BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sanitasi 1. Pengertian Sanitasi Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia (Modul Pelatihan Hiperkes dan K3, 2019). Berikut beberapa pengertian Sanitasi dari berbagai ahli : a. Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. b. Upaya menjaga pemeliharaan agar seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan agar hygienis (sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau binatang lainnya. c. Menurut Dr.Azrul Azwar, MPH, sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. d. Menurut Ehler & Steel, sanitation is the prevention of diseases by eliminating or controlling the environmental factor which from links in the chain of tansmission. e. Menurut Hopkins, sanitasi adalah cara pengawasan terhadap faktorfaktor lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungan. 2. Sanitasi Industri Sanitasi perusahaan (industri) adalah tindakan-tindakan menciptakan kebersihan, menjaga kesehatan dan memelihara kenyamanan lingkungan kerja di dalam perusahaan yang memenuhi persyaratan hiperkes. Selain itu, sanitasi industri merupakan usaha kesehatan masyarakat lingkungan dalam batas-batas tertentu termasuk cara-cara pencegahan penyakit menular atau lain-lain, gangguan terhadap kesehatan tenaga kerja yang tidak dapat
1
dipisahkan dalam proses industri. terdapat 3 unsur pokok sanitasi industri, yaitu : unsur higiene, unsur estetika, unsur ekonomi. Aspek lingkungan industri dibagi menjadi 4 golongan, meliputi : golongan fisik, golongan kimia, golongan biologi dan golongan ergonomi ((Modul Pelatihan Hiperkes dan K3, 2019). Dengan
melaksanakan
sanitasi,
faktor-faktor
buruk
yang
dapat
menimbulkan penyakit dapat dicegah dan dihilangkan. Program sanitasi dilakukan untuk mendapatkan hasil yang efektif serta melibatkan seluruh jajaran personel di dalam perusahaan. Berikut terdapat beberapa hal yang harus dipenuhi dalam sanitasi industri : a. Pengadaan air bersih Pengadaan air bersih meliputi pendingin, pelarut, katalis, pembersih, penghasil panas dan tenaga, keperluan tenaga kerja, dan pemadam kebakaran. b. Pengadaan air minum Pengadaan air minum yang bebas dari unsur kimia dan mikrobiologi dengan proses penyaringan, pengendapan, menghilangkan partikel tersuspensi dan koloid, penyaringan dan disinfeksi. c. Penampungan air buangan Penampungan air buangan meliputi : air buangan kloset, air buangan bak mandi, wastafel dan dapur, penampungan air hujan, dan penampungan air buangan yang mengandung gas, racun, dan bahan berbahaya industri, laboratorium, atau rumah sakit. d. Pembuangan sampah Terdiri dari penyediaan tempat penampungan sampah, alat angkut sampah, tempat penampungan sementara, tempat pengolahan sampah terpadu, dan/atau tempat pemrosesan akhir sampah. e. Penyediaan makanan dan minuman f. Penyediaan
makanan
dan
minuman
yang
bebas
dari
zat-
zat/mikroorganisme yang membahayakan, atau mencegah agar bahan makanan yang mengandung zat-zat yang membahayakan kehidupan
2
tidak dikonsumsi. Golongan penyebab keracunan ditinjau dari sanitasi makanan dibedakan menjadi : 1. Golongan parasit 2. Golongan mikroorganisme 3. Golongan kimia 4. Golongan fisik 5. Golongan toksin Penyediaan makanan dan minuman di perusahaan perlu pengawasan yang sangat ketat agar tidak terjadi keracunan terhadap tenaga kerja. Demi menjamin hal tersebut, perusahaan yang mempekerjakan 50-200 tenaga kerja supaya menyediakan ruangan atau tempat makan dan perusahaan yang mempunyai lebih dari 200 tenaga kerja agar menyediakan kantin di perusahaan (SE Menakertrans, 1979). g. Bangunan / gedung Bangunan atau gedung harus memenuhi pedoman persyaratan teknis bangunan karena seluruh daerah di provinsi Indonesia rawan dengan terjadinya gempa. Persyaratan teknis bangunan antara lain : 1. Suhu lingkungan kerja harus dipertahankan 2. Penerangan
alami
atau
buatan
harus
baik
dengan
tidak
menimbulkan kesilauan 3. Ventilasi udara alami maupun buatan harus sempurna sehingga aliran udara segar dapat terpelihara baik 4. Tidak boleh ada kebisingan yang berlebihan 5. Bangunan secara fisik kokoh 6. Tangga tidak terlalu curam, tidak licin, terlindungi dari kecelakaan kerja 7. Melindungi tenaga kerja dari kemungkinan penularan penyakit atau bahan/zat yang membahayakan kesehatan dan kepuasan estetika h. Pengawasan/ pembasmian serangga dan binatang mengerat Caranya dengan pengawasan fisik (pemukulan, kawat kasa, alat pendingin/pemanas ruangan, mengaliri listrik), pengawasan kimiawi
3
(pestisida), pengawasan biologis (memanfaatkan musuh arthropoda dan rodentia), pengawasan kultural (mengubah perilaku bersih sehingga tercipta lingkungan bersih yang tidak menjadi tempat biakan arthropoda dan rodentia) i. Penyediaan fasilitas kebersihan Fasilitas kebersihan yang diperlukan antara lain tempat menyimpan pakaian kerja, tempat cuci, tempat mandi, ruang makan / kantin j. Ketatarumahtanggaan Yaitu dengan menjaga kebersihan fasilitas industri, mengatur perkakas alat, penyimpanan fasilitas dan bahan, serta menjaga semua fasilitas industri supaya tetap bersih baik dari debu maupun kepingan-kepingan sisa produksi.
