udara inspirasi melalui reservoir berisi air yang secara teratur dipanaskan dengan termostat. Alat ini relatif lebih efisien. Bila penderita bernafas spontan, campuran gas ditiupkan melalui suatu T-piece atau melalui kotak plastik yang dilubangi.
c.
Dengan menambahkan tetesan-tetesan air yang halus pada udara inspirasi. Efektifitas tetesan ini tergantung pada jumlah tetesan dan kelembaban relatif udara inspirasi.
d.
Secara sederhana humidifikasi dapat dikerjakan dengan menaruh lembaran kasa yang telah dibasahi di depan mulut kanul. Kasa tersebut diikatkan pada leher dan harus diganti sesering mungkin.
B.
Perawatan Mandiri Pasca operasi Pasca trakeostomi penderita akan diberi petunjuk oleh dokter atau paramedis perihal perawatan kanul trakeostomi. Petunjuk untuk penderita ini tergantung pada keadaan penderita saat dari rumah sakit. a.
Membersihkan kanul dalam Alat yang perlu disediakan ialah botol kecil, kasa perban, penjepit, panci bergagang, saringan, dan cairan penggosok perak. Cara membersihkan kanul dalam, sebagai berikut: 1. Buatlah larutan sabun di dalam botol 2. Angkat kanul dalam dengan cara pertama-tama putar kait kecil pengunci kanul dalam dan kemudian tarik kanul dalam ke luar 3. Cuci kanul dalam dengan air dingin dan kemudian rendam untuk beberapa menit di dalam cairan sabun 4. Bersihkan bagian dalam kanul dalam dengan kasa yang salah satu ujungnya diikatkan pada suatu tempat.Gunakan penjepit untuk membantu menarik kasa melalui kanul. Tarik kanul dalam ke belakang, ke depan dan seterusnya sekeliling kasa yang diikatkan sampai bagian dalam kanul dalam bersih 5. Setelah kanul dalam bersih, cuci dengan baik memakai air dingin yang mengalir 6.
Jika kanul dari perak telah memudar, rendam di dalam cairan pembersih perak untuk beberapa menit, kemudian bersihkan dan cuci.
7. Goyangkan kanul dalam untuk mengangkat tetesan air. Masukkan kanul dalam ke tempatnya dan putar kait kecil pengunci untuk mengunci pada tempatnya 8. Minimal sekali sehari didihkan kanul dalam setelah dibersihkan
b.
Merebus kanul dalam Tahapan untuk merebus kanul dalam ialah : 1) Tempatkan kanul dalam bersih pada saringan dan tempatkan saringan pada panci tergagang 2) Isi panci dengan air secukupnya untuk merendam kanul dalam 3) Setelah air mendidih, didihkan kanul dalam selama 5 menit 4) Angkat saringan dari panci bergagang, tuangkan air dari panci, dan tempatkan kembali saringan dalam panic 5) Biarkan kanul dalam dingin untuk beberapa menit sebelum dimasukkan ke dalam kanul luar
c.
Cara mengganti kanul trakeostomi Adanya lubang pada anterior leher yang secara langsung berhubungan dengan trakea, menyebabkan kanul trakeostomi dapat dimasukkan dengan mudah. Untuk mengangkat kanul trakeostomi, pita trakeostomi dibuka lebih dahulu, pelindung atau permukaan lempeng kanul trakeostomi dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk, kemudian ditarik ke arah anterior dan posterior. Kanul harus bersih dengan pita trakeostomi telah terpasang, dan siap untuk dimasukkan sebelum pengangkatan kanul trakeostomi. Salep dioleskan sangat tipis pada permukaan
luar
kanul
trakeostomi.
Untuk
mempermudah
memasukkannya, Pita trakeostomi yang digunakan pada kanul dapat satu atau dua untai. Pada saat memasukkan kanul trakeostomi, penderita melihatnya melalui cermin dan pegang tiap sisi lempeng permukaan kanul dengan ibu jari dan jari telunjuk. Kanul trakeostomi akan masuk ke dalam dengan tekanan ke arah dalam secara halus. Di samping itu, hal yang penting ialah
bahwa kanul dimasukkan segera setelah kotoran yang melekat pada kanul dibersihkan. Setelah kanul trakeostomi terpasang di tempatnya dan pita trakeostomi diikat, tempatkan kasa di atas kanul.
d.
Cara menghisap Banyaknya discharge mukus bervariasi. Mukus ini akan meningkat
jumlahnya jika penderita dingin, jika udara dalam rumah kering, atau jika kanul teriritasi. Penghisapan mungkin diperlukan untuk mengontrol mukus. Mesin penghisap yang mudah dibawa dapat dipinjam dari rumah sakit dengan petunjuk penggunaannya. Kateter karet tidak boleh dimasukkan sampai melewati ujung dalam kanul trakeostomi, kecuali jika ada instruksi khusus untuk melakukannya dari dokter. Jika mesin penghisap tidak didapat, semprit steril atau kateter yang dapat dibeli di toko obat atau apotik bisa digunakan sebagai penghisap. Cara melakukan : 1) Siapkan alat-alat 2) Pegang kateter dengan salah satu tangan dan balon karet pada semprit dengan tangan yang lain 3) Tekan balon karet sebelum kateter dimasukkan ke dalam kanul trakeostomi, untuk mengeluarkan udara di dalamnya 4) Lepaskan balon karet, mukus akan terhisap ke dalam kateter dan semprit 5) Bersihkan alat-alat dengan air sabun. Peralatan tersebut sering dididihkan untuk memelihara kebersihannya
DAFTAR PUSTAKA
Bove MJ, Morris LL, danAfifi MS. 2010. Complication and Emergency Procedures of Tracheostomies. New York: Springer Publishing Company. Claudia Russell.,&Basil Matta. (2004). Tracheostomy, A Multiprofesional Handbook. London San Fransisco:GMM. Doenges, Marylin E. dkk. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta Somantri, Irman. Keperawatan Medikal Bedah Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. 2008. Jakarta : Salemba Medika.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERAWATAN TRAKEOSTOMI UNTUK MEMENUHI TUGAS KEPERAWATAN KRITIS DI RUANG ICU RUMAH SAKIT UMUM DR. SAIFUL ANWAR MALANG
OLEH: Ni Putu Devi Indriani
(P17211186022)
Rachmatul Hasanah
(P17211186034)
Rifandi Hardianto
(P17211186015)
Yaomil Dayu Satriyani
(P17211186031)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI 2019