Sang Dewa Eps.2

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sang Dewa Eps.2 as PDF for free.

More details

  • Words: 1,201
  • Pages: 3
It’S My Live Bag.II Matahari mulai redup, Sang Awan menutupi langit biru dengan suasana yang begitu dingin. Awam kelabu terus berdatangan menutupi Sang Surya. Aku pun hanyut dalam suasana yang kelam ini. Aku terbawa arus Sang Awan yang kian lama menghilangkan Sang Surya, hati ini terasa gelap tertutup Sang Awan kelabu. Sadar ataukah tidak ? Hidup adalah sebuah pilihan yang begitu banyak. Mata hatiku kian menjauh dari raga ini karena tertiup oleh angin dingin. Jauh di sana aku inginkan sesosok sahabat yang kekal abadi. Raga kian lemah menanti seorang sahabat, tanpa adanya sebuah spirit, jatuh kedasar jurang kesendirian. Tak ada yang dapat menolong diriku ini, tak ada orang yang perduli kepadaku, dan tak ada sebuah kasih sayang untukku. Salah atau tidak ? Aku memohon karunia seorang sahabat yang abadi, tapi aku sadar, di dunia yang fana ini tak ada yang abadi. Aku butuh seorang teman, aku butuh seorang sahabat, dan aku juga membutuhkan sebuah kasih sayang. Semua itu hanyalah sebuah angan-angan belaka, aku sendiri, aku hina dan aku lemah. Aku tak dapat memiliki seorang teman, seorang sahabat atau bahkan sebuah kasing sayang. Sifat keegiosan yang selalu membuatku menangis. Ehm…….! Semua itu tak dapat aku raih, aku

tak dapat memiliki seorang sahabat dan kasih sayang. Aku hanyalah seorang pengecut yang

berani jika sudah di belakang. Aku tak tau mengapa ? Aku ditinggalkan oleh teman-temanku. Aku akan terus mencari sebuah kehidupan yang aku inginkan sampai hidup ini mencapai puncaknya. Walau raga ini luluh lantah aku akan tetap mencari apa yang berarti untuk kehidupanku. Luluh lantah yang larut dalam sebuah angan-angan belaka, itulah aku, aku inginkan sebuah persahabatan yang abadi, tapi hidup ini tak sejalan dengan apa yang aku inginkan. Aku, aku dan aku yang akan terus mencari kehidupan yang abadi, seorang teman dan sahabat yang tidak akan membuat aku kecewa. Seorang yang selalu percaya kepadaku dan selalu setia kepada diriku, aku tak mengharapkan sebuah harta benda, kedudukan ataupun pagkat. Aku butuh teman, aku butuh seorang sahabat dan aku butuh sebuah kasih sayang. Aku hanya inginkan seorang sahabat, tapi aku selalu mengalami kekecewaan. Apa yang salah dalam diriku, apa, apa…..??? Ya Tuhan berikanlah rahmat dan hidayahmu, agar aku dapat menemukan seorang sahabat dalam kehidupanku. Aku lemah, aku hina, aku penuh dengan dosa, berikanlah aku sebuah kasih sayang yang abadi. Aku tidak ingin menjadi manusia setengah dewa yang bisa menyihir umat manusia, aku ingin memiliki rasa kasih sayang.

Seorang sahabat yang pernah aku dapatkan kini hilang di telan bumi. Entah, entah dan entah mengapa ? Aku dibuatnya kecewa. Apa khilafku, apa dosaku, dan siapa diriku aku hanya inginkan seorang sahabat yang setia sampai ujung usiaku. Tapi mereka akan hilang begitu saja. Hari telah berlalu tak ada perubahan dalam semua kehidupanku. Aku kehilangan sebuah persahabatan yang telah lama aku jalin. Lewat sebuah tutur kata aku ungkap keberadaan Sang Dewa, hingga aku harus mengorbankan seorang sahabat. Tutik kian menjauh dariku, Sang Dewa bangkit dari alam kuburnya dan membawa pergi Sang Mentari. Seorang sahabat yang hanya satusatunya, gejolak angin memadamkan lilin kehidupan. Aku kembali dalam sebuah jurang kesendirian, aku tak mampu bangkit dari jurang kesendirian itu. Tolong, tolong dan tolonglah aku, angkat aku dari jurang yang begitu gelap ini. Ach……..!!!! tak ada yang peduli, tak ada yang mau menolongku. Menolong seorang yang tengah jatuh ke dasar jurang kesendirian. Tutik……….!!!! Tolonglah aku, angkat aku dari jurang ini ! bawa aku ke dunia cahaya. Aku lemah aku tak dapat bangkit dari dasar jurang ini. Tolong, tolong dan tolong……!!!! Aku meminta cahaya yang dapat menerangiku dalam jurang ini. Aku kehilangan semua sayap kehidupanku, bawakan aku sepasang sayap yang baru, obati luka ini, tumbuhkan sayap yang patah ini, dan berikan aku sebuah energi kehidupan. Aku lelah mencarinya, aku tak mampu membuatnya, aku telah kehilangan sepasang sayap. Aku tak dapat terbang tinggi mencapai matahari. Panas, panas dan panas, tapi walau begitu Sang Surya akan tetap memberikan kehidupan. Detik telah berganti menit, menit telah berganti jam, jam telah berganti hari, hari berlalu tanpa adanya sebuah peningkatan. Aku masih tetap aku yang tidak mempunyai seorang sahabat yang abadi, seorang teman pun aku tak mempunyainya. Aku membentuk sebuah organisasi untuk mengukir sejarah kehidupan, aku menjadi kepala program tersebut. Banyak orang yang tidak menyukainya, aku akan tetap terus berusaha untuk mencapai sebuah ukiran yang akan menjadi sebuah sejarah baru. Di usia yang masih muda, organisasi ini terbentuk dengan anggota tak lebih dari 12 orang. Walaupun semua itu hanyalah sebuah danau yang kecil, aku akan berusaha membuat sebuah pengairan yang luas dengan danau tersebut. Sambil menyelam minum air, belum lama aku memulai, Ria, orang yang aku sayangi, telah kabur dibawa Sang Dewa. Aku harus mengerti dan rela kehilangan dirinya, aku akan tetap sayang dan berharap dapat kembali lagi. Bila Sang Waktu telah bicara tak ada orang yang bisa menghalanginya. Ria mengalami sebuah kesalahan, tuturkatanya telah membawanya kepada kemuraman. Tutur kata yang telah memberikan sebuah pengertian yang negatif untuk Gun. Aku sadar aku tak mempunyai rasa kasih sayang, aku berusaha untuk membuat sebuah tali persahabatan yang tak akan putus dimakan usia. Tutur kata yang akan membuat sebuah rentang jurang pemisah

