BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Promosi
kesehatan
merupakan
pilar
dalam
penyelenggaraan misi meningkatkan kesehatan masyarakat dan
pencegahan
Target
dari
penyakit promosi
(Notoatmodjo kesehatan
et
al.,
adalah
2012).
terjadinya
perubahan perilaku agar masyarakat berperilaku hidup sehat. Hal ini karena perilaku merupakan salah satu faktor
yang
berpengaruh
terhadap
derajat
kesehatan
masyarakat. Masalah kesehatan terkait perilaku hidup bersih dan
sehat
Nations
yang
rendah
Children’s
Fund
masih
banyak
terjadi.
(UNICEF)(2012)
United
mengungkapkan
bahwa sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk serta air minum yang tidak aman berkontribusi terhadap 88% kematian anak akibat diare di seluruh dunia. Kebersihan diri yang buruk juga erat kaitannya dengan penyakit kecacingan dan penyakit ini prevalensinya lebih banyak diderita anak-anak. Di
Indonesia
sendiri
masalah
terkait
perilaku
hidup bersih dan sehat juga masih banyak terjadi. Data dari Kemenkes (2015) menyebutkan bahwa pada tahun 2013 1
2
pencapaian presentase rumah tangga yang mempraktikkan PHBS sekitar 55%, padahal target di tahun 2014 adalah 70% sehingga angka tersebut masih jauh dari sasaran. Selain itu masih ada 17,4% anggota rumah tangga ≥10 tahun
yang
besar.
berperilaku
Oleh
perilaku
karena
hidup
tidak
masih
bersih
benar
dalam
banyaknya dan
buang
masalah
sehat
yang
air
terkait terjadi,
Kementerian Kesehatan menyusun kebijakan dan strategi dalam
Rencana
(RPJMN)
Pembangunan
tahun
2015-2019
Jangka yang
Menengah
salah
satu
Nasional tujuannya
adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok Beberapa
usia
kerja,
indikator
maternal,
yang
akan
dan
kelompok
dicapai
lansia.
antara
lain
meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat,
serta
meningkatnya
upaya
peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (Kemenkes, 2015). Masalah bersih
dan
kesehatan sehat
yang
yang
terkait
rendah
juga
perilaku
hidup
masih
banyak
ditemukan di tingkat kabupaten, salah satunya adalah di Kabupaten Kulon Progo. Pada tahun 2014 di kabupaten ini masih
banyak
ditemukan
kasus
kecacingan
dan
3
penderitanya kebanyakan adalah kelompok anak-anak umur 0-14
tahun
yang
mencapai
523
orang
dari
jumlah
penderita kecacingan total pada tahun tersebut sebanyak 672 orang (Karuniawati, 2014). Selain itu, dari hasil pemeriksaan peserta
penunjang
didik
dalam
sekolah
penjaringan
dasar
(SD)
kesehatan
dan
madrasah
ibtidaiyah (MI) tahun 2014 di Kulon Progo, didapatkan hasil bahwa sebanyak 1,42 % siswa menderita anemia dan sebanyak 0,15 % menderita kecacingan. Desa Hargotirto merupakan salah satu wilayah di Kabupaten
Kulon
Progo
yang
masih
memiliki
beberapa
permasalahan terkait perilaku hidup bersih dan sehat. Desa
ini
terletak
di
wilayah
Pegunungan
Menoreh
di
sebelah barat laut waduk Sermo Kulon Progo. Di desa yang
sebagian
besar
wilayahnya
berbukit
ini
mata
pencaharian sebagian besar penduduknya adalah sebagai petani, pengrajin gula kelapa, dan penderes. Sebagian besar pendidikan masyarakatnya masih sangat rendah dan hanya
beberapa
perguruan
saja
tinggi.
yang
Masalah
menempuh utama
pendidikan
di
desa
ini
sampai adalah
tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Tidak sedikit masyarakat
di
kebiasaan
buang
keluarga
yang
desa air
Hargotirto besar
memiliki
di
jamban
yang sungai sehat
masih
memiliki
karena di
jumlah
wilayah
ini
4
masih rendah. Selain itu masih banyak penduduk di desa Hargotirto
yang
membuang
sampah
di
sungai,
sehingga
dapat menyebabkan pencemaran air di waduk Sermo yang letaknya dekat dengan desa Hargotirto, padahal waduk ini berfungsi sebagai PDAM sumber air bersih, tidak hanya bagi desa Hargotirto tetapi juga bagi beberapa desa
lain
di
Kulonprogo.
