Sap Psikososial Pkm.docx

  • Uploaded by: Yeye
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sap Psikososial Pkm.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,410
  • Pages: 13
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PSIKOSOSIAL PADA LANSIA

OLEH : KELOMPOK C

PRAKTEK PROFESI NERS STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG 2018

DISETUJUI OLEH

PEMBIMBING AKADEMIK

PEMBIMBING AKADEMIK

( Ns. Yola Yolanda S.Kep M.Kep)

(Meria Kontesa S.Kp M.Kep )

PEMBIMBING KLINIK

( Ns. Yulzi Emmi,S.Kep)

ANGGOTA KELOMPOK C:

CINDY ARDYANTIKA

(18123888)

HELYANA YOSEFA

(18123820)

MUH. KHAIRUL KHAKIMIN

(18123880)

MUHYI URFANI

(18123887)

RAHMI PUTRI ROZA

(18123797)

SEPTI NARALITA SURYA

(18123801)

SHERLY AHYUNDA

(18123879)

SRI RAHAYU

(18123843)

TRISIA WULANDARI

(18123806)

YOSI OKTAVIA

(18123814)

ZULFIKRI

(18123875)

SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Hidup Sehat Pada Usia Lanjut Sasaran

:

Hari/Tanggal

: Kamis, 18 April 2019

Jam

: 10.00 – 10.30 Wib

Waktu

: 30 menit

A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan aspek utama yang perlu diperhatikan bagi para lansia, adapun aspek psikis dan psikologis. Pada dasarnya lansia sangat rentan terkena penyakit atau terinfeksi virusdikarenakan penurunan kekebalan tubuh. Sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari

lansia terserang baik penyakit maupun virus akibat faktor kesehatan yang

mencakup gizi, pola makan, pola hidup yang kurang diperhatikan. Dengan bertambahnya usia, struktur dan fungsi sitem tubuh manusia berubah, baik itu fisik, mental, sosial dan emosional. Hal ini akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di usia lanjut. Psikologis penuaan yang berhasil dicerminkan pada kemampuan individu lansia beradaptasi terhadap kehidupan fisik, sosial dan emosional serta mencapai kebahagiaan, kedamaian dan kepuasan hidup. Karena perubahan dalam pola hidup tidak dapat dihindari sepanjang hidup, individu harus memperlihatkan kemampuan untuk kembali bersemangat. Penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi

normalnya,

sehingga

tidak

dapat

bertahan

(termasuk

infeksi)

dan

memperbaikikerusakan yang diderita. Mengingat kondisi tubuh lanjut usia tentu berbeda dengan merekaa yang masih dalam usia produktif. Disamping penyakit-penyakit ketuaan (geriatric), orang yang dalam lanjut usia lebih rentan terhadap penyakit, maka kita harus dapat merawat dan mengupayakan agar kesehatan para lansia tetap terjaga. Oleh sebab itu mahasiswa praktek profesi keperawatan gerontik merasa perlu untuk memberikan penyuluhan kesehatan dengan topik “Hidup Sehat Pada Usia Lanjut” agar diharapkan lansia mampu mempertahankan kemandirian dan kualitas hidup untuk mencapai kesejahteraan lansia.

B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Lansia mampu menjalankan pola hidup sehat di Usia Lanjut 2. Tujuan Khusus a. Menyebutkan pengertian Lansia Sehat b. Menyebutkan ciri-ciri lansia sehat dengan bahasa sendiri c. Menyebutkan pola hidup yang sehat di usia lanjut

C. SASARAN DAN TARGET 1. Sasaran

: Seluruh lansia di

2. Target

: Lansia

D. METODE 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi

E. MEDIA DAN ALAT 1. Leaflet 2. Flipchart 3. mikrofon

F. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu

: Kamis, 18 April2019 Pukul 10.00 – 10.30 WIB

2. Tempat

:

G. PENGORGANISASIAN 1. Moderator

:

2. Penyaji

:

3. Observasi

:

4. Fasilitator

:

H. URAIAN TUGAS 1. Penanggung jawab Bertanggung jawab atas pelaksanaan acara penyuluhan 2. Moderator  Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam  Memperkenalkan diri  Menjelaskan tujuan dari penyuluhan  Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan (kontrak waktu)  Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi  Mengatur waktu penyuluhan 3. Presenter  Menyampaikan materi kepada keluarga klien  Menjawab pertanyaan. 4. Fasilitator  Menyiapkan tempat dan media sebelum mulai  Memotivasi keluarga klien agar berpartisipasi dalam penyuluhan  Membantu presenter menjawab pertanyaan dari peserta  Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan 5. Dokumentator  Mendokumentasikan kegiatan selama penyuluhan baik dalam bentuk foto maupun video. 6. Observer  Mengobservasi seluruh kegiatan penyuluhan mulai dari awal hingga akhir penyuluhan 7. Konsumsi  Menyediakan dan mendistribusikan makanan kepada peserta penyuluhan 8. Teknisi  Mencari perlengkapan untuk penyuluhan

 Mempersiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan selama penyuluhan  Membantu kelompok apabila terdapat kesulitan selama penyuluhan  Merapikan perlatan setelah selesai penyuluhan

I.

SETTING TEMPAT

: observer

: presenter

: fasilitator

: audiens

: moderator : pembimbing

J.

KEGIATAN PENYULUHAN

No

Kegiatan Penyuluhan

I

Pembukaan

Kegiatan

Waktu

Moderator

5 Menit

 Memberikan salam

 Menjawab salam

 Memperkenalkan anggota

 Mendengarkan

kelompok

dan

memperhatikan

dan

pembimbing  Menjelaskan tentang topik  Mendengarkan

penyuluhan  Moderator

membuat

dan

memperhatikan

kontrak waktu& bahasa  Menyepakati II

Pelaksanaan 

Menggali pengetahuan lansia



Mengemukakan pendapat



Mendengarkan dan

20 Menit

tentang

pengertian lansia sehat 

Memberikan reinforcement

dan

memperhatikan

meluruskan konsep 

Menjelaskan

ciri-ciri



lansia sehat 

Mendengarkan dan memperhatikan

Menjelaskan

pola



hidup sehat di usia

Mendengarkan dan memperhatikan

lanjut 

Memberikan



Mengajukan pertanyaan



Mendengarkan

kesempatan pada lansia untuk bertanya 

Memberikan memperhatikan reinformen

(+)

dan

menjawab pertanyaan

dan

III



Presenter bersama lansia



menyimpulkan materi

Bersama presenter

5 Menit

menyimpulkan materi

5

m e



Presenter

mengadakan



Menjawab pertanyaan

i

evaluasi 

Presenter memberi salam



Menjawab salam



Moderator



Mendengarkan dan

menyimpulkan

hasil

memperhatikan

diskusi 

Moderator

memberi



Menjawab salam

salam

K. EVALUASI 1. Evaluasi Struktur a) Pengaturan tempat diharapkan sesuai dengan rencana. b) Audiens diharapkan dapat hadir sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. c) Diharapkan mampu menjalankan fungsi pengorganisasian dengan baik. d) Tempat dan media penyuluhan diharapakan dapat digunakan sesuai rencana. e) Lansia diharapkan memperhatikan dan mendengarkan dengan baik.

2. Evaluasi Proses a) Selama proses berlangsung diharapkan lansia dapat mengikuti seluruh kegiatan penyuluhan. b) Selama kegiatan berlangsung diharakan lansia berperan aktif. c) Selama kegiatan berlangsung diharakan lansia mengajukan pertanyaan. d) Peran mahasiswa sebagai pemberi penyuluhan diharapkan terlaksana sesuai tujuan.

n

t

e) Audiens tidak meninggalkan tempat penyuluhan selama proses penyuluhan berlangsung 3. Evaluasi Hasil a. 70% lansia dapat menyebutkan pengertian lansia sehat b. 70% lansia dapat menyebutkan ciri-ciri lansia sehat c. 70% lansia dapat menyebutkan pola hidup sehat di usia lanjut