Indikator ketatarumahtanggaan yang baik dapat
dibuktikan melalui : 1. Industri kelihatan bersih 2. Industri kelihatan teratur 3. Industri kelihatan cukup penerangan 4. Cat kelihatan bersih 5. Kebutuhan udara cukup 6. Mesin-mesin diatur aman dan efisien untuk melaksanakan pekerjaan atau mesin mudah dibersihkan k. Pengawasan terhadap pencemaran Pengawasan pencemaran di tempat kerja khususnya terhadap bahaya lingkungan kerja harus memenuhi nilai ambang batas untuk faktor bahaya fisik, faktor bahaya kimia, syarat kebersihan, penerangan, dan ventilasi udara. 3. Pengendalian Limbah Industri a. Pengelolaan Limbah Cair Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya. Pengelolaan air buangan dibagi menjadi 3 metode :
4
1. Pengelolaan secara fisika, yaitu melalui proses flotasi menyisihkan bahan yang mengapung (minyak,lemak), dilanjutkan proses adsorbs atau reverse osmosis 2. Pengelolaan secara kimia, yaitu dengan memberikan bahan kimia tertentu yang diperlukan agar terjadi netralisasi muatan dan koloid mudah diendapkan 3. Pengelolaan secara biologi, yaitu dengan proses lumpur aktif dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi dan dengan bioreaktor film tetap b. Pengendalian Pencemaran Udara Pengendalian pencemaran udara dilakukan dengan ventilasi isap setempat, atau scruber arus balik c. Pengendalian Pencemaran Tanah Limbah padat umumya dibuang dengan jalan ditanam dalam tanah. Apabila tidak dapat dilakukan karena sifat racunnya, maka harus ditanam di dalam tanah dengan dimasukkan terlebih dahulu ke dalam drum khusus yang tidak akan hancur oleh air tanah. Penanganan yang lebih aman lagi yaitu setelah dimasukkan ke dalam drum khusus, ditanam dalam tanah dengan waduk beton yang dilapisi plastik. d. Pengendalian Sampah Industri Sampah sering dibuang dengan sistem dumping ini sangat merugikan karena
akan
mengakibatkan
terjadinya
(1)
pencemaran;
(2)
pengotoran; (3) kekurangan O2; (4) mengganggu kesehatan; timbulnya berbagai
macam penyakit; (5) estetika kurang nyaman; (6)
menimbulkan bau busuk. Berdasarkan UU No: 18 tahun 2008 tentang sampah pada pasal (9) ayat (1) penyelenggaraan pengelolaan sampah berupa penyediaan tempat penampungan sampah, alat angkut sampah, tempat penampungan sementara, tempat pengelolaan sampah terpadu, dan / atau tempat pemrosesan terakhir sampah. 4. Manfaat Sanitas Beberapa manfaat sanitasi meliputi : 1. Mencegah penyakit menular
5
2. Mencegah kecelakaan 3. Mencegah timbulnya bau tidak sedap 4. Menghindari pencemaran 5.
Mengurangi jumlah presentasi sakit
6.
Lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman.
6
BAB III PROFIL PERUSAHAAN
A. Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan
: PT. Adi Satria Abadi (ASA)
Jenis Perusahaan
: Industri Pembuatan Sarung Tangan Golf
Alamat
: Jl. Sambisari, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Jumlah Tenaga Kerja
Tanggal Kunjungan
: 233 orang : 22 Februari 2019
B. Bahan Produksi Bahan yang diperlukan :
Bahan baku
: kulit domba dan kulit kambing yang telah disamak.