Di
desa
ini
masih
banyak
ditemukan permasalah kesehatan, seperti masih banyaknya kasus cacingan dan diare pada anak serta anemia pada ibu hamil. Untuk itu, pendidikan atau promosi kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat perlu dilakukan sejak dini, khususnya bagi anak sekolah. Sekolah namun
juga
berfungsi dapat
sebagai
menjadi
tempat
ancaman
pembelajaran,
penularan
penyakit
jika tidak dikelola dengan baik karena anak sekolah merupakan kelompok usia yang rentan terkena berbagai masalah mengganggu pendidikan
kesehatan. proses atau
Terganggunya pendidikan.
promosi
kesehatan
Oleh
kesehatan
di
karena sekolah
akan itu, sangat
dibutuhkan karena sebagian besar anak-anak usia 5-19 tahun menghabiskan waktunya di sekolah dan di tempat ini
pula
mereka
mempelajari
berbagai
pengetahuan,
termasuk kesehatan, sebagai bekal kehidupannya kelak (Notoatmodjo et al., 2012). Anak usia sekolah dasar
5
kelas IV,V, dan VI, cenderung memiliki sifat ingin tahu dan
ingin
belajar,
serta
mereka
gemar
membentuk
kelompok sebaya untuk bermain bersama-sama. Lingkungan pergaulan
ini dapat berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku anak. Terjadinya
perubahan
perilaku
kesehatan
membutuhkan sebuah proses dan hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah sikap. Sikap merupakan faktor predisposisi yang dapat berpengaruh terhadap perilaku individu, kelompok, atau
masyarakat
indikator
(Green,
perubahan
1980).
perilaku
Sikap
kesehatan
dapat
menjadi
karena
sikap
menunjukkan penilaian atau pendapat seseorang terhadap masalah kesehatan, dalam hal ini adalah PHBS. Dengan promosi kesehatan, diharapkan dapat mendorong kemauan atau
kesediaan
individu
atau
masyarakat
untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat. Beberapa tahun belakangan ini, alat peraga atau media pendidikan atau promosi kesehatan yang interaktif dan
komunikatif
dikembangkan, Permainan
ini
bagi
misalnya
anak-anak
media
merupakan
telah
permainan
permainan
ular
banyak tangga.
tradisional
yang
sering dimainkan anak-anak dan mudah untuk dimainkan. Salah
satu
penelitian
tentang
efektifitas
media
6
permainan ular tangga adalah penelitian yang dilakukan oleh
Hamdalah
Metode
Ceramah
Ceramah
dengan
(2011) dengan Media
tentang
“Perbedaan
Media
Cerita
Permainan
Ular
Efektifitas
Bergambar Tangga
dan Dalam
Meningkatkan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Kesehatan Gigi dan Mulut”. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa ceramah dengan media permainan ular tangga lebih efektif dari pada ceramah dengan media cerita bergambar dalam mempersepsikan pengetahuan, sikap, dan praktik tentang kesehatan gigi dan mulut. Belum ada penelitian tentang
pengaruh
promosi
kesehatan
dengan
media
permainan ular tangga tentang PHBS, sehingga peneliti termotivasi untuk mengembangkan media permainan ular tangga yang dimodifikasi dan diberi penjelasan singkat dari masing-masing pasang gambar yang terhubung oleh ular atau tangga yang dibuat dalam bentuk kartu sebagai media promosi kesehatan dalam meningkatkan sikap siswa tentang PHBS. Dengan peningkatan sikap siswa dalam berPHBS,
diharapkan
perubahan
ini
peningkatan praktik dalam PHBS.
juga
diikuti
dengan
7
B. Rumusan Masalah Apakah promosi kesehatan menggunakan alat peraga edukasi berupa ular tangga berpengaruh terhadap sikap siswa SD tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di desa Hargotirto Kokap Kulon Progo?