MATERI DIABETES MELLITUS

A. Pengertian lansia sehat Lansia sehat adalah lansia yang mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik mereka dan lingkungan sosialnya. B. Ciri-ciri lansia sehat a. Secara fungsional masih tidak tergantung pada orang lain. b. Aktivitas hidup sehari-hari masih penuh walaupun mungkin ada keterbatasan dari segi sosial ekonomi yang memerlukan pelayanan. C. Pola hidup yang sehat a. Mengurangi konsumsi gula : konsumsi gula yang berlebihan akan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti DM, atau obesitas. b. Membatasi mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan asam urat. Peningkatan asam urat dapat memberikan nyeri pada persendian. Makanan yang tinggi kandungan asam uratnya adalah Jeroan (Organ hewan/Isi perut), alkohol, sardencis, Burung dara, Unggas (bebek dll), kaldu dan emping. c. Membatasi makanan yang mengandung lemak dan banyak makan sayur-sayuran dan buah-buahan sebagai sumber vitamin. Lemak dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dan berakibat penyempitan pada pembuluh sehingga menimbulkan penyakit hipertensi stroke, penyakit jantung koroner. Makanan yang mengandung lipid atau lemak yaitu telur, keju, kepiting-udang, cumi, susu, sarden. d. Mencegah kegemukan. Kegemukan dapat diobati dengan diit dan berolah raga untuk menurunkan berat badan pakailah diit separuh artinya waktu makan tetap tapi porsinya separuh. e. Mengontrol tekanan darah : Dapat mencegah terjadinya peningkatan tekanan darah atau hipertensi. Normalnya tekanan darah adalah 160/90 mmHg. Hipertensi bisa dihindari antara lain dengan tidak berlebihan makan makanan asin. Bagi yang tidak hipertensi batasi makanan garam. f. Menghentikan merokok dan tidak minum alkohol : Rokok dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Sehingga dapat menimbulkan penyakit jantung koroner,

Ca paru dan hipertensi. Alkohol dapat berefek seperti peningkatan kadar lipid dan juga dapat merusak hati. g. Beraktifitas atau berolah raga secara teratur. h. Olah raga yang ideal pada lanjut usia adalah house exercise atau room exercise yaitu olah raga ringan yang dilakukan 2 jam setelah makan : seperti senam atau lari ditempat. i. Olah raga yang teratur sangat dianjurkan agar hidup sehat seperti jalan kaki, senam, berenang atau bersepeda. j. Mengatasi stress k. Stress adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan ketegangan mental dan emosional. l. Stress dapat menyebabkan penyakit pada jantung dan pembuluh darah. Untuk meredam stress, tidurlah sehari minimal 6 (enam) jam, kalau tidak bisa tidur bisa dilakukan tidur semu artinya memejamkan mata sambil berbaring, tidak bergerak, tidak menerima telpon, tidak berbicara dengan siapa saja. m. Memeriksakan kesehatan secara teratur : Pemeriksaan kesehatan secara teratur 6 bulan sekali bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun jangan menunggu adanya gejala. n. Beribadah sesuai dengan keyakinan : dapat meningkatkan kesehatan normal, kesehatan hidup teratur dan dapat memberikan ketenangan hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2013.Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8.Jakarta : EGC. PERKENI (2011). Konsensus pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta. PERKENI (2015). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta. PB PERKENI. Price and Wison. 2012. Patofisiologi : konsep dasar klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC RISKESDAS. 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar Angka Kejadian Diabetes Melitus. Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2 Edisi 5. Jakarta : Internal Publishing.

Related Documents

Sap Psikososial Pkm
August 2019 24
Sap Psikososial Pkm.docx
August 2019 29
Askep Psikososial
May 2020 20
Psikososial Uts.docx
November 2019 26
Kdm Psikososial
April 2020 38

More Documents from "Intan Agustin"

Sap Psikososial Pkm
August 2019 24
Seminar Jadi.docx
August 2019 17
Sap Psikososial Pkm.docx
August 2019 29
Religion Imagenes.docx
November 2019 7