Bahan tambahan
: benang, pita siap pakai, label mesin/ peralatan yang digunakan.
Alat berat
: mesin produksi (mesin cutting, mesin press, mesin jahit, mesin ironing.
Alat ringan
: gunting, jarum, pensil, penggaris, lem.
C. Proses Produksi 1. Pemilihan bahan baku 2. Proses Cutting Proses pengepresan bahan baku kemudian memotong kulit sesuai dengan pola 3. Proses Pengeleman (PSP) Pengeleman bahan-bahan yang diperlukan 4. Proses Sewing Proses penjahitan bahan baku 5. Proses Seleksi (Control Quality)
7
6. Proses Ironing 7. Proses Final 8. Proses Packaging 9. Export hasil bahan
8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sanitasi (Kebersihan Perusahaan) 1. Bangunan Tempat Kerja
Halaman : halaman PT ASA dari depan tampak luas, bersih dan indah dengan adanya tanaman hias dan kolam ikan di halaman depan serta cukup untuk lalu lalang baik orang, barang maupun kendaraan, bersih. Namun pada beberapa tempat masih ditemukan adanya air yang menggenang. Saluran air tidak menggenang dan tertutup kuat, akan tetapi pada beberapa bagian ada yang tidak ditutup. Pada beberapa tempat masih didapatkan tumpukan barang yang tertata tidak rapi
9
Gedung : -
Dinding gedung tempat produksi kering, dicat warna putih dan mudah dibersihkan. Dinding bangunan dibersihkan setiap 2 minggu sekali oleh bagian cleaning service dan dicat ulang setiap 5 tahun sekali. Namun pada beberapa lokasi meliputi mushola dan ruang makan dinding tampak lembab dan pada sebagian ruang produksi mulai tampak mengelupas dan tampak kotor. Langitlangit gedung tampak bersih.
-
Lantai gedung produksi berbahan keramik warna putih dan tampak bersih. Hanya terdapat sisa-sisa bahan produksi disekitar mesin jahit. Pada beberapa bagian tampak bagian lantai yang tidak rata.
-
Atap gedung terbuat dari asbes dan dapat melindungi pekerja dari sinar matahari dan hujan. Tidak didapatkan adanya kebocoran pada atap. Atap tidak berlubang.
-
Bangunan bawah tanah tidak ada.
10
2. Fasilitas Kebersihan
Toilet : Jumlah MCK yang terdapat di PT ASA adalah 10 MCM yang masing-masing tersebar di beberapa titik di perusahaan tersebut. -
Satu MCK terletak di belakang klinik (tidak dibedakan lakilaki/perempuan).
-
Satu MCK terdapat di ruang tamu (tidak dibedakan lakilaki/perempuan).
-
Empat MCK untuk perempuan di belakang gedung produksi.
-
Satu MCK dengan 3 kloset berdiri untuk laki-laki, 3 MCK untuk laki-laki.
Jumlah MCK di atas kurang memadahi untuk seluruh karyawan. Dengan jumlah karyawan 233 pekerja, seharusnya terdapat minimal 15 MCK yang dibagi menjadi MCK untuk perempuan dan untuk laki-laki. Fasilitas yang terdapat di dalam MCK meliputi bak mandi/ember , WC jongkok, kloset berdiri (di toilet laki-laki), dan gayung. Namun, tingkat kebersihan MCK masih kurang dilihat dari lantai MCK yang tampak kotor namun tidak licin dan tidak berlumut, bak mandi/ember yang kotor. Kualitas air di dalam kamar mandi relatif bersih dan baik, tidak berbau, tidak berwarna, dan jernih. Pembuangan air mengalir dengan baik. Terdapat pintu, penerangan yang cukup dan ventilasi udara baik. Masing-masing toilet memiliki panjang sekitar 150 cm, dengan lebar sekitar 120 cm, dan tinggi dinding sekitar 250 cm, dan lebar pintu sekitar 70 cm. Terdapat tempat sampah didekat masing-masing toilet. Terdapat sabun cair untuk cuci tangan, namun tidak terdapat tempat cuci tangan (wastafel) di sekitar MCK. Toilet dibersihkan 2x setiap hari oleh petugas kebersihan.