C. Tujuan Penelitian Untuk menggunakan
mengetahui
apakah
promosi
alat
edukasi
berupa
peraga
kesehatan ular
tangga
berpengaruh terhadap sikap siswa SD tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di desa Hargotirto Kokap Kulon Progo.
D. Keaslian Penelitian Penelitian
tentang
efektifitas
media
promosi
kesehatan ular tangga dan kartu terhadap sikap siswa SD di
Desa
Progo
Hargotirto
tentang
(PHBS)belum
Kecamatan
Perilaku
pernah
Kokap
Hidup
dilakukan,
Kabupaten
Bersih tetapi
dan ada
Kulon Sehat
beberapa
penelitian yang terkait yang pernah dilakukan, yaitu : 1. Arini
(2005)
Perilaku
tentang
Hidup
bersih
“Pengaruh dan
Sehat
Promosi
Kesehatan
terhadap
Tingkat
Pengetahuan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Siswa SD di Wilayah Kerja Puskesmas Piyungan Bantul
8
Yogyakarta”.
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
quasi experimental dengan rancangan non equivalent control
group
design
with
pretest
and
posttest
dengan instrument berupa kuesioner dan check list observasi. Sampel yang diambil adalah siswa kelas IV, V, dan VI SD di Wilayah Kerja Puskesmas Piyungan Bantul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi kesehatan PHBS dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku
anak
dalam
berperilaku
hidup
bersih
dan
sehat. 2. Mahyuni
(2008)
Kesehatan Melalui
Perilaku
Metode
Kesehatan Kabupate
tentang Hidup
Ceramah
Remaja Banjar
“Efektifitas Bersih
dan
Sekolah Provinsi
dan
Role
Promosi
Sehat
Play
(PHBS)
pada
Menengah
Kader
Pertama
Kalimantan
di
Selatan”.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu dengan
rancangan
non
equivalent
control
group
design with pretest and posttest. Subjek penelitian adalah
kader
Kabupaten
kesehatan
Banjar
yang
remaja
dan
ditentukan
siswa
SMP
denngan
di
teknik
purposive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ceramah
dan
role
play
lebih
efektif
meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan aktivitas kader kesehatan remaja dari pada metode pemberian folder PHBS.
9
3. Hamdalah
(2011)
Metode
Ceramah
Ceramah
dengan
Meningkatkan Kesehatan simple
tentang
dengan Media
“Perbedaan
Media
Permainan
Pengetahuan,
Gigi
random
dan
Cerita
sampling
Bergambar
Ular
Sikap,
Mulut”.
Efektifitas
Tangga dan
Penelitian
dan
dan
Dalam
Praktik
ini
dianalisis
dengan dengan
Wilcoxon signed rank test dan Kruskall Wallis test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas media permainan ular tangga lebih tinggi dari pada media cerita bergambar dalam mempersepsikan pengetahuan, sikap,
dan
praktik
tentang
kesehatan
gigi
dan
mulut. Perbedaan
penelitian
ini
dengan
penelitian-
penelitian di atas adalah pada variabelnya, sampel, dan lokasi penelitian.
E. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada : 1. Institusi
pendidikan
dan
kesehatan
di
Kecamatan
Kokap Kabupaten Kulon Progo Sebagai bahan masukan promosi kesehatan menggunakan media
ular
tangga
sebagai
media
permainan
yang
10
edukatif dalam penyuluhan PHBS siswa SD di Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon progo. 2. Peneliti Sebagai referensi agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan
rujukan,
terutama
yang
berkaitan
dengan
promosi kesehatan terhadap siswa SD tentang PHBS. 3. Siswa SD Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan sikap siswa SD tentang PHBS.