yang begitu lebar. Dan tak akan pernah kembali menyatu, sebuah jurang pemisah yang dibuat oleh tutur kata yang lepas tanpa kendali. Ria datang dengan sebuah kemuraman, aku akan tetap menolongnya karena ia adalah orang yang buat hidupku berubah. Aku membantu menyelesaikan sebuah kesalahan tutur kata yang mengakibatkan luasnya jurang pemisah dengan Sang Hati. Aku inginkan sebuah persahabatan, aku ingikan seorang sahabat. Aku luluh lantah melihat Sang Dewi meneteskan air mata karena sebuah bintang yang telah ia ciptakan hilang di telan gelapnya malam. Dengan hati yang lapang aku lepaskan semua benang-benang yang melilit diseluruh tubuhku, aku buang semuanya, aku inginkan sebuah kebahagianan datang kepada Sang Dewi. Aku tak akan menjadi sebuah bayangan yang akan memakan bintang milik Sang Dewi. Ria…..!!!! pergilah dengan sepasang sayapmu dengan seorang manusia bumi pilihanmu. Aku lapangkan diri ini, biarlah kau terbang dengan seorang yang kau pilih. Biarkan aku tetap berada di dasar jurang kesendirian, aku tak bisa terbang denganmu, kau telah memilih seorang dari seribu manusia bumi. Aku sadar, aku tak mampu terbang, aku tak bisa buat sebuah bintang, biarlah kau terbang denganya. Ria…….!!! kembalikan, kembalikan seorang sahabatku yang telah kau sandera, aku sudah melepasmu, aku sudah membuka sangkarmu, sekarang berikanlah apa yang kau ambil dariku. Aku lelah, aku tak berdaya, aku inginkan seorang sahabatku kembali. Terbang, terbang, terbang jauh ke sana, berikan aku apa yang kau ambil dariku. Ehm….!!! Biarlah Sang Dewi pergi, aku yakin suatu ketika Sang Dewi akan kembali menjemputku. Aku korbankan sepasang sayapku untuk mengganti bintang yang telah hilang. Bukan aku menyerah, bukan aku kalah, aku hanya ingin Sang Dewi dapat terbang dengan manusia bumi. Aku tak dapat memegang apa yang telah aku lepaskan aku tak mampu melihat Sang Dewi menangis. Biarlah aku lelap dalam kesakitan, kehinaan, keburukan dasar jurang ini. Aku akan bangkit dengan titik-titik pengahabisan, biarlah aku mencapai puncak kehidupan ini dalam sebuah dasar jurang. Aku akan tetap terbang, aku akan tetap bangkit, dan aku akan terus mencari seorang teman, sahabat dan kasih sayang. Biarlah Sang Dewa menghancurkan diriku, aku akan tetap bertahan. Kehidupanku tak semuanya sejalur dengan apa yang aku pikirkan. Oke……!!!!! Bila sang waktu datang, biarlah aku menggoreskan tinta dalam lembaran kertas putih. Sang Dewi tak akan pernah kembali kepadaku…….!!!!!!! Nantikan episode selanjutnya……..!!!!!! >>> to be continue……………………………………………………………….

Related Documents

Sang Dewa Eps.2
June 2020 7
Sang Dewa Eps.1
June 2020 3
Wew Dewa
June 2020 17
Dewa Eros
April 2020 24
Dewa = Yahudi
June 2020 17
Daun Dewa
October 2019 57