11
Loker dan Ruang Ganti -
Terdapat loker bagi karyawan di beberapa lokasi di perusahaan (halaman depan, mushola). Loker tampak terbuka dan tidak ada penutupnya sehingga dari luar nampak tidak rapi dan berisiko terjadinya kehilangan.
-
Terdapat ruang ganti bagi tenaga kerja laki-laki dan perempuan yang letaknya terpisah. Ruangan ganti tampak kotor dan justru dijadikan tempat untuk menyimpan barang-barang. Ruang ganti tidak memiliki pintu yang terkunci sehingga tidak aman untuk digunakan.
12
Tempat Sampah dan Fasilitas Kebersihan Tempat sampah didapatkan di beberapa titik di bagian bangunan. Pada satu titik (samping ruang produksi) terdapat beberapa tempat sampah yang tertuliskan sampah plastik, kertas dan kulit, namun penggunaan tempat sampah tersebut masih belum sesuai karena tidak dilakukan pemilahan sampah. Hampir sebagian besar tempat sampah tampak terbuka dan tidak tertutup, sehingga sangat memungkinkan menjadi sarang lalat atau serangga. Tempat sampah yang digunakan di PT ASA berbahan plastik dan sebagian merupakan drum yang kedap air dan terdapat penutup tempat sampah, walaupun terdapat yang tidak ada penutupnya. Pengelolaan sampah perusahaan diserahkan pada pihak dari luar perusahaan.
13
3. Kebutuhan Udara
Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) -
Udara di dalam ruang produksi terasa panas. Suhu ruang produksi sebesar 30º C. Padahal suhu udara yang nyaman (comfort zone) untuk iklim tropis seperti di Indonesia adalah 23º C-26º C. Suhu ruang
sebesar
30º
C
merupakan
batas
maksimal
yang
diperbolehkan dalam suatu ruangan perusahaan, sehingga akan lebih baik jika suhu ruangan disesuaikan dengan comfort zone iklim tropis di Indonesia. -
Ventilasi Udara Ventilasi baik yang berasal dari ventilasi buatan dan ventilasi alami yang ada di perusahaan dapat memenuhi kebutuhan udara dan mengurangi kontaminan udara. Ventilasi untuk ruang kantor dan beberapa bagian produksi menggunakan AC (ventilasi buatan). Ruang produksi menggunakan ventilasi alami yaitu jendela, exhaust fan, dan jendela yang sebagian tampak berdebu. Berdasarkan KUDR (suhu ruangan) yang terukur, jumlah ventilasi pada ruang produksi kurang sehingga perlu ditambahkan ventilasi untuk mengurangi hawa panas dan kontaminan di udara.
14
4. Kerumahtanggaan
Ringkas : Baik peralatan, perkakas dan bahan yang digunakan sudah dipisahkan, masing-masing sesuai pada bagian tempat produksinya.
Rapi : penataan peralatan perkakas dan bahan sesuai dengan posisinya.
Bersih : peralatan, perkakas dan bahan yang digunakan tampak bersih, walaupun pada beberapa alat tampak sedikit kotor karena sudah lama tidak digunakan.
Rajin : tenaga kerja selalu berusaha menjaga kebersihan tempat kerjanya, walaupun saat kami berkunjung terdapat beberapa sampai sisa produksi yang masih berserakan di lantai tempat kerja.
Rawat : perawatan baik terhadap mesin dan ruangan dilakukan secara rutin sesuai dengan SOP perusahaan.
15
BAB V SARAN DAN KESIMPULAN
A. Kesimpulan 1. Kebersihan sarana dan prasarana MCK secara keseluruhan baik, akan tetapi jumlah dari MCK belum sesuai dengan jumlah tenaga kerja. 2. Kebersihan tempat kerja kurang terawat dengan masih ditemukannya sampah-sampah sisa produksi. 3. Kebersihan area gedung sudah cukup baik, akan tetapi masih ditemukan beberapa bagian dinding yang lembab serta terkelupas dan peralatan yang tampak kotor dan berdebu. Masih ditemukan air yang menggenang pada halaman. 4. Pada beberapa tempat masih didapatkan tumpukan barang yang tertata tidak rapi.
B. Saran 1. Meningkatkan kebersihan sarana dan prasarana MCK dan menambah jumlah MCK sesuai dengan jumlah tenaga kerja. 2. Meningkatkan kebersihan tempat kerja dengan memberikan edukasi kepada tenaga kerja untuk menjaga kebersihan tempat kerja 3.
Meningkatkan kebersihan area gedung, dengan secara berkala melakukan pembersihan dan perawatan gedung.
4. Menyusun tumpukan barang dengan rapi
16
17
18